Negara: Lebanon

  • Lebanon Sebut Israel Ledakkan Rumah-rumah Penduduk di Perbatasan

    Lebanon Sebut Israel Ledakkan Rumah-rumah Penduduk di Perbatasan

    Beirut

    Media pemerintah Lebanon mengatakan tentara Israel meledakkan rumah-rumah di desa perbatasan Lebanon. Ledakan besar terdengar akibat aksi tentara Israel itu.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024), hal itu dilaporkan oleh Kantor Berita Nasional (NNA). Dalam laporannya Israel telah menghancurkan rumah-rumah penduduk di desa perbatasan Adaisseh.

    “Tentara musuh Israel sejak fajar telah meledakkan dan menghancurkan rumah-rumah,” katanya.

    NNA juga melaporkan ‘ledakan besar di desa perbatasan Kfar Kila. NNA mengatakan ledakan itu terdengar di selatan saat asap mengepul di atas area tersebut.

    Militer Israel sebelumnya telah melaporkan ‘ledakan dalam jumlah besar bahan peledak di Lebanon’ yang cukup kuat untuk memicu peringatan gempa bumi di sebagian besar wilayah Israel.

    Sebuah video yang beredar di media sosial menunjukkan ledakan besar di sepanjang perbatasan tetapi AFP tidak dapat memverifikasi keasliannya secara independen.

    Media pemerintah Lebanon telah melaporkan beberapa insiden ledakan Israel di desa-desa perbatasan dalam beberapa hari terakhir di tengah invasi darat Israel.

    Kedua pihak mulai saling tembak lintas perbatasan dengan Hizbullah tahun lalu terkait perang Gaza, tetapi perang habis-habisan meletus pada tanggal 23 September, ketika Israel meningkatkan operasi udaranya terhadap benteng Hizbullah di Lebanon selatan, ibu kota Beirut, dan Lembah Bekaa timur.

    Perang tersebut telah menewaskan sedikitnya 1.580 orang di Lebanon, menurut penghitungan AFP dari data kementerian kesehatan nasional meskipun jumlah sebenarnya kemungkinan lebih tinggi karena adanya kesenjangan dalam data.

    (lir/lir)

  • Hizbullah Tembakkan Roket ke Pangkalan Intelijen Israel

    Hizbullah Tembakkan Roket ke Pangkalan Intelijen Israel

    Jakarta

    Gerakan Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan telah menembakkan roket ke pangkalan intelijen di Israel utara, dekat Kota Safed. Saling serang Hizbullah dan Israel telah berlangsung lebih dari sebulan.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024), Hizbullah dalam sebuah pernyataan mengatakan “serangan roket” telah menargetkan pangkalan Meishar yang disebutnya sebagai “markas intelijen Israel untuk wilayah utara.”

    Selain itu, Hizbullah mengatakan telah menembakkan roket ke lima area permukiman di Israel utara. Serangan Hizbullah itu menargetkan area permukiman termasuk pinggiran Krayot dekat Haifa.

    Sementara tentara Israel mengatakan kelompok yang didukung Iran tersebut telah menembakkan sekitar 80 proyektil melintasi perbatasan.

    “Hingga pukul 15.00 (12.00 GMT), sekitar 80 proyektil yang ditembakkan oleh organisasi Hizbullah telah melintasi Lebanon ke Israel hari ini,” kata tentara Israel dalam sebuah pernyataan.

    (lir/lir)

  • 11 Hal Tentang Serangan Rudal Israel ke Iran dan Suriah

    11 Hal Tentang Serangan Rudal Israel ke Iran dan Suriah

    Jakarta

    Militer Israel melancarkan serangan ke Ibu Kota Iran, Teheran. Tak hanya Teheran, serangan Negara Zionis itu turut menyasar Suriah.

    Dirangkap detikcom dari berbagai sumber seperti AFP, Aljazeera, Al Arabiya, dan lain-lain, Sabtu (26/10/2024), sejumlah ledakan terdengar di Ibu Kota Iran. Israel mengklaim telah melakukan ‘serangan tepat sasaran’ pada target militer.

    “Menanggapi serangan terus-menerus selama berbulan-bulan dari rezim di Iran terhadap Negara Israel – saat ini Pasukan Pertahanan Israel (militer Israel) tengah melancarkan serangan tepat sasaran terhadap target militer di Iran,” kata militer dalam sebuah pernyataan.

    Disiarkan Aljazeera, terlihat suasana kota Tehran kondisinya masih gelap saat serangan itu muncul. Dilaporkan bahwa serangan tersebut bukanlah serangan jet tempur melainkan serangan dari semacam drone.

    Serangan udara Israel tak hanya dilancarkan terhadap Iran, tapi juga menargetkan sejumlah area di wilayah Suriah pada Sabtu (26/10) dini hari. Pasukan pertahanan udara Suriah dilaporkan berhasil mencegat sejumlah rudal yang ditembakkan pasukan Israel ke negara tersebut.

    Suriah dan Iran merupakan sekutu dalam kelompok yang disebut sebagai “poros perlawanan”, yang juga mencakup kelompok Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Jalur Gaza. Berikut fakta-fakta terkini terkait serangan rudal Israel ke Iran dan Suriah:

    1. Target Serangan

    Laporan kantor berita Suriah, SANA News Agency, yang mengutip sumber militer setempat, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (26/10/2024), menyebut serangan udara Israel itu terjadi pada Sabtu (26/10) dini hari, sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

    Disebutkan bahwa serangan itu menargetkan posisi-posisi militer yang ada di wilayah tengah serta selatan Suriah.

    Menurut SANA News Agency, pasukan pertahanan udara Suriah telah mencegat sejumlah rudal yang diluncurkan Israel “dari arah Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel dan wilayah Lebanon”.

    “(Pasukan pertahanan udara Suriah) Menembak jatuh beberapa (rudal) di antaranya,” sebut SANA News Agency.

    Laporan SANA News Agency juga menyebut adanya “rentetan suara ledakan” di sekitar ibu kota Suriah. “Pertahanan antipesawat kami menghadapi target-target musuh di langit sekitar Damaskus,” imbuh laporan tersebut.

    Serangan udara Israel itu, sebut SANA News Agency, mendorong otoritas militer Suriah mengaktifkan pertahanan udara di wilayahnya.

    2. Israel Klaim Serangan ke Iran Targetkan Militer

    Sama halnya dengan Suriah, Israel juga menargetkan Militer Iran. Militer Israel mengumumkan serangannya terhadap Iran pada Sabtu (26/10) dini hari sebagai “serangan presisi” terhadap target-target militer. Tel Aviv menyebut serangannya itu merupakan pembalasan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober lalu.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024), menyebut pasukannya telah melancarkan “serangan presisi terhadap target-target militer di Iran” sebagai respons atas apa yang disebutnya sebagai “serangan terus-menerus selama berbulan-bulan dari rezim di Iran”.

    “Rezim di Iran dan proksinya di kawasan telah tanpa henti menyerang Israel sejak 7 Oktober — di tujuh front — termasuk serangan langsung dari wilayah Iran,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    3. AS Sebut Serangan Israel ke Iran Latihan Pertahanan Diri

    Amerika Serikat (AS) buka suara atas serangan militer Israel ke Teheran, Iran. AS menyebut serangan Israel latihan pertahanan diri dan serangan balasan atas rudal balistik Iran awal Oktober lalu.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024), pihak AS menyatakan serangan Israel terhadap sasaran militer di Iran adalah ‘latihan pertahanan diri’ menyusul serangan rudal balistik Teheran awal bulan ini. AS juga menyebut pihaknya telah diberitahu sebelum serangan tersebut.

    “Serangan yang ditargetkan terhadap sasaran militer adalah latihan pertahanan diri dan sebagai respons terhadap serangan rudal balistik Iran terhadap Israel pada 1 Oktober,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett.

    Sementara itu, seorang pejabat pertahanan AS mengatakan pihaknya sudah diberitahu sebelumnya oleh pihak Israel terkait serangan tersebut. Dia pun menegaskan tidak ada keterlibatan AS dalam serangan itu.

    Pejabat itu juga tidak mengatakan seberapa jauh Amerika Serikat telah diberitahu atau apa yang telah dibagikan oleh Israel.

    Para pejabat Gedung Putih kemudian mengatakan dalam pernyataan terpisah bahwa Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah diberi pengarahan mengenai serangan tersebut dan akan terus menerima informasi terbaru dari tim keamanan nasional mereka.

    4. Netanyahu Sembunyi di Bunker Usai Israel Serang Iran

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dikabarkan sembunyi usai serangan tersebut.

    Dilansir Aljazeera, Sabtu (26/10/2024), Netanyahu bersama Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dikabarkan bersembunyi usai serangan Israel ke Iran. Mereka berdua berada di bawah tanah di markas besar Kementerian Pertahanan di Tel Aviv.

    Laporan itu muncul setelah Israel menyatakan telah menyerang sasaran di Teheran.

    5. Iran Sempat Batalkan Semua Penerbangan

    Otoritas Iran menangguhkan semua penerbangan hingga pemberitahuan lebih lanjut, setelah Israel mengumumkan pasukannya melancarkan serangan terhadap negara Syiah tersebut pada Sabtu (26/10) dini hari.

    “Penerbangan semua rute telah dibatalkan hingga pemberitahuan lebih lanjut,” ucap juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran, seperti dilaporkan kantor berita IRNA dan dilansir AFP, Sabtu (26/10).

    Otoritas Iran kemudian mengumumkan operasional penerbangan di wilayahnya kembali normal setelah sempat ditangguhkan menyusul serangan udara Israel. Teheran menyatakan aktivitas penerbangan di bandara-bandara di negara tersebut dilanjutkan lagi sejak Sabtu (26/10) pagi.

    “Penerbangan-penerbangan akan kembali normal mulai pukul 09.00 waktu setempat pada Sabtu (26/10),” ucap juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran seperti dilaporkan kantor berita IRNA dan dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024).

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    6. Israel Klaim Hantam Pabrik Rudal

    Militer Israel menyatakan serangan udara terarah yang dilancarkan terhadap Iran telah dituntaskan. Tel Aviv mengklaim serangannya berhasil menghantam fasilitas manufaktur rudal, yang diyakini memproduksi rudal-rudal yang sebelumnya diluncurkan ke wilayah Israel.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir Anadolu Agency dan The Times of Israel, Sabtu (26/10/2024), militer Israel mengumumkan pasukannya telah menyelesaikan serangan udara secara terarah terhadap fasilitas-fasilitas militer Iran. Operasi militer Israel terhadap Iran itu diberi nama “Hari Pertobatan”.

    Militer Tel Aviv menyebut serangan udaranya menargetkan fasilitas manufaktur rudal, yang diyakini memproduksi rudal yang diluncurkan ke Israel dalam serangan Iran pada 14 April dan 1 Oktober lalu.

    Dalam serangannya, Israel juga menargetkan sistem rudal permukaan-ke-udara dan aset-aset udara Iran lainnya, yang menghambat kemampuan operasional Israel di wilayah udara Iran.

    “Operasi dilaksanakan secara sukses dan semua pesawat kembali dengan selamat ke pangkalan,” demikian pernyataan militer Israel.

    “Serangan pembalasan telah tuntas dan misi telah terpenuhi,” imbuh militer Israel dalam pernyataannya.

    Menurut militer Israel, puluhan pesawat Angkatan Udara mereka, termasuk jet-jet tempur, pesawat pengisi bahan bakar, dan pesawat mata-mata, terlibat dalam serangan di area yang berjarak sekitar 1.600 kilometer dari wilayah Israel.

    7. Iran Klaim Tangkal Serangan Israel

    Iran mengonfirmasi serangan udara Israel telah menargetkan lokasi-lokasi militer di wilayahnya. Namun diklaim oleh Teheran bahwa sistem pertahanan udaranya sukses dalam menangkal serangan udara Tel Aviv, meskipun ada “kerusakan terbatas” di beberapa lokasi.

    Pasukan pertahanan udara Iran dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Press TV, Sabtu (26/10/2024), menyebut Israel menyerang target-target militer di tiga area, yakni Teheran, Khuzestan dan Ilam, pada Sabtu (26/10) pagi waktu setempat.

    “Meskipun ada peringatan sebelumnya dari para pejabat Republik Islam kepada rezim Zionis yang kriminal dan ilegal untuk menghindari aksi yang sangat berani, rezim palsu ini (Israel-red) menyerang sejumlah pusat militer di Provinsi Teheran, Khuzestan dan Ilam pagi ini,” demikian pernyataan pasukan pertahanan udara Iran.

    Lebih lanjut, Teheran mengklaim sistem pertahanan udara terintegrasi di wilayahnya berhasil mencegat dan menangkal “aksi agresi” Tel Aviv tersebut.

    Namun diakui oleh pasukan pertahanan udara Iran bahwa serangan-serangan itu “menyebabkan kerusakan terbatas” ketika aktivitas pencegatan dilakukan di beberapa lokasi. Besarnya kerusakan akibat serangan itu, menurut pasukan pertahanan udara Teheran, kini sedang diselidiki lebih lanjut.

    8. Serangan Israel Dikecam Arab Saudi hingga Dikutuk Hamas

    Arab Saudi mengecam serangan udara yang dilancarkan Israel terhadap target-target militer di wilayah Iran. Riyadh menyebut serangan semacam itu sebagai “pelanggaran kedaulatan” dan pelanggaran terhadap hukum internasional.

    Pernyataan otoritas Saudi ini dirilis setelah militer Israel melancarkan serangan udara terhadap wilayah Iran pada Sabtu (26/10), yang diklaim menargetkan fasilitas-fasilitas militer sebagai pembalasan atas rentetan serangan Teheran dan proksinya, termasuk serangan rudal pada 1 Oktober lalu.

    “Kerajaan Arab Saudi menyatakan kutukan dan kecaman terhadap penargetan militer Republik Islam Iran, yang merupakan pelanggaran kedaulatannya dan pelanggaran hukum dan norma internasional,” demikian pernyataan otoritas Arab Saudi, seperti dilansir Al Arabiya, Sabtu (26/10/2024).

    “Kerajaan (Arab Saudi) menegaskan posisinya yang teguh dalam penolakan terhadap eskalasi yang terus berlanjut di kawasan dan semakin meluasnya konflik yang mengancam keamanan dan stabilitas negara dan masyarakat di kawasan,” cetus pernyataan tersebut.

    Riyadh tidak menyebut secara langsung nama Israel dalam pernyataannya. Namun otoritas Saudi mendesak semua pihak untuk menahan diri secara maksimal dan menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil tindakan menuju de-eskalasi dan mengakhiri konflik di kawasan tersebut.

    Diingatkan juga oleh otoritas Saudi soal konsekuensi berlanjutnya konflik militer di kawasan Timur Tengah.

    “Kerajaan (Arab Saudi) menyerukan komunitas internasional dan pihak-pihak yang berpengaruh dan aktif untuk menjalankan peran dan tanggung jawab mereka dalam mengurangi eskalasi dan mengakhiri konflik di kawasan,” sebut pernyataan otoritas Saudi tersebut.

    Sementara itu, Kelompok Hamas, yang sedang berperang melawan Israel di Jalur Gaza, mengutuk keras serangan udara yang dilancarkan Tel Aviv terhadap target-target militer di Iran. Hamas menyebut serangan Israel itu sebagai eskalasi yang mengancam keamanan kawasan.

    “Kami…mengutuk keras agresi Zionis terhadap Republik Islam Iran, dan penargetan situs-situs militer di beberapa provinsi,” kata Hamas dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024).

    Hamas menyebut serangan udara Israel itu sebagai “pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran dan sebuah eskalasi yang mengancam keamanan kawasan”.

    Hamas, yang didukung oleh Iran, berperang melawan militer Israel di Jalur Gaza sejak Oktober tahun lalu. Rentetan serangan Tel Aviv telah menewaskan lebih dari 42.000 orang di daerah kantong Palestina tersebut sejauh ini.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    9. Dua Tentara Iran Tewas Dihantam Serangan Israel

    Militer Iran mengumumkan dua tentaranya tewas akibat serangan udara Israel yang menargetkan instalasi militer di negara tersebut pada Sabtu (26/10) dini hari.

    Dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (26/10/2024), Angkatan Bersenjata Iran mengonfirmasi rentetan serangan udara Israel menargetkan lokasi-lokasi militer di Provinsi Teheran yang mengelilingi ibu kota negara tersebut, dan sejumlah wilayah lainnya di negara itu.

    Laporan lebih lanjut dari militer Iran menyebut Israel menyerang target-target militer di tiga area, yakni Teheran, Khuzestan dan Ilam.

    10. Israel Ingatkan Iran Akan Bayar Harga Mahal Jika Picu Eskalasi

    Militer Israel melontarkan peringatan terbaru untuk Iran usai melancarkan serangan pembalasan terhadap negara tersebut. Tel Aviv menegaskan Teheran akan “membayar harga yang mahal” jika memicu babak baru eskalasi konflik.

    Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan terbarunya, seperti dilansir Al Arabiya dan The Times of Israel, Sabtu (26/10/2024), menyebut Tel Aviv telah menuntaskan respons terhadap rentetan serangan Teheran terhadap wilayahnya.

    “Saya sekarang dapat mengonfirmasi bahwa kami telah menuntaskan respons Israel atas serangan Iran terhadap Israel,” ucap Hagari dalam pernyataan videoa yang dirilis usai Tel Aviv menyerang Teheran pada Sabtu (26/10) pagi.

    “Kami telah menyelesaikan serangan yang terarah dan presisi terhadap target-target militer di Iran — menggagalkan ancaman langsung terhadap Negara Israel. Angkatan Bersenjata Israel telah memenuhi misinya,” ujarnya.

    “Jika rezim di Iran membuat kesalahan dengan memulai babak baru eskalasi, kami wajib meresponsnya,” cetus Hagari dalam pernyataan berbahasa Inggris.

    “Pesan kami jelas: Semua pihak yang mengancam Negara Israel dan berusaha menyeret kawasan ini ke dalam eskalasi yang lebih luas, akan membayar harga yang mahal. Hari ini kami menunjukkan bahwa kami memiliki kemampuan dan tekad untuk bertindak tegas, dan kami siap, dalam menyerang dan bertahan, untuk membela Negara Israel dan rakyat Israel,” tegasnya.

    11. Iran Tegaskan Berhak Membela Diri

    Otoritas Iran mengatakan pihaknya “berhak dan berkewajiban” untuk mempertahankan diri, setelah serangan pembalasan Israel menghantam target-target militer di negara tersebut dan menewaskan dua tentara Teheran pada Sabtu (26/10).

    “Iran memiliki hak dan kewajiban untuk mempertahankan diri terhadap tindakan agresi asing,” tegas Kementerian Luar Negeri Iran dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (26/10/2024).

    Kementerian Luar Negeri Iran merujuk pada pasal 51 Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam pernyataannya tersebut.

    Menurut situs resmi PBB, pasal 51 mengatur ketentuan soal hak melekat untuk pertahanan diri individu atau kolektif jika terjadi serangan bersenjata terhadap anggota PBB, hingga Dewan Keamanan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.

    Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Iran menyebut serangan Israel terhadap wilayahnya sebagai pelanggaran hukum internasional, namun menegaskan Teheran “mengakui tanggung jawabnya terhadap perdamaian dan keamanan regional”.

    Halaman 2 dari 4

    (taa/lir)

  • Lagi-lagi, Israel Serang Pos Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

    Lagi-lagi, Israel Serang Pos Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon

    Beirut

    Pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan pasukan Israel kembali melepaskan tembakan terhadap salah satu pos observasi mereka di wilayah Lebanon bagian selatan pada pekan ini.

    Pasukan Interim PBB di Lebanon atau UNIFIL, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (26/10/2024), menyebut situasi keamanan terkini “sangat menantang” di tengah maraknya serangan tak dikenal lainnya.

    Pernyataan UNIFIL menyebut “tentara-tentara IDF (Angkatan Bersenjata Israel) menembaki” sebuah pos observasi di dekat desa perbatasan Dhayra pada Selasa (22/10) waktu setempat.

    “Para penjaga yang bertugas harus mundur untuk menghindari terkena tembakan,” sebut UNIFIL dalam pernyataannya pada Jumat (25/10).

    Secara terpisah, UNIFIL melaporkan tiga insiden melibatkan tembakan tak dikenal yang berdampak pada posisi, tim dan kendaraan UNIFIL sepanjang pekan ini.

    Tidak ada tentara penjaga perdamaian PBB yang mengalami luka-luka akibat tembakan-tembakan tak dikenal tersebut, namun UNIFIL menyebut situasi keamanan di Lebanon bagian selatan “sangat menantang”.

    UNIFIL mengatakan bahwa “sejak awal Oktober, pasukan penjaga perdamaian telah mengamati bentrokan di lapangan atau di sekitar” belasan desa dan kota di Lebanon bagian selatan.

    “Tembakan roket dari Lebanon dan serangan udara dan artileri besar-besaran dari Israel terus berlanjut,” kata UNIFIL.

    Dalam pernyataannya, UNIFIL juga mengungkapkan bahwa militer Israel “telah berulang kali meminta UNIFIL mengosongkan posisinya… dan dengan sengaja merusak kamera, penerangan, dan peralatan komunikasi” di beberapa posisi pasukan PBB.

    “Meskipun ada tekanan yang diberikan pada misi ini dan negara-negara yang berkontribusi pada pasukan, pasukan penjaga perdamaian tetap berada dalam posisi dan menjalankan tugas,” tegas UNIFIL dalam pernyataannya.

    “Semua aktor diingatkan akan kewajiban mereka untuk menghindari tindakan yang membahayakan pasukan penjaga perdamaian atau warga sipil” imbuh pernyataan tersebut.

    UNIFIL memiliki sekitar 10.000 personel dari sekitar 50 negara yang ditempatkan di Lebanon bagian selatan. Beberapa waktu terakhir, UNIFIL melaporkan sejumlah personelnya, termasuk dua Tentara Nasional Indonesia (TNI), mengalami luka-luka imbas serangan Israel di Lebanon.

    Dalam pernyataan terbaru, UNIFIL mengumumkan dua personelnya asal Indonesia, yang sebelumnya luka-luka itu, telah kembali bertugas usai “menghabiskan waktu tiga hari dalam perawatan intensif”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Serangan Roket Hizbullah Tewaskan 2 Orang di Israel

    Serangan Roket Hizbullah Tewaskan 2 Orang di Israel

    Tel Aviv

    Rentetan serangan roket Hizbullah menghantam wilayah Israel bagian utara. Sedikitnya dua orang tewas setelah mengalami luka-luka akibat serpihan roket yang dicegat sistem pertahanan Israel.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Sabtu (26/10/2024), menyebut rentetan proyektil dari Lebanon terdeteksi mengudara di bagian utara wilayahnya pada Jumat (25/10) waktu setempat. Tel Aviv menyebut serangan proyektil itu memakan korban jiwa.

    “Seorang pria berusia 22 tahun dan seorang wanita berusia 25 tahun dinyatakan meninggal dunia setelah mereka dibawa dalam kondisi kritis,” ucap juru bicara rumah sakit setempat.

    Pernyataan militer Israel menyebut sekitar 30 proyektil dari Lebanon telah dicegat di dekat kota Arab, Majd al-Krum di area Galilea, dengan serpihan proyektil yang ditembak jatuh itu berjatuhan ke darat.

    Dalam pernyataan terpisah pada Jumat (25/10) sore, militer Tel Aviv melaporkan ada 45 proyektil yang ditembakkan Hizbullah dan mengudara hingga ke wilayah Israel dari Lebanon.

    Hizbullah dalam pernyataannya mengklaim pasukannya menargetkan area Karmiel — merujuk pada kota dekat Majd al-Krum — dengan “salvo roket besar-besaran”.

    Juru bicara tim tanggap darurat Israel, Magen David Adom, Zaki Heller menuturkan sekitar tujuh orang mengalami luka-luka akibat serangan dari Lebanon.

    Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan sejak Oktober tahun lalu, setelah perang berkecamuk di Jalur Gaza yang dipicu oleh serangan mengejutkan Hamas, sekutu Hizbullah.

    Eskalasi konflik antara kedua pihak terjadi pada akhir September, ketika Israel melancarkan serangan udara secara intensif terhadap Lebanon, yang diklaim menargetkan Hizbullah. Militer Tel Aviv juga melakukan operasi darat terhadap wilayah Lebanon bagian selatan, area operasional Hizbullah.

    Menurut data penghitungan AFP yang didasarkan pada data resmi otoritas Beirut, sedikitnya 1.580 orang tewas akibat rentetan serangan Israel di Lebanon sejak 23 September lalu, atau sejak eskalasi konflik terjadi. Sementara sedikitnya 92 orang dilaporkan tewas di kubu Israel akibat rentetan serangan Hizbullah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Korban Tewas Serangan Israel di Lebanon Capai 1.552 Orang Sejak 23 September

    Korban Tewas Serangan Israel di Lebanon Capai 1.552 Orang Sejak 23 September

    Jakarta

    Pasukan militer Israel terus menggempur wilayah Lebanon. Serangan masif itu mengakibatkan 1.552 orang di Lebanon tewas sejak September 2024.

    Dilansir AFP, Selasa (22/10/2024), serangan terbaru Israel di Lebanon terjadi pada Senin (21/10) malam di dekat rumah sakit daerah Beirut, Lebanon. Serangan itu mengakibatkan 18 orang tewas di lokasi.

    “Kematian terbaru ini menjadikan jumlah keseluruhan korban jiwa di Lebanon sejak 23 September menjadi sedikitnya 1.552 orang,” tulis keterangan AFP bersumber dari data Kementerian Kesehatan Lebanon.

    Kantor Berita Nasional Lebanon atau NAA melaporkan ada empat serangan pasukan Israel terjadi di pinggiran selatan Beirut hari ini. Wilayah itu disinyalir menjadi markas kelompok Hizbullah.

    Palang Merah Lebanon menyebutkan ada tiga paramedis ikut terluka dalam serangan Israel di Nabatiyeh. Para korban diketahui sedang menjalankan misi kemanusiaan dan telah berkoordinasi dengan pasukan penjaga perdamaian PBB.

    “Serangan terhadap Nabatiyeh menciptakan “sabuk api,” dengan sejumlah bangunan tempat tinggal, toko-toko dan kafe musnah dalam waktu kurang dari 30 detik,” kata NNA.

    “Satu jalan tampak seperti medan perang yang menakutkan,” sambung NNA.

    “Korban pada Senin termasuk 18 orang tewas, empat di antaranya anak-anak, dalam serangan Israel di dekat rumah sakit di Beirut selatan,” tuli Kementerin Kesehatan Lebanon.

    “60 orang lainnya terluka dalam serangan di dekat Rumah Sakit Rafic Hariri, fasilitas kesehatan masyarakat terbesar di Lebanon, yang terletak di Jnah beberapa kilometer (beberapa mil) dari pusat kota,” sambung Kementerian Kesehatan.

    Israel diketahui memperluas cakupan serangannya dari Gaza hingga Lebanon sejak akhir September lalu. Israel berdalih serangan mereka di Lebanon menargetkan kelompok Hizbullah.

    (ygs/haf)

  • Hizbullah Klaim Dalangi Serangan Drone di Rumah PM Israel Netanyahu

    Hizbullah Klaim Dalangi Serangan Drone di Rumah PM Israel Netanyahu

    Jakarta

    Rumah pribadi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Kaisarea, Israel, menjadi sasaran serangan drone pada akhir pekan lalu. Kelompok Hizbullah mengklaim sebagai dalang serangan yang menargetkan Netanyahu tersebut.

    “Hizbullah menyatakan tanggung jawab penuh atas operasi Kaisarea yang menargetkan Netanyahu,” kata Juru Bicara Hizbullah Mohammed Afif dilansir AFP, Selasa (22/10/2024).

    Serangan drone di kediaman Netanyahu terjadi pada Sabtu (19/10). Hizbullah baru mengakui menjadi dalang dari serangan tersebut hari ini atau tiga hari setelah serangan terjadi.

    Afif mengatakan sejumlah pejuang Hizbullah juga telah ditawan oleh tentara Israel baru-baru ini. Namun, pihak Hizbullah belum membeberkan jumlah anggotanya yang ini menjadi tawanan Israel.

    “Mengenai masalah tawanan yang saat ini ditahan oleh musuh, saya katakan: Saya tahu bahwa musuh tidak berkomitmen pada etika perang dan konvensi internasional tetapi mereka memikul tanggung jawab untuk menyelamatkan nyawa para tawanan,” kata Afif.

    Seperti diketahui, satu unit drone diluncurkan ke kediaman Netanyahu di Kaisarea, Israel, pada hari Sabtu (19/10). Hal ini disampaikan setelah militer melaporkan sebuah drone dari Lebanon telah ‘menghantam sebuah bangunan’ di kota di Israel tengah tersebut.

    “Sebuah UAV (kendaraan udara tak berawak) diluncurkan ke kediaman perdana menteri di Kaisarea. Perdana menteri dan istrinya tidak berada di lokasi, dan tidak ada yang terluka dalam insiden tersebut,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Sabtu (19/10).

    (ygs/haf)

  • Hizbullah Gempur Markas Intelijen, Tel Aviv Tetapkan Keadaan Darurat

    Hizbullah Gempur Markas Intelijen, Tel Aviv Tetapkan Keadaan Darurat

    Tel Aviv

    Kelompok Hizbullah menggempur sejumlah posisi militer Israel di pinggiran Tel Aviv, termasuk pangkalan intelijen militer Unit 8200. Rentetan serangan Hizbullah ini mendorong penetapan keadaan darurat untuk area Tel Aviv, ibu kota Israel.

    Pangkalan angkatan laut Israel di area Haifa, Israel bagian utara, juga menjadi target serangan roket Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

    Hizbullah dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, Selasa (22/10/2024), mengklaim para petempurnya meluncurkan “salvo roket” yang menargetkan “pangkalan unit intelijen militer 8200 di Gilot”.

    Kelompok Hizbullah juga mengklaim telah menembakkan rentetan roket ke posisi militer Israel lainnya di Nirit, yang ada pinggiran Tel Aviv. Laporan Al Jazeera menyebut serangan itu memicu rentetan ledakan besar di area tersebut.

    Dalam klaim terpisah pada hari yang sama, Hizbullah menyebut pasukannya juga membombardir “pangkalan Angkatan Laut Stella Martis di barat laut Haifa” — kota pesisir di Israel bagian utara — dengan “salvo roket”.

    Hizbullah juga mengunggah foto via akun Telegramnya dengan keterangan yang mengklaim serangan rudal di wilayah utara Caesarea, yang merupakan lokasi kediaman Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Namun Hizbullah tidak secara eksplisit mengklaim serangan tersebut.

    Merespons serangan-serangan itu, menurut Al Jazeera yang mengutip laporan media lokal Israel, militer Israel menetapkan situasi darurat di area Tel Aviv.

    Disebutkan bahwa semua lalu lintas udara di Bandara Ben Gurion telah dihentikan sementara.

    Simak pernyataan militer Israel soal rentetan serangan Hizbullah itu di halaman selanjutnya.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut sirene peringatan udara diaktifkan “di area Israel bagian tengah, setelah sekitar lima proyektil teridentifikasi mengudara dari Lebanon”.

    “Sebagian besar (proyektil)… berhasil dicegat,” klaim militer Israel.

    Dilaporkan juga oleh militer Israel bahwa setelah sirene berbunyi “di area Galilea Atas dan Dataran Tinggi Golan bagian utara, sekitar 15 proyektil diidentifikasi mengudara dari Lebanon”. Beberapa proyektil di area ini berhasil dicegat, dan sisanya terjatuh di area terbuka.

    Dalam pernyataannya, militer Israel mengatakan sejauh ini tidak ada korban jiwa yang dilaporkan akibat rentetan serangan Hizbullah tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Israel Klaim Hizbullah Simpan Emas-Uang Rp 7,7 T di Bunker RS Beirut

    Israel Klaim Hizbullah Simpan Emas-Uang Rp 7,7 T di Bunker RS Beirut

    Tel Aviv

    Militer Israel mengklaim kelompok Hizbullah menyembunyikan emas dan uang tunai, yang nilainya diperkirakan mencapai US$ 500 juta atau setara Rp 7,7 triliun, di dalam bunker di bawah sebuah rumah sakit di Beirut, ibu kota Lebanon.

    Informasi itu disampaikan militer Israel saat mengungkapkan informasi intelijen soal sumber keuangan kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Israel memperluas operasi militernya melawan Hizbullah pada Minggu (20/10) malam dengan melancarkan rentetan serangan untuk melemahkan kemampuan pendanaan kelompok tersebut.

    Salah satu yang menjadi target serangan Tel Aviv adalah sebuah bunker bawah tanah, yang disebut oleh militer Israel sebagai tempat Hizbullah menyembunyikan emas dan uang tunai senilai puluhan juta dolar Amerika.

    “Angkatan Udara Israel melancarkan serangkaian serangan tepat sasaran terhadap markas keuangan Hizbullah ini,” sebut juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF), Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam pernyataan yang disiarkan televisi setempat, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Selasa (22/10/2024).

    “Salah satu target utama kami tadi malam adalah brankas bawah tanah dengan uang tunai dan emas senilai puluhan juta dolar. Uang tersebut digunakan untuk mendanai serangan-serangan Hizbullah terhadap Israel,” ucapnya.

    Hagari tidak menyebutkan secara spesifik apakah seluruh uang tersebut dimusnahkan dalam serangan udara Israel.

    Dalam pernyataannya, Hagari kemudian menyebut keberadaan bunker lainnya, yang juga diklaim berisi uang tunai dan emas milik Hizbullah. Dia menyebut bunker itu berada di bawah bangunan sebuah rumah sakit di area Beirut.

    Dijelaskan oleh Hagari bahwa bunker kedua itu belum menjadi target serangan militer Israel.

    “Menurut perkiraan yang kami miliki, setidaknya ada setengah miliar dolar dalam bentuk uang dolar dan emas disimpan di dalam bunker ini. Uang ini dapat dan masih bisa digunakan untuk membangun kembali negara Lebanon,” ujarnya.

    Hagari menunjukkan sebuah peta yang menunjukkan lokasi bunker yang dimaksud, yakni di bawah Rumah Sakit Al-Sahel yang terletak di pinggiran selatan Beirut yang juga dikenal sebagai Dahiyeh, tempat sebagian besar basis kelompok Hizbullah.

    Dalam penjelasannya, Hagari mengklaim informasi-informasi soal bunker Hizbullah itu dikumpulkan oleh intelijen Israel selama bertahun-tahun. Dia bahkan menyebut mantan pemimpin Hizbullah, mendiang Hassan Nasrallah, yang membangun bunker tersebut, yang dirancang untuk tempat tinggal jangka panjang.

    Nasrallah tewas dalam serangan udara Tel Aviv di pinggiran selatan Beirut bulan lalu.

    Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen klaim yang disampaikan oleh Hagari tersebut. Kelompok Hizbullah belum memberikan komentar langsung atas klaim tersebut.

    Direktur Rumah Sakit di Beirut Bantah Klaim Israel

    Bantahan terhadap klaim Israel itu disampaikan oleh Direktur Rumah Sakit Al-Sahel dan anggota parlemen Lebanon yang bernama Fadi Alameh, dari Partai Gerakan Amal.

    Ditegaskan Alameh kepada Reuters bahwa Israel membuat klaim palsu dan menyampaikan fitnah. Dia meminta militer Lebanon untuk mengunjungi rumah sakit yang dimaksud dan membuktikan bahwa hanya ada ruang operasi, pasien dan kamar mayat di rumah sakit tersebut.

    Alameh menambahkan bahwa rumah sakit itu sedang dievakuasi usai Israel melontarkan klaimnya.

    Namun Hagari, dalam pernyataannya, menegaskan militer Tel Aviv tidak akan menyerang rumah sakit tersebut. Ditegaskan juga oleh Hagari bahwa Israel sedang berperang melawan Hizbullah, bukan rakyat Lebanon.

    Dia kemudian meminta otoritas Lebanon dan organisasi internasional untuk mencegah Hizbullah menggunakan “uang tersebut untuk teror dan menyerang Israel”. Dia menambahkan bahwa Angkatan Udara Israel terus memantau kompleks rumah sakit tersebut.

    “Angkatan Udara Israel memantau kompleks tersebut, seperti yang Anda lihat. Namun kami tidak akan menyerang rumah sakit tersebut,” ucap Hagari.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Iran Salahkan AS Jika Israel Lancarkan Serangan Balasan

    Iran Salahkan AS Jika Israel Lancarkan Serangan Balasan

    Jakarta

    Pemerintah Iran mengingatkan bahwa Amerika Serikat akan memikul “tanggung jawab penuh” jika terjadi serangan balasan oleh Israel terhadap negara Republik Islam tersebut. Hal ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengindikasikan bahwa ia mengetahui rencana Israel untuk melakukan serangan balasan tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Selasa (22/10/2024), Amir Saeid Iravani, Duta Besar (Dubes) Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menyebut pernyataan Biden tersebut “sangat mengkhawatirkan dan provokatif”. Hal ini disampaikan dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Sekjen PBB Antonio Guterres.

    Sebelumnya, Biden menjawab “ya dan ya” ketika ditanya oleh seorang wartawan pada hari Jumat lalu, apakah dia memiliki “pemahaman yang baik saat ini” tentang bagaimana dan kapan Israel akan merespons serangan rudal Iran pada tanggal 1 Oktober.

    Saat itu, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal balistik ke Israel sebagai balasan atas pembunuhan para pemimpin Hamas dan Hizbullah yang didukung Teheran, dan seorang jenderal Garda Revolusi Iran.

    Sekutu AS, Israel, yang berperang dengan Hamas di Gaza dan Hizbullah di Lebanon, bersumpah untuk membalas dendam terhadap Iran atas serangan rudal tersebut.

    “Pernyataan yang menghasut ini (dari Biden) sangat memprihatinkan, karena menunjukkan persetujuan diam-diam Amerika Serikat dan dukungan eksplisit terhadap agresi militer Israel yang melanggar hukum terhadap Iran,” tulis Iravani dalam surat kepada Guterres tersebut.

    “Oleh karena itu, Amerika Serikat akan memikul tanggung jawab penuh atas perannya dalam menghasut, dan memungkinkan tindakan agresi oleh Israel terhadap Republik Islam Iran, yang merupakan pelanggaran mencolok terhadap prinsip-prinsip dasar hukum internasional dan Piagam PBB,” katanya.

    Menurut laporan media Washington Post, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memberi tahu Biden bahwa ia bermaksud menyerang lokasi militer Iran, dan bukan menargetkan infrastruktur nuklir atau minyak.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)