Negara: Lebanon

  • Pindah ke Lille, Calvin Verdonk Buat Sejarah Jadi Pemain Indonesia Pertama di Ligue 1

    Pindah ke Lille, Calvin Verdonk Buat Sejarah Jadi Pemain Indonesia Pertama di Ligue 1

    JAKARTA – Calvin Verdonk sudah dipastikan bergabung dengan klub Ligue 1, LOSC Lille. Kepindahan ini mencatatkan sejarah bahwa ia menjadi pemain Indonesia pertama yang berkarier di kompetisi teratas Perancis tersebut.

    Verdonk sudah menjalani pertandingan terakhirnya bersama NEC Nijmegen pada Minggu, 31 Agustus 2025. Namun, penutupan itu tak berjalan manis karena timnya kalah 2-3 melawan Fortuna Sittard.

    Setelah pertandingan Sittard vs NEC, Verdonk langsung terbang ke Lille, Perancis, untuk melakukan tes kesehatan sebelum benar-benar berseragam klub barunya itu.

    “Saya akan terbang ke sana (Perancis) langsung hari ini. Kemudian, saya akan menjalani tes medis (Senin, 1 September 2025).”

    “Saya pikir saya siap untuk langkah selanjutnya, keluar dari zona nyaman saya. Saya benar-benar penasaran,” ucap Verdonk dikutip dari ESPN, Senin, 1 September 2025.

    Meski sudah mencapai kesepakatan dengan Lille akhir pekan lalu, Verdonk nyatanya masih memaksa untuk tetap memperkuat NEC ketika menghadapi Fortuna Sittard.

    “Saya tidak melihat ada masalah mengenai kondisi fisik. Saya ingin mengakhiri di klub dengan catatan baik dan tentu saya berbicara dengan pelatih (Dick Schreuder).”

    “Pelatih membutuhkan saya dan mengatakan saya harus bermain. Saya punya hubungan baik dengan pelatih. Jadi, saya harus melakukan apa yang dikatakan pelatih,” ujar Verdonk.

    Untuk kepindahan Verdonk, Lille dan NEC Nijmegen dikabarkan mencapai kata sepakat di angka 3 juta euro atau setara Rp57,9 miliar. Verdonk pun akan menjadi pemain pertama Indonesia yang bermain di klub Ligue 1.

    Usai menyelesaikan kepindahan ke Lille, Verdonk akan langsung terbang ke Surabaya untuk memperkuat Timnas Indonesia melawan China Taipei dan Lebanon pada FIFA Matchday.

    Dua laga itu dijadwalkan akan berlangsung pada 5 dan 9 September 2025 di Stadion Gelora Bung Tomo. Dua uji coba itu dilakukan sebagai persiapan untuk Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Oktober 2025.

  • Turki Tutup Wilayah Udara dan Pelabuhan untuk Pesawat-Kapal Israel

    Turki Tutup Wilayah Udara dan Pelabuhan untuk Pesawat-Kapal Israel

    Ankara

    Otoritas Turki menutup wilayah udara dan pelabuhannya untuk pesawat dan kapal-kapal Israel. Langkah tersebut dimaksudkan untuk memprotes perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza, di mana serangan-serangan Tel Aviv merenggut banyak nyawa warga Palestina.

    Hubungan antara Ankara dan Tel Aviv, seperti dilansir AFP dan Associated Press, Sabtu (30/8/2025), telah hancur akibat perang yang berkecamuk di Jalur Gaza. Turki memutuskan hubungan perdagangan langsung dengan Israel sejak Mei tahun lalu.

    Ankara juga menuntut gencatan senjata permanen dan akses masuk bagi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

    Tak hanya itu, Turki juga menuduh Israel melakukan “genosida” di daerah kantong Palestina tersebut — istilah yang ditolak mentah-mentah oleh Tel Aviv. Presiden Recep Tayyip Erdogan bahkan pernah membandingkan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dengan Adolf Hitler.

    “Kami telah sepenuhnya memutus perdagangan dengan Israel, kami telah menutup pelabuhan kami untuk kapal-kapal Israel dan kami tidak mengizinkan kapal-kapal Turki memasuki pelabuhan Israel,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Hakan Fidan dalam sidang luar biasa parlemen membahas serangan Israel di Gaza.

    “Kami tidak mengizinkan kapal-kapal kontainer yang membawa senjata dan amunisi ke Israel untuk memasuki pelabuhan kami, kami juga tidak mengizinkan pesawat-pesawat mereka memasuki wilayah udara kami,” tegasnya di hadapan anggota parlemen Turki, dalam pidato yang disiarkan televisi setempat.

    Ketika dimintai klarifikasi soal pernyataan Fidan tersebut, seorang sumber diplomatik Turki menjelaskan bahwa wilayah udaranya “ditutup untuk semua pesawat yang membawa senjata (ke Israel) dan untuk penerbangan resmi Israel”.

    “Ini tidak berlaku untuk penerbangan transit komersial,” ucap sumber diplomatik tersebut, seperti dilansir Reuters.

    Belum kelas kapan pembatasan wilayah udara itu diberlakukan.

    Fidan, dalam pernyataannya, juga mengatakan Turki telah mendapat persetujuan presiden untuk melakukan pengiriman bantuan melalui udara ke Jalur Gaza.

    “Pesawat-pesawat kita sudah siap, begitu Yordania memberikan persetujuan, kita siap berangkat,” ujarnya kepada para anggota parlemen Turki.

    Pemerintah Israel belum memberikan tanggapan langsung terhadap pernyataan Menlu Turki tersebut.

    Lihat juga Video Erdogan Kecam Keras Operasi Darat Israel di Lebanon

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Israel Sesalkan Malfungsi Drone yang Tewaskan 2 Tentara Lebanon

    Israel Sesalkan Malfungsi Drone yang Tewaskan 2 Tentara Lebanon

    Tel Aviv

    Militer Israel menyatakan penyesalan atas insiden mematikan ketika drone yang diluncurkannya meledak setelah jatuh di dalam wilayah Lebanon bagian selatan. Ledakan drone itu menewaskan dua tentara Lebanon dan melukai dua tentara lainnya.

    Militer Lebanon mengatakan pada Kamis (28/8) bahwa sebuah drone Israel meledak setelah terjatuh di area Ras al-Naqoura, bagian selatan negara tersebut. Drone itu meledak saat diperiksa oleh sejumlah personel militer Lebanon.

    Presiden Lebanon Joseph Aoun mengatakan bahwa “militer sekali lagi membayar dengan darah, harga untuk menjaga stabilitas di wilayah selatan”.

    Juru bicara militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan The Times of Israel, Jumat (29/8/2025), mengaitkan insiden itu dengan malfungsi teknis. Dijelaskan juga bahwa drone tersebut diluncurkan dengan menargetkan infrastruktur kelompok Hizbullah yang ada di Lebanon bagian selatan.

    Militer Israel, atau Angkatan Bersenjata Israel (IDF), menyatakan pihaknya telah membuka penyelidikan terhadap insiden tersebut.

    Diakui oleh militer Israel dalam pernyataannya bahwa “IDF menerima laporan soal sejumlah tentara Lebanon mengalami luka-luka”. Dalam pernyataannya, militer Israel tidak menyebut soal korban jiwa dalam insiden di Lebanon tersebut.

    “Kemungkinan bahwa insiden itu disebabkan oleh ledakan senjata IDF sedang diselidiki,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Militer Israel menambahkan bahwa pihaknya “menyesalkan kerugian yang dialami militer Lebanon”.

    Menurut militer Israel dalam pernyataannya, drone itu dimaksudkan untuk menargetkan situs Hizbullah yang sedang dibangun kembali oleh kelompok tersebut “yang melanggar kesepahaman antara Israel dan Lebanon, dan bukan terhadap tentara-tentara Lebanon”.

    Berdasarkan gencatan senjata yang berlaku sejak November lalu untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah, militer Lebanon telah dikerahkan ke wilayah selatan negara itu dan membongkar infrastruktur Hizbullah, dengan dukungan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS) itu juga mewajibkan Israel dan Hizbullah untuk mundur dari posisi mereka di wilayah Lebanon bagian selatan. Namun Israel tetap menempatkan pasukannya di beberapa area yang dianggap strategis.

    Lihat juga Video ‘Hizbullah Tolak Pelucutan Senjata: Kami Tak Akan Tunduk ke Israel’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 2 Tentara Lebanon Tewas Kena Ledakan Drone Israel

    2 Tentara Lebanon Tewas Kena Ledakan Drone Israel

    Beirut

    Militer Lebanon mengatakan dua tentaranya tewas terkena ledakan drone Israel yang terjatuh di wilayah selatan negara tersebut pada Kamis (28/8) waktu setempat. Ini menjadi insiden mematikan terbaru bagi pasukan militer Lebanon yang ditugaskan di dekat perbatasan Israel.

    Berdasarkan gencatan senjata yang berlaku sejak November lalu untuk mengakhiri pertempuran antara Israel dan Hizbullah, militer Lebanon telah dikerahkan ke wilayah selatan negara itu dan membongkar infrastruktur Hizbullah, dengan dukungan pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    “Saat personel militer sedang memeriksa sebuah drone musuh Israel setelah itu terjatuh di area Naqura, drone itu meledak, yang menyebabkan kematian seorang perwira dan seorang prajurit, serta melukai dua personel lainnya,” kata militer Lebanon dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Jumat (29/8/2025).

    Presiden Lebanon Joseph Aoun, dalam pernyataan terpisah, mengatakan bahwa “militer sekali lagi membayar dengan darah, harga untuk menjaga stabilitas di wilayah selatan”.

    Aoun menyebut insiden itu merupakan insiden mematikan keempat bagi militer Lebanon sejak mulai dikerahkan ke wilayah selatan negara tersebut, setelah gencatan senjata diberlakukan.

    Awal bulan ini, enam tentara Lebanon tewas dalam ledakan yang mengguncang sebuah depot senjata di dekat perbatasan, yang menurut sumber militer Beirut, milik Hizullah.

    Ditekankan oleh Aoun bahwa insiden pada Kamis (28/8) tersebut bertepatan dengan perpanjangan mandat pasukan penjaga perdamaian PBB oleh Dewan Keamanan PBB, menjelang penarikan mereka pada akhir tahun 2027.

    Insiden ini, menurut Aoun dalam pernyataannya, juga bertepatan dengan “seruan komunitas internasional agar Israel menghentikan serangannya, mundur … dan memungkinkan militer Lebanon untuk menyelesaikan perluasan kewenangannya hingga ke perbatasan internasional”.

    Berdasarkan gencatan senjata yang dimediasi Amerika Serikat (AS), Israel dan Hizbullah sama-sama diwajibkan untuk mundur dari Lebanon bagian selatan, tetapi Israel tetap menempatkan pasukannya di beberapa area yang dianggap strategis.

    Perdana Menteri (PM) Lebanon Nawaf Salam, dalam tanggapannya, menyampaikan belasungkawa dan “solidaritas penuh pemerintah terhadap institusi militer”. Dia mengatakan militer merupakan “katup pengaman, benteng kedaulatan, dan pendukung persatuan nasional” Lebanon.

    Lihat juga Video ‘303 Orang Tewas Termasuk 117 Anak Akibat Bencana Kelaparan di Gaza’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Meski Diprotes Massal, Israel Lanjutkan Serangan di Kota Gaza

    Meski Diprotes Massal, Israel Lanjutkan Serangan di Kota Gaza

    Jakarta

    Tank-tank Israel semakin merangsek masuk di pinggiran Kota Gaza pada hari Rabu (27/08), memaksa lebih banyak warga Palestina mengungsi, sementara militer Israel bersiap melaksanakan rencana pemerintah Israel untuk menaklukkan Gaza dan merebut apa yang mereka sebut sebagai “benteng terakhir Hamas.”

    Sehari sebelumnya, puluhan ribu warga Israel kembali turun ke jalan untuk mendesak pemerintah menyetujui kesepakatan untuk memulangkan 50 sandera yang tersisa. Para pengunjuk rasa saat mereka berbaris menuju Lapangan Sandera di pusat kota Tel Aviv.

    Area ini telah menjadi simbol perjuangan untuk memulangkan para sandera yang disandera selama serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023.

    Di antara para pengunjuk rasa pada hari Selasa (24/08) adalah Naama, seorang mahasiswa psikologi yang kehilangan salah satu teman dekatnya dalam serangan militan di festival musik Nova.

    “Saya di sini untuk mendukung keluarga-keluarga, dan itu minimal yang bisa saya lakukan. Saya tidak punya kendali atas apa yang terjadi. Selama dua tahun, ini bagaikan roller coaster antara harapan dan keputusasaan,” ujar Naama, yang menolak menyebutkan nama belakangnya, kepada DW di alun-alun.

    Ia mengatakan ia ingin percaya bahwa pemerintah Israel sedang melakukan segala yang mereka bisa untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 22 bulan, “karena jika saya tidak percaya ini, saya tidak akan bisa bangun pagi-pagi. Saya sangat berharap mereka tidak menutup mata terhadap apa yang terjadi di sini.”

    ‘Hari Disrupsi’ bertujuan untuk mengakhiri perang di Gaza

    Protes hari Selasa (24/08) diselenggarakan oleh Forum Keluarga Sandera dan Hilang, yang mewakili mayoritas keluarga, dan dijadwalkan bertepatan dengan rapat Kabinet Keamanan Israel.

    Beberapa anggota kabinet koalisi sayap kanan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menuduh para pengunjuk rasa “membantu Hamas” dan merugikan negara dengan aksi demonstrasi mereka.

    “Para perusuh yang melayani Hamas telah kembali,” tulis Hanoch Milwidsky, seorang anggota parlemen senior dari partai Likud pimpinan Netanyahu, di X, bersamaan dengan video pengunjuk rasa membakar ban di jalan raya.

    Di sebuah kios yang menjual kaus dan pin untuk mendukung para sandera, Dan Perlman, seorang relawan, berusaha terdengar optimistis. “Kita semua di sini memiliki secercah harapan bahwa keadaan akan berubah, meskipun ada banyak kekecewaan. Ibu saya, yang telah menjadi relawan di sini sejak hari ketiga, mungkin lebih optimistis daripada saya. Saya tidak. Saya pikir sungguh gila jika situasi ini terus berlanjut selamanya,” katanya.

    Israel belum tanggapi kesepakatan gencatan senjata

    Einav Zangauker, ibu dari sandera Matan Zangauker yang masih ditahan Hamas, mengatakan kepada kerumunan yang berkumpul di Tel Aviv bahwa “seluruh bangsa ini terbebani oleh pemerintah ini.” Ia mengkritik Netanyahu karena melanjutkan “kampanyenya untuk menggagalkan kesepakatan” potensi gencatan senjata dengan Hamas.

    Para mediator internasional mengatakan mereka masih menunggu tanggapan resmi dari Israel terkait perjanjian gencatan senjata yang didukung AS saat ini, yang disetujui Hamas pekan lalu. Seorang perwakilan Kementerian Luar Negeri Qatar, yang telah mengoordinasikan perundingan antara kedua belah pihak, mengatakan “upaya untuk mengulur waktu dengan memindahkan lokasi atau taktik lain sudah jelas bagi komunitas internasional, dan sudah saatnya bagi Israel untuk memberikan jawaban serius atas apa yang telah disepakati sebelumnya.”

    Netanyahu baru-baru ini tampaknya telah bergeser dari mengejar kesepakatan parsial, yang akan membebaskan 10 sandera hidup dan 18 sandera mati dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Kini, ia tampaknya hanya bersedia membahas kesepakatan komprehensif untuk membebaskan seluruh 50 sandera.

    Namun, pada saat yang bersama,an Netanyahu juga telah memerintahkan militer Israel untuk mempercepat persiapan serangan daratnya di Kota Gaza. Ia telah mengabaikan peringatan dari kepala stafnya bahwa serangan skala besar di Kota Gaza akan membahayakan nyawa sekitar 20 sandera yang diyakini masih hidup, yang membuat marah banyak kerabat dan mantan sandera.

    “Saya tidak bersedia mengorbankan siapa pun demi ambisi mesianis untuk menghancurkan Hamas,” kata mantan sandera Gadi Moses dalam sebuah wawancara dengan Radio Angkatan Darat pada hari Selasa. Ia mengatakan kondisi Hamas tidak berubah sejak Oktober 2023, dan bahwa pemerintah Israel harus menyetujui kesepakatan tersebut. “Mereka [Hamas] tidak mundur dari posisi mereka. Mereka terus mengatakan hal yang sama: Akhiri pertempuran dan tinggalkan Gaza.”

    Lebih dari 62.000 warga Palestina tewas dalam perang Gaza

    Rencana terbaru tentara Israel untuk menyerbu Kota Gaza akan menjadi bencana bagi warga Palestina yang telah berjuang melawan kelaparan, pengungsian, dan pemboman terus-menerus. Meskipun invasi penuh dilaporkan direncanakan pada pertengahan September, Israel terus menyerang Gaza dalam beberapa hari terakhir, dengan tank-tank menyerbu beberapa permukiman di Kota Gaza di tengah kemarahan global yang intens atas serangan ganda Israel terhadap rumah sakit Khan Younis pada hari Senin (23/08) yang menewaskan 20 orang, termasuk tenaga medis dan lima jurnalis.

    Di antara para pengunjuk rasa, minoritas kecil juga mengadvokasi diakhirinya penderitaan warga Palestina di Gaza. Namun, jajak pendapat terbaru oleh pusat aChord menunjukkan bahwa 42% publik Yahudi setuju dengan klaim pemerintah bahwa tidak ada orang tak bersalah di Gaza, sementara 34% sebagian setuju dengan hal ini.

    “Jumlah korban Palestina sekarang di atas 62.000, di antaranya banyak anak-anak,” ujar Maya Rosenfeld, seorang sosiolog di Universitas Ibrani Yerusalem yang ikut serta dalam demonstrasi lain akhir pekan lalu di Yerusalem, kepada DW. “Jika kita telah mencapai titik ini dan hal ini belum menyebabkan sebagian besar masyarakat Israel turun ke jalan demi rakyat Palestina, saya tidak yakin transformasi seperti itu akan terjadi dalam waktu dekat.”

    Dalam beberapa pekan terakhir, puluhan ribu warga Israel telah menerima surat panggilan untuk bertugas di militer cadangan mulai 2 September dan seterusnya. Belum jelas berapa banyak yang akan merespons, mengingat mereka telah menjalani beberapa tugas di Gaza, di perbatasan Israel dengan Lebanon atau Suriah, atau di Tepi Barat yang diduduki selama 22 bulan terakhir.

    “Begitu banyak orang memiliki anak di militer dan hampir mustahil bagi mereka untuk menganggap anak-anak mereka sebagai pelaku genosida,” kata Rosenfeld, merujuk pada perdebatan internasional yang menggambarkan perang di Gaza sebagai genosida. “Dan mereka percaya bahwa mungkin setelah semua ini berakhir, mereka akan dapat kembali ke kehidupan normal mereka seolah-olah tidak terjadi apa-apa.”

    Dan Cohen, yang juga ikut serta dalam protes hari Sabtu lalu, mengatakan penting baginya untuk mengingatkan pemerintah bahwa mereka seharusnya melayani rakyat, bukan sebaliknya.

    Saat berbicara dengan DW, seorang pengunjuk rasa sayap kanan mengangkat sebuah spanduk di dekatnya dalam bahasa Ibrani bertuliskan, “Pendudukan, deportasi, pemukiman” — sebuah slogan yang menggaungkan kebijakan yang dipromosikan oleh beberapa anggota kabinet Netanyahu untuk warga Palestina di Gaza. Namun, jajak pendapat secara konsisten menunjukkan bahwa hingga 80% publik Israel mendukung kesepakatan dan diakhirinya perang — sebagian besar karena khawatir akan dampaknya terhadap masyarakat dan ekonomi Israel. Namun, tidak semua orang turun ke jalan.

    “Suara dan tuntutan kami untuk mengakhiri perang, untuk mengakhiri penderitaan, untuk membawa kembali para sandera adalah suara yang sangat penting, tidak hanya di luar Israel, tetapi terutama di dalam Israel,” kata Cohen. “Suara-suara ini digaungkan oleh banyak orang di dalam ruangan dan dalam percakapan di rumah, kami menyuarakannya di jalan dan memastikan orang-orang akan melihatnya.”

    Serangan dari Yaman

    Sementara itu militer Israel mengatakan telah mencegat sebuah pesawat tanpa awak yang diluncurkan dari Yaman pada hari Kamis (26/08) , setelah sirene berbunyi di permukiman dekat Jalur Gaza.

    Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pesawat tanpa awak tersebut, tetapi pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran telah berulang kali meluncurkan rudal dan pesawat tanpa awak ke Israel sejak serangan sekutu Palestina mereka, Hamas, pada Oktober 2023 ke Israel memicu perang Gaza.

    “Setelah sirene infiltrasi pesawat musuh berbunyi beberapa saat yang lalu di permukiman dekat Jalur Gaza, sebuah UAV yang diluncurkan dari Yaman berhasil dicegat oleh (angkatan udara Israel),” demikian pernyataan militer Israel.

    Pada hari Rabu (26/07) juga, militer Israel mengatakan telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari Yaman. Rudal tersebut kemudian diklaim oleh pemberontak Huthi.

    Houthi, yang mengaku bertindak untuk mendukung Palestina, menghentikan serangan mereka selama gencatan senjata dua bulan di Gaza yang berakhir pada bulan Maret, tetapi melanjutkannya setelah Israel melanjutkan operasi besar. Israel telah melancarkan beberapa serangan balasan di Yaman, menargetkan pelabuhan-pelabuhan yang dikuasai Huthi dan bandara di ibu kota Sanaa yang dikuasai pemberontak.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Rizki Nugraha

    Lihat Video ‘303 Orang Tewas Termasuk 117 Anak Akibat Bencana Kelaparan di Gaza’:

    (ita/ita)

  • Anggota Legislatif Mau Tonjok Jurnalis di Depan Umum, Ini Penyebabnya

    Anggota Legislatif Mau Tonjok Jurnalis di Depan Umum, Ini Penyebabnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seorang politisi senior Australia yang juga anggota legislatif memicu kecaman publik setelah mengancam seorang jurnalis dalam konferensi pers di Brisbane, Kamis (28/8/2025), ketika isu soal latar belakang keturunannya disinggung.

    Bob Katter (80), anggota parlemen veteran sekaligus pendiri Katter’s Australian Party, terlihat mengacungkan tinju dan memperingatkan bahwa ia pernah memukul orang karena menyebut dirinya berdarah Lebanon.

    Dilansir Reuters, insiden itu terjadi di luar gedung parlemen negara bagian Queensland saat Katter menggelar konferensi pers untuk membicarakan rencananya menghadiri March For Australia, sebuah aksi antiimigrasi yang dijadwalkan berlangsung di sejumlah kota pada Minggu mendatang.

    Ketegangan memuncak ketika seorang jurnalis dari Channel Nine, Josh Bavas, menyinggung soal asal-usul Katter.

    “Anda punya darah Lebanon juga,” kata Bavas.

    Katter langsung memotong dan berteriak, “Jangan katakan itu! Karena itu membuat saya marah, dan saya sudah pernah memukul orang di mulut karena mengatakan itu. Keluarga saya sudah berada di sini selama 140 tahun.”

    Dengan nada tinggi, Katter menambahkan bahwa dirinya sedang “menahan diri hari ini” karena tidak sampai melakukan kekerasan terhadap Bavas. Kamera televisi menangkap momen ketika pria berusia 80 tahun itu mendekat ke jurnalis sambil mengacungkan tinjunya dan menyebut Bavas sebagai “rasis.”

    Bavas kemudian menyampaikan pernyataan resmi menanggapi ancaman tersebut.

    “Selama hampir 20 tahun saya berkarier di jurnalisme, saya belum pernah mengalami reaksi seperti itu dari seorang wakil rakyat,” ujarnya.

    Sikap Katter langsung menuai kritik keras dari media. Fiona Dear, direktur berita dan urusan aktual di perusahaan induk Channel Nine, menyebut ancaman itu tidak bisa diterima.

    “Tuduhan rasisme itu tidak berdasar dan menyinggung. Kami mendesak Katter untuk segera meminta maaf,” kata Dear.

    Dalam konferensi pers tersebut, jurnalis lain sempat menegaskan kembali bahwa ancaman kepada wartawan merupakan hal yang tidak pantas.

    “Menurut saya, cukup ofensif mengancam seorang jurnalis,” ujar seorang reporter.

    Pernyataan itu hanya ditanggapi singkat oleh putra Katter, Robbie Katter, yang juga anggota parlemen negara bagian Queensland.

    “Pesan diterima,” kata Robbie.

    Bob Katter dikenal sebagai salah satu anggota parlemen federal paling senior di Australia, dengan reputasi yang eksentrik. Ia sudah lebih dari lima dekade aktif di dunia politik.

    Pada 2017, ia pernah menjadi sorotan global setelah wawancara televisinya mendadak viral. Saat itu, ketika ditanya mengenai isu pernikahan sesama jenis, Katter menjawab ia tidak punya waktu membahasnya karena “setiap tiga bulan, ada orang yang dicabik-cabik buaya di Queensland utara.”

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • ChatGPT Islami Sudah Rilis, Penciptanya Ahli AI Asli dari Arab

    ChatGPT Islami Sudah Rilis, Penciptanya Ahli AI Asli dari Arab

    Jakarta, CNBC Indonesia – ChatGPT punya pesaing baru. Chatbot bernama Humain Chat ini fasih dalam budaya hingga terkait nilai dalam Islam.

    “Peluncuran jadi tonggak sejarah pada misi kami membangun AI berdaulat maju secara teknis dan autentik secara budaya,” kata CEO Humain, Tareq Amin, dikutip dari Times of India, Rabu (27/8/2025).

    Humain merupakan perusahaan yang membuat chatbot tersebut. Perusahaan asal Arab Saudi mengembangkannya berdasarkan model bahasa besar Allam.

    Allam dilatih dengan data dan pelindungan terkait budaya dan nilai Islam. Sementara untuk bahasanya, kini mendukung bahasa Arab dan Inggris, serta bisa menggunakan dialek termasuk bahasa Mesir dan Lebanon.

    Amin mengatakan aplikasinya dikembangkan dengan talenta dari Saudi. Proyek itu melibatkan 120 spesialis AI, setengahnya adalah perempuan.

    Humain diluncurkan pada Mei 2024. Perusahaan dimiliki oleh Dana Investasi Publik Arab Saudi.

    Kehadiran model AI regional seperti Humain Chat dianggap lebih bernilai karena menawarkan bahasa setempat lebih baik. Selain itu juga mendukung penelitian dari lokal.

    Selain Humain Chat, wilayah itu juga memiliki model AI lain yakni Falcon Arabic. Sistem AI tersebut berasal dari unit penelitian di Abu Dhabi.

    Perusahaan yang diluncurkan sehari sebelum kunjungan Presiden Amerika Donald Trump mendapatkan pasokan langsung dari negara tersebut. Yakni pasokan semikonduktor dari Nvidia dan AMD untuk proyek pusat data berskala besar.

    Rencananya pusat data berkapasitas jumbo 1,9 gigawatt akan dibangun Humain pada 2030 mendatang.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kalau Gagal Lolos Piala Dunia, Stop Naturalisasi!

    Kalau Gagal Lolos Piala Dunia, Stop Naturalisasi!

    GELORA.CO  – Proyek naturalisasi yang terus digencarkan oleh PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir menuai kritik tajam dari anggota Komisi XIII DPR RI, Arisal Aziz. 

    Dalam rapat paripurna yang digelar Selasa (26/8/2025), Aziz secara terbuka meminta agar program naturalisasi dihentikan jika Timnas Indonesia gagal menembus putaran final Piala Dunia 2026.

    “Kita berikan target Pak Erick, kita mengikuti Kualifikasi Piala Dunia. Kalau ini kita gagal (lolos Piala Dunia), saya menyampaikan di depan forum ini, kita stop saja dulu pemain naturalisasi,” tegas Arisal Aziz dalam forum resmi DPR.

    PSSI tengah aktif memperkuat skuad Garuda melalui jalur naturalisasi. Terbaru, dua nama pemain muda diaspora, Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra, sedang dalam proses menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).

    Tak hanya untuk tim putra, PSSI juga mengajukan tiga pemain untuk memperkuat Garuda Pertiwi (timnas wanita):

    Isabel Conan Kopp

    Isabelle Notet

    Pauline Jeanette van de Pol

    Sementara itu, pemerintah turut mengusulkan empat atlet hoki es untuk dinaturalisasi:

    Savelii Molchanov

    Evgenii Nurislamov

    Artem Bezrukov

    Adel Khabibullin

    Keseluruhan proses ini dibahas lintas komisi di DPR, termasuk Komisi X dan XIII, hingga akhirnya disahkan di tingkat paripurna hari ini.

    Kritik Pedas: “Jangan Sampai Anak Negeri Tersisih!”

    Arisal Aziz yang mengaku sebagai pencinta sepak bola sejati menyuarakan kekhawatiran mendalam atas dominasi pemain naturalisasi di Timnas.

    Ia bahkan membagikan pengalamannya membangun akademi dan lapangan sepak bola di daerahnya, Sumatera Barat.

    “Saya adalah salah satu pecinta sepakbola. Di kampung saya di Sumatera Barat, membangun akademi sepakbola. Empat lapangan saya bangun. Saya cinta betul dengan anak negeri,” katanya penuh semangat.

    Aziz menilai jika tren naturalisasi terus berlanjut tanpa prestasi nyata, maka akan berdampak negatif terhadap motivasi pemain lokal.

    “Kalau kita biarkan terus Pak Erick anak-anak negeri kita nanti, pemain lokal kita nanti malas untuk latihan. Kenapa? Karena prestasinya adalah bagaimana dianya nanti menjadi pemain nasional,” ujarnya menohok.

    Menuju Piala Dunia 2026: Timnas Masih Punya Harapan

    Di tengah polemik ini, Timnas Indonesia masih terus melaju dalam perjuangan merebut tiket ke Piala Dunia 2026. Pada Oktober mendatang, skuad Garuda akan menghadapi laga krusial melawan Arab Saudi dan Irak di Putaran Keempat Kualifikasi Zona Asia.

    Sebelum itu, Indonesia akan lebih dulu melakoni laga FIFA Matchday kontra Lebanon pada 8 September 2025. Laga ini digadang-gadang menjadi debut perdana Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra jika proses naturalisasi mereka rampung tepat waktu

  • Israel “Turun Gunung” ke Negara Arab, Mau Lucuti Senjata Kelompok Ini

    Israel “Turun Gunung” ke Negara Arab, Mau Lucuti Senjata Kelompok Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Israel siap mendukung Lebanon dalam upaya melucuti senjata Hizbullah. Hal ini diumumkan menyusul keputusan kabinet Lebanon untuk mendukung rencana pelucutan senjata AS bagi kelompok yang didukung Iran tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan, kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Senin (25/8/2025) mengatakan bahwa Israel siap memuluskan hal ini dengan mengurangi kehadiran militernya yang ada di dekat negara itu.

    “Jika Angkatan Darat Lebanon mulai menerapkan rencana tersebut, Israel akan mempertimbangkan langkah-langkah timbal balik, termasuk mengurangi kehadiran militernya, berkoordinasi dengan mekanisme keamanan yang dipimpin Amerika Serikat (AS),” ujar pengumuman itu dikutip Al Arabiya.

    Awal bulan ini, kabinet Lebanon menyetujui tujuan kerangka kerja AS yang bertujuan melucuti senjata Hizbullah dan faksi-faksi bersenjata lainny. Langkah ini memicu perpecahan tajam di negara tersebut.

    Kemudian, peta jalan pelucutan senjata diajukan oleh utusan AS Tom Barrack. Peta jalan tersebut menguraikan proposal paling rinci untuk mengekang kekuatan militer Hizbullah.

    Di sisi lain, Hizbullah, yang merupakan kelompok pro Iran, telah berulang kali menolak seruan untuk melucuti senjata. Penentangan Hizbullah utamanya dialamatkan setelah perangnya dengan Israel pada akhir tahun 2024, yang menyebabkan sebagian wilayah Lebanon hancur.

    Gencatan senjata yang ditengahi AS antara Lebanon dan Israel pada bulan November mengakhiri konflik tersebut, menyerukan Lebanon untuk menyita semua senjata “ilegal” di seluruh negeri, dan mengatakan Israel akan menghentikan operasi ofensif terhadap target-target Lebanon.

    Namun, Israel telah mempertahankan pasukan di lima posisi di sepanjang perbatasan selatan dan terus melancarkan serangan udara terhadap apa yang disebutnya sebagai pejuang Hizbullah dan fasilitas senjata.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Reaksi Jordi Amat Dipanggil ke Timnas Indonesia: Suatu Kehormatan

    Reaksi Jordi Amat Dipanggil ke Timnas Indonesia: Suatu Kehormatan

    JAKARTA – Bek Persija Jakarta, Jordi Amat merespon panggilan dirinya untuk memperkuat Timnas Indonesia dalam agenda FIFA Matchday 2025. Jordi mengaku senang lantaran hal ini dianggapnya suatu kehormatan.

    Nama Jordi Amat menjadi satu dari 27 pemain yang dipanggil Patrick Kluivert untuk membela Skuad Garuda. Agenda terdekat adalah melakoni FIFA Matchday melawan Kuwait dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya pada 5 dan 8 September 2025.

    Jordi Amat mengaku sangat senang dan seperti mendapat sebuah kehormatan karena bisa dipercaya tampil di tim nasional. ‎‎Ia pun mengaku sangat gembira bisa kembali berbagi ruang ganti yang sama dengan Rizky Ridho.

    ‎Rizky Ridho sendiri merupakan rekan satu tim Jordi Amat di Persija Jakarta, sang pemain berlabel kapten itu juga dipanggil Patrick Kluivert untuk tampil di dua laga uji coba tersebut.

    ‎‎”Ya, saya sangat senang. Seperti biasa, suatu kehormatan bisa berada di tim nasional,” ujar Jordi Amat di Jakarta International Stadium (JIS) dikutip Minggu, 24 Agustus.

    ‎‎”Berbagi ruang ganti lagi dengan Ridho dan banyak rekan satu tim. Jadi, ini bagus,” lanjutnya.

    ‎‎Eks pemain Johor Darul Ta’zim itu lantas menilai bahwa laga kontra Kuwait dan Lebanon merupakan laga penting untuk menilai kemampuan tim. Sebab setelah itu Skuad Garuda juga bakal melanjutkan perjuangan di putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.

    ‎‎”Kami akan menjalani dua tes besar (FIFA Matchday) di bulan September, agar kami bisa berlatih dan bisa lebih baik lagi. Senang rasanya bisa kembali bersama tim,” lanjut bek berusia 33 tahun tersebut.

    Di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia nanti ‎‎Timnas Indonesia yang tergabung dalam grup B bakal bertanding menghadapi tuan rumah Arab Saudi dan Irak.