Negara: Laos

  • Eskalasi Konflik Makin Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Kamboja dan Thailand

    Eskalasi Konflik Makin Memanas, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Kamboja dan Thailand

    YOGYAKARTA – Dalam artikel ini akan dibahas perbandingan kekuatan militer Kamboja dan Thailand. Kedua negara ini diketahui sudah saling bersitegang di wilayah perbatasan yang disengketakan selama berminggu-minggu sejak Mei 2025, di mana seorang tantara Kamboja tewas dalam baku tembak di perbetasan.

    Belakangan, eskalasi konflik antara Kamboja dan Thailand semakin memanas. Pada Kamis, 24 Juli 2025 pagi, militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menggempur pangkalan militer milik Kamboja.

    Aksi ini dilakukan setelah Kamboja menyerang wilayah perbatan Provinsi Sisaket dengan sistem roket BM-21 Grad, dikutip dari Antara.

    Baik Kamboja maupun Thailand, keduanya saling menyalahkan atas dimulainya serangan pada Kamis pagi di wilayah perbatasan yang dikenal sebagai segita Zamrud. Wilayah ini merupakan perbatasan Thailand-Kamboja-Laos dengan batas yang tak pernah benar-benar disepakati.

    Perbandingan Kekuatan Militer Kamboja dan Thailand

    Jika konfik bersenjata meluas dan diplomasi tidak menemui titik terang, militer Kamboja-Thailand berpotensi saling berhadap-hadapan sebagai musuh.

    Di atas kertas, kekuatan militer Thailand jauh lebih unggul dari Kamboja. Negeri Gajah Putih memiliki skor indeks kekuatan (PwrIndx) sebesar 0,4536, peringkat ke-25 secara global. Sementara PwrIndx Kamboja berada di level 2,0752, peringkat ke-95 dari 145 negara.

    Secara lebih rinci, berikut perbandingan kekuatan militer Kamboja dan Thailand berdasarkan informasi yang dihimpun VOI.

    Personel

    Dari segi personel, kekuatan militer Kamboja masih jauh di bawah Thailand. Populasi total Kamboja sekitar 17 juta jiwa (peringkat 72), sedangkan Thailand sekitar 70 juta jiwa (peringkat 20).

    Kamboja diketahui memiliki 221.000 personel aktif. Sementara Thailand mempunyai 360.850 personel dengan 200.000 personel cadangan. Terkait hal ini, Kamboja dilaporkan tidak mempunyai personel cadangan.

    Lebih lanjut, kamboja memiliki 10.000 pasukan paramiliter. Sementara jumlah pasukan paramiliter yang dimiliki Thailand mencapai 25.000 orang.

    Anggaran Pertahanan

    Anggaran pertahanan yang dialokasikan oleh pemerintah kamboja berada di level 860 juta dolar AS (sekitar Rp14 triliun). Angka ini masih berada di bawah Thailand yang anggaran militernya sebesar 598 miliar dolar AS (sekitar Rp95 triliun).

    Kekuatan Angkatan Darat

    Angkatan darat Kamboja dilaporkan memiliki 644 tank dan 3.627 unit kendaraan lapis baja. Kamboja juga mempunyai 30 unit artileri swagerak, 430 artileri tarik. Untuk proyektor roket bergerak, Kamboja menduduki peringkat ke-10 dunia dengan 463 unit.

    Sedangkan Thailand memiliki 635 unit tank dan 16.935 unit kendaraan lapis baja. Angkatan Darat Thailand juga mengoperasikan 589 unit artileri tarik dan 50 unit artileri swagerak.

    Kekuatan Angkatan Laut

    Kekuatan Angkatan Laut Kamboja hanya terdiri dari sekitar 2.800 personel, termasuk 1.500 marinir, dan hanya mempunyai 13 kapal patrol serta 1 kapal pendarat amfibi.

    Lain halnya dengan Thailand, Negeri Gajah Putih memiliki armada laut besar dengan hampir 70.000 personel, meliputi divisi penerbangan Angkatan laut, mariner, pertahanan pantai, dan personel wajib militer.

    Selain itu, Angkatan Laut Thailand juga memiliki 1kapal induk, 7 fregat, 68 kapal patrol dan tempur pesisir, kapal pendarat amfibi berkapasitas ratusan personel, Armada UAV dan helicopter Angkatan laut, serta mariner aktif sebanyak 23.000 personel.

    Kekuatan Angkatan Udara

    Dari segi angkatan udara, militer Kamboja mempunyai sekitar 1.500 personel dan hanya memiliki inventaris pesawat terbatas yang mencakup 10 pesawat angkut dan 10 helikopter angkut. Negeri Seribu Pagoda dilaporkan tidak mengoperasikan jet tempur, namun memiliki 16 helikopter multi-peran, seperti enam Mi-17 era Soviet dan 10 Z-9 China.

    Sementara Thailand, merujuk laporan International Institute for Strategic Studies (IISS), memiliki angkatan udara yang sangat terlatih.

    Jumlah personel Angkatan Udara Kerajaan Thailand dilaporkan mencapai 46.000 personel. Selain itu, Thailand juga memiliki 112 pesawat tempur aktif, dengan rincian 28 unit jet tempur F-16 Fighting Falcon, 11 unit jet temput Gripen buatan Swedia, dan puluhan helicopter tempur dan UAV.

    Jika melihat perbandingan kekuatan militer Kamboja dan Thailand, Kamboja tidak diuntungkan lantaran kekuatan militernya jauh di bawah Thailand. Meski begitu, Kamboja tidak memiliki wilayah perairan yang luas, sehingga bisa lebih fokus pada kekuatan angkatan darat.

    Demikian informasi tentang perbandingan kekuatan militer Kamboja dan Thailand. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.

  • Bentrok Bersenjata, Sektor Pariwisata Kamboja Lebih Terdampak Ketimbang Thailand – Page 3

    Bentrok Bersenjata, Sektor Pariwisata Kamboja Lebih Terdampak Ketimbang Thailand – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Konflik yang meningkat antara Thailand dan Kamboja dapat berdampak negatif pada ekonomi yang bergantung pada pariwisata, tetapi kamboja lebih rentan.

    Mengutip CNBC, Jumat (25/7/2025), Thailand dan Kamboja saling tembak di beberapa wilayah perbatasan pada Kamis pekan ini setelah berminggu-minggu ketegangan yang meningkat. Akibatnya 11 warga sipil meninggal dunia.

    Di sisi lain, pariwisata merupakan penggerak ekonomi yang signifikan bagi kedua negara, masing-masing menyumbang sekitar 12% dan 9% terhadap produk domestik bruto (PDB) Thailand dan Kamboja pada 2024.

    Thailand menerima lebih dari 35 juta wisatawan pada 2024, sedangkan Kamboja menerima 6,7 juta wisatawan.

    “Thailand, tempat pariwisata, menopang sebagian besar tenaga kerja masih sangat rentan terhadap persepsi ketidakstabilan,” ujar Associate Research Fellow Observer Research Foundation, Sreeparna Banerjee.

    Ia mengatakan bahkan kerusuhan jangka pendek di dekat perbatasan dapat mengakibatkan peringatan perjalanan dan mengikis kepercayaan wisatawan, yang “sangat merugikan ketika Thailand mengandalkan pemulihan yang kuat yang didorong oleh pariwisata pada 2025:.

    “Namun, meskipun pariwisata berkontribusi lebih kecil terhadap produk domestik bruto Kamboja, akan “menyesatkan” untuk berasumsi negara tersebut kurang rentan terhadap gangguan di sektor tersebut,” kata Banerjee.

    “Tidak seperti Thailand, Kamboja memiliki lebih sedikit perangkat kebijakan seperti badan promosi pariwisata, cadangan fiskal berskala besar, atau jaring pengaman sosial yang kuat—untuk meredam dampaknya,” ia menambahkan.

    Bentrokan yang melibatkan tembakan artileri dan mobilisasi jet tempur F-16 oleh Thailand terjadi setelah Thailand menarik duta besarnya dari Phnom Penh pada Rabu dan mengusir utusan Kamboja di Bangkok.

    Hal itu merupakan respons atas dugaan cederanya seorang tentara Thailand lainnya akibat ranjau darat di wilayah sengketa, yang menyebabkan kedua belah pihak menurunkan hubungan diplomatik mereka.

    Bangkok menuduh ranjau darat tersebut baru saja dipasang oleh pasukan Kamboja, meskipun Kamboja telah membantah klaim tersebut.

    Eskalasi terbaru dipicu oleh tewasnya seorang tentara Kamboja pada 28 Mei di wilayah yang disebut “Segitiga Zamrud”, wilayah sengketa yang menjadi titik pertemuan perbatasan Thailand, Kamboja, dan Laos.

     

  • Isuzu MU-X Terbaru hingga Traga Limited Edition Rilis di GIIAS 2025

    Isuzu MU-X Terbaru hingga Traga Limited Edition Rilis di GIIAS 2025

    Jakarta

    PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) merilis dua kendaraan baru dalam ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di ICE BSD City, Tangerang. Di sisi lain, pasar otomotif sedang lesu. Meski begitu, Isuzu tetap optimistis bisa mendapatkan pangsa pasar 30 persen.

    Isuzu MU-X 4WD hadir untuk pertama kalinya di Indonesia. Sport utility vehicle (SUV) ladder frame dengan kemampuan off-road ini hadir dengan desain tampilan yang baru serta penyematan sejumlah teknologi untuk meningkatkan efektivitas kendaraan sehingga dapat digunakan sesuai kebutuhan.

    GIIAS 2025 menjadi momen bagi PT IAMI untuk menampilkan sekaligus menjual Isuzu Traga Special Edition 50th dengan tampilan yang lebih eksklusif. Isuzu Traga Special Edition 50th dihadirkan untuk merayakan 50 tahun Isuzu hadir di Indonesia, dan diproduksi secara terbatas hanya 50 unit saja. Ada spesifikasi khusus untuk Traga edisi spesial itu, seperti adanya teknologi digital canggih Isuzu Link.

    Isuzu MU-X 4WD Foto: Dok. Isuzu

    “Semua yang sudah dihadirkan tidak berhenti sampai di sini karena Isuzu siap menatap masa depan melalui inisiasi solusi transportasi dengan teknologi ramah lingkungan serta transformasi digital untuk masa depan yang lebih baik. Semua ini kami coba tampilkan melalui booth Isuzu di GIIAS 2025,” ungkap Masayasu Hideshima, President Director PT IAMI, Masayasu Hideshima dalam keterangannya.

    Peluncuran dua model ini dilakukan saat pasar tengah turun. Berdasarkan data Gaikindo, sepanjang semester pertama 2025 (Januari hingga Juni), penjualan ritel otomotif nasional sebanyak 390.467 unit, turun 9,7 persen dari periode yang sama tahun 2024 sebesar 432.453 unit. Gaikindo menilai, penyebab utama lesunya penjualan mobil karena daya beli masyarakat makin lemah dan pertumbuhan ekonomi belum membaik.

    Meskipun demikian, PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) tetap yakin ada ruang untuk tumbuh meskipun kondisi perekonomian nasional dan pasar otomotif masih lesu. Isuzu optimistis bisa terus memberi kontribusi positif bagi industri otomotif nasional dari ekspor Traga ke berbagai negara.

    Isuzu MU-X 4WD Foto: Dok. Isuzu

    Di tengah tren penurunan, dalam dua bulan ini sudah terlihat tren positif untuk penjualan Isuzu. Market share Isuzu (di segmen kendaraan komersial) sudah 29 persen.

    “Kami yakin dengan tren positif ini bisa mencapai 30 persen di akhir tahun, sama seperti tahun lalu,” tutur Business Strategy Division Head PT IAMI Rian Erlangga.

    Optimisme Isuzu terlihat dari penerimaan pelaku bisnis transportasi logistik, pergudangan, dan distribusi ritel terhadap kendaraan Isuzu. Apalagi, kinerja di sektor ini masih menjanjikan. Berdasarkan data Supply Chain Indonesia (SCI), subsektor transportasi dan pergudangan nasional diperkirakan akan tumbuh 12,53% pada tahun 2025. Angka ini melonjak dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2024 yang sebesar 9,52%.

    Produk unggulan Isuzu Traga masih menjadi tulang punggung penjualan. Saat ini, market share Traga sudah mencapai 45,3 persen. Di beberapa daerah, seperti Jawa Timur, market share Traga sudah menembus 70 persen.

    “Kami juga masih melihat peluang di pasar ekspor dengan menjajaki negara-negara tujuan baru untuk Traga. Apalagi, TKDN Traga sudah 48,15 persen. Kita mengekspor produk yang punya TKDN tinggi, ini tentu memajukan industri otomotif nasional,” tutur dia.

    Untuk pasar luar negeri, Isuzu mulai mengekspor Traga ke Filipina pada Desember 2019 sebanyak 6.000 unit. Tahun 2024 lalu, Isuzu mengekspor 8.070 unit Traga ke 16 negara, antara lain Filipina, Panama, Guatemala, Elsavador, Laos, Myanmar, Nikaragua, Jamaika, dan Paraguay.

    (riar/dry)

  • China Prihatin Perang Kamboja vs Thailand, Serukan Dialog

    China Prihatin Perang Kamboja vs Thailand, Serukan Dialog

    Beijing

    China mengatakan pihaknya “sangat prihatin” atas bentrokan mematikan antara Kamboja dan Thailand di area perbatasan kedua negara yang menjadi sengketa sejak lama. Beijing menyerukan kedua negara untuk menyelesaikan konflik melalui dialog.

    “Kami sangat prihatin dengan perkembangan terkini (dan) berharap kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah dengan baik melalui dialog dan konsultasi,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025).

    “Bertetangga dengan baik dan menangani perbedaan dengan secara pantas, sejalan dengan kepentingan fundamental dan jangka panjang kedua belah pihak,” cetus Guo dalam pernyataannya.

    Kamboja dan Thailand yang bertetangga ini terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, di mana perbatasan kedua negara dan Laos bertemu, dan yang merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

    Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu, dan kembali meletus pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.

    Bentrokan terbaru terjadi pada Kamis (24/7) setelah insiden ledakan ranjau darat, pada Rabu (23/7) sore, yang melukai lima tentara Thailand yang berpatroli di area distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani. Satu tentara kehilangan salah satu kakinya, beberapa tentara lainnya mengalami cedera telinga dan nyeri dada.

    Hasil penyelidikan militer Thailand menemukan bukti bahwa Kamboja telah memasang ranjau darat baru di area perbatasan yang disengketakan. Tuduhan itu dibantah keras oleh Phnom Penh.

    Namun Thailand kemudian mengumumkan pengusiran Duta Besar Kamboja dan menarik pulang Duta Besarnya dari Phnom Penh. Kamboja membalas dengan mengumumkan penurunan hubungan diplomatik dengan Thailand ke “level terendah”, menarik semua diplomat kecuali satu orang dan mengusir para diplomat Thailand dari Phnom Penh.

    Situasi semakin memanas setelah aksi saling tembak terjadi di area perbatasan pada Kamis (24/7). Militer Thailand menuduh pasukan Kamboja menembakkan roket dan peluru artileri ke wilayahnya, sedangkan Phnom Penh menuduh militer Thailand yang terlebih dahulu melepaskan tembakan.

    Untuk merespons serangan Kamboja, militer Thailand mengerahkan enam jet tempur F-16 untuk menyerang dua target militer di wilayah negara tetangganya itu. Otoritas Phnom Penh mengecam serangan F-16 Thailand sebagai “agresi militer yang brutal” dan menegaskan akan meresponsnya.

    Bentrokan terbaru ini memakan korban jiwa, dengan laporan militer Thailand sejauh ini menyebut sedikitnya sembilan warga sipil, termasuk seorang anak, tewas dan sebanyak 14 orang lainnya mengalami luka-luka. Belum diketahui apakah ada korban jiwa di wilayah Kamboja.

    Kamboja telah sejak lama menjadi sekutu China, dan menerima investasi miliaran dolar Amerika. Namun Guo menegaskan dalam pernyataannya bahwa Beijing akan mengambil “posisi yang adil dan tidak memihak” dalam bentrokan tersebut.

    “China telah dan akan terus dengan caranya sendiri melakukan yang terbaik untuk mempromosikan perdamaian dan dialog, dan memainkan peran konstruktif dalam mendorong diredakannya dan pendinginan situasi,” tegasnya.

    China Imbau Warganya Jauhi Area Perbatasan Kamboja-Thailand

    Kedutaan Besar China di Kamboja merilis imbauan terbaru yang meminta warganya untuk menjauhi area di dekat perbatasan Thailand.

    “Kedutaan Besar China di Kamboja mengimbau warga negara China… untuk memantau situasi keamanan setempat dengan saksama, tetap waspada, mengambil tindakan pencegahan yang lebih ketat, dan memastikan keselamatan pribadi mereka,” demikian pernyataan Kedutaan Besar China.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Serangan Kamboja Tewaskan 1 Warga Sipil, Lukai 3 Orang

    Serangan Kamboja Tewaskan 1 Warga Sipil, Lukai 3 Orang

    Bangkok

    Sedikitnya satu warga sipil Thailand tewas akibat serangan militer Kamboja di area perbatasan saat bentrokan terbaru pecah pada Kamis (24/7) waktu setempat. Tiga orang lainnya mengalami luka-luka, termasuk seorang bocah berusia 5 tahun.

    Konfirmasi jatuhnya korban tewas akibat serangan lintas perbatasan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), disampaikan oleh kantor Perdana Menteri (PM) Thailand dalam pernyataan terbarunya.

    Disebutkan kantor PM Thailand bahwa serangan artileri yang diluncurkan pasukan militer Kamboja menghantam rumah warga di area perbatasan.

    “Sebuah peluru artileri Kamboja menghantam sebuah rumah warga sipil Thailand, menewaskan satu orang, sementara seorang anak berusia 5 tahun mengalami luka kritis dan dua orang lainnya luka-luka,” sebut kantor PM Thailand dalam pernyataannya.

    Militer Thailand sebelumnya menuduh pasukan Kamboja telah menembakkan dua roket BM-21, dalam apa yang mereka sebut sebagai “serangan terarah terhadap warga sipil”.

    Kamboja sejauh ini belum memberikan tanggapan langsung atas tuduhan militer Thailand tersebut.

    Namun dalam pernyataan pada Kamis (24/7) pagi saat bentrokan terbaru pecah, Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh militer Thailand telah melepaskan tembakan terlebih dahulu di dekat dua kuil di area perbatasan antara Provinsi Surin di Thailand dan wilayah Oddar Meanchey di Kamboja.

    Merespons serangan Kamboja, militer Thailand mengerahkan enam jet tempur F-16 untuk menyerang dua target militer di wilayah Kamboja.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, sebelumnya mengatakan “situasi ini membutuhkan penanganan yang cermat, dan kita harus bertindak sesuai dengan hukum internasional”.

    “Kita akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kedaulatan kita,” tegasnya.

    Kamboja dan Thailand yang bertetangga ini terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, di mana perbatasan kedua negara dan Laos bertemu, dan yang merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

    Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu, dan kembali meletus pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.

    Bentrokan terbaru terjadi setelah insiden ledakan ranjau darat yang melukai lima tentara Thailand yang sedang berpatroli, pada Rabu (23/7) sore, di area distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani. Satu tentara kehilangan salah satu kakinya, sedangkan beberapa tentara lainnya mengalami cedera telinga dan nyeri dada.

    Hasil penyelidikan militer Thailand menemukan bukti bahwa Kamboja telah memasang ranjau darat baru di area perbatasan yang disengketakan. Tuduhan itu dibantah keras oleh Phnom Penh.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Perbatasan Memanas, Thailand Imbau Warganya Segera Tinggalkan Kamboja

    Perbatasan Memanas, Thailand Imbau Warganya Segera Tinggalkan Kamboja

    Bangkok

    Imbas sengketa perbatasan yang semakin memanas, otoritas Thailand mengimbau setiap warga negaranya yang ada di Kamboja untuk segera meninggalkan negara tersebut.

    Imbauan itu, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), dirilis oleh Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh dalam pernyataan terbaru via Facebook pada Kamis (24/7), setelah tentara kedua negara terlibat aksi saling tembak di area perbatasan.

    Disebutkan Kedutaan Besar Thailand dalam imbauannya bahwa warga negara Thailand harus meninggalkan Kamboja “sesegera mungkin”, kecuali memiliki alasan mendesak untuk tetap tinggal.

    Tidak diketahui secara jelas jumlah warga negara Thailand yang ada di Kamboja.

    Kamboja dan Thailand yang bertetangga ini terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, di mana perbatasan kedua negara dan Laos bertemu, dan yang merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

    Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu, dan kembali meletus pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.

    Bentrokan terbaru terjadi setelah insiden ledakan ranjau darat di area perbatasan yang melukai lima tentara Thailand yang sedang berpatroli, pada Rabu (23/7) sore, di area distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani.

    Satu tentara disebut kehilangan salah satu kakinya akibat ledakan ranjau tersebut, sedangkan beberapa tentara lainnya mengalami cedera telinga dan nyeri dada.

    Lihat juga video: Markas Judi di Perbatasan Kamboja Terbakar, Sudah 19 Orang Tewas

    Hasil penyelidikan militer Thailand menemukan bukti bahwa Kamboja telah memasang ranjau darat baru di area perbatasan yang disengketakan. Tuduhan itu dibantah keras oleh Phnom Penh.

    Namun pemerintah Thailand kemudian mengumumkan pengusiran Duta Besar Kamboja dan menarik pulang Duta Besarnya dari Phnom Penh.

    Otoritas Kamboja membalas langkah tersebut, dengan mengumumkan penurunan hubungan diplomatik dengan Thailand ke “level terendah” pada Kamis (24/7) pagi, menarik semua diplomatnya kecuali satu orang dan mengusir para diplomat Thailand dari Phnom Penh.

    Kamboja Tembakkan Roket di Perbatasan, 3 Warga Thailand Luka-luka

    Dalam aksi saling tembak di perbatasan, pasukan Kamboja dilaporkan menembakkan roket ke wilayah perbatasan Thailand. Militer Thailand menuduh Kamboja telah menembakkan dua roket BM-21, dalam apa yang mereka sebut sebagai “serangan terarah terhadap warga sipil”.

    Serangan roket itu disebut melukai sedikitnya tiga warga sipil Thailand.

    Lihat juga video: Markas Judi di Perbatasan Kamboja Terbakar, Sudah 19 Orang Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Kamboja Tembakkan Roket di Perbatasan, 3 Warga Thailand Luka-luka

    Kamboja Tembakkan Roket di Perbatasan, 3 Warga Thailand Luka-luka

    Bangkok

    Pasukan militer Kamboja dilaporkan menembakkan roket ke area perbatasan Thailand, saat bentrokan kembali meletus di wilayah yang sejak lama disengketakan. Sedikitnya tiga warga sipil Thailand mengalami luka-luka akibat serangan roket tersebut.

    Militer Thailand dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), mengecam apa yang disebutnya sebagai “serangan terarah terhadap warga sipil” oleh pasukan Kamboja.

    Disebutkan militer Thailand bahwa dua roket BM-21 telah menghantam sebuah komunitas di distrik Kap Choeng, Provinsi Surin, dan melukai sedikitnya tiga warga sipil.

    Belum ada tanggapan Kamboja atas laporan militer Thailand tersebut.

    Namun dalam pernyataan pada Kamis (24/7) pagi, Kementerian Pertahanan Kamboja menuduh militer Thailand telah melepaskan tembakan terlebih dahulu dalam bentrokan terbaru di dekat dua kuil di area perbatasan antara Provinsi Surin di Thailand dan wilayah Oddar Meanchey di Kamboja.

    “Militer Thailand telah melanggar integritas teritorial Kerajaan Kamboja dengan melancarkan serangan bersenjata terhadap pasukan Kamboja yang ditempatkan untuk mempertahankan wilayah kedaulatan negara,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, dalam pernyataannya.

    “Sebagai respons, Angkatan Bersenjata Kamboja menggunakan hak mereka yang sah untuk membela diri, yang sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional, untuk menangkis serangan Thailand dan melindungi kedaulatan serta integritas wilayah Kamboja,” tegasnya.

    Sementara militer Thailand, dalam pernyataannya, menuduh tentara Kamboja yang pertama kali melepaskan tembakan.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Disebutkan militer Thailand menyebut bentrokan terbaru itu terjadi sekitar pukul 07.35 waktu setempat, ketika sebuah unit penjaga Kuil Ta Muen mendengar suara drone Kamboja mengudara di atas kepala.

    Kemudian, menurut militer Thailand, enam tentara Kamboja yang bersenjata, termasuk satu tentara yang membawa granat berpeluncur roket, mendekati pagar kawat berduri di depan pos Thailand.

    Tentara-tentara Thailand berteriak untuk memperingatkan mereka, namun menurut militer Thailand, sekitar pukul 08.20 waktu setempat, pasukan Kamboja melepaskan tembakan ke arah sisi timur kuil, atau sekitar 200 meter dari pangkalan militer Thailand.

    Kamboja dan Thailand yang bertetangga ini terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, di mana perbatasan kedua negara dan Laos bertemu, dan yang merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

    Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu, dan kembali meletus pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.

    Buntut bentrokan terbaru ini, Kedutaan Besar Thailand di Phnom Penh dalam pernyataan via Facebook mengimbau warganya meninggalkan Kamboja “sesegera mungkin”, kecuali memiliki alasan mendesak untuk tetap tinggal.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Makin Panas, Tentara Kamboja-Thailand Saling Tembak di Perbatasan

    Makin Panas, Tentara Kamboja-Thailand Saling Tembak di Perbatasan

    Phnom Penh

    Tentara Kamboja dan Thailand saling tembak dalam bentrokan terbaru yang pecah di area perbatasan yang menjadi sengketa kedua negara pada Kamis (24/7) waktu setempat. Saling tembak ini terjadi beberapa jam setelah kedua negara saling menurunkan hubungan diplomatik dalam pertikaian yang semakin memanas.

    Kedua negara yang bertetangga ini terlibat pertikaian sengit mengenai wilayah yang dikenal sebagai Segitiga Zamrud, di mana perbatasan kedua negara dan Laos bertemu, dan yang merupakan lokasi bagi beberapa kuil kuno.

    Perselisihan ini telah berlangsung selama beberapa dekade, berkobar menjadi bentrokan militer berdarah lebih dari 15 tahun yang lalu, dan kembali meletus pada Mei lalu ketika seorang tentara Kamboja tewas dalam baku tembak di area perbatasan.

    Kementerian Pertahanan Kamboja dan militer Thailand, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), sama-sama saling menuduh negara tetangganya yang telah melepaskan tembakan terlebih dahulu dalam bentrokan terbaru.

    Sumber pemerintah Kamboja mengatakan kepada AFP bahwa kekerasan kembali terjadi pada Kamis (24/7) pagi di dekat dua kuil di area perbatasan antara Provinsi Surin di Thailand dan wilayah Oddar Meanchey di Kamboja.

    “Militer Thailand telah melanggar integritas teritorial Kerajaan Kamboja dengan melancarkan serangan bersenjata terhadap pasukan Kamboja yang ditempatkan untuk mempertahankan wilayah kedaulatan negara,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, dalam pernyataannya.

    “Sebagai respons, Angkatan Bersenjata Kamboja menggunakan hak mereka yang sah untuk membela diri, sesuai sepenuhnya dengan hukum internasional, untuk menangkis serangan Thailand dan melindungi kedaulatan serta integritas wilayah Kamboja,” tegasnya.

    Militer Thailand, dalam pernyataan terpisah, menyebut bentrokan terbaru itu terjadi sekitar pukul 07.35 waktu setempat, ketika sebuah unit penjaga Kuil Ta Muen mendengar suara drone Kamboja mengudara di atas kepala.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Kemudian, menurut militer Thailand, enam tentara Kamboja yang bersenjata, termasuk satu tentara yang membawa granat berpeluncur roket, mendekati pagar kawat berduri di depan pos Thailand.

    Tentara-tentara Thailand berteriak untuk memperingatkan mereka, namun menurut militer Thailand, sekitar pukul 08.20 waktu setempat, pasukan Kamboja melepaskan tembakan ke arah sisi timur kuil, atau sekitar 200 meter dari pangkalan militer Thailand.

    Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, mengatakan “situasi ini membutuhkan penanganan yang cermat, dan kita harus bertindak sesuai dengan hukum internasional”.

    “Kita akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kedaulatan kita,” tegasnya.

    Thailand Usir Dubes Kamboja, Phnom Penh Balas Usir Diplomat Bangkok

    Bentrokan terbaru ini terjadi beberapa jam setelah Thailand mengusir Duta Besar Kamboja dan menarik pulang Duta Besarnya dari Phnom Penh. Langkah itu menjadi bentuk protes dari insiden ledakan ranjau darat di area perbatasan yang melukai lima tentara Thailand.

    Phumtham menyebut hasil penyelidikan militer Thailand menemukan bukti bahwa Kamboja telah memasang ranjau darat baru di area perbatasan yang disengketakan. Tuduhan itu dibantah keras oleh Phnom Penh.

    Sebagai respons atas langkah Thailand, otoritas Kamboja mengumumkan penurunan hubungan diplomatik dengan Bangkok ke “level terendah” pada Kamis (24/7) pagi, menarik semua diplomatnya kecuali satu orang dan mengusir para diplomat Thailand dari Phnom Penh.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Perbatasan Memanas, Thailand Imbau Warganya Segera Tinggalkan Kamboja

    Cekcok Perbatasan Memanas, Thailand Usir Dubes Kamboja dan Tarik Dubesnya

    Bangkok

    Otoritas Thailand mengusir Duta Besar Kamboja dari wilayahnya pada Rabu (23/7) menyusul insiden ledakan ranjau darat yang melukai tentara Thailand, yang semakin mengobarkan sengketa perbatasan yang berlangsung sejak lama. Bangkok juga menarik pulang utusan Duta Besarnya dari Phnom Penh.

    Pelaksana Tugas (Plt) Perdana Menteri (PM) Thailand, Phumtham Wechayachai, seperti dilansir AFP, Kamis (24/7/2025), menyebut penyelidikan oleh militer Thailand menemukan bukti bahwa Kamboja telah memasang ranjau darat baru di area perbatasan yang disengketakan. Tuduhan itu dibantah oleh Phnom Penh.

    Perselisihan teritorial di area yang dikenal sebagai Segitiga Zamurd, tempat perbatasan kedua negara dan Laos bertemu, meluas menjadi bentrokan militer pada Mei lalu yang menewaskan seorang tentara Kamboja.

    Sejak saat itu, militer kedua negara terlibat aksi saling serang dan saling membalas, dengan Thailand membatasi perlintasan perbatasan dan Kamboja menghentikan impor tertentu.

    Lima anggota patroli militer Thailand terluka oleh ranjau darat pada Rabu (23/7) sore di area distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani.

    Sebagai respons atas insiden itu, sebut Phumtham, pemerintah Thailand menyetujui usulan militer untuk menutup sejumlah pos pemeriksaan perbatasan.

    “Pemerintah juga telah memutuskan untuk menurunkan level hubungan diplomatik dengan menarik Duta Besar Thailand untuk Kamboja dan mengusir Duta Besar Kamboja untuk Thailand,” ucapnya.

    Militer Thailand dalam pernyataannya mengatakan bahwa satu tentaranya kehilangan salah satu kakinya akibat ledakan ranjau tersebut, sedangkan beberapa tentara lainnya mengalami cedera telinga dan nyeri dada.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Kamboja Bantah Tanam Ranjau Darat Baru di Perbatasan

    Kementerian Pertahanan Kamboja, dalam pernyataan pada Rabu (23/7) malam, menyatakan “dengan tegas menolak tuduhan tidak berdasar” yang dilontarkan Thailand.

    “Kamboja telah berulang kali mengingatkan pihak Thailand bahwa wilayah-wilayah ini masih mengandung banyak ranjau darat sisa perang di masa lalu, yang belum sepenuhnya dibersihkan,” tegas juru bicara Kementerian Pertahanan Kamboja, Maly Socheata, dalam pernyataannya.

    “Sangat disesalkan bahwa pihak Thailand tidak hanya gagal bertanggung jawab atas tindakan agresifnya, tetapi juga telah menuduh Kamboja melanggar hukum internasional,” ujarnya.

    Socheata menyebut Kamboja sebagai “korban yang tidak adil dari pelanggaran Thailand” dan menegaskan Phnom Penh akan mempertahankan integritas teritorialnya dalam “keadaan apa pun, dan dengan cara apa pun”.

    Lihat juga Video: Tokoh Oposisi Kamboja Ditembak Mati oleh Pembunuh Bayaran di Thailand

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Aprisindo apresiasi upaya Pemerintah capai tarif 19 persen dengan AS

    Aprisindo apresiasi upaya Pemerintah capai tarif 19 persen dengan AS

    Jakarta (ANTARA) – Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) mengapresiasi langkah Pemerintah Indonesia dalam mencapai kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS) yang berhasil menurunkan tarif impor menjadi 19 persen, dari rencana awal 32 persen.

    “Tahapan negosiasi yang intens dilakukan pemerintah sejak bulan April dengan melewati beberapa putaran bersama U.S. Secretary of Commerce Howard Lutnick dan United States Trade Representative Jamieson Greer, lanjut negosiasi bulan Juni dan Juli ini dengan negosiasi langsung bukan merupakan hasil yang instan untuk kemajuan industri padat karya yang berorientasi ekspor,” kata Direktur Eksekutif Aprisindo Yoseph Billie Dosiwoda dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

    Yoseph menjelaskan industri alas kaki yang tergabung dalam Aprisindo merupakan sektor padat karya yang menyerap tenaga kerja besar, terutama di Pulau Jawa. Saat ini, industri alas kaki menyerap sekitar 960 ribu pekerja langsung dan melibatkan sekitar 1,3 juta orang dalam rantai pasoknya.

    Menurut dia, keberlangsungan industri sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal, terutama kebijakan tarif impor AS terhadap produk Indonesia.

    Pada 2024 saja, ekspor alas kaki Indonesia ke AS tercatat mencapai 2,39 miliar dolar AS, dan tarif yang lebih rendah diharapkan mampu mendorong peningkatan ekspor ke depannya.

    “Apabila hasil ini dianggap sebagai tantangan oleh berbagai pihak. Namun tetap harus dimaknai sebagai peluang strategis ke depan karena hasil tarif 19 persen bagi Indonesia ini memberikan dampak yang positif dengan harapan meningkatkan nilai ekspor dan investasi di sektor industri padat karya alas kaki, ” kata Billie.

    Ia menambahkan, dengan tarif baru tersebut, Indonesia kini memiliki daya saing lebih kuat dibanding negara lain seperti Kamboja (36 persen), Thailand (36 persen), Laos (40 persen), Malaysia (25 persen), Korea Selatan (25 persen), dan Jepang (25 persen). Bahkan lebih kompetitif dari Vietnam yang selama ini menjadi pesaing utama dengan tarif 20 persen.

    Di sektor alas kaki, lanjut Billie, pekerja Indonesia memiliki keunggulan kualitas dalam membuat alas kaki dengan telaten dan rapih dimana pembeli (buyer) akan mencari kualitas lebih bagus dengan tarif masuk dengan harga yang terjangkau untuk memanfaatkan peluang ini.

    Lebih lanjut, Aprisindo berharap momentum positif ini menjadi pemicu percepatan reformasi struktural di dalam negeri, termasuk deregulasi lintas sektor yang konsisten dan terkoordinasi.

    Billie menekankan pentingnya penyederhanaan regulasi dan kemudahan perizinan untuk mendukung iklim investasi yang kondusif. Asosiasi mendorong pemerintah untuk mempercepat proses pengurusan AMDAL, penerapan SNI yang efisien, kebijakan energi terbarukan yang terjangkau, hingga penyederhanaan proses ekspor-impor.

    Di samping itu, penetapan upah minimum juga harus berbasis inflasi dan memiliki regulasi yang jelas dan konsisten.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Arie Novarina
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.