Negara: Kuwait

  • AMAN-25 di Karachi galang kemampuan hadapi terorisme dan bajak laut

    AMAN-25 di Karachi galang kemampuan hadapi terorisme dan bajak laut

    Karachi (ANTARA) – Latihan perang multilateral AMAN Exercise 2025 yang digelar oleh Angkatan Laut Pakistan di Karachi pada 7–11 Februari bertujuan menggalang kemampuan angkatan laut dari berbagai negara untuk menghadapi ancaman terorisme dan bajak laut.

    Panglima Armada Angkatan Laut Pakistan Laksamana Muda (Laksda) Abdul Munib saat acara pembukaan AMAN Exercise 2025 (AMAN-25) di Pangkalan Angkatan Laut Pakistan (PAK Navy), Karachi, Jumat, menilai ancaman-ancaman itu merupakan tantangan bersama yang dihadapi oleh negara-negara di berbagai belahan dunia.

    “Ini saatnya untuk menggalang kerja sama dan upaya-upaya bersama untuk menciptakan keamanan maritim daripada harus berusaha sendiri. Cakupan, jangkauan, dan beragamnya jenis ancaman di laut menunjukkan tak ada satu negara pun, sekuat apapun mereka, yang mampu menghadapi ancaman-ancaman itu sendirian,” kata Laksamana Muda Munib.

    Oleh karena itu, Angkatan Laut Pakistan yakin latihan multilateral seperti AMAN dapat meningkatkan kemampuan angkatan laut masing-masing negara, sekaligus menggalang kerja sama dan membangun interoperabilitas antarangkatan laut.

    Panglima Armada Angkatan Laut Pakistan Laksamana Muda Abdul Munib (dua kiri) menggelar jumpa pers selepas upacara pembukaan AMAN Exercise 2025 di Pangkalan Angkatan Laut Pakistan, Karachi, Pakistan, Jumat (7/2/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi/am.

    Dalam kesempatan yang sama, Abdul Munib secara khusus menyoroti Samudera Hindia sebagai salah satu jalur utama perdagangan, logistik, dan rute pelayaran militer (SLOC) negara-negara dunia. Dia melanjutkan dalam rangkaian AMAN Exercise negara-negara peserta juga akan berdialog berdiskusi membahas ancaman-ancaman dan potensi ancaman non-tradisional yang dapat tumbuh di kawasan.

    “Penting untuk memahami akar ancaman di kawasan Samudera Hindia (IOR), dan bagaimana itu berkembang, juga penting bagi kita untuk memahami kemampuan pasukan yang menjaga perairan internasional ini dalam bekerja sama,” sambung Panglima Armada Angkatan Laut Pakistan.

    Oleh karena itu, AMAN Exercise pun menjadi salah satu cara untuk mempertemukan berbagai pengalaman, gagasan dan pikiran, sekaligus meminggirkan perbedaan.

    “Terkadang, negara-negara yang berkompetisi pada akhirnya dapat menjadi dekat dan bekerja sama, karena mereka meyakini ada tujuan bersama yaitu menciptakan stabilitas di laut,” kata Laksamana Muda Munib.

    AMAN-25 diikuti oleh kurang lebih 60 negara, termasuk Indonesia. TNI Angkatan Laut yang mewakili Indonesia dalam latihan multilateral itu mengirimkan satu kapal fregat ringan serbaguna-nya (MRLF) KRI Bung Tomo-357 untuk berlatih bersama-sama dengan 30 kapal perang dari Angkatan Laut Pakistan dan negara-negara peserta.

    Dari 60 negara peserta, ada 11 kapal asing yang turut serta, yaitu BNS Somudra Joy (Bangladesh), PLANS Baotou-133 dan PLANS Gaoyouhu-966 (China), KRI Bung Tomo-357 (Indonesia), JS Murasame (Jepang), HMS Jazan dan HMS Hail (Arab Saudi), KD Terengganu-174 (Malaysia), RNOV Sadh (Oman), SLNS Vijayabahu (Sri Lanka), USS Lewis B. Puller (Amerika Serikat), IRIS Jamaran-76 (Iran), dan Abu Dhabi P-191 (Uni Emirat Arab).

    Kolonel Laut (P) Dedi Gunawan Widyatmoko, Komandan KRI Bung Tomo sekaligus Komandan Satgas Latma AMAN Exercise 2025 TNI AL (tujuh kiri), berfoto bersama delegasi angkatan laut dari berbagai negara saat acara pembukaan AMAN Exercise 2025 di Pangkalan Angkatan Laut Pakistan, Karachi, Pakistan, Jumat (7/2/2025). ANTARA/Genta Tenri Mawangi/am.

    Sementara itu, negara-negara peserta AMAN-25 mencakup Australia, Azerbaijan, Bahrain, Bangladesh, Belarusia, Brazil, Brunei, Burundi, Kamboja, Kanada, China, Komoros, Ceko, Djibouti, Mesir, Fiji, Perancis, Jerman, Indonesia, Iran, Irak, Italia, Jepang, dan Yordania.

    Kemudian, ada pula Kazakhstan, Kenya, Arab Saudi, Kuwait, Libya, Malaysia, Maladewa, Maroko, Myanmar, Belanda, Nigeria, Oman, Palestina, Filipina, Qatar, Romania, Rusia, Rwanda, Seychelles, Afrika Selatan, Korea Selatan, Spanyol, dan Sri Lanka.

    Negara-negara lain yang juga turut serta mencakup Swiss, Tajikistan, Tanzania, Thailand, Timor Leste, Tunisia, Turki, Uni Emirat Arab, Uganda, Inggris, Amerika Serikat, dan Zimbabwe.

    Dalam rangkaian AMAN-25, Kolonel Laut (P) Dedi Gunawan Widyatmoko yang saat ini menjabat sebagai Komandan KRI Bung Tomo, bertindak sebagai Komandan Satgas Latma AMAN Exercise 2025 TNI AL. Kolonel Dedi turut menghadiri upacara pembukaan AMAN-25 di Karachi, Jumat, bersama Atase Pertahanan (Athan) RI untuk Pakistan Kolonel Inf. Henru Hidayat Susanto.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Budi Suyanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sosok Letkol Rosita Dulu Kerja Bersihkan WC Kini Jadi Tentara AS, Gagal Tes Polwan karena Tingginya

    Sosok Letkol Rosita Dulu Kerja Bersihkan WC Kini Jadi Tentara AS, Gagal Tes Polwan karena Tingginya

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah kisah wanita Indonesia jadi tentara di AS atau Amerika Serikat.

    Wanita itu bernama Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste asal Sumatera Utara.

    Perempuan berdarah Batak itu kini menjadi perwira menengah di Angkatan Darat Amerika Serikat. 

    Perjuangan Letkol Rosita pun tak mudah.

    Rosita saat ini bertugas sebagai mekanik di pasukan militer AS dan telah mengabdi selama lebih dari 11 tahun.

    Dalam perjalanan panjangnya, Rosita pernah ditempatkan di berbagai wilayah konflik, seperti Irak dan Kuwait, setelah menempuh pendidikan di Jerman.

    Akan tetapi, sebelum mencapai posisinya ini, jalan hidupnya penuh dengan tantangan dan kejutan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. 

    Rosita lahir dan besar di Indonesia, ia merupakan lulusan Fakultas Hukum USU dengan jurusan Perdagangan Internasional.

    Setelah menyelsaikan pendidikannya, Rosita diketahui sempat bekerja di beberapa perusahaan di Jakarta.

    Akan tetapi, hidupnya berubah drastis saat menikah dengan seorang warga negara Amerika Serikat yang juga seorang tentara.

    Demi mendampingi suaminya, Rosita pun pindah ke Negeri Paman Sam tersebut pada September 2000.

    Berada di negara baru dengan budaya yang berbeda, Rosita awalnya bercita-cita menjadi wartawan, mengingat ia pernah bekerja di Warta Ekonomi pada tahun 1997.

    “Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka,” ujarnya dalam sebuah wawancara dengan VOA Indonesia, dikutip dari Kompas.com via TribunJabar.

    Akan tetapi, kurangnya pengalaman kerja di AS membuat impiannya itu sulit terwujud.

    Ia pun tidak menyerah dan mengambil pekerjaan sebagai kasir di restoran cepat saji Burger King.

    Dengan gaji 6 dollar 25 sen per jam, ia tak hanya melayani pelanggan, tetapi juga harus membersihkan meja dan bahkan toilet. 

    “Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC,” kenangnya.

    Meski mendalami banyak tantangan, semangat Rosita tidak pernah padam.

    Kesempatan besar itu datang saat ia mengetahui peluang untuk bergabung dengan militer AS. Namun, jalannya tidak mudah.

    Saat ujian pertama, Rosita dinyatakan gagal.

    Bukannya putus asa, Rosita justru semakin gigih belajar selama 30 hari penuh sebelum mengikuti ujian ulang.

    Usahanya pun membuahkan hasil. Rosita dinyatakan lolos dan resmi bergabung dengan pasukan AS, meskipun tinggi badannya hanya 149 sentimeter.

    “Mereka itu tidak melihat tinggi badan,” katanya. 

    Berbeda dengan di Indonesia, militer AS lebih menilai kemampuan seseorang daripada fisik semata. 

    Setelah diterima, ia dihadapkan pada tiga pilihan pekerjaan: sopir, montir, atau koki. Tanpa ragu, Rosita memilih menjadi mekanik, profesi yang jarang dipilih oleh perempuan. 

    Keputusan itu membawanya ke berbagai pelatihan hingga ke Jerman dan menempatkannya dalam misi ke berbagai negara. 

    Sejak kecil, Rosita pun bercita-cita menjadi polisi wanita (Polwan), tetapi impiannya terhenti lantaran tinggi badannya tidak memenuhi syarat.

    “Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop,” tuturnya.

    Ia juga pernah bermimpi menjadi jaksa, namun sekali lagi, aturan tinggi badan menjadi hambatan. 

    Meskipun mimpinya di Indonesia tak terwujud, Rosita menemukan jalannya sendiri di militer AS. 

    Kini, sebagai Letnan Kolonel, ia telah memimpin ratusan pasukan dan menjalani berbagai misi penting.

    Selama bertugas, Rosita mengalami berbagai pengalaman mendebarkan, salah satunya saat ia nyaris tertembak di Irak.

    Saat sedang berada di dalam kelas untuk belajar, tiba-tiba terdengar rentetan tembakan di luar.

    Ketika hendak menunduk untuk memasang plugin laptop, sebuah peluru melesat melewati kepalanya.

    “Waktu itu blank,” ujarnya mengenang. Ia juga pernah ketiduran saat berjaga, dengan senjata masih dalam genggamannya. 

    Pengalaman-pengalaman ini semakin mengukuhkan mental dan ketangguhannya sebagai seorang prajurit. 

    Kini, Rosita telah ditarik dari tugas di medan konflik dan lebih fokus menjalani tugas administrasi serta mengurus keluarganya.

    Kisah Inspiratif Lainnya

    Sementara itu, sebelumnya juga viral sosok Junaedi, tukang tambal ban yang bisa kuliahkan anaknya.

    Pria berusia 54 tahun sudah lama jadi tukang tambal ban di depan salah satu mal di Surabaya, Jawa Timur.

    35 tahun jadi tukang tambal ban, Junaedi mengatakan bahwa kunci bahagianya adalah rajin shalat malam dan berpuasa Senin-Kamis.

    “Yang penting kita taat sama Gusti Allah, pasti diberi kebahagiaan,” kata Junaedi saat ditemui di lapaknya, Jumat (24/1/2025).

    Menurut Junaedi, ketenangan batin, kesehatan, dan keharmonisan keluarga merupakan definisi dari bahagia yang ia yakini.

    “Rezeki itu sudah ada yang mengatur. Kalau yang kaya aja belum tentu bahagia, jadi kita yang enggak kaya harus bahagia,” ucapnya sembari tertawa, melansir dari Kompas.com.

    Penghasilan Junaedi pun tak pasti.

    Jika beruntung dalam sehari dia bisa mendapatkan Rp50.000.

    Namun, lebih sering tidak ada pelanggan sama sekali, kata dia.

    “Istri saya juga bantu jualan nasi bungkus didekat sekolah disana. Jadi sedikit terbantu, yang penting kita sudah berusaha” sambungnya.

    Selain menjadi tukang tambal ban, dulu Junaedi pernah bekerja sebagai tukang becak.

    Tetapi karena pelanggan yang semakin sepi, akhirnya dia menjual becaknya.

    “Semuanya saya coba, yang penting bisa pulang bawa rezeki yang halal,” tutur Junaedi.

    Berkat kegigihan dalam bekerja dan doa tanpa henti, Junaedi kini mampu menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

    “Meskipun saya lulusan SD (Sekolah Dasar), tapi saya selalu ingin anak saya bisa kuliah,” kata dia.

    Putrinya, Rahmawati (21) kini sedang menempuh pendidikan untuk meraih gelar sarjana dari  jurusan Manajemen di Universitas Bhayangkara, Surabaya.

    Untuk biaya kuliah, Junaedi mengaku harus mengeluarkan uang sebesar Rp1,35 juta per semester. Biaya tersebut dia tanggung sendiri tanpa ada bantuan dari Pemerintah.

    “Anak saya sudah pernah coba buat daftar KIP (Kartu Indonesia Pintar), tapi juga enggak pernah lolos, enggak tahu kenapa,” kata dia.

    Berbagai program beasiswa juga sudah dicoba, tapi selalu gagal.

    Biar pun begitu, Junaedi selalu tegas melarang anaknya untuk kuliah sambil bekerja.

    “Memang tugasnya saya sebagai orangtua untuk mencari nafkah. Sudah, kamu cukup fokus sekolah,” ucap dia sambil lagi-lagi tersenyum.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Sosok Rosita Aruan Ditolak Polwan di Indonesia, Kini Jadi Letkol Mengabdi Tentara AS, Berdarah Batak

    Sosok Rosita Aruan Ditolak Polwan di Indonesia, Kini Jadi Letkol Mengabdi Tentara AS, Berdarah Batak

    TRIBUNJATIM.COM – Rosita Aruan, sosok wanita yang menginspirasi karena pekerjaannya yang tak sembarangan belakangan terungkap.

    Perjalanan panjang Rosita Aruan hingga menjadi tentara di AS dengan pangkat Letnan Kolonel (Letkol) pada saat ini.

    Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste adalah perwira menengah pasukan militer Amerika Serikat (AS).

    Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste berasal dari Indonesia.

    Ia merupakan wanita berdarah Batak asal Sumatera Utara.

    Sekarang bertugas sebagai mekanik di pasukan Angkatan Darat (AD) Amerika Serikat.

    Dalam sebuah wawancara yang disiarkan kanal Youtube VOA Indonesia, Rosita Baptiste mengaku sudah bertugas selama 11 tahun 3 bulan di pasukan AS.

    Ia pun mengaku pernah bertugas di berbagai daerah konflik, seperti di Irak.

    Bahkan, ia juga pernah bertugas di Kuwait, setelah lulus menjalani sekolah di Jerman.

    Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste berasal dari Sumatera Utara.

    Ia merupakan lulusan Fakultas Hukum USU jurusan Perdagangan Internasional.

    Setelah lulus kuliah, Rosita Aruan sempat bekerja di beberapa perusahaan yang ada di Jakarta.

    Namun, pada tahun 2000, ia menikah dengan warga negara Amerika Serikat.

    Kebetulan suaminya itu adalah seorang tentara.

    PERWIRA TENTARA AS – Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste, perwira militer Amerika Serikat (AS) yang berdarah Batak dan berasal dari Indonesia. Dikutip dari Youtube VOA Indonesia, Senin (3/2/2025), saat ini ia bertugas sebagai mekanik di pasukan darat Amerika Serikat. (Youtube VOA Indonesia)

    Karena tugas suaminya, Rosita Baptiste kemudian ikut ke AS pada September 2000.

    Sampai di Negeri Paman Sam tersebut, Rosita sempat ingin bekerja sebagai wartawan.

    Kebetulan, ia pernah menjadi wartawan Warta Ekonomi di Indonesia tahun 1997.

    “Kebetulan itu pekerjaan yang saya suka,” kata Rosita Aruan, seperti dikutip dari podcast YouTube VOA Indonesia, Senin (3/2/2025).

    Sayangnya, keinginannya itu pun pupus lantaran ia belum punya pengalaman kerja di Indonesia.

    Namun hal itu tak membuatnya patah arang.

    Rosita Aruan kemudian melamar bekerja di perusahaan makanan cepat saji, Burger King.

    Di sana ia bertugas sebagai kasir.

    “Jadi kasir selama tiga bulan, dengan gaji 6 dollar 25 sen,” ungkap Rosita mengenang pengalamannya.

    Selama bekerja sebagai kasir, ia tidak hanya melayani pembeli saja, tapi juga ikut membersihkan meja dan sisa makanan pelanggan.

    Bahkan, ia pernah membersihkan WC Burger King, meski dirinya bertugas sebagai kasir.

    “Saya nangis, saya bilang sama ibu saya di Jakarta, enggak kebayang saya ke Amerika bersihkan WC,” kata Rosita.

    Namun, semua hal itu tak membuatnya patah arang.

    Rosita tetap bekerja keras, hingga akhirnya ia melihat peluang untuk menjadi tentara AS.

    Untuk lolos sebagai tentara AS, Rosita harus dua kali ikut ujian.

    Pasalnya, pada ujian pertama ia dinyatakan gagal.

    “Kemudian saya tanya berapa lama lagi (bisa ikut ujian kedua). Mereka bilang 30 hari (baru bisa ikut ujian ulang kedua),” kata Rosita.

    Selama 30 hari, Rosita Aruan tak henti-hentinya belajar.

    Ia kemudian ikut ujian kedua, dan kemudian dinyatakan lolos.

    Meski memiliki tinggi badan hanya 149 sentimeter, nyatanya pasukan AS tidak melihat hal itu sebagai masalah besar.

    Menurut Rosita, yang dibutuhkan pasukan AS adalah kemampuan yang dimiliki calon pasukannya.

    Mereka murni melihat apa kemampuan yang dimiliki calon pasukan, sehingga harus diterima di militer AS.

    Berbeda dengan di Indonesia, yang mewajibkan tinggi badan sebagai syarat utama.

    “Mereka itu tidak melihat tinggi badan,” katanya.

    Setelah lulus sebagai pasukan AS, Rosita mendapat tiga penawaran untuk penempatan kerja.

    Yang pertama sebagai sopir, kedua sebagai montir, dan ketiga sebagai tukang masak atau koki.

    “Saya pilihnya mekanik. Padahal saya cewek,” kata Rosita tersenyum.

    Sejak saat itu, Rosita kemudian disekolahkan hingga ke Jerman.

    Ia pun mulai aktif berdinas di militer AS, hingga berangkat berbagai wilayah seperti Kuwait dan Irak.

    PERWIRA TENTARA AS – Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste, perwira militer Amerika Serikat (AS) yang berdarah Batak dan berasal dari Indonesia. Dikutip dari Youtube VOA Indonesia, Senin (3/2/2025), saat ini ia bertugas sebagai mekanik di pasukan darat Amerika Serikat (Tangkapan Layar Youtube VOA Indonesia/Istimewa)

    Dalam podcast tersebut, Letkol Rosita Aruan Orchid Baptiste ternyata pernah bercita-cita ingin jadi polisi wanita (Polwan) di Indonesia.

    Namun, karena tinggi badannya tidak mencukupi, Rosita pun mengubur mimpinya.

    “Ada jodoh ingin keinginan jadi Polwan, dari segi tinggi badan saya sudah distop,” katanya.

    Tidak hanya itu, Rosita juga sempat berkeinginan menjadi jaksa.

    Namun, masalah tinggi badan menghalanginya untuk menggapai cita-cita tersebut.

    “Kan, jaksa di Indonesia harus tinggi tertentu lho. Dengar-dengar begitu,” kata Rosita.

    Meski mimpinya itu tak terwujud di Indonesia, ibu satu anak ini akhirnya bisa menjadi tentara di Amerika Serikat.

    Bahkan, pangkatnya sekarang sudah Letnan Kolonel.

    Ia memiliki ratusan pasukan ketika masih aktif berdinas di lapangan.

    Selama bertugas sebagai tentara AS, Rosita Aruan punya pengalaman yang tak bisa ia lupakan.

    Ketika menjalani pendidikan dan tugas di Irak, ia nyaris terkena tembakan.

    Saat itu dirinya berada di sebuah kelas untuk belajar.

    Namun, di luar ruangan, terdengar suara rentetan tembakan.

    Rosita Baptiste yang hendak memasang plugin laptop kemudian menundukkan kepala.

    Di saat bersamaan, peluru melesat melewati kepalanya.

    Jika saja Rosita saat itu tidak menunduk, maka kepalanya terkena peluru tersebut.

    “Waktu itu blank,” katanya, sambil mengenang.

    Ia pun pernah ketiduran sambil duduk memegang senjata.

    Hal itu dilakukan saat dirinya mendapat tugas untuk berjaga.

    Kini, Rosita tak lagi bertugas di wilayah konflik.

    Ia sudah ditarik dari lapangan, dan sekarang tengah fokus berdinas biasa dan mengurus keluarga.

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Bahas Isu Global, Sembilan Siswa jadi Delegasi pada Konferensi AYIMUN di Malaysia – Halaman all

    Bahas Isu Global, Sembilan Siswa jadi Delegasi pada Konferensi AYIMUN di Malaysia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sembilan pelajar asal Indonesia berpartisipasi dalam konferensi internasional Asia Youth International Model United Nations (AYIMUN) ke-16, yang diadakan di Hotel Berjaya Times Square, Kuala Lumpur, Malaysia. 

    Dengan lebih dari 1.000 delegasi dari 38 negara, acara ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk berdiskusi dan mencari solusi atas isu-isu global yang relevan.

    Siswa asal SMA Islam Sinar Cendekia ini mengambil peran sebagai delegasi dari berbagai negara di tiga council yang berbeda, yaitu Social, Humanitarian, and Cultural Committee (SOCHUM), United Nations Human Rights Council  (UNHRC), dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC). 

    Masing-masing council menyajikan topik kompleks untuk didiskusikan. 

    Mulai dari SOCHUM dengan tema “Navigating The Balance Between Censorship and Free Speech”. 

    UNHRC dengan tema “The Right to Live vs The Right to Die: Assisted Suicide for Terminally Ill Individuals”, dan UNODC, dengan tema “Mitigating the Worst Impact of Illicit Online Activities: Illegal Gambling and Cybercrime”.

    Muhammad Fahrizal, Presiden International Global Network selaku penyelenggara AYIMUN, memberikan apresiasi kepada para siswa dan sekolah atas partisipasi mereka.

    “Saya patut mengacungi jempol pada teman-teman dari SMA Islam Sinar Cendekia atas keberaniannya tampil di dalam forum internasional ini. Apalagi, di AYIMUN 16 ini kami banyak mengangkat tema yang cukup rumit namun juga sangat penting untuk dibahas,” katanya Fahrizal melalui keterangan tertulis, Minggu (26/1/2025).

    Nama-nama peserta beserta council dan negara yang mereka wakili yakni untuk UNHCR, yakni Kayyisha (Mesir), Cheryl (Sri Lanka), Nurul Ashilah (Kuwait), dan Sazhia Ghina (Bangladesh) 

    Lalu untuk UNODC, adalah Taskiyah (Republik Ceko), Izzuddin (China), dan Nayla (Yordania). Serta untuk SOCHUM, adalah Salma Dhiya Melbina Astra (Swiss) dan Maysa (Selandia Baru). 

    “Saya harap sepulangnya dari acara ini, mereka mendapatkan pengetahuan dan perspektif baru dari teman-teman lainnya yang mereka temui di sini,” pungkasnya. 

    Partisipasi aktif para siswa ini mencerminkan semangat belajar dan keberanian untuk terlibat dalam diskursus global bersama para pelajar dari belahan dunia yang lain. 

    Variasi pengalaman dan perspektif adalah hal yang penting untuk dimiliki generasi muda Indonesia agar lebih siap menghadapi masa depan yang serba tak pasti. 

  • Komisi IX DPR dukung Atnaker berada di bawah Kementerian P2MI

    Komisi IX DPR dukung Atnaker berada di bawah Kementerian P2MI

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Putih Sari mendukung Atase Ketenagakerjaan (Atnaker) berada di bawah Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), sebagaimana tugas dan fungsi yang diembannya.

    “Karena sudah menjadi kementerian, kami mendukung Atnaker di bawah Kementerian P2MI karena sesuai dengan fungsi Atnaker bertugas untuk melindungi dan menempatkan PMI di negara penempatan, selain juga berperan untuk mencari peluang kerja di negara penempatan,” kata Putih dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat.

    Sebagaimana Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI), Atnaker ditetapkan dalam rangka peningkatan hubungan bilateral di bidang ketenagakerjaan dan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia di luar negeri.

    Dalam Pasal 45 UU PPMI, Atnaker diusulkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan kepada Menteri Luar Negeri. Kemudian dalam Pasal 22 ayat (4) UU PPMI, tugas dan wewenang Atnaker diatur dalam Peraturan Presiden, yang hingga kini masih belum terbit.

    Mengingat tugas penting yang diemban, Putih Sari pun menilai Atnaker perlu dibentuk di masing-masing negara penempatan pekerja migran.

    Adapun Atnaker saat ini terdapat di Abu Dhabi, Kuala Lumpur, Kuwait City, Riyadh, Amman, Bandar Seri Begawan, Damaskus, Doha, Seoul, Singapura, serta Staf Teknis Tenaga Kerja di Hongkong dan Jeddah, yang masih berkorelasi secara teknis dengan kementerian ketenagakerjaan.

    “Sangat perlu (Atnaker dibentuk di negara penempatan) karena tupoksi Atnaker kan jelas,” ucapnya.

    Untuk itu, dia mendorong agar Kementerian P2MI melakukan koordinasi dengan stakeholders terkait mengenai Atnaker.

    Sementara itu, anggota Komisi IX DPR RI Nurhadi mengatakan penempatan Atnaker di setiap negara penempatan pekerja migran Indonesia (PMI) membuktikan kehadiran negara.

    “Saya kira sangat perlu Atnaker ada di setiap negara yang terdapat pekerja migran Indonesia. Ini pertanda negara hadir,” kata Nurhadi.

    Dia menekankan bahwa tugas penting melindungi pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri merupakan tanggung jawab perwakilan Republik Indonesia melalui penempatan setiap Atnaker, sebagaimana amanat dari UU PPMI.

    “Tugas pelindungan PMI selama bekerja menjadi tanggung jawab perwakilan Republik Indonesia melalui Atnaker. Selain itu tugas utama Atnaker adalah memberi masukan dalam penyusunan kebijakan di negaranya,” tuturnya.

    Selain itu dia menyebut Atnaker harus bisa membangun hubungan baik dengan stakeholders di negara penempatan, serta mempromosikan bidang-bidang ketenagakerjaan.

    “Sekaligus mencari peluang pasar kerja di negara penempatan,” kata dia.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Emmanuel Macron Serukan Penarikan Penuh Israel dari Lebanon, Saat Dia Berkunjung ke Beirut – Halaman all

    Emmanuel Macron Serukan Penarikan Penuh Israel dari Lebanon, Saat Dia Berkunjung ke Beirut – Halaman all

    Emmanuel Macron Serukan Penarikan Penuh Israel dari Lebanon Saat Kunjungan ke Beirut

    TRIBUNNEWS.COM- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengunjungi ibu kota Lebanon, Beirut, pada 17 Januari dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat mengenai perjanjian gencatan senjata yang mengakhiri pertempuran selama lebih dari setahun antara Israel dan Hizbullah, serta upaya rekonstruksi untuk membangun kembali infrastruktur yang dihancurkan oleh Tel Aviv.

    Itu adalah kunjungan pertama Macron ke negara itu dalam lebih dari empat tahun.

    Presiden Prancis mengatakan Paris akan segera menjadi tuan rumah konferensi internasional tentang rekonstruksi infrastruktur yang hancur akibat perang Israel.

    “Hasilnya sudah ada… tetapi harus dipercepat dan bertahan lama. Perlu ada penarikan penuh pasukan Israel, dan tentara Lebanon harus memegang monopoli penuh atas senjata apa pun,” kata Macron dalam konferensi pers bersama setelah pertemuan dengan Presiden Lebanon Joseph Aoun. 

    Presiden Prancis menambahkan bahwa Paris akan menjadi tuan rumah konferensi “untuk rekonstruksi Lebanon” dalam beberapa minggu mendatang. 

    “Masyarakat internasional harus bersiap untuk memberikan dukungan besar-besaran terhadap pembangunan kembali infrastruktur,” lanjutnya. 

    Aoun sebelumnya menekankan selama pertemuan tertutup dengan Macron “urgensi menstabilkan gencatan senjata di Lebanon selatan dan menghentikan pelanggaran berulang Israel,” serta pemulangan tahanan Lebanon yang ditangkap Israel, rekonstruksi, dan mencapai perdamaian jangka panjang, menurut kantor berita LBCI Lebanon . 

    Presiden Lebanon mengatakan Israel harus menarik pasukannya dalam periode gencatan senjata 60 hari yang ditentukan, yang seharusnya berakhir pada 26 Januari. 

    Surat kabar Lebanon Al-Akhbar melaporkan akhir pekan lalu bahwa Washington telah memberikan jaminan kepada Beirut bahwa Israel akan menarik pasukannya sebelum akhir periode 60 hari, meskipun laporan Israel sebelumnya mengatakan Tel Aviv berencana untuk memperluas kehadirannya. 

    Berdasarkan ketentuan kesepakatan tersebut, pasukan Lebanon telah dikerahkan ke selatan untuk menghancurkan infrastruktur dan keberadaan militer Hizbullah. Pasukan Israel masih berada di Lebanon selatan dan terus melakukan penghancuran massal terhadap rumah dan bangunan. 

    Tel Aviv telah melanggar perjanjian tersebut, yang didasarkan pada Resolusi PBB 1701, lebih dari 1.000 kali sejak mulai berlaku pada 27 November. Pejabat Israel menuduh Hizbullah tidak menarik diri dari wilayah selatan Sungai Litani. 

    Seluruh desa dan kota telah musnah di selatan. Sebagian besar wilayah timur Bekaa dan pinggiran selatan Beirut juga telah porak poranda. 

    Perdana Menteri terpilih Lebanon Nawaf Salam berjanji pada tanggal 14 Januari bahwa rekonstruksi “bukan hanya sekedar janji, tapi sebuah komitmen.”

    Menurut Al-Akhbar , Arab Saudi dan Kuwait telah menawarkan dukungan finansial untuk rekonstruksi di Lebanon dengan syarat mereka memiliki “pengawasan langsung” terhadap pengeluaran. 

     

    SUMBER: THE CRADLE

  • Potensi Industri Hulu Migas Aceh Dilirik Perusahaan Asal Kuwait

    Potensi Industri Hulu Migas Aceh Dilirik Perusahaan Asal Kuwait

    Jakarta

    Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) Nasri Djalal menyebutkan Provinsi Aceh memilih potensi yang besar untuk mengembangkan sumber daya alam minyak dan gas bumi. Bahkan, sejumlah negara telah melirik Aceh untuk dijadikan sebagai tempat investasi mereka.

    Hal itu diungkapkan dirinya saat melakukan pertemuan dengan Dubes Indonesia untuk Kuwait, Country Manager Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC) Sara Al-Baker, Subsurface Manager KUFPEC Muhammad Farhan, Dosen FH UI Titiek Anggraini, dan politisi Partai Demokrat Yuyon Ali Fahmi di Jakarta, beberapa waktu lalu.

    “Saya mengajak Country Manager KUFPEC untuk berkunjung ke Aceh melihat langsung potensi wilayah kerja hulu migas yang dapat dikembangkan,” kata Nasri dalam keterangan tertulis, Minggu (19/1/2025).

    Dia menjelaskan pertemuan tersebut juga bertujuan untuk memperkenalkan kepada investor bahwa Aceh memiliki berbagai sektor yang memiliki peluang investasi cukup besar, salah satunya di migas.

    “Potensi industri hulu migas di wilayah Aceh yang dapat mendorong minat investasi perusahaan KUFPEC,” jelasnya.

    Untuk KUFPEC sendiri, dia mengatakan perusahaan tersebut direncanakan bakal menggelontorkan investasi senilai US$ 10 miliar.

    “KUFPEC akan melakukaninvestasi sebesar US$ 10 miliar di bidang oil & gas,” ungkapnya.

    Untuk itu, dirinya terus melakukan berbagai upaya koordinasi supaya investasi tersebut bisa direalisasikan.

    “BPMA akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Aceh atas rencana ini agar Kuwait bisa melirik potensi besar di sektor migas,” jelasnya.

    Dia menjelaskan BPMA bakal terus melakukan koordinasi dan komunikasi dengan stakeholder untuk melakukan promosi investasi. Hal itu diharapkan mampu mendukung program-program pemerintah daerah dalam mengajak investor untuk berinvestasi di Aceh agar dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.

    “BPMA mempunyai tugas melakukan pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap kontrak kerja sama kegiatan usaha hulu. Sehingga pengambilan sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara yang berada di darat dan laut di wilayah kewenangan Aceh dapat memberikan manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat,” tutupnya.

    (sls/SKK Migas)

  • Kecepatan Internet Indonesia Jeblok di Antara Negara ASEAN

    Kecepatan Internet Indonesia Jeblok di Antara Negara ASEAN

    Jakarta

    Di pengujung 2024, kecepatan internet Indonesia masih belum lebih baik jika dibandingkan negara di kawasan Asia Tenggara. Meski ada peningkatan, koneksi internet Indonesia masih keok jika dibandingkan dengan negara tetangga.

    Berdasarkan laporan bulanan yang dirilis Ookla melalui Speedtest Global Index, pada kategori internet mobile, Indonesia berada di peringkat ke-86 dari 110 negara di dunia.

    Sedangkan jika di ASEAN, Indonesia ada di posisi buncit dengan kecepatan internet mobile rata-rata 28,80 Mbps. Padahal, Ookla mencatat Indonesia naik satu posisi, tapi di sisi lain Kamboja jauh lebih kencang.

    Di kategori internet mobile ini, Uni Emirat Arab menjadi juaranya dengan kecepatan koneksi mencapai 453,87 Mbps. Negara di Timur Tengah lainnya ada di peringkat ke-2 dan ke-3, yaitu Qatar 383,50 Mbps dan Kuwait 257,30 Mbps.

    Brunei Darussalam dan Myanmar yang biasanya ada, pada data yang dirilis Desember 2024 tidak tercantum dalam daftar. Tapi, di kategori fixed broadband kedua negara tersebut hadir. Berikut adalah rangkuman kecepatan internet mobile negara-negara di Asia Tenggara.

    Peringkat Kecepatan Internet Mobile Negara di Asia Tenggara:

    Singapura 129,13 Mbps (peringkat 15)Malaysia 105,36 Mbps (peringkat 20)Vietnam 86,96 Mbps (peringkat 37)Thailand 65,47 Mbps (peringkat 46)Laos 36,64 Mbps (peringkat 75)Filipina 36,36 Mbps (peringkat 77)Kamboja 32,27 Mbps (peringkat 82)Indonesia 28,80 Mbps (peringkat 86).

    Beralih ke kategori fixed broadband, posisi Indonesia pun tak lebih baik. Indonesia ada di ranking ke-121 dari 154 negara di dunia atau turun tiga urutan dari bulan sebelumnya. Indonesia pun hanya unggul dari Myanmar.

    Kecepatan internet fixed broadband Indonesia menyentuh 32,07 Mbps. Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara, Singapura masih berada di tahta tertinggi internet fixed broadband. Berikut adalah urutan kecepatan internet fixed broadband negara-negara Asia Tenggara.

    Peringkat Kecepatan Internet Fixed Broadband Negara di Asia Tenggara:

    Singapura 330,98 Mbps (peringkat 1)Thailand 235,86 Mbps (peringkat 12)Vietnam 159,32 Mbps (peringkat 35)Malaysia 118,63 Mbps (peringkat 45)Filipina 93,76 Mbps (peringkat 58)Brunei Darussalam 76,60 Mbps (peringkat 83)Kamboja 46,14 Mbps (peringkat 108)Laos 40,06 Mbps (peringkat 114)Indonesia 32,07 Mbps (peringkat 121)Myanmar 28,94 Mbps (peringkat 124)Ookla merilis laporan Speedtest Global Index untuk bulan Desember 2024. Foto: OoklaKecepatan internet global per Desember 2024. Foto: Ookla

    Secara keseluruhan, Speedtest Global Index Desember 2024 memperlihatkan bahwa rata-rata kecepatan internet global untuk download di kategori internet mobile mencapai 62,79 Mbps, upload 11,82 Mbps, dan latensi 26 ms. Sedangkan rata-rata kecepatan internet fixed broadband global untuk download menyentuh di angka 96,45 Mbps, kecepatan internet upload 52,10 Mbps, dan latensi 9 ms.

    (agt/rns)

  • BREAKING NEWS: PM Israel Netanyahu Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    BREAKING NEWS: PM Israel Netanyahu Sepakati Perjanjian Gencatan Senjata dengan Hamas – Halaman all

    Benjamin Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Lalu, pemerintah Israel akan menyepakati gencatan senjata.

    Tayang: Jumat, 17 Januari 2025 09:50 WIB |
    Diperbarui: Jumat, 17 Januari 2025 09:50 WIB

    khaberni/HO

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu 

    TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza dan pengembalian sandera telah tercapai, Jumat, (17/1/2025).

    Sebelumnya, kantor Netanyahu sempat berujar ada kendala pada menit-menit terakhir dalam perjanjian gencatan senjata.

    Dikutip dari kantor berita Associated Press, Netanyahu mengatakan akan menggelar rapat dengan kabinet keamanannya hari ini. Lalu, pemerintah Israel akan menyepakati gencatan senjata.

    Israel sempat menunda kesepakatan itu dan menyebut adanya perselisihan dengan Hamas pada menit-menit terakhir.

    Berikut isi kesepakatan gencatan senjata.

    Tahap Pertama

    Durasinya adalah 42 hari
    Hamas-Israel menghentikan sementara operasi militer, Israel menarik pasukan ke arah timur dan menjauh dari daerah berpenduduk ke daerah di sepanjang perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk Wadi Gaza, 700 meter sebelum perbatasan, berdasarkan peta pra-7 Oktober 2023
    Israel menghentikan sementara aktivitas udara untuk keperluan militer dan pengintaian di Jalur Gaza selama 10 jam per hari, dan 12 jam pada hari-hari pembebasan tahanan
    Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina, termasuk 250 orang yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, dan sekitar 1.000 tahanan setelah 7 Oktober 2023.

    Pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggalnya dan penarikan pasukan Israel dari Wadi Gaza

    Setelah pembebasan 7 tahanan Israel, pasukan Israel akan mundur seluruhnya pada hari ke-7, mulai dari Jalan Al-Rashid di timur ke Jalan Salah Al-Din, dan membongkar semua situs militer di area ini. Proses pemulangan pengungsi dimulai, Israel menjamin kebebasan bergerak warga di seluruh sektor, serta masuknya bantuan kemanusiaan melalui Jalan Al-Rashid sejak hari ke-1 tanpa hambatan
    Pada hari ke-22, pasukan Israel mundur dari pusat Jalur Gaza, terutama dari Poros Netzarim dan Bundaran Kuwait, ke daerah yang dekat dengan perbatasan, dan instalasi militer dibongkar seluruhnya. Para pengungsi terus kembali ke tempat tinggal mereka, dan diberi kebebasan bergerak di seluruh wilayah Jalur Gaza
    Pada hari ke-7, penyeberangan Rafah dibuka dan bantuan kemanusiaan, bahan bantuan, dan bahan bakar dalam jumlah yang cukup masuk melalui 600 truk setiap hari, 50 di antaranya mengangkut bahan bakar, dan 300 truk menuju ke utara Jalur Gaza

    Pertukaran tahanan

    Hamas membebaskan 33 tahanan Israel (hidup atau mati), termasuk perempuan sipil, tentara, anak-anak di bawah usia 19 tahun, orang lanjut usia (di atas 50 tahun), serta warga sipil yang terluka dan sakit. Untuk setiap tahanan Israel, Israel akan membebaskan 30 tahanan Palestina dari penjara dan pusat penahanan Israel
    Sebagai imbalan atas pembebasan 30 tahanan Palestina yang lanjut usia dan sakit dari penjara pendudukan, Hamas akan membebaskan semua tahanan Israel yang masih hidup, termasuk warga sipil lanjut usia, yang sakit dan terluka.
    Israel membebaskan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita Israel yang ditahan dan dibebaskan oleh Hamas.

    Jadwal pertukaran tahanan tahap 1

    Pada hari ke-1, Hamas membebaskan 3 tahanan sipil Israel, dan pada hari ke-7 membebaskan 4 tahanan lainnya. Hamas membebaskan 3 tahanan Israel setiap 7 hari dan membebaskan semua tahanan yang masih hidup, sebelum mengembalikan jenazah.
    Pada hari ke-42, Israel membebaskan 47 tahanan Palestina yang dipenjarakan kembali setelah pembebasan mereka pada tahun 2011.
    Jika jumlah tahanan Israel yang masih hidup yang dibebaskan tidak mencapai 33, jumlah sisa tahanan tubuh akan selesai. Sebagai imbalannya, pada hari ke-42, Israel membebaskan semua perempuan dan anak-anak yang ditangkap dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.
    Proses pertukaran terkait dengan sejauh mana kepatuhan terhadap ketentuan perjanjian, termasuk penghentian operasi militer di kedua sisi, penarikan pasukan pendudukan, kembalinya pengungsi, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

    Israel dilarang menangkap kembali tahanan Palestina yang dibebaskan dengan tuduhan yang sama seperti saat mereka ditangkap sebelumnya, dan mereka tidak akan ditangkap kembali untuk menjalani sisa hukumannya.
    Tahanan Palestina tidak akan diminta menandatangani dokumen apa pun sebagai syarat pembebasan mereka.
    Kriteria yang ditetapkan untuk pertukaran tahanan dan narapidana pada tahap pertama tidak akan digunakan sebagai dasar pertukaran pada perjanjian tahap kedua.
    Perundingan tidak langsung antara kedua belah pihak mengenai syarat-syarat pelaksanaan perjanjian tahap kedua dimulai selambat-lambatnya pada hari ke-16 sejak berlakunya perjanjian, dan kesepakatan harus dicapai sebelum hari ke-35 perjanjian tahap pertama.

    Tahap Kedua

    Durasinya adalah 42 hari
    Ketenangan berkelanjutan, Hamas-Israel menghentikan secara permanen operasi militer dan aktivitas permusuhan, dan dimulainya kembali pertukaran tahanan antara kedua belah pihak, termasuk semua pria Israel yang masih hidup dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina yang disepakati.
    Pasukan Israel akan mundur sepenuhnya dari Jalur Gaza.

    Tahap Ketiga

    Durasinya adalah 42 hari
    Pertukaran jenazah dan sisa-sisa orang mati yang ditemukan oleh kedua belah pihak setelah mencapai dan mengidentifikasi mereka.
    Implementasi rencana rekonstruksi Jalur Gaza dalam jangka waktu 3-5 tahun dimulai, termasuk perumahan, bangunan sipil, dan infrastruktur, selain kompensasi bagi semua yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi yang mensponsori perjanjian tersebut.
    Membuka seluruh perlintasan dan memberikan kebebasan pergerakan orang dan barang.

    PBB, badan-badannya, dan organisasi internasional lainnya melanjutkan pekerjaan mereka dalam menyediakan layanan kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    Proses implementasi perjanjian tersebut akan diawasi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.

    (Tribunnews.com/Febri/Yunita/)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza Sudah Tercapai, Pengumuman Resmi Ditunda Gegara Netanyahu Curang – Halaman all

    Perjanjian Gencatan Senjata di Gaza Sudah Tercapai, Pengumuman Resmi Ditunda Gegara Netanyahu Curang – Halaman all

    Perjanjian Gencatan Senjata Sudah Tercapai, Tapi Pengumuman Resmi Ditunda Gegara Netanyahu

    TRIBUNNEWS.COM – Sejumlah laporan yang diterima dari ibu kota Qatar, Doha, menunjukkan bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza telah tercapai, khaberni melaporkan, Rabu (15/1/2025).

    Meski demikian, pengumuman resmi tercapainya kesepakatan gencatan senjata di Gaza tersebut tertunda.

    Sebuah narasumber utama dalam kelompok pembebasan Palestina, Hamas, mengaitkan penundaan pengumuman resmi “Sampai tercapainya kesepakatan mengenai mekanisme penerapan gencatan tersebut.”

    Pihak Hamas mengatakan kalau Perdana Menteri pemerintah pendudukan Israel, Benjamin Netanyahu, mencoba mencurangi perjanjian tersebut dan menghalanginya di saat-saat terakhir.

    Manuver itu dilakukan Netanyahu dengan meminta agar tahanan berstatus militer Israel ditambahkan ke dalam daftar 33 tahanan yang akan dibebaskan pada fase pertama. 

    Dari draft pertukaran sandera demi gencatan senjata yang sudah disepakati, disebutkan kalau kategori tahanan yang diklasifikasikan secara khusus, termasuk mereka yang merupakan anggota militer, dijadwalkan akan dibebaskan pada tahap-tahap berikut pertukaran sandera.

    Fase-fase ini menjadi syarat dari pendudukan Israel untuk membebaskan seribu tahanan pada tahap pertama, menurut surat kabar Al-Arabi Al-Jadeed.

    Sumber Hamas, mengungkapkan kalau delegasi perundingan Israel mencoba mempersulit perundingan, dengan mengklaim kalau mereka menginginkan pada tahap pertama pertukaran sandera untuk membebaskan semua kategori tahanan Israel, termasuk warga sipil, personel militer, pria dan wanita.

    Menurut perjanjian tersebut, tahap pertama adalah Hamas membebaskan 33 tahanan Israel, termasuk anak-anak, wanita, tentara wanita, orang tua, dan orang sakit.

    Sumber Hamas tersebut juga mengungkapkan, kategori tentara Israel yang ditangkap berseragam militer pada 7 Oktober 2023, termasuk sejumlah petugas dari Dinas Keamanan Umum, “Shin Bet,” dan petugas dari Unit Intelijen Israel 8200, akan dibebaskan pada tahap berikutnya dalam pertukaran.

    Fase berikut pertukaran sandera juga akan membebaskan mereka yang berkategori sebagai petinggi militer Israel.

    “Draft kesepakatan mencatat bahwa kategori-kategori sandera ini akan ditangani dalam transaksi dalam kunci khusus yang akan disepakati pada saat itu,” kata laporan Khaberni.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi cadangan infanteri menyerbu ke sebuah pemukiman warga Palestina di Jalur Gaza dalam agresi militer yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023 silam. (rntv/tangkap layar)

    Jaminan Sepihak Penarikan Pasukan oleh Israel

    Sumber Hamas tersebut juga menunjukkan bahwa di antara mekanisme implementasi yang menghalangi pengumuman resmi kesepakatan perjanjian gencatan senjata tersebut adalah pelanggaran perjanjian penyerahan peta untuk proses penarikan pasukan yang akan menyertai tahapan implementasi oleh Israel (pembebasan tahanan Palestina).

    Sumber tersebut menambahkan, delegasi Israel berusaha untuk membenarkan hal ini dengan mengatakan kalau mereka sendiri yang akan menjamin terjadinya penarikan pasukan (IDF), termasuk tetap berada di lokasi-lokasi penting di Jalur Gaza sampai semua hak perjanjian diselesaikan.

    Jaminan sepihak dari Israel ini yang masih menjadi hambatan.

    Pembukaan Kembali Penyeberangan Rafah

    Dalam konteks yang sama, para pejabat dari Badan Intelijen Umum Mesir mengunjungi perbatasan Rafah antara Mesir dan Jalur Gaza, Selasa (14/1/2025).

    Kunjungan itu dilaporkan untuk menyiapkan laporan mengenai status dan persyaratan pembukaan kembali penyeberangan di perbatasan Mesir-Palestina tersebut.

    Dalam assesmentnya, para pejabat tersebut menginspeksi kelengkapan dokumen dan fisik dari perusahaan transportasi “Hala” yang terafiliasi dengan pengusaha Sinai, Ibrahim Al-Arjani.

    Perusahaan ini ditunjuk sebagai penyedia jasa angkutan di perbatasan.

    “Selain perusahaan itu, ada pula perusahaan lain milik Al-Arjani yang terkait dengan penyelenggaraan dan koordinasi proses masuknya bantuan, di untuk melakukan persiapan pada tahap selanjutnya,” kata laporan Khaberni.

    IDF berupaya menguasai setidaknya 4 wilayah besar. Salah satu yang paling menonjol adalah koridor Netzarim. (X/Twitter)

    Hamas Minta Rincian Penarikan Mundur Pasukan Israel

    Sebelumnya kemarin, Selasa, sebuah sumber yang mengetahui perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel mengungkapkan kalau Hamas telah memberikan persetujuannya terhadap rancangan perjanjian tersebut kepada para mediator sejak malam Senin-Selasa.

    “Ketika Hamas menyampaikan tanggapannya, Hamas meminta tanggapan dari Israel melalui mediator untuk memberikan peta dengan rincian yang jelas untuk seluruh wilayah geografis di Jalur Gaza di mana tentara pendudukan akan mundur, dengan menentukan waktu setiap penarikan,” kata laporan itu.

    Sumber tersebut, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, menambahkan:

     “Hamas khawatir Israel akan mengakali penarikan bertahap jika mediator tidak memiliki peta yang jelas yang dapat dijadikan acuan jika terjadi pelanggaran oleh Israel.”

    Dampak Suram Bagi Israel

    Peluang besar terciptanya gencatan senjata yang dilakukan lewat proses pertukaran sandera dan tahanan antara gerakan Hamas Palestina dan Israel disambut secara tidak antusias oleh sejumlah entitas Zionis.

    Analis Yossi Yehoshua dalam tulisannya di surat kabar Yedioth Ahronoth, menyatakan, kalau draft perjanjian gencatan senjata di Gaza sejatinya merugikan pihak Israel.

    Kerugian itu khususnya karena dengan begitu, target utama perang yaitu pembubaran Hamas, tidak tercapai.

    Ditambah, penarikan mundur pasukan Israel dari titik-titik simpul di Jalur Gaza, adalah puncak dari kesia-siaan agresi militer darat pasukan Israel yang telah berlangsung lebih dari 15 bulan dan menelan banyak korban dan biaya.

    “Hal ini tidak membebaskan kita dari menghadapi masa depan suram yang menanti kita di sisi lain, mengingat banyaknya kesenjangan (perbedaan dengan keinginan Israel) dalam perjanjian yang sedang dirancang,” kata Yossi, dikutip dari Khaberni, Selasa (14/1/2025).

    Berikut tulisan Yossi soal peluang gencatan di Gaza:

    Kita tidak perlu menutup-nutupi kenyataan yang ada. Perjanjian yang muncul ini berdampak buruk bagi Israel, namun Israel tidak punya pilihan selain menerimanya.

    Israel mempunyai kewajiban moral terhadap warga negaranya yang ditangkap dan tentara yang dibiarkan tanpa perlindungan.

    Lima belas bulan setelah dimulainya perang, tentara belum mampu membongkar kekuatan militer Hamas, dan kepemimpinan politik belum melakukan upaya untuk mencari alternatif pemerintahan di Gaza.

    Sebuah kesepakatan dicapai di mana kita membayar harga yang tinggi, yang seharusnya dibayar untuk kesepakatan yang komprehensif, dan bukan kesepakatan parsial yang setelah itu alat-alat tekanan yang bertujuan untuk memastikan tahap selanjutnya akan hilang.

    Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)

    Detail Draft Gencatan Senjata

    Berikut draf rancangan perjanjian gencatan senjata di Gaza, menurut apa yang diterbitkan oleh Hebrew Broadcasting Corporation:

    Tahap Pertama (42 hari):

    1. Penghentian sementara operasi militer timbal balik antara kedua pihak, dan penarikan pasukan Israel ke arah timur dan menjauh dari daerah berpenduduk ke daerah sepanjang perbatasan di seluruh wilayah Jalur Gaza, termasuk Lembah Gaza (poros Netzarim dan Alun-Alun Kuwait) .

    2. Penghentian sementara aktivitas udara (untuk tujuan militer dan pengintaian) di Jalur Gaza selama 10 jam setiap hari, dan 12 jam pada hari pembebasan korban penculikan dan tahanan.

    3. Pengembalian pengungsi ke daerah tempat tinggalnya, dan penarikan diri dari Lembah Gaza (poros Netzarim dan Alun-Alun Kuwait):

    • A. Pada hari ketujuh (setelah pembebasan 7 tahanan), pasukan Israel mundur sepenuhnya dari Jalan Al-Rashid ke arah timur ke Jalan Salah Al-Din, membongkar seluruh situs dan instalasi militer di daerah ini, dan mengembalikan para pengungsi ke daerah dan tempat tinggal mereka (tanpa membawa senjata selama kepulangan), dengan kebebasan bergerak warga di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan masuknya bantuan kemanusiaan melalui Jalan Al-Rashid, dimulai dari hari pertama, tanpa hambatan.

    • B. Pada hari kedua puluh dua, pasukan Israel mundur dari pusat Jalur Gaza (terutama poros Netzarim dan poros Kuwait Square) di sebelah timur Jalan Salah al-Din ke daerah dekat perbatasan, dan situs serta instalasi militer sepenuhnya dihancurkan dan dibongkar, dan para pengungsi terus kembali ke tempat tinggal mereka (tanpa membawa senjata selama mereka kembali) di Jalur Gaza Utara, dengan kebebasan bergerak bagi penduduk di seluruh wilayah Jalur Gaza.

    • C. Mulai dari hari pertama, bantuan kemanusiaan, bahan bantuan dan bahan bakar dalam jumlah yang cukup dan intensif telah disalurkan (600 truk per hari, termasuk 50 truk bahan bakar, termasuk 300 untuk wilayah utara), termasuk bahan bakar yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pembangkit listrik, perdagangan dan peralatan yang diperlukan untuk menghilangkan puing-puing dan merehabilitasi wilayah yang hancur. 

    Mengoperasikan rumah sakit, pusat kesehatan dan toko roti di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan melanjutkannya di seluruh tahap perjanjian.

    4. Pertukaran sandera dan tawanan antara kedua belah pihak:

    A. Pada tahap pertama, Hamas membebaskan 33 tahanan Israel (hidup atau mati), termasuk wanita (warga sipil dan tentara wanita), anak-anak (di bawah usia 19 tahun selain tentara), orang tua (di atas usia 50 tahun), serta orang-orang yang terluka dan warga sipil yang sakit, dengan imbalan sejumlah tahanan di penjara dan pusat penahanan Israel, sesuai dengan ketentuan berikut:

    • Hamas membebaskan semua tahanan Israel yang masih hidup, termasuk perempuan dan anak-anak sipil (di bawah usia 19 tahun, bukan tentara). 

    Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 30 anak-anak dan perempuan untuk setiap tahanan Israel yang dibebaskan, berdasarkan daftar yang diberikan oleh Hamas berdasarkan senioritas dalam tahanan.

    B. Hamas membebaskan semua tentara wanita Israel yang masih hidup.

    Sebagai imbalannya, Israel membebaskan 50 tahanan dari penjaranya untuk setiap tentara wanita Israel yang dibebaskan.

    5. Penjadwalan pertukaran korban penculikan dan tawanan antara kedua pihak pada tahap pertama:

    • Pada hari pertama perjanjian, Hamas membebaskan tiga sandera Israel (warga sipil).

    • Pada hari ketujuh perjanjian, Hamas kembali membebaskan empat sandera Israel (warga sipil).

    • Setelah itu, Hamas membebaskan lagi tiga sandera Israel setiap tujuh hari, dimulai dari perempuan (warga sipil dan tentara).

    Semua orang yang diculik akan dibebaskan hidup-hidup.

    • Pada minggu keenam, Hamas membebaskan seluruh tahanan sipil yang termasuk dalam fase ini. Sebagai imbalannya, Israel membebaskan sejumlah tahanan Palestina dari penjara sesuai dengan daftar yang disediakan oleh Hamas.

    • Pada hari ketujuh, Hamas mengirimkan informasi tentang jumlah warga Israel yang diculik dan akan dibebaskan pada tahap ini.

    • Pada minggu keenam (setelah pembebasan Hisham al-Sayyid dan Avra ​​​​Mengistu di antara total 33 penculik Israel setuju untuk dibebaskan pada tahap pertama perjanjian), Israel membebaskan 47 tahanan yang ditangkap kembali setelah kesepakatan.

    •  Jika jumlah korban penculikan Israel yang masih hidup yang dijadwalkan untuk dibebaskan tidak mencapai 33 orang, jumlah tersebut akan ditambah dengan jenazah dari kategori yang sama. Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan semua wanita dan anak-anak (di bawah usia 19 tahun) pada minggu keenam ditangkap dari Jalur Gaza setelah 7 Oktober 2023.

    • Proses pertukaran ini terkait dengan sejauh mana kepatuhan terhadap ketentuan perjanjian, termasuk penghentian operasi militer di kedua belah pihak, penarikan pasukan Israel, kembalinya pengungsi, dan masuknya bantuan kemanusiaan.

    • Tahanan Palestina yang dibebaskan tidak akan ditangkap lagi atas tuduhan yang sama seperti sebelumnya, dan Israel tidak akan mengambil inisiatif untuk menangkap kembali tahanan Palestina yang dibebaskan untuk menjalani sisa masa hukumannya.

    • Tahanan Palestina yang akan dibebaskan tidak diharuskan menandatangani dokumen apapun sebagai syarat pembebasan mereka.

    6. Pertukaran korban penculikan dan tahanan pada tahap pertama yang disebutkan di atas tidak akan dianggap sebagai dasar kriteria pertukaran pada tahap kedua.

    7. Selambat-lambatnya pada hari keenam belas, perundingan tidak langsung akan dimulai antara kedua pihak mengenai kesepakatan tentang syarat-syarat pelaksanaan perjanjian tahap kedua ini, termasuk yang berkaitan dengan kriteria pertukaran tawanan antara kedua belah pihak (tentara dan lain-lain).

    Kesepakatan mengenai hal ini harus dicapai sebelum akhir minggu kelima fase ini.

    8. Perserikatan Bangsa-Bangsa, badan-badannya dan organisasi internasional lainnya melanjutkan pekerjaan mereka dalam menyediakan layanan kemanusiaan di seluruh wilayah Jalur Gaza, dan akan terus melakukan hal tersebut sepanjang tahapan perjanjian.

    9. Memulai rehabilitasi infrastruktur (listrik, air, limbah, komunikasi, dan jalan) di seluruh wilayah Jalur Gaza, memperbolehkan penggunaan peralatan pertahanan sipil yang diperlukan, dan menghilangkan puing-puing, dan ini akan berlanjut di semua tahap perjanjian.

    10. Menyediakan perbekalan yang diperlukan untuk membangun tempat penampungan bagi para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal selama perang (setidaknya 60.000 unit rumah sementara – karavan – dan 200.000 tenda).

    11. Setelah pembebasan seluruh tentara Israel, jumlah tentara yang terluka yang akan dipindahkan untuk perawatan medis melalui penyeberangan Rafah akan ditingkatkan, jumlah orang sakit dan terluka yang diizinkan menyeberang akan ditingkatkan, dan pembatasan terhadap pergerakan barang dan perdagangan akan dihilangkan.

    12. Mulai melaksanakan pengaturan dan rencana yang diperlukan untuk membangun kembali rumah, bangunan sipil, dan infrastruktur yang hancur akibat perang dan memberikan kompensasi kepada mereka yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi, termasuk Mesir, Qatar, dan PBB .

    13-Semua tindakan dalam fase ini, termasuk penghentian sementara operasi militer di kedua belah pihak, upaya pemberian bantuan dan perlindungan, penarikan pasukan, dll., akan berlanjut selama fase kedua seiring dengan berlanjutnya negosiasi mengenai syarat-syarat fase kedua dan pelaksanaannya.

    Tahap kedua (42 hari):

    14. Pengumuman kembalinya ketenangan berkelanjutan (penghentian permanen operasi militer dan semua aktivitas permusuhan) akan berlaku sebelum dimulainya pertukaran korban penculikan dan tahanan antara kedua pihak – semua pria Israel yang masih hidup (warga sipil dan tentara) – sebagai imbalan atas jumlah tahanan yang disepakati di penjara dan pusat penahanan Israel, Penarikan total pasukan Israel dari Jalur Gaza.

    Tahap ketiga (42 hari):

    15. Jenazah dan jenazah akan dipertukarkan antara kedua pihak setelah mereka ditemukan dan diidentifikasi.

    16. Melaksanakan rencana rekonstruksi Jalur Gaza selama jangka waktu 3 sampai 5 tahun, termasuk perumahan, bangunan sipil, dan infrastruktur sipil, dan memberikan kompensasi kepada semua yang terkena dampak, di bawah pengawasan sejumlah negara dan organisasi, termasuk Mesir, Qatar , dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

    17. Membuka perlintasan dan memperbolehkan pergerakan orang dan barang.

     

    Penjamin perjanjian:

    Qatar, Mesir, Amerika Serikat

     

     

     

    (oln/khbrn/*)