Negara: Korea Utara

  • Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Jakarta

    Korea Utara mengirimkan lagi sekitar 600 balon berisi sampah melintasi perbatasan. Militer Korea Selatan mengatakan sampah tersebut berisi puntung rokok hingga plastik, kini personel keamanan berupaya mengumpulkan balon-balon tersebut saat mendarat.

    “Korea Utara telah kembali meluncurkan balon sampah ke arah Korea Selatan,” kata Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/2/2024).

    Balon berisi sampah itu dikirim ke perbatasan arah Korsel sejak sekitar jam 8 malam (11.00 GMT) Sabtu malam.

    Kemudian hingga sekitar pukul 10 pada Minggu pagi ini, “sekitar 600 balon telah diidentifikasi, dengan sekitar 20 hingga 50 balon per jam bergerak di udara,” tambahnya.

    Balon-balon tersebut mendarat di provinsi-provinsi Korea Selatan bagian utara, termasuk ibu kota Seoul dan wilayah Gyeonggi yang berdekatan, yang secara kolektif merupakan rumah bagi hampir setengah populasi Korea Selatan.

    Korea Utara mulai mengirimkan ratusan balon yang membawa kantong-kantong sampah pada awal pekan ini. Korsel lalu menganggap tindakan tersebut sebagai balon “kelas rendah”. Korsel memperingatkan akan adanya tindakan balasan yang tegas kecuali Pyongyang menghentikan provokasi “tidak rasional” tersebut.

    JCS mengatakan sejak kampanye dimulai pada hari Selasa, sekitar 900 balon telah diluncurkan.

    “Militer kami melakukan pengawasan dan pengintaian dari titik peluncuran balon, melacaknya melalui pengintaian udara, dan mengumpulkan puing-puing yang jatuh, dengan memprioritaskan keselamatan publik,” katanya.

    “Kami mendesak masyarakat untuk menghindari kontak dengan limbah balon yang jatuh dan melaporkannya ke unit militer atau kantor polisi terdekat,” tambahnya.

    Sementara itu, Pemerintah kota Seoul mengirimkan peringatan teks kepada warga Korsel pada hari Sabtu. Pemerintah kota Seoul memperingatkan adanya “benda tak dikenal yang dianggap sebagai selebaran propaganda Korea Utara”.

    Pyongyang membela atas pelepasan balon-balon tersebut awal pekan ini. Korut mengatakan bahwa “hadiah tulus” tersebut adalah pembalasan atas balon-balon yang dikirim ke Korea Utara dengan tujuan propaganda melawan pemimpin Kim Jong Un.

    (yld/gbr)

  • Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Amarah Korsel Gara-gara Balon Raksasa Isi Tinja dari Korea Utara

    Jakarta

    Korea Selatan (Korsel) menyampaikan kemarahannya kepada Korea Utara (Korut) yang dituduh telah mengirimkan balon udara berisi berbagai benda, termasuk kotoran atau tinja. Balon-balon tersebut melintasi perbatasan negara dan jatuh di wilayah Korsel.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/5/2024), otoritas Korsel yang merasa berang dengan Korut. Mereka menyebut tindakan negara tetangganya itu sebagai aksi rendahan dan berbahaya.

    Unit persenjataan dan peledak militer Korsel, serta tim tanggap perang kimia dan biologi, dikerahkan. Tim itu memeriksa dan mengumpulkan benda-benda yang dijatuhkan oleh balon-balon udara dari Korut tersebut.

    This photo provided by South Korea Defense Ministry, shows balloons with trash presumably sent by North Korea, in South Chungcheong Province, South Korea, Wednesday, May 29, 2024. In another sign of tensions between the war-divided rivals, South Korea’s Joint Chiefs of Staff said North Korea also has been flying large numbers of balloons carrying trash toward the South since Tuesday night, in an apparent retaliation against South Korean activists for flying anti-Pyongyang propaganda leaflets across the border. (South Korea Presidential Office via AP) Foto: (South Korea Presidential Office via AP)

    Otoritas Seoul juga merilis peringatan agar penduduk setempat menjauh dan melaporkan penampakan apa pun kepada otoritas berwenang.

    Hingga Rabu (29/5) waktu setempat, menurut laporan media lokal yang mengutip sumber-sumber militer, lebih dari 150 balon udara terdeteksi. beberapa di antaranya telah mendarat di atas tanah dan yang lainnya masih berada di udara.

    Sejumlah foto yang dirilis oleh militer Korsel pada Rabu (29/5) waktu setempat menunjukkan balon-balon berukuran besar mengudara dengan kantong plastik terpasang pada bagian bawahnya.

    Beberapa foto lainnya menunjukkan sampah berserakan di sekitar balon-balon yang terjatuh, dengan kata-kata berbunyi “kotoran” tertulis pada salah satu kantong plastik itu.

    Pada Minggu (26/5), Wakil Menteri Pertahanan Korut merilis pernyataan yang isinya bersumpah untuk menggunakan “kekuatan yang kuat untuk mempertahankan diri” dan memperingatkan bahwa “gundukan kertas bekas dan kotoran” akan dikirimkan ke Korsel sebagai respons atas “barang-barang kotor” dari negara itu.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pengiriman Balon Udara Antara Korsel dan Korut

    Balon-balon udara seringkali dikirimkan oleh para aktivis Korsel ke wilayah Korut, dengan beberapa aksi semacam itu dipimpin oleh para pembelot Korut.

    Balon-balon semacam itu biasanya membawa selebaran berisi pesan-pesan kritis terhadap Pyongyang, yang kemudian memicu ketegangan antara kedua negara yang bertetangga, termasuk insiden ketika Korut dilaporkan berusaha menembak jatuh balon-balon dari Korsel.

    Korut memberikan reaksi kemarahan terhadap balon-balon yang dikirimkan para aktivis Korsel ke wilayahnya. Balon-balon itu juga memuat informasi soal masyarakat demokratis di Korsel dan bahkan disertai USB yang berisi video musik K-pop.

    Pemerintah Korsel berupaya menghentikan para aktivis yang melakukan aksi semacam itu, dengan alasan bahwa tindakan tersebut tidak membantu dalam memajukan perdamaian dan membahayakan keselamatan para penduduk di dekat perbatasan kedua negara.

    Larangan mengirimkan balon ke Korut sempat diberlakukan tahun 2021 lalu, namun kemudian dinyatakan inkonstitusional oleh pengadilan tinggi Korsel, karena dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • Korut Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata, Roket Meledak di Udara

    Korut Gagal Luncurkan Satelit Mata-mata, Roket Meledak di Udara

    Pyongyang

    Otoritas Korea Utara (Korut) mengumumkan bahwa upayanya meluncurkan satelit mata-mata militer terbaru berujung kegagalan pada Senin (27/5) waktu setempat. Pyongyang mengakui bahwa mesin roket yang baru dikembangkan meledak di udara.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (28/5/2024), upaya itu dilakukan hanya beberapa jam setelah Korut merilis peringatan bahwa mereka berencana meluncurkan satelit pada 4 Juni mendatang, yang akan menjadi satelit mata-mata kedua Pyongyang di orbit luar angkasa.

    Namun ternyata, peluncuran itu menjadi kegagalan terbaru Korut, menyusul dua insiden besar lainnya tahun lalu. Pyongyang sebelumnya berhasil menempatkan satelit mata-mata pertamanya di orbit luar angkasa pada November tahun lalu.

    “Peluncuran roket pembawa satelit terbaru gagal ketika roket meledak di udara saat penerbangan tahap pertama,” tutur wakil direktur jenderal Otoritas Teknologi Dirgantara Nasional Korea Utara dalam laporan yang dikutip oleh media pemerintah Pyongyang.

    Analisis awal menunjukkan bahwa penyebab ledakan itu adalah motor roket berbahan bakar cair yang baru dikembangkan. Namun demikian, dugaan penyebab lainnya sedang diselidiki.

    Para pejabat Korea Selatan (Korsel) dan Jepang sebelumnya melaporkan bahwa peluncuran satelit Korut tampaknya gagal.

    Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) melaporkan bahwa Pyongyang meluncurkan proyektil ke arah selatan dari pantai baratnya pada Senin (27/5) malam, sekitar pukul 22.44 waktu setempat. JCS menyebut pihaknya mendeteksi sejumlah besar puing roket di lautan hanya sekitar dua menit setelah peluncuran dilakukan.

    Sementara Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Yoshimasa Hayashi, mengatakan kepada wartawan bahwa objek yang diluncurkan oleh Korut menghilang di atas perairan Laut Kuning.

    “Peluncuran ini melanggar resolusi Dewan Keamanan (Perserikatan Bangsa-Bangsa/PBB) yang relevan dan merupakan masalah serius terkait keselamatan rakyat kami,” ucap Hayashi dalam pernyataannya.

    Televisi nasional Jepang, NHK, menayangkan video yang menunjukkan objek yang tampak seperti titik oranye yang terbang di langit malam dan kemudian terbakar di area dekat perbatasan China dan Korut. Peluncuran itu sempat memicu peringatan publik di beberapa wilayah Jepang, sebelum akhirnya dicabut kembali setelah jelas diketahui bahwa roket itu tidak akan terbang di atas pulau-pulau Jepang.

    Sementara itu, Amerika Serikat (AS) mengecam aktivitas peluncuran Korut tersebut, yang oleh juru bicara Departemen Luar Negeri AS disebut “menggunakan teknologi yang berhubungan langsung dengan program rudal balistik DPRK (nama resmi Korut) dan melanggar beberapa resolusi Dewan Keamanan PBB”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tujuh Fakta Unik di Dunia yang Jarang Diketahui, Korut dan Kuba Tak Ada Coca Cola

    Tujuh Fakta Unik di Dunia yang Jarang Diketahui, Korut dan Kuba Tak Ada Coca Cola

    Surabaya (beritajatim.com) – Dalam dunia yang luas dan kompleks ini, banyak fakta menakjubkan yang sering kali luput dari perhatian kita. Berdasarkan data yang dihimpun oleh beritajatim Senin (27/05/2024) berikut adalah tujuh fakta menarik yang mungkin belum Anda ketahui tentang dunia ini.

    1. Kematian dan Kelahiran Terjadi Bersamaan

    Setiap detik, hampir dua orang meninggal dunia, sementara pada saat yang sama, empat kelahiran baru terjadi. Fakta ini menunjukkan bahwa kehidupan dan kematian berlangsung secara bersamaan di dunia ini, meskipun tidak banyak yang menyadarinya. Perputaran kehidupan yang konstan ini mencerminkan dinamika populasi manusia yang selalu berubah.

    2. Coca-Cola Tidak Ada di Korea Utara dan Kuba

    Meskipun Coca-Cola adalah salah satu minuman bersoda paling populer di seluruh dunia, ternyata tidak ada Coca-Cola di Korea Utara dan Kuba. Ini disebabkan oleh embargo perdagangan jangka panjang yang diberlakukan oleh Amerika Serikat terhadap kedua negara tersebut. Dampak dari kebijakan politik dan ekonomi global ini terlihat langsung dalam ketersediaan produk sehari-hari di berbagai negara.

    3. Awan yang Beratnya Mencapai Satu Juta Ton

    Ketika kita memandang langit, sering kali kita menganggap awan sebagai sesuatu yang ringan dan tak berbobot. Namun, sebuah awan dapat memiliki berat sekitar satu juta ton. Fenomena alam yang luar biasa ini menunjukkan skala besar dari elemen-elemen di atmosfer kita yang sering kali kita abaikan.

    4. Sidik Jari Kembar Identik Tidak Sama

    Meskipun kembar identik memiliki kesamaan fisik yang sangat mirip, ternyata mereka tidak memiliki sidik jari yang sama. Setiap individu memiliki sidik jari yang unik, yang menunjukkan perbedaan halus namun signifikan dalam genetika dan perkembangan manusia.

    5. Ayam yang Hidup Tanpa Kepala

    Mungkin terdengar seperti cerita aneh, tetapi ayam dapat hidup selama 18 bulan tanpa kepala. Fakta ini menunjukkan kemampuan adaptasi beberapa spesies untuk bertahan hidup dalam kondisi yang tampaknya mustahil. Fenomena ini merupakan contoh ekstrim dari daya tahan makhluk hidup dalam menghadapi situasi yang tidak biasa.

    6. Gunung Everest Bukan yang Tertinggi

    Meskipun Gunung Everest sering disebut sebagai gunung tertinggi di dunia, sebenarnya Mauna Kea dan Mauna Loa di Hawaii memiliki tinggi total yang lebih besar. Namun, sebagian besar dari tinggi gunung-gunung tersebut terendam di bawah air, sehingga Gunung Everest tetap dianggap sebagai yang tertinggi di daratan.

    7. Ketidakakuratan Peta Dunia

    Sebagian besar peta dunia yang kita gunakan sehari-hari tidak akurat. Metode proyeksi Mercator yang digunakan sejak tahun 1569 membuat beberapa wilayah terlihat lebih besar atau lebih kecil dari ukuran sebenarnya. Misalnya, Alaska tampak lebih besar daripada Brasil pada beberapa peta, padahal kenyataannya, Brasil jauh lebih besar dari Alaska.

    Fakta-fakta ini menunjukkan betapa banyak hal menakjubkan di dunia yang masih belum kita ketahui sepenuhnya. Mengetahui lebih banyak tentang dunia di sekitar kita dapat memperluas pemahaman kita tentang kehidupan dan fenomena alam yang mengelilingi kita. [aje]

  • Putin Akan Lakukan Kunjungan ke Korea Utara, Dalam Rangka Apa?

    Putin Akan Lakukan Kunjungan ke Korea Utara, Dalam Rangka Apa?

    Moskow

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia mengungkapkan bahwa kunjungan resmi Presiden Vladimir Putin ke Korea Utara (Korut) sedang dipersiapkan. Kunjungan Putin ini dimaksudkan untuk memenuhi undangan yang sebelumnya diberikan oleh pemimpin Korut Kim Jong Un.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (25/5/2024), rencana kunjungan itu diumumkan Kremlin saat kedua negara, yang sama-sama berada di bawah sanksi berat dari Barat itu, menjalin hubungan yang semakin dekat sejak Rusia melancarkan invasi militer skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022 lalu.

    Baru-baru ini, Pyongyang dituduh memasok persenjataan penting ke Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina. Tuduhan itu dibantah keras oleh Korut.

    Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, dalam pernyataan kepada kantor berita pemerintah RIA Novosti pada Jumat (24/5) waktu setempat mengatakan bahwa kunjungan resmi Putin ke Pyongyang “sedang dipersiapkan” dengan tanggalnya akan diumumkan kemudian.

    “Presiden Putin mendapatkan undangan aktif untuk kunjungan resmi ke Korea Utara. Kunjungan tersebut sedang dipersiapkan,” ucap Peskov.

    “Kami akan mengumumkan tanggal kunjungan tersebut pada waktunya,” imbunya.

    Laporan intelijen Korea Selatan (Korsel) sebelumnya menyebut Pyongyang telah memasok jutaan peluru artileri penting ke Rusia untuk mendukung serangan-serangan Moskow terhadap Ukraina, dengan imbalan pasokan makanan.

    Ukraina bersama sekutunya, Amerika Serikat (AS), juga menuduh Moskow telah menembakkan rudal-rudal balistik yang dipasok Korut ke wilayah Ukraina.

    Tahun lalu, Kim Jong Un mengunjungi wilayah Rusia untuk melakukan pertemuan puncak dengan Putin di wilayah Timur Jauh. Kunjungan itu bertujuan mempererat hubungan yang lebih mendalam antara kedua negara, di mana sang pemimpin Korut menempuh perjalanan darat ke luar negeri yang jarang dilakukannya.

    Putin terakhir kali mengunjungi Pyongyang tahun 2000 silam, hanya beberapa bulan setelah dia menjabat di Kremlin. Pada saat itu, Putin bertemu langsung dengan mendiang Kim Jong Il, ayah Kim Jong Un.

    Kunjungan Putin ke Korut ini akan menjadi salah satu kunjungan langka, mengingat Presiden Rusia itu telah mengurangi perjalanan ke luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, baik karena pandemi virus Corona maupun karena Moskow menjadi lebih terisolasi usai menginvasi Ukraina.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Kim Jong Un Nyatakan Dukungan Teguh untuk Putin

    Kim Jong Un Nyatakan Dukungan Teguh untuk Putin

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyatakan dukungan teguh dan solidaritas untuk Rusia dalam pesan terbaru yang berisi ucapan selamat kepada Presiden Vladimir Putin dalam rangka peringatan 79 tahun berakhirnya Perang Dunia II, atau yang disebut “Hari Kemenangan” oleh Moskow.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (9/5/2024), Rusia memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II silam pada Kamis (9/5) waktu setempat. Peringatan digelar saat hubungan antara Moskow dan negara-negara Barat semakin terjerumus ke dalam krisis akibat invasi ke Ukraina.

    “Saya menyatakan dukungan kuat dan solidaritas terhadap tujuan suci Rusia, mengharapkan Anda dan tentara Rusia yang pemberani dan rakyat Rusia akan meraih kemenangan baru dalam perjuangan mengalahkan kebijakan hegemoni imperialis,” tulis Kim Jong Un dalam suratnya kepada Putin, seperti dikutip kantor berita Korean Central News Agency (KCNA).

    Amerika Serikat (AS) negara-negara Barat lainnya menuduh Pyongyang mentransfer senjata ke Moskow untuk digunakan melawan Ukraina, yang mereka invasi sejak Februari 2022. Baik Rusia maupun Korut membantah tuduhan itu, namun sejak tahun lalu kedua negara berjanji memperdalam hubungan militer.

    Namun laporan pemantau sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kepada Dewan Keamanan PBB menyebut bahwa puing-puing dari rudal yang menghantam kota Kharkiv di Ukraina pada 2 Januari lalu berasal dari rudal balistik jenis Hwasong-11 buatan Korut.

    Pesan khusus dari Kim Jong Un itu disampaikan setelah Putin resmi dilantik kembali menjadi Presiden Rusia dalam seremoni mewah yang digelar di Kremlin pada Selasa (7/5) waktu setempat.

    Dengan pelantikan tersebut maka Putin resmi menjabat untuk enam tahun ke depan, dan memecahkan rekor masa jabatan kelima dengan kekuasaan yang lebih besar dari sebelumnya.

    Putin yang kini berusia 71 tahun ini telah memerintah Rusia sejak pergantian abad. Dia berkuasa baik sebagai Presiden atau Perdana Menteri (PM) Rusia sejak tahun 1999 silam.

    Putin mendapatkan mandat baru untuk menjabat Presiden Rusia selama enam tahun ke depan, setelah menang telak dalam pemilihan presiden (pilpres) yang digelar pada Maret lalu tanpa adanya oposisi.

    Masa jabatan kelima Putin dimulai sekitar dua tahun setelah dia memerintahkan pengerahan militer Rusia ke Ukraina, yang menuai kecaman dunia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Senjata Korut Dipakai Rusia Serang Ukraina, Kenapa Temuan Ini Penting?

    Senjata Korut Dipakai Rusia Serang Ukraina, Kenapa Temuan Ini Penting?

    Jakarta

    Pada 2 Januari 2024, seorang peneliti senjata bernama Khrystyna Kimachuk mendapat kabar tentang rudal dengan bentuk tidak biasa menghantam sebuah gedung di Kota Kharkiv. Kimachuk menghubungi kontak-kontaknya di militer Ukraina supaya bisa memeriksanya secara langsung. Dalam waktu satu minggu, puing-puing misil yang remuk berserakan itu ada di hadapannya di lokasi yang aman di Kyiv.

    Perempuan muda itu mulai mempreteli puing-puing rudal dan memotret setiap serpihan termasuk baut-baut dan chip komputer yang lebih kecil dari kuku jarinya. Kimachuk langsung tahu rudal itu bukan buatan Rusia. Tapi, ada satu tantangan: bagaimana cara membuktikannya.

    Terkubur di antara tumpukan logam dan kabel yang menyeruak, mata Kimachuk tertuju pada sebaris aksara Korea. Dia kemudian menemukan detail lain yang lebih mencolok: cap 112 di bagian cangkang rudal. Di kalender Korea Utara, 112 merujuk tahun 2023.

    Kimachuk pun menyadari dirinya tengah melihat bukti pertama penggunaan senjata Korea Utara dalam invasi Ukraina.

    “Kami sudah dengar kalau mereka [Korea Utara] mengirim sejumlah senjata ke Rusia, tapi [sekarang] saya bisa melihatnya, memegangnya, dan menyelidikinya sebelumnya tidak ada yang bisa. Ini sungguh menarik,” ujar Kimachuk kepada saya.

    Sejak penemuan itu, militer Ukraina menyatakan puluhan rudal Korea Utara telah ditembakkan Rusia ke wilayah Ukraina. Senjata-senjata ini menewaskan setidaknya 24 orang dan melukai lebih dari 70 orang.

    Kim Jong Un baru-baru ini diyakini sedang bersiap memulai perang nuklir. Akan tetapi, ancaman yang lebih mendesak adalah Korea Utara kini mampu menyulut sejumlah perang yang sedang berlangsung serta mendorong ketidakstabilan global.

    Setelah semua puing rudal selesai dipotret dan ratusan komponen dianalisa, temuan mengejutkan baru bisa diperoleh.

    Dalam kasus rudal buatan Korea Utara yang ditembakkan ke Ukraina, Kimachuk mendapati bahwa rudal tersebut memiliki teknologi asing termutakhir. Sebagian besar perangkat elektronik diproduksi di AS dan Eropa dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan ada chip komputer AS yang dibuat pada Maret 2023.

    Ini artinya Korea Utara memperoleh komponen-komponen penting secara ilegal, menyelundupkannya ke wilayah Korut, merakitnya, dan mengirimnya ke Rusia secara diam-diam. Oleh Rusia, rudal buatan Korea Utara ini dikirim ke garis depan pertempuran lalu diluncurkan.

    Semuanya ini hanya memakan waktu beberapa bulan.

    “Ini adalah kejutan terbesar. Meski di bawah sanksi berat selama dua dekade, Korea Utara masih bisa mendapatkan apa yang diperlukan untuk memproduksi senjata, dalam waktu yang sungguh kilat,” tutur Damien Spleeters, wakil direktur CAR.

    BBC

    Di London, Joseph Byrne, pakar Korea Utara di lembaga kajian Royal United Services Institute (RUSI), juga terkesima akan temuan itu.

    “Tidak pernah terbersit di benak saya bahwa saya akan melihat rudal Korea Utara digunakan untuk membunuh orang-orang di daratan Eropa,” ujarnya.

    Baca juga:

    Byrne dan timnya di RUSI telah melacak pengiriman senjata Korea Utara ke Rusia semenjak Kim Jong Un bertemu dengan Vladimir Putin di Rusia pada September tahun lalu diduga guna menandatangani kesepakatan dalam bidang persenjataan.

    RUSI menggunakan foto-foto satelit untuk mengamati empat kapal kargo Rusia yang berjalan bolak-balik antara Korea Utara dan pelabuhan militer Rusia. Masing-masing kapal membawa ratusan kontainer sekali perjalanan.

    RUSI memperkirakan sebanyak 7.000 kontainer berisikan lebih dari satu juta amunisi dan roket grad – jenis yang dapat ditembakkan dari truk secara beruntun.

    Tinjauan ini didukung informasi intelijen AS, Inggris, dan Korea Selatan kendati Rusia dan Korea Utara membantah adanya perdagangan tersebut.

    BBC

    “Peluru dan roket ini termasuk yang paling dicari di dunia sekarang ini. Rusia menjadi mampu untuk terus menghancurkan kota-kota Ukraina pada saat AS dan Eropa ragu-ragu menentukan senjata apa yang akan mereka kirim,” ucap Byrne.

    Bagaimana Korut bisa memproduksi rudal?

    Yang paling menjadi perhatian Byrne dan kolega-koleganya adalah kehadiran rudal balistik Korea Utara di medan perang. Kenapa? Karena fakta ini mengungkap persenjataan Korea Utara.

    Sejak 1980-an, Korea Utara menjual senjatanya ke luar negeri kebanyakan ke negara-negara di Afrika Utara dan Timur Tengah, termasuk Libya, Suriah, dan Iran.

    Senjata Korea Utara cenderung berupa rudal tua ala Soviet dengan reputasi yang jelek. Terdapat bukti bahwa kelompok milisi Hamas kemungkinan menggunakan beberapa granat berpeluncur roket dari Pyongyang yang sudah uzur dalam serangan 7 Oktober silam.

    Namun, rudal yang ditembakkan pada 2 Januari 2024 yang dipreteli Khrystyna Kimachuk bisa dibilang merupakan rudal jarak dekat buatan Korut paling mutakhir Hwasong 11, yang mampu mencapai jarak 700 kilometer.

    Walaupun Ukraina meremehkan akurasi misil ini, Dr. Jeffrey Lewis, pakar senjata dan non-proliferasi Korea Utara di Middlebury Institute of International Studies, menyebut keakurasian rudal Korea Utara ini terlihat tidak jauh lebih buruk dibandingkan rudal buatan Rusia.

    Dr. Lewis mengatakan nilai plus rudal Korea Utara ini adalah harganya yang sangat murah. Ini artinya Rusia dapat membeli dan menembakkan lebih banyak rudal dengan harapan dapat melumpuhkan pertahanan udara Ukraina.

    BBC

    Pertanyaan selanjutnya adalah seberapa banyak Korea Utara bisa memproduksi rudal ini?

    Observasi pemerintahan Korea Selatan baru-baru ini menunjukkan Korea Utara telah mengirim 6.700 kontainer berisi amunisi ke Rusia. Lebih lanjut, Korea Selatan mengemukakan pabrik senjata Korea Utara beroperasi penuh.

    Dr. Lewis, yang telah mempelajari pabrik-pabrik ini melalui satelit, berpendapat Korea Utara dapat memproduksi beberapa ratus rudal per tahun.

    Damien Spleeters dan timnya di CAR yang masih tidak habis pikir atas temuan mereka kini berupaya mencari tahu bagaimana ini bisa terjadi mengingat perusahaan-perusahaan sudah dilarang menjual bahan baku dan suku cadang ke Korea Utara.

    Baca juga:

    Spleeters menjelaskan bahwa sebagian besar chip komputer pada senjata-senjata modern yang memandu senjata tersebut mencapai sasarannya adalah chip yang sama pada telepon genggam, mesin cuci, dan mobil.

    Chip-chip ini dijual di seluruh dunia dalam jumlah yang sangat besar. Produsen menjualnya ke distributor dalam jumlah miliaran, kemudian dijual lagi dalam jumlah jutaan. Artinya mereka seringkali tidak tahu ke mana produk mereka berujung.

    Sebagai penyelidik jaringan pengadaan Korea Utara, Byrne mengaku frustrasi begitu tahu seberapa banyak komponen rudal buatan Korut yang berasal dari Barat. Ini membuktikan bahwa jaringan Korea Utara lebih kuat dan efektif daripada yang disadarinya.

    Dari pengalaman Byrne, warga Korea Utara yang berbasis di luar negeri mendirikan perusahaan palsu di Hong Kong atau negara Asia Tengah lainnya untuk membeli komponen menggunakan uang tunai yang sebagian besar adalah hasil curian.

    Mereka kemudian mengirimnya ke Korea Utara, biasanya melalui perbatasan China. Jika sebuah perusahaan palsu ditemukan dan dikenai sanksi, perusahaan lain akan segera muncul menggantikannya.

    Sanksi sudah lama dipandang anggap sebagai alat yang tidak sempurna untuk memerangi jaringan ini. Meski begitu, supaya tetap bisa berfungsi, sanksi perlu diperbarui dan ditegakkan secara teratur.

    Baik Rusia maupun China menolak memberlakukan sanksi baru terhadap Korea Utara sejak 2017.

    Dengan membeli senjata buatan Korut, Moskow melanggar sanksi yang pernah mereka setujui sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Pada awal tahun ini, Rusia secara efektif membubarkan panel PBB yang memantau pelanggaran-pelanggaran sanksi kemungkinan untuk menghindari pengawasan.

    “Kita sedang menyaksikan runtuhnya sanksi PBB terhadap Korea Utara secara langsung ini memberi Pyongyang banyak ruang untuk bernapas,” ucap Byrne.

    Implikasi dari semua ini melampaui perang di Ukraina.

    “Pemenang sebenarnya di sini adalah Korea Utara”, ujar Byrne. “Korea Utara membantu Rusia secara signifikan, dan ini memberi mereka banyak pengaruh”.

    Pada bulan Maret, RUSI mendokumentasikan sejumlah besar minyak yang dikirim dari Rusia ke Korea Utara. Pada saat yang sama, gerbong kereta api yang diduga berisikan beras dan tepung terdeteksi melintasi perbatasan darat kedua negara.

    Kesepakatan yang diperkirakan bernilai ratusan juta pound ini tidak hanya akan meningkatkan ekonomi Pyongyang, tetapi juga sektor militernya.

    BBC

    Rusia juga bisa memasok Korea Utara dengan bahan baku supaya negara itu bisa terus membuat rudal atau bahkan peralatan militer seperti jet tempur. Yang paling ekstrem? Rusia bisa memberi bantuan teknis untuk meningkatkan senjata nuklir Korut.

    Selain itu, Korea Utara untuk pertama kali mendapat kesempatan untuk menguji rudal terbarunya dalam perang sungguhan. Dengan data berharga ini, ke depannya Korut bisa membuat rudal yang lebih baik.

    Pyongyang: Pemasok rudal utama?

    Yang lebih meresahkan adalah perang Ukraina seolah memberikan etalase bagi Korea Utara ke seluruh dunia.

    Setelah memproduksi senjata ini secara massal, Pyongyang tentu ingin menjualnya ke lebih banyak negara.

    Menurut Dr. Lewis, apabila rudal buatan Korut cukup bagus di mata Rusia, tentunya negara-negara lain bisa berpandangan sama apalagi Rusia sudah memberi contoh bahwa melanggar sanksi itu tidak apa-apa.

    Kim Jong Un hancurkan patung reunifikasi, mungkinkah Korut berperang dengan Korsel?

    Kisah anak muda Korsel yang ‘siap perang’ jika Korut menyerang

    Dr. Lewis memperkirakan ke depannya Korea Utara akan menjadi pemasok besar rudal ke negara-negara di blok China-Rusia-Iran.

    Setelah serangan Iran ke Israel bulan ini, AS mengatakan “sangat khawatir” bahwa Korea Utara bisa bekerja sama dengan Iran dalam program senjata nuklir dan balistiknya.

    “Saya melihat banyak wajah muram saat kita berbicara tentang masalah ini,” ujar Spleeters. “Tapi kabar baiknya adalah sekarang kita tahu betapa [Korea Utara] bergantung pada teknologi asing kita bisa melakukan sesuatu di sini.”

    Spleeters optimistis bahwa bekerja sama dengan pihak produsen dapat memutus rantai pasokan Korea Utara. Timnya sebelumnya sudah berhasil mengidentifikasi dan menutup sebuah jaringan ilegal sebelum jaringan tersebut menjual persenjataannya.

    Namun, Dr Lewis tidak yakin ini bisa dilakukan dalam konteks Korea Utara.

    “Kita bisa membuat prosesnya lebih sulit, lebih repot. Atau mungkin membuat biayanya lebih tinggi, tetapi semua ini tidak akan mencegah Korea Utara memproduksi senjata,” tutur Dr. Lewis.

    Dr. Lewis menambahkan bahwa Barat pada akhirnya gagal dalam upaya membendung negara itu.

    Selain itu, sambung dia, rudal-rudal Kim Jong Un sekarang tidak hanya menjadi sumber prestise dan kekuatan politik baginya, tetapi juga menghasilkan banyak uang.

    Kalau sudah begini, bagaimana mungkin Kim Jong Un menyia-nyiakannya?

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Intelijen Korsel Beberkan Rencana Korut Serang Kedutaannya

    Intelijen Korsel Beberkan Rencana Korut Serang Kedutaannya

    Seoul

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) membeberkan rencana Korea Utara (Korut) untuk melancarkan serangan “teroris” menargetkan para pejabat diplomatik dan warga negara Korsel di luar negeri. Rencana serangan ini mendorong Seoul menaikkan level kewaspadaan pada misi diplomatiknya di sebanyak lima negara.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (3/5/2024), Badan Intelijen Nasional (NIS) Korsel mengungkapkan bahwa pihaknya baru-baru ini “mendeteksi banyak tanda bahwa Korea Utara sedang mempersiapkan serangan teroris terhadap staf kedutaan atau warga negara kami di berbagai negara”.

    “Seperti China, Asia Tenggara, dan Timur Tengah,” sebut NIS dalam pernyataannya pada Jumat (3/5) waktu setempat.

    “Korea Utara telah mengirimkan agen-agennya ke negara-negara ini untuk memperluas pengintaian terhadap Kedutaan Besar Korea Selatan dan juga terlibat dalam aktivitas spesifik seperti mencari warga Korea Selatan yang berpotensi menjadi target teroris,” ungkap pernyataan NIS tersebut.

    Badan intelijen Korsel, dalam pernyataannya, menyebut hal itu tampaknya terkait dengan gelombang pembelotan warga elite Korut yang terjebak di luar negeri selama pandemi virus Corona (COVID-19), dan kini berusaha menghindari pulang ke negaranya setelah Pyongyang melonggarkan kontrol perbatasan yang ketat.

    Korut menganggap pembelotan sebagai tindak kejahatan serius dan diyakini telah memberikan hukuman berat kepada para pelanggar, keluarga mereka, dan bahkan orang-orang yang terkait insiden tersebut.

    Para pejabat Kedutaan Besar Korut, menurut laporan NIS, mungkin mengirimkan laporan palsu yang menyalahkan “faktor eksternal” atas pembelotan sukarela dari rekan-rekan mereka, dalam upaya menghindari hukuman.

    Akibatnya, sebut NIS, Pyongyang mungkin “merencanakan pembalasan” terhadap staf Kedutaan Besar Korsel dengan alasan seperti itu.

    Lihat juga Video ‘Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang’:

    Dengan adanya informasi itu, maka Kementerian Luar Negeri Korsel mengumumkan pihaknya telah menaikkan status peringatan antiterorisme di sebanyak lima misi diplomatiknya di luar negeri, yakni Kedutaan Besar di Kamboja, Laos dan Vietnam, juga konsulat di Vladivostok, Rusia dan di Shenyang, China.

    Baik Seoul maupun Pyongyang sama-sama memiliki kedutaan besar atau konsulat di kelima lokasi tersebut.

    Menurut Kementerian Unifikasi di Seoul, Korut memiliki hubungan diplomatik dengan lebih dari 150 negara, namun jumlah misi diplomatik yang dijalankan di luar negeri telah menyusut sejak tahun 1990-an karena kendala keuangan.

    Akhir tahun lalu, Korut menutup beberapa kedutaannya termasuk di negara sekutu utamanya di Afrika, seperti Angola dan Uganda, serta di sejumlah negara mulai dari Spanyol hingga Hong Kong.

    Langkah itu dinilai oleh Seoul sebagai pertanda memburuknya kondisi perekonomian negara tersebut. Namun Pyongyang membela diri dengan menyebutnya sebagai perampingan birokrasi.

    Sementara itu, laporan Kementerian Unifikasi Seoul menyebut sebanyak 196 pembelot Korut tiba di wilayah Korsel sepanjang tahun lalu, dengan sekitar 10 pembelot di antaranya berasal dari kalangan elite Pyongyang seperti diplomat dan anak-anak mereka.

    Angka itu, menurut Seoul, merupakan yang tertinggi untuk jumlah pembelotan elite Korut ke Korsel sejak tahun 2017 lalu.

    Lihat juga Video ‘Korut Tembakkan Rudal Balistik ke Laut Jepang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Anak Muda Korsel Siap Perang Jika Korut Menyerang

    Anak Muda Korsel Siap Perang Jika Korut Menyerang

    Jakarta

    Anak muda di Korea Selatan (Korsel) telah menyiapkan diri jika perang pecah dengan Korea Utara (Korut). Salah satunya dilakukan oleh Kim Jung-ho yang telah menyiapkan perlengkapan bertahan hidup di rumahnya.

    Pria berusia 30 tahun itu merasa perlengkapannya cukup untuk bertahan selama 72 jam saat keadaan darurat.

    Selain air dan makanan darurat seperti nasi kering, Kim juga menyiapkan peta dan kompas kalau-kalau infrastruktur dasar seperti jaringan telepon seluler dan transportasi publik gagal berfungsi.

    Kim bahkan mengemas rompi pelindung dan masker gas. Kim berpikir lebih baik dia menyiapkan diri jika saja peralatan pelindung militer Korea Selatan tidak cukup. Apalagi, Kim adalah satu dari 3,1 juta orang pasukan cadangan militer.

    “Saya tinggal di jantung kota Seoul. Membayangkan semuanya bisa hilang dalam sekejap hanya dengan satu misil membuat bulu kuduk ini merinding,” ujar mahasiswa pasca sarjana itu.

    Diketahui, Ibu kota Korsel terletak 30 mil atau sekitar 48 kilometer di utara zona demiliterisasi yang didirikan tahun 1953 ketika perjanjian gencatan senjata Perang Korea ditandatangani.

    Akan tetapi, ketegangan di Semenanjung Korea belakangan ini kian meningkat. Korea Utara yang bersenjata nuklir sudah melakukan empat uji coba rudal balistik untuk tahun ini saja.

    Pada April, Korut mengeklaim berhasil menguji coba rudal hipersonik berbahan bakar padat baru yang dapat mencapai Guam.

    Simak halaman selanjutnya>>

    Lihat juga Video: Seusai Diprotes Netizen, Bea Cukai Serahkan Alat Belajar Hibahan ke SLB

    Kim termasuk ke dalam sekelompok kecil anak muda Korsel yang sudah mempersiapkan diri di tengah potensi perang dengan Korut. Meski kecil, jumlah kelompok ini terus bertambah.

    Sekitar 900 orang sudah bergabung ke setidaknya empat grup di Kakao, aplikasi pesan instan paling populer di Korsel.

    Secara terpisah, komunitas persiapan perang “The Survival School Daum Cafe” yang sudah ada sejak tahun 2010 saat ini jumlah anggotanya lebih dari 25.000 orang.

    Meningkatnya jumlah orang Korsel yang siap berperang baru-baru ini menyoroti berkembangnya kegelisahan tentang hubungan antar-Korea seiring kian agresifnya Korut.

    Januari silam, pemimpin Korut Kim Jong-un melabeli Korsel sebagai musuh utama mereka. Kim Jong-un pun menyatakan bahwa reunifikasi damai kedua Korea menjadi mustahil.

    Nam Sung-wook, dosen ekonomi politik di Universitas Korea, menyebut hal ini “belum pernah terjadi sebelumnya”. Ini berarti Korut bisa jadi menggunakan senjata nuklir terhadap Korsel karena negara itu tak lagi dipandang sebagai saudara seetnis.

    Survei dari Institut Kajian Media Publik KBS menunjukkan lebih dari 75% responden merasa cemas atas situasi keamanan saat ini. Angka ini meningkat 19% dari tahun 2021 saat survei dimulai.

    Berbagai konflik global seperti perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas juga membuat anak muda Korea lebih peka terhadap berkembangnya risiko geopolitik, imbuh Woo Seong-yeop yang menjadi admin “The Survival School – Daum Cafe”.

    Salah satu grup chat yang disebut di awal artikel dibentuk ketika perang Ukraina pecah. Jumlah anggotanya meningkat 10 kali lipat menjadi 500 orang dalam kurun dua tahun.

    “Sebelumnya tidak terbersit di benak saya untuk mempersiapkan diri kalau-kalau perang pecah. Tapi lihatlah keadaan dunia sekarang. Sejumlah perang sudah terjadi,” ujar Park Hwi bin, seorang instruktur kebugaran.

    Sebagian anggota ingin meninggalkan negara sebelum konflik pecah dengan Korut. Beberapa strategi mereka demi mengamankan tempat tinggal di negara-negara yang lebih aman antara lain belajar bahasa asing, menabung, dan melatih keterampilan baru.

    “Saya dengar kita bisa dapat izin tinggal permanen di Paraguay dengan biaya sebesar 10 juta won (sekitar Rp117 juta),” tulis seorang anggota grup.

    Sebagian besar warga Korea menilai orang-orang “siap perang” ini terlalu sensitif. Bahkan Ibu Kim sendiri mengomeli putranya karena “buang-buang uang” untuk perlengkapan bertahan hidup.

    “Walaupun hubungan antara Korea Utara dan Selatan saat ini tidaklah bagus, saya tidak pernah khawatir soal perang dan menjalani hidup seperti biasa,” cetus Lee Young-ah, seorang staf pemasaran berusia 28 tahun kepada BBC.

    Korsel kini berkembang menjadi negara demokrasi yang makmur dan hidup, sekalipun dua Korea secara teknis masih berperang.

    Woo berpendapat bahwa karena sudah berpuluh-puluh tahun hidup dengan damai, kebanyakan orang Korsel “apatis terhadap perang” yang dapat berujung ke “sikap masa bodoh”.

    Dia pun menambahkan bahwa sikap khalayak umum terhadap orang-orang yang “siap perang” perlahan-lahan berubah akibat meningkatnya tensi geopolitik.

    Kim pun membela diri: “Kalau Anda naik pesawat, mereka menyiapkan alat-alat keamanan, kan? Nah, membeli perlengkapan keamanan sama saja seperti mengencangkan tali sabuk pengaman.”

    Park menganalogikan persiapan untuk perang seperti membeli produk asuransi. Namun, seperti halnya banyak bentuk asuransi, tidak ada yang mau menggunakannya.

    Halaman 2 dari 2

    (dwia/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diawasi Kim Jong Un, Korut Uji Coba Roket Terbaru

    Diawasi Kim Jong Un, Korut Uji Coba Roket Terbaru

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) melakukan uji coba peluncuran roket multiple 240 mm yang diproduksi oleh unit industri pertahanan yang baru di negara tersebut. Peluncuran roket itu mendapatkan inspeksi langsung oleh pemimpin Korut Kim Jong Un.

    Seperti dilansir Reuters, Jumat (26/4/2024), aktivitas peluncuran terbaru Pyongyang yang digelar pada Kamis (25/4) waktu setempat itu diumumkan oleh kantor berita Korean Central News Agency (KCNA) dalam laporannya pada Jumat (26/4) waktu setempat.

    Laporan KCNA itu tidak menjelaskan lebih detail soal unit yang memproduksi artileri yang diuji coba.

    Namun Korut diyakini sedang meningkatkan produksi artilerinya di tengah tudingan yang dilontarkan Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) bahwa negara terisolasi itu memasok persenjataan ke Rusia yang berperang melawan Ukraina dua tahun terakhir.

    Tudingan itu telah dibantah keras oleh Pyongyang dan Moskow.

    KCNA dalam laporannya mengklaim uji coba peluncuran yang digelar menunjukkan roket 240 mm itu memenuhi standar yang diperlukan untuk karakteristik dan akurasi penerbangan.

    Dalam inspeksinya, menurut laporan KCNA, Kim Jong Un mengatakan bahwa sistem peluncuran roket multiple 240 mm, yang menggabungkan teknologi baru, akan “membawa perubahan strategis dalam memperkuat kemampuan artileri militer kita”.

    Dalam laporan terpisah, KCNA menyebut Kim Jong Un juga mengunjungi Universitas Militer Kim Il Sung, yang diberi nama sesuai nama kakek Kim Jong Un yang juga pendiri Korut, untuk memperingati ulang tahun berdirinya tentara revolusioner — cikal bakal militer negara tersebut.

    Uji peluncuran roket yang diawasi Kim Jong Un itu diumumkan setelah Kim Yo Jong, adik perempuan sang pemimpin Korut, sesumbar mengatakan negaranya akan terus membangun kekuatan militer yang luar biasa dan paling kuat untuk melindungi kedaulatan negara, juga menjaga perdamaian regional.

    “Kami akan terus membangun kekuatan militer yang luar biasa dan paling kuat untuk menjaga kedaulatan, keamanan, dan perdamaian regional kami,” cetus Kim Yo Jong seperti dikutip KCNA.

    Komentar itu disampaikan Kim Yo Jong setelah militer AS dan Korsel menggelar rentetan latihan militer gabungan dengan skala dan intensitas yang lebih besar dalam beberapa bulan terakhir, berdasarkan tekad pemimpin kedua negara untuk meningkatkan kesiapan militer terhadap ancaman militer Korut.

    Menurut militer Korsel, sekitar 100 pesawat militer terlibat dalam latihan udara bersama yang berlangsung selama dua pekan sepanjang bulan ini.

    Pyongyang selalu menyebut latihan militer gabungan Washington dan Seoul sebagai persiapan perang nuklir untuk melawan negaranya. Namun AS dan Korsel menegaskan latihan gabungan mereka bersifat defensif dan dilakukan secara rutin untuk menjaga kesiapan militer.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini