Negara: Korea Utara

  • Kim Jong Un Bawa Toilet Sendiri ke Mana-mana, Demi Keamanan Negara

    Kim Jong Un Bawa Toilet Sendiri ke Mana-mana, Demi Keamanan Negara

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un baru-baru ini memerintahkan rakyatnya mengumpulkan tinja mereka sendiri untuk mengatasi krisis pupuk. Masih berkaitan dengan kotoran, Jong Un punya kebiasaan unik yakni membawa toiletnya sendiri ke mana-mana.

    Jong Un di 2018 membuat sejarah sebagai pemimpin Korea Utara pertama yang melintasi garis demarkasi militer untuk bertemu dengan Presiden Korea Selatan saat itu, Moon Jae-in. Dalam pertemuan bersejarah itu, The New York Post memberitakan bahwa Jong Un membawa toilet duduk sendiri karena khawatir fungsi tubuhnya dapat mengungkapkan detail kotor tentang kesehatannya.

    “Ketimbang menggunakan toilet umum, pemimpin Korea Utara memiliki toilet pribadi yang mengikutinya ke manapun ia bepergian,” kata Lee Yun-keol, Kepala Studi Korea Utara di Institut Analisis Pertahanan Korea kala itu, dikutip dari The New York Post.

    “Kotoran pemimpin negara mengandung informasi tentang status kesehatannya sehingga tidak dapat dianggap remeh,” Yun-keol menjelaskan.

    Diktator yang tertutup itu sangat berhati-hati dalam segala tindakannya, termasuk mengungkapkan masalah kesehatannya. Apalagi banyak rumor beredar bahwa ia tidak sehat.

    Banyak yang berspekulasi, perawakannya yang gemuk mungkin menyimpan berbagai penyakit mulai dari asam urat, diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit menular seksual, hingga masalah psikologis.

    Tinja Berharga Incaran Intelijen

    Kekhawatiran Jong Un dengan menjaga ketat kotorannya sendiri sebenarnya sangat beralasan. Mengutip laporan Ellensburg Daily Record pada bulan Desember 1987, pada tahun 1980-an, badan intelijen Amerika Serikat CIA pernah berupaya memperoleh sampel tinja pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev secara diam-diam untuk mengetahui kondisi kesehatannya.

    Badan mata-mata Inggris M16 juga pernah mencoba trik yang sama selama kunjungan Gorbachev ke London. Namun, ia tinggal di asrama dengan toilet yang disiram ke tangki umum, yang berarti kotorannya tidak dapat dipisahkan.

    CIA juga memperoleh kotoran Nikita Khrushchev, yang memimpin Uni Soviet selama puncak Perang Dingin, selama kunjungannya tahun 1959 ke AS. Analisis oleh petugas medis CIA membuktikan Khrushchev dalam kondisi kesehatan yang sangat baik.

    Kepala pemerintahan Uni Soviet Joseph Stalin juga diberitakan pernah memata-matai Mao Zedong, komunis China yang mendirikan partai Republik Rakyat China, dengan mengumpulkan tinjanya pada tahun 1949 dan menelitinya di laboratorium rahasia.

    Zedong tanpa sengaja menggunakan toilet khusus yang dirancang agar kotorannya tidak melewati saluran pembuangan, melainkan disimpan dalam kotak rahasia. Metode itu digunakan untuk melakukan profil psikologis seseorang.

    “Misalnya, jika mereka mendeteksi kadar asam amino triptofan yang tinggi, mereka menyimpulkan bahwa orang tersebut tenang dan mudah didekati. Kekurangan kalium dalam kotoran dianggap sebagai tanda sifat gugup dan seseorang yang menderita insomnia,” kata mantan agen Soviet Igor Atamenenko.

    Kala itu, kotoran Zedong dipelajari secara diam-diam selama 10 hari dan berujung pada penolakan Stalin menandatangani perjanjian dengannya.

    (rns/afr)

  • Kim Jong Un Minta Rakyat Korut ‘Urunan’ Kotoran Sendiri Buat Pupuk

    Kim Jong Un Minta Rakyat Korut ‘Urunan’ Kotoran Sendiri Buat Pupuk

    Jakarta

    Warga Korea Utara diminta berkontribusi melakukan upaya besar-besaran dalam mengumpulkan kotoran manusia. Terdengar menjijikkan, tapi warga tidak bisa mengelak dari kewajiban tersebut karena ini perintah langsung dari Sang Penguasa.

    Jong-un menginginkan masing-masing sebanyak 10 kg kotoran dari setiap warganya. Menurutnya, pengumpulan kotoran manusia ini adalah upaya pemerintah mencari alternatif dari permasalahan krisis pupuk pertanian.

    Sebenarnya ini bukan pertama kalinya perintah tersebut dikeluarkan. Biasanya, kotoran warga ‘dikumpulkan’ pada musim dingin untuk tujuan tersebut.

    Namun Negara Komunis itu saat ini sedang menghadapi kekurangan pupuk impor, sehingga Jong-un meminta rakyatnya untuk mendukung upaya negara tersebut dalam menyuburkan tanaman menggunakan pupuk alami.

    Dikutip dari The Sun, meski perintah tersebut ditaati, warga mengeluh karena harus menjemur kotorannya di bawah sinar Matahari pada musim panas.

    “Unit pemantauan lingkungan mengeluarkan perintah untuk mengeringkan kotoran. Warga kesulitan melakukan hal ini,” keluh salah satu warga.

    Perintah ini diumumkan sebulan setelah Korea Utara mengirimkan balon-balon berisi kotoran ke Korea Selatan, sebagai respons terkait situasi politik di antara kedua negara.

    (rns/rns)

  • Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik Usai Korsel-AS-Jepang Latihan Militer

    Korea Utara Tembakkan 2 Rudal Balistik Usai Korsel-AS-Jepang Latihan Militer

    Jakarta

    Korea Utara meluncurkan dua rudal balistik ke arah timur. Militer Korea Selatan menyampaikan tembakan rudal dari Korut itu usai latihan militer gabungan bersama AS dan Jepang.

    Dilansir AFP, Senin (1/7/2024), sebuah rudal balistik jarak pendek diluncurkan pada dini hari. Selanjutnya sekitar 10 menit kemudian, rudal kedua, yang belum teridentifikasi, terdeteksi.

    “Militer kami telah memperkuat pengawasan dan kewaspadaan dalam persiapan peluncuran lebih lanjut,” kata Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan (JCS) dalam sebuah pernyataan.

    Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan menambahkan pihaknya telah berbagi informasi tentang insiden tersebut dengan Amerika Serikat dan Jepang. Dia menyampaikan satu rudal balistik jarak pendek diluncurkan dari daerah Jangyon di Provinsi Hwanghae Selatan sekitar pukul 5.05 pagi ke arah timur laut. Rudal balistik tak dikenal lainnya diluncurkan sekitar pukul 5.15 pagi.

    “Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaan kami terhadap peluncuran tambahan, militer kami mempertahankan sikap kesiapan penuh sambil berbagi data rudal balistik Korea Utara dengan pihak berwenang AS dan Jepang,” kata JCS dalam pesan teks yang dikirimkan kepada wartawan, seperti dilansir, Kantor berita Korsel, Yonhap.

    Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara tidak memberikan konfirmasi langsung mengenai peluncuran tersebut.

    Pekan lalu, Korea Utara mengklaim telah berhasil menguji beberapa rudal berhulu ledak. Namun Korea Selatan mengatakan bahwa peluncuran tersebut berakhir dengan ledakan di udara.

    Korut mengatakan surat-surat tersebut merupakan balasan atas balon-balon berisi selebaran propaganda anti-rezim yang dikirim ke utara oleh para aktivis di Korea Selatan.

    Menanggapi peluncuran berulang kali oleh Korea Utara, Korea Selatan telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer untuk mengurangi ketegangan. Mereka juga melanjutkan siaran propaganda melalui pengeras suara dan latihan tembak-menembak di dekat perbatasan.

    (yld/yld)

  • Kala Korut Cap Latihan Militer AS-Jepang-Korsel ‘NATO Versi Asia’

    Kala Korut Cap Latihan Militer AS-Jepang-Korsel ‘NATO Versi Asia’

    Jakarta

    Korea Utara mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat dan menyebutnya sebagai ‘NATO versi Asia’. Korea Selatan pun memberi respons terkait tuduhan itu.

    Hal ini terjadi sehari setelah negara tersebut menyelesaikan latihan selama tiga hari, yang dijuluki “Freedom Edge”, dalam bidang rudal balistik dan pertahanan udara, perang anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.

    Para pemimpin AS, Korea Selatan dan Jepang sepakat pada pertemuan puncak trilateral tahun lalu untuk melakukan latihan tahunan sebagai tanda persatuan dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dan meningkatnya pengaruh regional Tiongkok.

    “Kami mengecam keras… tindakan militer yang provokatif terhadap DPRK,” kata Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah KCNA pada Minggu, mengacu pada nama resmi Korea Utara, dilansir AFP, Minggu (30/6/2024).

    Kemlu Korut mengibaratkan hubungan AS-Jepang dan Korsel seperti terlihat sebagai NATO versi Asia.

    “Hubungan AS-Jepang-Korsel telah terlihat seperti NATO versi Asia,” kata pernyataan itu sambil memperingatkan “konsekuensi fatal,” ujarnya.

    “DPRK tidak akan pernah mengabaikan langkah AS dan para pengikutnya untuk memperkuat blok militer,” sambungnya.

    Tanggapan Korsel

    Merespons hal itu, Korea Selatan menolak tuduhan itu dengan mengatakan tidak masuk akal.

    Dilansir AFP, Minggu, (30/6/2024), Korsel menolak tuduhan Korut tersebut. Korsel menyatakan bahwa latihan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun di antara ketiga sekutu tersebut.

    “Tidak masuk akal jika Korea Utara, sumber utama ketegangan di Semenanjung Korea, mengkritik latihan Freedom Edge dengan menjulukinya sebagai ‘NATO Asia’,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

    Korut selalu mengecam latihan gabungan serupa sebagai latihan invasi.

    Sementara itu, kedua Korea telah terjebak dalam aksi saling balas balon dalam beberapa pekan terakhir, di mana Pyongyang mengirimkan balon-balon berisi sampah ke arah selatan sebagai pembalasan atas misi serupa yang dikirim ke utara dari Korea Selatan yang membawa propaganda pro-Seoul.

    (yld/maa)

  • Kata Korsel soal Korut Sebut Latihan Militer AS-Jepang-Korsel ‘NATO Asia’

    Kata Korsel soal Korut Sebut Latihan Militer AS-Jepang-Korsel ‘NATO Asia’

    Jakarta

    Korea Utara mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat dan menyebutnya sebagai ‘NATO versi Asia’. Merespons hal itu, Korea Selatan menolak tuduhan itu dengan mengatakan tidak masuk akal.

    Dilansir AFP, Minggu, (30/6/2024), Korsel menolak tuduhan Korut tersebut. Korsel menyatakan bahwa latihan terbaru tersebut merupakan kelanjutan dari latihan pertahanan yang diadakan secara rutin selama bertahun-tahun di antara ketiga sekutu tersebut.

    “Tidak masuk akal jika Korea Utara, sumber utama ketegangan di Semenanjung Korea, mengkritik latihan Freedom Edge dengan menjulukinya sebagai ‘NATO Asia’,” kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

    Sebelumnya, Korea Utara mengecam latihan militer gabungan yang dilakukan oleh Korea Selatan, Jepang, dan Amerika Serikat. Korut menyebutnya sebagai ‘NATO versi Asia’ dan memperingatkan ‘konsekuensi fatal’.

    Hal ini terjadi sehari setelah negara tersebut menyelesaikan latihan selama tiga hari, yang dijuluki “Freedom Edge”, dalam bidang rudal balistik dan pertahanan udara, perang anti-kapal selam, dan pelatihan siber defensif.

    Para pemimpin AS, Korea Selatan dan Jepang sepakat pada pertemuan puncak trilateral tahun lalu untuk melakukan latihan tahunan sebagai tanda persatuan dalam menghadapi ancaman nuklir Korea Utara dan meningkatnya pengaruh regional Tiongkok

    “Kami mengecam keras… tindakan militer yang provokatif terhadap DPRK,” kata Kementerian Luar Negeri Korut dalam sebuah pernyataan yang disiarkan oleh kantor berita pemerintah KCNA pada Minggu, mengacu pada nama resmi Korea Utara, dilansir AFP, Minggu (30/6/2024).

    “Hubungan AS-Jepang-Korsel telah terlihat seperti NATO versi Asia,” kata pernyataan itu sambil memperingatkan “konsekuensi fatal,” ujarnya.

    “DPRK tidak akan pernah mengabaikan langkah AS dan para pengikutnya untuk memperkuat blok militer,” sambungnya.

    Latihan gabungan terbaru ini melibatkan kapal induk bertenaga nuklir USS Theodore Roosevelt milik Washington, kapal perusak berpeluru kendali milik Tokyo JS Atago, dan jet tempur KF-16 milik Seoul.

    Korut selalu mengecam latihan gabungan serupa sebagai latihan invasi.

    (yld/gbr)

  • Klaim Korut Sukses Uji Coba Rudal Usai Dituding Korsel Gagal

    Klaim Korut Sukses Uji Coba Rudal Usai Dituding Korsel Gagal

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik ke sebelah timur semenanjung Korea, dan disebut gagal oleh Korea Selatan (Korsel) dan Jepang. Namun, Korut menegaskan uji coba rudalnya berhasil.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (26/6/2025), peluncuran rudal terbaru Korut ini terjadi sehari setelah peringatan 74 tahun dimulainya Perang Korea.

    Kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), melaporkan pada Rabu (26/6) waktu setempat bahwa aksi massal digelar di Pyongyang untuk memperingati hari itu, yang disebut sebagai “hari perjuangan melawan imperialisme AS” dan menyebut Washington sebagai musuh bebuyutan.

    Sementara itu, Kepala Staf Gabungan Korsel atau JCS dalam laporannya menyebut peluncuran rudal Korut terdeteksi dari area sekitar Pyongyang pada Rabu (26/6) waktu setempat dan tampaknya gagal.

    Otoritas Penjaga Pantai Jepang, dalam pernyataan terpisah, melaporkan bahwa sebuah proyektil yang diyakini sebagai rudal balistik Korut tampaknya telah jatuh usai diluncurkan. Tidak disebutkan lebih lanjut lokasi jatuhnya rudal Pyongyang tersebut.

    Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa rudal itu mengudara pada ketinggian sekitar 100 kilometer dan melaju sejauh 200 kilometer.

    Laporan kantor berita resmi Korsel, Yonhap News Agency, yang mengutip sumber militer setempat menyebut rudal yang gagal diluncurkan Pyongyang itu tampaknya rudal hipersonik yang sedang diuji coba.

    Selanjutnya: Korut bantah gagal.

    Korut Bantah Gagal

    Seperti dilansir AFP, Kamis (27/6/2024), laporan kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA), menyebut Pyongyang “berhasil melakukan uji coba pemisahan dan kendali panduan hulu ledak jenis individual mobile” pada Rabu (26/6).

    “Hulu ledak mobile memisahkan diri dengan dipandu secara benar terhadap tiga target koordinat,” sebut KCNA dalam pernyataannya pada Kamis (27/6).

    “Uji coba itu bertujuan untuk mengamankan kemampuan MIRV,” jelas KCNA merujuk pada teknologi reentry vehicle yang bisa ditargetkan secara independen, atau kemampuan untuk meluncurkan banyak hulu ledak pada satu rudal balistik.

    Menurut laporan KCNA, uji coba itu “dilakukan dengan menggunakan mesin tahap pertama dari rudal balistik berbahan bakar solid jenis jarak menengah dalam radius 170-200 kilometer”.

    “Efektivitas umpan yang dipisahkan dari rudal juga telah diverifikasi oleh radar anti-udara,” imbuh KCNA dalam laporannya.

    Pernyataan Korut itu disampaikan sehari setelah militer Korsel melaporkan Pyongyang terdeteksi melakukan uji coba rudal hipersonik, namun peluncuran itu gagal dan berakhir dengan ledakan rudal di udara.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)

  • China Khawatir Korut Jadi Makin Agresif Usai Dikunjungi Putin

    China Khawatir Korut Jadi Makin Agresif Usai Dikunjungi Putin

    Washington DC

    Pemerintah China disebut mengkhawatirkan Korea Utara (Korut) akan semakin berani untuk memulai krisis regional setelah kunjungan langka Presiden Rusia Vladimir Putin. Kekhawatiran itu tetap dirasakan Beijing meskipun negara itu merupakan sekutu Pyongyang dan menjalin aliansi publik dengan Moskow.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2024), Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Amerika Serikat (AS) Kurt Campbell mengungkapkan bahwa China telah mengindikasikan dalam interaksinya dengan AS jika mereka “cemas” setelah Putin pekan lalu menandatangani pakta pertahanan dengan Pyongyang.

    “Saya pikir adil untuk mengatakan bahwa China mungkin khawatir jika Korea Utara akan terdorong untuk mengambil langkah-langkah provokatif yang dapat menyebabkan krisis di Asia Timur Laut,” ucap Campbell saat berbicara dalam forum Dewan Hubungan Luar Negeri.

    Dia merujuk pada peningkatan insiden militer skala kecil yang dilakukan Korut di area perbatasan dengan Korea Selatan (Korsel), serta “bahasa yang sangat provokatif” dan “tekad yang sangat jelas” dari Pyongyang untuk menghindari diplomasi dengan AS.

    Rusia, seperti diyakini oleh Washington, sedang mencari dukungan yang lebih besar untuk Korut, termasuk potensi dalam bidang nuklir.

    “Ini adalah serangkaian perkembangan yang berbahaya dan sedang kami pantau,” ujar Campbell dalam pernyataannya.

    Korut berada di bawah rentetan sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas program nuklir dan rudalnya. Namun negara itu menemukan mitra yang bersemangat, yaitu Rusia, yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan memiliki hak veto.

    Pyongyang dilaporkan telah mengirimkan peluru-peluru artileri kepada Moskow untuk digunakan dalam perang di Ukraina.

    Saksikan juga ‘Korsel: Parasit Terdeteksi di Balon Sampah yang Dikirim Korut’:

    Dalam kunjungannya pekan lalu, Putin menandatangani perjanjian dengan pemimpin Korut Kim Jong Un yang mencakup pakta bagi kedua negara untuk saling membantu jika diserang — yang tampaknya merupakan kembalinya aliansi era Perang Dingin.

    Sementara China, yang sejak lama menjadi mitra utama Pyongyang namun baru-baru ini menjaga jarak dengan Kim Jong Un, tidak banyak berkomentar secara terbuka mengenai kunjungan Putin.

    AS juga menuduh Beijing telah memicu peningkatan kekuatan militer Rusia melalui ekspor industri, meskipun bukan pengiriman senjata secara langsung.

    Campbell, dalam pernyataannya, mengatakan bahwa meskipun China dan Rusia bersatu dalam hal antagonisme terhadap Barat, kedua negara itu memiliki pandangan yang berbeda tidak hanya soal Korut tapi juga soal hubungan Beijing dan Moskow.

    “Saya pikir di masa depan, kemungkinan besar akan terjadi kembali ketegangan antara Moskow dan Beijing,” sebut Campbell.

    Namun dalam jangka waktu dekat, menurut Campbell, China akan lebih unggul dan mungkin bisa mendapatkan kapal selam atau teknologi lainnya dari Rusia yang masih lebih canggih dari Moskow.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Korut Kirim Lagi Balon Sampah ke Korsel, Isinya Parasit Kotoran Manusia!

    Korut Kirim Lagi Balon Sampah ke Korsel, Isinya Parasit Kotoran Manusia!

    Seoul

    Korea Selatan (Korsel) melaporkan bahwa balon-balon udara yang membawa sampah, yang dikirimkan oleh Korea Utara (Korut), kembali terdeteksi memasuki wilayahnya. Kali ini, balon-balon sampah dari Pyongyang itu berisi pakaian bekas dan parasit yang diyakini berasal dari kotoran manusia.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (25/6/2024), Korut telah menerbangkan balon-balon yang membawa muatan sampah sejak akhir Mei lalu, dengan ratusan balon itu mendarat di wilayah Korsel.

    Korsel mengerahkan unit peledak militer, juga tim perang kimia dan biologi, untuk memeriksa muatan yang dibawa balon-balon dari Korut tersebut.

    Militer Korsel, melaporkan bahwa Senin (24/6) tengah malam, bahwa Korut telah mengirimkan kembali balon-balon yang tampaknya membawa muatan sampah. Pekan lalu, Pyongyang memperingatkan akan mengirimkan lebih banyak balon sampah.

    Kementerian Unifikasi Korsel, yang mengurusi Korut, dalam pernyataannya pada Senin (24/6) mengungkapkan bahwa balon sampah dari Korut itu memuat pakaian bekas bergambar karakter kartun Mickey Mouse, Winnie the Pooh, dan Hello Kitty, serta kaos kaki, sarung tangan dan pakaian anak yang ditambal di banyak bagian.

    Pakaian-pakaian itu tampaknya merupakan sobekan dari pakaian yang pernah disumbangkan dari Korsel ke Korut, yang kondisinya sudah dirobek-robek dan dipotong menjadi banyak bagian.

    Selain pakaian usang, terdapat juga masker dengan kain yang dijahit tangan dan dua lapis kemeja yang dijahit menjadi satu di antara muatan balon-balon itu.

    Disebutkan juga oleh Kementerian Unifikasi Korsel bahwa tanah yang mengandung bekas kotoran manusia dan parasit juga dibawa balon-balon dari Korut tersebut. Menurut Kementerian Unifikasi Korsel, terdapat juga sampah-sampah umum yang tampaknya dikumpulkan dengan tergesa-gesa.

    Dalam laporannya, Kementerian Unifikasi Korsel mengungkapkan bahwa parasit dan DNA manusia ditemukan pada tanah yang menempel pada beberapa kantong plastik yang dibawa balon-balon tersebut. Hal ini dinilai menunjukkan bahwa kantong plastik itu mengandung pupuk yang menggunakan kotoran manusia.

    Pyongyang telah mengatakan bahwa balon-balon sampah itu merupakan pembalasan atas kampanye propaganda para pembelot Korut dan para aktivis di Korsel, yang secara rutin mengirimkan balon-balon yang membawa makanan, obat-obatan, uang dan selebaran yang mengkritik pemimpin Korut.

    Korut yang mengalami kekurangan pangan kronis, bergantung pada Korsel untuk pengiriman pupuk kimia dalam jumlah besar hingga bantuan tersebut dihentikan pada tahun 2007 ketika Pyongyang mempercepat pengembangan senjata.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Kunjungi Vietnam, Putin Cari ‘Arsitektur Keamanan’ Asia Baru

    Kunjungi Vietnam, Putin Cari ‘Arsitektur Keamanan’ Asia Baru

    Jakarta

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia ingin membangun “arsitektur keamanan yang dapat diandalkan” di kawasan Asia Pasifik, dalam kunjungan kenegaraannya ke Vietnam pada Kamis (20/06). Kunjungan ini adalah bagian dari lawatan Putin ke Asia, yang dianggap sebagai bentuk perlawanan Rusia terhadap Barat.

    Sehari setelah menandatangani perjanjian pertahanan dengan Korea Utara, Putin menerima penghormatan militer di Vietnam, dan Putin terlihat dipeluk oleh Presiden Vietnam To Lam dan Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh.

    Kedua pemimpin negara ini menyepakati pertukaran 11 perjanjian dan nota kesepahaman, termasuk kesepakatan di bidang minyak dan gas, ilmu pengetahuan nuklir, dan pendidikan.

    Presiden Vietnam menyebut Putin telah ikut berkontribusi pada “perdamaian, stabilitas, dan pembangunan” di dunia.

    AS kritik kunjungan Putin ke Asia

    Kunjungan Putin ke Asia kali ini menuai kritik dari Amerika Serikat (AS) dan sekutunya. AS memprotes bahwa Putin seharusnya tidak diberi panggung untuk membela invasi Rusia di Ukraina.

    Rusia dan Vietnam menandatangani perjanjian-perjanjian mengenai berbagai isu termasuk energi, menggarisbawahi poros Moskow ke Asia setelah Barat menjatuhkan sanksi pada Moskow atas konflik di Ukraina.

    “Kami sangat berkomitmen untuk memperdalam kemitraan strategis yang komprehensif dengan Vietnam, yang tetap menjadi salah satu prioritas kebijakan luar negeri Rusia,” kata Putin, dikutip dari kantor berita TASS Rusia.

    Dalam sebuah konferensi pers untuk mengakhiri lawatannya di Asia, Putin juga menuduh aliansi militer NATO telah menciptakan ancaman keamanan bagi Rusia di Asia, lapor TASS.

    Pengadilan Kriminal Internasional pernah mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin atas dugaan kejahatan perang di Ukraina, tuduhan itu dibantahnya.

    Zachary Abuza, seorang profesor di Sekolah Perang Nasional War AS. Abuza menggarisbawahi adanya kerbersamaan dalam sejarah Komunis antara Vietnam dan Rusia, di mana puluhan ribu kader Vietnam, termasuk anggota biro politik saat ini, pernah dilatih oleh Uni Soviet.

    AS akan perkuat hubungan dengan Vietnam

    Departemen Luar Negeri (Deplu) AS mengatakan diplomatnya akan mengunjungi Vietnam pekan ini untuk menekankan komitmen Washington dalam bekerja sama dengan Vietnam dan memastikan Indo-Pasifik akan tetap bebas dan terbuka.

    Dalam kunjungan asisten Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Daniel Kritenbrink ini “juga akan menegaskan kembali dukungan AS untuk Vietnam yang kuat, mandiri, tangguh, dan sejahtera”, kata departemen itu.

    Secara terpisah, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Janet Yellen mengatakan bahwa mempererat kemitraan AS-Vietnam tidak mengharuskan Hanoi untuk memutus hubungannya dengan Rusia atau Cina.

    Seorang juru bicara delegasi Uni Eropa di Vietnam mengatakan bahwa Hanoi memiliki hak untuk mengembangkan kebijakan luar negerinya sendiri, tetapi juga menegaskan bahwa perang Rusia di Ukraina itu membuktikan bahwa Moskow tidak menghormati hukum internasional.

    “Perjalanan hubungan masyarakat yang sukses”

    Putin telah mengubah kunjungannya ke Asia ini menjadi “perjalanan hubungan masyarakat yang sangat sukses”. Presiden Rusia itu telah berhasil menandatangani perjanjian yang dengan Korea Utara dan Vietnam, kata ilmuwan politik Klaus Larres.

    “Apa yang Putin lakukan ini adalah solusinya untuk mengatasi keterasingan dirinya, yang merupakan sanksi akibat perang di Ukraina, invasi brutalnya ke negara tetangganya itu, dan kurangnya keberhasilan militer Rusia,” kata Larres, Jumat (21/06).

    “Dia benar-benar kehabisan amunisi dan dia bergantung pada negara-negara lain untuk mendapatkan amunisi, peralatan militer, dalam upaya memerangi Ukraina. Dan saya pikir bagi Putin, seluruh perjalanan ini adalah tentang memperkuat militernya dan juga meningkatkan kinerja ekonomi negaranya,” jelasnya.

    Menurut Larres, kunjungan Putin ke Hanoi “tidak akan mengarah ke Vietnam yang anti-Barat”. Justru menurutnya, “Vietnam memiliki kecenderungan untuk mencoba bersikap netral, berteman dengan semua pihak dan juga tidak menjalin aliansi formal dengan pihak mana pun.”

    Sementara lawatan Putin ke Korea Utara untuk mendapatkan dukungan dalam program senjata nuklir Pyongyang ini justru sangat membingungkan, kata Larres.

    “Kunjungan itu sangat mengancam keamanan global karena Kim dan Korea Utara adalah outlier di dunia. Kita tidak benar-benar tahu bagaimana cara berpikir Kim, apa yang akan dia lakukan, dan betapa impulsif dan emosionalnya dia,” ungkap Larres.

    Lebih lanjut, Larres mengatakan bahwa “semua pihak tahu, Rusia bukanlah negara yang didukung oleh AS. Secara struktural bahkan ekonomi negara itu lemah akibat invasinya ke Ukraina. Apakah Rusia akan berhasil dalam perang Ukraina, itu masih diragukan.”

    kp/hp (Reuters)

    (ita/ita)

  • Putin Kembali Hadiahkan Limosin Mewah, Kim Jong Un Berikan Ini

    Putin Kembali Hadiahkan Limosin Mewah, Kim Jong Un Berikan Ini

    Pyongyang

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un saling bertukar hadiah dalam pertemuan di Pyongyang. Putin kembali menghadiahkan limosin mewah Aurus, sedangkan Kim Jong Un membalas Putin dengan memberikan karya seni dan sepasang anjing pemburu Pungsan.

    Seperti dilansir CNN dan Reuters, Jumat (21/6/2024), salah satu ajudan Putin, Yuri Ushakov, mengungkapkan bahwa Putin dan Kim Jong Un saling bertukar hadiah selama kunjungan berlangsung di Pyongyang sejak Rabu (19/6) waktu setempat. Kunjungan ini merupakan yang pertama kali dilakukan Putin ke Korut dalam 24 tahun terakhir.

    Dalam pertemuan di Pyongyang, seperti dilansir AFP, kedua pemimpin membahas penguatan hubungan dan menandatangani “perjanjian kemitraan strategis” yang mencakup pakta pertahanan bersama. Putin sebelumnya memberi isyarat bahwa kedua negara menyiapkan dokumen yang akan menjadi “dasar” hubungan selama beberapa tahun ke depan.

    Ushakov, dalam pernyataan terpisah, mengungkapkan bahwa Putin menghadiahkan sebuah limosin mewah Aurus Senat buatan Rusia kepada Kim Jong Un dalam kunjungannya itu.

    Tidak hanya itu, pemimpin Kremlin itu juga memberikan sebuah belati Angkatan Laut Rusia dan satu set cangkir teh, yang digambarkan “sangat indah” oleh Ushakov, sebagai hadiah untuk sang pemimpin Korut.

    Putin telah memberikan hadiah limosin mewah Aurus kepada Kim Jong Un pada Februari lalu. Ini berarti, sang pemimpin Korut tersebut telah memiliki dua limosin mewah Aurus sejauh ini.

    “Keduanya telah bertukar hadiah. Kami memberikan Aurus,” ucap Ushakov dalam pernyataan kepada kantor berita Rusia, TASS. “Ini yang kedua, bukan yang ketiga, ini yang kedua pastinya,” imbuhnya.

    Limosin mewah Aurus Senat yang bergaya retro seperti limosin ZIL era Uni Soviet, merupakan mobil resmi kepresidenan Rusia dan digunakan Putin saat menghadiri seremoni pelantikannya sebagai Presiden Rusia untuk periode kelima di Kremlin pada Mei lalu.

    Ketika Kim Jong Un mengunjungi Rusia pada September tahun lalu, Putin menunjukkan limosin mewah Aurus kepadanya. Pada saat itu, Kim Jong Un duduk di samping Putin di dalam limosin itu, dan tampak menikmatinya.

    Pada Rabu (19/6) waktu setempat, kedua pemimpin ditampilkan saling bergantian menyopiri limosin mewah Aurus di ruas jalanan Pyongyang. Video yang dirilis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) menunjukkan Putin terlebih dahulu duduk di kursi pengemudi dan menyopiri Kim Jong Un, yang duduk di kursi penumpang. Setelah itu terlihat keduanya bertukar tempat.

    Ushakov, dalam pernyataannya, tidak menjelaskan secara spesifik soal hadiah yang diterima Putin dari Kim Jong Un.

    Namun dia mengisyaratkan bahwa hadiah balasan dari pemimpin Korut itu “ada kaitannya dengan citra presiden kita”. Dia menyebut ada sejumlah karya seni, termasuk beberapa patung, di antara hadiah itu.

    Ushakov memuji hadiah-hadiah dari Kim Jong Un untuk Putin sebagai “hadiah yang sangat bagus” dan “cukup cekatan”.

    Sementara itu, rekaman video yang dirilis KCNA juga menunjukkan Putin menerima sepasang anjing pemburu asli dari Pungsan sebagai hadiah dari Kim Jong Un. Anjing jenis yang sama dihadiahkan Kim Jong Un kepada mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In tahun 2018 lalu saat hubungan kedua Korea mengalami terobosan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)