Negara: Korea Utara

  • Korsel Tahan Tentara Korut yang Seberangi Perbatasan untuk Membelot

    Korsel Tahan Tentara Korut yang Seberangi Perbatasan untuk Membelot

    Seoul

    Seorang tentara Korea Utara (Korut) ditahan oleh militer Korea Selatan (Korsel) setelah kedapatan menyeberangi perbatasan darat yang dijaga ketat, yang memisahkan kedua negara pada Minggu (19/10) waktu setempat.

    Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Korsel, yang enggan disebut namanya, seperti dilansir AFP, Senin (20/10/2025), mengatakan bahwa tentara Korut itu berupaya “membelot ke Korea Selatan”.

    Puluhan ribu warga Korut telah melarikan diri ke wilayah Korsel sejak Semenanjung Korea terbagi akibat perang pada tahun 1950-an silam. Sebagian besar dari mereka nekat melintasi jalur darat ke wilayah China terlebih dahulu, kemudian memasuki negara ketiga, seperti Thailand, sebelum akhirnya tiba di Korsel.

    Praktik pembelotan melintasi perbatasan darat yang memisahkan kedua Korea tersebut terbilang jarang terjadi, karena wilayah perbatasan diselimuti hutan lebat, dipenuhi ranjau darat, dan diawasi ketat oleh tentara kedua negara di kedua sisi perbatasan.

    “Militer kami mengamankan penahanan seorang tentara Korea Utara yang menyeberangi garis demarkasi militer (MDL) di garis depan bagian tengah pada Minggu (19/10),” sebut Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) dalam pernyataannya.

    “Militer telah mengidentifikasi individu di dekat MDL, melacak dan memantaunya, serta melakukan operasi panduan standar untuk menahannya,” kata JCS.

    Kantor berita Yonhap sebelumnya melaporkan bahwa seorang tentara Korut membelot ke Korsel setelah berhasil melintasi perbatasan darat.

    MDL, atau garis demarkasi militer, membentang di tengah-tengah Zona Demiliterisasi, area perbatasan yang memisahkan kedua Korea, yang menjadi salah satu tempat dengan ranjau terbanyak di dunia.

    “Keakraban tentara itu dengan area tersebut kemungkinan besar telah membantunya menavigasi medan yang dipenuhi ranjau,” kata analis senior pada Institut Unifikasi Nasional Korea, Hong Min, saat berbicara kepada AFP.

    “Penyeberangan terbaru ini tidak akan disambut baik oleh Pyongyang, karena dia dapat memberikan informasi kepada Korea Selatan mengenai pergerakan dan operasi pasukan di area perbatasan,” imbuhnya.

    Warga Korut biasanya diserahkan kepada badan intelijen Korsel untuk diperiksa ketika mereka tiba di wilayah Korsel.

    Militer Korsel mengatakan otoritas terkait akan menyelidiki detail pembelotan terbaru pada Minggu (19/10) tersebut.

    Menurut data Kementerian Unifikasi Seoul, lebih dari 34.000 warga Korut telah melarikan diri dari negaranya yang terisolasi ke Korut. Tahun lalu, sebanyak 236 warga Korut tiba di Korsel, dengan perempuan mencapai 88 persen dari angka tersebut.

    Pyongyang biasanya menggunakan kata-kata kasar, seperti “sampah manusia”, untuk menggambarkan warganya yang membelot.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Media Korea Sorot Hubungan RI-Korut, Warganya Takut Rahasia Ini Bocor

    Media Korea Sorot Hubungan RI-Korut, Warganya Takut Rahasia Ini Bocor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kunjungan resmi Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono ke Pyongyang, Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) alias Korea Utara tanggal 10-11 Oktober 2025 lalu jadi sorotan media di Korea Selatan.

    Dalam artikel berjudul “Indonesia’s renewed ties with Pyongyang stir worries over KF-21 technology leaks (Hubungan baru Indonesia dengan Pyongyang menimbulkan kekhawatiran atas kebocoran teknologi KF-21)” itu, The Korea Times menjabarkan kekhawatiran para ahli mengenai hubungan Indonesia dengan Korea Utara.

    Diberitakan, para pengamat menyerukan tindakan pencegahan menyusul hubungan diplomatik baru antara Indonesia dan Korea Utara.

    “Indonesia telah lama memiliki kelemahan dalam mengelola informasi sensitif. Dan, masalah struktural ini telah menyebabkan beberapa gangguan dalam proyek KF-21,” kata Yang Uk, pakar militer dan peneliti di Asan Institute for Policy Studies, dikutip dari The Korea Times, Sabtu (18/10/2025).

    Di sisi lain, imbuh dia, Korea Selatan pun tak memiliki sistem dalam mengelola teknologi sensitif secara ketat, sehingga meningkatkan risiko kebocoran lebih lanjut.

    Artikel yang diterbitkan Jumat (17/10/2025) itu menekankan bagaimana hubungan Indonesia dengan Korea Utara memicu kekhawatiran di Seoul atas potensi pelanggaran berupa kebocoran data teknologi sensitif terkait KF-21, yang sedang dikembangkan bersama Indonesia.

    Dilansir The Korea Times, KF-21 Boramae merupakan proyek jet tempur generasi 4,5 yang diluncurkan bersama pada tahun 2015, dijadwalkan selesai pada tahun 2026. Namun ditambahkan, penundaan pembayaran yang berulang mempersulit kemitraan tersebut.

    Disebutkan, pemerintah Korea Selatan sebenarnya telah menjamin kerahasiaan data KF-21 yang dilindungi perjanjian dengan Indonesia. Meski begitu, kritikus menyoroti rekam jejak Indonesia dalam proyek bersama tersebut. Terutama mengenai penundaan pembayaran serta kasus kebocoran yang mencuat beberapa waktu lalu.

    Kepala badan program akuisi pertahanan Korea Selatan, The Defense Acquisition Program Administration (DAPA), Seok Jong-gun pun telah menepis kekhawatiran kritikus tersebut dan menegaskan perjanjian kerahasiaan dengan Indonesia.

    “Kami tidak yakin teknologi KF-21 akan bocor. Kami secara ketat membatasi akses transfer teknologi hanya kepada pengguna akhir yang disetujui dan akan memastikannya tidak dapat dikompromikan,” kata Seok Jong-gun.

    Artikel itu juga menyoroti kunjungan Menlu Sugiono ke Korea Utara, sebagai yang pertama sejak tahu 2013. Di mana kunjungan Menlu Sugiono tersebut bertepatan dengan parade militer pada 10 Oktober untuk merayakan ulang tahun ke-80 Partai Buruh Korea.

    Sebelumnya, kunjungan Menlu Sugiono ke Pyongyang dalam rangka memenuhi undangan dari Menteri Luar Negeri RRDK, Choe Son Hui.

    Dalam pertemuan bilateral tanggal 11 Oktober, kedua Menteri Luar Negeri bertukar pandangan mengenai persahabatan yang telah terjalin lama antara Indonesia dan RRDK serta membahas upaya untuk semakin memperkuat kerja sama bilateral. Kedua pihak sepakat untuk menjajaki bidang-bidang kerja sama baru yang saling menguntungkan.

    Menlu Sugiono juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk memfasilitasi keterlibatan yang lebih erat antara RRDK dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), termasuk melalui peningkatan partisipasi RRDK dalam mekanisme yang dipimpin ASEAN seperti ASEAN Regional Forum (ARF).

    Foto: Kunjungan Menlu Sugiono ke Pyongyang: Memperkuat Hubungan yang Telah Lama Terjalin antara Indonesia dan RRDK. (Kemlu)
    Kunjungan Menlu Sugiono ke Pyongyang: Memperkuat Hubungan yang Telah Lama Terjalin antara Indonesia dan RRDK. (Kemlu)

    (dce/dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Google Bongkar Teknik Baru Serangan Hacker Korea Utara

    Google Bongkar Teknik Baru Serangan Hacker Korea Utara

    Bisnis.com, JAKARTA – Laporan tim Threat Intelligence Google mengungkapkan kelompok peretas asal Korea Utara kembali melancarkan serangan siber dengan teknik baru yang memanfaatkan teknologi blockchain.

    Menurut laporan, para pelaku menggunakan metode bernama EtherHiding, yaitu cara menyembunyikan kode berbahaya di dalam smart contract blockchain agar lolos dari sistem deteksi dan mencuri aset kripto maupun data pribadi korban.

    Mengutip The Register, kelompok yang dilacak Google dengan nama sandi UNC5342 diketahui mulai menggunakan teknik ini sejak Februari 2025 dalam kampanye bernama Contagious Interview.

    Skemanya mirip dengan operasi terkenal Dream Job milik grup Lazarus, yang menipu para pencari kerja melalui lowongan palsu.

    Namun, kali ini target utamanya adalah pengembang perangkat lunak, terutama yang bekerja di bidang teknologi dan kripto. Para peretas berpura-pura menjadi perekrut dari perusahaan ternama di LinkedIn atau situs lowongan kerja lain.

    Setelah berhasil membangun kepercayaan, mereka mengajak korban berpindah komunikasi ke Telegram atau Discord dan mengirimkan tes pemrograman palsu berupa file yang ternyata berisi malware.

    File tersebut memicu proses infeksi bertahap. Pertama, downloader awal yang diunggah di repositori npm akan mengunduh malware tahap kedua seperti BEAVERTAIL atau JADESNOW. Kedua malware ini dirancang untuk mencuri dompet kripto, data ekstensi browser, serta kredensial login pengguna.

    Hal yang membuatnya lebih berbahaya, JADESNOW memanfaatkan EtherHiding untuk mengambil dan mengeksekusi muatan berbahaya dari smart contract di jaringan BNB Smart Chain dan Ethereum.

    Dari situ, sistem korban disusupi kembali oleh backdoor bernama INVISIBLEFERRET, yang memberi peretas akses jarak jauh dan kendali penuh terhadap komputer korban.

    Menurut Google, INVISIBLEFERRET — berbasis JavaScript dengan komponen tambahan Python — memungkinkan pelaku memata-matai aktivitas pengguna, mencuri aset digital, hingga berpindah ke jaringan internal perusahaan.

    Berbeda dengan server pusat biasa, blockchain bersifat terdesentralisasi sehingga tidak bisa dimatikan atau dilacak dengan mudah oleh aparat penegak hukum. Penyerang dapat menyembunyikan kode berbahaya di dalam smart contract dan mengambil data lewat read-only call, tanpa meninggalkan jejak transaksi.

    “EtherHiding menandai pergeseran ke arah bentuk bulletproof hosting generasi baru, di mana fitur bawaan blockchain justru dimanfaatkan untuk tujuan jahat,” tulis peneliti Google Blas Kojusner, Robert Wallace, dan Joseph Dobson dalam laporan mereka, dikutip Bisnis, Jumat (17/10/2025).

    Google merekomendasikan beberapa langkah mitigasi, termasuk memblokir unduhan berbahaya dengan membatasi jenis file seperti .exe, .msi, .bat, dan .dll.

    Selain itu, administrator sistem disarankan untuk memblokir akses ke situs atau node blockchain berisiko tinggi, serta menerapkan kebijakan safe browsing yang memanfaatkan real-time threat intelligence untuk memperingatkan pengguna terhadap situs phishing dan file mencurigakan.

    Dengan metode EtherHiding ini, serangan siber berbasis blockchain diperkirakan akan semakin sulit diberantas, mengingat teknologi yang awalnya dirancang untuk keamanan dan transparansi kini dimanipulasi menjadi alat kejahatan digital.

  • Video: Ada Ancaman Rudal Korut, Korsel Bangun Bunker Anti-Nuklir

    Video: Ada Ancaman Rudal Korut, Korsel Bangun Bunker Anti-Nuklir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan berencana membangun bunker sipil pertama di Kompleks Perumahan Umum pada tahun 2028 mendatang, yang mampu menahan serangan Nuklir di tengah ancaman Korea Utara.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Rabu, 15/10/2025) berikut ini.

  • Kim Jong Un Pamer Rudal Antar Benua saat Parade Militer

    Kim Jong Un Pamer Rudal Antar Benua saat Parade Militer

    Parade militer merayakan ulang tahun ke-80 berdirinya Partai Buruh Korea (WPK) yang berkuasa, di Pyongyang, Korea Utara, dalam foto yang dirilis, Sabtu (11/10/2025). Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un memamerkan rudal balistik antar benua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM). (via REUTERS/KCNA)

  • Kunjungi Pyongyang, Sugiono Bahas Soal Ini dengan Menlu Korut

    Kunjungi Pyongyang, Sugiono Bahas Soal Ini dengan Menlu Korut

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Sugiono telah melakukan kunjungan resmi ke Pyongyang, Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK) alias Korea Utara. Kunjungan dari 10 hingga 11 Oktober 2025 itu dilakukan dalam rangka memenuhi undangan dari Menteri Luar Negeri RRDK, Choe Son Hui.

    Pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri RI mengatakan kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertama Menteri Luar Negeri Indonesia ke RRDK dalam 12 tahun terakhir.

    Dalam pertemuan bilateral tanggal 11 Oktober, kedua Menteri Luar Negeri bertukar pandangan mengenai persahabatan yang telah terjalin lama antara Indonesia dan RRDK serta membahas upaya untuk semakin memperkuat kerja sama bilateral. Kedua pihak sepakat untuk menjajaki bidang-bidang kerja sama baru yang saling menguntungkan.

    Menlu Sugiono juga menegaskan kesiapan Indonesia untuk memfasilitasi keterlibatan yang lebih erat antara RRDK dan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), termasuk melalui peningkatan partisipasi RRDK dalam mekanisme yang dipimpin ASEAN seperti ASEAN Regional Forum (ARF).

    Dalam semangat memperkuat hubungan bilateral, kedua Menteri Luar Negeri menandatangani Pembaruan Nota Kesepahaman (MoU) tentang Pembentukan Konsultasi Bilateral. MoU tersebut akan menjadi wadah untuk menjajaki potensi kerja sama di berbagai bidang, termasuk politik, sosial-budaya, teknis, dan olahraga.

    Pembaruan MoU ini disebut menegaskan kembali persahabatan yang telah terjalin lama serta komitmen kedua negara untuk terus memperdalam hubungan bilateral yang telah berlangsung lebih dari enam dekade.

    Memenuhi undangan Pemerintah RRDK, Sugiono pada malam sebelumnya juga telah menghadiri perayaan 80 tahun Partai Pekerja Korea.

    Hubungan diplomatik antara Indonesia dan RRDK telah terjalin sejak tahun 1960-an, yang disebut dilandasi semangat solidaritas dan saling menghormati antara kedua pemimpin dan bangsa. Adapun kunjungan terakhir Menlu RI ke RRDK dilakukan pada tahun 2013.

    (haa/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video: Parade Militer Korut, Kim Jong Un Pamer Rudal Balistik Terbaru

    Video: Parade Militer Korut, Kim Jong Un Pamer Rudal Balistik Terbaru

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi parade militer besar-besaran yang memamerkan rudal balistik antarbenua terbarunya di hadapan para tamu dan pejabat internasional pada Sabtu (11 Oktober 2025).

    Parade tersebut menandai ulang tahun ke-80 berdirinya Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara.

    Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang, delegasi dari Rusia yang dipimpin oleh mantan Presiden Dmitry Medvedev, serta Ketua Partai Komunis Vietnam To Lam termasuk di antara para pejabat asing yang hadir di Pyongyang untuk peringatan tersebut.

    Dalam parade militer tersebut, Korea Utara yang bersenjata nuklir memamerkan rudal balistik antarbenua Hwasong-20 yang paling canggih, yang digambarkan oleh KCNA sebagai “sistem senjata strategis nuklir terkuat” negara itu.

  • Korut Gelar Parade Militer, Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru

    Korut Gelar Parade Militer, Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) menggelar parade militer yang dihadiri para pejabat tinggi Rusia dan China pada Jumat (10/10) malam waktu setempat. Pyongyang memamerkan persenjataan tercanggih buatannya, termasuk rudal antarbenua terbaru, di hadapan tamu-tamu asing yang hadir.

    Laporan media pemerintah Korut, Korean Central News Agency (KCNA), seperti dilansir AFP, Sabtu (11/10/2025), menyebut “parade militer akbar” digelar untuk memperingati 80 tahun kekuasaan Partai Buruh Korea.

    Parade militer ini digelar saat Korut mendapatkan dukungan penting dari Rusia, setelah pemimpin negara itu, Kim Jong Un, mengerahkan ribuan tentaranya untuk membantu Moskow dalam perang melawan Ukraina.

    Wakil kepala dewan keamanan Rusia, Dmitry Medvedev, yang juga sekutu penting Presiden Vladimir Putin, hadir langsung menyaksikan parade militer di Pyongyang tersebut. Perdana Menteri (PM) China Li Qiang juga turut hadir memimpin delegasi Beijing.

    Tamu asing lainnya adalah Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam. Ketiga tamu asing itu semuanya duduk di dekat Kim Jong Un saat menyaksikan parade militer.

    “Sebuah parade militer akbar untuk merayakan ulang tahun ke-80 berdirinya Partai Buruh Korea digelar di Alun-alun Kim Il Sung pada 10 Oktober,” demikian dilaporkan oleh KCNA.

    Parade militer tersebut, menurut KCNA, menampilkan beberapa senjata tercanggih negara itu, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-20 yang paling baru, yang disebut oleh KCNA sebagai “sistem senjata strategis nuklir terkuat”.

    Ribuan orang dengan pakaian tradisional berwarna-warni memenuhi jalanan ibu kota Pyongyang saat parade militer itu digelar tengah malam. Mereka melambaikan bendera nasional Korut dan bersorak saat senjata-senjata buatan negara terisolasi itu dipamerkan di jalanan utama.

    Kim Jong Un didampingi oleh para pejabat tinggi Rusia, China, dan Vietnam saat parade militer pada Jumat (10/10) malam Foto: AFP PHOTO/KCNA VIA KNS

    Di antara senjata-senjata yang dipamerkan adalah rudal-rudal jelajah strategis jarak jauh, kendaraan peluncur drone, serta rudal darat-ke-udara dan rudal darat-ke-darat dipamerkan satu demi satu.

    Parade militer itu, menurut KCNA, menampilkan “potensi teknologi pertahanan negara kami yang tak habis-habisnya dan laju perkembangannya yang mengagumkan yang tidak dapat lagi diabaikan dunia”.

    Saat berpidato dalam parade militer itu, Kim Jong Un mengatakan bahwa pasukan Korut yang “tidak terkalahkan” akan “selalu menggandakan kekuatan upaya partai kita untuk mengatasi kesulitan dan mewujudkan masa depan yang cerah”.

    Dia tampaknya memberikan penghormatan kepada tentara-tentara Korut yang bertempur bersama tentara Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    “Semangat juang heroik yang telah ditunjukkan, dan kemenangan telah diraih, oleh angkatan bersenjata revolusioner kami di medan perang asing demi keadilan internasional … menunjukkan kesempurnaan ideologis dan spiritual,” kata Kim Jong Un dalam pidatonya, menurut KCNA.

    Menurut laporan Korea Selatan (Korsel), sedikitnya 600 tentara Korut telah tewas dan ribuan tentara lainnya mengalami luka-luka saat bertempur untuk Rusia.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Harapan Reuni Keluarga Korea Terpisah Perang Kian Menipis

    Harapan Reuni Keluarga Korea Terpisah Perang Kian Menipis

    Jakarta

    Presiden Korea Selatan Lee Jae Myung kembali menyerukan kepada Korea Utara agar mengizinkan pertemuan singkat bagi keluarga yang telah terpisah selama puluhan tahun.

    “Sayangnya, hubungan antar-Korea saat ini diliputi ketidakpercayaan yang dalam. Namun, isu keluarga terpisah tetap menjadi prioritas utama yang harus diselesaikan bersama,” ujar Lee dalam pidato peringatan hari memorial keluarga terpisah pada Sabtu lalu.

    Lee mendorong adanya “dialog dan kerja sama” untuk menyelesaikan masalah ini.

    Perang besar antara Korea Utara dan Selatan berakhir dengan gencatan senjata tahun 1953 yang membagi Semenanjung Korea. Karena tidak ada perjanjian damai permanen, kedua negara secara teknis masih dalam keadaan perang.

    Dalam pidatonya, Lee berjanji bahwa pemerintahannya akan berupaya maksimal untuk menanamkan perdamaian di Semenanjung Korea dan memastikan “kesedihan keluarga terpisah tidak diwariskan ke generasi berikutnya.”

    Korea Utara “pegang semua kartu”

    Pernyataan Presiden Lee disampaikan menjelang perayaan Chuseok, festival panen tahunan saat keluarga biasanya berkumpul dan menghormati leluhur.

    Korea Utara belum memberikan tanggapan atas seruan Lee terkait reuni keluarga. Pertemuan semacam ini terakhir terjadi pada 2018, ketika 83 warga Korea Utara dipertemukan dengan 89 kerabat mereka dari Selatan setelah puluhan tahun terpisah. Saat itu, peserta tertua dari Korea Selatan berusia 101 tahun.

    “Saya rasa Korea Utara bahkan tidak berniat untuk membalas,” kata Kim Sang-woo, mantan politisi dan kini pengurus di Kim Dae-jung Peace Foundation, kepada DW.

    Menurutnya, Korea Utara kini “memegang semua kartu.” Dengan mempererat hubungan dengan Cina dan Rusia, Pyongyang merasa tidak perlu lagi menuruti keinginan Seoul, meskipun secara politik tetap bergantung pada Beijing. Bahkan, kerja sama dengan Moskow sudah sejauh mengirim pasukan Korea Utara untuk berperang di Ukraina.

    “Jelas Presiden Lee punya niat baik, tapi ini justru menyiksa keluarga yang diberi harapan palsu untuk bertemu kembali, hanya untuk akhirnya kecewa,” ujar Kim.

    Seumur hidup tanpa kabar keluarga

    Dan Pinkston, profesor hubungan internasional di Troy University di Seoul, telah bertemu banyak warga Korea yang terpisah dari keluarganya sejak perang 1950-an, bahkan tidak tahu apakah kerabat mereka masih hidup.

    “Ini situasi yang benar-benar tragis,” katanya. Pinkston menyinggung seorang pegawai Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang dulu membantu mengatur reuni keluarga. Ayah pegawai itu pernah punya saudara perempuan yang sedang belajar menjadi perawat ketika pasukan Korea Utara menyerbu Seoul pada 1950. Perempuan itu ditawan dan dibawa ke Utara, dan sejak saat itu tak pernah ada kabar.

    Setiap kali Korea Utara menyerahkan daftar nama calon peserta reuni, sang pegawai selalu mencari nama bibinya dengan harapan bisa bertemu kembali. Namun, nama itu tak pernah ada. “Itu sangat menyedihkan, dan hanya satu dari ribuan kisah serupa,” ujar Pinkston.

    Menurutnya, kecil kemungkinan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengindahkan permintaan Presiden Lee. “Kenapa Kim harus memberi keuntungan politik bagi Selatan? Seoul kini tak lagi punya pengaruh yang dulu berupa tawaran bantuan ekonomi atau lainnya,” ujarnya.

    Propaganda Korea Utara terancam runtuh oleh reuni keluarga

    Faktor lain yang mungkin dipertimbangkan Korea Utara adalah bahwa jika reuni keluarga benar-benar terjadi, hal itu bisa memicu perasaan nasionalisme dan keinginan emosional untuk bersatu kembali.

    “Ada risiko nyata reuni memicu sentimen nasionalis dan keinginan emosional untuk reunifikasi. Itu bertentangan dengan kebijakan Pyongyang dalam setahun terakhir yang menegaskan Utara dan Selatan adalah dua negara bermusuhan,” kata Dan Pinkston.

    Kim Sang-woo menambahkan, ada jebakan propaganda bagi rezim jika reuni terjadi. “Rezim selama ini mengendalikan rakyat dengan semacam mantra yang mereka ciptakan. Selama generasi mereka menanamkan keyakinan bahwa Selatan itu korup, budak Amerika Serikat, tidak merdeka, penuh kekacauan, dan di ambang kehancuran,” ujarnya.

    “Untuk menjaga citra itu, mereka tidak bisa membiarkan kontak antara rakyatnya dengan keluarga di Selatan,” tegas Kim. “Ini memang sangat menyedihkan, tetapi saya tidak melihat Utara akan mengubah sikapnya dalam waktu dekat.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

  • Menlu Sugiono Bertolak ke Korut 10-11 Oktober, Pertama Sejak 2013

    Menlu Sugiono Bertolak ke Korut 10-11 Oktober, Pertama Sejak 2013

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono akan melakukan kunjungan kerja ke Korea Utara pada 10-11 Oktober mendatang.

    Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Yvonne Mewengkang menuturkan, Menlu Sugiono akan bertolak ke Pyongyang pada Jumat (10/10/2025) mendatang.

    Yvonne menuturkan, kunjungan tersebut dalam rangka memenuhi undangan dari Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Son-hui.

    Dia menuturkan, pada 11 Oktober 2025, Sugiono akan melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Choe untuk membicarakan penguatan berbagai kerjasama bilateral, regional, maupun global antara kedua negara.

    “Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap dialog konstruktif dan hubungan kerjasama dengan berbagai mitra di kawasan,” jelas Yvonne di Gedung Kementerian Luar Negeri di Jakarta pada Kamis (9/10/2025).

    Selain melakukan pertemuan bilateral, Yvonne menuturkan Menlu Sugiono juga akan meninjau KBRI Pyongyang. Dia menjelaskan, peninjauan dilakukan untuk memantau kondisi Kedutaan Besar itu yang sempat ditutup pada 2021 lalu akibat pandemi Covid-19.

    Sebelumnya, Korea Utara menegaskan tidak akan pernah menghentikan program pengembangan senjata nuklir, dengan menyebut tuntutan denuklirisasi sebagai pelanggaran kedaulatan dan hak eksistensi. 

    Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara Kim Son Gyong dalam Sidang Majelis Umum PBB akhir September lalu. Ini menjadi kali pertama pejabat dari Pyongyang hadir langsung sejak Menlu Korea Utara berpidato di New York pada 2018. 

    “Penerapan ‘denuklirisasi’ terhadap DPRK sama dengan permintaan menyerahkan kedaulatan, hak eksistensi, serta melanggar Konstitusi. Kami tidak akan pernah melepaskan kedaulatan, meninggalkan hak eksistensi, atau melanggar Konstitusi,” ujar Kim.

    Kim menegaskan bahwa peningkatan kekuatan nuklir negaranya berfungsi sebagai penangkal agresi AS dan sekutunya, serta menjaga keseimbangan kekuatan di Semenanjung Korea.