Negara: Korea Utara

  • Rusia Bakar Wajah Tentara Korut di Ukraina Demi Jaga Rahasia

    Rusia Bakar Wajah Tentara Korut di Ukraina Demi Jaga Rahasia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia membakar wajah tentara Korea Utara untuk menutupi keterlibatan mereka yang sudah membantu pasukan Negeri Beruang Merah dalam perang.

    Zelensky mengatakan Rusia selama ini berusaha merahasiakan kehadiran tentara Korut bahkan saat pelatihan.

    “Saat mereka dilatih, mereka bahkan dilarang memperlihatkan wajah mereka,” kata dia melalui Telegram resmi pada Senin (16/12).

    Militer Rusia, lanjut Zelensky, juga berusaha menghapus semua bukti video kehadiran tentara Korut.

    “Dan sekarang, setelah pertempuran dengan orang-orang kami, Rusia juga mencoba untuk secara harfiah membakar wajah tentara Korea Utara yang tewas,” ungkap dia, dikutip Radio Free Asia.

    Lebih lanjut, Zelensky mengatakan tak ada alasan bagi warga Korea Utara untuk berjuang dan mati demi Presiden Rusia Vladimir Putin.

    “Dan bahkan saat kematian mereka, Rusia hanya akan mengejek,” imbuh dia.

    Zelensky juga membagikan membagikan video berdurasi 30 detik sebagai bukti tuduhan yang dilontarkan.

    Dalam video itu pada detik ke 24 tampak sekelompok orang membakar sesuatu yang terlihat seperti mayat di lereng penuh hamparan salju.

    “Rusia mencoba menyembunyikan wajah tentara Korea Utara bahkan setelah mereka tewas,” demikian bunyi subjudul video tersebut.

    Namun, video itu belum bisa diverifikasi keasliannya.

    Sejauh ini juga belum ada pernyataan resmi dari Rusia maupun Korea Utara soal pasukan pemerintah Kim Jong un yang tewas dalam perang Ukraina.

    Sebelum melancarkan tuduhan ini, Zelensky sempat mengklaim Ukraina punya bukti kuat soal keterlibatan tentara Korut.

    Tak lama setelah itu, militer Ukraina merilis foto dan rekaman yang menunjukkan belasan tentara Korea Utara beserta pasukan Rusia tewas di perbatasan Kursk.

    Media Ukraina, Ukrainska Pravda, melaporkan jenazah para tentara terekam dalam drone dengan kondisi tertutup salju. Mereka tewas dalam serangan di perbatasan pada Sabtu (14/12).

    Keterlibatan pasukan Korut dalam perang Rusia-Ukraina menjadi sorotan dunia dan memicu kekhawatiran. Beberapa menyebut pengerahan itu memprovokasi stabilitas global.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • AS Klaim Korut Kehilangan Banyak Tentara yang Tewas di Ukraina

    AS Klaim Korut Kehilangan Banyak Tentara yang Tewas di Ukraina

    Jakarta, CNN Indonesia

    Amerika Serikat menyatakan Korea Utara telah kehilangan banyak prajuritnya dalam perang Rusia vs Ukraina.

    Penasihat Komunikasi Keamanan Nasional AS John Kirby mengatakan Korut saat ini telah banyak kehilangan prajurit dalam perang antara Rusia dan Ukraina.

    Ia tidak merinci berapa banyak prajurit Korut yang gugur. Kendati begitu, pihaknya meyakini ada puluhan tentara yang tewas maupun terluka.

    “Kami percaya bahwa mereka telah mengalami kerugian yang signifikan, termasuk tewas dan terluka. Namun, sulit bagi saya memberikan angka pasti. Saya akan mengatakan jumlahnya puluhan, beberapa puluh,” kata Kirby dalam dalam konferensi pers, Senin (16/12).

    Pernyataan Kirby ini dilontarkan usai badan intelijen Ukraina baru-baru ini mengeklaim sekitar 200 tentara Rusia dan Korea Utara tewas saat berperang melawan pasukan Ukraina.

    Militer Ukraina bahkan merilis foto dan rekaman yang menunjukkan belasan tentara Korut beserta pasukan Rusia tewas di perbatasan Kursk.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Matthew Miller sebelumnya menyatakan situasi ini menandakan “eskalasi lain” dalam perang Rusia dan Ukraina.

    “Dalam pandangan kami, tentara Korut yang dikerahkan ke Kursk sudah menjadi target yang sah. Mereka memasuki zona perang dan mereka sebagai pejuang yang merupakan target yang sah bagi militer Ukraina,” kata Miller, seperti dikutip Yonhap.

    Pasukan militer Korea Utara dikerahkan dalam perang Rusia vs Ukraina sejak bulan lalu.

    Keterlibatan Korut dalam perang dua negara Eropa ini pun memicu kekhawatiran akan skala peperangan yang meluas.

    AS dan Ukraina menaksir sekitar 11 ribu tentara Korut telah dikerahkan untuk membantu Rusia berperang di wilayah Kursk.

    Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) pada Sabtu (14/12) mengatakan tentara Korut telah dimobilisasi untuk bertugas di unit gabungan marinir Rusia dan pasukan udara.

    DIU menyebut banyak pasukan Korut yang terkena serangan Ukraina selama perang ini. DIU juga mencatat bahwa kendala bahasa telah menjadi masalah bagi unit gabungan Rusia-Korut dalam melakukan operasi terkoordinasi.

    (blq/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Jenderal Syrsky: Pertempuran Sengit Ukraina-Rusia Membentang Sejauh 1.170 Kilometer – Halaman all

    Jenderal Syrsky: Pertempuran Sengit Ukraina-Rusia Membentang Sejauh 1.170 Kilometer – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Peperangan terus terjadi di wilayah Ukraina yang terus diserang oleh Rusia.

    Meski demikian, Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina, Jenderal Oleksandr Syrsky mengatakan, pasukannya melancarkan serangan pada jarak yang membentang sejauh 1.170 kilometer.

    Syrsky mengatakan, saat ini situasi paling menantang adalah di wilayah Pokrovsk dan Kurakhove. Posisi pasukan Ukraina di dua kota di barat dan barat daya Donetsk itu terus mengalami kemunduran.

    Di Pokrovsk yang merupakan pusat logistik Ukraina di Donetsk, pasukan Kiev mengalami kemunduran, dan terus diserang oleh prajurit Vladimir Putin.

    Di Kurakhovo, pasukan Rusia telah menguasai jantung kota di lokasi pemerintahan kota. Pasukan Ukraina kini menduduki wilayah industri dan pembangkit listrik di barat kota.

    Selain itu, menurut Syrsky, penjajah Rusia telah mengintensifkan tekanan mereka pada wilayah Kramatorsk, Toretsk, dan Vremivka.

    “Dalam situasi saat ini, seluruh masyarakat harus bersatu untuk mendukung Pasukan Pertahanan. Selain ketahanan prajurit kita, teknik dan benteng sangat penting,” tegas Syrsky, dalam pidatonya di sebuah pertemuan Kongres Otoritas Lokal dan Regional, Ukrinform melaporkan, Ukrinform mengutip layanan pers Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina. Selasa (18/12/2024).

    Untuk hari ketiga berturut-turut, musuh telah terlibat dalam aksi ofensif intensif di wilayah Kursk, berusaha memaksa Pasukan Pertahanan Ukraina keluar dari Federasi Rusia. 

    Pesawat Rusia telah menjatuhkan lima bom udara berpemandu di daerah ini sejak pagi. Pasukan Pertahanan Ukraina telah menangkis 29 serangan di sana, sementara empat pertempuran masih berlangsung.

    “Mereka secara aktif menggunakan unit tentara Korea Utara. Tentara bayaran Korea Utara telah menderita kerugian besar,” imbuh Syrsky.

    Ia juga menyoroti pentingnya membangun struktur teknik dan benteng dan menyatakan bahwa tujuh wilayah harus memprioritaskan tugas ini.

    Sejak awal hari Selasa (17/12/2024), total 88 bentrokan pertempuran telah terjadi di garis depan, dengan pertempuran terberat terkonsentrasi di arah Pokrovsk, Siversk, dan Kurakhove.

    Anggota pasukan Ukraina di Donetsk Ukraina timur (facebook via strana)

    Annovka Diambil-alih

    Sementara media Rusia, TASS melaporkan berdasarkan informasi dari Kementerian Pertahanan Rusia, pasukan Kremlin membebaskan pemukiman Annovka di Donetsk selama 24 jam terakhir dalam operasi militer khusus di Ukraina, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan pada hari Selasa.

    “Unit-unit Kelompok Tempur Selatan membebaskan pemukiman Annovka di Republik Rakyat Donetsk sebagai hasil dari tindakan-tindakan yang tegas,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan. (Ukrinform/TASS)

  • Ketidakpastian Politik Bayangi Pemakzulan Presiden Korsel

    Ketidakpastian Politik Bayangi Pemakzulan Presiden Korsel

    Jakarta

    Majelis Nasional pada hari Sabtu (14/12) meloloskan mosi pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol, 11 hari setelah dia mengumumkan darurat militer yang dibatalkan cuma beberapa jam kemudian.

    Keputusan bergantung pada pengadilan, apakah akan mencopot Yoon dari jabatannya atau memulihkan kekuasaan presiden dengan mandat mayoritas di parlemen.

    Yoon saat ini telah diskors dari jabatan dan untuk sementara digantikan Han Duck-soo, yang sebelumnya menjabat perdana menteri. Han adalah ketua umum Partai Kekuatan Rakyat, PPP, yang berkuasa. Pada hari Senin (16/12), dia mengundurkan diri dari jabatannya “karena runtuhnya Dewan Tertinggi partai.” Han berjanji akan “mencurahkan seluruh energi dan upaya untuk memastikan stabilitas” kepemimpinan di Korea Selatan.

    Namun begitu, para analis mengatakan, Partai Demokrat yang beroposisi tahu bahwa pemerintah sedang terpojok dan mereka tidak akan menerima kompromi kecuali pemilihan umum baru.

    Partai Demokrat diunggulkan

    Dengan lebih dari 70% publik Korea Selatan menuntut pemakzulan Yoon, tidak diragukan lagi bahwa Partai Demokrat yang beroposisi akan berkuasa di bawah Lee Jae-myung, meskipun ia juga memiliki masalah hukum yang harus dihadapinya.

    “Pemakzulan Yoon bukanlah akhir dari kekacauan politik Korea Selatan. Itu bahkan bukan awal dari akhir, yang akan melibatkan pemilihan presiden baru,” kata Leif-Eric Easley, seorang profesor studi internasional di Universitas Wanita Ewha di Seoul.

    Dia memuji “protes jalanan yang damai” yang muncul ketika demokrasi terancam. Tapi Easley juga memperingatkan, polarisasi mendalam di masyarakat Korea Selatan saat ini tetap menjadi ancaman.

    Apa selanjutnya?

    Berdasarkan hukum, Mahkamah Konstitusi memiliki waktu enam bulan untuk mengeluarkan putusan. Meski begitu, gugatan terhadap presiden di masa lalu acap diputuskan dalam tempo jauh lebih cepat, demi memungkinkan pemulihan stabilitas politik yang lebih cepat.

    Jika pemakzulan Yoon dikonfirmasi, pemilihan umum harus diadakan dalam waktu dua bulan. Tapi meski gugatan terhadap Yoon berkesan kokoh, kasusmya menyimpan komplikasi.

    Mahkamah Konstitusi seharusnya memiliki sembilan hakim, dengan tujuh hakim diperlukan untuk membuat keputusan akhir. Namun, majelis hakim saat ini hanya memiliki enam anggota. Penyebabnya adalah perselisihan antara Partai Demokrat dan pemerintah seputar penunjukkan hakim baru.

    Keputusan pemakzulan lewat musyawarah

    Meski kekurangan hakim, Mahkamah Konstitusi bersikeras, pihaknya memiliki kewenangan untuk mencapai kesimpulan atas pemakzulan Yoon. Tapi akibatnya, hanya perlu satu suara menentang agar mosi tersebut ditolak. Repotnya, tiga hakim MK dinominasikan oleh Yoon sendiri.

    “Sangat mungkin akan ada banyak kebingungan ke depannya,” ujar Kim Sang-woo, mantan politisi dari Kongres Politik Baru Korea Selatan yang condong ke kiri dan sekarang menjadi anggota dewan Yayasan Perdamaian Kim Dae-jung.

    Untuk saat ini, Partai Demokrat mengatakan tidak akan menuntut proses pemakzulan terhadap Han dan anggota Kabinet lainnya, demi memastikan pemerintah terus berfungsi. Namun, Kim mengatakan hal itu mungkin berubah.

    “Lee mengatakan dia tidak akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, tetapi dia mungkin berubah pikiran jika penjabat presiden tidak menjalankan urusan sesuai dengan keinginan partainya,” katanya kepada DW. “Jika itu terjadi, maka fungsi pemerintahan bisa lumpuh karena keputusan tidak dapat dibuat atau dilaksanakan.

    “Jika pemerintahan begitu rapuh, siapa yang bertanggung jawab untuk menjalankan urusan luar negeri?” tanyanya. “Jelas bahwa untuk beberapa waktu, akan ada kebingungan.”

    Lee dan oposisi sudah berkampanye untuk pemilihan umum baru, sebagian karena pemimpin Partai Demokrat telah didakwa atas penyuapan, korupsi, pelanggaran kepercayaan dan konflik kepentingan, termasuk pemberian USD8 juta kepada Korea Utara. Lee membantah semua tuduhan tersebut.

    Kasus hukum pemimpin oposisi

    Pada bulan November, Lee dihukum karena membuat pernyataan palsu selama kampanye presiden tahun 2022 dan dijatuhi hukuman penjara satu tahun yang ditangguhkan. Dia sedang mengajukan banding, tetapi jika dikukuhkan, Lee artinya tidak memenuhi syarat untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

    Namun, jika dia terpilih sebelum putusan dijatuhkan, maka menurut hukum Korea, kasusnya akan dihentikan.

    Sejauh ini ramai tanda-tanda ketegangan antara kedua partai. PPP, misalnya, menolak usulan dari Partai Demokrat untuk membentuk badan pemerintahan konsultatif bersama guna menstabilkan urusan negara.

    Alasannya adalah bahwa PPP masih merupakan partai yang berkuasa.

    Namun, PPP yang baru dibentuk pada tahun 2020 melalui penggabungan sejumlah partai konservatif, terpecah oleh pertikaian internal atas pemakzulan Yoon dan, menurut beberapa pihak, berada di ambang perpecahan.

    “Situasinya sangat sulit, dan saya hanya bisa berharap bahwa segala sesuatunya akan kembali tenang saat pengadilan mulai bersidang”, kata Kim menambahkan.

    “Hal baiknya adalah bahwa bagi warga Korea Selatan pada umumnya, kehidupan tetap berjalan seperti biasa, hampir seolah-olah tidak terjadi apa-apa,” katanya. “Kehidupan kami tidak terpengaruh dan kami tidak merasakan bahaya. Orang-orang hanya ingin proses ini terus berlanjut dan, mudah-mudahan, situasinya akan tetap damai.”

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    Lihat juga video: Presiden Yoon Dimakzulkan, Pemimpin Partai Berkuasa Korsel Mundur

    (ita/ita)

  • China dan AS Berebut Zirkon Australia untuk Perkuat Teknologi Militer

    China dan AS Berebut Zirkon Australia untuk Perkuat Teknologi Militer

    Jakarta

    Zirkon dari Australia dapat menjadi perebutan sengit oleh China dan Amerika Serikat (AS), demikian seorang ahli geologi yang bekerja dengan militer China memperingatkan.

    Meskipun zirkon umumnya dinilai sebagai batu permata, di dalamnya mengandung logam zirkonium. Logam tersebut dapat menahan suhu yang sangat tinggi, yang memungkinkan keramik, misalnya, dipanaskan hingga di atas 3.000 derajat Celsius dan memberikan perlindungan yang sangat diperlukan untuk pesawat hipersonik.

    China memiliki permintaan zirkonium terbesar di dunia, tetapi cadangannya hanya mencapai 0,7% dari total global. AS, konsumen utama zirkonium lainnya, juga memiliki sedikit cadangan.

    Mengutip South China Morning Post, negara dengan cadangan zirkonium terbesar di dunia adalah Australia, dengan lebih dari 74% dari total global, menurut data dari US Geology Survey.

    “Permintaan global terhadap sumber daya zirkonium terus meningkat karena potensinya yang sangat besar dalam aplikasi militer,” tulis tim peneliti yang dipimpin oleh insinyur senior Kong Fanjin dari China Geology Survey dalam makalah yang ditinjau sejawat dan diterbitkan di jurnal China Geological Reviews pada 29 November.

    Dalam makalah tersebut, peneliti menuliskan bahwa zirkonium memiliki titik leleh dan kepadatan yang tinggi, serta tahan terhadap korosi. Kelebihannya ini sangat penting bagi pengembangan teknologi militer baru.

    “Terutama material seperti zirkonium diborida, berkat kestabilannya di lingkungan bersuhu sangat tinggi, banyak digunakan dalam sistem perlindungan termal pesawat hipersonik dan wahana antariksa. Sebagai importir dan konsumen utama sumber daya zirkonium, China menghadapi tantangan berat terhadap keamanan sumber dayanya,” kata peneliti.

    Di tengah meningkatnya persaingan untuk sumber daya strategis global, cara mengalokasikan sumber daya bijih zirkonium secara rasional telah menjadi isu utama untuk menjaga keamanan nasional dan mendorong kemajuan teknologi militer.

    Kong juga merupakan anggota laboratorium data besar dan pengambilan keputusan di National University of Defence Technology of the People’s Liberation Army di Changsha, Hunan, yang memberikan dukungan dan layanan kepada militer dan pemerintah China melalui analisis yang ketat.

    Perkembangan Senjata Hipersonik

    Senjata hipersonik China tengah memasuki periode pertumbuhan yang pesat. Pada China Airshow yang diselenggarakan November, untuk pertama kalinya perusahaan-perusahaan China memamerkan rudal hipersonik dan tersedia untuk dijual ke negara-negara lain.

    Senjata-senjata ini dapat terbang dalam jarak jauh dengan kecepatan yang melebihi lima kali kecepatan suara, dan dapat berubah arah, sehingga sangat sulit untuk ditangkis.

    Semakin banyak negara dan organisasi, termasuk Rusia, Korea Utara, Iran, dan bahkan pasukan Houthi di Yaman, menggunakan senjata semacam itu untuk menantang sistem pertahanan udara AS dan sekutunya.

    Kebutuhan Zirkonium untuk Teknologi Lain

    Kong menyebutkan, bukan hanya senjata hipersonik yang mendapat manfaat dari sumber daya ini. Industri teknologi tinggi China lainnya juga sangat membutuhkan zirkonium.

    Kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir China tumbuh pada tingkat tujuh hingga delapan reaktor baru per tahun, dan sejumlah besar zirkonium dibutuhkan untuk batang kendali dan bahan pelindung dalam reaktor ini.

    Di masa mendatang, baterai litium solid-state untuk kendaraan listrik berkinerja tinggi dan jarak jauh mungkin juga membutuhkan logam ini dalam jumlah besar.

    Kong mencatat bahwa sebagian besar bijih zirkonium yang diimpor oleh China digunakan untuk memperkuat toilet dan keramik dekoratif. Ia memperkirakan bahwa penggunaan zirkonium dalam produk-produk murah ini akan menurun untuk memenuhi permintaan industri militer dan teknologi tinggi.

    Indonesia Disebut

    Dengan adanya persaingan sumber daya zirkonium global yang berpotensi memanas, Kong menyarankan pemerintah China harus mulai mempersiapkan persaingan ini sedini mungkin.

    Meskipun Australia memiliki cadangan zirkonium terbesar, negara itu bukanlah satu-satunya pemasok potensial. Afrika Selatan dan Indonesia, yang keduanya merupakan anggota blok Brics, afiliasi negara-negara ekonomi berkembang yang meliputi China, juga memproduksi bijih zirkonium.

    Selain itu, pembelian zirkonium dari Australia dapat menemui kendala. Australia adalah sekutu AS. Pada 19 November, Australia mengumumkan bahwa mereka akan mempercepat kerja sama dengan AS dan Inggris dalam mengembangkan senjata hipersonik untuk meningkatkan kemampuan ofensif dan defensifnya.

    Namun, China juga merupakan mitra dagang terbesar Australia, dan keuntungan besar dari penjualan bijih ke China memainkan peran penting dalam mempertahankan standar hidup Australia yang tinggi.

    Meskipun AS lebih lambat dalam bidang teknologi hipersonik, baru-baru ini AS berhasil menguji coba rudal hipersonik yang diluncurkan dari pesawat pengebom. Pentagon berencana menggunakan senjata ini untuk menyerang kapal induk dan kota-kota pesisir China dalam potensi konflik militer di masa mendatang.

    Menurut survei yang dilakukan oleh Kongres AS tahun lalu, teknologi dan material perlindungan termal saat ini merupakan tantangan terbesar yang dihadapi oleh program senjata hipersonik AS.

    [Gambas:Youtube]

    (rns/rns)

  • Putin Ngotot Kuasai Sepenuhnya Empat Wilayah Ukraina Ini Pada 2025 – Halaman all

    Putin Ngotot Kuasai Sepenuhnya Empat Wilayah Ukraina Ini Pada 2025 – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Presiden Vladimir Putin pada Senin (16/12/2024) kemarin mengumpulkan para pejabat militernya di istana Kremlin.

    Dalam pertemuan tersebut Putin memberikan arahan kepada para anak buahnya itu agar pada 2025 mendatang, empat wilayah Ukraina timur dan selatan benar-benar dikuasai sepenuhnya.

    Menteri Pertahanan Rusia Andrei Belousov mengatakan, keempat wilayah tersebut adalah Luhansk, Donetsk, Zaporozhye dan Kherson.

    Dikutip dari Kyiv Independent, Belousov menegaskan kembali komitmen Rusia untuk mencapai apa yang ia gambarkan sebagai “tujuan yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin pada bulan Juni.”

    “Pada tahun 2025, Moskow berencana untuk meraih kemenangan dalam perang,” tambahnya.

    Pada tanggal 14 Juni lalu, Putin menyatakan bahwa Rusia akan menyetujui gencatan senjata dan perundingan damai hanya jika Ukraina menarik diri dari empat wilayah Ukraina dan secara resmi meninggalkan aspirasinya untuk bergabung dengan NATO.

    Tuntutan tambahan Putin termasuk mengakui Krimea dan Sevastopol sebagai bagian dari Rusia.

    “Begitu Kyiv menyatakan kesiapannya untuk keputusan tersebut dan memulai penarikan pasukan yang sebenarnya, serta secara resmi meninggalkan ambisi NATO-nya, kami akan segera menghentikan tembakan dan memulai negosiasi,” kata Putin saat itu.

    Meski demikian, Rusia belum sepenuhnya dapat menguasai keempat oblast (wilayah setingkat provinsi) Ukraina tersebut.

    Hanya Krimea dan Sevastopol yang telah benar-benar dikendalikan oleh Kremlin.

    Di Donetsk dan Luhansk atau biasa disebut sebagai Donbass, meskipun ibu kota kedua oblast tersebut telah dikuasai oleh Moskow, namun pertempuran sengit masih terjadi.

    Bahkan dalam beberapa bulan ini, pertempuran paling sengit di Ukraina terjadi di kota Pokrovsk dan Kurakhovo, Donetsk.

    Sementara dalam beberapa hari terakhir, pertempuran sengit pun terjadi di Siversk wilayah Luhansk di mana memakan ratusan korban di kedua belah pihak.

    Presiden Rusia, Vladimir Putin  (EPA Photo)

    Sementara di dua regional di selatan Ukraina yaitu Kherson dan Zaporozhye, pasukan Vladimir Putin masih kesulitan menaklukkan serdadu Volodymyr Zelensky.

    Hal ini dibuktikan dengan ibu kota kedua oblast tersebut masih dikuasai oleh Kiev.

    Kerahkan Pasukan Korea Utara

    Untuk meningkatkan daya serang, Rusia pun dikabarkan oleh media-media Barat telah mengerahkan lebih dari 10.000 pasukan dari Korea Utara.

    Hal ini terbukti dengan terjadinya peperangan yang melibatkan pasukan dari Asia timur tersebut melawan pejuang Ukraina di Kursk, wilayah Rusia yang kini sedang dikuasai oleh Kiev.

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti dikutip dari Ukrainska Pravda mengatakan, sebenarnya sudah banyak pasukan asal Pyongyang yang tewas dalam pertempuran tersebut.

    Ilustrasi: Pasukan Korea Utara diduga telah dikerahkan ke Rusia (MK News)

    Berdasarkan laporan Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Oleksandr Syrsky, Vladimir Putin telah melibatkan tentara Korea Utara yang bertempur bersama tentara Rusia. 

    Zelensky mengatakan, banyak rincian tentang pemusnahan pasukan ini juga.

    “Data awal menunjukkan bahwa Rusia berusaha menyembunyikan kerugian Korea Utara. Pasukan pertahanan dan intelijen Ukraina sedang berupaya untuk menentukan seberapa besar kerugian sebenarnya yang dialami oleh unit-unit Rusia yang mencakup Korea Utara. Sayangnya, kami terpaksa juga mempertahankan diri dari mereka,” ujarnya.

    Hancurkan Fasilitas Energi

    Rusia terus membombardir fasilitas militer dan wilayah Ukraina dengan rudal, bom luncur berpemandu serta drone Shahed yang berdaya ledak tinggi.

    Akibat pengeboman tersebut, Ukraina menderita kerugian parah terutama di fasilitas energinya.

    Pada musim dingin saat ini, warga negara tersebut harus menjalani pemadaman listrik, sehingga harus hidup dalam kondisi kedinginan.

    Terakhir, pada 13 Desember lalu, ratusan rudal dan drone Moskow menghancurkan pembangkit listrik di sejumlah kota.

    Rudal Iskander Rusia  (military thread)

    Penasihat Perdana Menteri Ukraina dan anggota dewan pengawas Ukrenergo Yurii Boiko mengatakan Rusia telah mmenargetkan infrastruktur energi lintas batas.

    Dikutip dari Interfax, Boiko menyebut sasaran Rusia adalah mengurangi kapasitas ekspor dan impor Ukraina secara signifikan atau memutus sistem energinya sepenuhnya dari Eropa.

    “Ciri khas dari serangan terbaru ini adalah serangan tersebut menargetkan infrastruktur jaringan yang terlibat langsung dalam operasi ekspor-impor antara Ukraina dan negara-negara tetangganya di Eropa. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kemampuan impor sebanyak mungkin dan idealnya memutus sistem Ukraina dari Eropa.”

    Boiko menambahkan bahwa dibutuhkan biaya sekitar 1 juta dolar AS untuk melindungi area seluas 100 meter persegi secara fisik.

    “Untuk melindungi fasilitas pembangkit, Anda perlu membangun sarkofagus beton setinggi gedung 10-12 lantai dengan 8-10 pintu masuk. Contoh ini seharusnya menjawab pertanyaan apakah mungkin untuk melindungi gardu induk sepenuhnya. Perlindungan mencakup elemen utama peralatan, tetapi kerusakan masih terjadi, dan perbaikan memerlukan waktu,” kata Boiko. (Pravda/Intefax-Ukraine/Kyiv Independent)

  • Pengadilan Militer Korea Tangkap 2 Jenderal Angkatan Darat yang Perintahkan Penyerbuan DPR – Halaman all

    Pengadilan Militer Korea Tangkap 2 Jenderal Angkatan Darat yang Perintahkan Penyerbuan DPR – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM – Pengadilan militer Korea Selatan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dua jenderal angkatan darat yang memerintahkan penyerbuan militer terhadap gedung Majelis Nasional atau gedung DPR Korea Selatan saat pengumuman darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol 

    Dua jenderal angkatan darat yang ditangkap tersebut adalah Letjen Kwak Jong-geun, mantan kepala Komando Perang Khusus dan Letjen Lee Jin-woo, mantan kepala Komando Pertahanan Ibu Kota.

    Surat perintah penangkapan keduanya terbit Senin, 16 Desember 2024.

    Kwak Jong-geun, mantan komandan Komando Pasukan Khusus, ditangkap atas tuduhan mengirimkan pasukan ke gedung parlemen selama insiden darurat militer pada 3 Desember 2024.

    Bersamaan dengan terbitnya surat perintah penangkapan ini, penyelidik juga untuk menahan mereka selama penyelidikan yang sedang berlangsung.

    Keduanya hadir untuk sidang surat perintah penahanan di Pengadilan Militer Regional Pusat di Yongsan, Seoul, pada hari sebelumnya.

    Baik Kwak maupun Lee menghadapi dakwaan terkait penempatan personel militer ke Majelis Nasional pada malam darurat militer diumumkan.

    Tak Becus

    Unit investigasi khusus kejaksaan yang menyelidiki deklarasi darurat militer Yoon pada hari Senin menanyai Letjen Yeo In-hyung, mantan kepala Komando Kontra Intelijen Pertahanan.

    Ini adalah pertama kalinya Yeo dipanggil untuk dimintai keterangan sebagai tersangka setelah surat perintah penangkapannya dikeluarkan pada 14 Desember.

    Yeo dituduh mengatur kerangka darurat militer dan mengerahkan personel militer ke lembaga-lembaga penting, termasuk Majelis Nasional dan Komisi Pemilihan Umum Nasional, pada malam darurat militer diumumkan.

    Surat perintah penahanan jaksa juga diberikan pada hari Minggu kepada Jenderal Park An-su, yang saat ini diberhentikan dari tugas Kepala Staf Angkatan Darat, atas perannya selama deklarasi termasuk pembagian keputusan darurat militer dan pembahasan rencana tersebut dengan Yoon. 

    Jabatan Kepala Staf Angkatan Darat telah kosong sejak Kementerian Pertahanan memberhentikan Park dari tugasnya pada hari Kamis lalu.

    Dia dinilai tidak becus menjalankan perannya di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung atas keterlibatannya dalam deklarasi darurat militer.

    Jenderal Park An-su dipecat dari jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat, atas perannya selama deklarasi termasuk pembagian keputusan darurat militer 3 Desemeber 2024.

    Mayor Jenderal Moon Sang-ho, mantan kepala Komando Intelijen Pertahanan, ditahan oleh polisi pada hari Minggu atas tuduhan terkait dengan memerintahkan pasukan ke Komisi Pemilihan Umum Nasional pada malam darurat militer.

    Namun, jaksa pada Senin sore menolak permintaan polisi untuk melakukan penangkapan darurat terhadap Moon Sang-ho.

    Mereka beralasan, penangkapan darurat dalam kasus ini melanggar ketentuan yurisdiksi Undang-Undang Pengadilan Militer.”

    Jaksa menyetujui penangkapan darurat terhadap Noh Sang-won, mantan kepala Komando Intelijen Pertahanan, yang ditahan bersama Moon.

    Kini sebagai warga sipil, Noh menjabat sebagai kepala intelijen militer pada masa pemerintahan Park Geun-hye dan telah diidentifikasi oleh pihak oposisi sebagai tokoh kunci di balik rencana darurat militer, yang diduga membantu mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.

    Polisi mencurigai Noh, sekutu dekat dan alumni junior Kim di Akademi Militer Korea, merancang proklamasi darurat militer.

    Selain jenderal bintang dua, Moon, pemecatan tersebut juga berdampak pada empat dari 21 jenderal bintang tiga dan pangkat lebih tinggi di Angkatan Darat, termasuk empat letnan jenderal dan satu jenderal.

    Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai kekosongan kepemimpinan yang signifikan di dalam Angkatan Darat, kekuatan tempur darat utama Korea Selatan dan garis pertahanan pertama melawan Korea Utara.

    Posisi menteri pertahanan masih kosong setelah mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun mengundurkan diri menyusul permintaan surat perintah penahanan dari jaksa atas tuduhan bahwa ia mengusulkan rencana darurat militer kepada Presiden Yoon.

    Belum ada calon yang ditunjuk untuk jabatan tersebut, dan pemakzulan Yoon pada hari Sabtu telah mencabut wewenangnya untuk membuat janji.

    Meskipun Perdana Menteri Han Duck-soo mengambil peran sebagai penjabat presiden, timbul pertanyaan apakah Han mempunyai kemampuan untuk memprioritaskan pencalonan menteri pertahanan baru di tengah tanggung jawab mendesak lainnya.

    Di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai kekosongan kepemimpinan militer, Kementerian Pertahanan mengatakan pada hari Senin bahwa angkatan bersenjata tetap beroperasi secara keseluruhan, dengan pejabat yang bertindak mengisi posisi kepemimpinan yang kosong.

    Dalam pengarahan rutin, Jeon Ha-kyu, juru bicara Kementerian Pertahanan, mengatakan penjabat pejabat memenuhi tugas dari jabatan yang kosong di bawah koordinasi penjabat Menteri Pertahanan Kim Seon-ho.

    Menurut kementerian, Jenderal Go Chang-jun, mantan kepala Komando Operasi ke-2 Angkatan Darat, telah ditunjuk sebagai penjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Tidak segera diungkapkan siapa yang dipilih untuk mengisi sisa jabatan jenderal yang diberhentikan.

    Kepala Staf Gabungan mengatakan pekan lalu bahwa sistem pemantauan pasukan Korea Utara dan respons terhadap provokasi tetap tidak terpengaruh, dan menekankan bahwa pos-pos yang terkena dampak skandal darurat militer tidak secara langsung relevan dengan operasi tersebut.

     

     

     

    Letjen Kwak Jong-keun (tengah), mantan kepala Komando Perang Khusus Angkatan Darat, dituduh mengerahkan pasukan ke Majelis Nasional setelah deklarasi darurat militer oleh Presiden Yoon Suk Yeol pada 3 Desember, tiba di pengadilan militer regional pusat di Yongsan , Seoul, untuk sidang penahanan praperadilan pada Senin pagi. (Yonhap)

    Krisis kepemimpinan militer di Korea Selatan semakin parah ketika para komandan unit utama berada di bawah pengawasan ketat dalam penyelidikan deklarasi darurat militer yang dikeluarkan Presiden Yoon Suk Yeol pada tanggal 3 Desember. Tiga jenderal bintang tiga yang diperiksa telah diberhentikan dari jabatannya, dan KSAD diberhentikan dari tugasnya.

     

    ==============

    Kwak Jong-geun, mantan komandan Komando Pasukan Khusus, ditangkap atas tuduhan mengirimkan pasukan ke gedung parlemen selama insiden darurat militer pada 3 Desember lalu.

    Pengadilan Militer melakukan sidang pra-penahanan dan memutuskan untuk menahan Kwak dengan alasan adanya risiko melarikan diri dan menghilangkan bukti.

    Kwak Jong-geun disebut sebagai orang pertama yang memerintahkan pengerahan satuan 1st Airborne Brigade, 3rd Airborne Brigade, dan 707th Special Mission Battalion ke DPR pada saat pemberlakuan darurat militer. Dalam kesaksian di depan Komite Pertahanan DPR pada 10 November, Kwak mengklaim bahwa ia menerima perintah langsung dari Presiden melalui telepon rahasia untuk memaksa masuk ke gedung DPR dan “menarik keluar orang-orang yang ada di dalam.”

    Kwak juga mengungkapkan bahwa dua hari sebelum pemberlakuan darurat militer pada 1 Desember, ia menerima perintah dari mantan Menteri Pertahanan, Kim, melalui telepon rahasia untuk mengamankan enam lokasi, termasuk DPR, Komisi Pemilu, markas Partai Demokrat, dan beberapa tempat terkait lainnya.

    =========

     

     

     

     

     

     

     

  • Diplomat dari Rusia dan Korea Utara Tinggalkan Suriah Melalui Pangkalan Hmeimim – Halaman all

    Diplomat dari Rusia dan Korea Utara Tinggalkan Suriah Melalui Pangkalan Hmeimim – Halaman all

    Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa sebuah pesawat Angkatan Udara lepas landas dari pangkalan Hmeimim di Suriah,

    Tayang: Senin, 16 Desember 2024 22:54 WIB

    Bilal Alhammoud / Middle East Images / Middle East Images via AFP

    Sekelompok orang mengibarkan bendera oposisi di Suriah pada hari Sabtu, 13 Desember 2024, setelah rezim Presiden Bashar al-Assad digulingkan. 

    Diplomat dari Rusia dan Korea Utara Tinggalkan Suriah Melalui Pangkalan Hmeimim

    TRIBUNNEWS.COM- Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa sebuah pesawat Angkatan Udara lepas landas dari pangkalan Hmeimim di Suriah, membawa beberapa diplomat dari Rusia, Belarus, dan Korea Utara.

    Departemen Krisis Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan melalui saluran pesannya di aplikasi Telegram, “Pekerjaan kedutaan Rusia di Damaskus terus berlanjut.”

    Kantor berita RIA mengutip Kementerian Luar Negeri Belarusia yang mengatakan bahwa seluruh diplomat Belarusia telah dievakuasi dari Suriah.

     

     

     

     

    SUMBER: Asharq Al-Awsat

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’15’,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Ukraina Rilis Foto Tentara Korut Tewas saat Bantu Invasi Rusia

    Ukraina Rilis Foto Tentara Korut Tewas saat Bantu Invasi Rusia

    Jakarta, CNN Indonesia

    Militer Ukraina merilis foto dan rekaman yang menunjukkan belasan tentara Korea Utara beserta pasukan Rusia tewas di perbatasan Kursk.

    Beberapa bulan terakhir, Korut menjadi sorotan karena diduga mengerahkan pasukan ke Rusia untuk membantu melawan Ukraina.

    Media Ukraina, Ukrainska Pravda, melaporkan jenazah para tentara terekam dalam drone dengan kondisi tertutup salju. Mereka tewas dalam serangan di perbatasan pada Sabtu (14/12).

    Dalam rekaman yang beredar, tampak sejumlah orang berseragam terbaring begitu saja.di hamparan tanah yang tertutup salju.

    Penemuan itu merupakan upaya kerja sama pilot pesawat nirawak FPV dari Resimen Sistem Penerbangan Serangan Drone 414, Brigade Mahura, Brigade Serangan Udara ke-95, Brigade Marinir Terpisah ke-36, Brigade Tank ke-1, dan Brigade Tank ke-17.

    Sebelum militer Ukraina merilis foto dan rekaman yang diduga tentara Korut, Presiden Volodymyr Zelensky terlebih dahulu mengklaim pemerintahan dia punya bukti kuat.

    “Hari ini, kami telah mengantongi data awal Rusia Rusia telah mulai menggunakan tentara-tentara Korea Utara dalam serangan mereka dalam jumlah yang signifikan,” kata Zelensky pada Sabtu.

    Dia juga menyebut 11 ribu tentara Korut disiagakan di bagian barat Kursk sejak bulan lalu.

    Keterlibatan pasukan Korut dalam perang Rusia-Ukraina menjadi sorotan dunia dan memicu kekhawatiran.

    Negara tetangga Korut seperti Jepang dan Korea Selatan memantau dengan cermat situasi itu.

    Pemerintah Korsel bahkan menyebut kehadiran pasukan Korut di Rusia merupakan provokasi yang mengancam keamanan global.

    Jepang juga punya kekhawatiran serupa. Selain, pemerintah Negeri Sakura menyoroti pakta pertahanan strategis yang diteken Rusia-Korut.

    Perjanjian itu mencakup klausur pertahanan Bersama jika terjadi agresi terhadap salah satu negara.

    Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Hari-hari setelah itu, mereka terus bertempur.

    Komunitas internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata demi stabilitas global, tetapi seruan itu belum terlaksana.

    Beberapa negara juga mengajukan proposal perdamaian untuk Rusia dan Ukraina. Namun, tak ada satu pun usulan yang diterima kedua pihak.

    (isa/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Serangan Brutal Tentara Korea Utara di Kursk, 8 Pasukan Rusia Tewas, Terkendala Bahasa – Halaman all

    Serangan Brutal Tentara Korea Utara di Kursk, 8 Pasukan Rusia Tewas, Terkendala Bahasa – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA – Tentara Korea Utara disebut telah menembak mati delapan pasukan Rusia di Kursk.

    Badan Intelijen Militer Ukraina (HUR) mengungkapkan pada Sabtu (14/12/2024), insiden tersebut tak disengaja dan disebabkan lantaran kendala bahasa.

    Menurut Kyiv Independent, HUR melaporkan melalui saluran Telegram resminya bahwa sekelompok tentara Korea Utara melepas tembakan ke arah pasukan unit Akhmat Chechnya.

    Serangan tentara Korea Utara itu diduga telah membunuh delapan pasukan Rusia.

    Meski begitu laporan tersebut sulit diverifikasi kebenarannya.

    HUR mengatakan insiden tersebut terjadi karena kendala bahasa antara tentara Korea Utara dan pasukan Rusia.

    Mereka menyebut bahwa hal itu terus menjadi hadangan yang paling menyulitkan di medan perang.

    HUR mengklaim sekitar 200 pasukan Rusia dan unit Korea Utara telah terbunuh dalam peperangan melawan Ukraina.

    Sebelumnya pejabat Ukraina dan Barat telah memperingatkan bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan ke Kursk.

    Kursk sendiri merupakan wilayah Rusia yang direbut Ukraina pada Agustus lalu, setelah Moskow menginvasi negara Zelenskyy pada Februari 2022.

    HUR mengatakan militer Rusia telah menggunakan protokol khusus di mana tentara Korea Utara ditempatkan.

    Mereka mengungkapkan tentara Rusia harus melakukan inspeksi sebelum memasuki area tersebut dan menyita ponsel dan alat elektronik mereka.

    Pertama kali terjadinya pertempuran langsung antara tentara Korea Utara dan militer Ukraina dilaporkan terjadi di Kursk awal November.

    Menurut Zelenskyy, tentara Korea Utara belum dikerahkan ke sejumlah area di medan perang, tetapi di masa depan hal itu akan berubah.

    Pasukan Korea Utara Telah Rebut Kursk

    Pasukan Korea Utara telah merebut wilayah Kursk dari Ukraina,

    Antara tanggal 6 dan 7 Desember 2024, tentara Korea Utara merebut desa Plekhovo , yang berpenduduk 627 jiwa.

    Lebih dari 300 tentara Ukraina dilaporkan tewas dalam serangan itu.

    “Plekhovo direbut secara eksklusif oleh pasukan operasi khusus Korea Utara. Dalam dua jam, mereka melewatinya seperti badai, tidak ada yang menangkap tawanan. Musuh kehilangan lebih dari 300 prajurit,” lapor saluran Telegram Romanov Light.

    “Sekarang dua brigade mencoba berbagi kemenangan – siapa yang pertama kali memasuki pemukiman yang dibebaskan oleh pasukan khusus Korea.”

    Newsweek belum dapat memverifikasi laporan tersebut secara independen.

    Yuri Kotenok, seorang blogger militer Rusia , juga melaporkan di Telegram “Plekhovo, yang dibebaskan pada tanggal 6 Desember di arah Kursk, memang direbut oleh pasukan khusus Korea. Mereka berjalan sejauh dua kilometer melalui ladang ranjau, menerobos desa dengan kecepatan kilat dan menghancurkan kontingen pendudukan Ukrovermacht.

    “Operasi itu memakan waktu sekitar 2,5 jam. Mereka membawa serta ‘200’ dan ‘300’. Menurut beberapa informasi, tidak ada tahanan. Mereka juga tidak akan membawa mereka ke masa mendatang.”

    Newsweek menghubungi Kementerian Pertahanan Ukraina dan Rusia, serta Kedutaan Besar Korea Utara di Inggris, untuk memberikan komentar melalui email.

    Sementara itu, media berita First Source Report mengunggah video akibat pertempuran yang diduga terjadi.

    “Diduga rekaman tentara Korea Utara mengevakuasi korban luka dari desa Plekhovo di wilayah Kursk,” tulisnya di X, yang sebelumnya bernama Twitter .

    “Menurut sumber lain, rekaman tersebut menunjukkan para pejuang dari Brigade Marinir ke-810, bukan tentara dari DPRK (yang tidak menutup kemungkinan warga Korea Utara turut berpartisipasi dalam Brigade Marinir).”

    Institut Studi Perang ( ISW ) melaporkan adanya pertempuran di wilayah Kursk pada tanggal 12 Desember, dan mengatakan bahwa rekaman geolokasi dari tanggal 11 Desember menunjukkan bahwa pasukan Rusia telah maju ke barat laut Plekhovo dan merebut kembali desa tersebut.

    Lembaga pemikir Washington DC juga melaporkan bahwa pasukan Rusia telah merebut kembali dua desa lainnya di wilayah Kursk, Darino dan Novoivanovka, pada 12 Desember.

    AS mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara telah dikerahkan untuk mendukung perang Rusia melawan Ukraina pada bulan Oktober. Tentara-tentara ini pertama kali dilaporkan terlibat dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk pada awal November.

    Pentagon mengatakan pada bulan November bahwa sekitar 10.000 tentara Korea Utara diyakini berada di wilayah Kursk, dan antara 11.000 hingga 12.000 di Rusia secara keseluruhan .