Negara: Korea Utara

  • PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

    PM Jepang Usulkan Trump Dapat Nobel Perdamaian

    Jakarta

    Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi akan menominasikan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Takaichi bertemu Trump di Tokyo pada Selasa (28/10), di mana keduanya membahas isu ekonomi dan keamanan.

    “Dalam waktu singkat, dunia mulai menikmati lebih banyak perdamaian,” ujar Takaichi melalui penerjemah. “Saya pribadi sangat terkesan dan terinspirasi oleh Anda, pak Presiden (Trump),” tambahnya.

    Ambisi Trump mengejar Nobel Perdamaian

    Sejak kembali menjabat pada Januari lalu, Trump semakin gencar menyoroti perannya dalam menciptakan perdamaian dunia. Ia mengklaim telah mengakhiri sejumlah konflik besar dan menyebut dirinya pantas menerima Nobel Perdamaian.

    Namun, banyak pengamat menilai klaim itu berlebihan. Menurut analis, pujian dari para pemimpin dunia terhadap Trump kini juga menjadi strategi diplomatik untuk menjaga hubungan baik dengan Washington.

    Selain Takaichi, sejumlah tokoh lain telah lebih dulu menominasikan Trump untuk penghargaan tersebut.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Trump “layak mendapatkannya”, sementara Presiden Gabon Brice Oligui Nguema memuji peran Amerika Serikat dalam memediasi perdamaian antara Rwanda dan Republik Demokratik Kongo.

    Di Asia Tenggara, Perdana Menteri Kamboja Hun Manet juga mengajukan nominasi serupa sehari sebelumnya, setelah penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja yang difasilitasi oleh Trump.

    Sepanjang sejarah, hanya dua presiden Amerika yang pernah menerima Nobel Perdamaian, yakni Jimmy Carter dan Barack Obama.

    Usai dipuji PM Jepang, Trump temui keluarga korban penculikan oleh Korea Utara

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump bertemu keluarga warga Jepang yang diculik oleh agen Korea Utara beberapa dekade lalu. Pertemuan itu berlangsung di Tokyo, tak lama setelah Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi memuji kepemimpinan Trump dan menyatakan akan menominasikannya untuk Hadiah Nobel Perdamaian.

    Dalam pertemuan tersebut, Trump menegaskan bahwa Amerika Serikat “akan mendukung sepenuhnya” upaya keluarga korban untuk mencari kejelasan nasib kerabat mereka yang hilang.

    Korea Utara selama bertahun-tahun membantah tuduhan penculikan, sebelum akhirnya pada 2002 mengakui bahwa agen-agennya menculik 13 warga Jepang untuk dijadikan pelatih bahasa dan budaya bagi mata-mata Korea Utara.

    Pertemuan itu digelar menjelang kemungkinan pertemuan antara Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, seiring keberangkatan presiden Amerika tersebut ke Korea Selatan dalam lanjutan tur Asia-nya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Prihardani Tuah Purba

    (ita/ita)

  • Ketika Asia Tenggara Jadi Panggung Ambisi Trump, Apa Motifnya?

    Ketika Asia Tenggara Jadi Panggung Ambisi Trump, Apa Motifnya?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump tiba di Jepang pada Senin (27/10), menjadi pemberhentian kedua dari tur lima harinya di Asia. Ini merupakan perjalanan luar negeri terpanjang Trump sejak menjabat pada Januari lalu.

    Perhentian pertamanya adalah KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam forum itu, Trump menjadi saksi penandatanganan perjanjian damai antara Thailand dan Kamboja, yang disebut Kuala Lumpur Peace Accords.

    Kesepakatan tersebut dibangun dari gencatan senjata yang tercapai setelah Trump turun tangan pada Juli, ketika sengketa perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun antara kedua negara kembali memanas dan menimbulkan bentrokan selama lima hari.

    Setelah kesepakatan itu diteken, Trump memuji keberanian Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul dan Perdana Menteri Kamboja Hun Manet, serta menyebut bahwa gencatan senjata yang ia bantu mediasi telah menyelamatkan “jutaan nyawa.”

    “Hari ini adalah momen bersejarah bagi seluruh rakyat Asia Tenggara, ketika kita menandatangani perjanjian bersejarah untuk mengakhiri konflik militer antara Kamboja dan Thailand,” ujar Trump.

    Kedua negara menyatakan komitmen mereka terhadap perdamaian dan keamanan, serta sepakat melaksanakan upaya pembersihan ranjau di sepanjang perbatasan, menarik senjata berat, dan membuka akses bagi tim pemantau gencatan senjata yang dikoordinasikan ASEAN.

    Thailand juga sepakat untuk membebaskan 18 tentara Kamboja yang telah ditahan sejak Juli.

    Trump meninggalkan Malaysia pada Senin (27/10) siang menuju Jepang. Perdana Menteri Jepang yang baru, Sanae Takaichi, yang baru seminggu menjabat berharap dapat membangun hubungan pribadi yang baik dengan Trump untuk meredakan ketegangan dagang.

    Dalam penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat Air Force One, Trump mengatakan bahwa pertemuannya di Jepang akan menyoroti “persahabatan besar antara Amerika Serikat dan Jepang.”

    Antara diplomasi dan ambisi pribadi

    Namun, langkah Trump menuai banyak kritik. Phil Robertson, Direktur Asia Human Rights and Labor Advocates, menilai aksi Trump sarat motif pribadi.

    “Trump jelas berambisi mengejar Hadiah Nobel Perdamaian. Peranannya dalam kesepakatan Thailand dan Kamboja lebih menunjukkan obsesi akan pencitraan diri ketimbang komitmen jangka panjang terhadap perdamaian,” kata Robertson kepada DW.

    Ia menambahkan bahwa ancaman Trump untuk menaikkan tarif ekspor kedua negara hingga 49 persen membuat mereka tidak punya pilihan selain menandatangani kesepakatan damai. “Kedua negara sangat bergantung pada pasar Amerika Serikat,” ujarnya.

    Tekanan dagang jadi alat pengaruh

    Menurut analis politik asal Singapura, Ian Chong, pengaruh Trump di Asia Tenggara tidak bisa dilepaskan dari tekanan ekonomi.

    “Tarif dan perdagangan adalah senjata utama Amerika Serikat dalam memaksa kesepakatan,” katanya. “Negara-negara Asia Tenggara merupakan simpul penting dalam rantai pasok global, termasuk untuk bahan mentah seperti nikel yang dikirim ke Cina dan akhirnya dijual ke pasar Amerika Serikat.”

    Chong menilai kebijakan proteksionis Trump menambah tekanan bagi ekonomi kawasan yang selama ini bergantung pada ekspor. “Ketika Amerika Serikat memberlakukan pembatasan, negara-negara ini harus mencari pasar alternatif, dan itu tidak mudah,” ujarnya.

    Berdasarkan data Kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat, total perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara ASEAN mencapai sekitar $475 miliar dolar (setara Rp7.888 triliun) pada 2024, menjadikannya hubungan ekonomi yang vital bagi kedua pihak.

    Trump dan upaya membangun loyalitas kawasan

    Kunjungan Donald Trump ke Malaysia juga menjadi kesempatan bagi Perdana Menteri Anwar Ibrahim untuk bertemu langsung dengan presiden Amerika Serikat tersebut, menyusul pengumuman kerja sama dagang timbal balik antara Kuala Lumpur dan Washington.

    Menurut analis politik asal Singapura, Ian Chong, para pemimpin di Asia Tenggara berusaha menjaga hubungan baik dengan Trump agar tetap mendapat akses pasar Amerika tanpa harus tunduk pada tekanan ekonomi Cina. “Secara historis, Amerika Serikat membantu menjaga stabilitas dan kebebasan jalur laut dan udara yang penting bagi perdagangan,” ujarnya kepada DW.

    Chong menilai, jika Amerika Serikat mengurangi komitmennya di kawasan, kekosongan itu bisa dimanfaatkan Beijing untuk memaksakan kepentingannya. Karena itu, banyak pemimpin Asia Tenggara memilih tetap menjalin komunikasi langsung dengan Trump agar tidak kehilangan posisi strategis di mata Washington.

    Namun, tidak semua pihak melihat pendekatan Trump sebagai strategi yang mendalam. Thitinan Pongsudhirak, profesor politik dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok, menilai Trump lebih fokus pada “kemenangan cepat” dan kesepakatan besar dengan Cina.

    “Bagi Trump, KTT ASEAN hanyalah acara sampingan. Sementara negara-negara Asia Tenggara ingin hasil jangka panjang yang saling menguntungkan,” katanya.

    Thitinan menambahkan bahwa perhatian utama Trump justru tertuju pada Jepang, Korea Selatan, dan terutama pertemuannya dengan Presiden Cina Xi Jinping.

    “Berbeda dengan masa jabatan pertamanya, kini Cina siap membalas setiap langkah Amerika. Ini sudah masuk tahap permainan kekuatan ekonomi global,” ujarnya.

    Trump sendiri mengatakan optimistis akan mencapai kesepakatan dengan Xi, bahkan membuka kemungkinan memperpanjang perjalanannya untuk bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. “Saya sangat menghormati Presiden Xi, dan saya yakin kami akan mencapai kesepakatan,” kata Trump di pesawat Air Force One.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Sangga Ndolu

    Editor: Prihardani Tuah Purba


    (ita/ita)

  • Bertemu Trump, PM Takaichi Janjikan Era Keemasan Baru Aliansi Jepang-AS

    Bertemu Trump, PM Takaichi Janjikan Era Keemasan Baru Aliansi Jepang-AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi bertekad membuka era keemasan baru dalam aliansi dengan Amerika Serikat, usai pertemuan perdananya dengan Presiden Donald Trump di Tokyo pada Selasa (28/10/2025).

    Dalam pidato pembukaan, Takaichi memuji komitmen teguh Trump terhadap perdamaian dan stabilitas dunia. Dia menegaskan bahwa Jepang siap membawa aliansi dengan AS ke level tertinggi di dunia, baik di tingkat kawasan maupun global.

    “Sebagai pemimpin Jepang, saya bertekad memperkuat kekuatan nasional melalui diplomasi, pertahanan, ekonomi, teknologi, dan sumber daya manusia. Bersama Anda, saya ingin mewujudkan era keemasan baru bagi aliansi Jepang–AS, di mana kedua negara menjadi lebih kuat dan makmur,” ujar Takaichi dikutip dari The Japan Times.

    Takaichi juga menyatakan akan menominasikan Trump untuk Nobel Perdamaian atas perannya dalam upaya mediasi konflik, menurut laporan Gedung Putih.

    Sementara itu, Trump memuji Takaichi sebagai pemimpin yang berbakat dan tangguh, sekaligus mengenang kedekatan mendiang Abe dengannya. “Saya tidak terkejut melihat Anda kini menjadi perdana menteri. Abe pasti sangat bangga,” ujarnya.

    Trump juga menyampaikan dukungan terhadap kebijakan Jepang memperkuat kemampuan militernya, meskipun sebelumnya Washington menekan Tokyo untuk menanggung porsi pertahanan yang lebih besar.

    “Kami tahu Jepang tengah meningkatkan kapasitas militernya secara signifikan, dan kami menghargai pesanan peralatan besar dari AS. Kita akan menjalin kerja sama perdagangan yang lebih besar dari sebelumnya,” kata Trump.

    Takaichi, yang dikenal sebagai penerus ideologis mendiang mantan Perdana Menteri Shinzo Abe, sekutu dekat Trump, menyambut tamunya dengan jamuan kenegaraan penuh simbol persahabatan, termasuk audiensi bersama Kaisar Jepang. 

    Dia juga menghadiahkan Trump satu set perlengkapan golf, termasuk putter yang pernah digunakan Abe dan tas golf bertanda tangan pegolf profesional Hideki Matsuyama.

    Usai pembicaraan bilateral, kedua pemimpin menandatangani kerangka kerja sama pasokan logam tanah jarang dan mineral strategis, guna memperkuat rantai pasok dan mengurangi ketergantungan pada China. Kesepakatan ini meliputi dukungan finansial bagi proyek-proyek penting dalam enam bulan ke depan.

    Selain itu, Takaichi dan Trump juga mengumumkan pernyataan bersama terkait investasi Jepang senilai US$550 miliar di AS, yang mencakup proyek energi dan infrastruktur. Meskipun sempat dipandang berat sebelah, Tokyo menegaskan komitmennya untuk terus menjalankan perjanjian tersebut.

    Dalam jamuan makan siang kerja, Takaichi menghadiahkan peta investasi utama Jepang di AS kepada Trump. Sementara itu, Presiden AS juga bertemu dengan keluarga warga Jepang yang diculik Korea Utara beberapa dekade lalu, sebelum mempertimbangkan kemungkinan memperpanjang kunjungannya untuk bertemu Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.

    Kunjungan selama tiga hari ini merupakan perjalanan keempat Trump ke Jepang sebagai presiden dan yang pertama di masa jabatan keduanya. Ia dijadwalkan berpidato di atas kapal induk USS George Washington di pangkalan Angkatan Laut AS di Yokosuka, Prefektur Kanagawa, bersama Takaichi.

    Sumber-sumber diplomatik menyebutkan bahwa kedekatan pribadi antara Takaichi dan mendiang Abe menjadi faktor penting yang memengaruhi pandangan Trump terhadap pemimpin baru Jepang tersebut.

    “Kapan pun Jepang membutuhkan sesuatu, bantuan, kerja sama, atau dukungan, kami akan selalu ada. AS dan Jepang adalah sekutu di tingkat yang paling kuat,” kata Trump menutup pertemuan.

    Reuters sebelumnya melaporkan penandatanganan kerangka kerja sama strategis untuk menjamin pasokan logam tanah jarang (rare earths) dilakukan pada Selasa (28/10/2025) waktu setempat dan merupakan langkah kedua negara memperkuat rantai pasok dan mengurangi dominasi China dalam sektor komponen elektronik penting.

    Penandatanganan perjanjian tersebut berlangsung di Istana Akasaka, Tokyo, di bawah tiga lampu gantung bergaya neo-Baroque berlapis ornamen emas, dengan disaksikan para pejabat tinggi kedua negara. Dokumen itu mencakup kerja sama di bidang mineral strategis dan logam tanah jarang.

    Meskipun tidak secara eksplisit menyebut China, kedua negara sepakat memperkuat kemandirian pasokan bahan mentah penting. China diketahui memproses lebih dari 90% logam tanah jarang dunia, menjadikannya faktor utama kekhawatiran global terkait ketahanan rantai pasok. Beijing juga baru-baru ini memperluas pembatasan ekspor komoditas tersebut.

  • 5 HP Buatan Korea Utara yang Jarang Diketahui

    5 HP Buatan Korea Utara yang Jarang Diketahui

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tak banyak yang tahu, Korea Utara ternyata memiliki industri ponsel pintarnya sendiri. Di tengah isolasi ekonomi dan pembatasan teknologi, negara pimpinan Kim Jong Un ini diam-diam memproduksi dan memasarkan sejumlah merek smartphone lokal.

    Beberapa merek yang beredar di pasar domestik antara lain Pyongyang, Jindallae, Arirang, dan Samtaesong.

    Mengutip laporan Business Insider, Korea Utara telah menggunakan smartphone sejak 2013, yang sebagian besar diduga dibuat di dalam perbatasan negara oleh perusahaan Korea Utara.

    Meski diklaim sebagai produk buatan dalam negeri, asal-usul produksi perangkat-perangkat ini masih dipertanyakan. Banyak analis yang menilai sebagian besar ponsel tersebut kemungkinan besar dirakit oleh mitra asal China atau dibuat berdasarkan pesanan khusus, demikian menurut laporan BBC.

    Masing-masing merek memiliki karakteristik dan lini produk sendiri, mulai dari seri lama Pyongyang hingga model terbaru Samtaesong 8 yang baru-baru ini muncul di televisi pemerintah.

    Lantas, apa saja HP asal Korea Utara yang jarang diketahui itu? Berikut CNBC Indonesia rangkum 5 daftar HP asal Korea Utara, dirangkum dari berbagai sumber.

    Pyongyang

    Pyongyang menjadi salah satu merek yang sudah ada sejak tahun 2010-an. Merek ini diproduksi oleh Checom Technology Joint Venture Company.

    Slaah satu produknya adalah “Pyongyang Touch,” yang dirilis pada tahun 2014. Spesifikasinya tidak jelas, tetapi menurut NK News, yang mengutip situs web pro-Korea Utara berbasis di Jepang bernama Choson Sinbo, perangkat ini tersedia dalam warna pink, biru navy, dan putih.

    “Pyongyang Touch” konon populer di kalangan pemuda Korea Utara. Perangkat ini menggunakan versi modifikasi Android yang disesuaikan untuk keperluan Korea Utara. Perangkat ini tidak dapat melakukan panggilan ke luar negeri dan tidak dapat terhubung ke internet.

    Jindallae

    Merek lain yang cukup menonjol adalah Jindallae. Merek ini punya model seperti Jindallae 3 yang diproduksi oleh Mangyongdae Information Technology Corporation, perusahaan teknologi informasi milik Korea Utara, menurut laporan media negara DPRK Today.

    Tidak jelas apakah ada Jindallae 1 atau 2, dan spesifikasi Jindallae 3 tidak langsung terlihat. Namun, ponsel ini terlihat cukup menarik dan juga tersedia dalam warna hitam.

    Arirang

    Pada 2013 lalu, Korea Utara mengklaim telah memproduksi smartphone buatan dalam negeri pertamanya, namanya Arirang.

    Ponsel pintar Arirang, yang dinamai berdasarkan lagu rakyat populer, kemungkinan besar tidak diproduksi di negara tersebut.

    Namun demikian, menurut Martyn Williams, seorang ahli teknologi Korea Utara, ponsel pintar Arirang, kemungkinan besar tidak diproduksi di negara tersebut.

    Dia mencatat bahwa tidak ada proses produksi yang ditampilkan, dan bahwa perangkat tersebut kemungkinan besar dipesan khusus oleh pabrikan China dan dikirim ke Pabrik 11 Mei, yang sudah diperiksa sebelum dijual.

    Samtaesong

    Samtaesong merupakan merek pendatang baru di Korea Utara. Salah satu produknyaz Samtaesong 8 ditampilkan di stasiun televisi negara Korea Utara, Korean Central Television, pada 2023 yang lalu.

    Ponsel tersebut pertama kali muncul dalam program yang mempromosikan penggunaan smartphone yang benar dan aman.

    Menurut kamus Korea Utara, “samtaesong” merujuk pada “tiga bintang terang”, pendiri Korea Utara Kim Il-sung, istrinya Kim Jong-suk, dan putranya Kim Jong-il, yang diklaim sebagai simbol perlawanan bersenjata mereka terhadap penjajahan Jepang.

    Samtaesong 8 memiliki desain eksterior yang mirip dengan smartphone yang diproduksi oleh Samsung Electronics Korea Selatan atau Huawei China. Ponsel ini dilengkapi dengan dua kamera di bagian belakang dan satu kamera di bagian depan.

    Phurun Hanul

    Salah satu merek HP asal Korea Utara lainnya adalah Phurun Hanul. Pada 2018, Phurun Hanul Corporation, merilis Phurun Hanul H-1 dilengkapi dengan layar 5,5 inci beresolusi tinggi, sensor sidik jari, dan kecepatan pemrosesan yang cepat.

    Perangkat ini juga diklaim memiliki baterai berkapasitas besar 6.000mAh yang memungkinkan pengguna mengisi daya ponsel dengan ponsel lain dan produk elektronik.

    Chip yang digunakan adalah MediaTek MT6753 dengan delapan inti yang beroperasi pada kecepatan 1,3GHz, yang sedikit lebih powerful dibandingkan dengan chip Qualcomm Snapdragon 835 yang digunakan pada smartphone high-end pada tahun 2017.

    Hal ini berarti Phurun Hanul kemungkinan memiliki performa yang baik. Ponsel ini juga dilengkapi dengan RAM 3GB, penyimpanan 32GB, kamera belakang 16 megapiksel, dan kamera selfie 8 megapiksel.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Joget ala Trump hingga Jokes ‘Penjara’ Anwar Ibrahim di Malaysia

    Joget ala Trump hingga Jokes ‘Penjara’ Anwar Ibrahim di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengunjungi Malaysia untuk menghadiri KTT ke-47 ASEAN. Trump sempat berjoget hingga mendapat candaan atau jokes soal penjara saat berada di Malaysia.

    Dilansir Channel News Asia, Minggu (26/10/2025), Trump mendarat di Kuala Lumpur International Airport pagi waktu setempat. Trump disambut oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di apron bandara.

    Keduanya kemudian berjalan di karpet merah. Malaysia telah menyiapkan upacara penyambutan dengan menampilkan penari dan musik khas Malaysia.

    Dalam video yang dilihat, Trump tampak berjalan ke arah para penari yang menggunakan pakaian khas melayu hingga India. Trump dan Anwar kemudian berjoget bersama para penari tersebut.

    Trump lalu bertepuk tangan dan lanjut berjalan bersama Anwar. Trump telah beberapa kali melewatkan KTT ASEAN selama masa jabatan pertamanya.

    Usai dari Malaysia, Trump akan melakukan perundingan perdagangan berisiko tinggi dengan China. Trump dijadwalkan bertemu Presiden China Xi Jinping di Korea Selatan pada hari terakhir kunjungan regionalnya dalam upaya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

    Saat meninggalkan Washington, Trump juga menambahkan spekulasi dia mungkin bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk pertama kalinya sejak 2019. Dia mengatakan dirinya ‘terbuka untuk itu’.

    Trump juga akan mengunjungi Jepang. Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One bahwa dia mengharapkan ‘kesepakatan komprehensif’ dengan Xi. Dia juga berharap China akan mencapai kesepakatan untuk menghindari tarif 100 persen lebih lanjut yang akan berlaku pada 1 November.

    Anwar Ibrahim Lempar Jokes Penjara ke Trump

    Selain momen berjoget, Trump juga mendapat candaan soal penjara dari Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim. Anwar mengatakan dirinya pernah dipenjara, sementara Trump hampir masuk penjara.

    Dilansir CNN, lelucon soal penjara itu disampaikan Anwar saat berpidato usai penandatanganan perjanjian damai Thailand-Kamboja. Awalnya, Anwar menyebut Trump sebagai pemimpin yang berani mengambil langkah untuk perdamaian.

    Dia menyebut pemimpin harus berani mengabaikan aturan ketika berupaya mewujudkan perdamaian. Dia lalu mencontohkan Trump yang mengabaikan protokol keamanan saat mengajak dirinya naik di mobil kepresidenan AS saat tiba di Malaysia.

    “Dunia membutuhkan pemimpin yang mengedepankan perdamaian secara kuat dan untuk mencapai itu, anda harus mengabaikan sejumlah aturan. Seperti yang anda lakukan hari ini, ketika Presiden tiba, dia mengajak saya naik ke mobilnya. Saya bilang ‘itu melanggar aturan keamanan dan protokoler’. Dan dia dengan senang hati melanggar aturan itu,” ujar Anwar sambil tertawa.

    Trump yang duduk di sebelah Anwar juga tertawa mendengar lelucon itu. Dia mengatakan momen tersebut menyenangkan.

    “Itu momen berkendara yang menyenangkan,” ucap Trump.

    Anwar lanjut bercanda dengan menyebut dirinya dan Trump punya banyak kesamaan. Di momen inilah dia mengeluarkan lelucon soal penjara.

    “Dan kami memiliki banyak kesamaan. Saya pernah di penjara, tetapi Anda hampir dipenjara,” kata Anwar.

    Untuk diketahui, Anwar pernah dipenjara atas tuduhan korupsi dan sodomi. Dia telah membantah tuduhan itu dan menyebutnya bermotif politik.

    Sementara, Trump dihukum tahun lalu atas tuduhan kejahatan terkait pembayaran uang tutup mulut untuk mempengaruhi hasil pemilu 2016. Namun, hakim memberi Trump pembebasan tanpa syarat. Tuduhan kejahatan itu telah dibantah oleh Trump.

    Trump juga sempat melontarkan lelucon dalam pertemuan itu. Dia bercerita tentang percakapannya melalui telepon dengan Anwar, PM Thailand dan PM Kamboja mengenai konflik di perbatan Kamboja-Thailand pada Juli lalu.

    Trump menyebut dirinya melakukan panggilan telepon saat berada di resor golfnya di Skotlandia. Sambil bercanda, dia dengan mengatakan konflik itu membuat dirinya kehilangan momen bermain golf.

    “Saya bilang, ini jauh lebih penting daripada bermain golf, jadi kami duduk di sana sepanjang hari, menelepon. Anda membuat saya kehilangan hiburan yang sangat bagus, tapi ini jauh lebih menyenangkan bagi saya, karena anda menyelamatkan orang,” ujarnya.

    Tonton Video Trump Joget ‘Tipis-tipis’ Saat Tiba di Malaysia Hadiri KTT ASEAN

    Halaman 2 dari 4

    (haf/haf)

  • Joget ala Trump hingga Jokes ‘Penjara’ Anwar Ibrahim di Malaysia

    Momen Trump Joget ‘Tipis-tipis’ Saat Disambut Anwar Ibrahim di Malaysia

    Kuala Lumpur

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump disambut para penari dan musik khas Malaysia saat turun dari pesawat di Kuala Lumpur. Trump pun langsung berjoget.

    Dilansir Channel News Asia, Minggu (26/10/2025), Trump mendarat di Kuala Lumpur International Airport pagi waktu setempat. Trump disambut oleh Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim di apron bandara.

    Keduanya kemudian berjalan di karpet merah. Pemerintah Malaysia menyiapkan upacara penyambutan dengan menampilkan penari dan musik khas Malaysia.

    Trump terlihat berjalan ke arah para penari yang menggunakan pakaian khas melayu hingga India. Dia kemudian berjoget bersama Anwar dan para penari tersebut.

    Trump lalu bertepuk tangan dan lanjut berjalan bersama Anwar. Di Malaysia, Trump dijadwalkan menghadiri KTT ASEAN. Ini merupakan pertemuan yang beberapa kali dia lewatkan selama masa jabatan pertamanya.

    Dia juga akan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Malaysia. Dia juga akan menyaksikan penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Thailand dan Kamboja.

    “Kami akan menandatangani Perjanjian Damai segera setelah tiba,” kata Trump di media sosial tentang gencatan senjata yang ia bantu mediasi setelah bentrokan paling mematikan antara Thailand dan Kamboja dalam beberapa dekade.

    Trump mengatakan dia berharap dapat bertemu dengan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva di sela-sela KTT ASEAN untuk memperbaiki hubungan dengan pemimpin sayap kiri tersebut setelah berbulan-bulan perseteruan. Ini merupakan perjalanan pertama Trump ke Asia dalam masa jabatan keduanya.

    Trump juga akan melakukan perundingan perdagangan berisiko tinggi dengan China. Trump dijadwalkan bertemu Xi di Korea Selatan pada hari terakhir kunjungan regionalnya dalam upaya mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang.

    Saat meninggalkan Washington, Trump menambahkan spekulasi bahwa dia mungkin akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk pertama kalinya sejak 2019. Dia mengatakan dirinya ‘terbuka untuk itu’.

    Trump juga akan mengunjungi Jepang. Trump mengatakan kepada para wartawan di Air Force One bahwa dia mengharapkan ‘kesepakatan komprehensif’ dengan Presiden China Xi Jinping. Dia juga berharap China akan mencapai kesepakatan untuk menghindari tarif 100 persen lebih lanjut yang akan berlaku pada 1 November.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/imk)

  • Trump Sebut Korea Utara sebagai ‘Kekuatan Nuklir’, Beri Pengakuan?

    Trump Sebut Korea Utara sebagai ‘Kekuatan Nuklir’, Beri Pengakuan?

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyebut Korea Utara (Korut) sebagai “semacam kekuatan nuklir” saat dia bertolak ke Asia, dalam kunjungan yang kemungkinan mencakup pertemuan dengan pemimpin Pyongyang, Kim Jong Un.

    Saat ditanya wartawan di pesawat kepresidenan AS Air Force One soal apakah dirinya terbuka terhadap tuntutan Korut untuk diakui sebagai negara nuklir sebagai prasyarat dialog dengan AS, seperti dilansir AFP, Sabtu (25/10/2025), Trump menjawab: “Ya, saya pikir mereka semacam kekuatan nuklir.”

    “Ketika Anda mengatakan mereka harus diakui sebagai kekuatan nuklir, ya, mereka punya banyak senjata nuklir, saya akan mengatakan demikian,” ujar Trump.

    Trump diperkirakan berada di Korea Selatan (Korsel) pada Rabu (29/10) pekan depan untuk menghadiri Forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC).

    Laporan media-media AS menyebut para pejabat dari pemerintahan Trump telah secara tertutup membahas pengaturan untuk pertemuan antara sang Presiden AS dan pemimpin tertinggi Korut. Keduanya terakhir kali bertemu dan berbicara pada tahun 2019 lalu.

    Saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih sebelum terbang ke Asia, Trump mengakui dirinya ingin bertemu dengan Kim Jong Un, ketika ditanya apakah pertemuan antara dirinya dan pemimpin Korut mungkin dilakukan selama dia berkunjung ke Korsel.

    “Saya ingin melakukannya, dia mengetahui kita akan ke sana,” kata Trump. “Saya tidak tahu, kita akan memberitahu dia, dia mengetahui saya akan pergi,” ucapnya.

    Dia menambahkan soal kedekatan dirinya dengan Kim Jong Un. “Saya sangat akrab dengannya,” sebut Trump.

    Pernyataan Trump itu disampaikan setelah Menteri Unifikasi Korsel Chung Dong Young mengatakan dirinya meyakini ada peluang yang “cukup besar” untuk pertemuan antara Trump dan Kim Jong Un saat sang Presiden AS berkunjung ke Semenanjung Korea pekan depan.

    Namun, seorang pejabat senior AS menanggapi laporan itu pada Jumat (24/10) dengan menegaskan bahwa Trump sejauh ini tidak dijadwalkan untuk bertemu Kim Jong Un saat berada di Korsel pekan depan.

    “Presiden, tentu saja, telah menyatakan kesediaannya untuk bertemu dengan Kim Jong Un di masa mendatang. Pertemuan itu tidak ada dalam jadwal untuk perjalanan ini,” kata pejabat senior AS yang berbicara kepada wartawan via telepon, namun meminta untuk tidak disebut namanya tersebut.

    Bulan lalu, Kim Jong Un mengatakan dirinya memiliki “kenangan indah” tentang Trump dan terbuka untuk berunding jika AS membatalkan tuntutan “khayalan” mereka agar Pyongyang menyerahkan senjata nuklirnya.

    Trump dan Kim Jong Un terakhir bertemu tahun 2019 di area Panmunjom yang masuk dalam kompleks Area Keamanan Bersama (JSA) di Zona Demiliterisasi (DMZ) yang memisahkan kedua Korea — satu-satunya tempat di mana tentara dari kedua negara saling berhadapan secara rutin.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Perkuat Pertahanan terhadap Musuh, Korut Uji Coba Rudal Hipersonik

    Perkuat Pertahanan terhadap Musuh, Korut Uji Coba Rudal Hipersonik

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) mengatakan bahwa mereka telah menguji coba sistem senjata baru “mutakhir” yang menggunakan rudal hipersonik, yang bertujuan untuk memperkuat pertahanannya terhadap musuh-musuh Pyongyang.

    Peluncuran rudal tersebut terdeteksi oleh militer Korea Selatan pada hari Rabu (22/10). Uji coba rudal ini merupakan yang pertama bagi Pyongyang dalam beberapa bulan.

    Uji coba rudal tersebut terjadi seminggu sebelum para pemimpin dunia, termasuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dijadwalkan untuk mengunjungi Korea Selatan untuk menghadiri pertemuan puncak regional.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (23/10/2025), pejabat tinggi militer Korut, Pak Jong Chon menyatakan bahwa “sistem senjata mutakhir yang baru ini merupakan bukti nyata dari peningkatan kemampuan teknis pertahanan diri DPRK secara bertahap”, lapor kantor berita resmi Korut, KCNA. DPRK merupakan singkatan nama resmi Korea Utara.

    KCNA mengatakan uji coba tersebut bertujuan untuk meningkatkan “keberlanjutan dan efektivitas pencegahan strategis terhadap musuh-musuh potensial”.

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan tidak menghadiri peluncuran tersebut.

    Media pemerintah KCNA mengatakan kedua “proyektil hipersonik” tersebut telah diluncurkan di selatan ibu kota Korut, Pyongyang dan telah mengenai sasaran di timur laut negara itu.

    Foto-foto yang dibagikan oleh KCNA menunjukkan sebuah rudal terbang di udara, sebelum mengenai sasaran dan meledak hingga menimbulkan asap hitam.

    Rudal hipersonik melaju dengan kecepatan lebih dari lima kali kecepatan suara dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga lebih sulit dilacak dan dicegat.

    Sebelumnya, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan pada Rabu (22/10) mengatakan telah “mendeteksi beberapa proyektil, yang diyakini sebagai rudal balistik jarak pendek”.

    “Rudal-rudal tersebut ditembakkan “dari daerah Junghwa di Provinsi Hwanghae Utara sekitar pukul 08.10 pagi hari Rabu (23.10 GMT Selasa),” imbuh militer Korsel tersebut.

    Peluncuran rudal ini merupakan yang pertama bagi Korea Utara yang bersenjata nuklir sejak Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung menjabat pada bulan Juni lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Malware Bisa Ngumpet di Blockchain: Sudah Dipakai Hacker Korut

    Malware Bisa Ngumpet di Blockchain: Sudah Dipakai Hacker Korut

    Jakarta

    Teknologi blockchain selama ini dikenal tahan retas karena sifatnya yang terdesentralisasi dan sulit dimodifikasi. Namun kini, fitur yang sama justru dimanfaatkan untuk menyembunyikan dan mendistribusikan malware secara permanen–tanpa bisa diblokir oleh otoritas mana pun.

    Laporan terbaru Google Threat Intelligence Group mengungkap kelompok peretas yang berafiliasi dengan Korea Utara mulai menggunakan teknik baru bernama EtherHiding. Cara ini memungkinkan kode berbahaya disimpan langsung di dalam smart contract pada blockchain publik seperti Ethereum dan BNB Smart Chain.

    Karena smart contract bersifat immutable dan tidak berada di bawah satu server atau yurisdiksi, malware yang tertanam di dalamnya praktis menjadi bentuk hosting “kebal sentuh” atau next-gen bulletproof hosting, demikian dikutip detikINET dari Techspot, Senin (20/10/2025).

    Google menjelaskan pola serangannya tidak dimulai dari blockchain, tapi dari rekayasa sosial:

    Peretas berpura-pura menjadi perekrut dan menarget pengembang software.Korban diminta mengerjakan “tes teknis” yang ternyata sudah disusupi malware.Malware tahap awal ini kemudian mengambil kode lanjutan yang tersembunyi di smart contract blockchain.

    Tahapan berikutnya makin sulit dideteksi karena payload tidak diunduh dari server konvensional, melainkan dari blockchain, tanpa jejak transaksi yang terlihat.

    Murah, anonim, dan sulit diputus

    Biaya untuk membuat atau memperbarui smart contract hanya sekitar USD 2 per transaksi, jauh lebih murah dibanding layanan hosting bawah tanah. Identitas penyerang juga terlindungi berkat anonimitas blockchain, sementara tidak ada satu pun otoritas yang bisa menghapus atau memblokir data yang sudah tertulis di rantai blok.

    Google menyebut dua kelompok sudah aktif memakai teknik ini:

    UNC5342 dikaitkan dengan operasi siber negara Korea Utara, menggunakan toolkit JadeSnow.UNC5142 kemungkinan bermotif finansial, dengan pola serangan serupa.

    Dalam beberapa kasus, hacker berpindah dari Ethereum ke BNB Smart Chain demi menekan biaya transaksi sekaligus mempersulit pelacakan.

    Ancaman yang makin serius

    Pemanfaatan blockchain sebagai kanal distribusi malware membuat tim keamanan siber kehilangan “titik serang” untuk memutus penyebaran. Tidak ada server pusat yang bisa diblokir, tidak ada domain yang bisa diturunkan, dan kode berbahaya dapat diperbarui kapan saja dari dalam smart contract.

    Analis menilai teknik ini bisa menjadi tren baru seiring meningkatnya serangan siber dari aktor negara. Firma riset Elliptic sebelumnya mencatat kelompok terkait Korea Utara telah mencuri aset kripto lebih dari USD 2 miliar sejak awal 2025.

    Dengan EtherHiding, ancaman tersebut kini bukan hanya soal pencurian digital, tetapi juga distribusi malware tingkat lanjut yang hampir mustahil dimatikan dengan pendekatan tradisional.

    (asj/rns)

  • Pembelian 42 Jet Tempur Chengdu J-10 Disorot Media Mancanegara

    Pembelian 42 Jet Tempur Chengdu J-10 Disorot Media Mancanegara

    Jakarta

    Jet tempur Chengdu J‑10 akan menjadi andalan baru militer Indonesia. Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa telah menyetujui anggaran pembelian fighter jet atau jet tempur dari China tersebut, sekitar USD 9 miliar atau berkisar Rp146 triliun untuk 42 unit ChengduJ-10.

    Artinya, dari angka itu, secara hitungan sederhana,rata‑rata biaya per unit (termasuk paket dukungan, logistik, pelatihan, dan infrastruktur) bisa mencapai sekitar US$214 juta atau sekitar Rp3,54 triliun per unitnya. Unit yang dibeli kemungkinan adalah Chengdu J-10C.

    Chengdu J10C ini sejauh ini baru dioperasikan Angkatan Udara China dan Angkatan Udara Pakistan. Kabar pembelian Chengdu J-10C oleh Indonesia ini pun cukup ramai diberitakan oleh beberapa media di mancanegara.

    “Vigorous Dragon: China’s J-10C fighter ready to roar in Indonesia” tulis media Asia Times melaporkan pembelian jet tempur itu oleh Indonesia. Mereka melaporkan Indonesia sedang giat membeli pesawat tempur.

    “Bulan ini, sejumlah media melaporkan bahwa Indonesia telah mengonfirmasi rencana pembelian 42 pesawat tempur J-10C dalam kesepakatan senilai hampir USD 9 miliar, yang menandakan pergeseran dinamika pertahanan regional,” tulis meereka.

    “Pengumuman ini merupakan tambahan terbaru dalam rencana akuisisi jet tempur Indonesia yang beragam. Sebelumnya, Indonesia menandatangani kontrak dengan Turki untuk membeli 48 jet tempur Kaan, bersama dengan kontrak terpisah dengan Prancis untuk 42 jet Rafale,” tambah media itu.

    “Terlepas dari kesepakatan itu, Indonesia tetap jadi stakeholder dalam program jet KF-21 Boramae Korea Selatan, meski keterlibatannya terganggu masalah pembayaran dan potensi kebocoran informasi ke Korea Utara. Indonesia juga sedang berunding dengan AS untuk jet F-15EX setelah menunda rencananya untuk membeli Su-35 Rusia,” tulis mereka.

    “Indonesia set to buy Chinese J-10 fighter jets amid push to modernise military: minister,” demikian judul yang diketengahkan oleh South China Morning Post.

    “Pejabat tinggi pertahanan Indonesia mengatakan negaranya akan mengakuisisi jet tempur J-10 China, yang kemungkinan menjadikannya militer asing kedua yang mengoperasikan model tersebut setelah Pakistan. Kesepakatan ini juga akan menandai pembelian pertama pesawat tempur buatan China oleh Indonesia dalam upaya memodernisasi militernya,” tulis media yang berbasis di Hong Kong ini.

    “Indonesia to buy 42 fighter jets from China marking its first non Western aircraft purchase deal” merupakan judul yang ditulis oleh Channel News Asia. Mereka menyoroti inilah pertama kalinya Indonesia membeli jet tempur yang bukan buatan Barat atau Rusia.

    “Pejabat tinggi pertahanan Indonesia mengatakan pada hari Rabu (15 Oktober) bahwa Jakarta akan memperoleh setidaknya 42 jet tempur Chengdu J-10C buatan China, menandai kesepakatan pembelian pesawat non Barat pertama negara itu,” tulis mereka.

    (fyk/fay)