Negara: Korea Utara

  • Adik Perempuan Kim Jong Un Terlihat Bersama 2 Bocah, Anaknya?

    Adik Perempuan Kim Jong Un Terlihat Bersama 2 Bocah, Anaknya?

    Jakarta

    Kantor mata-mata Korea Selatan menganalisa rekaman yang menunjukkan adik perempuan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yakni Kim Yo Jong. Wanita itu terlihat bersama dua anak kecil.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), dua anak kecil itu berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

    Mereka terlihat menghadiri perayaan tahun baru berisi pagelaran seni. Kim Yo Jong terlihat menggandeng tangan anak laki-laki seraya berjalan bersama-sama.

    Korea Utara adalah negara yang tertutup. Pemerintah tidak pernah membuka informasi soal status pernikahan Kim Yo Jong. Tapi kantor telik sandi Korsel mengatakan bahwa mereka sedang memastikan apakah anak-anak kecil itu merupakan anak Kim Yo Jong atau bukan.

    “Kami melakukan analisis detail sambil membuka kemungkinan,” kata kantor mata-mata Korsel.

    Badan Intelijen Nasional Korsel mengatakan bahwa mereka sudah mendeteksi sebelumnya bahwa Kim Yo Jong kemungkinan sudah punya anak. Dan anak-anak kecil dalam foto itu berada dalam kurun usia yang sesuai dengan perkiraaan intelijen Korsel.

    Adapun soal acara yang mereka hadiri itu, kementerian unifikasi di Seoul mengatakan ke AFP bahwa itu adalah gelaran pertunjukan seni di Pyongyang. Pastisipan diharapkan menemani anggota keluarga mereka, tapi hal masyarakat tidak biasa melihat Kim Yo Jong bersama anak kecil.

    “Ini juga mengikuti tren mulai awal 2022 untuk menunjukkan pejabat elite dalam lingkaran kecil Kim Jong Un tiba di acara khusus atau menyumbang pemulihan bencana dengan saudaranya atau anggota keluarga,” kata dia.

    Kim Yo Jong lahir tahun 1988. Dia adalah salah satu anak Kim Jong Il. Kim Yo Jong mengenyam pendidikan di Swiss bersama saudara laki-lakinya. Pada April 2015, mata-mata Korsel mengatakan Kim Yo Jong melahirkan. Belakangan, tahun 2018, mata-mata Korsel baru tahu bahwa Kim hamil selama kunjungannya ke Korsel pada Februari 2018 saat Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

    (dnu/imk)

  • Komentar Langka! Korut Menilai Korsel Sedang Kacau Balau

    Komentar Langka! Korut Menilai Korsel Sedang Kacau Balau

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) menilai Korea Selatan (Korsel) sedang kacau alias kaos. Menurut Korut, perpolitikan Korsel sedang lumpuh di tengah penangkapan untuk Presiden Korsel yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol.

    Dilansir AFP, Jumat (3/1/2025), komentar Korut soal Korsel lewat Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) seperti ini sangat jarang ada. Komentar dalam berita itu tanpa disertai kutipan pejabat.

    “Di negara boneka Korea Selatan, pemakzulan yang belum pernah terjadi sebelumnya kini telah digulirkan menyusul peristiwa darurat militer pada 3 Desember,” tulis KCNA.

    Media Korut memang sering menyebut Korsel sebagai ‘negara boneka’. Maksud dari istilah propaganda rezim komunis itu, Korsel adalah bonekanya Amerika Serikat (AS).

    “Surat perintah penangkapan telah diterbitkan terhadap Presiden, melumpuhkan jalannya pemerintahan dan memperparah kekacauan sosial dan politik,” tulis KCNA.

    “Media asing telah mengkritik bahwa Korea Selatan telah terjerembab ke dalam badai politik,” tulis KCNA.

    Keterangan dari kantor berita Korut KCNA tersebut diterbitkan oleh surat kabar Korut Rodong Sinmun. Kantor berita Korsel, Yonhap, menilai hal itu sebagai upaya yang jelas untuk menekankan soal ‘perbandingan stabilitas negara’ antara negara demokrasi Korsel dengan negara komunis (meskipun bernama ‘Republik Demokratik’) Korut.

    Soal perkembangan penangkapan Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, para penyelidik memasuki kediaman presidennya pada Jumat (3/1/2024) pagi tadi dalam upaya untuk melaksanakan surat perintah penangkapan tetapi terlibat dalam kebuntuan dengan pengawal keamanannya.

    (dnu/dnu)

  • Ancaman Siber 2025: Indonesia Harus Waspada AI Agentik – Page 3

    Ancaman Siber 2025: Indonesia Harus Waspada AI Agentik – Page 3

    Konflik geopolitik juga akan semakin terasa di ranah siber. Hal ini disebabkan kampanye spionase aktor “Big Four” (Rusia, Tiongkok, Iran, Korea Utara) terkait kejahatan dunia maya, dan disinformasi akan terus selaras dengan kepentingan geopolitik. 

    “Serangan siber yang didorong oleh agenda ideologis atau politik akan meningkat, menargetkan pemerintah, bisnis, dan infrastruktur penting,” ungkapnya.

    Menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, menurut Pratama, Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah strategis.

    “Pembentukan Lembaga Perlindungan Data Pribadi (PDP) menjadi langkah krusial,” ujarnya. 

    Lembaga ini diharapkan dapat mengawasi pelaksanaan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi dan memberikan perlindungan yang lebih baik bagi data pribadi masyarakat.

    Selain itu, pemerintah juga perlu segera menyelesaikan Peraturan Pemerintah sebagai turunan dari UU PDP.  Dengan demikian, regulasi itu dapat memberikan panduan yang jelas bagi semua pihak dalam pengelolaan dan perlindungan data pribadi.

     

     

  • Ikut Perang Rusia Lawan Ukraina, Tentara Korut Pakai Senjata Jadul

    Ikut Perang Rusia Lawan Ukraina, Tentara Korut Pakai Senjata Jadul

    Jakarta, CNN Indonesia

    Prajurit-prajurit Korea Utara dilaporkan berperang di Kursk, Rusia, menggunakan senjata-senjata lawas.

    Seorang sersan operasi khusus Ukraina mengatakan kepada Radio Free Asia (RFA) bahwa para tentara Pyongyang bertempur dengan persediaan yang tak mumpuni. Mereka tidak memakai senjata modern bahkan tidak membawa persediaan makanan.

    “Mereka tidak punya ransum di tas mereka. Mereka punya beberapa granat tapi granat-granat itu bahkan bukan tipe Soviet. Itu granat sampah, selain itu mereka juga dilengkapi perlengkapan medis tingkat rendah,” kata Mykhailo Makaruk, sersan dari Resimen Operasi Khusus ke-8, kepada RFA, Rabu (1/1).

    Makaruk mengatakan hal itu setelah pasukan Ukraina memeriksa seragam militer tentara-tentara Korut yang tewas di wilayah Kursk.

    Berdasarkan perkiraan Ukraina dan Amerika Serikat, sekitar 12 ribu tentara Korea Utara saat ini berada di Rusia untuk membantu Moskow memerangi pasukan Kyiv di Kursk.

    Jumlah pasukan Korut itu diyakini telah berkurang karena Ukraina mengklaim lebih dari 3.000 prajurit Korut telah tewas selama perang. Senada dengan itu, Korea Selatan juga menyebut sedikitnya 1.100 tentara Korut tewas maupun terluka dalam perang Rusia vs Ukraina.

    Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby juga mengatakan lebih dari 1.000 warga Korea Utara menjadi korban di Rusia hanya dalam sepekan terakhir.

    Meski membawa senjata jadul, para tentara Korut setidaknya dilaporkan mendapatkan pelatihan sesuai dengan standar Soviet. Makaruk mengatakan para tentara Korut yang tewas dibekali senapan Kalashnikov AK-47 milik Rusia.

    Tak hanya itu, mereka juga diberikan rokok Rusia serta beberapa korek api.

    (blq/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Presiden Korsel Digulingkan hingga Bunuh Diri, Tragis!

    Presiden Korsel Digulingkan hingga Bunuh Diri, Tragis!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kisah presiden di Korea Selatan sangat beragam, mulai dari digulingkan hingga bunuh diri dengan cara tragis.

    Paling baru terjadi pada Presiden Yoon Suk Yeol yang menerapkan darurat militer secara sepihak. Sehingga menimbulkan penolakan dari parlemen negara itu, Majelis Nasional, yang menentang perintah tersebut setelah 6 jam diterapkan.

    Penolakan pun membawa nasib Yoon sebagai Presiden Korsel, di mana parlemen berupaya untuk menggulingkannya.

    Langkah ini sendiri telah mewarnai jalan panjang politik Negeri Ginseng. Tercatat, sejumlah presiden negara itu seringkali menemui kondisi sulit, dengan ada yang ditahan setelah memimpin, dikudeta, hingga melakukan bunuh diri.

    Berikut daftarnya sebagaimana dirangkum dari AFP, Rabu (1/1/2205).

    1. Park Geun Hye

    Pada Desember 2016, Park Geun Hye, presiden sejak 2013, dimakzulkan oleh Parlemen dalam sebuah keputusan yang dikonfirmasi pada bulan Maret 2017 oleh Mahkamah Konstitusi, yang menyebabkan dakwaan dan pemenjaraannya.

    Putri dari mantan diktator Park Chung Hee, ia adalah presiden wanita pertama Korea Selatan dan telah menampilkan dirinya sebagai orang yang tidak korup. Namun, ia dituduh menerima atau meminta puluhan juta dolar dari konglomerat, termasuk Samsung.

    Tuduhan tambahan termasuk berbagi dokumen rahasia. Ia juga tercatat menempatkan artis yang kritis terhadap kebijakannya dalam ‘daftar hitam’, dan memecat pejabat yang menentangnya.

    Park dijatuhi hukuman 20 tahun penjara pada tahun 2021 dan denda yang besar. Namun pada akhir tahun itu, ia diampuni oleh penggantinya, Moon Jae In.

    Yoon, presiden saat ini, adalah seorang jaksa Seoul pada saat itu dan memainkan peran penting dalam pemecatan dan penahanannya selanjutnya.

    2. Lee Myung Bak

    Berkuasa dari tahun 2008 hingga 2013, Lee Myung Bak dijatuhi hukuman 15 tahun penjara pada bulan Oktober 2018 karena korupsi.

    Yang paling menonjol, ia dinyatakan bersalah menerima suap dari Samsung sebagai imbalan atas bantuan kepada ketua konglomerat itu saat itu, Lee Kun Hee, yang telah dihukum karena penggelapan pajak. Mantan pemimpin tersebut diampuni oleh Presiden Yoon pada bulan Desember 2022.

    3. Roo Moo Hyun

    Roo Moo Hyun memimpin dari tahun 2003 hingga 2008. Pendukung kuat perbaikan hubungan dengan Korea Utara (Korut) ini bunuh diri dengan melompat dari tebing pada bulan Mei 2009.

    Ia mendapati dirinya menjadi target penyelidikan atas pembayaran oleh seorang produsen sepatu kaya sebesar satu juta dolar kepada istrinya dan lima juta dolar kepada suami salah seorang keponakannya.

    4. Chun Doo Hwan

    Presiden Korsel satu ini dikenal sebagai “Penjagal Gwangju” karena memerintahkan pasukannya untuk menghentikan pemberontakan terhadap kekuasaannya di kota barat daya Gwangju Ia mengundurkan diri pada tahun 1987 dalam menghadapi demonstrasi massa dan menyerahkan kekuasaan kepada anak didiknya Roh Tae Woo.

    Roh dan Chun telah dekat selama beberapa dekade, pertama kali bertemu sebagai teman sekelas di akademi militer selama Perang Korea.

    Pada tahun 1996, kedua pria itu dihukum karena pengkhianatan atas kudeta tahun 1979 yang membawa Chun ke tampuk kekuasaan, pemberontakan Gwangju tahun 1980, korupsi, dan pelanggaran lainnya.

    Roh dijatuhi hukuman 22,5 tahun penjara, yang dikurangi menjadi 17 tahun. Sementara Chun dijatuhi hukuman mati, hukuman yang diringankan menjadi penjara seumur hidup.

    Mereka kemudian diberi amnesti pada tahun 1998 setelah hanya menghabiskan dua tahun di balik jeruji besi.

    5. Park Chung Hee

    Park Chung Hee dibunuh pada bulan Oktober 1979 oleh kepala mata-matanya sendiri saat makan malam pribadi. Peristiwa malam itu telah lama menjadi subjek perdebatan sengit di Korsel, khususnya mengenai apakah pembunuhan itu direncanakan sebelumnya.

    Chun Doo Hwan dan Roh Tae Woo, yang saat itu menjabat sebagai jenderal angkatan darat, memanfaatkan kekacauan politik untuk melancarkan kudeta pada Desember 1979.

    6. Yun Po Sun

    Presiden Yun Po Sun digulingkan pada tahun 1961 dalam kudeta yang dipimpin oleh perwira angkatan darat Park Chung Hee. Park mempertahankan jabatan Yun tetapi secara efektif mengambil alih kendali pemerintahan. Park kemudian menggantikannya setelah memenangkan pemilihan umum pada tahun 1963.

    7. Syngman Rhee

    Presiden pertama Korsel, Syngman Rhee, yang terpilih pada tahun 1948, dipaksa mengundurkan diri oleh pemberontakan yang dipimpin mahasiswa pada tahun 1960. Pemberontakan terjadi setelah ia berupaya memperpanjang masa jabatannya melalui pemilihan umum yang curang.

    Rhee dipaksa mengasingkan diri di Hawaii, tempat ia meninggal pada tahun 1965.

    (fab/fab)

  • Ucapkan Selamat Tahun Baru, Kim Jong Un Sebut Putin ‘Sahabat Terkasih’

    Ucapkan Selamat Tahun Baru, Kim Jong Un Sebut Putin ‘Sahabat Terkasih’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengucapkan selamat tahun baru untuk Presiden Rusia Vladimir Putin. Ucapan tahun baru itu juga memuji hubungan yang semakin kuat antara Pyongyang dan Moskow.

    Sebagaimana dilaporkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), dalam sebuah surat, Kim Jong Un menyampaikan ucapan selamat untuk ‘sahabat terkasihnya’ Putin, rakyat Rusia, dan personel militer Rusia.

    Kim mendoakan agar Putin lebih sukses dalam memimpin negaranya dan bertanggung jawab atas kemakmuran, kesejahteraan, serta kebahagiaan rakyat Rusia.

    Kim menyatakan kesediaannya untuk merancang dan mendorong proyek-proyek baru yang melibatkan kedua negara. Ia juga berharap Rusia bisa mencapai kemenangan besar di Ukraina.

    Mengutip NHK, hubungan di antara kedua negara memang meningkat signifikan sejak dimulainya perang Rusia vs Ukraina pada 2022 lalu.

    Pada Juni 2024 lalu, keduanya menandatangani pakta pertahanan bersama saat Putin mengunjungi Korea Utara untuk pertama kalinya dalam hampir seperempat abad.

    Sejak itu, Pyongyang mengirim lebih dari 10 ribu tentara untuk membantu pasukan Rusia di Ukraina.

    (asr/asr)

    [Gambas:Video CNN]

  • ‘Kamerad Terkasih’ di Pesan Tahun Baru Kim Jong Un untuk Putin

    ‘Kamerad Terkasih’ di Pesan Tahun Baru Kim Jong Un untuk Putin

    Jakarta

    Korea Utara dan Rusia kian mesra. Terbaru, Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menggambarkan sosok Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai ‘sahabat dan kamerad Terkasih’.

    Dirangkum detikcom, Selasa (31/12/2024), sapaan akrab Kim Jong Un kepada Putin itu disampaikan saat tengah mengirimkan surat berisi pesan tahun baru.

    Surat itu juga berisikan pujian terhadap hubungan bilateral yang erat antara Pyongyang dan Moskow.

    Menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA), pemimpin Korut itu mengirimkan “salam hangat dan harapan terbaik kepada rakyat Rusia yang bersaudara dan seluruh personel militer Rusia yang berani atas nama dirinya sendiri, rakyat Korea, dan seluruh personel Angkatan Bersenjata DPRK”.

    DPRK merupakan kependekan Republik Demokratik Rakyat Korea yang merupakan nama resmi Korut.

    Isi Surat Kim Jong Un hingga Balasan Putin

    Momen Putin menyopiri Kim Jong Un dengan limuwan mewah Aurus Senat yang menyusuri jalanan Pyongyang. Foto: KCNA/Reuters

    Dalam suratnya kepada Putin, sebut KCNA, Kim Jong Un juga menyatakan “kesediaannya untuk merancang dan mendorong proyek-proyek baru” setelah “perjalanan bermakna mereka pada tahun 2024”.

    Dalam salah satu poin yang diduga terkait perang di Ukraina, Kim Jong Un mengharapkan tahun 2025 akan menjadi tahun “ketika tentara dan rakyat Rusia mengalahkan neo-Nazisme dan meraih kemenangan besar”.

    Media pemerintah Korut melaporkan pada Jumat (27/12) lalu bahwa Putin telah mengirimkan pesan serupa kepada Kim Jong Un yang isinya memuji hubungan bilateral kedua negara.

    Korut dan Rusia, seperti dilansir AFP, Selasa (31/12/2024), telah memperdalam hubungan politik, militer, dan budaya sejak invasi dilancarkan Moskow ke Ukraina pada Februari 2022 lalu, dengan Kim Jong Un dan Putin berulang kali menyatakan kedekatan mereka secara pribadi.

    Kedua pemimpin menandatangani pakta pertahanan penting selama kunjungan bersejarah Putin ke Korut pada Juni lalu. Pakta tersebut mewajibkan kedua negara memberikan bantuan militer segera jika negara lainnya diserang dan pakta itu mulai berlaku bulan ini.

    Amerika Serikat (AS) dan sekutunya Korea Selatan (Korsel) menuduh Korut telah mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya untuk membantu Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Para pakar menyebut Kim Jong Un ingin mendapatkan teknologi canggih dari Moskow dan pengalaman bertempur bagi pasukannya sebagai imbalan atas pengiriman tentara tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (taa/fas)

  • Pakar Keamanan Prediksi Ancaman di 2025, Minta Pemerintah Percepat RUU Keamanan Siber

    Pakar Keamanan Prediksi Ancaman di 2025, Minta Pemerintah Percepat RUU Keamanan Siber

    Jakarta

    Menyongsong Tahun Baru, tentu masih akan banyak serangan siber yang dihadapi Indonesia. Pakar keamanan cyber memprediksi sejumlah ancaman siber di 2025.

    Agen AI

    Chairman lembaga riset keamanan siber Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) Pratama Persadha menyebutkan, beberapa prediksi ancaman siber yang perlu menjadi perhatian dan diwaspadai di 2025 antara lain ‘AI Agentik’ yang akan muncul sebagai peluang baru yang menarik bagi semua orang.

    “Vektor ancaman siber baru yang berpotensi, di mana AI agent mampu merencanakan dan bertindak secara independen untuk mencapai tujuan tertentu, akan dieksploitasi oleh pelaku ancaman,” ujarnya melalui keterangan tertulis.

    Agen AI ini, dijelaskan Pratama, dapat mengotomatiskan serangan siber, pengintaian, dan eksploitasi, sehingga meningkatkan kecepatan dan ketepatan serangan. Selain itu, agen AI yang jahat dapat beradaptasi secara real time, menerobos pertahanan tradisional dan meningkatkan kompleksitas serangan.

    Penipuan Berbasis AI

    Penipuan berbasis AI dan rekayasa sosial akan meningkat. AI akan meningkatkan penipuan seperti ‘pig butcering’ atau penipuan keuangan jangka panjang dan phishing suara (vishing), sehingga serangan rekayasa sosial semakin sulit dideteksi.

    Deepfake canggih yang dihasilkan AI dan suara sintetis juga akan memungkinkan pencurian identitas, penipuan, dan gangguan protokol keamanan.

    Selain itu, ransomware akan makin berkembang dengan otomatisasi dan AI, memungkinkan semakin banyak penyerang menggunakan aplikasi dan alat tepercaya untuk menyampaikan kampanye ransomware.

    “Penjahat dunia maya akan mempersiapkan kriptografi pasca-kuantum dengan mengadaptasi kemampuan ransomware untuk ketahanan masa depan,” kata Pratama.

    Cloud Jadi Target Utama

    Serangan rantai pasokan juga akan semakin meningkat. Penjahat dunia maya akan menargetkan ekosistem sumber terbuka, mengeksploitasi ketergantungan kode untuk mengganggu organisasi.

    “Lingkungan cloud akan menjadi target utama karena penyerang mengeksploitasi titik lemah dalam rantai pasokan cloud yang kompleks,” sebut pakar yang sudah menggeluti dunia siber sejak 1999 ini.

    Selain itu, lanjut Pratama, peretas akan menargetkan perusahaan pihak ketiga sebagai pintu masuk serangan kepada perusahaan besar yang diincarnya.

    Perang Siber Geopolitik

    Yang tidak kalah pelik, perang siber geopolitik juga akan semakin meningkat karena kampanye spionase oleh aktor yang disebut ‘The Big Four’, yakni Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, terkait kejahatan dunia maya. Disinformasi akan terus selaras dengan kepentingan geopolitik.

    Serangan siber yang didorong oleh agenda ideologis atau politik akan meningkat, menargetkan pemerintah, bisnis, dan infrastruktur penting.

    Urgensi Pembentukan Lembaga PDP

    Pemerintahan Indonesia juga menghadapi sejumlah pekerjaan rumah krusial di bidang keamanan siber yang harus diselesaikan di 2025 demi memperkuat perlindungan terhadap infrastruktur digital dan data masyarakat.

    Salah satu prioritas utama adalah pembentukan Lembaga Perlindungan Data Pribadi (PDP) sebagai wujud konkret pelaksanaan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi.
    Lembaga ini diharapkan memiliki struktur yang independen dan kapabilitas yang kuat untuk mengawasi kepatuhan terhadap regulasi, menangani pelanggaran data, serta memberikan sanksi bagi pihak yang melanggar.

    Selain itu, penyelesaian Peraturan Pemerintah sebagai turunan dari UU PDP menjadi langkah penting untuk memberikan panduan operasional yang jelas bagi berbagai pihak, baik di sektor publik maupun swasta, dalam pengelolaan dan perlindungan data pribadi.

    “Regulasi ini harus mencakup aspek teknis dan hukum yang relevan, seperti standar keamanan data, prosedur pelaporan insiden, serta mekanisme penyelesaian sengketa,” Pratama mengingatkan.

    Percepat RUU Keamanan dan Ketahanan Siber

    Pemerintah juga harus mempercepat pembahasan Rancangan Undang-Undang Keamanan dan Ketahanan Siber, yang telah menjadi bagian dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas), agar segera disahkan menjadi undang-undang.

    “Regulasi ini diperlukan untuk memberikan kerangka hukum yang lebih komprehensif dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks dan terorganisir, sekaligus memperkuat koordinasi lintas sektor dalam penanggulangan insiden siber,” rinci Pratama.

    Lulusan Universitas Gadjah Mada dan Akademi Sandi Negara ini menyebutkan, dalam konteks kelembagaan, penguatan fungsi dan wewenang Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menjadi hal yang mendesak.

    “Pemerintah perlu memastikan bahwa BSSN memiliki sumber daya manusia, teknologi, dan anggaran yang memadai untuk menjalankan tugasnya, termasuk dalam bidang deteksi, respons, dan pemulihan insiden siber. BSSN juga harus diberdayakan untuk memainkan peran sentral dalam pengamanan infrastruktur kritis nasional, seperti energi, transportasi, dan telekomunikasi,” tegasnya.

    Terakhir, lanjut Pratama, penguatan keamanan dan pertahanan siber di lingkungan pemerintahan harus menjadi fokus utama. Ini mencakup penerapan kebijakan keamanan siber yang ketat di semua instansi pemerintah, integrasi sistem keamanan yang interoperabel, serta peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan intensif dan sertifikasi di bidang keamanan siber.

    “Upaya ini akan menjadi fondasi penting bagi Indonesia dalam menghadapi tantangan era digital dan menjaga kedaulatan di dunia maya,” tutupnya.

    (rns/rns)

  • Masuk Daftar Pemimpin Paling Korup versi OCCRP, Jokowi: Framing Jahat

    Masuk Daftar Pemimpin Paling Korup versi OCCRP, Jokowi: Framing Jahat

    loading…

    Mantan Presiden RI, Jokowi saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Selasa (31/12/2024). Jokowi masuk dalam daftar finalis pemimpin terkorup versi OCCRP. FOTO/ARY WAHYU WIBOWO

    JAKARTA – Mantan Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) buka suara setelah dimasukkan dalam daftar pemimpin paling korup di dunia versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Presiden ke-7 RI itu menilai hal itu merupakan suatu bentuk framing jahat.

    “Yang dikorupsi apa? Ya dibuktikan, apa?” kata Jokowi saat dijumpai di kediamannya di Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Selasa (31/12/2024).

    Mengenai tudingan memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, Jokowi menyebut saat ini banyak sekali fitnah, framing jahat, tuduhan-tuduhan tanpa bukti.

    “Itu yang terjadi selama ini,” ucapnya.

    Ditanya apakah tudingan itu terdapat muatan politis, ayah Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka ini meminta agar ditanyakan langsung kepada yang membuat pernyataan.

    “Orang bisa memakai kendaraan apa pun, bisa NGO (Non Governmental Organization), partai, ormas untuk membuat framing jahat, atau tuduhan jahat,” katanya.

    Sebelumnya, Proyek Pelaporan Kejahatan Terorganisasi dan Korupsi (OCCRP) menempatkan mantan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu finalis pada 2024. OCCRP atau Organized Crime and Corruption Reporting Project itu meminta nominasi dari para pembaca, jurnalis, juri Person of the Year, dan pihak lain dalam jaringan global OCCRP.

    Para finalis yang memperoleh suara terbanyak tahun ini adalah: Presiden Kenya William Ruto, Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, dan Pengusaha India Gautam Adani.

    Kasus-kasus di mana kejahatan terorganisasi dan korupsi besar-besaran didukung oleh pemerintah yang represif dan otokratis masih jarang terjadi. Adapun pemenang Person of the Year 2024 versi OCCRP diraih mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad. Seperti di Venezuela dan Korea Utara (Korut), rezim pemimpin Suriah yang digulingkan Bashar al-Assad adalah salah satu contohnya, yang ditandai dengan kontrol terpusat, penindasan terhadap perbedaan pendapat, dan ketergantungan pada aparat keamanan yang kuat.

    Ketika penjara-penjara dikosongkan dan kuburan massal digali, skala kebrutalan Assad terhadap rakyatnya sendiri, sayangnya, menjadi lebih jelas.

    “Berkuasa pada tahun 2000 setelah kematian ayahnya, janji-janji awal Assad tentang liberalisasi politik dengan cepat berubah menjadi praktik-praktik otoriter,” ungkap laporan OCCRP.

    Sebagai bagian dari Musim Semi Arab, pemberontakan Suriah tahun 2011 menantang kekuasaannya dan meningkat menjadi perang saudara yang berlangsung hingga Assad digulingkan bulan ini. Pasukannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, termasuk penyiksaan, pembunuhan, penggunaan senjata kimia, penahanan massal, dan penargetan warga sipil.

    (abd)

  • Sebut Putin Sahabat Tersayang, Kim Jong Un dan Xi Jinping Kirim Surat Tahun Baru ke Presiden Rusia – Halaman all

    Sebut Putin Sahabat Tersayang, Kim Jong Un dan Xi Jinping Kirim Surat Tahun Baru ke Presiden Rusia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menulis surat berisi pesan Tahun Baru 2025 untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Kim Jong Un menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “teman tersayang” ketika memuji hubungan bilateral erat yang menyatukan kedua negara, menurut media resmi Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA).

    KCNA melaporkan pesan terbaru Kim Jong Un menggambarkan Putin sebagai teman dan kawan tersayang.

    “Pemimpin Korea Utara mengirimkan doa terbaik kepada rakyat Rusia yang bersaudara dan seluruh anggota tentara Rusia yang pemberani atas nama dirinya sendiri, rakyat Korea dan seluruh anggota angkatan bersenjata Republik Rakyat Demokratik Korea,” lapor KCNA, Selasa (31/12/2024).

    “Kim juga menyatakan kesiapannya untuk merancang dan memajukan proyek-proyek baru” setelah “perjalanan bermanfaat mereka pada tahun 2024,” lanjutnya.

    Merujuk pada perang di Ukraina, Kim Jong Un juga mengungkapkan harapannya, tahun 2025 akan menjadi tahun di mana tentara dan rakyat Rusia mengalahkan neo-Nazisme dan meraih kemenangan besar.

    Hubungan politik, militer, dan budaya antara Rusia dan Korea Utara semakin mendalam sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022.

    Kedua pemimpin menandatangani perjanjian pertahanan bersama selama kunjungan Putin ke wilayah utara yang terisolasi pada Juni 2024.

    Perjanjian tersebut, yang mulai berlaku bulan ini, mewajibkan kedua belah pihak untuk segera memberikan dukungan militer kepada pihak lain jika terjadi invasi.

    Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menuduh Korea Utara mengirimkan lebih dari 10.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perjuangannya melawan Ukraina.

    Para ahli mengatakan Kim Jong Un, sebagai imbalannya, berupaya memperoleh teknologi canggih dan pengalaman tempur dari Moskow untuk pasukannya.

    Media resmi Korea Utara melaporkan pada Jumat (27/12/2024), Putin mengirim pesan serupa kepada Kim Jong Un di mana ia memuji hubungan bilateral antara kedua negara.

    Xi Jinping Kirim Surat ke Putin

    Selain Kim Jong Un, Presiden China Xi Jinping juga mengirim surat untuk memberikan ucapan selamat tahun baru kepada Putin.

    “China dan Rusia selalu bergerak maju bergandengan tangan di jalur yang benar yaitu non-blok, non-konfrontasi, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun,” kata Xi Jinping melalui suratnya, Selasa (31/12/2024).

    Presiden China berjanji untuk mendorong “perdamaian dunia” dalam pesan tahun baru 2025 yang dikirim kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.

    Xi Jinping mengatakan rasa saling percaya dan koordinasi strategis antara kedua negara terus mencapai tingkat yang lebih tinggi di bawah kepemimpinan mereka.

    “Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, China akan tetap teguh dalam memperdalam reformasi komprehensif (…) dan mendorong perdamaian dan pembangunan global,” menurut laporan media resmi China, CCTV.

    Xi Jinping juga menegaskan Rusia sebagai sahabat terbaik, sementara Putin menyatakan kebanggaannya terhadap China yang disebut sebagai mitra terpercaya.

    Tahun ini, Xi Jinping dan Putin telah menandai peringatan 75 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Rusia, yang merupakan tonggak penting dalam hubungan kedua negara.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)