Negara: Korea Utara

  • Kim Jong Un Diam-Diam Kembali Kirim 10.000 Tentara Tambahan ke Rusia Untuk Gempur Ukraina – Halaman all

    Kim Jong Un Diam-Diam Kembali Kirim 10.000 Tentara Tambahan ke Rusia Untuk Gempur Ukraina – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Korea Utara (Korut) Kim Jong Un kembali kepergok mengirimkan 10.000 tentara tambahan ke Rusia untuk membantu pasukan Putin melawan Ukraina.

    Hal tersebut diungkap langsung oleh Badan Intelijen Korea Selatan, Badan Intelijen Nasional (National Intelligence Service/NIS), Kamis (27/2/2025).

    NIS tak mengungkap berapa jumlah tentara yang dikirim Korut ke Rusia selama bulan Februari ini.

    Namun menurut informasi yang beredar menyebutkan, lebih dari 10 ribu tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia tepatnya ke wilayah Kursk sejak tahun lalu.

    Adapun para pasukan Korsel itu diberangkatkan menuju Kursk dengan menggunakan kapal kargo dan pesawat militer Rusia.

    “Pasukan Korea Utara dikerahkan kembali ke garis depan Kursk pada awal Februari setelah jeda sekitar satu bulan,” jelas laporan NIS mengutip dari The Korea Herald.

    “Jumlah pastinya masih dikaji, tetapi ada penambahan pengerahan,” imbuh badan tersebut.

    Sebelum isu ini mencuat, pada awal Januari lalu pasukan Korut yang dikerahkan Rusia sempat absen dari garis depan Kursk, tempat mereka terlibat aktif dalam pertempuran.

    Laporan dari Ukraina menunjukkan bahwa pasukan Korea Utara tengah berjuang untuk mempertahankan posisi mereka.

    Ini lantaran sebanyak 4.000 pasukan dilaporkan tewas di medan pertempuran, selain lonjakan korban tewas para pasukan yang berada di Kursk juga mengeluhkan kesulitan logistik.

    Alasan ini yang membuat Pyongyang harus menarik pasukannya dari medan pertempuran Kursk.

    Tentara Korut Diiming-Imingi Gaji Rp 31 Juta Per Bulan

    Rusia diketahui menjanjikan bayaran sebesar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31 Juta per bulan bagi tentara Korea Utara (Korut) yang bersedia untuk ditugaskan ke Kursk garda depan konflik Rusia dan Ukraina.

    Jumlah gaji yang dibayarkan oleh Moskow menunjukkan peningkatan fantastis hingga 10 kali lipat jika dibandingkan dengan gaji sebelumnya.

    Di mana pada bulan lalu, Radio Free Asia melaporkan bahwa gaji rata-rata untuk personel militer Korut hanya berkisar antara 100 dan 300 won.

    Namun demi memikat prajurit Korut agar mau bergabung ke garda depan konflik Rusia, Presiden Vladimir Putin mulai menaikkan gaji para tentara bayaran asal Korut.

    Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, atau NIS, mencatat sejauh ini lebih dari 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Rusia.

    Jumlah tersebut diperkirakan bertambah, mencapai 10.000 prajurit pada bulan Desember 2024.

    Alasan Korut Kirim Pasukan ke Rusia

    Namun tak berselang lama Korut kembali mengirim pasukannya ke Rusia.

    Selain mengirim pasukan, hubungan ini juga mencakup pertukaran teknologi militer dan senjata.

    Beberapa laporan menyebutkan bahwa Korea Utara mungkin mengirim amunisi atau peralatan militer lainnya ke Rusia sebagai imbalan atas bantuan teknologi atau senjata canggih dari Rusia.

    Kim Jong Un mungkin melihat perang Rusia-Ukraina sebagai kesempatan untuk memperkuat pengaruhnya di Asia dan dunia dengan mendekatkan diri kepada Rusia.

    Melalui aliansi ini, Korea Utara bisa mendapatkan keuntungan lebih dalam hal sumber daya, teknologi, dan pengaruh politik di kawasan.

    Dengan mengirim pasukan ke Rusia, Kim Jong Un juga menunjukkan bahwa Korea Utara tetap berperan aktif dalam geopolitik dunia meskipun berada di bawah sanksi dan tekanan internasional.

    Ini memberikan pesan kepada negara-negara besar lainnya bahwa Korea Utara memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan global, meskipun dalam keterbatasan.

    Lebih dari itu, dengan mengirim pasukan ke Rusia hal tersebut dapat memperkuat hubungan dengan Rusia, sebagai langkah strategis dalam menghadapi tekanan internasional, terutama dari negara-negara Barat yang memberlakukan sanksi terhadap Korea Utara.

    (Tribunnews.com / Namira)

  • Duduk Perkara Korea Utara Dituding Jadi Dalang Peretasan ByBit

    Duduk Perkara Korea Utara Dituding Jadi Dalang Peretasan ByBit

    Bisnis.com, JAKARTA – Korea Utara dituding menjadi dalang yang bertanggung jawab atas pencurian sekitar US$1,5 miliar dalam bentuk aset virtual dari bursa mata uang kripto ByBit.

    Tuduhan tersebut muncul setelah Biro Investigasi Federal (FBI) menemukan operasi peretasan yang diberi nama “TraderTraitor”. Pelaku yang terlibat bergerak cepat dalam memindahkan aset yang dicuri.

    Aset kemudian diubah menjadi bitcoin serta mata uang kripto lainnya, dan disebar ke ribuan alamat di berbagai blockchain. 

    “Pelaku TraderTraitor bergerak cepat dan telah mengubah beberapa aset yang dicuri menjadi bitcoin dan aset virtual lainnya yang tersebar di ribuan alamat di beberapa blockchain,” kata FBI dalam pengumuman layanan publiknya.

    Sementara itu, pihak ByBit menyatakan bahwa pada hari Jumat, seorang penyerang berhasil menguasai dompet ether yang terkait dengan platform tersebut dan mentransfer kepemilikan asetnya ke alamat yang belum diketahui.

    ByBit, yang melayani lebih dari 60 juta pengguna di seluruh dunia, merupakan salah satu bursa mata uang kripto terbesar, menawarkan akses ke berbagai jenis mata uang digital seperti bitcoin dan ether.

    Diberitakan sebelumnya, Bursa kripto Bybit mengatakan pihaknya diretas dan berakibat pada hilangnya token senilai hampir US$1,5 miliar dalam pencurian terbesar yang pernah dialami industri ini.

    Melansir Bloomberg pada Sabtu (22/2), Chief Executive Officer Bybit Ben Zhou menuturkan seorang peretas mengambil kendali salah satu dompet Ethereum offlineBybit. 

    Diperkirakan aset senilai US$1,46 miliar (atau setara Rp23,8 triliun) mengalir keluar dari dompet itu dalam serangkaian transaksi mencurigakan, menurut postingan analis on-chain ZachXBT di Telegram. 

    Firma riset Arkham Intelligence mengkonfirmasi arus keluar sekitar US$1,4 miliar dari bursa Bybit, memposting di X bahwa dana tersebut telah mulai berpindah ke alamat baru, di mana dana tersebut dijual.

    Peretasan tersebut adalah pencurian kripto terbesar yang pernah ada, menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic, melampaui US$611 juta yang dicuri dari Poly Network pada 2021. 

    “Ini kemungkinan merupakan insiden terbesar yang pernah ada, bukan hanya kripto,” kata Rob Behnke, salah satu pendiri dan ketua eksekutif perusahaan keamanan blockchain Halborn. 

  • Kim Jong Un Bertekad Bangun Tentara Modern Korut yang Siap Perang

    Kim Jong Un Bertekad Bangun Tentara Modern Korut yang Siap Perang

    Pyongyang

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un menyerukan untuk membangun tentara yang kuat dan modern untuk menghadapi perang apa pun. Kim Jong Un mendesak agar akademi militer mengintensifkan pendidikan yang fokus pada latihan sehingga tentara mempelajari “pengalaman nyata” untuk perang.

    Seruan ini, seperti dilansir Reuters, Rabu (26/2/2025), dilontarkan Kim Jong Un saat berkunjung ke akademi militer Korut, Akademi Militer Kang Kon, pekan ini. Hal ini disampaikan setelah Korut mengirimkan ribuan tentaranya ke Rusia untuk mendukung perang melawan Ukraina.

    Pekan ini, Kim Jong Un juga mengunjungi Universitas Politik Kim Il Sung, institusi pelatihan kader elite lainnya. Dalam kunjungan tersebut, pemimpin negeri komunis itu menyerukan kesetiaan dan pengorbanan militer.

    Badan intelijen Korea Selatan (Korsel) menyebut inspeksi unit militer yang dilakukan Kim Jong Un sebelumnya dan pelatihan yang digelar Korut mungkin merupakan bagian dari persiapan pengiriman tentara tambahan ke Rusia.

    Dalam kunjungan terbarunya ke akademi militer Korut, menurut kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), Kim Jong Un sempat mengkritik manajemen dan operasional fasilitas pendidikan yang buruk.

    Kim Jong Un menyebut akademi militer itu gagal memenuhi keinginan partai berkuasa untuk “modernitas dan karakter maju” dalam pembangunan tentara yang kuat untuk Korut.

    Tonton juga Video: Bertemu Menhan Belousov, Kim Jong Un ‘Bersumpah’ Korut Selalu Dukung Rusia

    Menurut KCNA dalam laporannya, Kim Jong Un menetapkan tugas untuk memperbarui fasilitas dan mengintensifkan pendidikan yang fokus pada latihan sehingga para siswa akademi militer akan belajar tentang “pengalaman nyata peperangan modern”, juga bisa menguasai senjata dan peralatan teknis canggih.

    “Situasi internasional saat ini, di mana sifat agresif dan suka berperang dari kaum imperialis diungkapkan secara terbuka dalam sejarah dan perang serta pertumpahan darah menjadi hal yang biasa, sehingga memerlukan angkatan bersenjata… untuk menghadapi perang dengan sempurna,” cetus Kim Jong Un.

    Para pejabat Seoul beberapa waktu terakhir memperingatkan bahwa Pyongyang mendapatkan manfaat dari langkahnya memasok senjata dan pasukan untuk berperang di Rusia, dengan memperoleh pengalaman dan wawasan dari beroperasi di medan perang modern.

    Ukraina mengatakan bahwa pasukan Korut mengalami banyak korban jiwa di Rusia, dengan lebih dari 3.000 tentaranya tewas atau luka-luka pada awal Januari tahun ini.

    Tonton juga Video: Bertemu Menhan Belousov, Kim Jong Un ‘Bersumpah’ Korut Selalu Dukung Rusia

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • 7 Update Ukraina! Siaga Perang Rusia-NATO, Utusan Putin ke Prabowo

    7 Update Ukraina! Siaga Perang Rusia-NATO, Utusan Putin ke Prabowo

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang antara Rusia dan Ukraina telah memasuki tahun ketiga. Dalam update terbaru, Amerika Serikat (AS), yang sekarang dipimpin oleh Presiden Donald Trump, telah berubah haluan dengan mendukung Rusia di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

    Di sisi lain, pakar mengkhawatirkan perang pecah antara Rusia dan NATO. Utusan Presiden Valdimir Putin juga dilaporkan datang ke RI, bertemu dengan Presiden Prabowo Subianto.

    Berikut update terbaru perang antara Rusia dan Ukraina, seperti dihimpun CNBC Indonesia dari berbagai sumber pada Selasa (25/2/2025).

    1.PBB Tolak Resolusi Perang Rusia-Ukraina Versi AS

    PBB menolak upaya AS untuk melemahkan sikap Majelis Umum terkait perang Rusia di Ukraina. Hal ini memberikan kemenangan diplomatik bagi Kyiv dan sekutu Eropa.

    Mengutip Reuters, AS terpaksa abstain dalam pemungutan suara atas resolusinya sendiri. Ini setelah negara-negara Eropa berhasil mengubah rancangan Washington dengan menambahkan dukungan eksplisit terhadap kedaulatan, kemerdekaan, persatuan, dan integritas wilayah Ukraina.

    “Perang ini bukan hanya tentang Ukraina. Ini tentang hak fundamental setiap negara untuk ada, menentukan jalannya sendiri, dan hidup bebas dari agresi,” tegas Wakil Menteri Luar Negeri Ukraina, Mariana Betsa, sebelum pemungutan suara berlangsung, Senin malam.

    Dalam pemungutan suara atas rancangan resolusi AS yang telah diamendemen, 93 negara mendukung, 73 abstain, dan 8 negara menolak, termasuk Rusia. Upaya Rusia untuk mengubah teks resolusi AS dengan memasukkan “akar penyebab” konflik juga gagal.

    Keputusan ini muncul di tengah upaya Presiden Donald Trump untuk menengahi perdamaian, yang justru menimbulkan ketegangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky karena cenderung membela Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump juga memicu kekhawatiran di antara negara-negara Eropa bahwa mereka akan disingkirkan dari proses perundingan damai.

    2.Pakar Sebut Perang Rusia Vs NATO di Depan Mata

    Pakar militer Rusia, Igor Korotchenko, memperingatkan bahwa Moskow bisa berperang dengan aliansi pertahanan Barat, NATO, dalam dekade berikutnya. Hal ini terjadi saat hubungan kedua pihak itu masih dalam posisi yang panas karena serangan Rusia ke Ukraina.

    Dalam sebuah pernyataan di kolom opini surat kabar Rusia Moskovsky Komsomolets, Korotchenko meramalkan konflik masa depan antara Rusia dan Barat. Ia mengatakan bahwa hubungan antara kedua pihak ini tidak menentu.

    “Tentara Rusia harus siap menghadapi setiap perkembangan situasi dalam jangka menengah, termasuk kemungkinan konflik militer dengan NATO di Eropa pada dekade berikutnya,” tulisnya dalam kolom itu yang juga dikutip Newsweek.

    “Bahkan jika Kremlin menjalin hubungan yang stabil dengan Presiden AS Donald Trump, dalam empat tahun, seorang pemimpin baru akan menjabat. Oleh karena itu, penilaian Rusia terhadap tujuan strategis musuh geopolitik dan militernya tidak boleh didasarkan pada niat terkini dari elit Barat tertentu, melainkan pada evaluasi kekuatan dan kemampuan militer kolektif Barat.”

    Kremlin menuduh NATO terlibat dalam ‘konfrontasi langsung’ dengan Rusia dengan memberikan bantuan militer kepada Ukraina selama perang. Pejabat dan propagandis Rusia sering mengancam akan menyerang negara-negara anggota aliansi militer tersebut karena mengirim peralatan dan senjata ke lawan mereka.

    Saat AS dan Rusia terlibat dalam pembicaraan untuk kemungkinan menjadi penengah kesepakatan damai, Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan dalam sebuah artikel untuk The Telegraph, yang diterbitkan pada 16 Februari, bahwa Eropa “menghadapi momen sekali dalam satu generasi untuk keamanan kolektif benua kita.”

    3.Inggris Jatuhkan Sanksi Terbesar ke Rusia

    Pemerintah Inggris mengumumkan paket sanksi terbesar terhadap Moskow sejak 2022. Ini menjadi upaya baru melemahkan kemampuan Rusia untuk terus berperang.

    Dilansir Newsweek, paket sanksi ini mencakup 107 sanksi baru, menargetkan “armada bayangan” Rusia, rantai pasokan militer, serta individu dan institusi keuangan yang mendukung ekonomi Rusia dalam membiayai perang. Inggris juga akan memberikan tekanan lebih lanjut terhadap pendapatan energi Rusia guna mengurangi dana yang dapat digunakan  Putin untuk melanjutkan invasi ke Ukraina.

    Langkah ini muncul setelah pertemuan pejabat Rusia dan AS di Arab Saudi untuk membahas negosiasi perdamaian. Namun, pertemuan tersebut justru memicu ketegangan antara AS dan sekutu Eropa, karena dianggap menyingkirkan Ukraina dari diskusi perdamaian.

    Secara rinci, sanksi tersebut menyasar 40 kapal dalam “armada bayangan” Rusia yang digunakan untuk menghindari sanksi perdagangan minyak. Dengan langkah ini, Inggris kini menjadi negara Eropa dengan jumlah sanksi terbanyak terhadap kapal-kapal Rusia, yakni 133 kapal.

    Selain itu, Inggris juga menyasar rantai pasokan militer, termasuk pejabat pertahanan Korea Utara yang terlibat dalam pengiriman pasukan dan senjata ke Rusia. Sanksi juga diberikan kepada 14 individu Rusia yang mendanai sektor ekonomi yang berkontribusi pada perang dan juga lembaga keuangan asing yang mendukung Moskow.

    “Tindakan ini dirancang untuk mengeringkan dana perang Putin serta membongkar sistem korupsi yang menopang pemerintahan Rusia,” kata Inggris.

    4.Eropa Masih Beli Minyak Rusia

    Sebuah laporan Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih menyebut 27 negara anggota Uni Eropa telah menghabiskan lebih banyak uang untuk mengimpor bahan bakar fosil Rusia daripada bantuan keuangan ke Ukraina. Organisasi yang berpusat di Helsinki tersebut mengatakan dalam sebuah laporan untuk menandai ulang tahun ketiga perang tersebut, bahwa UE membeli bahan bakar fosil Rusia senilai sekitar 21,9 miliar euro pada tahun 2024, sambil mengalokasikan sekitar 18,7 miliar euro dalam bentuk bantuan keuangan ke Ukraina.

    Laporan tersebut mengatakan pendapatan bahan bakar fosil global Rusia selama tahun ketiga perang mencapai 242 miliar euro. Ini tidak jauh di belakang pendapatan Rusia sebelum dimulainya invasi.

    5.Ukraina Butuh Dana Rp8.564 Triliun 

    Ukraina butuh US$524 miliar atau sekitar Rp8.564 triliun untuk membangun kembali setelah tiga tahun serangan Rusia. Menurut sebuah studi baru oleh World Bank (Bank Dunia), PBB, Komisi Eropa, dan pemerintah Ukraina, perkiraan biaya untuk membangun kembali ekonomi Ukraina setara dengan hampir tiga kali lipat dari perkiraan output ekonomi 2024.

    Temuan tersebut mencakup data dari invasi Rusia tiga tahun lalu hingga 31 Desember 2024. Ini termasuk peningkatan kerusakan infrastruktur energi Ukraina sebesar 70% akibat serangan Rusia.

    Lembaga tersebut menemukan peningkatan lebih dari 7% dari perkiraan terakhir sebesar US$486 miliar satu tahun lalu, dengan perumahan, transportasi, energi, perdagangan, dan pendidikan menjadi sektor yang paling terdampak. Studi tersebut mengukur kerusakan fisik langsung pada bangunan dan infrastruktur lainnya, dampak pada kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, serta biaya untuk membangun kembali dengan lebih baik.

    6. Deal Antara Trump-Putin

    Trump mengatakan Putin telah deal, menerima gagasan Eropa untuk mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Ukraina. Ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata Moskow dan Kyiv.

    Ini ditegaskan Trump saat bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, Senin malam waktu setempat. Ia mengatakan Eropa siap membantu.

    Mengutip Reuters, Trump dan Macron menguraikan upaya untuk menegosiasikan akhir perang Ukraina dalam pembicaraan di Ruang Oval setelah mereka mengikuti konferensi video dengan para pemimpin G7 lainnya. Macron sendiri menjadi pemimpin Eropa pertama yang mengunjungi Trump sejak ia kembali berkuasa sebulan lalu.

    “Ya, dia akan menerimanya,” kata Trump tentang penerimaan Putin atas pasukan penjaga perdamaian.

    “Saya secara khusus menanyakan pertanyaan itu kepadanya. Dia tidak keberatan dengan itu,” tambahnya.

    Macron sendiri mengatakan Eropa memiliki peran untuk dimainkan dalam memberikan jaminan keamanan. Ia mengatakan pertama-tama gencatan senjata perlu dinegosiasikan dan kemudian perjanjian damai yang didukung oleh jaminan keamanan.

    “Kami siap dan bersedia memberikan jaminan keamanan tersebut, yang mungkin dapat mencakup pasukan, tetapi mereka akan berada di sana untuk menjaga perdamaian,” kata Macron saat ia dan Trump menjawab pertanyaan dari wartawan.

    “Mereka tidak akan berada di garis depan. Mereka tidak akan menjadi bagian dari konflik apa pun. Mereka akan berada di sana untuk memastikan bahwa perdamaian dihormati,” katanya lagi.

    7.Tangan Kanan Putin Bertemu Prabowo

    Sejumlah media asing menyoroti kedatangan tangan kanan Presiden Rusia Vladimir Putin, pejabat tinggi keamanan Kremlin, Sergei Shoigu, ke Indonesia, Selasa. Ini pun dilakukan media Rusia, The Moskow Times.

    Dikatakan bagaimana Shoigu melakukan pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin untuk berunding. Kedua negara dikatakan berupaya memperkuat kerja sama pertahanan.

    “Pejabat tinggi keamanan Rusia, Sergei Shoigu, mengunjungi Indonesia pada hari Selasa untuk berunding dengan Presiden Prabowo Subianto dan menteri pertahanannya saat Moskow dan Jakarta berupaya memperkuat kerja sama pertahanan,” tulis laman yang mengaku media independen Rusia itu dilihat CNBC Indonesia.

    “Ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini mempertahankan kebijakan luar negeri yang netral, menolak untuk memihak dalam perang Ukraina atau persaingan kekuatan besar antara Amerika Serikat dan China,” tulisnya soal RI.

    “Shoigu, mantan menteri pertahanan Rusia dan sekarang sekretaris Dewan Keamanannya, dianggap sebagai tokoh kunci dalam keputusan untuk mengirim pasukan Rusia keUkraina pada tahun 2022 dan tetap menjadi sekutu setia Presiden VladimirPutin,” tambah laman tersebut dalam artikel berjudul “Russia’s Shoigu Visits Indonesia for Defense Talks”

    Mengutip media Rusia lain, RIA Novosti, diingatkan pula bagaimana Prabowo mengunjungi Moskow Juli 2024 lalu untuk berunding ke Putin. Prabowo sendiri disebut laman itu telah berjanji mengambil peran yang lebih tegas di panggung dunia.

    “Pada bulan November, Indonesia dan Rusia melakukan latihan angkatan laut gabungan pertama mereka. Rusia mengerahkan tiga kapal perang kelas korvet, sebuah kapal tanker berukuran sedang, sebuah helikopter militer, dan sebuah kapal tunda untuk latihan di lepas pantai pulau utama Indonesia, Jawa,” muatnya.

    “Jakarta telah mempertahankan hubungan dagang bernilai miliaran dolar dengan Moskow, tetapi impor senjata utama telah terhenti dalam beberapa tahun terakhir setelah Rusia mencaplok Krimea pada tahun 2014 dan invasi besar-besarannya ke Ukraina,” tulis laman itu.

    “Meski begitu, sejak menjabat sebagai menteri pertahanan Indonesia pada tahun 2019, Prabowo tetap mempertahankan kesepakatan senilai US$1,1 miliar untuk jet tempur Rusia yang disepakati setahun sebelumnya, meskipun ada laporan ancaman sanksi AS,” lapor media tersebut lagi.

    (sef/sef)

  • Bursa Kripto Bybit Disikat Hacker, Kerugian Tembus Rp 24,4 Triliun

    Bursa Kripto Bybit Disikat Hacker, Kerugian Tembus Rp 24,4 Triliun

    Jakarta

    Bursa kripto Bybit menjadi korban serangan siber, dan menelan kerugian mencapai USD 1,5 miliar atau sekitar Rp 24,4 triliun, alias yang terbesar sepanjang sejarah.

    Bybit menyebut ada hacker yang mengambil alih sebuah dompet Ethereum (ETH) pada Jumat (21/2) lalu dan mentransfer ETH senilai USD 1,5 miliar ke sebuah akun yang tak dikenali, demikian dikutip detikINET dari Channel News Asia, Senin (24/2/2025).

    Menurut CEO Bybit Ben Zhou, dompet ETH yang sudah lama tak aktif itu satu-satunya yang menjadi target si hacker, dan semua dompet kripto lain diklaim aman dan proses penarikan bisa berlangsung normal.

    “Semua dana klien aman, dan operasional kami berlanjut seperti biasa tanpa ada gangguan,” tulis Bybit dalam keterangannya.

    Mereka juga menyebut tim keamanan Bybit bersama ahli forensik tengah menginvestigasi insiden tersebut.

    “Bybit tetap bisa mencairkan sekalipun kerugian akibat peretasan ini tidak bisa dikembalikan. Semua aset klien terjaga 1 banding 1, kami bisa mengembalikan semua kerugian,” kata Zhou.

    Perusahaan analitik blockchain bernama Arkham Intelligence dan Elliptic, serta analis blockchain ZachXBT melacak keberadaan ETH yang dicuri itu, dan hasil pelacakannya mengarah ke Lazarus Group, geng hacker asal Korea Utara.

    Lazarus Group adalah geng hacker kawakan yang sudah disanksi oleh Amerika Serikat, dan kabarnya dikelola oleh Reconnaissance General Bureau, badan intelijen milik Korea Utara.

    Geng hacker ini disebut ada di balik ransomware WannaCry yang sempat membuat heboh beberapa tahun lalu, meretas banyak bank internasional, serta ada di balik serangan siber ke Sony Pictures Entertainment pada tahun 2014.

    Seperti diketahui, peretasan kripto yang terkait Korea Utara nilainya sudah berlipat ganda antara tahun 2023 hingga 2024, menjadi USD 1,3 miliar.

    (asj/asj)

  • Pilu Warga Korut Bertahun-tahun Kerja Paksa di Kapal China

    Pilu Warga Korut Bertahun-tahun Kerja Paksa di Kapal China

    Pyongyang

    Laporan terbaru menyebut sejumlah warga Korea Utara (Korut) bertahun-tahun menjalani kerja paksa di kapal-kapal penangkap ikan berbendera China, tanpa menyentuh daratan selama satu dekade. Warga Korut juga disebut menghadapi penganiayaan verbal dan fisik serta mengalami kondisi yang keras.

    Environmental Justice Foundation (EJF) yang berbasis di London, Inggris, seperti dilansir AFP, Senin (24/2/2024), menuduh adanya pelanggaran luas terhadap para pekerja Korut di laut, yang juga merupakan pelanggaran terhadap sanksi-sanksi yang dijeratkan terhadap Pyongyang.

    “Warga Korea Utara yang berada di kapal tersebut dipaksa bekerja selama 10 tahun di laut — dalam beberapa kasus tanpa pernah menginjakkan kaki di daratan,” sebut laporan EJF tersebut.

    “Hal ini merupakan kerja paksa dalam skala yang jauh melebihi apa yang terjadi dalam industri perikanan global yang sudah penuh dengan penganiayaan,” imbuh laporan tersebut.

    Laporan EJF ini didasarkan pada wawancara dengan lebih dari selusin awak kapal asal Indonesia dan Filipina yang pernah bekerja di kapal-kapal pencari tuna berbendera China di Samudra Hindia antara tahun 2019 hingga tahun 2024.

    “Mereka tidak berkomunikasi dengan istri mereka atau orang lain saat berada di laut karena mereka tidak diperbolehkan membawa telepon seluler,” tutur salah satu awak kapal yang dikutip EJF dalam laporannya.

    Beberapa awak kapal lainnya mengatakan bahwa sejumlah warga Korut telah bekerja di kapal tersebut selama “tujuh tahun, atau delapan tahun”, dan warga-warga Korut itu “tidak diberi izin untuk pulang oleh pemerintah mereka”.

    Laporan EJF itu juga menyebut bahwa kapal-kapal yang membawa warga Korut terlibat dalam penangkapan perburuan sirip hiu dan penangkapan hewan laut besar, seperti lumba-lumba, dan berpotensi memasok pasar-pasar di Uni Eropa, Inggris, Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Taiwan.

    “Dampak dari situasi ini terasa di seluruh dunia: ikan yang ditangkap oleh tenaga kerja ilegal ini mencapai pasar makanan laut di seluruh dunia,” sebut CEO dan pendiri EJF, Steve Trent, dalam pernyataannya.

    “China menanggung beban terberat, namun ketika produk-produk yang tercemar oleh perbudakan modern berakhir di piring kita, jelas bahwa negara-negara pemegang bendera asal kapal itu dan regulatornya harus mengambil tanggung jawab penuh,” tegasnya.

    Saat dimintai tanggapan, otoritas China mengatakan pihaknya “tidak mengetahui” mengenai kasus spesifik tersebut.

    “China selalu mengharuskan aktivitas penangkapan ikan di lepas pantainya untuk mematuhi undang-undang dan peraturan setempat, serta ketentuan hukum internasional yang relevan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.

    “Kerja sama antara China dan Korea Utara dilakukan sesuai dengan kerangka hukum internasional,” sebut Lin.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kala 49 Sekolah di Korea Selatan Harus Menutup Pintu, Tak Ada Lagi Siswa yang Mengisi Bangku

    Kala 49 Sekolah di Korea Selatan Harus Menutup Pintu, Tak Ada Lagi Siswa yang Mengisi Bangku

    PIKIRAN RAKYAT – Puluhan sekolah di Korea Selatan harus tutup karena tidak adanya murid baru yang masuk. Berdasarkan data terbaru pada Minggu 23 Februari 2025, populasi usia sekolah di Negeri Ginseng terus menurun.

    Menurut data Kementerian Pendidikan yang diterima Korea Herald, total ada 49 sekolah dasar, menengah dan menengah di 17 kota dan provinsi akan ditutup pada 2025.

    Sekolah-sekolah itu ditutup, karena kekurangan siswa telah meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir, meningkat dari 22 pada tahun 2023 menjadi 33 pada tahun lalu.

    Dengan 88 persen sekolah yang dijadwalkan untuk ditutup pada akhir tahun ini terletak di daerah pedesaan. Kekhawatiran pun tumbuh atas kesenjangan populasi usia sekolah antara Seoul dan daerah pedesaan.

    Berdasarkan wilayah, ibu kota tidak memiliki sekolah di ambang penutupan, sementara enam sekolah akan ditutup di Provinsi Gyeonggi.

    Provinsi Jeolla Selatan mencatat jumlah sekolah tertinggi yang menghadapi penutupan dengan 10, diikuti oleh Provinsi Chungcheong Selatan dengan sembilan, Provinsi Jeolla Utara dengan delapan, dan Provinsi Gangwon dengan tujuh.

    Berdasarkan jenis sekolah, dari 49 sekolah yang ditunjuk untuk ditutup, 38 adalah sekolah dasar, merupakan mayoritas, sementara delapan adalah sekolah menengah dan tiga adalah sekolah menengah.

    Sementara itu, sekolah dasar di pedesaan juga berjuang dengan kurangnya pendaftaran baru.

    Sebanyak 42 sekolah di seluruh Provinsi Gyeongsang Utara tidak memiliki siswa kelas satu yang akan mendaftar pada bulan Maret.

    “Situasinya serupa di daerah lain. Jumlah sekolah tanpa anak yang akan memulai pendidikan yang diamanatkan negara mencapai 32 di Provinsi Jeolla Selatan, 25 di Provinsi Jeolla Utara dan 21 di Provinsi Gangwon,” kata Korea Herald dalam laporannya.

    Korea Selatan menghadapi tantangan demografis serius akibat tingkat kesuburan yang sangat rendah. Tren ini membawa berbagai konsekuensi, termasuk penuaan populasi, perlambatan pertumbuhan ekonomi, dan meningkatnya beban sistem kesehatan.

    Lebih jauh, dampaknya juga terasa dalam sektor keamanan nasional, khususnya kesiapan militer negara tersebut.

    Sejak tahun 2020, jumlah kematian di Korea Selatan telah melampaui jumlah kelahiran, menandai awal dari penurunan populasi. Pada tahun 2024, tingkat kesuburan total (TFR) Korea Selatan diproyeksikan mencapai 0,68—angka terendah di dunia. Beberapa faktor utama yang menyebabkan rendahnya tingkat kelahiran meliputi:

    Biaya hidup yang tinggi, termasuk perumahan dan pendidikan anak. Beban kerja yang berat, yang membuat banyak pasangan enggan memiliki anak. Ketidaksetaraan gender, di mana perempuan merasa terbebani dengan tanggung jawab ganda dalam karier dan rumah tangga. Pandangan sosial yang berubah, di mana semakin banyak orang muda memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak.

    Pemerintah telah berupaya menangani krisis ini dengan berbagai kebijakan, seperti subsidi kelahiran, tunjangan orang tua, dan memperkenalkan fleksibilitas dalam dunia kerja. Namun, hasilnya masih belum signifikan.

    Dampak Penurunan Populasi

    Perekonomian dan Kesejahteraan Sosial

    Dengan semakin sedikitnya jumlah tenaga kerja muda, pertumbuhan ekonomi Korea Selatan berisiko melambat. Berkurangnya populasi usia produktif juga meningkatkan beban fiskal pemerintah, terutama dalam hal pensiun dan layanan kesehatan bagi lansia yang jumlahnya terus bertambah.

    Pendidikan dan Dunia Kerja

    Jumlah siswa yang terdaftar di sekolah terus menurun, menyebabkan banyak sekolah dasar mengalami kekurangan murid. Di sektor tenaga kerja, perusahaan menghadapi kesulitan dalam mencari pekerja muda yang cukup untuk mempertahankan produktivitas.

    Keamanan Nasional dan Kesiapan Militer

    Penurunan populasi juga berdampak langsung pada jumlah personel militer. Berdasarkan data terbaru, jumlah personel militer Korea Selatan turun di bawah 500.000 pada tahun 2022, sementara Korea Utara mempertahankan kekuatan sekitar 1,28 juta. Dengan tren ini, jumlah personel militer Korea Selatan diperkirakan akan terus berkurang menjadi sekitar 396.000 pada tahun 2038.

    Selain itu, kekurangan perwira dan bintara juga menjadi tantangan serius. Pada tahun 2023, terdapat kekurangan sekitar 550 perwira dan hampir 4.800 bintara. Hal ini menunjukkan bahwa sistem wajib militer Korea Selatan mungkin tidak cukup untuk mempertahankan kesiapan militer dalam jangka panjang.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemimpin FBI Kash Patel Miliki Bitcoin Mencapai US$ 115.000

    Pemimpin FBI Kash Patel Miliki Bitcoin Mencapai US$ 115.000

    Jakarta, Beritasatu.com – Kashyap “Kash” Patel, seorang pengacara dan mantan jaksa federal di Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) kini resmi menjabat sebagai direktur FBI. Namun, yang menarik dari terpilihnya Kash Patel ini, yakni investasi yang dia miliki dalam bentuk aset kripto, khususnya Bitcoin.

    Melansir The Crypto News, Minggu (23/2/2025), Kash Patel memiliki investasi mencapai $115.000 dalam Bitcoin ETF serta mencapai  $250.000 di Core Scientific, sebuah perusahaan besar di industri penambangan Bitcoin.

    Pria kelahiran New York ini resmi menjadi direktur FBI setelah disahkan oleh Senat AS dalam pemungutan suara yang berlangsung sengit dengan hasil 51-49. Keputusan ini menjadi pencapaian besar bagi Donald Trump dalam perselisihannya yang berkepanjangan dengan lembaga tersebut.

    Seluruh anggota Senat dari Partai Demokrat menolak pencalonan Patel, didukung oleh dua senator dari Partai Republik, Susan Collins dan Lisa Murkowski, yang mengungkapkan kekhawatiran terhadap kedekatannya dengan Trump. Namun, Patel sebagai salah satu pendukung setia Trump berhasil mendapatkan jabatan tersebut.

    Kepemilikan aset digitalnya memang tidak menjadi topik utama dalam sidang penentuan jabatan barunya. Namun, beberapa analis percaya bahwa pemahaman Kash Patel terhadap dunia kripto, khususnya Bitcoin, bisa menjadi keuntungan bagi FBI dalam memberantas kejahatan siber, terutama serangan yang dilakukan oleh peretas Korea Utara terhadap platform aset digital.

    Bagi yang mengikuti perkembangan politik di era Trump, nama Patel bukanlah sosok asing. Ia merupakan seorang pengacara dan mantan pejabat keamanan nasional yang memiliki peran penting dalam perseteruan Trump dengan komunitas intelijen.

    Sebelumnya, ia juga pernah menjabat sebagai kepala staf menteri pertahanan sementara dan turut berperan dalam menghadapi investigasi terkait campur tangan Rusia dalam pemilu AS. Kini, Patel memimpin FBI, sebuah lembaga yang memiliki sejarah hubungan tegang dengan Trump.

    Catatan keuangan Patel mengungkapkan strategi investasi yang beragam. Kash Patel disebut memiliki beberapa investasi, yakni mencapai US$ 5 juta di EliteDepot, perusahaan yang bergerak di bidang mode dan produk perawatan kulit, mencapai US$ 250.000 di NVIDIA, salah satu produsen cip terkemuka di dunia, da mencapai US$ 250.000 di VK Integrated Systems, perusahaan perlengkapan taktis yang memiliki kontrak dengan sektor pertahanan.

    Kemudian, ia juga berinvestasi mencapai US$ 250.000 di Core Scientific, perusahaan yang berfokus pada penambangan Bitcoin, dan memiliki sebesar US$ 115.000 dalam Bitcoin ETF.

    Dengan latar belakang yang beragam dan strategi investasi yang luas pada bidang kripto, khususnya Bitcoin, Kash Patel kini menghadapi tugas besar dalam memimpin FBI di tengah dinamika politik yang terus berkembang.

  • OpenAI Tutup Akun Pengguna di China, Diduga Pakai AI untuk Manipulasi Opini

    OpenAI Tutup Akun Pengguna di China, Diduga Pakai AI untuk Manipulasi Opini

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI, laboratorium penelitian kecerdasan buatan, telah menutup akun pengguna dari China dan Korea Utara yang diduga memanfaatkan teknologi perusahaan untuk tujuan jahat, termasuk operasi surveilans dan manipulasi opini. 

    Dalam laporannya, Minggu (23/2/2025),  OpenAI menyebut aktivitas tersebut sebagai cara rezim otoriter memanfaatkan AI untuk melawan AS sekaligus mengontrol warga mereka sendiri. OpenAI menegaskan langkah ini diambil untuk mencegah penyalahgunaan teknologi. Sayangnya, OpenAI tidak mengungkapkan jumlah akun yang telah diblokir atau berapa lama tindakan ini berlangsung.

    Reuters melaporkan, dalam satu kasus, pengguna ChatGPT di China menggunakan teknologi ini untuk membuat artikel berita dalam bahasa Spanyol yang berisi narasi negatif tentang Amerika Serikat. Artikel-artikel tersebut kemudian dipublikasikan di berbagai media arus utama di Amerika Latin dengan bahasa Mandarin daring milik perusahaan tersebut.

    Sementara itu, di Korea Utara, menurut laporan Times of India, OpenAI menemukan akun yang membuat profil dan resume palsu menggunakan AI untuk melamar pekerjaan di perusahaan Barat. Tujuannya diduga menyusup ke industri strategis atau mencuri data sensitif. 

    Kemudian ada juga kelompok di Kamboja yang memanfaatkan ChatGPT untuk menerjemahkan dan membuat komentar massal di platform seperti X (Twitter) dan Facebook guna mendukung skema penipuan finansial. 

    OpenAI dalam jalur meluncurkan model terbaru o3 dan o3-mini. Melansir dari The Verge, OpenAI mengumumkan bahwa pengujian keamanan akan dilakukan terlebih dahulu melalui aplikasi yang diterima dari komunitas penelitian. Tanggal rilis publik model ini pun belum ditentukan.

    Model-model ini adalah bagian dari evolusi OpenAI setelah peluncuran o1 pada bulan September. Menariknya, OpenAI melewati seri o2 dan meluncurkan o3, dengan alasan untuk menghindari kebingungan merek dengan perusahaan telekomunikasi Inggris yang bernama O2.

    Model penalaran baru ini merujuk pada kemampuan mesin untuk memecah instruksi menjadi tugas-tugas lebih kecil dan menghasilkan hasil yang lebih kuat. 

    Berbeda dari model-model sebelumnya, seri o3 dan o3-mini akan memberikan penjelasan yang lebih transparan tentang bagaimana mereka menghasilkan jawaban.

    Menurut OpenAI, o3 telah melampaui rekor kinerja model-model sebelumnya. Dalam uji kode, o3 mencatatkan peningkatan sebesar 22,8% dibandingkan dengan model pendahulunya. Selain itu, model ini juga berhasil mengalahkan Kepala Ilmuwan OpenAI dalam pemrograman kompetitif. 

    Dalam kompetisi matematika tingkat tinggi, o3 hampir meraih kemenangan, hanya gagal menjawab satu pertanyaan, dan memperoleh 87,7% dalam uji masalah sains tingkat ahli.

    Terlebih lagi pada tantangan matematika dan penalaran yang umumnya membuat AI kesulitan, o3 mampu menyelesaikan 25,2% pertanyaan dan melampaui model lainnya yang hanya berhasil menyelesaikan 2%.

  • Ukraina Hancurkan Senjata Jagoan Korea Utara

    Ukraina Hancurkan Senjata Jagoan Korea Utara

    Jakarta

    Pasukan Ukraina menghancurkan senjata andalan Korea Utara untuk pertama kalinya. Resimen Nemesis ke-412 Ukraina mengatakan bahwa salah satu drone mereka telah mengenai howitzer Koksan M-1978 Korea Utara yang dikirim ke Rusia untuk membantu perang Putin.

    “Di wilayah Luhansk, pesawat tempur menyerang kendaraan artileri gerak M-1978 Korea Utara yang sangat langka dengan kaliber senjata 170 mm,” sebut pernyataan yang diunggah di Telegram.

    Postingan tersebut disertai dengan video yang memperlihatkan target militer tersebut diledakkan. Resimen tersebut mengatakan bahwa pertama kalinya senjata Koksan terlihat dalam perang Rusia dan Ukraina adalah pada bulan Oktober 2024.

    Mereka menjelaskan jarak tembak senjata dengan selongsong berdaya ledak tinggi itu bisa mencapai 43 km. Senjata itu diawaki delapan orang dengan laju tembakan dua kali dalam lima menit.

    Akan tetapi, dikutip detikINET dari Independent, meski pihak Ukraina mengidentifikasi senjata itu sebagai M-1978, beberapa ahli mengklaim senjata itu lebih mirip dengan M-1989 Koksan.

    Dengan menggunakan kemampuan pencitraan termalnya, drone Ukraina berhasil mendeteksi tanda panas artileri di tengah lanskap malam yang dingin. Saat kru Rusia bergegas mencari perlindungan, pesawat nirawak Ukraina itu sudah menjatuhkan muatannya, yang memberikan pukulan telak.

    Perkembangan ini terjadi beberapa bulan setelah muncul laporan bahwa Korea Utara telah mulai memasok howitzer beroda rantai M-1989 itu ke Rusia. Laporan intelijen menunjukkan bahwa Korea Utara telah memasok Rusia dengan sedikitnya 200 buah artileri jarak jauh.

    Hingga 12.000 tentara Korea Utara telah dikerahkan di wilayah Kursk, Rusia selatan, bersama pasukan Rusia, dalam upaya untuk mengusir pasukan Ukraina yang menguasai wilayah seluas 250 mil persegi itu. Minggu lalu, Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan Rusia mungkin mengirim lagi hingga 3.000 tentara Korea Utara lagi ke wilayah Kursk.

    (fyk/agt)