Negara: Korea Utara

  • Update Rusia-Ukraina: Zelensky ‘Menyerah’-Trump Ancam Putin

    Update Rusia-Ukraina: Zelensky ‘Menyerah’-Trump Ancam Putin

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertempuran masih terus terjadi antara Rusia dan Ukraina. Meski prospek gencatan senjata dan perdamaian mulai dampak setelah diinisiasi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Moskow dan Kyiv masih terus saling serang hingga hari ini.

    Perang besar antara Rusia dan Ukraina pecah sejak 24 Februari 2024 lalu saat Moskow melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut pihaknya berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

    Berikut sejumlah dinamika yang terjadi dalam 24 jam terakhir dalam pertempuran tersebut dikutip dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia, Senin (28/4/2025):

    1. Trump: Ukraina Bakal Beri Krimea ke Rusia

    Presiden AS Donald Trump mengatakan dia yakin Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky siap menyerahkan Krimea ke Rusia sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata. Hal ini dilontarkannya saat pembicaraan gencatan senjata memasuki apa yang disebut Washington sebagai pekan yang kritis.

    “Oh, saya kira begitu,” kata Trump kepada wartawan di Bedminster, New Jersey, ketika ditanya apakah menurutnya Zelensky siap untuk “menyerahkan” Krimea.

    Trump dan Zelensky sendiri sebelumnya sempat bertemu selama pemakaman Paus Fransiskus di Roma, Italia. Trump menambahkan bahwa selama pembicaraan mereka di Vatikan, mereka telah membahas nasib semenanjung Laut Hitam, yang dianeksasi Moskow pada tahun 2014.

    2. Trump Warning Putin

    Di saat yang sama, Trump juga meningkatkan tekanan pada Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia mengatakan presiden Rusia itu harus “berhenti menembak” dan menandatangani perjanjian untuk mengakhiri perang yang dimulai dengan invasi Moskow pada Februari 2022.

    “Saya ingin dia berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan,” kata Trump pada hari Minggu ketika ditanya apa yang diinginkannya dari Putin. “Saya yakin kita memiliki batasan kesepakatan, dan saya ingin dia menandatanganinya.”

    Gedung Putih mengatakan bahwa tanpa kemajuan yang cepat, mereka dapat meninggalkan perannya sebagai perantara. Trump mengindikasikan bahwa ia akan memberikan waktu “dua minggu” untuk proses tersebut. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga menekankan pentingnya hari-hari di pekan ini.

    “Kami sudah dekat, tetapi kami belum cukup dekat” untuk mencapai kesepakatan guna menghentikan pertempuran, kata Rubio kepada penyiar NBC. “Saya pikir ini akan menjadi minggu yang sangat kritis.”

    3. Kim Jong Un Konfirmasi Kirim Pasukan ke Rusia

    Korea Utara telah mengonfirmasi bahwa mereka mengirim pasukan ke Rusia untuk mendukung operasi guna mengusir serangan Ukraina. Pernyataan tersebut dirilis beberapa hari setelah Moskow mengakui peran pasukan negara pimpinan Kim Jong Un itu dalam pembebasan Wilayah Kursk.

    Dalam sebuah laporan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin minggu lalu, Kepala Staf Umum Valery Gerasimov memuji kontribusi yang diberikan oleh prajurit Korea Utara dalam membantu membebaskan Wilayah Kursk dari pasukan Ukraina.

    Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un secara pribadi memerintahkan militer negaranya untuk bertempur bersama pasukan Rusia “untuk memusnahkan penjajah neo-Nazi Ukraina dan membebaskan wilayah Kursk,” media pemerintah negara itu melaporkan pada hari Senin.

    “Operasi pembebasan wilayah Kursk untuk mengusir invasi berani ke Federasi Rusia oleh otoritas Ukraina telah berakhir dengan kemenangan,” Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan, mengutip pernyataan resmi oleh Komisi Militer Pusat negara itu.

    Putin pun menyampaikan rasa terima kasih pribadinya kepada Korea Utara dan Kim Jong Un. Ia menyebut juga akan siap membantu negara itu jika dibutuhkan.

    “Kami akan selalu menghormati para pahlawan Korea yang telah mengorbankan nyawa mereka demi Rusia, demi kebebasan kita bersama, atas dasar yang sama dengan saudara-saudara seperjuangan mereka di Rusia,” tambahnya.

    4. Rusia Dakwa Agen Ukraina Yang Bunuh Jenderal

    Penyidik Rusia telah mendakwa seorang pria atas tuduhan melakukan serangan bom mobil yang menewaskan seorang jenderal senior di pinggiran kota Moskow minggu lalu. Tersangka mengaku bertindak atas perintah dari dinas keamanan Ukraina.

    Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Minggu, penyidik mengumumkan bahwa Ignat Kuzin yang berusia 42 tahun menghadapi tuduhan melakukan tindakan teroris dan penanganan serta pembuatan bahan peledak secara ilegal. Juru bicara komite Svetlana Petrenko mengatakan Kuzin sepenuhnya mengakui kesalahannya dan setuju untuk mengonfirmasi kesaksiannya selama prosedur investigasi di tempat.

    Kuzin ditahan tak lama setelah ledakan yang menewaskan wakil kepala operasi Staf Umum Rusia, Letnan Jenderal Yaroslav Moskalik, pada tanggal 25 April di luar rumahnya di Balashikha. Petrenko menyatakan bahwa Kuzin telah direkrut oleh Dinas Keamanan Ukraina (SBU) pada tahun 2023. Atas keterlibatannya, Kuzin diduga dijanjikan pembayaran sebesar US$ 18.000 (Rp 302 juta).

    5. Zelensky Turunkan 100 Drone Serang Rusia

    Militer Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak besar-besaran pada malam hari terhadap Rusia. Serangan terjadi di wilayah Bryansk.

    Dalam laporan Russia Today, Pertahanan udara Rusia mencegat total 115 pesawat nirawak antara pukul 20.30 Minggu dan pukul 04.35 Senin, termasuk sepuluh di atas Krimea dan Laut Hitam, dua di atas Wilayah Kursk, dan satu di atas Wilayah Belgorod.

    Sekitar 102 pesawat nirawak ditembak jatuh di atas Wilayah Bryansk, di mana, menurut Gubernur Aleksandr Bogomaz, serangan tersebut merusak infrastruktur sipil dan menewaskan sedikitnya satu orang.

    “Rezim Kiev melakukan aksi terorisme lagi malam ini. Sayangnya, serangan Ukraina di kota Bryansk menewaskan seorang warga sipil dan melukai seorang wanita. Dia segera dibawa ke rumah sakit tempat dia menerima bantuan medis yang diperlukan,” tulis Bogomaz di Telegram.

    6. Rusia: Inggris Mau Luncurkan Senjata Kimia di Ukraina

    Kepala Badan Intelijen Luar Negeri (SVR) Rusia, Sergey Naryshkin, menyebutkan saat ini ada potensi Inggris dapat melakukan provokasi terhadap Rusia. Hal ini dikarenakan jejak London melakukan aktivitas permusuhan terhadap Moskow.

    Berbicara kepada TASS pada hari Sabtu, ia tidak mengesampingkan kemungkinan bahwa Inggris dapat menggunakan senjata kimia di Ukraina untuk menjebak Rusia sebagai pelaku.

    “Inggris dapat melakukan provokasi di wilayah negara mana pun jika Inggris tertarik,” kata pejabat itu, seraya menambahkan bahwa SVR sangat menyadari aktivitas permusuhan rahasia London yang ditujukan kepada Rusia.

    Dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis, SVR juga menuduh bahwa badan intelijen Inggris dan Prancis telah bekerja secara diam-diam untuk melemahkan upaya perdamaian Presiden AS Donald Trump dalam konflik Ukraina dan menggagalkan normalisasi antara Washington dan Moskow.

    7. McDonalds Mau Balik Lagi ke Rusia

    McDonald’s telah mengajukan sejumlah aplikasi merek dagang di Rusia yang kini sedang diperiksa oleh kantor paten Rusia, Rospatent. Langkah tersebut telah menghidupkan kembali spekulasi mengenai kemungkinan kembalinya raksasa makanan cepat saji Amerika itu ke negara tersebut.

    McDonald’s, bersama dengan Apple, Coca-Cola, Ford, Microsoft, IBM, dan merek-merek Amerika lainnya, menarik diri dari Rusia menyusul meningkatnya konflik Ukraina pada tahun 2022 dan penerapan sanksi oleh Presiden AS saat itu, Joe Biden. Namun, beberapa perusahaan memilih untuk tetap bertahan dengan mengubah merek operasi mereka di Rusia.

    McDonald’s mengajukan lebih dari 50 aplikasi merek dagang pada akhir tahun 2024, menurut data Rospatent, yang mencakup makanan dan minuman. Perusahaan tersebut juga mengirimkan surat yang mengonfirmasi bahwa daftar barang dan jasa tersebut mematuhi hukum Rusia.

    “Rospatent mulai meninjau pengajuan tersebut bulan ini, sementara pemeriksaan formal kini sedang berlangsung,” menurut laporan media Rusia.

    McDonald’s hengkang dari Rusia pada Mei 2022, menjual operasinya kepada pengusaha lokal Aleksander Govor, yang mengubah nama restorannya menjadi Vkusno i Tochka, yang secara kasar berarti “Cukup Lezat” dan kini mengoperasikan lebih dari 880 lokasi di 64 wilayah Rusia.

    Perjanjian penjualan tersebut mencakup opsi bagi McDonald’s untuk membeli kembali gerai-gerai lamanya dalam waktu 15 tahun. McDonald’s kemudian mengungkapkan bahwa hengkangnya perusahaan dari Rusia telah merugikan perusahaan sebesar US$ 1,3 miliar (Rp 21 triliun).

    (tps/tps)

  • Pertama Kalinya Korut Akui Bantu Rusia Lawan Ukraina

    Pertama Kalinya Korut Akui Bantu Rusia Lawan Ukraina

    Jakarta

    Untuk pertama kalinya Korea Utara (Korut) mengakui mengirim bantuan pasukan ke Rusia. Korut mendukung Rusia menang melawan perang dengan Ukraina.

    Dirangkum detikcom dilansir kantor berita KCNA Senin (28/4/2025) Korut melaporkan, pasukan tentaranya akan membantu Moskow merebut kembali wilayah di perbatasan Kursk yang sebelumnya berada di bawah kendali Kyiv. KCNA menyatakan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang memerintahkan pengiriman pasukan tersebut sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.

    “Atas perintah kepala negara, sub-unit angkatan bersenjata Republik Korut menganggap wilayah Rusia sebagai wilayah mereka sendiri dan membuktikan aliansi kokoh antara kedua negara,” demikian pernyataan Komisi Militer Korut yang dikutip oleh KCNA.

    KCNA juga melaporkan, kemenangan dalam pertempuran di Kursk ini akan menunjukkan “tingkat strategis tertinggi dari persahabatan militan yang kuat” antara Korea Utara dan Rusia.

    Aliansi kokoh Korut dan Rusia

    Kim Jong Un memuji pasukan tentaranya sebagai “pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air” yang bertempur demi keadilan.

    Korea Utara juga menyatakan bahwa memiliki aliansi dengan negara kuat seperti Federasi Rusia adalah suatu kehormatan.

    Diperkirakan, Korea Utara telah mengirim hampir 14.000 pasukan, termasuk sekitar 3.000 tentara tambahan untuk menggantikan yang gugur, demi bertempur bersama pasukan Rusia. Meski kekurangan kendaraan lapis baja dan pengalaman dalam perang drone, pasukan tambahan ini mampu beradaptasi dengan cepat.

    Pada hari Sabtu (26/4), Rusia mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara akan bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk. Sebelum pengakuan ini, baik Rusia maupun Korea Utara belum pernah secara terbuka mengonfirmasi atau membantah keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang.

    Zelensky Tegaskan Ukraina Belum Terusir dari Kursk

    Foto: Volodymyr Zelensky (REUTERS/Valentyn Ogirenko/File Photo Purchase Licensing Rights).

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan, pasukan Ukraina masih bertempur di wilayah Kursk dan Belgorod.

    “Militer kami masih menjalankan tugas di wilayah Kursk dan Belgorod. Kita mempertahankan posisi kita di wilayah Rusia itu,” katanya dalam pidato, Minggu (27/04) malam waktu setempat.

    Dalam pernyataan sebelumnya di hari yang sama, Zelenskyy juga mengakui bahwa situasi di banyak wilayah, termasuk Kursk, masih sangat sulit.

    Sementara pada hari Sabtu (26/04), Moskow menyatakan bahwa pasukan Kyiv telah berhasil diusir dari Desa Gornal, wilayah terakhir di perbatasan Kursk yang sebelumnya di bawah kendali Ukraina.

    Namun, beberapa jam kemudian, militer Ukraina menolak klaim Rusia tersebut sebagai “trik propaganda.”

    Trump Sebut Zelensky Siap Serahkan Krimea

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia yakin Zelenskyy siap menyerahkan Krimea dalam perundingan damai dengan Rusia.

    “Oh, saya pikir begitu,” kata Trump saat menjawab pertanyaan apakah ia yakin Zelenskyy siap “menyerahkan” wilayah yang diduduki Rusia sejak tahun 2014 itu.

    Pernyataan ini bertentangan dengan sikap resmi Zelenskyy mengenai status Krimea.

    Trump juga menyatakan, ia ingin Presiden Putin “berhenti menembak” dan menandatangani kesepakatan damai dengan Ukraina.

    “Saya ingin dia berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan,” kata Trump. “Kita sudah berada dalam batasan sebuah kesepakatan, saya yakin, dan saya ingin dia menandatanganinya,” tambahnya.

    Krimea merupakan wilayah semenanjung strategis di sepanjang Laut Hitam di bagian selatan Ukraina. Wilayah ini direbut oleh Rusia bertahun-tahun sebelum invasi skala penuh yang dimulai pada 2022 lalu.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Halaman 2 dari 2

    (whn/whn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Akui Terlibat di Perang Rusia-Ukrania, Bantu Putin Rebut Wilayah Kursk

    Korut Akui Terlibat di Perang Rusia-Ukrania, Bantu Putin Rebut Wilayah Kursk

    PIKIRAN RAKYAT – Korea Utara mengaku mengirimkan tentaranya dalam Perang Rusia Ukraina. Mereka membantu Rusia merebut wilayah Kursk yang telah diduduki pasukan Ukraina sejak Agustus tahun lalu.

    Pengiriman pasukan ini tak terlepas dari perjanjian keamanan bilateral yang disetujui kedua negara pada tahun 2024. Perjanjian ini menyebutkan bahwa kedua negara tersebut akan saling membantu dalam hal keamanan. Bila salah satu diserang, maka satu yang lainnya akan membantu.

    Komisi militer Korut menyebut bahwa kerja sana militer ini menunjukkan hubungan kedekatan dengan negara yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut. Saat ini, sebagian wilayah ini telah jatuh ke tangan Rusia.

    Sementara itu, pemimpin Korut Kim Jong Un menegaskan mengirimkan pasukan untuk membantu sekutunya tersebut tak melanggar hukum internasional. Ia pun mengutarakan akan membangun monumen untuk menghargai para tentara Korut yang turut serta di medan perang tersebut.

    Pyongyang tak menyebutkan jumlah pasukan yang diterjunkan. Namun, diprediksi mengirimkan sebanyak 14000 tentara. Jumlah ini akan ditambah 3000 tentara.

    Karena Pyongyang mengirimkan bantuan militer membantu dalam Perang Rusia Ukraina, Moskow memberikan bantuan pengembangan teknologi senjata canggih.

    Pernyataan Kremlin

    Sebelumnya, pada 26 April 2025, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov mengutarakan bahwa pasukan Korut membantu pasukan Rusia merebut Kursk. Keduanya saling bahu membahu merebut wilayah tersebut.

    Gerasimov menyebut bahwa bantuan ini berdasarkan perjanjian keamanan bilateral yang disetujui kedua negara pada tahun 2024.

    Awal Mula Perang Rusia Ukrania

    Februari 2022, Putin memutuskan untuk menginvasi Ukraina. Kedua negara ini sebenarnya telah berkonflik sejak 8 tahun lalu. Saat itu, Vladimir Putin menggunakan kekuatan militer untuk menginvasi Krimea.

    Invasi pada awal tahun 2022 ini bertujuan menggulingkan pemerintahan Ukraina yang dipimpin Volodymyr Zelenskyy. Ia bersekutu dengan pihak Barat.

    Sejumlah pengamat menilai invasi tersebut menjadi puncak kebencian terhadap pihak Barat. Sejumlah pengamat pun menilai bahwa Perang Rusia Ukraina menjadi kesalahan fatal Vladimir Putin.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korea Utara Akui Kirim Tentara ke Rusia Berperang di Ukraina, Ini Isi Perjanjian Kim Jong Un dan Putin

    Korea Utara Akui Kirim Tentara ke Rusia Berperang di Ukraina, Ini Isi Perjanjian Kim Jong Un dan Putin

    PIKIRAN RAKYAT – Korea Utara untuk pertama kalinya mengakui mengirimkan tentaranya membantu Rusia berperang melawan pasukan Ukraina.

    Pyongyang berdalih penglibatan pasukannya dilakukan menurut perjanjian kerja sama pertahanan bilateral dengan Moskow, berdasarkan media nasional Korut.

    Pasukan yang dikirimkan turut andil membebaskan wilayah Kursk menurut instruksi Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menurut laporan Korean Central News Agency (KCNA) pada Senin, 28 April 2025.

    Hubungan Korea Utara dan Rusia

    Kim Jong Un memutuskan mengizinkan militer negaranya terlibat di perang Rusia-Ukraina. Pasukan itu membuat kontribusi penting dalam menghancurkan kuasa neo-Nazi Ukraina.

    Mereka menunjukkan heroisme massal, keberanian yang tidak tertandingi serta jiwa rela berkorban, menurut laporan KCNA.

    Laporan ini mengutip pernyataan tertulis Komisi Militer Pusat Partai Pekerja Korea yang dirilis pada Minggu, 27 April 2025.

    Pernyataan itu diterbitkan usai Rusia mengkonfirmasi untuk pertama kalinya keterlibatan tentara Korea Utara dalam perang melawan Ukraina.

    Menurut Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov, Moskow berhasil merebut kembali sebagian wilayah Kursk yang sempat diduduki Ukraina dalam serangan ofensif kejutan Agustus 2024, dalam sebuah telekonferensi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu, 26 April 2025.

    Berakhirnya operasi guna membebaskan Kursk, menunjukkan tingginya tingkat strategis atas persahabatan militan yang kuat antara Korea Utara dan Rusia.

    Selain itu, mencerminkan aliansi dan hubungan bersaudara antara rakyat kedua negara, menurur komisi militer Korut.

    Isi Perjanjian Kim Jong Un dan Putin

    Perjanjian Kerja Sama Strategis Komprehensif yang ditandatangani Kim Jong Un dan Putin pada Juni 2024, mencantumkan pasal soal komitmen membantu satu sama lain jika salah satu pihak diserang.

    Pyongyang memandang aktivitas militer Korea Utara di Rusia sepenuhnya sesuai semua pasal dan semangat Piagam PBB, serta hukum-hukum internasional lain.

    “Siapapun yang berjuang demi keadilan adalah pahlawan dan duta dari kehormatan tanah air,” kata Kim Jong Un menurut KCNA.

    Menurutnya sebuah monumen guna menghormati heroisme dan keberanian para tentara Korut di Rusia itu akan segera dibina di Pyongyang.

    Ia mengisyaratkan negaranya akan menerapkan langkah-langkah memberi keutamaan penanganan dan perlakuan pada keluarga tentara pemberani yang ikut dalam perang.

    KCNA tak menyebut jumlah tentara Korea Utara yang diterjunkan membantu Rusia di Ukraina dalam laporannya.

    Pyongyang diyakini menerima bantuan teknis dari Moskow soql pengembangan alutsista, sebagai imbalan atas bantuan personel militer dalam perang di Ukraina.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Korut Bantu Rusia Lawan Ukraina, Putin Berterima Kasih ke Kim Jong Un

    Korut Bantu Rusia Lawan Ukraina, Putin Berterima Kasih ke Kim Jong Un

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin menyampaikan rasa terima kasih pribadinya kepada pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un atas peran tentara Pyongyang dalam melawan dan mengusir pasukan Ukraina dari wilayah Kursk.

    Ucapan terima kasih Putin ini, seperti dilansir Reuters, Senin (28/4/2025), dipublikasikan Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia pada Senin (28/4) waktu setempat, setelah Korut untuk pertama kalinya mengonfirmasi pengerahan pasukannya ke Rusia dalam membantu perang melawan Ukraina.

    “Teman-teman Korea kami bertindak berdasarkan rasa solidaritas, keadilan, dan persahabatan sejati. Kami sangat menghargai ini dan dengan tulus berterima kasih secara pribadi kepada Ketua Urusan Negara Kamerad Kim Jong Un, seluruh pimpinan dan rakyat DPRK,” demikian pernyataan Kremlin, menggunakan nama resmi Korut, Republik Rakyat Demokratik Korea.

    Otoritas Korut, untuk pertama kalinya, mengonfirmasi pada Senin (28/4) bahwa mereka telah mengirimkan pasukan untuk bertempur bagi Rusia dalam perang di Ukraina atas perintah Kim Jong Un. Pyongyang juga mengklaim pasukannya telah membantu Moskow merebut kembali kendali atas Kursk yang diduduki Kyiv.

    “Sub-unit angkatan bersenjata kami telah berpartisipasi dalam operasi untuk membebaskan wilayah Kursk sesuai dengan perintah kepala negara Republik Rakyat Demokratik Korea,” demikian pernyataan Komisi Militer Pusat Korut seperti dikutip kantor berita resmi Korean Central News Agency (KCNA) dan dilansir AFP.

    Pernyataan resmi Korut ini membenarkan laporan intelijen Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS) sejak lama yang menyebut Korut mengirimkan lebih dari 10.000 tentaranya ke Rusia untuk membantu pertempuran di Kursk tahun lalu.

    Menurut Komisi Militer Pusat Korut, “operasi pembebasan wilayah Kursk untuk mengusir invasi sangat berani Federasi Rusia oleh otoritas Ukraina telah berakhir dengan kemenangan”.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Beberapa hari sebelum Korut memberikan konfirmasi, Rusia terlebih dahulu mengonfirmasi partisipasi pasukan Pyongyang dalam pertempuran melawan Ukraina. Kepala Staf Rusia, Valery Gerasimov, pada Sabtu (26/4) memuji “kepahlawanan” tentara-tentara Korut, yang disebutnya “memberikan bantuan signifikan dalam mengalahkan kelompok angkatan bersenjata Ukraina”.

    Pasukan militer Ukraina melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Kursk, Rusia, pada Agustus 2024 lalu. Kyiv kemudian mengklaim pasukannya berhasil menguasai beberapa area di Kursk.

    Presiden Volodymyr Zelensky menegaskan pada Minggu (27/4) bahwa pasukan Ukraina masih terlibat pertempuran di Kursk, meskipun Rusia mengklaim telah melakukan “pembebasan” terhadap wilayah baratnya tersebut.

    ‘Lihat juga Video: Kim Jong Un Siapkan 1.500 Pasukan Korut Bantu Rusia Perang di Ukraina’

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Korut Akui Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina

    Korut Akui Kirim Pasukan untuk Bantu Rusia Melawan Ukraina

    Jakarta

    Korea Utara (Korut) untuk pertama kalinya mengakui bahwa pihaknya telah mengirim pasukan untuk mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina.

    Kantor berita KCNA pada hari Senin (28/04) melaporkan, pasukan tentaranya akan membantu Moskow merebut kembali wilayah di perbatasan Kursk yang sebelumnya berada di bawah kendali Kyiv.

    KCNA menyatakan, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un yang memerintahkan pengiriman pasukan tersebut sebagai bagian dari perjanjian pertahanan bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin tahun lalu.

    “Atas perintah kepala negara, sub-unit angkatan bersenjata Republik Korut menganggap wilayah Rusia sebagai wilayah mereka sendiri dan membuktikan aliansi kokoh antara kedua negara,” demikian pernyataan Komisi Militer Korut yang dikutip oleh KCNA.

    KCNA juga melaporkan, kemenangan dalam pertempuran di Kursk ini akan menunjukkan “tingkat strategis tertinggi dari persahabatan militan yang kuat” antara Korea Utara dan Rusia.

    Aliansi kokoh Korut dan Rusia

    Kim Jong Un memuji pasukan tentaranya sebagai “pahlawan dan perwakilan kehormatan tanah air” yang bertempur demi keadilan.

    Korea Utara juga menyatakan bahwa memiliki aliansi dengan negara kuat seperti Federasi Rusia adalah suatu kehormatan.

    Pada hari Sabtu (26/04), Rusia mengonfirmasi bahwa tentara Korea Utara akan bertempur bersama pasukan Rusia di Kursk. Sebelum pengakuan ini, baik Rusia maupun Korea Utara belum pernah secara terbuka mengonfirmasi atau membantah keberadaan pasukan Korea Utara di medan perang.

    Zelenskyy tegaskan Ukraina belum terusir dari Kursk

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan, pasukan Ukraina masih bertempur di wilayah Kursk dan Belgorod.

    “Militer kami masih menjalankan tugas di wilayah Kursk dan Belgorod. Kita mempertahankan posisi kita di wilayah Rusia itu,” katanya dalam pidato, Minggu (27/04) malam waktu setempat.

    Dalam pernyataan sebelumnya di hari yang sama, Zelenskyy juga mengakui bahwa situasi di banyak wilayah, termasuk Kursk, masih sangat sulit.

    Sementara pada hari Sabtu (26/04), Moskow menyatakan bahwa pasukan Kyiv telah berhasil diusir dari Desa Gornal, wilayah terakhir di perbatasan Kursk yang sebelumnya di bawah kendali Ukraina.

    Namun, beberapa jam kemudian, militer Ukraina menolak klaim Rusia tersebut sebagai “trik propaganda.”

    Trump sebut Zelenskyy siap serahkan Krimea

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, ia yakin Zelenskyy siap menyerahkan Krimea dalam perundingan damai dengan Rusia.

    “Oh, saya pikir begitu,” kata Trump saat menjawab pertanyaan apakah ia yakin Zelenskyy siap “menyerahkan” wilayah yang diduduki Rusia sejak tahun 2014 itu.

    Pernyataan ini bertentangan dengan sikap resmi Zelenskyy mengenai status Krimea.

    Trump juga menyatakan, ia ingin Presiden Putin “berhenti menembak” dan menandatangani kesepakatan damai dengan Ukraina.

    “Saya ingin dia berhenti menembak, duduk, dan menandatangani kesepakatan,” kata Trump. “Kita sudah berada dalam batasan sebuah kesepakatan, saya yakin, dan saya ingin dia menandatanganinya,” tambahnya.

    Krimea merupakan wilayah semenanjung strategis di sepanjang Laut Hitam di bagian selatan Ukraina. Wilayah ini direbut oleh Rusia bertahun-tahun sebelum invasi skala penuh yang dimulai pada 2022 lalu.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Hani Anggraini

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tergabung di Pot Ketiga, Timnas Indonesia U-17 Buka Potensi Bertemu Negara Kuat di Babak Grup

    Tergabung di Pot Ketiga, Timnas Indonesia U-17 Buka Potensi Bertemu Negara Kuat di Babak Grup

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Timnas Indonesia U-17 menjadi satu-satunya perwakilan Asia Tenggara (ASEAN) di ajang Piala Dunia U-17 2025.

    Berlaga di ajang ini, Timnas Indonesia U-17 masuk dalam pot 3 babak grup Piala Dunia U-17 2025 yang akan dilaksanakan di Qatar.

    Selain Indonesia, masih ada 11 tim lainnya yang akan tergabung di pot ketiga ini.

    Sebanyak 11 tim yang dimaksud tersebut adalah Kosta Rica, Tajikistan, Panama, Korea Utara, Pantai Gading, Tunisia, Kaledonia, Kanada, Afrika Selatan, Austria dan Haiti.

    Adapun untuk penentuan Pot di ajang Piala Dunia U-17 2025 ini berdasarkan hasil di ajang sebelumnya.

    Mulai dari penampilan di turnamen sebelumnya, representasi Benua, dan negara tuan rumah.

    Nantinya, proses pengundian atau drawing pembagian grup akan mengambil satu tim dari setiap pot untuk membentuk grup.

    Tergabung di Pot ketiga tentunya membuka potensi Skuad Garuda Muda untuk berada satu grup dengan negara kuat lainnya.

    Hal ini mengingat untuk Pot satu dan dua tentunya bakal diisi dengan negara kuat dari berbagai negara.

    Piala Dunia U-17 2025 sendiri akan digelar di Qatar pada 3 hingga 27 November 2024. 

    Adapun untuk 48 negara yang akan berlaga di ajang ini semua berasal dari enam konferensi sepakbola.

    Di ajang Piala Asia U-17 2025, Timnas Indonesia U-17 sukses lolos ke babak perempatfinal. 

    Diketahui 8 tim yang lolos ke perempatfinal dipastikan mentas di ajang Piala Dunia U-17 2025. Sebab, Asia mendapat total 8 slot di ajang Piala Dunia U-17 2025.

    Adapun untuk tujuh negara Asia lainnya yang akan berpartisipasi diantaranya, Korea Selatan, Uni Emirat Arab (UEA), Uzbekistan, Arab Saudi, Jepang, Korea Utara, dan Tajikistan.

  • Zelensky Tepis Klaim Rusia: Moskow Jago Propaganda, Pasukan Ukraina Masih Bertempur di Kursk  – Halaman all

    Zelensky Tepis Klaim Rusia: Moskow Jago Propaganda, Pasukan Ukraina Masih Bertempur di Kursk  – Halaman all

    Zelensky Tepis Klaim Rusia, Pasukan Ukraina Masih Ada dan Bertempur di Kursk 

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Minggu (27/4/2025) mengatakan tentara Ukraina masih bertempur di Kursk Rusia.

    Pernyataan Zelensky ini menepis klaim Rusia yang sehari sebelumnya mengklaim kalau Moskow sudah melakukan “pembebasan penuh” wilayah barat wilayah tersebut.

    “Militer kami terus secara aktif mempertahankan wilayah yang ditentukan di wilayah Kursk dan Belgorod,” kata Zelensky di Telegram, Minggu.

    Pun begitu, Zelensky mengakui kalau situasi sulit memang dihadapi Pasukan Ukraina di banyak wilayah, termasuk Kursk.

    Rusia mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah merebut Gornal, pemukiman terakhir yang berada di bawah kendali Ukraina di wilayah perbatasan Kursk, tempat Kiev melancarkan serangan mendadak pada bulan Agustus 2024.

    Namun beberapa jam kemudian, militer Ukraina membantah kalau pasukannya telah dipaksa keluar, dan menyebut klaim Rusia sebagai “trik propaganda.”

    “Situasi di garis depan dan aktivitas nyata tentara Rusia membuktikan bahwa tekanan saat ini terhadap Rusia untuk mengakhiri perang ini tidak cukup,” kata Zelensky.

    Dia juga menyerukan peningkatan tekanan terhadap Rusia untuk menciptakan lebih banyak peluang bagi “diplomasi nyata.”

    KURSK DIREBUT – Tangkapan layar dari video akun YouTube Shanghai Eye memperlihatkan situasi di Kota Sudzha, Kursk, Rusia. Pasukan Ukraina di sana dikabarkan terkepung. (Tangkapan layar YouTube Shanghai Eye)

    Pertemuan Trump dan Zelensky di Pemakaman Paus

    Komentarnya muncul sehari setelah Zelensky bertemu Presiden AS Donald Trump di sela-sela pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan untuk membahas kemungkinan gencatan senjata.

    Setelah pembicaraan singkat mereka di Basilika Santo Petrus, Trump meragukan apakah Presiden Rusia Vladimir Putin ingin perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun ini berakhir.

    Zelensky kemudian menggambarkan pertukaran tersebut sebagai “pertemuan yang sangat simbolis yang berpotensi menjadi bersejarah.”

    Kiev berharap dapat menggunakan tanah di wilayah Kursk sebagai alat tawar-menawar dalam perundingan perdamaian di masa mendatang dengan Rusia, yang telah merebut wilayah Ukraina timur dan selatan sejak melancarkan serangannya pada Februari 2022.

    Kepala Staf Rusia Valery Gerasimov secara khusus memuji “kepahlawanan” tentara Korea Utara yang bertempur dalam kampanye Kursk, mengakui partisipasi mereka dalam konflik tersebut untuk pertama kalinya.

    Beberapa blogger militer Rusia yang memantau konflik tersebut dengan cermat mengatakan pertempuran masih berlangsung di sekitar hutan di perbatasan antara Rusia dan Ukraina.

    Seorang komandan tentara Rusia setempat di Kursk juga mengatakan tentara masih melakukan operasi di wilayah tersebut, menurut siaran TV pemerintah yang ditayangkan pada hari Minggu.

  • Lee Jae-myung Jadi Kandidat Kuat Presiden Korsel usai Menang Pemilihan Pendahuluan Partai DPK – Halaman all

    Lee Jae-myung Jadi Kandidat Kuat Presiden Korsel usai Menang Pemilihan Pendahuluan Partai DPK – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Partai Demokrat Korea (DPK), partai oposisi utama Korea Selatan, menetapkan mantan pemimpin partai mereka, Lee Jae-myung, sebagai calon presiden untuk pemilihan mendadak yang dijadwalkan pada 3 Juni 2025 mendatang.

    Dikutip dari Associated Press, keputusan ini diambil setelah menempuh jajak pendapat dalam internal partai yang berlangsung selama berminggu-minggu.

    Di lain pihak Partai Kekuatan Rakyat (PPP) sebagai incumbent yang mengusung Presiden Yoon Suk Yeol yang beberapa waktu lalu dimakzulkan akan mengumumkan calonnya pada 3 Mei 2025 mendatang.

    “Dari titik ini, Lee Jae-myung bukan hanya calon Partai Demokrat, tetapi juga calon seluruh rakyat yang mendambakan berakhirnya krisis, kebangkitan persatuan, dan kebahagiaan,” ujar Lee pada hari Minggu (27/4/2025) dalam pidato penerimaan nominasinya usai memenangkan pencalonan partai.

    Lee berjanji memperkuat pertahanan Korea Selatan, menjadikan negara itu sebagai pemimpin industri berteknologi tinggi, kekuatan budaya, dan demokrasi teladan.

    Pada 2024, ia memimpin Partai Demokrat meraih kemenangan telak dalam pemilu legislatif dan diprediksi mudah memenangkan pemilihan internal partai setelah mengalahkan dua kandidat lain di wilayah pemilihan.

    Sosok pria berusia 61 tahun ini sebelumnya kalah tipis dalam pilpres Korea Selatan 2022 dari Yoon Suk Yeol dari partai PPP.

    Dalam pidato terpisah, Lee menyamakan tindakan Yoon mengumumkan hukum militer pada 3 Desember lalu dengan penyalahgunaan kekuasaan era otoriter, berjanji membawa negara keluar dari krisis politik dan ekonomi, termasuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara.

    Lee termasuk anggota parlemen yang bergerak cepat ke Gedung Majelis Nasional saat dekrit militer Yoon diumumkan, memastikan parlemen menolak perintah militer tersebut.

    Tahun lalu, ia selamat dari serangan pisau di Kota Busan saat mengunjungi lokasi bandara baru yang direncanakan.

    Meski karier politiknya penuh kontroversi, Lee tetap menjadi figur sentral partainya. 

    Awal 2025, pengadilan banding membatalkan vonis bersalahnya atas pelanggaran hukum pemilu, meski Mahkamah Agung masih mengadili kasus tersebut untuk putusan final.

    Ia juga menghadapi persidangan atas tuduhan suap dan skandal pengembangan properti senilai $1 miliar.

    Sebelum memimpin Partai Demokrat, Lee pernah menjabat Walikota Seongnam dan Gubernur Provinsi Gyeonggi, wilayah terpadat di Korea Selatan.

    Jadwal Pilpres Korsel 2025

    Seperti yang diwartakan sebelumnya, Pilpres Korea Selatan resmi dijadwalkan pada 3 Juni 2025, menyusul keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menggulingkan Presiden Yoon Suk Yeol akibat kontroversi penerapan status darurat militer pada Desember 2024.

    Penetapan tanggal ini diumumkan pada 8 April 2025 lalu setelah pemerintah menggelar diskusi intensif selama empat hari dengan Komisi Pemilihan Umum Nasional dan lembaga terkait.

    Berbeda dengan pilpres biasa yang memberikan masa transisi dua bulan bagi presiden terpilih, kali ini pemenang pemilu akan dilantik langsung keesokan harinya.

    LEE JAE-MYUNG – Kandidat presiden Korea Selatan Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berkuasa berpose untuk foto sebelum debat televisi di studio KBS di Seoul pada 2 Maret 2022. Pada hari Minggu (27/4/2025) Lee Jae-myung terpilih kembali menjadi calon presiden dari Partai Demokrat dalam pemilihan mendadak yang dijadwalkan pada 3 Juni 2025 mendatang. Foto arsip Tribunnews.com, 8 Maret 2022

    Copy right: JUNG YEON-JE / POOL / AFP

    Dikutip dari Al Jazeera, “Presiden baru akan menjabat segera setelah pemilu selesai tanpa perlu membentuk pemerintahan transisi,” demikian pernyataan resmi yang menegaskan percepatan proses ini.

    Perdana Menteri7 Han Duck-soo menekankan pentingnya persiapan matang untuk memastikan pemilu berjalan adil, transparan, dan berintegritas.

    Ia memerintahkan kementerian dan lembaga terkait untuk fokus menyelesaikan isu krusial seperti keselamatan publik dan dampak perang dagang AS dalam sisa waktu dua bulan sebelum pemungutan suara.

    Han juga menyoroti bahwa periode ini menjadi momentum kritis untuk memulihkan kepercayaan rakyat melalui penyelenggaraan pemilu yang kredibel.

    “Dua bulan ke depan akan menentukan stabilitas politik dan ekonomi Korsel,” tegasnya.

    Pelaksanaan Pilpres 2025 ini menandai kali pertama dalam sejarah modern Korsel di mana presiden terpilih akan langsung dilantik tanpa jeda, menggantikan sistem transisi yang sebelumnya berlaku.

    Langkah ini diambil untuk mempercepat respons terhadap krisis politik pasca-pemakzulan Yoon Suk Yeol .

    (Tribunnews.com/Bobby)

  • Gila-gilaan Kim Jong Un Pamer Kapal Perusak Baru Gertak AS-Korsel, Senjata Anti Udara dan Laut – Halaman all

    Gila-gilaan Kim Jong Un Pamer Kapal Perusak Baru Gertak AS-Korsel, Senjata Anti Udara dan Laut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un telah meluncurkan kapal perusak angkatan laut baru.

    Ia mengklaimnya sebagai kemajuan signifikan terhadap tujuannya untuk memperluas jangkauan operasional dan kemampuan serangan pendahuluan militer bersenjata nuklirnya.

    Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah Korea Utara mengatakan bahwa Kim menghadiri upacara peluncuran kapal perang seberat 5.000 ton pada hari Jumat (25/4/2205) di pelabuhan barat Nampo, dikutip dari IrishExaminer.

    Kim membingkai peningkatan persenjataan tersebut sebagai respons terhadap ancaman yang dirasakan dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Asia, yang telah memperluas latihan militer gabungan di tengah meningkatnya ketegangan mengenai program nuklir Korea Utara.

    Ia menambahkan,  perolehan kapal selam bertenaga nuklir akan menjadi langkah besar berikutnya dalam memperkuat angkatan lautnya.

    Kapal perusak “serbaguna” baru, yang disebut-sebut oleh media pemerintah sebagai yang pertama dalam kelas baru kapal perang bersenjata lengkap, dirancang untuk menangani berbagai sistem persenjataan.

    Termasuk senjata anti-udara dan anti-laut, serta rudal balistik dan jelajah berkemampuan nuklir.

    Ia mengatakan kapal perusak itu akan diserahkan kepada angkatan laut awal tahun depan dan mulai bertugas aktif.

    Kritik AS dan Korsel

    Ia mengkritik upaya AS dan Korea Selatan baru-baru ini untuk memperluas latihan militer bersama dan memperbarui strategi pencegahan nuklir mereka, dengan menggambarkannya sebagai persiapan untuk perang. 

    Kim juga berjanji untuk “menanggapi dengan tegas krisis geopolitik ini dan perkembangan yang sedang berlangsung,” menurut pidatonya yang disiarkan oleh KCNA.

    Militer Korea Selatan tidak segera mengomentari klaim Korea Utara tentang kapal perang barunya, yang menyusul pengungkapannya pada bulan Maret tentang kapal selam bertenaga nuklir yang diduga sedang dibangun.

    Beberapa ahli mempertanyakan apakah negara yang miskin dan sebagian besar terisolasi ini dapat mengembangkan kemampuan canggih seperti itu tanpa bantuan asing.

    Kapal selam bertenaga nuklir termasuk di antara daftar senjata canggih yang dijanjikan Kim untuk dikembangkan pada konferensi politik besar tahun 2021, dengan alasan meningkatnya ancaman yang dipimpin AS.

    Daftar keinginannya juga mencakup rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat, senjata hipersonik, satelit mata-mata, dan rudal multi-hulu ledak.

    Sejak itu, Korea Utara telah melakukan serangkaian uji coba yang bertujuan untuk memperoleh kemampuan ini.

    Ketegangan regional meningkat karena Kim terus memamerkan kemampuan nuklir militernya dan bersekutu dengan Rusia mengenai perang Presiden Vladimir Putin di Ukraina.

    Presiden AS Donald Trump mengatakan dia akan menghubungi Kim lagi untuk menghidupkan kembali diplomasi, tetapi Korea Utara belum menanggapi tawaran tersebut.

    Meskipun kedua pemimpin bertemu tiga kali selama masa jabatan pertama Trump, negosiasi gagal karena ketidaksepakatan mengenai pelonggaran sanksi yang dipimpin AS sebagai imbalan atas langkah-langkah menuju denuklirisasi Korea Utara.

    Fokus kebijakan luar negeri Kim sejak itu beralih ke Rusia, yang telah ia berikan senjata dan personel militer untuk mendukung peperangannya di Ukraina.

    Pejabat Korea Selatan khawatir bahwa, sebagai imbalannya, Pyongyang dapat menerima bantuan ekonomi dan teknologi militer canggih untuk lebih mengembangkan program persenjataannya.

    (*)