Negara: Korea Utara

  • Putin Semobil Bareng Kim Jong Un di China, Naik Limosin Mewah Ini

    Putin Semobil Bareng Kim Jong Un di China, Naik Limosin Mewah Ini

    Jakarta

    Vladimir Putin dan Kim Jong Un sempat semobil saat di China. Keduanya terlihat naik limosin mewah buatan Rusia bernama Aurus Senat.

    Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan Petinggi Korea Utara Kim Jong Un usai menghadiri parade militer di China. Disela-sela pertemuan itu, keduanya sempat berada dalam satu mobil. Dalam video yang beredar di media sosial, baik Putin maupun Kim Jong Un saling mempersilakan untuk naik mobil lebih dahulu.

    Pada akhirnya Putin masuk ke mobil lebih dulu dari pintu kanan belakang. Kim Jong Un menyusul setelahnya, naik dari pintu belakang kiri. Terlihat mobil yang ditumpangi itu adalah Aurus Senat. Sebagaimana terlihat jelas emblem di bagian tengah bertuliskan ‘Aurus’ dan di sisi kanan bodi belakang mobil ada tulisan ‘Senat’.

    Bagi yang belum tahu, Aurus Senat merupakan mobil kepresidenan Rusia. Mobil ini kerap menemani Putin saat berdinas di dalam negeri ataupun di luar negeri. Kim Jong Un pun tampaknya sudah tak asing lagi dengan limosin mewah Rusia. Sebab, Kim Jong Un memiliki satu unit Aurus Senat hadiah dari Putin pada tahun 2024.

    Aurus, yang berkantor pusat di Moskow, telah memasok limosin lapis baja kepada Putin sejak 2018. Senat Aurus adalah proyek prestise bagi Kremlin, di tengah upaya untuk mengurangi ketergantungan impor barang produksi dan teknologi pada Barat setelah Rusia dikenai sanksi pada tahun 2014.

    Aurus Senat merupakan mobil yang digarap Rusia terinspirasi dari produsen mobil mewah asal Inggris Rolls-Royce. Bisa dilihat dari fascia depannya sangat identik dengan Rolls-Royce.

    Spesifikasi Aurus Senat

    Mobil ini juga biasa dijuluki ‘benteng berjalan’ berkat bobotnya yang diperkirakan mencapai tujuh ton dan panjang hampir tujuh meter. Beberapa fitur ‘benteng berjalan’ untuk melindungi Putin di antaranya dapat menahan ledakan, tembakan, dan serangan gas kimia. Senat Aurus juga dibekali komunikasi canggih, yang menjadikannya pusat komando di dalam mobil.

    Di balik bonetnya, Aurus Senat mengusung mesin 4.4 liter V8 twin-turbo hybrid yang dikembangkan bekerja sama dengan Porsche, menghasilkan 590 HP dan torsi 649 lb-ft (880 Nm) yang disalurkan ke seluruh rodanya.

    Mesin itu dipasangkan dengan transmisi otomatis sembilan percepatan. Berkat mesin itu, akselerasi 0-100 km/jam bisa ditempuh dalam waktu 6 detik dan puncak kecepatan mencapai 250 km/jam.

    Adapun soal fitur, dipercaya mobil ini dapat menahan ledakan, tembakan, dan serangan gas kimia. Aurus Senat juga dibekali komunikasi canggih, yang menjadikannya pusat komando di dalam mobil.

    Akses keluar masuk juga lebih mudah karena ukuran pintu yang besar. Aurus Senat itu juga disebut memiliki pintu darurat di bagian belakang dan bisa digunakan penumpang keluar saat situasi genting.

    (dry/din)

  • Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un sedang berkonspirasi melawan AS. Kremlin langsung memberikan respons dengan membantah tuduhan Trump itu.

    Tuduhan itu, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (4/9/2025), disampaikan Trump saat ketiga pemimpin itu bertemu di China dalam rangka menghadiri parade militer besar-besaran memperingati 80 tahun kemenangan Beijing atas Jepang dalam Perang Dunia II.

    Sekitar 26 kepala negara, termasuk Putin dan Kim Jong Un, diundang untuk menyaksikan langsung parade militer tersebut. China tidak menyampaikan undangan serupa kepada Trump, terutama setelah ketegangan antara Beijing dan Washington meningkat beberapa waktu terakhir terkait tarif.

    “Tolong (Presiden Xi) sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social pada Rabu (3/9).

    Trump, dalam pernyataannya, menekankan peran AS dalam mendukung China selama Perang Dunia II melawan invasi Jepang. Dia menyesalkan Xi tidak menyebut besarnya dukungan dan peran AS dalam membantu China meraih kemenangan.

    “Pernyataan besar yang harus dijawab adalah apakah Presiden Xi dari China akan menyebutkan besarnya dukungan dan ‘darah’ yang diberikan Amerika Serikat kepada China untuk membantu negara itu mengamankan KEBEBASAN dari penjajah asing yang sangat tidak bersahabat,” sebut Trump.

    “Banyak warga Amerika gugur dalam perjuangan China meraih Kemenangan dan Kejayaan. Saya berharap mereka dihormati dan dikenang atas keberanian dan pengorbanan mereka!” ucapnya.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat China yang luar biasa merayakan hari kemenangan yang agung dan abadi,” harap Trump dalam pernyataannya.

    Kremlin Bantah Tuduhan Trump Soal Konspirasi Melawan AS

    Kremlin atau kantor kepresidenan Rusia merespons tuduhan Trump dengan bantahan. Ditegaskan oleh Kremlin bahwa Putin tidak berkonspirasi dengan Xi dan Kim Jong Un untuk melawan AS.

    Kremlin bahkan mengisyaratkan bahwa Trump mungkin hanya bermaksud menyindir.

    Korut telah berulang kali mendukung Rusia dalam perang melawan Ukraina dengan mengirikan pasukan dan peralatan militer. Sedangkan China memasok peralatan militer dan membeli produk-produk Rusia saat negara itu terisolasi akibat invasinya ke Kyiv.

    Saat ditanya soal tuduhan Trump soal konspirasi melawan AS, penasihat kebijakan luar negeri Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan bahwa Trump mungkin sedang menyindir dengan kritikan terhadap Rusia, China dan Korut.

    “Saya ingin mengatakan bahwa tidak ada yang berkonspirasi, tidak ada yang merencanakan apa pun, tidak ada konspirasi,” tegas Ushakov dalam pernyataannya.

    “Tidak seorang pun memiliki pemikiran seperti itu — tidak satu pun dari ketiga pemimpin ini yang memiliki pemikiran seperti itu,” sebutnya.

    “Saya bisa mengatakan bahwa semua orang memahami peran yang dimainkan oleh Amerika Serikat, pemerintahan Presiden Trump saat ini, dan Presiden Trump secara pribadi dalam situasi internasional saat ini,” kata Ushakov.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Trump Tuduh Rusia-China-Korut Berkonspirasi Lawan AS, Kremlin Bilang Begini

    Xi Jinping dan Putin Kepergok Bahas Hidup Abadi

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin terdengar mendiskusikan transplantasi organ sebagai upaya untuk memperpanjang usia hingga ratusan tahun di sela-sela parade militer di Beijing. Putin bahkan mengisyaratkan kehidupan abadi dapat dicapai berkat inovasi bioteknologi, menurut terjemahan pernyataan yang tertangkap mikrofon.

    Momen itu tertangkap dalam livestream Victory Day Parade yang berlangsung di Beijing, China pekan ini, saat kedua pemimpin dunia tersebut dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berjalan bersama melalui Lapangan Tiananmen.

    Audio percakapan tentang umur panjang tersebut berlangsung kurang dari satu menit, dan kadang-kadang terputus. Rekamannya terdengar lebih jelas saat penerjemah Xi menyampaikan komentarnya dalam bahasa Rusia.

    “Di masa lalu, jarang ada orang yang berusia lebih dari 70 tahun, tapi sekarang mereka mengatakan bahwa pada usia 70 tahun seseorang masih seperti anak-anak,” kata penerjemah Xi, seperti dikutip dari BBC, Kamis (4/9/2025).

    Xi agak melebih-lebihkan, karena angka harapan hidup di China secara keseluruhan adalah 77,6 tahun, sedangkan di Rusia hanya 70 tahun yang justru di bawah rata-rata global sebesar 71,4 tahun.

    Putin merespons komentar Xi namun tidak terdengar jelas. Penerjemahnya kemudian menyampaikan ucapan Putin dalam bahasa Mandarin yang membicarakan bioteknologi dan transplantasi organ.

    “Dengan pengembangan bioteknologi, organ tubuh manusia dapat terus ditransplantasi dan orang-orang dapat hidup semakin muda, bahkan mencapai keabadian,” ujar penerjemah Putin.

    Penerjemah Xi kemudian menanggapi dengan klaim bahwa orang-orang mungkin dapat hidup hingga usia 150 tahun pada akhir abad ini.

    Xi dan Putin saat ini sudah berusia 72 tahun dan keduanya belum menyatakan niat untuk mundur sebagai presiden atau memikirkan penerusnya. Xi dan Putin sudah memimpin negaranya masing-masing selama 13 tahun dan 25 tahun.

    Putin mengonfirmasi pembicaraan tersebut dalam konferensi pers dengan media Rusia setelah kunjungannya di China berakhir. Ia mengatakan perkembangan medis modern, termasuk operasi transplantasi organ, diharapkan dapat meningkatkan usia harapan hidup secara signifikan.

    “Ini akan memiliki konsekuensi sosial, politik, dan ekonomi. Tentu saja kita harus berpikir tentang hal ini,” kata Putin.

    Prediksi tentang kemungkinan manusia dapat hidup abadi bukan sesuatu yang baru. Ilmuwan komputer dan futuris Ray Kurzweil mengatakan manusia hanya perlu bertahan hingga tahun 2030 untuk mendapatkan kesempatan hidup abadi.

    Namun visi Kurzweil sedikit berbeda dengan Putin yang mengandalkan transplantasi organ untuk dapat hidup abadi. Kurzweil mengatakan manusia masa depan dapat hidup lebih lama berkat nanobot yang mengalir di darah untuk melakukan perbaikan dan menghubungkan otak manusia ke cloud.

    (vmp/vmp)

  • Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Jakarta

    Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin kedapatan bicara tentang transplantasi organ sebagai cara memperpanjang hidup. Obrolan itu tertangkap di sela-sela acara parade militer di Beijing, China.

    Dilansir BBC, Kamis (4/9/2025), Putin menyatakan bahwa transplantasi organ itu bisa memperpanjang usia seseorang. Putin mengatakan kehidupan abadi saat ini bisa dicapai berkat inovasi dalam bioteknologi.

    Momen tidak terduga ini terekam dalam siaran langsung yang disiarkan oleh TV pemerintah China saat Xi Jinping, Putin, dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan bersama di Lapangan Tiananmen yang bersejarah di China.

    Berikut percakapan yang terekam kamera:

    Xi: Sekarang, 70 tahun

    Penerjemah Mandarin: Organ manusia dapat ditransplantasikan berulang kali, agar seseorang bisa semakin muda meskipun usianya bertambah, dan bahkan mungkin bisa menunda usia tua tanpa batas.

    Xi: Diramalkan bahwa di abad ini, kita mungkin bisa hidup hingga usia 150 tahun.

    Lihat juga Video ‘Putin Disambut Hangat Xi Jinping dalam Pertemuan di China’:

    (zap/imk)

  • Kremlin Tepis Konspirasi Pemimpin Rusia-China-Korea Utara Melawan Amerika Serikat

    Kremlin Tepis Konspirasi Pemimpin Rusia-China-Korea Utara Melawan Amerika Serikat

    JAKARTA – Ajudan Kremlin Yury Ushakov menepis adanya konspirasi yang dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Tiongkok Xi Jinping dan Kim Jong-un dari Korea Utara untuk melawan Amerika Serikat.

    Itu disampaikan Ushakov mengomentari unggahan Presiden AS Donald Trump saat ketiga pemimpin tersebut hadir dalam parade militer menandai 80 tahun “Victory Day” di Beijing, China pada Hari Rabu.

    “Saya ingin mengatakan, tidak ada yang bermaksud berkonspirasi (melawan Amerika Serikat),” jelas Ushakov kepada reporter VGTRK Pavel Zarubin, melansir TASS 3 September.

    “Lebih lanjut, saya dapat mengatakan semua orang memahami peran Amerika Serikat, Pemerintahan Trump, dan Presiden Trump secara pribadi dalam narasi global saat ini,” jelas Ajudan Kremlin.

    Presiden Xi menggelar perayaan 80 tahun Victory Day yang diisi dengan parade militer di Tiananmen Square hingga gala resepsi di Great Hall of the People dengan dihadiri 26 kepala negara atau kepala pemerintahan, kepala badan internasional dan undang, termasuk Presiden Putin dan Pemimpin Kim.

    “Semoga Presiden Xi dan rakyat Tiongkok yang luar biasa merayakan hari yang luar biasa dan abadi. Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan (pemimpin Korea Utara) Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” ujar Presiden Trump dalam unggahan di Truth Social, seperti mengutip Reuters.

  • Video: Trump Sindir Xi Jinping – Aplikator Bicara Mitra Driver Temui G

    Video: Trump Sindir Xi Jinping – Aplikator Bicara Mitra Driver Temui G

    Jakarta, CNBC Indonesia –Ketegangan internasional kembali memanas. Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyindir keras Presiden China Xi Jinping usai tampil bersama Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, dalam Parade Militer akbar di Beijing, yang juga dihadiri oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

    Sementara itu, pertemuan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dengan sejumlah driver ojek online akhir pekan lalu terus jadi perbincangan warganet. Salah satu yang dipertanyakan adalah siapa sosok pengemudi yang hadir dalam forum tersebut.

    Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Rabu (03/09/2025).

  • Xi Jinping-Putin Kepergok Ngobrol soal Hidup Lama Lewat Transplan Organ

    Xi Jinping Unjuk Kekuatan di Parade Militer Bersama Putin-Kim

    Jakarta

    Dalam parade militer besar-besaran di Beijing pada hari Rabu (06/09, diapit oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dari Rusia dan Kim Jong Un dari Korea Utara. Presiden Cina Xi Jinping memperingatkan dunia bahwa dunia sedang menghadapi pilihan antara “perdamaian atau perang”.

    Acara yang memperingati 80 tahun kekalahan Jepang pada akhir Perang Dunia II ini sebagian besar dijauhi oleh para pemimpin Barat, karena perang Ukraina dan ambisi nuklir Kim yang hadir sebagai tamu kehormatan.

    Dirancang untuk memproyeksikan kekuatan militer dan pengaruh diplomatik Cina, parade ini juga hadir di saat perang tarif Presiden AS Donald Trump dan kebijakan fluktuatif yang membebani hubungan baik dengan sekutu maupun saingan. “Saat ini, umat manusia dihadapkan pada pilihan damai atau perang, dialog atau konfrontasi, sama-sama menguntungkan atau sama-sama menguntungkan,” ujar Xi kepada lebih dari 50.000 penonton di Lapangan Tiananmen, seraya menambahkan bahwa Cina “berdiri teguh di sisi sejarah yang benar”.

    Menumpang sebuah limusin beratap terbuka, Xi kemudian memeriksa pasukan dan peralatan militer mutakhir seperti rudal hipersonik, drone bawah air, dan ‘robot serigala’ yang dipersenjatai.

    Helikopter yang membawa spanduk besar dan jet tempur terbang dalam formasi selama pertunjukan selama 70 menit yang berpuncak pada pelepasan 80.000 burung ‘perdamaian’.

    Mengenakan setelan tunik dengan gaya yang dikenakan oleh mantan pemimpin Mao Zedong, Xi sebelumnya menyapa lebih dari 25 pemimpin di karpet merah, termasuk Prabowo Subianto dari Indonesia yang tampil mengejutkan meskipun aksi protes meluas di dalam negeri.

    Duduk di antara Putin dan Kim, Xi berulang kali terlibat dalam percakapan dengan kedua pemimpin tersebut sementara ribuan pasukan berlalu lalang di hadapan mereka. Ini menandai pertama kalinya ketiganya tampil bersama di depan umum.

    Dalam sebuah unggahan yang ditujukan kepada Xi di Truth Social saat parade dimulai, Trump menyoroti peran AS dalam membantu Cina mempertahankan kemerdekaannya dari Jepang selama Perang Dunia Kedua.

    “Sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, karena kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tambah Trump.

    Kremlin menjawab Putin tidak berkonspirasi melawan Amerika Serikat dan mengisyaratkan bahwa Trump sedang bersikap ironis dalam pernyataannya.

    Visi global Cina

    Xi telah menggambarkan Perang Dunia Kedua sebagai titik balik utama dalam “peremajaan besar bangsa Cina”, di mana ia berhasil mengatasi penghinaan akibat invasi Jepang dan menjadi kekuatan global yang kuat.

    Awal pekan ini, Xi mengungkap visinya tentang tatanan dunia baru di sebuah pertemuan puncak keamanan regional, menyerukan persatuan melawan “hegemonisme dan politik kekuasaan”, sebuah sindiran terselubung terhadap saingannya di seberang Samudra Pasifik.

    “Xi merasa yakin bahwa keadaan telah berbalik. Cina yang kembali memegang kendali sekarang,” kata Wen-Ti Sung, peneliti di Global China Hub Dewan Atlantik, yang bermarkas di Taiwan.

    “Yang dibicarakan tentang sumber utama ketidakpastian dalam sistem internasional adalah unilateralisme ala Trump, bukan diplomasi serigala Cina.”

    Dalam resepsi mewah setelah parade di Balai Agung Rakyat, Xi menyampaikan kepada para tamunya bahwa umat manusia tidak boleh kembali kepada “hukum rimba”.

    Di luar kemegahan dan propaganda, para analis mengamati apakah Xi, Putin, dan Kim akan mengisyaratkan hubungan pertahanan yang lebih erat setelah pakta yang ditandatangani oleh Rusia dan Korea Utara pada Juni 2024, dan aliansi serupa antara Beijing dan Pyongyang, sebuah hasil yang dapat mengubah kalkulasi militer di kawasan Asia-Pasifik.

    Putin telah mencapai kesepakatan energi yang lebih erat dengan Beijing selama kunjungannya ke Cina, sementara pertemuan tersebut telah memberi Kim yang tertutup kesempatan untuk mendapatkan dukungan implisit bagi senjata nuklirnya yang dilarang.

    Sudah 66 tahun sejak seorang pemimpin Korea Utara terakhir kali menghadiri parade militer Cina. Kim juga berjabat tangan dengan Ketua Majelis Nasional Korea Selatan, Woo Won-shik sebelum parade dimulai.

    Pyongyang telah menolak tawaran Seoul baru-baru ini untuk menstabilkan hubungan yang memburuk antara kedua Korea, yang secara teknis berperang sejak Perang Korea 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata, namun bukan perjanjian damai.

    Musuh AS

    Bergabung dengan Putin dan Kim termasuk Presiden Iran Masoud Pezeshkian, yang semuanya dianggap sebagai musuh AS. Sekutu dekat Rusia, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, berjalan di samping Kim setelah berfoto bersama dengan para pemimpin lainnya.

    Pemimpin-pemimpin Asia selain Presiden Prabowo Subianto, yang hadir di antaranya Raja Kamboja Norodom Sihamoni, Presiden Vietnam Luong Cuong, dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Presiden Zimbabwe Emmerson Mnangagwa dan Presiden Republik Kongo Denis Sassou Nguesso juga masuk dalam daftar tamu. Presiden Kuba Miguel Daz-Canel adalah satu-satunya pemimpin dari Amerika Latin yang hadir.

    Tamu lainnya adalah Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan. Daftar tamu tersebut sangat tumpang tindih dengan pertemuan puncak tahunan Organisasi Kerja Sama Shanghai beberapa hari sebelumnya, tetapi ada beberapa wakil penting yang meninggalkan acara sebelum parade, termasuk perwakilan dari India dan Turki.

    Perdana Menteri India Narendra Modi mengunggah kata-kata hangat tentang pertemuan dengan Xi dan Putin di platform media sosial X. Ia mengunggah foto dirinya dan Putin yang sedang bepergian bersamanya, mengatakan bahwa “percakapan dengannya selalu memberikan wawasan,” dan menulis bahwa ia memiliki “pertemuan yang bermanfaat” dengan Xi.

    Sebagian besar pemimpin Eropa tidak hadir. Selain Putin dan Lukashenko, hanya sedikit pemimpin Eropa yang menghadiri parade tersebut. Serbia mengirimkan Presiden Aleksandar Vucic yang pro-Rusia dan Slowakia mengirimkan Perdana Menteri Robert Fico.

    *Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video Putin Disambut Hangat Xi Jinping dalam Pertemuan di China

    (ita/ita)

  • China Pamerkan Rudal Nuklir Antarbenua, Mampu Jangkau AS-Eropa

    China Pamerkan Rudal Nuklir Antarbenua, Mampu Jangkau AS-Eropa

    Beijing

    China memamerkan rudal nuklir strategis antarbenua terbaru dalam parade militer besar-besaran di Lapangan Tiananmen, Beijing, pada Rabu (3/9). Rudal bernama Dongfeng-5C (DF-5C) itu diklaim mampu menjangkau target mana pun di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat (AS) dan Eropa bagian barat.

    Parade militer itu digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan China atas Jepang dalam Perang Dunia II silam, dan dihadiri oleh 26 kepala negara, termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.

    Selain dimaksudkan sebagai peringatan kemenangan bersejarah China di masa perang, parade militer itu juga dinilai menjadi platform bagi Presiden Xi Jinping untuk memamerkan kekuatan dan kemampuan strategis Tentara Pembebasan Rakyat, nama resmi militer China, yang terus berkembang.

    Parade militer itu, seperti dilansir BBC dan The Economic Times, Rabu (3/9/2025), memamerkan berbagai perangkat keras militer yang canggih selain rudal DF-5C, seperti kendaraan luncur hipersonik, drone anjing robotik, rudal mobile berbasis darat, rudal jelajah antikapal, dan kendaraan bawah air tanpa awak.

    Dituturkan analis pertahanan Alexander Neill, seperti dikutip BBC, bahwa rudal balistik DF-5C memiliki jangkauan lebih jauh dari versi sebelumnya dan dapat membawa beberapa hulu ledak, hingga 12 hulu ledak, dalam satu nuklir.

    DF-5C yang merupakan jenis rudal balistik antarbenua (ICBM) yang berbahan bakar cair dua tahap ini, menurut Neill, ditenagai oleh dua tahap roket berurutan, masing-masing dengan mesinnya sendiri. Rudal ini disebut berbasis silo dan diluncurkan dari fasilitas bawah tanah, serta dirancang sebagai pencegah strategis.

    Neill menyebut rudal DF-5C dapat digunakan untuk menargetkan daratan AS.

    Analisis Neill itu tidak jauh berbeda dengan klaim yang disampaikan pakar teknologi rudal dan perlucutan senjata nuklir, Profesor Yang Chengjun, yang berbicara kepada media China berbahasa Inggris, The Global Times.

    Disebutkan Yang bahwa rudal DF-5C tipe baru, yang juga disebut rudal nuklir strategis antarbenua, memiliki jangkauan lebih jauh dibanding seri sebelumnya, dengan jangkauan maksimum melebihi 20.000 kilometer. Dengan kata lain, menurut Yang, rudal DF-5C tipe baru mampu menjangkau target di seluruh dunia.

    Dia menambahkan bahwa rudal tipe baru ini memiliki waktu persiapan peluncuran yang lebih singkat dibandingkan seri DF-5 sebelumnya, dan memiliki kecepatan respons yang juga lebih cepat.

    Lebih lanjut diklaim oleh Yang bahwa dengan rudal tersebut, China memiliki kemampuan serta sarana untuk melancarkan serangan balasan terhadap target-target militer mana pun di dunia yang memicu ancaman nuklir nyata bagi Beijing.

    Tonton juga Video: Ini Lokasi Jatuhnya Puluhan Rudal China di Selat Taiwan

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Momen Prabowo bersanding dengan Xi Jinping dan Putin di parade militer

    Momen Prabowo bersanding dengan Xi Jinping dan Putin di parade militer

    Jakarta (ANTARA) – Presiden RI Prabowo Subianto bersanding dengan pimpinan negara lain, mulai dari Presiden China Xi Jinping hingga Presiden Rusia Vladimir Putin saat menghadiri Perayaan 80 Tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat China di Tian’anmen, Beijing, China, Rabu.

    Sebagaimana keterangan yang diterima, Rabu, setibanya di Tian’anmen, Prabowo berjalan melewati pasukan jajar kehormatan. Sebelum mengikuti sesi foto bersama, Prabowo disambut hangat oleh Xi Jinping beserta Ibu Negara Peng Liyuan.

    Prabowo hadir dengan setelan jas abu-abu dan peci hitam sebagai simbol budaya Indonesia di panggung internasional menegaskan jati diri bangsa.

    Dalam sesi foto bersama, Prabowo tampak berdiri di sebelah Putin. Usai sesi foto bersama, Prabowo bersama para pemimpin dunia lainnya kemudian bergerak menuju Tian’anmen Rostrum.

    Dalam formasi podium kehormatan di Tiananmen Square, Prabowo duduk di barisan terdepan, dengan Xi Jinping dan Putin tepat di sebelah kiri Prabowo. Dalam barisan tersebut nampak pula Pemimpin Besar Korea Utara Kim Jong-un. Prabowo juga menjadi tamu terakhir yang tiba di lokasi parade.

    Pada momen perayaan tahun ini, sebanyak 26 pemimpin setingkat kepala negara atau kepala pemerintahan hadir, nampak di antaranya Presiden Belarus Aleksandr Lukashenko dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.

    Tidak hanya itu, sejumlah pemimpin organisasi internasional seperti Presiden New Development Bank (NDB), Dilma Roussef turut hadir pada perayaan ini. Pada berbagai kesempatan, Prabowo tampak berbincang dengan para pemimpin negara yang hadir.

    Usai kegiatan di Tian’anmen, Prabowo bersama para pemimpin negara lainnya kemudian menuju Great Hall of the People untuk menghadiri resepsi yang digelar oleh Xi Jinping sebagai ajang diplomasi yang makin mempererat hubungan antarnegara.

    Kehadiran Prabowo di China menegaskan peran aktif Indonesia dalam menjaga hubungan baik dengan negara-negara sahabat, serta memperkuat diplomasi di dunia internasional.

    Pewarta: Fathur Rochman
    Editor: Benardy Ferdiansyah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kunjungan Kenegaraan ke China, Kim Jong Un Bawa Putrinya

    Kunjungan Kenegaraan ke China, Kim Jong Un Bawa Putrinya

    Beijing

    Ju Ae, anak perempuan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, tampil mendampingi sang ayah dalam kunjungan ke China pada Rabu (3/9) waktu setempat. Kehadiran Ju Ae dalam kunjungan luar negeri Kim Jong Un ini memperkuat spekulasi, bahwa dia mungkin akan menjadi penerus berikutnya untuk memimpin Korut.

    Kim Jong Un, seperti dilansir Yonhap News Agency, Rabu (3/9/2025), berangkat ke China menggunakan kereta lapis baja. Ketika rangkaian kereta itu tiba di Beijing, Ju Ae tampak berdiri di belakang ayahnya yang disambut oleh para pejabat tinggi China.

    Kim Jong Un hadir langsung di Beijing untuk menghadiri parade militer memperingati 80 tahun kemenangan China melawan agresi Jepang dan dalam Perang Dunia II. Setibanya di Beijing, dia disambut jajaran pejabat tinggi China termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Wang Yi.

    Momen itu terlihat dalam foto-foto yang dirilis oleh kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA). Salah satu foto yang dipublikasikan KCNA menunjukkan kehadiran putri Kim Jong Un di antara jajaran pejabat Korut.

    Kunjungan ke China ini menandai kemunculan publik pertama Ju Ae di luar negeri dan, mungkin, debut diplomatiknya, yang semakin memperkuat spekulasi bahwa bocah berusia belasan tahun itu sedang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin perempuan pertama di Korut.

    “Ju Ae terlihat berdiri di belakang ayahnya saat Kim Jong Un disambut oleh para pejabat tinggi China di Stasiun Beijing. Hal ini menunjukkan bahwa Ju Ae menerima protokol yang sama seperti yang diberikan kepada ‘orang nomor dua dalam komando’ Korea Utara,” kata Wakil Presiden Institut Sejong, Cheong Seong Chang.

    “Keputusan Kim Jong Un untuk membawa Ju Ae ke China dipandang sebagai sinyal kuat bagi komunitas internasional bahwa dia adalah calon penerus dirinya, sekaligus kesempatan baginya untuk memulai pelatihan diplomatik formal,” sebutnya.

    Kim Jong Un yang didampingi putrinya, Ju Ae, tampak disambut Menlu China Wang Yi setibanya di Beijing Foto: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP

    Tonton juga video “Prabowo, Putin, dan Kim Jong Un Hadiri Undangan Xi jinping di China” di sini:

    Beberapa waktu terakhir, Ju Ae muncul sebagai calon penerus rezim Kim, yang memerintah Korut selama delapan dekade, karena dia semakin sering muncul bersama ayahnya dalam acara-acara domestik, seperti pameran rudal dan pembukaan resor.

    Cheong, dalam analisisnya, mengatakan bahwa Kim Jong Un mungkin ingin memberikan Ju Ae sebanyak mungkin kesempatan untuk mendapatkan pengalaman diplomatik langsung, mengingat dirinya sendiri tidak menerima pelatihan yang cukup.

    “Hal ini dapat mencerminkan tekad Kim Jong Un untuk tidak mewariskan kekurangan-kekurangan tersebut dan melatih anaknya soal tahap-tahap diplomasi sejak usia dini,” sebutnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)