Negara: Korea Selatan

  • Rojali Level Master Namanya Cagongjok, Pemilik Kafe Putar Otak

    Rojali Level Master Namanya Cagongjok, Pemilik Kafe Putar Otak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jika di Indonesia ada “rojali” dan “rohana”, di Korea Selatan ada tren serupa yang bernama “cagongjok.” Tren di Korea bahkan lebih parah karena warga setempat memperlakukan kafe seperti rumah sendiri.

    Belajar atau bekerja di kafe menjadi tren di tengah anak muda Korea Selatan. Tren ini disebut “cagongjok”, istilah yang merujuk pada orang-orang yang menjadikan kafe sebagai tempat belajar atau bekerja dalam waktu lama.

    Dilansir The Korea Herald, cagongjok merupakan gabungan kata “cafe,” “gongbu” (belajar), dan “jok” (suku/kelompok). Istilah ini secara langsung berarti sekelompok orang yang belajar di kafe.

    Hal ini menimbulkan perdebatan tentang etika penggunaan ruang publik di kafe. Sebagian orang kesal karena mereka sering menguasai kursi berjam-jam hanya dengan hanya membeli satu minuman. Tak hanya itu, mereka juga kerao kali membawa peralatan kantor seperti PC, bahkan printer ke sebuah kafe.

    Pemilik kafe di Daechi, Seoul, Hyun Sung-joo juga menghadapi dilema akibat maraknya fenomena Cagongjok.

    Hyun mengaku beberapa pelanggannya menjadikan kafenya sebagai ruang kerja penuh. Bahkan, ada pengunjung yang membawa dua laptop dan sebuah stop kontak enam colokan untuk mengisi daya seluruh perangkatnya, lalu menempati kursi di kafe tersebut seharian penuh.

    “Saya akhirnya menutup akses ke stop kontak listrik,” ujarnya kepada BBC, dikutip Senin (25/8/2025).

    “Dengan biaya sewa tinggi di Daechi, sulit menjalankan kafe jika ada pelanggan yang duduk seharian,” terangnya.

    Tren ini jauh lebih dominan dibandingkan negara-negara Barat seperti Inggris, di mana mahasiswa atau pekerja biasanya bercampur dengan pengunjung lain yang datang hanya untuk bersosialisasi.

    Fenomena Cagongjok akhirnya membuat Starbucks Korea turun tangan. Perusahaan kopi global itu memperbarui kebijakannya agar pengalaman pelanggan di gerainya tetap nyaman.

    “Laptop dan perangkat pribadi kecil tetap diperbolehkan. Namun pelanggan diminta tidak membawa komputer desktop, printer, atau barang besar lain yang bisa membatasi tempat duduk dan mengganggu ruang bersama,” ujar juru bicara Starbucks Korea.

    Starbucks menegaskan tetap berkomitmen menjadi tempat yang ramah untuk menikmati kopi dan interaksi, tempat komunitas bisa tumbuh di setiap cangkir, percakapan, dan kunjungan.

    Namun, meski pernyataannya terdengar halus, banyak yang menganggap langkah Starbucks ini sejalan dengan sentimen publik terhadap mereka yang dituding “menguasai” kursi kafe.

    Kebijakan Starbucks di Korea Selatan ini juga mencerminkan tren global, termasuk di Inggris, di mana beberapa kedai kopi telah menerapkan aturan khusus untuk membatasi pekerja jarak jauh agar tidak terlalu lama “menguasai” meja dan menghambat perputaran pelanggan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Di Depan Presiden Korsel, Trump Bilang Mau Bertemu Kim Jong Un

    Di Depan Presiden Korsel, Trump Bilang Mau Bertemu Kim Jong Un

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan keinginannya bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tahun ini. Pernyataan ini disampaikan Trump saat menjamu kedatangan presiden baru Korea Selatan, Lee Jae Myung, di Gedung Putih, Senin (25/8).

    Trump juga mengaku, ia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Kim Jong Un. Ia bahkan mengaku menghabiskan banyak waktu berbincang dengan Kim Jong Un membicarakan hal yang tidak seharusnya dibicarakan.

  • Israel Negara Nomor 1 di Dunia, Amerika dan China Kalah Jauh

    Israel Negara Nomor 1 di Dunia, Amerika dan China Kalah Jauh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) harus ditopang dengan talenta AI yang memadai. Untuk itu, raksasa teknologi berbondong-bondong merekrut karyawan yang memiliki keahlian AI alias ‘AI talent’.

    Bahkan, di Silicon Valley terjadi pembajakan talenta AI besar-besaran yang dilancarkan oleh Meta (Facebook, WhatsApp, Instagram). Berbagai upaya itu untuk memenangkan perlombaan dalam mendominasi AI. 

    Di saat bersamaan, perusahaan juga berupaya meningkatkan keterampilan para karyawan agar bisa beradaptasi dengan era teknologi AI.

    Sebanyak 66% pemimpin perusahaan mengatakan tak akan merekrut karyawan yang tidak memiliki keterampilan AI. Sementara 71% mengatakan lebih memilih merekrut orang yang tak berpengalaman tetapi memiliki kemampuan AI, ketimbang orang berpengalaman tetapi tidak memiliki keahlian AI.

    Temuan ini diungkap laporan Microsoft dan LinkedIn pada 2024 berdasarkan survei terhadap 31.000 orang di 31 negara.

    Untuk mengukur penyebaran talenta AI di berbagai negara di dunia, LinkedIn merilis metrik ‘Konsentrasi Talenta AI’, berdasarkan data profil pengguna.

    LinkedIn mempertimbangkan kemampuan engineering AI seperti pembelajaran mesin (machine learning) dan pemrosesan bahasa natural (natural language processing). Selain itu juga kemampuan literasi AI seperti ChatGPT dan GitHub Copilot.

    Berdasarkan data 2024, Israel menjadi negara dengan talenta AI terbesar ketimbang rata-rata global, menurut laporan LinkedIn. China dan Amerika Serikat (AS) yang merupakan dua negara paling ambisius mengembangkan AI tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’.

    Hanya saja, perlu dicatat bahwa penyensoran yang masif di China terhadap platform buatan AS bisa jadi merupakan alasan banyak talenta China yang tidak memiliki akun LinkedIn, sehingga datanya tidak bisa dihimpun.

    Berikut daftar 10 besar negara dengan konsentrasi talenta AI terbanyak, menurut laporan LinkedIn, dikutip dari CNBC Make It, Senin (25/8/2025):

    Israel (1,98%)

    Singapura (1,64%)

    Luksemburg (1,44%)

    Estonia (1,17%)

    Swiss (1,16%)

    Finlandia (1,13%)

    Irlandia (1,11%)

    Jerman (1,09%)

    Belanda (1,07%)

    Korea Selatan (1,06%)

    Untuk daftar 6 negara teratas di 2024 sebenarnya tak berubah dari peringkat tahun lalu. Sementara itu, Irlandia maju 4 peringkat ke posisi ke-7 dan Korea Selatan menurun 3 peringkat ke posisi ke-10 di 2024.

    “Banyak negara dengan konsentrasi talenta AI tertinggi seperti Israel, Singapura, Luksemburg, Estonia, yang jumlah penduduk dan luas wilayahnya relatif kecil, tetapi mereka sangat menonjol dalam hal pengembangan talenta AI dengan cepat,” kata Chua Pei Ying, kepala ekonom LinkedIn untuk wilayah APAC.

    “Hal ini dapat terwujud dengan membangun ekosistem yang mendukung. Perusahaan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawannya, dan pemerintah membuat kebijakan yang mendorong pembelajaran berkelanjutan,” Chua menambahkan.

    Meski India tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’ pada laporan 2024, negara tersebut menunjukkan peningkatan 252% antara 2016 hingga 2024. Hal ini menunjukkan India cukup agresif dalam mengembangkan talenta AI di negaranya, menurut laporan LinkedIn.

    India juga menunjukkan peningkatan 33,4% secara tahun-ke-tahun (YoY) dalam hal perekrutan terkait AI sepanjang 2024. Hal ini menunjukkkan India makin kencang membutuhkan talenta AI.

    Sementara itu, untuk perekrutan terkait AI, Singapura menunjukkan pertumbuhan 25% dan Amerika Serikat (AS) 24,7%.

    “Kultur Singapura yang menonjolkan pembelajaran berkontribusi pada daya saingnya di era AI,” kata Chua.

    “Data kami menunjukkan para pekerja di Singapura adalah yang paling cepat belajar. Mereka menghabiskan waktu mereka lebih banyak 40% untuk mempelajari keterampilan AI ketimbang negara-negara lain di Asia Tenggara,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Potensi Transaksi Pelanggan AI di Asia Pasifik Tembus Rp520 Triliun

    Potensi Transaksi Pelanggan AI di Asia Pasifik Tembus Rp520 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Transaksi pelanggan agen AI melalui ponsel di Asia-Pasifik akan mencapai lebih dari US$32 miliar atau sekitar Rp520 triliun pada 2028.

    Perusahaan pun berlomba memanfaatkan momentum ini, dengan total investasi diproyeksikan melampaui US$30 miliar (sekitar Rp487,53 triliun) pada 2027 untuk infrastruktur dan platform AI demi menghadirkan layanan personal dan 24 jam yang kini menjadi standar ekspektasi pelanggan.

    Tren pertumbuhan AI tersebut ada dalam eBook “The AI Advantage: How Leading Brands Thrive in a 24 x 7 Customer World” atau Keunggulan AI: Bagaimana Brand Besar Bertahan dan Berkembang di Era Pelanggan 24/7. Laporan diluncurkan oleh Infobip, platform komunikasi berbasis cloud.

    Nikhil Batra, Senior Research Director IDC Asia-Pasifik, menyampaikan diskusi tentang penggunaan AI untuk hubungan dengan pelanggan di Asia Pasifik kini telah bergeser dari ‘kalau’ menjadi ‘seberapa?’ – ‘seberapa dalam dan seberapa cepat’ penerapannya.

    Pelanggan yang selalu aktif kini menuntut kepuasan instan, sesuatu yang tak lagi dapat dipenuhi model bisnis tradisional. Karena itu, persaingan bisnis kini bukan sekedar sudah menerapkan AI saja, tetapi juga mengelola kombinasi AI yang lebih canggih seperti generative AI dan agentic AI.

    “Hal itu bertujuan untuk menghadirkan pengalaman yang proaktif dan membangun hubungan yang awet dengan pelanggan” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (25/8/2025).

    Meskipun pelanggan terus aktif di platform digital, tetapi banyak bisnis yang justru masih kesulitan mengikuti perkembangan tersebut. Menurut laporan Infobip yang didukung riset IDC, 43% bisnis di Asia Pasifik menyatakan meningkatkan customer experience (pengalaman pelanggan) adalah tantangan operasional terbesar.

    Sebab, datanya terpisah-pisah, setiap channel punya strategi yang berbeda dan tidak saling terhubung, serta tingginya biaya untuk menyediakan layanan 24 jam di berbagai negara, bahasa, dan regulasi yang berbeda.

    Untuk mengatasi tantangan tersebut, pada laporan ini menekankan peran teknologi AI yang terus berkembang, seperti generative AI, agentic AI, hingga conversational AI dalam membantu brand menyederhanakan operasional sekaligus menghadirkan pengalaman terhubung secara real-time pada setiap titik interaksi pelanggan.

    IDC memprediksi, pada 2028, transaksi pelanggan di Asia-Pasifik akan mencapai lebih dari US$32 miliar melalui agen AI di ponsel mereka, yang secara otomatis bisa mencari, memilih, dan memutuskan pembelian barang maupun jasa.

    Perusahaan pun berlomba memanfaatkan momentum ini, dengan total investasi diproyeksikan melampaui US$30 miliar pada 2027 untuk infrastruktur dan platform AI demi menghadirkan layanan personal dan always on yang kini menjadi standar ekspektasi pelanggan.

    Menurut IDC, investasi AI untuk layanan pelanggan dan pemasaran di Asia-Pasifik tumbuh dengan laju tahunan gabungan (CAGR) 35% hingga 2029, mencerminkan skala dan urgensi transformasi. Pada 2028, sebanyak 40% brand B2C kelas menengah di kawasan ini diperkirakan akan memanfaatkan agen AI untuk menawarkan layanan ‘white glove’ atau ‘eksklusif, yang sebelumnya hanya tersedia bagi pelanggan kelas premium.

    Velid Begovic, VP Revenue APAC Infobip, mengatakan Asia Pasifik bukan sekadar negara pengguna mobile, bahkan sekarang sudah mobile-saturated, yaitu layanan mobile sudah mendominasi kehidupan masyarakat.

    Sehari-hari, masyarakat di kawasan ini aktif menggunakan 5 hingga 6 aplikasi messaging berbeda, dan bisa berpindah-pindah antar aplikasi dengan mudahnya. Mereka pun berharap brand bisa mengikuti aktivitas mereka.

    Pola pikir zero-wait juga berkembang di kalangan pelanggan, di mana mereka tidak mau mengantri, dialihkan, atau diminta mengulang informasi. Sayangnya, banyak bisnis belum siap memenuhi ekspektasi ini karena masih menggunakan sistem lama.

    Bahkan penggunaan AI generasi awal, seperti chatbot sederhana yang tidak punya riwayat pelanggan, belum mampu memberikan layanan hiper-personalisasi seperti yang diinginkan pelanggan masa kini. AI sudah bukan lagi percobaan, melainkan penggerak utama customer experience.

    “Yang kita lihat sekarang adalah lompatan besar. AI bukan lagi sekadar alat untuk menjawab FAQ, tetapi sudah menjadi agen yang mampu mengkoordinasikan pertukaran produk di berbagai messaging platform tanpa intervensi manual. Generative AI kini dapat menyusun pesan yang terasa dibuat khusus untuk satu orang, sesuai bahasa yang digunakan, dengan nuansa budaya yang tepat,” jelasnya.

    Di kawasan Asia Pasifik, konektivitas mobile sudah sangat tersaturasi, dengan tingkat penetrasi mobile melebihi 100% di hampir semua pasar. Hong Kong mencatat 264%, Singapura 150%, Taiwan 145%, Jepang dan Korea Selatan masing-masing 140%, Malaysia 130%, serta Cina 110%.

    Bahkan di negara berkembang seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan India, angkanya mencapai atau melampaui 110%. Hyper-konektivitas tersebut menumbuhkan perilaku baru di kalangan masyarakat.

    Kini, mereka terbiasa mengakses beragam aplikasi dalam satu waktu seperti WhatsApp, LINE, WeChat, KakaoTalk, Zalo, dan Viber, bahkan bisa berpindah-pindah di tengah percakapan. Mereka berharap brand bisa mengikuti aktivitas tersebut, dengan respon yang cepat, sesuai konteks, dan relevan dengan tren.

    Kukuh Prayogi, Business Lead Infobip Indonesia, menyampaikan dalam berbelanja online, masyarakat Indonesia punya perilaku yang cukup unik, yaitu menaruh barang yang ia inginkan di keranjang, tetapi tidak langsung check out. Hal ini menunjukkan adanya minat yang tinggi yang mungkin terkendala dengan berbagai faktor pertimbangan.

    Perilaku ini disebut dengan cart abandonment. Di AS contohnya, brand bisa kehilangan keuntungan mencapai US$18 miliar per tahun. E-commerce yang menerapkan AI dalam chatbot, justru memanfaatkan kondisi cart abandonment ini, dengan merekam perilaku konsumen dan membantu konsumen membuat keputusan untuk membeli atau tidak.

    “Masyarakat Indonesia pun termasuk cepat beradaptasi dengan teknologi baru, termasuk AI, sehingga kini tantangannya bukan lagi apakah pelanggan siap menerima teknologi ini, melainkan seberapa cepat bisnis bisa mengintegrasikannya untuk mendorong pertumbuhan,” imbuhnya.

  • Para Pemain Timnas Indonesia U-23 Dijadwalkan Berkumpul Hari Ini di Surabaya

    Para Pemain Timnas Indonesia U-23 Dijadwalkan Berkumpul Hari Ini di Surabaya

    FAJAR.CO.ID,JAKARTA — Timnas Indonesia U-23 kabarnya akan segera berkumpul sebagai persiapan untuk menghadapi ajang Kualifikasi Piala Asia U-23 2026.

    Kabarnya para pemain yang mendapatkan panggilan mulai berkumpul untuk menjalani pemusatan latihan (TC) pada hari ini, Senin (25/8/2025).

    Untuk lokasi TC, nantinya para pemain akan mulai berkumpul di Surabaya seperti yang diungkap Ketua Badan Tim Nasional (BTN) Sumardji.

    “Untuk timnas U-23, besok (Senin-red) semua akan berkumpul di Surabaya. Saya sudah mengecek kondisi di sana, mulai dari kesiapan fasilitasnya, hotel, stadion dan sebagainya,” kata Sumardji dikutip dari Antara.

    Lanjut, Sumardji mengungkap pemain yang mendapatkan panggilan tidak akan datang bersamaan.

    Ada pemain yang baru bergabung pada akhir Agustus 2025 karena jadwal Super League 2025/2026 pekan terakhir, sebelum jeda kompetisi, tuntas tanggal 29-31 Agustus 2025.

    “Saya mengomunikasikan beberapa hal kepada klub yang mengirim surat kepada saya. Ini memang harus dikomunikasikan dengan baik agar supaya TC ini bisa berjalan sesuai dengan timeline yang ada. Jadi, sama-sama senang,” jelasnya.

    Indonesia menjadi tuan rumah di Kualifikasi Piala Asia U-23 2026 bersama 10 negara lainnyaBerstatus sebagai tuan rumah tentu akan menjadi keunggulan tersendiri untuk skuas asuhan pelatih Gerald Vanenburg itu.

    Timnas Indonesia U-23 berstatus sebagai tuan rumah Grup J, di mana di dalamnya juga dihuni Laos, Makau dan Korea Selatan. Laga-laga di grup itu berlangsung pada 3-9 September 2025 di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, Jawa Timur.

  • Jenis HP Ini Mendadak Laku Keras Diserbu Warga RI di 2025

    Jenis HP Ini Mendadak Laku Keras Diserbu Warga RI di 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sepanjang kuartal-II (Q2) 2025, industri HP Tanah Air lesu. Pertumbuhannya tercatat minus 3,5% dari tahun-ke-tahun (YoY) menurut laporan firma riset IDC. 

    Indonesia menjadi negara di kawasan Asia Tenggara yang menunjukkan pertumbuhan paling buruk. Pasar HP di Vietnam juga anjlok, tetapi ‘hanya’ 1,7% YoY di Q2 2025 atau tak setajam Indonesia. 

    Sementara itu, negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara justru menunjukkan pertumbuhan positif. Filipina memimpin pertumbuhan sebesar 17,2%, disusul Malaysia (7,8%), Thailand (4%), dan Singapura (2%).

    “Pasar Malaysia mencatat pertumbuhan 7.8% YoY di Q2 2025, didorong segmen HP dengan harga di bawah US$100 (Rp1,6 jutaan), seiring peralihan kebiasaan belanja konsumen ke opsi yang lebih terjangkau di tengah ketidakpastian ekonomi,” kata Research Analyst IDC Malaysia, Hoon Yik Phang, dikutip dari laporan IDC yang dibagikan ke LinkedIn, Jumat (15/8/2025).

    “Pasar Filipina menunjukkan pemulihan setelah periode penyesuaian inventaris,” ia menambahkan.

    Merek HP Murah China Jadi Raja HP di RI

    Di tengah kondisi pasar HP yang melemah, Transsion (Infinix, Tecno, Itel) mampu mencatat pertumbuhan signifikan. Pabrikan asal China tersebut bertengger di posisi pertama dengan pangsa pasar 21,5%. Pertumbuhannya paling besar di antara vendor lainnya, yakni 9,5% YoY.

    Transsion terhitung sebagai pemain baru jika dibandingkan nama-nama lain yang langganan masuk dalam daftar ‘Top 5’ HP terlaris di Tanah Air. Kiprah Transsion memang sudah melonjak sejak beberapa tahun terakhir.

    Bahkan, Transsion menduduki posisi pertama sebagai ‘raja’ HP di Indonesia sepanjang 2024, menurut laporan IDC. Transsion berhasil meraup pangsa pasar (market share) 18,3% sepanjang tahun lalu di Tanah Air atau tumbuh 61,7% YoY.

    Merek-merek di bawah Transsion terkenal sebagai ‘pembunuh’ HP flagship. Bagaimana tidak, HP Infinix, Tecno, Itel, kerap menawarkan spesifikasi mentereng dengan harga miring. 

    Bahkan, kisaran harga yang dipatok banyak yang berada di kisaran Rp 2 jutaan. Paling mahal tak sampai menyentuh angka 2-digit.

    Kembali ke jejeran ‘Top 5’ raja HP Tanah Air pada Q2 2025, Samsung menempati posisi ke-2 dengan pangsa pasar 18,5%. Raksasa Korea Selatan ini menunjukkan pertumbuhan pengapalan yang cukup signifikan sebesar 7% YoY.

    Xiaomi yang bertengger di posisi ke-3 hanya bisa tumbuh tipis 0,2% YoY dengan pangsa pasar 16,6%. Sementara itu, vivo dan Oppo menunjukkan penurunan pertumbuhan yang drastis.

    Oppo berada di urutan ke-4 dengan penurunan 29,2% YoY, sementara Vivo di posisi paling bawah mencatat penurunan 32,1% YoY.

    Samsung Raja HP Asia Tenggara 2025

    Meskipun Transsion merajai pasar HP Tanah Air, tetapi Samsung masih memimpin di kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan. Laporan IDC menunjukkan Samsung bertumbuh 15,9% YoY dan menjadi raja HP Asia Tenggara nomor 1.

    Transsion bertengger di posisi ke-2 dengan pertumbuhan 13,6% YoY. Lalu Xiaomi juga mencatat pertumbuhan positif 6,7% YoY.

    Oppo membukukan pengapalan yang anjlok paling parah di Asia Tenggara, yakni minus 20,9%. Oppo menempati posisi ke-4. Terakhir, Vivo juga menunjukkan penurunan 17,5% YoY untuk kawasan Asia Tenggara.

    Nah, itu dia laporan terkait dinamika pasar HP di Indonesia dan Asia Tenggara pada Q2 2025, berdasarkan laporan IDC. Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Korut-Korsel Memanas, Pasukan Saling Lepas Tembakan Peringatan

    Korut-Korsel Memanas, Pasukan Saling Lepas Tembakan Peringatan

    JAKARTA – Korea Utara (Korut) menuduh Korea Selatan (Korsel) melakukan tindakan provokasi serius. Tuduhan ini muncul setelah pasukan Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan ke arah tentara Korea Utara yang tengah membangun penghalang di sepanjang perbatasan Korut-Korsel.

    Wakil Kepala Staf Umum Tentara Rakyat Korea Utara Ko Jong Chol menyatakan tembakan peringatan pada Selasa 19 Agustus tersebut bertepatan dengan latihan militer gabungan musim panas Korea Selatan-Amerika Serikat. Menurutnya, Korea Selatan sengaja bertindak demikian untuk meningkatkan ketegangan, dilansir dari AP News, Sabtu 23 Agustus.

    Korea Selatan sendiri tak menyangkal memang telah melepaskan tembakan peringatan tersebut. Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengonfirmasi tindakan tersebut dilakukan karena tentara Korea Utara sempat melintasi garis demarkasi militer di wilayah perbatasan tengah saat melakukan pekerjaan konstruksi.

    “Tentara Korea Utara segera kembali ke wilayahnya tanpa insiden lebih lanjut. Pihak mereka juga tidak membalas tembakan tersebut,” bunyi pernyataan militer Korea Selatan.

    Sebelumnya, dalam beberapa bulan terakhir, dilaporkan militer Korea Selatan beberapa kali menggunakan pengeras suara dan tembakan peringatan untuk menghalau tentara Korea Utara yang melintasi garis demarkasi.

    Kejadian ini sebagian besar dipandang sebagai insiden tidak disengaja, mengingat pasukan Korea Utara tengah membangun penghalang antitank, menanam ranjau, dan memperkuat pertahanan di perbatasan di tengah meningkatnya ketegangan. Sementara Korea Selatan di bawah kepemimpinan baru, Presiden Lee Jae Myung tengah aktif mendorong perdamaian dengan Korea Utara.

  • Profil Umar Hadi, Sosok yang Dilantik Prabowo Jadi Dubes RI di PBB
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        25 Agustus 2025

    Profil Umar Hadi, Sosok yang Dilantik Prabowo Jadi Dubes RI di PBB Nasional 25 Agustus 2025

    Profil Umar Hadi, Sosok yang Dilantik Prabowo Jadi Dubes RI di PBB
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Presiden Prabowo Subianto resmi melantik Umar Hadi sebagai Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Organisasi-Organisasi Internasional lainnya di New York, dan International Seabed Authority (ISA).
    Pelantikan dilakukan Prabowo di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/8/2025).
    Pantauan Kompas.com, prosesi pelantikan dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

    Kemudian, Prabowo membacakan sumpah jabatan yang diikuti oleh para Duta Besar yang dilantik pada Senin (25/8/2025).
    “Demi Allah saya bersumpah, demi Tuhan saya berjanji,” ucap Prabowo diikuti pada calon Dubes Indonesia yang dilantik.
    “Bahwa saya untuk diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh akan setia kepada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya, demi darma bakti saya kepada bangsa dan negara,” sambungnya.
    Umar Hadi merupakan pria kelahiran 11 Februari 1968. Ia merupakan lulusan S1 Hubungan Masyarakat Universitas Padjajaran (Unpad).
    Ia juga merupakan lulusan S2 Hubungan Internasional Fletcher School of Law and Diplomacy, Amerika Serikat. Umar Hadi kemudian mengambil Program Spesialisasi Multilateral Graduate Institute of International and Development Studies, Swiss.
    Adapun Umar Hadi pernah menduduki posisi Wakil Kepala Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda pada 2009.
    Setelah itu ia menjabat sebagai Direktur Eropa Barat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) pada 2012. Kemudian Umar Hadi menduduki posisi Konsulat Jenderal di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) pada 2014.
    Pada 2017 hingga 2021, Umar Hadi menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Korea Selatan. Setelah itu, Umar Hadi mengisi posisi Direktur Jenderal Amerika dan Eropa Kemlu (2022-2025) hingga hari ini dilantik sebagai Dubes RI untuk PBB.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kebiasaan Minum Soju Disebut Bikin Angka Kanker Usus Besar di Korsel Naik

    Kebiasaan Minum Soju Disebut Bikin Angka Kanker Usus Besar di Korsel Naik

    Jakarta

    Sebuah studi menyebut pola makan yang kurang sehat meningkatkan risiko kanker kolorektal atau kanker usus besar di Asia, termasuk Korea Selatan. Penelitian ini dilakukan oleh Prof Kang Dae-hee dari Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Seoul dan Prof Shin Sang-ah dari Departemen Pangan dan Gizi Universitas Chung-Ang.

    Korea Selatan menjadi salah satu negara dengan tingkat kejadian kanker usus besar tertinggi di dunia. Para peneliti mengaitkan ini dengan pergeseran pola makan di Asia menuju gaya makan ala Barat, yang lebih tinggi lemak, kalori, dan daging.

    Alkohol juga diidentifikasi sebagai faktor risiko yang terkuat. Seseorang yang mengonsumsi lebih dari 30 gram alkohol setiap hari, yang setara dengan dua kaleng bir (750 ml) atau 2-3 gelas anggur.

    Ini juga setara dengan setengah botol soju, minuman alkohol yang banyak dikonsumsi warga Korea Selatan, memiliki risiko 64 persen lebih tinggi terkena kanker usus besar. Dikutip dari Korea Joongang Daily, risiko ini konsisten pada kanker usus besar dan rektal.

    “Analisis ini menunjukkan bahwa mengurangi konsumsi alkohol dan daging olahan dapat menjadi strategi kunci untuk mencegah kanker kolorektal,” terang Prof Kang yang dikutip dari Korea Joongang Daily, Senin (25/8/2025).

    Efek Alkohol pada Tubuh

    Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh Profesor Heo Jin-hee dari Universitas Sungkyunkwan menganalisis pengaruh pola minum, jenis alkohol, periode latensi, dan pantangan terhadap kejadian kanker kolorektal dalam sebuah studi komprehensif yang dilakukan bekerja sama dengan Universitas Harvard.

    Hasilnya dipublikasikan pada 17 Desember 2024 pada Journal of the National Cancer Institute. Studi ini melacak waktu hingga diagnosis kanker kolorektal di antara 137.710 peserta dari American Nurses’ Health Study dan Health Professionals Follow-up Study.

    Di antara peserta studi, terdapat total 3.599 kasus kanker kolorektal yang terdiagnosis selama 30 tahun terakhir. Para peneliti menganalisis apakah mereka mengonsumsi alkohol atau soju, minuman alkohol yang banyak dikonsumsi di Korea Selatan.

    Mereka mengungkapkan konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun dapat berdampak pada kanker kolorektal, terutama di kalangan pria. Mereka yang mengonsumsi satu gelas (5-14,9 gram) atau dua gelas (15-29,9 gram) alkohol sehari memiliki risiko kanker kolorektal yang jauh lebih tinggi.

    “Sudah diketahui bahwa konsumsi alkohol berlebihan merupakan faktor risiko utama kanker kolorektal. Tetapi studi ini penting dalam membuktikan secara ilmiah bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah sedikit pun mungkin tidak aman,” terang Prof Heo yang dikutip dari Biz Chosun.

    Secara khusus, rentang waktu antara konsumsi alkohol dan munculnya kanker kolorektal ditemukan sekitar 8-12 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa orang yang sebelumnya minum alkohol tidak mengalami penurunan risiko kanker kolorektal yang signifikan, bahkan 10 tahun setelah berhenti minum alkohol.

    “Kami dengan jelas menegaskan bahwa risiko konsumsi alkohol terhadap kesehatan jangka panjang sangat signifikan,” tegas Prof Heo.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Dokter di AS Desak Label Peringatan Kanker Terhadap Konsumsi Alkohol”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/kna)

  • Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025, Hadirkan Banyak Pakar

    Siloam Hospitals ASRI Gelar Urology-Nephrology Summit 2025, Hadirkan Banyak Pakar

    Jakarta

    Siloam Hospitals ASRI menyelenggarakan “The 5th Siloam Urology-Nephrology Summit 2025”. Ini adalah forum ilmiah berskala nasional dan internasional yang menjadi wadah pertukaran pengetahuan terkini di bidang urologi dan nefrologi.

    “The 5th Siloam Urology-Nephrology Summit 2025” digelar di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel pada Minggu (24/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari kontribusi aktif Siloam International Hospitals dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan berbasis kompetensi dan kolaborasi multidisiplin.

    Medical Managing Director Siloam Hospitals Group, dr Grace Frelita, MM menekankan pentingnya kesinambungan kolaborasi dan pertukaran ilmu bagi dunia medis.

    “Kami percaya bahwa kemajuan dunia medis tidak hanya bergantung pada teknologi dan fasilitas, tetapi juga pada kualitas serta kapasitas tenaga kesehatan di semua lini, mulai dari dokter, perawat, hingga tenaga pendukung medis, serta pada pendidikan berkelanjutan dan kolaborasi antar-profesi,” tutur dr Grace dalam keterangannya, Minggu (24/8/2025).

    “Melalui forum ilmiah ini, Siloam berkomitmen untuk terus menghadirkan pertumbuhan bagi para praktisi medis, demi pelayanan kesehatan yang unggul dan berdampak luas bagi masyarakat Indonesia,” sambungnya.

    Kolaborasi Pakar Nasional dan Internasional

    Pada summit tahun ini, Siloam Hospitals menghadirkan dua pembicara internasional yang diakui secara luas dalam kancah medis global.

    Prof Shin Sung dari Korea Selatan merupakan salah satu pakar terkemuka di bidang urologi modern yang aktif mengembangkan teknik robotik, sementara Prof Yap Hui Kim dari Singapura dikenal sebagai pakar nefrologi anak dengan kontribusi signifikan terhadap riset ginjal pediatrik serta keterlibatannya dalam berbagai forum internasional.

    Dari dalam negeri, hadir narasumber nasional yang punya rekam jejak panjang di dunia medis Indonesia. Ada di antaranya, Ketua Komite Transplantasi Nasional Prof dr Budi Sampurna, DFM, S.H, SpF(K), SpKP.

    Dari bidang urologi, hadir pula pakar terkemuka seperti Prof Dr dr Nur Rasyid, SpU(K), Prof dr Agus Rizal Ardy Hariandy Hamid, SpU(K), FICRS, PhD, Prof dr Chaidir Arif Mochtar, SpU(K), PhD, dr Arry Rodjani, SpU(K), Prof Dr dr Irfan Wahyudi, SpU(K) serta Prof dr Harrina E. Rahardjo, SpU(K), PhD.

    Sementara itu, dari bidang nefrologi dan penyakit dalam, hadir tokoh-tokoh seperti Prof Dr dr Endang Susalit, SpPD-KGH, FINASIM, Prof Dr dr Haerani Rasyid, MSc, SpPD-KGH, FINASIM dan Dr dr Yenny Kandarini, SpPD-KGH, FINASIM.

    Menyoroti Berbagai Isu Klinis Terkini

    Rangkaian sesi ilmiah dalam summit ini dirancang untuk mencakup spektrum topik yang luas dan relevan dengan kebutuhan layanan kesehatan saat ini. Di antara berbagai pembahasan tersebut, tiga bidang yang juga menjadi sorotan adalah transplantasi ginjal (kidney transplant), nefrologi anak (pediatric nephrology), serta uro-rekonstruksi (uro-reconstruction).

    Ketiga bidang ini merefleksikan kompleksitas kasus yang kian meningkat di Indonesia, sekaligus membuka ruang penguatan layanan subspesialistik yang lebih terstandar, inovatif, dan berbasis bukti ilmiah.

    Melalui rangkaian sesi ilmiah, diskusi panel, dan presentasi studi kasus, forum ini diharapkan mampu memperkuat kompetensi tenaga medis, memperluas cakrawala pengetahuan, serta membangun jejaring profesional yang lebih solid.

    Dari hampir 500 pasien transplantasi ginjal, Siloam ASRI berhasil mencapai 1 year graft survival rate 98,1 persen dan 5 year graft survival rate 93,5 persen.

    Pencapaian ini lebih tinggi dari benchmark dari ERA (European Renal Association) registry annual report. Pencapaian ini tidak lepas dari kolaborasi yang baik dari tim multidisiplin (dokter, perawat serta penunjang lainnya) serta didukung oleh sistem registri untuk memantau clinical outcomes dari setiap pasien transplantasi ginjal.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “#LebihCepatLebihBaik Tangani Kanker”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)