Negara: Korea Selatan

  • Rekruter Jaringan Narkotika Asia-Afrika, Diburu Banyak Negara

    Rekruter Jaringan Narkotika Asia-Afrika, Diburu Banyak Negara

    Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN), Komjen Pol Suyudi Ario Seto mengatakan, Buron internasional dan otak penyelundupan dua ton sabu jaringan Golden Triangle, Dewi Astutik, tak hanya diincar oleh Indonesia.

    “Dewi Astutik ini DPO Korea Selatan juga,” kata dia dalam konferensi persnya di Gedung 600 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Selasa (2/12/2025).

    Menurut Suyudi, kejahatan yang dilakukan Dewi Astutik disebut pernah menjadi rekruter jaringan perdagangan narkotika di Internasional.

    “Dewi sebagai rekruter jaringan perdagangan narkotika di Asia-Afrika,” ungkap dia.

    Sebelumnya, Operasi senyap lintas negara dipimpin oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Roy Hardi Siahaan. Operasi ini merupakan tindak lanjut langsung dari perintah Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto.

    Sebulan sebelumnya, Suyudi menginstruksikan pembentukan tim khusus untuk melakukan operasi pengejaran internasional. Operasi ini mendapat dukungan penuh dari Atase Pertahanan RI di Kamboja dan BAIS TNI yang dipimpin Yudi Abrimantyo, yang berperan penting dalam pemetaan pergerakan lintas negara serta koordinasi regional.

    “Proses diplomasi dan pemenuhan legalitas pemindahan tersangka difasilitasi oleh Duta Besar RI untuk Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto, bersama seluruh jajaran KBRI Phnom Penh,” tulis siaran pers yang diterima dari BNN dikutip Selasa (2/12/2025).

    Di sisi lain, BNN menyatakan, kerja sama erat dijalin dengan Wakil Kepala Kepolisian Nasional Kamboja, Chuon Narin, beserta jajarannya yang membantu proses penangkapan dan pengamanan di lapangan.

    “Dewi Astutik, yang juga menjadi buronan Korea Selatan, diamankan saat menuju lobi sebuah hotel di Sihanoukville. Operasi berlangsung cepat, presisi, dan tanpa menimbulkan gangguan publik. Setelah diamankan, Dewi dipindahkan ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas dan penyerahan resmi antarotoritas,” ujar BNN.

     

  • Kesempatan Terakhir Wakil RI Alter Ego Tampil di Grand Final PMGC 2025

    Kesempatan Terakhir Wakil RI Alter Ego Tampil di Grand Final PMGC 2025

    Jakarta

    Babak The Gauntlet dan Group Stage PUBG Mobile Global Championship (PMGC) 2025 telah berakhir. Wakil Indonesia, Alter Ego Ares, melaju ke babak Last Chance.

    Sesuai dengan namanya, babak tersebut merupakan kesempatan terakhir bagi mereka untuk bisa bertahan di ajang bergengsi ini. Jadi kalau Rosemary dan kawan-kawannya berhasil menjadi dua tim teratas di Last Chance, maka berhak lanjut ke Grand Final. Namun, jika Alter Ego Ares kalah, dipastikan tereliminasi dari kompetisi.

    Mereka harus bermain di Last Chance, karena gagal mengamankan posisi tiga teratas di Group Stage pada 28 November – 4 Desember 2025. Alter Ego hanya mampu finish di peringkat delapan, dan alhasil, tim ini turun ke Last Chance dan akan bertempur pada 6-7 Desember 2025.

    Padahal perjalanan mereka di pekan pertama Group Stage cukup baik. Alter Ego Ares yang tergabung di Grup Green dengan rencana mengamankan peringkat tiga besar agar dapat lolos ke partai puncak.

    Rosemary cs hampir sempurna menerapkan strateginya di match day pertama dan kedua. Wakil Indonesia ini sukses mendapatkan winner winner chicken dinner (WWCD) di match kedelapan dan menutup match day kedua di peringkat dua.

    Sayangnya pada match day ketiga mereka tergelincir. Alter Ego Ares hanya mampu mengamankan lima poin dari total enam match yang dilakoni pada hari tersebut. Mereka pun terpaksa turun ke peringkat delapan dari sebelum kedua, sehingga gagal mengantongi tiket fast-track menuju Grand Final PMGC 2025.

    Sementara deretan tim yang berhasil melesat ke Grand Final dari Group Stage ialah Alpha Gaming, Dplus, dan Goat Team yang tergabung di Grup Green. Sedangkan tiga tim yang lolos dari Grup Red masih menunggu hasil pertandingannya mulai 2-4 Desember 2025, pantauan detikINET dari Instagram resmi PUBG Mobile Esports ID, Selasa (2/12/2025).

    Sedikit informasi, terdapat 40 tim yang akan bersaing memperebutkan titel tim PUBG Mobile terkuat di dunia. Mereka berasal dari berbagai negara, mulai dari Indonesia, Arab Saudi, Brasil, Meksiko, Myanmar, Afrika Selatan, China, India, Jepang, Korea Selatan, Uzbekistan, Paskitan, Irak, Mesir, Turki, Malasyia, Vietnam, Turki, Mongolia, Thailand, Amerika Utara, tim yang berasal dari wilayah Eropa. Adapun tim yang berpartisipasi adalah sebagai berikut.

    Vampire EsportsD’XaviereArenaVirtus.proAlpha GamingMadbullsRegnum Carya EsportsULF EsportsKara EsportsGS TeamR8 EsportsGeekay EsportsWolves EsportsAlpha7 EsportsThunderTalk GamingOrangutanDRXAlter Ego AresAlliance MYTeam FlashTeam SecretInner Circle EsportsArcredGOAT TeamPapara SuperMassiveTeam FalconsBoars GamingTwisted MindsNuclear ZoneGen.G Esports9z TeamInfluence RageLoops EsportsETSH EsportsBurmese GhoulsWeibo GamingTianbaDplusRejectTrue Rippers

    (hps/rns)

  • Kepala BNN: Dewi Astutik Sulit Ditangkap, Sering Berpindah Negara
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Kepala BNN: Dewi Astutik Sulit Ditangkap, Sering Berpindah Negara Megapolitan 2 Desember 2025

    Kepala BNN: Dewi Astutik Sulit Ditangkap, Sering Berpindah Negara
    Editor
    TANGERANG, KOMPAS.com –
    Badan Narkotika Nasional (BNN) mengakui sempat kesulitan menangkap Dewi Astutik alias Mami yang merupakan penyeludup dua ton narkotika jaringan internasional.
    Kepala BNN
    RI Komjen Pol Suyudi Ario Seto menyebutkan kendala petugas melakukan penangkapan karena gembong
    narkoba
    ini berpindah antarnegara.
    Karenanya, pihaknya harus koordinasi bersama Interpol dan aparat penegak hukum negara setempat untuk melakukan penangkapan tersebut.
    “Tentu kesulitannya karena yang bersangkutan ini adalah bagian dari jaringan internasional yang selama ini pindah dari negara ke negara lain,” kata Suyudi dikutip dari
    Antara
    , Selasa (2/12/2025).
    Meski demikian, berkat kerja karas dan kolaborasi antarinstansi melalui diplomasi negara, BNN akhirnya berhasil menangkap
    Dewi Astutik
    di Sihanoukville, bagian barat negara Kamboja.
    “Yang bersangkutan berada di negara Kamboja, kita dengan kerja sama tadi yang saya sampaikan, kita bisa menemukan titik yang bersangkutan sehingga kita lakukan penangkapan dengan kolaboratif antara negara Indonesia dan pemerintah Kamboja,” terangnya.
    Dia bilang Dewi Astutik yang juga menjadi buronan aparat penegak hukum Korea Selatan ini diketahui merupakan jaringan gembong narkoba Fredy Pratama asal Kalimantan.
    “Setelah diamankan, Dewi langsung dipindahkan ke wilayah Phnom Penh untuk proses interogasi sebagai verifikasi identitas guna dilakukan pemulangan ke negara Indonesia,” ujarnya.
    Selanjutnya, BNN akan menjalankan pemeriksaan intensif terhadap Dewi untuk mengungkap alur pendanaan, logistik, dan pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan internasional yang beroperasi di sejumlah negara.
    Diketahui, Dewi Astutik merupakan aktor utama penyeludupan dua ton sabu jaringan Golden Triangle ke Indonesia yang digagalkan pada Mei 2025 lalu.
    Dalam pengendalian Dewi, jejaring ini diketahui beraktivitas sebagai pengambil dan distribusi narkotika berbagai jenis, termasuk kokain, sabu, dan ketamin, dengan tujuan negara Asia Timur dan Asia Tenggara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fakta Dewi Astutik: Nama Asli Paryatin dan Tak Punya Riwayat Narkoba di Ponorogo

    Fakta Dewi Astutik: Nama Asli Paryatin dan Tak Punya Riwayat Narkoba di Ponorogo

    Ponorogo (beritajatim.com) — Dewi Astutik, gembong narkoba internasional, sudah tertangkap di Kamboja. Meski sudah kelas internasional, di tanah kelahirannya Kabupaten Ponorogo, yang bersangkutan nihil kasus penyalahgunaan narkoba.

    Hal itu dibenarkan oleh Kasat Narkoba Polres Ponorogo, Iptu Muhammad Mustofa Sahid. Menurutnya, Dewi Astutik selama berada di Ponorogo tidak ada catatan kriminalnya terkait penyalahgunaan narkoba. Warga ber-KTP di Kecamatan Balong itu justru mempunyai catatan kriminal terkait narkoba saat berada di luar negeri.

    “Tidak ada catatan,” tulis Sahid saat dihubungi beritajatim.com lewat aplikasi pesan WhatsApp, Selasa (2/12/2025) sore.

    Informasi yang dihimpun Satresnarkoba Polres Ponorogo, kata Sahid, yang bersangkutan sudah menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) sejak 10 tahun lalu. Dia pun menyebut, di Ponorogo nama asli sesuai KTP-nya adalah Paryatin. Dewi Astutik itu sebenarnya merupakan nama adiknya. “Sekadar meluruskan, di Ponorogo nama asli sesuai KTP Paryatin,” ungkapnya.

    Untuk diketahui sebelumnya, Dewi Astutik alias Mami, sosok yang dikenal sebagai gembong narkoba jaringan internasional tersebut akhirnya tertangkap di Kamboja. Badan Narkotika Nasional (BNN) berkoordinasi dengan Interpol membekuk Dewi melalui operasi senyap di Sihanoukville.

    Diketahui, Dewi Astutik alias Mami, wanita asal Ponorogo, Jawa Timur tersebut merupakan aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu jaringan Golden Triangle.

    Penangkapan buronan yang dikenal sebagai Mami ini menjadi salah satu penindakan terbesar BNN karena keterlibatannya dalam kasus-kasus narkotika skala besar sejak 2024, termasuk jaringan Golden Crescent. Selain Indonesia, Dewi Astutik juga diketahui menjadi buronan Kepolisian Korea Selatan terkait kejahatan narkotika.

    Operasi penangkapan di Sihanoukville, Kamboja, dilakukan secara kolektif oleh tim gabungan yang melibatkan BNN, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI, dan BAIS TNI. (end/kun)

  • Fakta Dewi Astutik: Nama Asli Paryatin dan Tak Punya Riwayat Narkoba di Ponorogo

    Dewi Astutik, Gembong Narkoba Asal Ponorogo Tertangkap di Kamboja

    Jakarta (beritajatim.com) – Dewi Astutik alias Mami, sosok yang dikenal sebagai gembong narkoba jaringan internasional tersebut akhirnya tertangkap di Kamboja. Badan Narkotika Nasional (BNN) berkoordinasi dengan Interpol membekuk Dewi melalui operasi senyap di Sihanoukville.

    Diketahui, Dewi Astutik alias Mami, Wanita asal Ponorogo, Jawa Timur tersebut merupakan aktor intelektual penyelundupan 2 ton sabu jaringan Golden Triangle.

    Penangkapan buronan yang dikenal sebagai Mami ini menjadi salah satu penindakan terbesar BNN karena keterlibatannya dalam kasus-kasus narkotika skala besar sejak 2024, termasuk jaringan Golden Crescent. Selain Indonesia, Dewi Astutik juga diketahui menjadi buronan Kepolisian Korea Selatan terkait kejahatan narkotika.

    Operasi penangkapan di Sihanoukville, Kamboja, dilakukan secara kolektif oleh tim gabungan yang melibatkan BNN, Kepolisian Kamboja, KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI, dan BAIS TNI.

    Mengutip suara.com, operasi senyap ini dipimpin oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Roy Hardi Siahaan, sebagai tindak lanjut instruksi Kepala BNN RI, Suyudi Ario Seto, yang membentuk tim khusus sebulan sebelumnya.

    Dukungan intelijen dan pemetaan pergerakan lintas negara diberikan oleh Atase Pertahanan RI di Kamboja serta BAIS TNI di bawah komando Yudi Abrimantyo. Sementara proses diplomasi dan legalitas pemindahan tersangka difasilitasi langsung oleh Duta Besar RI untuk Kamboja, Dr. Santo Darmosumarto, beserta jajaran KBRI Phnom Penh.

    Aksi penangkapan ini berjalan mulus berkat kerja sama erat dengan Wakil Kepala Kepolisian Nasional Kamboja, Chuon Narin. Dewi dibekuk saat hendak memasuki lobi sebuah hotel di Sihanoukville. Operasi berlangsung cepat dan tanpa menimbulkan kegaduhan di lokasi.

    Setelah diamankan di Sihanoukville, Dewi diterbangkan ke Phnom Penh untuk verifikasi identitas dan penyerahan resmi antarotoritas sebelum dipulangkan ke Indonesia.

    Setibanya di Indonesia, Dewi Astutik akan menjalani pemeriksaan intensif untuk menelusuri alur pendanaan, logistik, hingga pihak-pihak yang terlibat dalam jaringan internasional yang mengoperasikan berbagai jenis narkotika—mulai dari sabu, kokain, hingga ketamin—ke negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara.

    BNN menegaskan bahwa penindakan tidak berhenti pada penangkapan Dewi. Langkah berikutnya adalah membongkar seluruh struktur jaringan yang selama ini beroperasi secara masif dan terorganisir. [beq]

  • Dari Aset ke Ladang Spekulasi

    Dari Aset ke Ladang Spekulasi

    Jakarta

    “Harga emas telah meledak dalam beberapa bulan terakhir,” jelas Kepala Strategi Investasi Logam Mulia di MKS PAMP Group, Nicky Shields dalam wawancara dengan DW.

    “Ini merupakan indikator dari menurunnya kepercayaan pada pemerintah dan institusi-institusi.” Pertanyaannya adalah apakah pasar yang relatif kecil untuk reksa dana emas dapat menyerap limpahan modal saat ini.

    MKS PAMP Group, yang bermarkas di Jenewa, termasuk di antara para pelaku industri logam mulia global yang paling penting. Mereka mengolah emas, perak, dan platina menjadi batangan, koin, serta produk untuk perusahaan perhiasan dan industri, dan juga menawarkan investasi bagi investor institusional maupun pribadi.

    “Emas kertas”: Putri kesayangan para investor

    Menurut data dari World Gold Council, nilai aset global yang dikelola dalam emas ETF (Exchange Traded Funds) meningkat dari 472 miliar dolar AS pada bulan September menjadi 503 miliar dolar AS pada bulan Oktober, naik enam persen. Hanya pada bulan Oktober saja, arus masuknya mencapai 8,2 miliar dolar AS, jauh di atas rata-rata tahunan sebelumnya yang sebesar 7,1 miliar dolar AS.

    Pada kuartal ketiga (Q3) 2025, dari Juli hingga September, emas ETF yang didukung fisik mencatat arus masuk rekor 26 miliar dolar AS. Investor Amerika Utara memimpin kenaikan dengan 16,1 miliar dolar AS, sementara dana Eropa mencatat pembelian kuat dan mencapai kuartal terkuat kedua di kawasan tersebut dengan 8,2 miliar dolar AS.

    Emas ETF (Exchange Traded Funds) adalah dana yang diperdagangkan di bursa yang meniru harga emas, tanpa mengharuskan investor membeli atau menyimpan emas batangan secara fisik. Banyak emas ETF menyimpan emas fisik di brankas yang dialokasikan sebagai aset dana, sehingga sering disebut sebagai “emas kertas”.

    Berbeda dengan reksa dana saham, emas ETF hanya memiliki satu komponen—yaitu emas. Artinya, tidak ada diversifikasi risiko. Karena alasan ini, emas ETF tidak diizinkan di Jerman, meskipun di banyak negara Eropa lainnya diperbolehkan.

    Kenaikan harga emas berlanjut

    Analis pasar Martin Siegert dari Landesbank Baden-Wrttemberg (LBBW) berpendapat bahwa kenaikan harga emas akan terus berlanjut. “Banyak argumen proemas tetap berlaku,” tulisnya pada akhir November di platform resmi bank. “Arus masuk ke dalam emas ETC seharusnya tetap kuat.”

    Ia menambahkan bahwa suku bunga di AS akan terus menurun, tanda tanya mengenai masa depan independensi bank sentral AS, Federal Reserve, dan mengenai soliditas dolar AS tetap ada, serta kebijakan perdagangan AS kemungkinan akan memberikan kejutan pasar pada tahun 2026.

    Ia mengumumkan: “LBBW, dengan latar belakang ini, menaikkan proyeksinya: Hingga akhir 2026, harga emas diperkirakan akan naik hingga 4.600 dolar AS.”

    Aset “antifragile”

    Rekor tertinggi sebelumnya dicapai pada Oktober tahun ini dengan lebih dari 4.350 dolar AS per ons troy. Saat ini, harganya stabil di 4.115 dolar AS per ons troy (per 25 November).

    Bank investasi AS Morgan Stanley menyarankan para investornya pada bulan September untuk mengubah struktur portofolio mereka dan mengintegrasikan emas sebagai “komponen inti”. Alih-alih menanamkan 60 persen dalam saham dan 40 persen dalam obligasi, mereka menyarankan agar 20 persen investasi dialokasikan ke produk emas.

    Kepala Kantor Investasi Morgan Stanley, Mike Wilson mengatakan kepada Reuters bahwa emas adalah aset “antifragile” yang paling penting, yang memberikan stabilitas dan perlindungan pada masa ketidakpastian. Model portofolio baru 60/20/20 menurutnya merupakan “perlindungan kuat terhadap inflasi”.

    Surat kabar Financial Times menyebut hype kenaikan harga emas sebagai “gold-plated FOMO” (fear of missing out — rasa takut ketinggalan): “Rally harga emas terbesar sejak 1970-an dipicu oleh ketakutan investor kehilangan imbal hasil dan kekhawatiran terhadap inflasi yang meningkat,” tulis harian Inggris itu.

    Kripto memasuki bisnis emas

    Namun, bukan hanya arus modal ke emas ETF yang mendorong kenaikan harga emas. Menurut laporan Reuters, perusahaan AS Tether juga memainkan peran besar.

    Perusahaan aset digital terbesar di dunia itu berkedudukan di El Salvador dan merupakan penerbit mata uang kripto Stablecoin Tether (USDT). Di situsnya, Tether mempromosikan investasi dalam “goldcoins”.

    Perusahaan kripto tersebut adalah pemilik tunggal emas batangan terbesar di luar bank sentral besar, dengan cadangan emas sebanding dengan beberapa bank sentral negara seperti Korea Selatan, Hungaria, atau Yunani.

    Pasar emas yang memanas menunjukkan bahwa justru emas—yang selama ini dianggap aset aman—telah menjadi objek spekulasi, menurut pakar MKS, Nicky Shields.

    “Dalam dua bulan terakhir, terjadi pembentukan gelembung nyata di pasar keuangan, tidak hanya pada emas dan perak, tetapi juga pada saham AS dan kecerdasan buatan (AI),” jelasnya kepada DW.

    Ia menambahkan bahwa “pemanasan berlebihan” terjadi karena beberapa faktor. “Bank Sentral AS, Fed, menurunkan suku bunga meskipun kita tidak dalam resesi. Ini menciptakan lebih banyak likuiditas dalam sistem, yang mungkin sebenarnya tidak dibutuhkan,” kata Shields. “Akibatnya, kita melihat penilaian tinggi pada aset gelembung di AI, saham AS, serta krisis gelembung pada emas dan perak.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • 3
                    
                        BNN-Interpol Tangkap Gembong Narkoba Internasional Dewi Astutik
                        Nasional

    3 BNN-Interpol Tangkap Gembong Narkoba Internasional Dewi Astutik Nasional

    BNN-Interpol Tangkap Gembong Narkoba Internasional Dewi Astutik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Badan Narkotika Nasional (BNN) menangkap gembong narkoba sekaligus buronan internasional, Dewi Astutik alias Mami.
    Penangkapan ini merupakan hasil kerja sama antara
    BNN
    , Kepolisian
    Kamboja
    , KBRI Phnom Penh, Atase Pertahanan RI di Kamboja, serta Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI.
    Dewi Astutik
    diketahui sebagai aktor intelektual di balik penyelundupan dua ton sabu jaringan Golden Triangle yang digagalkan pada Mei 2025, serta sejumlah kasus besar pada 2024 yang terkait jaringan Golden Crescent.
    Dewi diringkus di Sihanoukville, Kamboja, melalui operasi senyap lintas negara yang dipimpin oleh Direktur Penindakan dan Pengejaran BNN, Roy Hardi Siahaan.
    Wanita yang juga menjadi buronan otoritas Korea Selatan ini ditangkap saat hendak menuju lobi sebuah hotel di Sihanoukville.
    Usai ditangkap, Dewi dibawa ke Phnom Penh untuk proses verifikasi identitas dan penyerahan resmi antar-otoritas.
    Setibanya di Indonesia, Dewi akan menjalani pemeriksaan intensif guna mengungkap alur pendanaan, logistik, dan pihak-pihak yang terlibat.
    Jaringan ini diketahui aktif mendistribusikan berbagai jenis narkotika, termasuk kokain, sabu, dan ketamin, ke wilayah Asia Timur dan Asia Tenggara.
    BNN menegaskan, penindakan tidak akan berhenti pada penangkapan ini, tetapi berlanjut pada pembongkaran seluruh struktur jaringan yang selama ini beroperasi secara masif dan terorganisasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Iran Tangkap 2 Warga Korsel Atas Dugaan Penyelundupan

    Iran Tangkap 2 Warga Korsel Atas Dugaan Penyelundupan

    Teheran

    Otoritas Korea Selatan (Korsel) mengatakan sejumlah warga negaranya ditangkap di Iran atas dugaan penyelundupan. Salah satu orang yang ditangkap disebut bekerja untuk lembaga publik Korsel di Teheran.

    Kementerian Luar Negeri Korsel dalam pernyataannya, seperti dilansir kantor berita Yonhap News dan Reuters, Selasa (2/12/2025), mengonfirmasi adanya penangkapan warganya oleh otoritas Iran. Namun tidak disebutkan secara jelas jumlah warga Korsel yang ditangkap.

    “Tim misi diplomatik kami di Iran telah mengkomunikasikan masalah ini dengan para pejabat Iran dan akan terus memberikan bantuan konsuler yang diperlukan kepada warga negara Korea tersebut,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Korsel.

    Kementerian Luar Negeri Korsel menolak untuk mengonfirmasi detail lainnya terkait penangkapan itu, termasuk soal pekerjaan warga Korsel yang ditangkap atau informasi detail soal tuduhan yang menjeratnya.

    Laporan kantor berita Yonhap News, yang mengutip sumber-sumber diplomatik, menyebut ada dua warga Korsel yang ditangkap di Iran.

    Disebutkan oleh sumber tersebut bahwa kedua warga Korsel itu, bersama dengan seorang warga negara Iran, ditahan sekitar 20 November lalu di wilayah barat daya negara tersebut, atas tuduhan penyelundupan. Tidak diketahui secara jelas soal penyelundupan apa yang menjerat mereka.

    Menurut sumber-sumber diplomatik tersebut, salah satu warga Korsel yang ditahan merupakan pegawai sebuah lembaga publik Korsel, sedangkan satu lainnya merupakan warga Korea yang tinggal di Iran. Ditambahkan sumber-sumber diplomatik itu bahwa ketiganya menghadapi dakwaan yang sama.

    “Sulit untuk mengungkapkan detailnya karena kasus ini masih dalam penyelidikan oleh otoritas setempat,” kata seorang pejabat pemerintah Seoul, yang enggan disebut namanya, seperti dikutip Yonhap News.

    Sejauh ini belum ada pernyataan resmi dari otoritas Iran terkait penangkapan warga Korsel tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Viral di Korea, Hwasa Dapat ‘All Kill’ Pertama untuk Solois Wanita Tahun Ini

    Viral di Korea, Hwasa Dapat ‘All Kill’ Pertama untuk Solois Wanita Tahun Ini

    JAKARTA – Hwasa MAMAMOO mencetak rekor All Kill untuk lagu terbarunya, Good Goodbye. Lagu ini mulai laris didengarkan setelah penampilannya dalam acara penghargaan Blue Dragon Film Awards ke-46.

    Dalam acara tersebut, Hwasa menyanyikan lagu tersebut dengan penampilan aktor Park Jeong Min yang merupakan model video klipnya. Penampilan itu kemudian viral di Korea Selatan.

    Beberapa hari kemudian, iChart sebagai pengelola tangga musik Korea Selatan mengumumkan lagu Good Goodbye memperoleh status All Kill yang menandakan lagu ini mendapat peringkat pertama di berbagai tangga musik.

    Berbagai tangga musik itu adalah Melon, Genie, Bugs, YouTube Music Korea, VIBE, FLO, dan iChart.

    Selain itu, Good Goodbye menjadi lagu dari solois wanita yang mendapat status All Kill pertama di tahun ini.

    Good Goodbye menjadi lagu keempat yang memperoleh status All Kill di tahun ini.

    Lagu ini menjadi single terbaru Hwasa pada tahun ini setelah menjalani tur Eropa.

    Sebelumnya ada tiga lagu yang mendapat status tersebut yaitu REBEL HEART dari IVE, Too Bad dari G-Dragon dan Anderson .Paak, serta Golden dari grup fiksi HUNTR/X.

  • Galaxy Z TriFold Resmi Diumumkan, HP Lipat Tiga Pertama Samsung Siap Dijual 12 Desember

    Galaxy Z TriFold Resmi Diumumkan, HP Lipat Tiga Pertama Samsung Siap Dijual 12 Desember

    Untuk layar cover, perusahaan menggunakan panel 6.5 inci beresolusi 2,520 x 1,080 piksel, refresh rate adaptif 1-120Hz, dan aspek rasio 21:9. Disebutkan, layar ini memiliki tingkat kecerahan hingga 2,600 nits, sudah dilindungi dengan Gorilla Glass Ceramic 2, dan menyertakan kamera selfie 10MP.

    Dalam hal software, HP Galaxy Z TriFold ini sudah beroperasi menggunakan OneUI 8 berbasis Android 16. Memanfaatkan layar 10 inci, pengguna bisa mengoptimalkan berbagai pilihan fitur multitasking di ponsel ini.

    Galaxy Z TriFold menjadi ponsel pertama Samsung yang memiliki Samsung DeX mandiri, di mana pengguna bisa langsung mengakses tampilan mirip desktop di ponsel hanya dengan mengeklik tombol Quick Setting di panel.

    Untuk fotografi, perusahaan memasang tiga kamera belakang di mana masing-masing memiliki kemampuan 200MP (ISOCELL HP2), 10MP 3x telephoto, dan 12MP ultrawide.

    Seperti ponsel Samsung lainnya, perusahaan juga sudah dilengkapi dengan beragam fitur Galaxy AI, mulai dari Photo Assist, Generative Edit, hingga Sketch to Image. Tak lupa, Gemini Live juga ikut hadir di dalam smartphone baru ini.

    Samsung Z TriFold akan tersedia dalam satu warna Crafted Black. Meskipun harganya belum diumumkan, dapat dipastikan pembeli di Korea Selatan akan menjadi pertama mendapatkan perangkat ini karena akan tersedia mulai Jumat, 12 Desember.

    Samsung juga mengonfirmasi, mereka akan memperluas ketersediaannya ke Tiongkok, Taiwan, Singapura, UEA, dan AS di masa mendatang.