Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Donald Trump mengaku tidak bisa bertemu pemimpin Korea Utara Kim Jong Un selama kunjungan ke Korea Selatan. Meski begitu, Trump berjanji akan kembali ke kawasan itu untuk melakukan pertemuan.
Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Kamis (30/10/2025).
Negara: Korea Selatan
-

Video: Trump Akui Sibuk, Tak Bisa Bertemu Kim Jong Un
-

Transaksi E-Commerce Tembus Rp4.500 T-Tarif Dagang China Dipotong 10%
Jakarta, CNBC Indonesia – Ekonomi digital indonesia tercatat tumbuh pesat dan menjadi yang terbesar di kawasan asean. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkap volume transaksi digital nasional sudah mencapai Rp 37 Miliar transaksi per tahun dengan nilai hampir empat ribu lima ratus triliun rupiah di sektor E-Commerce.
Sementara itu, pertemuan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan menghasilkan kesepakatan dagang baru antara dua negara adidaya.
Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia, Kamis (30/10/2025).
-

Kereta Cepat China Mampu Tempuh Jakarta-Semarang Hanya 1 Jam
Jakarta, CNBC Indonesia – Kereta cepat asal China, CR450, telah melewati serangkaian uji coba pra-layanan di jalur kereta cepat yang menghubungkan Shanghai dan Chengdu. Dalam pengujian terbarunya, kecepatan kereta mencapai 453 kilometer per jam, menjadikannya yang tercepat di dunia saat ini.
Menurut laporan Science and Technology Daily, CR450 dirancang untuk kecepatan uji maksimum 450 km/jam dan kecepatan operasional komersial 400 km/jam. Uji kualifikasi dilakukan untuk memastikan keamanan dan stabilitas sebelum kereta ini diperbolehkan mengangkut penumpang.
Sebagai perbandingan, kecepatan tersebut hampir setara dengan jarak Jakarta-Semarang yang sekitar 438 kilometer, dan dapat ditempuh hanya dalam waktu sekitar 1 jam jika menggunakan kecepatan penuh CR450.
Kereta supercepat ini mampu melesat dari posisi diam hingga 350 km/jam hanya dalam waktu 4 menit 40 detik. Dalam salah satu uji, dua unit CR450 bahkan saling berpapasan dengan kecepatan gabungan mencapai 896 km/jam.
Dibandingkan pendahulunya, CR400 Fuxing, CR450 memiliki desain hidung lebih panjang dan ramping, atap lebih rendah 20 sentimeter, serta bobot lebih ringan 50 ton. Desain baru ini mengurangi hambatan udara hingga 22 persen, sehingga efisiensi dan kecepatan meningkat signifikan.
Dengan kecepatan tersebut, CR450 berhasil melampaui sejumlah kereta cepat dari berbagai negara. Sebagai perbandingan, Shinkansen asal Jepang saat pertama kali dioperasikan pada 1964 hanya mampu melaju 220 km/jam, dan model terbarunya kini mencapai sekitar 320 km/jam.
Sementara itu, KTX dari Korea Selatan dan Frecciarossa dari Italia memang mampu menembus 400 km/jam, namun keduanya masih belum dapat menandingi capaian CR450.
Sebelum diizinkan mengangkut penumpang, CR450 harus menempuh jarak sejauh 600.000 kilometer tanpa mengalami gangguan.
(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]
-

Trump Perintahkan Uji Coba Senjata Nuklir AS, China Bilang Gini
Beijing –
China menanggapi pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal negaranya akan segera memulai kembali uji coba senjata nuklir. Otoritas Beijing mengingatkan Washington untuk “secara sungguh-sungguh mematuhi” larangan uji coba nuklir global.
Tanggapan China itu, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, setelah Trump mengumumkan bahwa dirinya telah memerintahkan Departemen Pertahanan AS atau Pentagon untuk segera memulai uji coba senjata nuklir.
Trump mengungkit soal Rusia dan China saat mengumumkan hal tersebut via media sosial pada Kamis (30/10).
“China mengharapkan Amerika Serikat akan sungguh-sungguh mematuhi kewajiban perjanjian larangan-uji coba-nuklir komprehensif dan komitmennya terhadap larangan uji coba nuklir, serta mengambil tindakan nyata untuk menjaga sistem perlucutan senjata dan nonproliferasi nuklir global dan menjaga keseimbangan dan stabilitas strategis global,” kata Guo dalam pernyataannya.
Pengumuman Trump itu disampaikan kurang dari satu jam sebelum pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping digelar di Busan, di Korea Selatan (Korsel) pada Kamis (30/10) pagi. Trump juga berada di Korsel untuk menghadiri forum KTT APEC.
“Amerika Serikat memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun. Hal ini telah dicapai, termasuk pembaruan dan renovasi total terhadap senjata yang sudah ada, selama masa jabatan pertama saya. Karena daya rusaknya yang luar biasa, saya SANGAT TIDAK SUKA melakukannya, tetapi tidak punya pilihan!” kata Trump dalam pernyataannya via media sosial Truth Social pada Kamis (30/10).
“Rusia berada di posisi kedua, dan China di posisi ketiga, tetapi akan sama dalam waktu 5 tahun,” sebutnya.
“Karena negara-negara lain sedang menguji program, saya telah menginstruksikan Departemen Perang (nama baru Departemen Pertahanan-red) untuk memulai uji coba senjata nuklir kita secara setara,” ujar Trump dalam pernyataannya.
“Proses itu akan segera dimulai,” cetusnya.
Postingan tersebut disampaikan Trump setelah Presiden Rusia Vladimir Putin, pada Rabu (29/10), mengumumkan negaranya sukses menguji coba drone Poseidon bertenaga nuklir pekan ini. Itu menjadi uji coba senjata nuklir kedua yang dilakukan oleh Moskow beberapa waktu terakhir, setelah sebelumnya mengklaim sukses menguji coba rudal jelajah Burevestnik yang berkemampuan nuklir.
Rusia, menurut The Guardian, saat ini memiliki lebih banyak senjata nuklir dibandingkan AS — yang menepis klaim Trump. Data dari Campaign to Abolish Nuclear Weapons menyebutkan bahwa Moskow memiliki lebih dari 5.500 hulu ledak nuklir yang terkonfirmasi, sedangkan Washington memiliki 5.044 senjata nuklir.
Sementara itu, AS terakhir kali melakukan uji coba nuklir pada 23 September 1992 silam, di lokasi yang sekarang disebut sebagai Nevada National Security Site. Presiden AS pada saat itu, George HW Bush, mengumumkan moratorium uji coba nuklir bawah tanah pada tahun yang sama.
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
-

Xi Jinping Bilang Capai Konsensus Soal Perdagangan dengan Trump
Beijing –
Presiden China Xi Jinping mengatakan negaranya telah mencapai konsensus dengan Amerika Serikat (AS) mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan. Xi menyebut tim kedua negara akan bekerja sama dalam memfinalisasi upaya lanjutan untuk menerapkan konsensus tersebut.
Pertemuan Xi dan Presiden AS Donald Trump, yang merupakan pertemuan tatap muka pertama dalam enam tahun terakhir, berlangsung di Pangkalan Udara Gimhae di Busan, Korea Selatan (Korsel), pada Kamis (30/10) pagi. Pembicaraan yang berlangsung tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.
Kedua pemimpin duduk berhadapan, masing-masing diapit oleh para pejabat senior mereka. Trump didampingi oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Marco Rubio, Menteri Keuangan (Menkeu) AS Scott Bessent, dan Menteri Perdagangan (Mendag) AS Howard Lutnick.
Sedangkan Xi, yang tiba di Seoul sesaat sebelum pertemuan digelar, didampingi oleh Menlu China Wang Yi, Mendag China Wang Wentao, dan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng.
Pembicaraan krusial kedua pemimpin digelar saat perang dagang yang menyelimuti kedua negara, yang mencakup segala hal mulai dari logam tanah jarang hingga kedelai dan bea masuk pelabuhan, telah mengguncang pasar dan menghambat rantai pasokan selama berbulan-bulan.
“Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara saling bertukar pandangan mendalam mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan yang penting dan mencapai konsensus untuk menyelesaikannya,” kata Xi membahas isi pembicaraan dengan Trump, seperti dikutip kantor berita Xinhua dan dilansir AFP, Kamis (30/10/2025).
“Kedua tim harus menyempurnakan dan memfinalisasi pekerjaan lanjutan sesegera mungkin, mempertahankan dan menerapkan konsensus, serta memberikan hasil nyata untuk menenangkan perekonomian China, Amerika Serikat, dan dunia,” sebutnya.
Pernyataan Xinhua tersebut tidak menjelaskan secara detail mengenai kesepakatan spesifik yang dicapai kedua negara dalam pembicaraan di Busan.
Laporan Xinhua hanya menyebut Xi dalam pertemuan itu juga mengatakan kepada Trump bahwa kedua negara “harus memiliki interaksi positif di panggung regional dan internasional”.
Trump Sebut Pertemuan dengan Xi ‘Sukses Besar’
Trump sebelumnya menggambarkan pertemuan dengan Xi sebagai “kesuksesan besar”. Dia mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan AS Air Force One setelah terbang meninggalkan Korsel.
“Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa,” kata Trump. “Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dia kemudian mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru, dan Xi juga akan berkunjung ke AS setelah itu.
Trump juga mengungkapkan bahwa pembicaraan dengan Xi menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk kesepakatan memangkas tarif terkait fentanyl, kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang — bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri, dan kesepakatan pembelian langsung kedelai beserta produk pertanian AS lainnya oleh China.
Lihat Video ‘Trump dan Xi Jinping Bertemu, Sepakat Jalin Komunikasi’:
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
-

Chip AI Nvidia Jadi Senjata Diplomasi Amerika ke China
Jakarta –
Presiden Amerika Serikat Donald Trump tampaknya menjadikan chip AI buatan Nvidia sebagai senjata diplomasi baru dalam pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping.
Dalam pernyataannya di atas pesawat Air Force One menuju Gyeongju, Korea Selatan, Trump menyebut chip Nvidia Blackwell sebagai “super-duper chip” dan mengatakan akan membicarakannya dengan Xi saat keduanya bertemu, demikian dikutip detikINET dari Reuters, Kamis (30/10/2025).
Langkah ini muncul di tengah tensi dagang yang belum reda antara dua raksasa ekonomi dunia. Penjualan chip AI kelas atas milik Nvidia menjadi isu sensitif dalam negosiasi panjang antara Washington dan Beijing sepanjang tahun ini.
Pemerintah AS selama ini melarang ekspor chip tercanggih Nvidia ke China, dengan alasan khawatir teknologi tersebut bisa digunakan militer Beijing untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan intelijennya.
Sebaliknya, China menilai pembatasan itu sebagai bentuk hambatan perdagangan yang merugikan dan mendorong perusahaan lokal untuk mempercepat pengembangan chip dalam negeri. Namun, banyak pengembang AI di China masih mengandalkan chip Nvidia karena produk dalam negeri seperti Huawei masih kesulitan memenuhi kebutuhan performa tinggi.
CEO Nvidia Jensen Huang sebelumnya mengakui pihaknya belum mengajukan izin ekspor untuk chip Blackwell ke China karena situasi politik yang belum pasti. Meski begitu, ia tetap berharap pasar China bisa terbuka lagi, karena pasar tersebut penting untuk mendukung riset dan pengembangan di AS.
“Mereka sudah sangat jelas menyatakan tidak ingin Nvidia hadir di sana untuk saat ini,” ujar Huang dalam konferensi pers di acara pengembang Nvidia.
Chip Blackwell yang disebut Trump itu sendiri merupakan generasi terbaru dari prosesor AI Nvidia — dirancang untuk melatih model AI raksasa dengan efisiensi daya dan performa ekstrem. Trump, yang kini kembali ke Gedung Putih, menyebut pembicaraan soal chip ini bisa menjadi bagian penting dari perundingan dagang baru dengan China.
Jika pembahasan ini benar-benar terjadi, chip AI bisa menjadi alat tawar baru dalam hubungan AS-China — bukan lagi sekadar urusan teknologi, tetapi juga strategi geopolitik di era kecerdasan buatan.
(asj/asj)
-

Trump Sebut Dialog dengan Xi ‘Sukses Besar’, Kunjungi China Tahun Depan
Washington DC –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akhirnya mengungkap isi pembicaraannya dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan di Korea Selatan (Korsel). Trump menyebut pembicaraannya dengan Xi sebagai “kesuksesan besar” dan mengumumkan rencana kunjungan ke China tahun depan.
Pembicaraan krusial kedua pemimpin, yang digelar saat perang dagang menyelimuti kedua negara, berlangsung di Pangkalan Udara Gimhae di Busan, Korsel, pada Kamis (30/10) pagi waktu setempat. Pembicaraan yang berlangsung tertutup itu berlangsung sekitar 1 jam 40 menit saja.
Trump dan Xi sama sekali tidak memberikan komentar kepada wartawan setelah pembicaraan selesai digelar. Trump bergegas meninggalkan Korsel dengan pesawat kepresidenan AS Air Force One, sedangkan Xi langsung masuk ke dalam limusin di luar lokasi pertemuan.
Trump, seperti dilansir AFP, Kamis (30/10/2025), baru mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Xi saat berbicara kepada wartawan di dalam Air Force One. Dia menggambarkan pertemuan itu sebagai “kesuksesan besar”.
“Saya pikir itu pertemuan yang luar biasa,” kata Trump.
“Banyak hal yang kami bawa ke tahap finalisasi (dalam pembicaraan di Busan),” sebutnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Dia kemudian mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada April tahun depan untuk pembicaraan baru. “Saya akan pergi ke China pada April dan dia akan datang ke sini beberapa waktu setelah itu, entah itu di Florida, Palm Beach, atau Washington DC,” kata Trump.
Trump memuji Xi sebagai “pemimpin yang luar biasa dari negara yang sangat kuat”.
Dia kemudian mengungkapkan bahwa pembicaraan itu menghasilkan sejumlah kesepakatan, termasuk kesepakatan memangkas tarif terkait fentanyl dan kesepakatan satu tahun yang dapat diperpanjang terkait pasokan logam tanah jarang, bahan esensial untuk komponen elektronik canggih di berbagai industri.
Beijing, pada awal Oktober, telah mengumumkan pembatasan tambahan atas ekspor logam tanah jarang — sektor di mana China sangat dominan.
“Semua logam tanah jarang telah diselesaikan, dan itu untuk dunia,” sebut Trump, menambahkan bahwa kesepakatan itu bisa dinegosiasikan ulang setiap tahunnya.
“Mengenai fentanyl, kami sepakat bahwa dia akan bekerja sangat keras untuk menghentikan alirannya… Saya mengenakan tarif 20 persen kepada China karena masuknya fentanyl… dan berdasarkan pernyataannya hari ini, saya akan menguranginya sebesar 10 persen,” ujarnya.
Trump menambahkan bahwa kesepakatan yang dicapai juga mencakup pembelian langsung “dalam jumlah besar kedelai dan produk-produk pertanian lainnya” oleh China.
Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi dari otoritas China membahas pertemuan Xi dan Trump.
Taiwan Tak Dibahas dalam Pertemuan Trump-Xi
Diungkapkan juga oleh Trump bahwa isu Taiwan tidak dibahas dalam pertemuannya dengan Xi di Korsel. “(Taiwan) Tidak pernah muncul (dalam pembicaraan). Itu sebenarnya tidak dibahas,” ujarnya kepada wartawan di Air Force One.
Sepakat Bekerja Sama untuk Akhiri Perang Ukraina
Trump menambahkan bahwa dirinya dan Xi juga sepakat untuk “bekerja sama” terkait isu perang Ukraina.
“Ukraina muncul sangat kuat (dalam pembicaraan). Kami telah membicarakannya cukup lama, dan kami berdua akan bekerja sama untuk melihat apakah kami bisa mewujudkan sesuatu,” ucapnya.
“(Xi) Akan membantu kita, dan kita akan bekerja sama terkait Ukraina,” imbuh Trump.
Halaman 2 dari 2
(nvc/idh)
-

Trump Menyerah ke China, Petaka Baru Ancam Amerika
Jakarta, CNBC Indonesia – Langkah Presiden Donald Trump membuka peluang penjualan chip kecerdasan buatan (AI) Nvidia ke China menuai kecaman keras dari kalangan politik dan pakar teknologi.
Kebijakan itu dinilai bisa menjadi bumerang besar bagi dominasi AI Amerika Serikat dan menguntungkan militer China.
Ketua House Select Committee on China, John Moolenaar, menyebut rencana penjualan tersebut setara dengan memberikan uranium tingkat senjata kepada Iran.
Menurutnya, menjual chip AI tercanggih ke China sama saja memperkuat musuh utama Amerika.
“Kita tidak bisa menjual chip AI paling canggih kepada musuh utama negara kita,” tegas Moolenaar, dikutip dari Reuters, Kamis (30/10/2025).
Pernyataan itu muncul setelah Trump memberi sinyal bahwa Nvidia bisa menjual versi lebih rendah dari chip Blackwell ke China. Chip AI tersebut merupakan salah satu teknologi paling kuat di dunia dan menjadi tulang punggung keunggulan Amerika di bidang komputasi AI.
Para pakar perdagangan AS memperingatkan bahwa memberikan akses chip ini ke China dapat meruntuhkan pembatasan ekspor chip yang diberlakukan sejak 2022.
Pembatasan itu dirancang agar militer China tidak diuntungkan oleh teknologi Amerika serta memperlambat laju pengembangan AI di negeri tersebut.
“Jika kita mengekspor versi B30A, maka keunggulan utama AS terhadap China di bidang AI akan menyusut drastis,” ujar Tim Fist, Direktur Kebijakan Teknologi Baru di Institute for Progress.
Menurut Fist, meski versi B30A disebut lebih lemah, chip itu sejatinya hanya berbeda dalam kemasan.
“China bisa membeli dua kali lipat dan mendapatkan hasil yang sama, kemungkinan dengan harga yang sama,” tambahnya.
Analisis terbaru yang diterbitkan oleh Fist dan rekan-rekannya menunjukkan, jika AS menahan ekspor chip AI ke China tahun depan, AS akan tetap memiliki kekuatan komputasi AI 30 kali lipat dibandingkan China. Namun, jika ekspor chip versi downgrade diizinkan, China bisa menyalip AS pada 2026.
Kritik tak hanya datang dari Partai Republik. Pemimpin Mayoritas Senat dari Partai Demokrat, Chuck Schumer, bersama 11 senator Demokrat lainnya, turut mendesak Trump agar tidak mencabut pembatasan ekspor chip AI dan teknologi tinggi AS demi kesepakatan dagang dengan Beijing.
“Chip ini seharusnya mendukung perusahaan AS yang membangun dominasi AI di masa depan, bukan memperkuat militer China,” kata Moolenaar.
Trump mengatakan ia mungkin akan membahas chip “super-duper” Blackwell dengan Presiden China Xi Jinping dalam pertemuan mereka pada Kamis mendatang. Ia sempat menyebut akan mengizinkan penjualan versi 30-50 persen lebih lemah dari chip terbaik Nvidia.
Namun banyak pihak menilai langkah itu tetap berisiko besar. Chris McGuire, mantan pejabat Departemen Luar Negeri AS, menilai keputusan tersebut dapat mengakhiri seluruh sistem kontrol ekspor chip AI yang selama ini menjaga keunggulan Amerika.
“Alasan AS unggul dalam AI adalah karena kita memiliki daya komputasi dan chip terbaik. Jika kita memberikannya ke China, skenario terbaiknya kita hanya imbang, skenario terburuknya, kita tertinggal,” tegas McGuire.
Hasil Kesepakatan Sementara Trump dan Xi Jinping
Pertemuan antara Trump dan Presiden China Xi Jinping sudah digelar di Busan, Korea Selatan, pada Kamis (30/10). Trumpmengatakan ia telah mencapai kesepakatan satu tahun dengan China mengenai tanah jarang dan mineral penting (rare earth), serta fentanil.
Trump mengatakan kepada para wartawan di atas Air Force One saat meninggalkan Korsel, bahwa pertemuan dengan Xi luar biasa dan bahwa banyak keputusan telah dibuat.
“Masalah tanah jarang telah diselesaikan,” kata Trump dikutip CNBC International.
Menurutnya sudah ada kesepakatan 1 tahun, yang akan dinegosiasikan setiap tahun. Tarif impor China juga akan diturunkan 10% menjadi 47% dari 57%.
Sebagai imbalannya, China akan bertindak tegas menghentikan fentanil, narkotika yang kini menyebar luas di AS. China juga akan melanjutkan pembelian kedelai Amerika dan produk pertanian lainnya.
Trump mengatakan ia akan mengunjungi China pada bulan April, diikuti dengan kunjungan Xi Jinping ke AS. Namun khusus kedatangan Xi Jinping belum ada jadwal yang disebut.
Pertemuan di Busan adalah pertama kalinya kedua pemimpin bertemu dalam enam tahun. Pertemuan terjadi hampir dua jam, sekitar satu jam 40 menit.
Sebelum pertemuan, sebenarnya kedua pemimpin menyampaikan nada damai, dengan Trump menyebut Xi “sahabat lama” yang memiliki “hubungan yang sangat baik” dengannya. Sementara Xi menekankan bahwa ambisi pertumbuhan ekonomi China tidak akan merusak visi Trump untuk “Membuat Amerika Hebat Kembali”.
Ketegangan antara dua negara adidaya ekonomi dunia ini telah memanas tahun ini. Eskalasi terbaru terjadi bulan ini, dengan kontrol ekspor Beijing dan Washington yang mengancam akan melarang ekspor perangkat lunak ke China.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Direktur Mecimapro ditahan atas dugaan penggelapan dana konser Kpop TWICE
sudah ditahan, berarti sudah tersangka
Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya telah melakukan penahanan terhadap Direktur PT Melani Citra Permata (Mecimapro) berinisial FDM terkait kasus dugaan penipuan dan penggelapan dana untuk konser K-Pop, TWICE di Jakarta pada 23 Desember 2023.
Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan terkait kasus tersebut telah memeriksa sejumlah saksi.
“Kami sudah memeriksa sembilan saksi dan satu ahli. Untuk yang bersangkutan sudah ditahan, berarti sudah tersangka,” katanya dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Reonald juga menambahkan perkara tersebut sudah ditahap 1 oleh penyidik, sudah dikirim berkasnya sedang diteliti oleh jaksa.
“Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah P21. Kalau masih ada kekurangan P19 lagi, mudah mudahan P21,” katanya.
Reonald menyebutkan Laporan Polisi tersebut telah teregistrasi dengan Nomor LP/B/187/I/2025/SPKT/POLDA METRO JAYA, pada 10 Januari 2025 dengan pelapor PT Media Inspirasi Bangsa (MIB).
“FDM diduga kuat telah melakukan Tindak Pidana Penipuan atau Perbuatan Curang dan atau Penggelapan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 378 KUHP dan/atau pasal 372 KUHP,” katanya.
Sementara itu kuasa hukum PT MIB, Aldi Rizki dalam keterangannya menjelaskan kasus tersebut bermula dari dari kerjasama konser musikK-Pop TWICE di Jakarta pada 23 Desember 2023 lalu.
“Terlapor dilaporkan dengan dugaan melakukan penipuan serta penggelapan terhadap dana yang diberikan oleh PT MIB,” katanya.
Aldi juga menjelaskan pihak pelapor telah mencoba menyelesaikan masalah ini secara musyawarah dan kekeluargaan,namun tidak pernah mendapatkan respon positif.
“Pihak pelapor kemudian mengirimkan surat somasi pengembalian dana dan pembatalan perjanjian pembiayaan, namun upaya yang telah dilakukan PT MIB tidak mendapat respon baik dari terlapor,” katanya.
Atas perbuatan tersebut, pihak pelapor mengalami kerugian finansial puluhan miliar rupiah dan melaporkan ke pihak kepolisian.
Sebelumnya Grup idola perempuan asal Korea Selatan, yakni TWICE menggelar konser TWICE 5TH WORLD TOUR READY TO BE di Jakarta International Stadium (JIS) pada 23 Desember 2023.
Pewarta: Ilham Kausar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
Tensi Mereda! Trump-Xi Jinping Akhirnya Sepakati Penurunan Tarif
Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) dan China mencapai kesepakatan dagang baru usai pertemuan antara Presiden Donald Trump dan Presiden Xi Jinping, yang mencakup pemangkasan tarif terkait fentanyl.
Dalam kesepakatan tersebut, China juga akan kembali membeli kedelai dari AS dan menangguhkan rezim perizinan ekspor mineral tanah jarang (rare earth) setidaknya selama satu tahun, kata Trump.
“Saya kira, kalau diukur dari skala nol sampai sepuluh, dengan sepuluh yang terbaik, saya akan bilang pertemuan ini bernilai dua belas. Hubungan ini sangat penting, dan saya rasa hasilnya sangat baik,” ujar Trump dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/10/2025).
Keterangan Trump kepada wartawan di dalam pesawat kepresidenan Air Force One menunjukkan bahwa kedua pemimpin secara resmi memformalkan kerangka kesepakatan yang sebelumnya dirancang oleh pejabat kedua negara di Malaysia pada akhir pekan lalu. Pemerintah China belum merilis informasi resmi mengenai pertemuan tersebut.
Pasar saham sempat berfluktuasi, sementara harga emas naik 1,2% setelah pernyataan Trump. Kontrak berjangka indeks saham AS turun 0,1%, dan indeks saham Asia melemah 0,3%. Saham di China daratan juga ikut terkoreksi.
Meski sempat muncul spekulasi bahwa Trump akan memberikan konsesi tambahan — termasuk membuka akses terhadap chip canggih seri Blackwell milik Nvidia Corp. atau mengubah kebijakan AS terhadap Taiwan — Trump menegaskan isu-isu tersebut tidak dibahas. Namun, kedua pemimpin sempat menyinggung akses terhadap produk lain dari Nvidia.
Pemangkasan tarif tersebut menjadi kemenangan besar bagi China, yang kini dapat meningkatkan daya saing ekspornya dibandingkan rival yang menikmati bea masuk lebih rendah.
Trump juga menyebut akan berkunjung ke China pada April tahun depan, sementara Xi dijadwalkan melakukan kunjungan balasan ke AS pada akhir 2026. Keduanya sepakat bekerja sama dalam isu Ukraina serta menghapus tarif dan biaya pengiriman antarnegara.
“Kami membuat serangkaian keputusan luar biasa,” kata Trump.
Trump optimistis China akan meningkatkan investasinya di AS dan memperpanjang penundaan kebijakan ekspor mineral tanah jarang.
Selama ini, Beijing menggunakan kebijakan tersebut sebagai alat tawar dalam negosiasi dagang, dengan ancaman membatasi pasokan mineral penting yang dibutuhkan industri berteknologi tinggi seperti smartphone dan mesin jet.
Selain itu, Trump mengatakan Xi berjanji akan mengambil langkah konkret untuk mengurangi aliran bahan kimia prekursor yang digunakan dalam produksi fentanyl. “Saya percaya dia akan bekerja keras untuk menghentikan kematian akibat hal ini,” ujar Trump.
Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai potensi investasi China, namun menyebut detail perjanjian akan diumumkan kemudian. Dia juga tidak menjelaskan nasib beberapa elemen penting dalam kesepakatan tersebut, termasuk penjualan operasi TikTok di AS milik ByteDance Ltd..
Trump juga tidak membahas apakah AS akan mencabut aturan yang memperluas sanksi terhadap anak perusahaan yang dimiliki lebih dari 50% oleh perusahaan yang masuk daftar hitam.
Sebelum pertemuan di Pangkalan Udara Busan, Korea Selatan, di sela-sela KTT APEC, kedua pemimpin menyatakan optimisme terhadap upaya memperbaiki hubungan ekonomi kedua negara.
“Kita tidak selalu memiliki pandangan yang sama, dan itu hal yang normal bagi dua ekonomi terbesar dunia. Dalam menghadapi tantangan, kita berdua sebagai nakhoda hubungan China-AS harus menjaga arah yang tepat agar kapal besar ini terus berlayar dengan stabil,” ujar Xi
Pertemuan ini menandai meredanya ketegangan dagang berbulan-bulan antara kedua negara yang sebelumnya saling mengancam dengan tarif dan pembatasan ekspor.
Meski demikian, kesepakatan ini masih jauh dari perjanjian komprehensif yang bisa menyentuh akar persaingan ekonomi AS-China.
Dari pihak AS, perundingan dihadiri oleh Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Menteri Keuangan Scott Bessent, Kepala Staf Gedung Putih Susie Wiles, serta Duta Besar AS untuk China David Perdue.
Sementara dari pihak China hadir Wakil Perdana Menteri He Lifeng, Kepala Staf Xi Jinping Cai Qi, Menteri Luar Negeri Wang Yi, Ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Zheng Shanjie, Menteri Perdagangan Wang Wentao, serta Wakil Menteri Luar Negeri Ma Zhaoxu.