Negara: Korea Selatan

  • Kim Jong Un Pamer Satelit Intel Korut Bisa Foto Gedung Putih-Pentagon

    Kim Jong Un Pamer Satelit Intel Korut Bisa Foto Gedung Putih-Pentagon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong Un memamerkan satelit mata-mata negaranya yang berhasil mengobrit baru-baru ini bisa mengambil gambar fasilitas strategis Amerika Serikat.

    Kantor berita resmi Korut, KCNA, melaporkan satelit mata-mata tersebut menjadi “mata-mata dari langit” bagi Pyongyang. KCNA mengklaim sejauh ini satelit itu sudah mengambil sejumlah gambar mulai dari situs-situs utama militer Amerika Serikat dan Korea Selatan, dua musuh utama Korut.

    Gambar-gambar tersebut diambil pada Jumat (24/11) pagi waktu setempat, dari pukul 10.15 hingga 10.27. KCNA lalu merinci citra yang diambil meliputi wilayah Seoul, Osan, Pyeongtaek, Mokpo, dan Gunsan.

    KCNA juga mengklaim satelit bernama Malligyong-1 tersebut berhasil mengambil gambar Gedung Putih hingga Ibu Kota Roma di Italia.

    KCNA melaporkan pada Senin (27/11), satelit mata-mata Korut berhasil mengambil gambar Gedung Putih hingga Kementerian Pertahanan AS lebih detail lagi. Media corong pemerintah itu juga menuturkan Kim Jong UN sedang menganalisis dan meninjau foto-foto hasil satelit tersebut.

    KCNA juga mengklaim Kim Jong Un sedang menghitung beberapa kapal induk di pangkalan militer dan galangan kapal di negara bagian tetangga Virginia, AS, dari hasil citra satelit tersebut.

    Sementara itu, Duta Besar Korut untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Kim Song hadir di markas Dewan Keamanan untuk membela peluncuran satelit mata-mata Malligyong-1 itu.

    “Tidak ada negara lain di dunia yang berada dalam situasi keamanan yang sama kritis seperti DPRK (Republik Rakyat Demokratik Korea),” kata Kim Song, seperti diberitakan AFP, Senin (28/11).

    Kim Song mengklaim Amerika Serikat mengancam untuk menyerang Korea Utara menggunakan senjata nuklir. Sehingga, ia membela Pyongyang untuk memiliki senjata yang sama dengan Negeri Paman Sam.

    “Salah satu pihak yang berperang, Amerika Serikat, mengancam kami dengan senjata nuklir,” klaimnya.

    “Merupakan hak yang sah bagi DPRK sebagai pihak yang berperang untuk mengembangkan, menguji, memproduksi, dan memiliki sistem senjata yang setara dengan yang dimiliki atau sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat,” sambung Song.

    Namun, Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield tidak menerima pernyataan Korea Utara yang mengatakan peluncuran satelit mata-mata itu merupakan bentuk “hak untuk membela diri” Pyongyang.

    Selain itu, Thomas-Greenfield juga menjelaskan negaranya dan Korea Selatan hanya sekadar melakukan latihan rutin tehadap satelitnya.

    “Kami sengaja mengurangi risiko dan mengupayakan transparansi dengan mengumumkan latihan tersebut terlebih dahulu, termasuk tanggal dan kegiatannya. Tidak seperti DPRK,” sindirnya.

    Korea Utara sebelumnya telah menempatkan satelit mata-mata pertama yang diberi nama Malligyong-1, yang diluncurkan dengan roket pendorong baru Chollima-1 pada Selasa (21/11) lalu. Roket yang membawa satelit tersebut diluncurkan ke arah selatan dan diyakini telah melewati prefektur Okinawa di Jepang.

    Korsel juga buka suara dan menganggap peluncuran ini sebagai pelanggaran nyata terhadap resolusi PBB.

    Selain itu, Korsel juga menangguhkan sebagian perjanjian dengan Korut yang membatasi kegiatan pengintaian dan pengawasan di sepanjang zona demiliterisasi (DMZ).

    Namun, negara-negara itu tak bisa memastikan apakah satelit tersebut berhasil mencapai orbit.

    (pra/pra)

  • Kabareskrim Cek Perlengkapan Pengamanan Piala Dunia U-17

    Kabareskrim Cek Perlengkapan Pengamanan Piala Dunia U-17

    Surabaya (beritajatim.com) – Kabareskrim Polri, Komjem Wahyu Widada mengecek langsung perlengkapan serta personel pengamanan Piala Dunia U-17 yang akan dibuka di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, Jumat (10/11/2023). Dia memimpin apel gelar pasukan Operasi Aman Bacuya 2023, dalam rangka pengamanan FIFA U-17 World Cup 2023, di Lapangan Upacara Mapolda Jatim, pada Kamis (9/11/2023).

    Apel gelar pasukan Operasi Aman Bacuya 2023 ini digelar secara serentak di empat Polda, yaitu Polda Metro Jaya, Polda Jabar, Polda Jateng dan Polda Jatim, yang menjadi venue Piala Dunia 2023 FIFA U-17.

    Apel Gelar Pasukan ini dilaksanakan sebagai sarana untuk mengecek kesiapan personel dan kelengkapan sarana prasarana Polri, baik berupa Alat Khusus (Alsus) maupun Alat Material Khusus (Almatsus) beserta peralatan lainnya.

    Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada menyampaikan dalam amanatnya, ini merupakan suatu kebanggaan dan sekaligus prestasi dimana indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah FIFA U-17 World Cup tahun 2023.

    “Hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang ada di Asia Tenggara, yang ditunjuk untuk menjadi tuan rumah, untuk itu kita yang hadir di event ini harus bangga karena menjadi bagian dari sejarah untuk melakukan pengamanan peristiwa yang sangat penting bagi bangsa Indonesia,” papar Jenderal Bintang tiga itu, dalam amanatnya.

    “Kita semua akan menjadi bagian yang ikut dikenang oleh dunia, bahwa penyelenggaraan FIFA U-17 World Cup tahun 2023 yang diselenggarakan di Indonesia berjalan dengan lancar dan aman,” imbuhnya.

    BACA JUGA:
    4 Stadion yang Digunakan Untuk Piala Dunia U-17 2023

    Lebih lanjut Kabareskrim Polri yang juga sebagai Kasatgas Ops Aman Bacuya 2023 ini menjelaskan, FIFA U-17 World Cup tahun 2023 yang diselenggarakan di Indonesia akan diikuti oleh 24 negara peserta, yaitu Kanada, Meksiko, Panama, Amerika Serikat, Brasil, Argentina, Ekuador, Venezuela, Kaledonia Baru, Selandia Baru, Inggris, Perancis, Jerman, Polandia, Spanyol, Senegal, Maroko, Mali, Burkina Faso, Indonesia (tuan rumah), Uzbekistan, Iran, Korea Selatan dan Jepang.

    Pelaksanaan pertandingan FIFA U-17 World Cup 2023 ini akan digelar di empat stadion yaitu, stadion Jakarta Internasional Stadium (DKI Jakarta), stadion Si Jalak Harpa (Jabar), stadion Manahan (Jateng) dan Gelora Bung Tomo (Jatim) serta beberapa lokasi atau lapangan yang akan digunakan sebagai tempat latihan, baik stadion maupun tempat latihan harus dilakukan pengamanan secara maksimal.

    “Polri mulai tanggal 10 November 2023 sampai dengan 4 Desember 2023 (selama 25 hari), akan melaksanakan operasi Aman Bacuya 2023 dalam rangka pengamanan penyelenggaraan FIFA U-17 World Cup tahun 2023, Polri
    bersinergi dengan TNI serta seluruh komponen pengamanan lainnya,” tandasnya.

    “Rencana operasi telah disusun untuk dapat dijadikan pedoman dan acuan dalam pelaksanaan tugas pengamanan. petunjuk-petunjuk dan arahan-arahan juga telah diberikan baik melalui rapat koordinasi maupun surat telegram dan telah dilaksanakan latihan pra operasi baik secara parsial oleh empat Satgas Pamwil dan Satgas Mabes Polri yang dilibatkan dalam operasi aman bacuya 2023,” lanjutnya.

    Kasatgas Ops Aman Bacuya Komjen Wahyu Widada juga mengatakan. Meskipun FIFA U-17 World Cup tahun 2023 adalah piala dunia usia muda dan untuk penonton segmennya adalah pemuda dan remaja usia dibawah 17 tahun namun terdapat beberapa hal yang harus diantisipasi dalam pengamanan penyelenggaraan FIFA U-17 World Cup tahun 2023 diantaranya sebagai berikut:

    1. kerumunan (crowd) di pintu masuk stadion.
    2. kemacetan, pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
    3. gesekan fisik antar supporter dan pendukung kesebelasan.
    4. penghadangan, penyerangan, pelemparan terhadap wasit, pemain dan tim official.
    5. pelemparan kembang api (flare) ke lapangan.
    6. spanduk yang dibawa suporter bersifat politik maupun dukungan terhadap salah satu negara
    yang berkonflik (konflik Israel-Palestina).
    7. aksi ancaman bom, bom bunuh diri dan penyerangan terhadap aparat keamanan (tni/polri).
    8. aksi kejahatan konvensional, kejahatan jalanan dan aksi premanisme.
    9. aksi sabotase jalannya rangkaian FIFA World Cup U-17 2023.
    10. kejadian kontijensi dan bencana alam.

    BACA JUGA:
    Jelang Matchday Piala Dunia U17, Berbagai Tim Nasional Gelar Familiarisasi dengan Stadion GBT

    “Dalam pelaksanaan pengamanan kegiatan yang berskala Internasional ini, tentu kita tidak ingin membuat kesalahan sekecil apapun, oleh karena itu kita persiapkan semaksimal mungkin mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
    pengendaliaannya. Kita memiliki sumber daya yang cukup baik personel maupun sarana dan prasarananya,” paparnya.

    Kepercayaan pemerintah terhadap TNI-Polri untuk menjadi bagian dari pengamanan event yang sangat penting ini harus dimaknai dengan melaksanakan tugas pengamanan sebaik-baiknya.

    “Kita jangan under estimate, jangan pernah menganggap biasa-biasa saja, waspadai setiap potensi ancaman sekecil apapun yang dapat mengganggu jalannya penyelenggaraan FIFA U-17 World Cup tahun 2023, seluruh rangkaian penyelenggaraan FIFA U-17 World Cup tahun 2023 ini merupakan pertaruhan negara kita dikancah dunia Internasional dimana kita menjadi
    bagian didalamnya,” tandasnya.

    Pada tanggal 23 Juni 2023 FIFA mengumumkan Indonesia sebagai tuan rumah baru menggantikan Peru, dipilihnya Indonesia sebagai tempat diselenggarakannya FIFA U-17 World Cup tahun 2023 ini merupakan keuntungan tersendiri terutama bagi dunia pariwisata di Indonesia.

    “Oleh karena itu, mari secara bersama kondisi tersebut kita jaga dengan menghadirkan rasa aman di masyarakat. Kehadiran TNI-Polri dan unsur keamanan lainnya ditengah-tengah masyarakat harus menjadi sosok pelindung, pengayom dan pelayan sehingga masyarakat merasa nyaman,” jelasnya.

    “Kegiatan pengamanan yang kita laksanakan saat ini menjadi moment untuk menunjukkan jati diri kita kepada masyarakat dan dunia internasional bahwa tnipolri sebagai sosok yang humanis, melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat tanpa pamrih dan pandang bulu,” imbuhnya. [uci/beq]

  • Korsel Sebut Kim Jong Un Kerahkan Dukungan untuk Palestina Lawan Israel

    Korsel Sebut Kim Jong Un Kerahkan Dukungan untuk Palestina Lawan Israel

    Jakarta

    Badan Intelijen Korsel mengungkap Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan mobilisasi dukungan terhadap Palestina usai perang Hamas vs Israel. Korea Utara juga disebut terlibat jual beli senjata ke kelompok Hamas.

    Dikutip The Korean Herald, Kamis (2/11/2023), dalam audit tahun 2023 oleh Majelis Nasional yang dilakukan Rabu (1/11) waktu setempat, Direktur Badan Intelijen Nasional Kim Kyou-hyun mengatakan kepada anggota parlemen bahwa pemimpin Korea Utara diyakini telah menginstruksikan ‘berbagai dukungan’ untuk Palestina. Dukungan itu disebut untuk mendapatkan keuntungan dari perang yang terjadi.

    Kepala mata-mata Korea Selatan seperti dikutip Rep Yoo Sang-bum, sekretaris eksekutif komite intelijen Majelis, mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Korea Utara dapat terlibat dalam perdagangan senjata dengan kelompok militan.

    Di sisi lain, Kepala mata-mata tersebut mengatakan kepada anggota parlemen bahwa Rusia kemungkinan besar menyediakan teknologi yang dapat meningkatkan peluang Korea Utara berhasil meluncurkan satelit mata-mata setelah dua kali gagal pada awal tahun ini.

    Korea Utara juga disebut memasok senjata ke Rusia untuk membantu perang melawan Ukraina, termasuk mengirimkan peluru artileri dan senjata lainnya melalui laut sejak bulan Agustus.

    Disebutkan jumlah artileri yang dikirim Korea Utara ke Rusia diperkirakan cukup untuk dua bulan untuk perang di Ukraina. Korea Utara juga dituding telah mengoperasikan pabriknya di seluruh negeri dengan kapasitas penuh untuk terus menyediakan senjata ke Rusia.

    Kepala mata-mata tersebut mengatakan kepada anggota parlemen bahwa lebih dari 80 persen serangan siber asing terhadap Korea Selatan dilakukan oleh Korea Utara dan Tiongkok. Frekuensi serangan siber yang dilakukan meningkat 32 persen sepanjang tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.

    Dalam audit yang dilakukan hari Rabu, Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa dan Partai Demokrat Korea sepakat membentuk sebuah komite untuk menyelidiki kekhawatiran keamanan siber seputar Komisi Pemilihan Umum Nasional, yang pemilunya tinggal enam bulan lagi.

    Badan Intelijen Korea melakukan evaluasi keamanan siber bersama dengan Badan Internet dan Keamanan Korea sejak 17 Juli hingga 22 September dan menemukan ada kemungkinan untuk membobol database pemilih terdaftar milik pengawas pemilu nasional, mencetak surat suara tambahan, dan memanipulasi hasilnya.

    (rdh/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pakai 130 Pesawat Tempur, AS-Korsel Gelar Latihan Udara Bersama

    Pakai 130 Pesawat Tempur, AS-Korsel Gelar Latihan Udara Bersama

    Jakarta

    Amerika Serikat dan Korea Selatan melakukan latihan udara besar-besaran pada hari Senin (30/10/2023), dengan menggunakan 130 pesawat tempur dari kedua negara untuk mensimulasikan operasi masa perang selama 24 jam.

    Latihan tahunan yang disebut Vigilant Defense ini akan berlangsung hingga Jumat (03/11/2023), menampilkan varian pesawat tempur siluman F-35 dari Amerika Serikat dan Korea Selatan, di antara pesawat-pesawat lainnya, demikian keterangan Angkatan Udara Korea Selatan.

    Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan interoperabilitas antara kedua militer dengan melakukan misi udara utama seperti latihan tembakan langsung dari udara ke permukaan, operasi kontra-udara defensif, dan pelatihan darurat lainnya.

    “Kami akan mempertahankan kesiapan tempur terbaik untuk segera merespons dan menghukum dengan keras setiap provokasi oleh musuh melalui pelatihan intensif yang mensimulasikan situasi yang sebenarnya,” kata perwakilan militer Korea Selatan dalam sebuah pernyataan.

    Latihan ini dilakukan ketika Korea Utara telah meningkatkan kerja sama militer dengan Rusia, yang dikecam oleh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya di Asia sebagai upaya Pyongyang untuk meningkatkan kemampuan militernya sebagai imbalan atas dukungan senjata ke Moskow.

    Menteri Luar Negeri Korea Utara Choe Son Hui mengatakan pada hari Sabtu (28/10/2023) hal tersebut adalah “keinginan kuat” Pyongyang untuk memperluas hubungan dengan Rusia, dan menambahkan bahwa hubungan mereka akan menjadi elemen “strategis yang kuat” jika keamanan di wilayah tersebut terancam.

    Korea Utara telah lama mengutuk latihan gabungan antara Amerika Serikat dan Korea Selatan sebagai latihan untuk invasi dan bukti dari kebijakan yang bermusuhan oleh Washington dan Seoul.

    Berlatih dengan drone dan sensor laser

    Latihan ini dilakukan saat militer Korea Selatan melakukan serangkaian latihan tahunan Hoguk musim gugur yang bertujuan untuk meningkatkan respons terhadap ancaman nuklir dan rudal Korea Utara.

    Lebih dari 120 tentara dari kedua belah pihak bergabung untuk bertempur melawan tim terlatih dari pasukan lawan di kota tiruan yang tampak mirip dengan ibu kota Korea Utara, Pyongyang, yang dibangun di Pusat Pelatihan Tempur Korea di pegunungan di kota Inje di bagian timur.

    Latihan itu juga memobilisasi berbagai sistem persenjataan berteknologi tinggi yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tempur di masa depan, dengan pasukan yang menggunakan beberapa sistem yang melibatkan laser terintegrasi (MILES), serta menggunakan laser untuk mensimulasikan pertempuran yang sebenarnya.

    Beberapa pesawat tak berawak diterbangkan untuk tujuan pengintaian, beberapa juga menembakkan senapan serbu, sementara Korea Selatan mengirimkan kendaraan tanpa awak serbaguna untuk mengangkut personel yang terluka.

    Choi Jeong-Il, kapten Divisi Infanteri ke-25 Angkatan Darat Korea Selatan, yang dijuluki Brigade TIGER, mengatakan bahwa aset tak berawak dan peralatan MILES membantu mengidentifikasi musuh dan mengukur jumlah korban pasukan sekutu.

    “Kami dapat mengonfirmasi pergerakan musuh menggunakan drone, dan menghantam mereka dengan peralatan serang mutakhir, yang memungkinkan kami untuk memaksimalkan hasil operasi sambil meminimalkan kerusakan pada pasukan kami,” katanya.

    Letnan Satu Derek Chen dari Tim Tempur Brigade Stryker ke-2 Divisi Infanteri ke-4 AS mengatakan bahwa latihan tersebut menawarkan “pengalaman yang membuka mata” dan aset-aset tersebut akan bermanfaat dalam operasi tempur di masa depan.

    Angkatan Darat Korea Selatan meluncurkan brigade TIGER tahun lalu sebagai unit percontohan untuk operasi perang di masa depan dengan menggunakan pesawat tak berawak bertenaga kecerdasan buatan dan kendaraan tempur yang sangat mobile. Ini bertujuan untuk mengubah semua unit tempur berdasarkan model itu pada tahun 2040.

    Angkatan Darat juga mengadakan apa yang disebut sebagai kompetisi perang masa depan internasional pertamanya selama lima hari hingga Sabtu, yang diikuti oleh sekitar 300 tentara dari lima negara termasuk Inggris, Uzbekistan, dan Kamboja.

    bh/gtp (reuters)

    Lihat juga Video ‘Daftar Bantuan Senjata dari AS untuk Israel: Jet Tempur-Kapal Perang’:

    (ita/ita)

  • Korea Utara Setop Operasional Reaktor Nuklir, Ekstraksi Bahan Bakar Bom?

    Korea Utara Setop Operasional Reaktor Nuklir, Ekstraksi Bahan Bakar Bom?

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) telah menghentikan operasional reaktor nuklir di kompleks nuklir utamanya. Langkah itu kemungkinan bertujuan untuk mengekstraksi plutonium yang bisa digunakan untuk persenjataan dengan memproses ulang bahan bakar bekas dari reaktor nuklir itu.

    Seperti dilansir Reuters, Kamis (5/10/2023), penilaian intelijen Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) yang diungkapkan oleh sumber pemerintahan Seoul menyebut bahwa operasional reaktor nuklir berkapasitas 5 megawatt di kompleks nuklir Yongbyon, Korut, telah dihentikan sejak akhir September lalu.

    “Korea Selatan dan AS meyakini hal ini bisa menjadi tanda pemrosesan ulang yang sedang dilakukan untuk mendapatkan plutonium level senjata,” sebut sumber pemerintahan itu, seperti dikutip surat kabar Korsel Donga Ilbo.

    Pemrosesan ulang batang bahan bakar bekas yang dikeluarkan dari reaktor nuklir merupakan langkah yang diambil sebelum plutonium diekstraksi. Kompleks nuklir Yongbyon adalah sumber utama plutonium bagi Pyongyang, yang kemungkinan besar digunakan untuk membuat senjata nuklir.

    Korut diketahui juga mengoperasikan fasilitas pengayaan uranium, yang merupakan sumber material terpisah yang bisa digunakan untuk senjata nuklir.

    “Kemungkinan uji coba nuklir oleh Korea Utara tidak dikesampingkan,” sebut surat kabar Donga Ilbo dalam laporannya, yang mengutip seorang pejabat senior pemerintah Korsel. Namun tidak dijelaskan lebih lanjut soal analisis apa yang menunjukkan penilaian bahwa langkah itu mungkin terkait dengan uji coba nuklir.

    Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pertahanan Korsel belum memberikan komentar resmi atas laporan tersebut.

  • Kenapa Warga Korea Selatan Menolak Beri Uang Tip?

    Kenapa Warga Korea Selatan Menolak Beri Uang Tip?

    Jakarta

    Sebuah stoples di toko bagel yang populer di Seoul, Korea Selatan, memicu perdebatan nasional mengenai konsep pemberian tip, di mana sebagian besar orang menentang normalisasi gratifikasi.

    Para kritikus mengatakan pemberian tip dapat menyebabkan “kebingungan dalam masyarakat Korea” dan sebenarnya hal ini tidak harus terjadi karena negara tersebut memiliki upah pokok yang cukup tinggi. Beberapa orang berpendapat bahwa memberikan tip dapat dianggap sebagai penghinaan karena konsumen menganggap pekerja tersebut membutuhkan belas kasihan.

    Cara pandang masyarakat Korea Selatan begitu berbeda dengan Amerika Serikat (AS), di mana sekitar 20% total pendapatan pekerja di sektor jasa berasal dari uang tip. Bahkan di Eropa, para pekerja di kafe dan restoran sangat berterima kasih jika diberi sedikit tip.

    Karena tidak memiliki tradisi memberi tip, banyak warga Korsel yang kesulitan untuk mengetahui berapa banyak tip yang harus diberikan ketika mereka bepergian ke luar negeri. Sebagian besar bahkan cenderung memberi terlalu banyak karena takut menimbulkan ketersinggungan jika mereka memberikan terlalu sedikit.

    Reaksi di media sosial terhadap budaya memberi tip

    Perdebatan di Korea Selatan ini dimulai pada bulan Juli, ketika sebuah foto stoples tip yang berada di samping mesin kasir di sebuah toko bagel di Seoul menjadi viral di media sosial. Dilabeli “kotak tip” dan diisi dengan uang kertas, sebuah cuitan di X berhasil menarik perhatian 3,3 juta orang dan 15.000 kali dibagikan dalam tiga hari, demikian dilaporkan surat kabar The Korea Herald.

    Sebagai tanggapan, operator kafe tersebut mengatakan bahwa pihaknya memperkenalkan kotak tip itu setelah pelanggan asing bertanya di mana mereka harus meninggalkan uang tip untuk mereka, tetapi reaksi yang didapatkan dari dalam negeri begitu negatif.

    Salah satu komentar menyatakan bahwa toko tersebut berusaha menghindari pembayaran pajak, sementara surat kabar itu juga melaporkan komentar lain yang mengatakan, “Sekarang, selain biaya pengiriman dan biaya pengambilan, kita diharapkan untuk memberikan tip juga?”

    Memberikan tip dianggap tidak sopan?

    Pemberian tip juga memunculkan kekhawatiran untuk melakukan “gapjil”, kata dalam bahasa Korea yang berarti eksploitasi terhadap pekerja, di mana ketika para staf sudah menerima tip, bos mereka tidak perlu lagi bermurah hati dalam memberikan upah minimum yang telah ditetapkan dalam undang-undang.

    Park Yeong-seon, seorang mahasiswa ekonomi di Universitas Perempuan Seoul, juga sangat menentang pemberian tip ini menjadi hal yang biasa di Korea Selatan dan meyakini bahwa tradisi ini tidak akan pernah populer. Dia menambahkan bahwa “budaya memberikan tip” ini secara luas mampu “menghancurkan budaya dan ekonomi Korea.”

    “Warga Korea sebagian besar berorientasi pada orang lain dan sering membandingkan diri mereka dengan orang lain,” katanya kepada DW. “Mereka tidak suka jika orang lain meremehkan mereka. Saya dulu bekerja paruh waktu di sebuah toko daging dan menerima tip dari pria yang lebih tua. Uang tip itu … membuat saya merasa tidak enak karena saya merasa mendapatkan simpati.”

    Orang Korea juga menganggap keadilan sebagai nilai yang penting, tambah Park. Nilai itu berarti seseorang harus menerima upah yang adil untuk pekerjaan yang adil, di mana hal ini akan terdistorsi jika pemberian tip menjadi lumrah.

    (kp/ha)

    Lihat juga Video ‘Momen Pertemuan Bilateral Presiden Jokowi dan Presiden Korsel’:

    (ita/ita)

  • Korsel Sebut Kim Jong Un Kerahkan Dukungan untuk Palestina Lawan Israel

    ‘Perang Dingin Baru’, Kim Jong Un Minta Produksi Senjata Nuklir Ditingkatkan

    Jakarta

    Media pemerintah Korea Utara, KCNA, melaporkan pada Kamis (28/09) bahwa Kim Jong Un telah menyerukan peningkatan produksi senjata nuklir secara eksponensial, dan agar Korea Utara memainkan peran yang lebih besar dalam koalisi negara-negara untuk menghadapi Amerika Serikat dalam sebuah “Perang Dingin baru”.

    Kim melontarkan komentar itu dalam sebuah sesi selama dua hari di parlemen, yang telah sepakat memasukkan kebijakan mengenai perluasan program senjata nuklir ke dalam konstitusi negara.

    Para anggota majelis setuju dengan suara bulat terhadap klausul baru dalam konstitusi, yaitu “menjamin hak negara untuk hidup dan berkembang, mencegah perang dan melindungi perdamaian regional dan global dengan mengembangkan senjata nuklir secara cepat ke tingkat yang lebih tinggi.”

    “Kebijakan pengembangan kekuatan nuklir Korea Utara telah dijadikan permanen sebagai hukum dasar negara, yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun,” kata Kim dalam pidatonya di sesi tersebut.

    Kim menekankan perlunya “mendorong upaya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan mendiversifikasi cara-cara serangan nuklir,” lapor KCNA.

    Amandemen konstitusi terkait kebijakan senjata nuklir itu dilakukan setahun setelah Korea Utara secara resmi mendeklarasikan dirinya sebagai negara nuklir dan secara hukum menetapkan hak untuk menggunakan serangan nuklir guna melindungi diri.

    “NATO versi Asia”

    Kim dalam kesempatan yang sama juga dilaporkan menuduh Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan Jepang menciptakan “NATO versi Asia, akar penyebab perang dan agresi.” Menurutnya, peningkatan kerja sama militer ketiga negara tersebut telah menimbulkan ancaman yang semakin besar.

    Kim pun memerintahkan para diplomatnya untuk “lebih meningkatkan solidaritas dengan negara-negara yang menentang strategi hegemoni AS dan Barat.”

    Kim sebelumnya telah melakukan kunjungan langka ke Rusia, di mana ia dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat untuk meningkatkan kerja sama militer dan ekonomi.

    Terkait kunjungan ini, para pejabat AS dan Korea Selatan telah menyatakan kekhawatirannya. Pyongyang dituding mencari bantuan teknologi untuk kepentingan pengembangan program nuklir dan rudalnya, sementara Moskow dituding mencoba memperoleh amunisi dari Korea Utara guna menambah persediaan yang semakin menipis akibat perang di Ukraina.

    “Perang Dingin baru”

    Terkait amandemen konstitusi yang dilakukan Korea Utara, para analis mengatakan bahwa ini menandakan adanya percepatan lebih lanjut terkait upaya pengembangan senjata nuklir, yang kemungkinan akan diikuti oleh perluasan kerja sama militer dengan Moskow menyusul kunjungan langka Kim ke Rusia baru-baru ini.

    Sebelumnya pada Selasa (26/09), Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol juga telah memperingatkan Pyongyang agar tidak menggunakan senjata nuklir, yang disampaikan saat Seoul unjuk kekuatan dalam parade militer skala besar pertama dalam satu dekade.

    “Perang Dingin baru di kawasan Asia Timur Laut dan ketegangan militer di Semanjung Korea akan meningkat,” kata Yang Moo-jin, profesor di Universitas Studi Korea Utara di Seoul, seperti dilansir dari Reuters.

    gtp/ (AP, Reuters, AFP)

    (ita/ita)

  • Ada Bantuan China dalam Pembebasan Tentara AS yang Ditahan Korut

    Ada Bantuan China dalam Pembebasan Tentara AS yang Ditahan Korut

    Jakarta

    Otoritas Korea Utara (Korut) telah membebaskan seorang tentara Amerika Serikat yang ditahan sejak Juli lalu. Pemerintah China menyebut bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan “kemanusiaan” dalam pembebasan tentara AS tersebut.

    Travis King, 23 tahun, telah ditahan di Korea Utara sejak Juli, ketika ia melintasi Zona Demiliterisasi dari Korea Selatan.

    Setelah hampir tiga bulan ditahan, dia akhirnya melewati perbatasan Korea Utara ke China dengan bantuan para diplomat Swedia, di mana ia diserahkan kepada duta besar AS dan seorang perwira militer senior AS pada hari Rabu (27/9) waktu setempat. Dia kemudian diterbangkan ke pangkalan militer AS.

    Kemudian, dalam contoh yang jarang terjadi dalam kerja sama AS-China, Beijing pada hari Kamis (28/9) mengonfirmasi bahwa pihaknya telah menawarkan bantuan.

    “Atas permintaan pihak Korea Utara dan AS, China telah memberikan bantuan yang diperlukan dari sudut pandang kemanusiaan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning ketika ditanya tentang kasus tersebut, sebagaimana dilansir kantor berita AFP, Kamis (28/9/2023).

    Sebelumnya, penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan pada hari Rabu mengucapkan terima kasih kepada China “atas bantuannya dalam memfasilitasi transit Prajurit King”.

    Namun seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan, China tidak melakukan mediasi dengan Korea Utara terkait pembebasan King dan Amerika Serikat tidak memberikan konsesi apapun kepada Pyongyang untuk pembebasan itu.

    (ita/ita)

  • Sah! Korut Cantumkan Status Negara Nuklir dalam Konstitusi

    Sah! Korut Cantumkan Status Negara Nuklir dalam Konstitusi

    Jakarta

    Badan legislatif Korea Utara (Korut) secara resmi menetapkan status negara tersebut sebagai negara berkekuatan senjata nuklir dalam konstitusinya.

    “Kebijakan pembangunan kekuatan nuklir DPRK telah dijadikan permanen sebagai hukum dasar negara, yang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun,” kata pemimpin Kim Jong Un pada pertemuan Majelis Rakyat Negara yang diadakan pada Selasa dan Rabu,” lapor kantor berita resmi Korut, KCNA, dikutip AFP, Kamis (28/9/2023).

    DPRK adalah singkatan dari nama resmi negara tersebut.

    Korea Utara telah melakukan sejumlah uji coba senjata pada tahun ini. Hubungan negeri komunis itu dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat sangat tegang, di tengah kekhawatiran bahwa Pyongyang akan melakukan uji coba nuklir pertamanya sejak tahun 2017. Diketahui bahwa Korea Utara telah melakukan enam uji coba nuklir sejak tahun 2006.

    Setahun yang lalu, majelis tersebut mengesahkan undang-undang yang menyatakan Korea Utara sebagai negara senjata nuklir dan Kim mengatakan status ini “tidak dapat diubah.” Undang-undang baru tersebut juga mengizinkan penggunaan senjata nuklir secara preventif.

    Kini, majelis telah melangkah lebih jauh dengan menetapkan status senjata nuklir tersebut dalam konstitusi negara tersebut.

    “Ini adalah peristiwa bersejarah yang memberikan pengaruh politik yang kuat untuk memperkuat kemampuan pertahanan nasional,” kata Kim, menurut KCNA.

    (ita/ita)

  • AS Tolak Permintaan Menlu Iran Berkunjung ke Washington!

    AS Tolak Permintaan Menlu Iran Berkunjung ke Washington!

    Jakarta

    Otoritas Amerika Serikat telah menolak permintaan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran untuk mengunjungi Washington pekan lalu, merujuk pada kekhawatiran mengenai rekam jejak Teheran termasuk penahanan warga AS di masa lalu.

    Menlu Iran Hossein Amir-Abdollahian dilaporkan berusaha melakukan perjalanan mengunjungi bagian kepentingan konsuler Iran di Washington setelah sidang Majelis Umum PBB di New York.

    “Mereka memang mengajukan permintaan itu dan ditolak oleh Departemen Luar Negeri,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller, kepada wartawan, dikutip kantor berita AFP, Selasa (26/92023).

    “Kami mempunyai kewajiban untuk mengizinkan para pejabat Iran dan pejabat pemerintah asing lainnya melakukan perjalanan ke New York untuk urusan PBB. Namun kami tidak memiliki kewajiban untuk mengizinkan mereka melakukan perjalanan ke Washington, DC,” katanya.

    “Mengingat penahanan keliru warga AS oleh Iran, mengingat negara Iran mensponsori terorisme, kami tidak yakin bahwa dalam hal ini pantas atau perlu untuk mengabulkan permintaan tersebut,” imbuhmnya pada Senin (25/9) waktu setempat.

    Pekan lalu, pemerintah Iran mengizinkan lima warga AS untuk keluar dari negaranya melalui pertukaran tahanan. AS juga mengatur transfer dana Iran yang dibekukan sebesar US$6 miliar dari Korea Selatan ke rekening di Qatar.

    Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah mengesampingkan spekulasi bahwa kesepakatan pertukaran tahanan itu dapat mengarah pada gerakan diplomatik yang lebih luas, seperti dimulainya kembali perundingan mengenai program nuklir Iran yang disengketakan.