Negara: Korea Selatan

  • Putin Kembali Hadiahkan Limosin Mewah, Kim Jong Un Berikan Ini

    Putin Kembali Hadiahkan Limosin Mewah, Kim Jong Un Berikan Ini

    Pyongyang

    Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un saling bertukar hadiah dalam pertemuan di Pyongyang. Putin kembali menghadiahkan limosin mewah Aurus, sedangkan Kim Jong Un membalas Putin dengan memberikan karya seni dan sepasang anjing pemburu Pungsan.

    Seperti dilansir CNN dan Reuters, Jumat (21/6/2024), salah satu ajudan Putin, Yuri Ushakov, mengungkapkan bahwa Putin dan Kim Jong Un saling bertukar hadiah selama kunjungan berlangsung di Pyongyang sejak Rabu (19/6) waktu setempat. Kunjungan ini merupakan yang pertama kali dilakukan Putin ke Korut dalam 24 tahun terakhir.

    Dalam pertemuan di Pyongyang, seperti dilansir AFP, kedua pemimpin membahas penguatan hubungan dan menandatangani “perjanjian kemitraan strategis” yang mencakup pakta pertahanan bersama. Putin sebelumnya memberi isyarat bahwa kedua negara menyiapkan dokumen yang akan menjadi “dasar” hubungan selama beberapa tahun ke depan.

    Ushakov, dalam pernyataan terpisah, mengungkapkan bahwa Putin menghadiahkan sebuah limosin mewah Aurus Senat buatan Rusia kepada Kim Jong Un dalam kunjungannya itu.

    Tidak hanya itu, pemimpin Kremlin itu juga memberikan sebuah belati Angkatan Laut Rusia dan satu set cangkir teh, yang digambarkan “sangat indah” oleh Ushakov, sebagai hadiah untuk sang pemimpin Korut.

    Putin telah memberikan hadiah limosin mewah Aurus kepada Kim Jong Un pada Februari lalu. Ini berarti, sang pemimpin Korut tersebut telah memiliki dua limosin mewah Aurus sejauh ini.

    “Keduanya telah bertukar hadiah. Kami memberikan Aurus,” ucap Ushakov dalam pernyataan kepada kantor berita Rusia, TASS. “Ini yang kedua, bukan yang ketiga, ini yang kedua pastinya,” imbuhnya.

    Limosin mewah Aurus Senat yang bergaya retro seperti limosin ZIL era Uni Soviet, merupakan mobil resmi kepresidenan Rusia dan digunakan Putin saat menghadiri seremoni pelantikannya sebagai Presiden Rusia untuk periode kelima di Kremlin pada Mei lalu.

    Ketika Kim Jong Un mengunjungi Rusia pada September tahun lalu, Putin menunjukkan limosin mewah Aurus kepadanya. Pada saat itu, Kim Jong Un duduk di samping Putin di dalam limosin itu, dan tampak menikmatinya.

    Pada Rabu (19/6) waktu setempat, kedua pemimpin ditampilkan saling bergantian menyopiri limosin mewah Aurus di ruas jalanan Pyongyang. Video yang dirilis kantor berita Korut, Korean Central News Agency (KCNA) menunjukkan Putin terlebih dahulu duduk di kursi pengemudi dan menyopiri Kim Jong Un, yang duduk di kursi penumpang. Setelah itu terlihat keduanya bertukar tempat.

    Ushakov, dalam pernyataannya, tidak menjelaskan secara spesifik soal hadiah yang diterima Putin dari Kim Jong Un.

    Namun dia mengisyaratkan bahwa hadiah balasan dari pemimpin Korut itu “ada kaitannya dengan citra presiden kita”. Dia menyebut ada sejumlah karya seni, termasuk beberapa patung, di antara hadiah itu.

    Ushakov memuji hadiah-hadiah dari Kim Jong Un untuk Putin sebagai “hadiah yang sangat bagus” dan “cukup cekatan”.

    Sementara itu, rekaman video yang dirilis KCNA juga menunjukkan Putin menerima sepasang anjing pemburu asli dari Pungsan sebagai hadiah dari Kim Jong Un. Anjing jenis yang sama dihadiahkan Kim Jong Un kepada mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In tahun 2018 lalu saat hubungan kedua Korea mengalami terobosan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Momen Akrab Penuh Tawa Saat Putin Sopiri Kim Jong Un Pakai Limosin

    Momen Akrab Penuh Tawa Saat Putin Sopiri Kim Jong Un Pakai Limosin

    Pyongyang

    Presiden Rusia Vladimir Putin sempat menyopiri pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un saat keduanya menaiki limosin mewah buatan Moskow di jalanan Pyongyang, ibu kota Korut. Kim Jong Un juga bergantian menyopiri Putin dalam limosin yang sama.

    Seperti dilansir Reuters dan CNN, Jumat (21/6/2024), rekaman video yang dirilis kantor berita resmi Korut, Korean Central News Agency (KCNA), pada Kamis (20/6) waktu setempat menunjukkan kedua pemimpin terlihat tertawa dan menikmati kebersamaan saat menyusuri jalanan Pyongyang dengan limosin mewah Aurus.

    Limosin mewah Aurus Senat yang berlapis baja merupakan kendaraan resmi kepresidenan Rusia. Pada Februari lalu, Putin menghadiahkan sebuah limosin yang sama kepada Kim Jong Un, saat pemimpin Korut itu berkunjung langsung ke Rusia.

    Video serupa juga ditayangkan oleh televisi pemerintah Rusia, di mana Putin terlihat duduk di kursi pengemudi dan Kim Jong Un duduk di kursi penumpang.

    Penerjemah tampak duduk di kursi belakang, dengan Putin dan Kim Jong Un yang ada di kursi depan terlihat mengobrol diwarnai senyuman dan tawa.

    Video yang dirilis KCNA itu menunjukkan Putin terlebih dahulu duduk di kursi pengemudi dan menyopiri Kim Jong Un, yang duduk di kursi penumpang. Setelah itu terlihat keduanya bertukar tempat.

    Video itu juga menunjukkan momen saat limosin mewah Aurus itu disorot dari udara ketika melaju di ruas jalanan yang kanan-kirinya dipenuhi taman yang terawat dan rapi, sebelum kendaraan itu akhir berhenti di sebuah tujuan. Seorang pria Korut yang mengenakan jas dan memakai sarung tangan putih terlihat membukakan pintu mobil untuk Kim Jong Un, sebelum bergegas membukakan pintu lainnya untuk Putin.

    Putin dan Kim Jong Un kemudian ditampilkan sedang berjalan berdampingan dan mengobrol di jalan setapak di area hutan dengan didampingi dua pria lainnya, kemungkinan penerjemah, yang berjalan di belakang kedua pemimpin itu.

    Momen Kim Jong Un bergantian menyopiri Putin dalam limosin mewah Aurus Senat Foto: KCNA/AP

    Simak selengkapnya momen akrab antara Putin dan Kim Jong Un di halaman berikutnya.

    Adegan selanjutnya dalam video itu menunjukkan Kim Jong Un, yang diyakini sebagai penggemar berat otomotif, menyopiri Putin dalam limosin yang sama.

    Video dan foto yang dirilis KCNA itu tampaknya dirancang untuk menyoroti ikatan erat di antara kedua pemimpin, yang sebelumnya mengatakan mereka telah meningkatkan hubungan ke “level baru” selama kunjungan langka dan pertama Putin dalam 24 tahun ke Pyongyang.

    Momen akrab itu disebut berlangsung pada Rabu (19/6) waktu setempat, tepatnya setelah keduanya menandatangani perjanjian yang mencakup pakta pertahanan bersama — salah satu langkah paling signifikan Rusia di Asia selama bertahun-tahun, yang menurut Kim Jong Un setara dengan “aliansi”.

    Sementara itu, dalam pernyataan pada Rabu (19/6) waktu setempat, salah satu ajudan Putin mengungkapkan bahwa Putin kembali menghadiahkan sebuah limosin Aurus buatan Rusia kepada Kim Jong Un. Ini berarti, sang pemimpin Korut itu telah memiliki dua limosin mewah Aurus.

    Limusin mewah Aurus Senat yang bergaya retro seperti limosin ZIL era Uni Soviet, merupakan mobil resmi kepresidenan Rusia dan digunakan Putin saat menghadiri seremoni pelantikannya sebagai Presiden Rusia untuk periode kelima di Kremlin pada Mei lalu.

    Ditambahkan ajudan Putin, Yuri Ushakov, bahwa Putin juga memberikan hadiah satu set cangkir teh mewah kepada Kim Jong Un dalam kunjungannya itu.

    Rekaman video KCNA, secara terpisah, menunjukkan Putin menerima sepasang anjing pemburu Pungsan sebagai hadiah balasan dari Kim Jong Un. Anjing jenis yang sama dihadiahkan Kim Jong Un kepada mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In tahun 2018 lalu saat hubungan kedua Korea mengalami terobosan.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tentara Korut Terobos Perbatasan Lagi, Korsel Lepas Tembakan Peringatan!

    Tentara Korut Terobos Perbatasan Lagi, Korsel Lepas Tembakan Peringatan!

    Seoul

    Militer Korea Selatan (Korsel) melepaskan beberapa tembakan peringatan setelah sejumlah tentara Korea Utara (Korut) terdeteksi melanggar perbatasan kedua negara yang dijaga ketat. Insiden semacam in merupakan yang ketiga kali terjadi dalam sebulan terakhir.

    Seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (21/6/2024), Kepala Staf Gabungan Korsel (JCS) dalam pernyataannya menyebut militer Korsel melepaskan beberapa tembak peringatan setelah mendeteksi sejumlah tentara Korut melintasi perbatasan kedua negara pada Kamis (20/6) pagi waktu setempat.

    Menurut laporan JCS, para tentara Korut itu bergerak mundur setelah tembakan peringatan dilepaskan.

    JCS menyebut para tentara Pyongyang itu telah melanggar Garis Demarkasi Militer yang membentang di tengah Zona Demiliterisasi (DMZ) dalam insiden yang terjadi pada Kamis (20/6) sekitar pukul 11.00 waktu setempat.

    “Beberapa tentara Korea Utara yang bekerja di dalam DMZ pada garis depan bagian tengah telah melanggar Garis Demarkasi Militer. Setelah militer kami menyiarkan peringatan dan melepaskan sejumlah tembakan peringatan, tentara-tentara Korea Utara kembali mundur ke utara,” sebut JCS dalam penjelasannya.

    Seorang pejabat JCS, yang enggan disebut namanya, seperti dikutip kantor berita Yonhap News Agency menyebut insiden tersebut tampaknya tidak disengaja. Dia menambahkan bahwa para tentara Korut itu segera melanjutkan tugas mereka dan terus bekerja hingga malam hari setelah kembali ke wilayah Korut.

    Insiden ini merupakan insiden ketiga yang terjadi di perbatasan Korsel dan Korut sepanjang bulan ini. Dua insiden lainnya terjadi pada 9 Juni dan 18 Juni lalu, dengan militer Korsel juga melepaskan tembakan peringatan setelah sekitar 20-30 tentara Korut melanggar garis demarkasi di perbatasan.

    Otoritas Seoul dalam pernyataan sebelumnya juga menyebut insiden itu tampaknya terjadi secara tidak disengaja.

    Pelanggaran perbatasan ini terjadi saat Pyongyang mengerahkan sejumlah besar pasukan di area-area garis depan sejak April lalu untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti menanam ranjau, mendirikan tembak yang dianggap sebagai penghalang antitank, dan memperkuat ruas jalanan setempat.

    Insiden ini juga terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Korut untuk pertama kalinya dalam 24 tahun terakhir.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Eks PM Thaksin Didakwa, Monarki Thailand Kian Berkuasa?

    Eks PM Thaksin Didakwa, Monarki Thailand Kian Berkuasa?

    Jakarta

    Mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra pada hari Selasa (18/6) didakwa atas tuduhan menghina kerajaan Thailand berdasarkan hukum ‘lese majeste’.

    Pelanggaran dapat dihukum dengan hukuman penjara berkisar antara 3 hingga maksimal 15 tahun.

    Namun apa dampaknya bagi Thaksin dan masa depan Partai Pheu Thai yang berkuasa di Thailand dan masih didominasi dinasti Shinawatra?

    Dakwaan penghinaan

    Thaksin yang berusia 74 tahun didakwa karena pernyataannya dalam sebuah wawancara dengan sebuah media di Seoul, Korea Selatan, pada tahun 2015.

    Dalam wawancara itu, dia menuduh Dewan Penasihat Kerajaan Thailand terlibat dalam protes yang menjurus pada kudeta militer pada tahun 2014.

    Thaksin membantah semua tuduhan dalam sidang hari Selasa lalu. Dia masih berstatus bebas dengan jaminan uang sebesar 500.000 baht atau sekitar Rp220 juta. Thaksin juga dilarang berpergian ke luar negeri. Paspornya masih disita sejak kepulangannya dari pengasingan tahun lalu.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Menabukan reformasi monarki

    Monarki Thailand sebagian besar dianggap sakral di bawah mendiang Raja Bhumibol Adulyadej, yang meninggal pada tahun 2016. Namun, kini semakin banyak warga Thailand yang menuntut reformasi kerajaan sejak penobatan putranya, Raja Maha Vajiralongkorn, yang kontroversial.

    “Bagi mereka yang berkuasa, dukungan mutlak terhadap undang-undang lese majeste digunakan untuk menunjukkan dukungan pemerintah yang teguh terhadap monarki dan melegitimasi monarki, terutama pada saat semakin banyak seruan untuk mengubah undang-undang yang kejam dan ketinggalan jaman itu,” kata Pravit Rojanaphruk, seorang jurnalis veteran dan analis politik, kepada DW.

    Pravit menambahkan, masyarakat Thailand “belum mencapai konsensus mengenai batasan kekuasaan monarki, terutama yang tidak terucapkan dan tidak resmi.”

    Perlucutan kekuasaan monarki sejatinya merupakan hal yang tabu di Thailand. Keteguhan itu perlahan berubah sejak muncul dugaan penyalahgunaan pasal penghinaan kerajaan sebagai instrumen untuk membungkam aktivis dan rival politik.

    Meredupnya pamor Thaksin

    Pemilihan umum tahun lalu di Thailand menjadi pemilu pertama sejak lebih dari 20 tahun, di mana partai dinasti Thaksin gagal mendapat kursi mayoritas. Pheu Thai yang selama ini mendominasi supremasi sipil di Bangkok harus mengalah kepada partai progresif MFP yang dijagokan kaum muda.

    Namun kelompok pro-kemapanan di Senat, sebuah badan konservatif yang ditunjuk militer, menghalangi pemimpin MFP Pita Limjaroenrat untuk menjadi perdana menteri. Kebuntuan itu membuka jalan bagi Pheu Thai untuk mengambil alih kekuasaan.

    Meski menempati posisi kedua dalam pemilu, Pheu Thai berhasil mengamankan posisi terdepan dalam pemerintahan saat ini. Putri Thaksin, Paetongtarn Shinawatra, adalah ketua umum partai, sementara sekutu bisnisnya Srettha Thavisin adalah perdana menteri.

    “Partai oposisi utama, Move Forward Party, juga menggunakan sikap kritisnya terhadap undang-undang lese majeste untuk mendapatkan dukungan dari pemilih muda dan terpelajar,” kata Pravit.

    Bagaimana masa depan Thaksin?

    Setelah masa pengasingan panjang, Thaksin kembali ke Thailand pada tahun 2023 dan mulai menjalani vonis hukuman penjara atas tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, setelah tertunda selama delapan tahun.

    Dia kemudian diberikan pengampunan kerajaan dan dibebaskan bersyarat lebih awal pada Februari 2024.

    Tita Sanglee, seorang analis independen Thailand, berpendapat bahwa langkah Thaksin kini menjadi semakin tidak menentu.

    “Saya pikir mengendalikan Thaksin lebih sulit daripada mengendalikan kaum reformis dan para pengunjuk rasa. Pertama, meskipun para demonstran didorong oleh ideologi, Thaksin jauh lebih pragmatis, lebih oportunistik. Dengan kata lain, dia lebih sulit diprediksi,” kata Tita.

    Tita juga mencatat bahwa koneksi luas Thaksin mencakup berbagai bidang, termasuk militer, polisi, dan bisnis. Namun, dakwaan lese majeste yang dia terima dapat dilihat sebagai sinyal baginya untuk menghindari perhatian publik.

    Pravit sependapat dengan Tita, dan menunjukkan bahwa dakwaan tersebut bertujuan untuk mengontrol Thaksin dan partai Pheu Thai.

    “Tapi Thaksin tidak bodoh. Kita harus menunggu dan melihat bagaimana dia akan memainkan perannya mulai sekarang,” kata Pravit.

    Thaksin bersikeras mengaku tidak bersalah dan dijadwalkan menghadiri sidang pada pemeriksaan bukti pada 19 Agustus mendatang.

    (rzn/as)

    (ita/ita)

  • Korsel Lepas Tembakan Peringatan gegara Tentara Korut Lintasi Perbatasan Lagi

    Korsel Lepas Tembakan Peringatan gegara Tentara Korut Lintasi Perbatasan Lagi

    Seoul

    Korea Selatan (Korsel) melepaskan tembakan peringatan usai lusinan tentara Korea Utara (Korut) melintasi perbatasan yang dijaga ketat. Insiden ini merupakan yang kedua dalam dua minggu terakhir ketika Pyongyang memperkuat perbatasannya dengan Korsel.

    Dilansir AFP, Selasa (18/6/2024), ledakan ranjau darat di dekat perbatasan juga melukai beberapa tentara Korea Utara. Kepala Staf Gabungan Korsel mengatakan Pyongyang baru-baru ini mengerahkan pasukan di daerah tersebut untuk membersihkan semak belukar dan memasang ranjau, seiring dengan memburuknya hubungan antara kedua Korea.

    Negara-negara tersebut secara teknis masih berperang karena konflik tahun 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata. Zona Demiliterisasi yang membagi semenanjung sudah menjadi salah satu tempat yang paling banyak mengandung ranjau di muka bumi.

    Namun, Korea Utara berupaya memperkuat hal tersebut dengan memasang lebih banyak ranjau darat. Korsel menyebut Korut hendak memperkuat jalan taktis dan menambahkan apa yang tampak sebagai penghalang anti-tank.

    Korsel mengatakan pihaknya yakin penyeberangan pada hari Selasa – seperti penyeberangan sebelumnya pada tanggal 9 Juni – tidak disengaja dan sekitar 20 hingga 30 tentara Korea Utara membawa peralatan kerja terlibat dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 08.30 waktu setempat.

    “Puluhan tentara Korea Utara melintasi Garis Demarkasi Militer hari ini… (dan) mundur ke utara setelah tembakan peringatan” dilepaskan, kata seorang pejabat JCS.

    Tentara Korea Utara yang bertugas memperkuat perbatasan telah menderita ‘banyak korban akibat insiden ledakan ranjau darat yang berulang kali’.

    Selama periode hubungan yang lebih hangat pada tahun 2018, kedua Korea memindahkan ranjau darat di sepanjang bagian perbatasan yang dijaga ketat dalam upaya meredakan ketegangan militer. Awal bulan ini, sekitar 20 tentara Korea Utara melintasi garis demarkasi militer antara kedua negara di bagian perbatasan yang ‘ditumbuhi pepohonan’.

    Penyeberangan itu terjadi ketika Korea Utara mengirimkan lebih dari seribu balon berisi sampah ke arah selatan – sebuah respons, katanya, terhadap balon-balon yang membawa propaganda anti-Pyongyang yang dikirim ke utara oleh para aktivis.

    Pemerintah Korea Selatan pada gilirannya menangguhkan perjanjian militer yang mengurangi ketegangan pada tahun 2018 dan memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan. Hal itu membuat marah Korea Utara, yang memperingatkan bahwa Seoul sedang menciptakan ‘krisis baru’.

    Ahn Chan-il, seorang pembelot yang menjadi peneliti yang menjalankan Institut Dunia untuk Studi Korea Utara, mengatakan kepada AFP bahwa militer Korea Utara sedang mencoba melakukan survei di daerah perbatasan untuk memasang lebih banyak penghalang.

    “Unit teknik dan observasi telah meningkatkan kehadiran mereka di daerah tersebut. Dipercaya bahwa tindakan tidak tertib dari mereka yang tidak terbiasa dengan ladang ranjau telah menyebabkan kecelakaan terkait ranjau ini,” ujarnya.

    profesor emeritus studi Korea Utara di Universitas Dongguk, Koh Yu-hwan, mengatakan langkah Korut itu menunjukkan tidak akan ada rekonsiliasi dengan Korsel. Dia mengatakan Korut juga memblokir jalan dan jalur kereta api.

    “Dengan memasang ranjau, Korea Utara sekali lagi menunjukkan bahwa, sesuai instruksi pemimpin tertinggi (Kim Jong Un), tidak akan ada rekonsiliasi dengan Korea Selatan,” ujarnya.

    “Korea Utara tidak memasang ranjau di seluruh garis depan, melainkan di wilayah yang mudah terlihat oleh Korea Selatan. Mereka juga memblokir jalan dan jalur kereta api yang sebelumnya merupakan wilayah kerja sama antar-Korea,” sambung Koh.

    (haf/imk)

  • Kakak Beradik Tertipu Rp129 Juta, Dijanjikan Kerja ke Australia oleh Warga Jombang

    Kakak Beradik Tertipu Rp129 Juta, Dijanjikan Kerja ke Australia oleh Warga Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Kakak beradik asal Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo, Sari Widodo (32) dan Hadi Prayitno (30), menjadi korban penipuan. Dia dijanjikan berangkat kerja ke Australia dengan membayar Rp129 juta. Namun ternyata hanya tipu-tipu belaka.

    Keduanya dijanjikan bekerja di perkebunan Australia oleh jasa penyalur berinisial IS (59), asal Kecamatan Mojowarno Jombang. Meski kakak beradik itu sudah menyetorkan uang Rp129 juta, namun hingga saat ini keduanya tak kunjung berangkat.

    Sari Widodo sudah melaporkan petaka yang dialaminya ke Polres Jombang dengan nomor: STTLM/404/RESKRIM/XI/2023/SPKT/POLRES JOMBANG. Penyelidikan pun dilakukan. Korban sudah menjalani pemeriksaan di Polres Jombang.

    Sari menjelaskan, perkenalannya dengan IS pada 11 Mei 2022. Dia dikenalkan oleh tetangganya. Dalam pertemuan itu, IS mengklaim bisa memberangkatkan TKI untuk bekerja di perkebunan Australia. Awalnya Sari berniat ke Korea Selatan. Namun oleh IS diarahkan ke Australia dengan alasan prosesnya lebih cepat.

    Syaratnya, setiap orang dikenakan biaya sebesar Rp65 juta. Sedangkan gaji bekerja di Australia antara Rp50 hingga Rp60 juta per bulan. Sari dan adiknya pun tergiur. Keeseokan harinya korban menyetor uang Rp1,5 juta untuk penerbitan visa.

    Sedangkan uang Rp120 dibayarkan secara bertahap melalui transfer. “Saya melakukan transfer lebih dari lima kali. Lunas sebesar Rp120 juta untuk dua orang. Kalau ditotal biaya yang sudah saya keluarkan Rp129 juta,” kata Sari usai dari Polres Jombang, Kamis (13/6/2024).

    Usai pelunasan, Sari dan adiknya diberikan visa oleh IS. Mereka dijanjikan berangkat Australia pada 20 Juni 2022. Namun saat Waktu tiba, IS mengundur pemberangkatan tersebut dengan berbagai dalih. Bahkan belakangan diketahui bahwa visa yang diterima oleh Sari dan adiknya adalah aspal (asli tapi palsu).

    Nah, dari situlah Sari menyadari kalua dirinya menjadi korban penipuan. Dia berusaha menagih janji IS, tapi hanya bertepuk sebelah tangan. Dia juga minta uangnya dikembalikan, tapi IS hanya memberi angin surga.

    Kesabaran Sari habis. Dia kemudian melaporkan kasus tersebut ke Polres Jombang pada 29 November 2023. Bagi Sari, uang Rp120 juta sangat berharga. Pasalnya, uang tersebut hasil penjualan mobil dan menggadaikan sawah di kampung halamannya.

    Mengapa tertarik bekerja ke luar negeri? Sari berkisah, awalnya dia menjalani pekerjaan sebagai tukang servis peralatan elektronik. Namun pukulan pandemi COVID-19 membuat usahanya kedodoran. Bahkan nyaris gulung tikar.

    Sudah begitu bekerja di luar negeri gajinya sangat menggiurkan. Besarannya, Rp50 sampai Rp60 juta. “Makanya saya tertarik. Gaji segitu mana ada di perkebunan Indonesia. Ternyata saya malah tertipu,” kata bapak dua anak ini.

    Kasi Humas Polres Jombang Iptu Kasnasin membenarkan adanya laporan kasus tersebut. Pihaknya sedang mendalami kasus itu, termasuk sudah memanggil pelapor guna dimintai keterangan. [suf]

  • Tembakan dari Korsel Buntut Tentara Korut ‘Main-main’ di Perbatasan

    Tembakan dari Korsel Buntut Tentara Korut ‘Main-main’ di Perbatasan

    Seoul

    Situasi di perbatasan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) memanas. Pihak Korsel melepaskan tembakan gara-gara tentara Korut sempat melintasi perbatasan.

    Dilansir AFP, Selasa (11/6/2024), Korsel menuding beberapa tentara Korut yang bekerja di zona demarkasi militer (DMZ) sempat melintasi perbatasan. Korsel pun berang dengan aksi itu.

    “Beberapa tentara Korea Utara yang bekerja di DMZ di front tengah sempat melintasi Garis Demarkasi Militer,” kata militer Korsel, JCS dalam sebuah pernyataan, mengacu pada garis kendali di perbatasan antara kedua Korea yang dijaga ketat.

    “Setelah militer kami mengeluarkan siaran peringatan dan tembakan peringatan, mereka mundur ke utara,” katanya, seraya menambahkan bahwa insiden itu terjadi pada 9 Juni lalu.

    Korsel menyatakan tidak ada pergerakan aneh lain yang terlihat di lokasi itu. Militer Korsel terus memantau dengan cermat pasukan di perbatasan.

    “Terlepas dari mundurnya tentara Korea Utara setelah tembakan peringatan kami, tidak ada pergerakan tidak biasa yang terlihat,” kata JCS, seraya menambahkan bahwa militer memantau dengan cermat pasukan di dekat perbatasan.

    Ketegangan Terus Meningkat

    Ketegangan antara kedua Korea terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Kondisi ini merupakan titik terendah dalam hubungan keduanya dalam beberapa tahun terakhir.

    Kedua negara secara teknis masih berperang sejak konflik 1950-1953. Perang itu berakhir dengan gencatan senjata dan bukan perjanjian damai.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Korut telah mengirimkan ratusan balon berisi sampah seperti puntung rokok dan tisu toilet ke arah Korsel. Korut menyebut aksi itu sebagai balasan atas balon-balon yang membawa propaganda anti-Pyongyang yang dikirim ke utara oleh para aktivis Korsel.

    Aktivis Korsel kembali membalas ‘serangan’ balon sampah dari Korut dengan mengirim balon berisi USB berisi musik K-Pop. Mereka juga menyertakan rekaman pidato Presiden Korsel.

    Pemerintah Korsel telah sepenuhnya menangguhkan perjanjian militer yang dibuat untuk mengurangi ketegangan pada tahun 2018. Korsel pun memulai kembali siaran propaganda melalui pengeras suara di sepanjang perbatasan sebagai tanggapan terhadap balon sampah Korut tersebut.

    Hal ini membuat marah Korea Utara. Korut memperingatkan bahwa Seoul sedang menciptakan ‘krisis baru’. Militer Korsel mengaku telah mendeteksi tanda-tanda bahwa Korut juga memasang pengeras suara mereka sendiri.

    Korea Utara telah menggunakan pengeras suara di sepanjang perbatasan sejak tahun 1960-an, yang biasanya menyiarkan pujian terhadap keluarga Kim. Namun, Korut menghentikan penggunaannya pada tahun 2018 ketika hubungan kedua negara menghangat.

    Para ahli telah memperingatkan bahwa keputusan untuk membatalkan perjanjian tahun 2018 dan memulai kembali siaran melalui pengeras suara dapat mempunyai implikasi yang serius.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/taa)

  • AS-China Cari Cara Tangani Risiko di Tengah Ketegangan Taiwan

    AS-China Cari Cara Tangani Risiko di Tengah Ketegangan Taiwan

    Jakarta

    Menteri Pertahanan Cina Dong Jun bertemu dengan mitranya dari Amerika Serikat (AS), Lloyd Austin, di sela-sela KTT keamanan Shangri-La di Singapura. Pentagon menyambut baik rencana pembentukan “kelompok komunikasi krisis” AS-Cina, sementara Beijing menyebut pembicaraan itu “positif, praktis, dan konstruktif.”

    Dialog Shangri-La, yang diselenggarakan oleh International Institute for Strategic Studies (IISS) yang berbasis di London, menjadi barometer bagi intensitas ketegangan AS-Cina dalam beberapa tahun terakhir.

    Pertemuan menhan kedua negara adidaya itu selama satu jam pada Jumat (31/5), merupakan pertemuan militer tingkat tinggi AS-Cina pertama setelah Presiden AS Joe Biden dan Presiden Cina Xi Jinping sepakat untuk membuka kembali kontak militer-ke-militer pada November 2023.

    Cina telah memutuskan kontak setelah Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, membuat marah Beijing dengan mengunjungi Taiwan pada Agustus 2022.

    “Kami setidaknya memiliki serangkaian komunikasi reguler antara kedua belah pihak untuk mengurangi kemungkinan salah perhitungan,” kata Amanda Hsiao, seorang ahli senior Cina di International Crisis Group (ICG), kepada DW.

    Meskipun membuka jalur komunikasi adalah tanda bahwa AS dan Cina ingin mengelola risiko konfrontasi dengan lebih baik, pidato dari Austin dan Dong di KTT tersebut menunjukkan bahwa kedua negara memiliki sudut pandang yang berlawanan tentang keamanan regional di Asia.

    Cina menyinggung “kekuatan eksternal”

    Dalam sesi pada Minggu (2/6) yang berjudul “Pendekatan Cina terhadap Keamanan Global”, Menteri Pertahanan Dong menekankan pentingnya hubungan militer-ke-militer yang stabil antara Cina dan AS.

    Pada saat yang sama, Dong menyalahkan “kekuatan eksternal” yang memicu ketegangan di Asia-Pasifik melalui “konfrontasi blok”. Dong tidak secara eksplisit menyebut nama AS, tetapi menyinggung pembangunan aliansi strategis Washington sebagai kekuatan yang mengganggu stabilitas akibat kekuatan eksternal.

    Sehari sebelumnya, pidato Menteri Pertahanan AS Austin di KTT tersebut menyoroti pembangunan aliansi Washington di bawah pemerintahan Biden sebagai ujung tombak keamanan regional.

    “Kami bekerja sama dengan sekutu dan mitra kami tidak seperti sebelumnya,” kata Austin, merujuk pada latihan militer bersama dengan Jepang, Korea Selatan, dan Filipina.

    Sebelum berangkat ke Singapura, Austin telah menulis di X bahwa AS telah “memberikan hasil bersejarah” di Indo-Pasifik dengan “berinvestasi dalam kemampuan, mengubah postur pasukan AS, dan menghubungkan sekutu dan mitra.”

    Menanggapi pidato Austin, Letnan Jenderal Cina Jing Jianfeng mengatakan, strategi AS dimaksudkan “untuk menciptakan perpecahan, memprovokasi konfrontasi, dan merusak stabilitas.”

    Menurut pakar ICG Hsiao, narasinya adalah bahwa “Cina memiliki niat damai, dan masalahnya bukan pada Cina, melainkan pada AS.”

    Cina memperingatkan ‘kelompok separatis’ Taiwan

    Soal Taiwan, yang menjadi pemantik utama yang berpotensi menimbulkan konflik di Asia, Dong menuduh AS telah mengirimkan “sinyal yang sangat salah” kepada “pasukan separatis” di pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

    Cina mengklaim Taiwan sebagai wilayanya, dan meskipun para pejabat Cina berulang kali mengatakan “penyatuan kembali secara damai”, retorika Beijing menyiratkan bahwa mereka bersedia untuk menggunakan kekuatan jika diperlukan.

    AS adalah penyokong keamanan utama Taiwan, dan Beijing menganggap hal ini sebagai campur tangan pihak luar dalam “urusan dalam negerinya.”

    AS dan negara-negara Barat lainnya tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan. Namun, memberikan dukungan tidak langsung, misalnya, melalui kunjungan politik tingkat tinggi, tanpa secara langsung mengakui pulau itu sebagai negara yang merdeka.

    Ketegangan di Laut Cina Selatan

    Selain masalah Taiwan, perselisihan maritim di Laut Cina Selatan adalah titik sengketa lainnya antara AS dan Cina.

    Meskipun ada keputusan internasional pada tahun 2016 yang menolak klaim teritorial Cina, Beijing bersikeras bahwa sebagian besar Laut Cina Selatan adalah milik Cina, bahkan bagian yang berjarak lebih dari seribu mil dari daratan Cina.

    Bulan lalu, AS dan Filipina mengakhiri latihan militer gabungan berskala besar, saat kapal-kapal Cina terus mengganggu kapal-kapal Filipina di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina yang diklaim oleh Cina.

    Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. menjadi pembicara utama di KTT Singapura dan membuka dengan pidato yang bersumpah bahwa Filipina akan merespons jika ada tentara Filipina yang terbunuh oleh penggunaan meriam air oleh Cina terhadap kapal-kapal Filipina. Dia juga menegaskan, “Filipina tidak akan mengalah” dalam masalah kedaulatan.

    Menteri Pertahanan AS Austin juga memperingatkan, “pelecehan yang dihadapi Filipina sangat berbahaya.” Dia menekankan, “setiap negara, besar atau kecil, memiliki hak untuk menikmati sumber daya maritimnya sendiri.”

    pkp/as

    (ita/ita)

  • Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Jakarta

    Korea Utara mengirimkan lagi sekitar 600 balon berisi sampah melintasi perbatasan. Militer Korea Selatan mengatakan sampah tersebut berisi puntung rokok hingga plastik, kini personel keamanan berupaya mengumpulkan balon-balon tersebut saat mendarat.

    “Korea Utara telah kembali meluncurkan balon sampah ke arah Korea Selatan,” kata Kepala Staf Gabungan Seoul (JCS) dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Minggu (6/2/2024).

    Balon berisi sampah itu dikirim ke perbatasan arah Korsel sejak sekitar jam 8 malam (11.00 GMT) Sabtu malam.

    Kemudian hingga sekitar pukul 10 pada Minggu pagi ini, “sekitar 600 balon telah diidentifikasi, dengan sekitar 20 hingga 50 balon per jam bergerak di udara,” tambahnya.

    Balon-balon tersebut mendarat di provinsi-provinsi Korea Selatan bagian utara, termasuk ibu kota Seoul dan wilayah Gyeonggi yang berdekatan, yang secara kolektif merupakan rumah bagi hampir setengah populasi Korea Selatan.

    Korea Utara mulai mengirimkan ratusan balon yang membawa kantong-kantong sampah pada awal pekan ini. Korsel lalu menganggap tindakan tersebut sebagai balon “kelas rendah”. Korsel memperingatkan akan adanya tindakan balasan yang tegas kecuali Pyongyang menghentikan provokasi “tidak rasional” tersebut.

    JCS mengatakan sejak kampanye dimulai pada hari Selasa, sekitar 900 balon telah diluncurkan.

    “Militer kami melakukan pengawasan dan pengintaian dari titik peluncuran balon, melacaknya melalui pengintaian udara, dan mengumpulkan puing-puing yang jatuh, dengan memprioritaskan keselamatan publik,” katanya.

    “Kami mendesak masyarakat untuk menghindari kontak dengan limbah balon yang jatuh dan melaporkannya ke unit militer atau kantor polisi terdekat,” tambahnya.

    Sementara itu, Pemerintah kota Seoul mengirimkan peringatan teks kepada warga Korsel pada hari Sabtu. Pemerintah kota Seoul memperingatkan adanya “benda tak dikenal yang dianggap sebagai selebaran propaganda Korea Utara”.

    Pyongyang membela atas pelepasan balon-balon tersebut awal pekan ini. Korut mengatakan bahwa “hadiah tulus” tersebut adalah pembalasan atas balon-balon yang dikirim ke Korea Utara dengan tujuan propaganda melawan pemimpin Kim Jong Un.

    (yld/gbr)

  • Korut Kembali Kirim 600 Balon Isi Sampah ke Perbatasan Arah Korsel

    Amarah Korsel Gara-gara Balon Raksasa Isi Tinja dari Korea Utara

    Jakarta

    Korea Selatan (Korsel) menyampaikan kemarahannya kepada Korea Utara (Korut) yang dituduh telah mengirimkan balon udara berisi berbagai benda, termasuk kotoran atau tinja. Balon-balon tersebut melintasi perbatasan negara dan jatuh di wilayah Korsel.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (29/5/2024), otoritas Korsel yang merasa berang dengan Korut. Mereka menyebut tindakan negara tetangganya itu sebagai aksi rendahan dan berbahaya.

    Unit persenjataan dan peledak militer Korsel, serta tim tanggap perang kimia dan biologi, dikerahkan. Tim itu memeriksa dan mengumpulkan benda-benda yang dijatuhkan oleh balon-balon udara dari Korut tersebut.

    This photo provided by South Korea Defense Ministry, shows balloons with trash presumably sent by North Korea, in South Chungcheong Province, South Korea, Wednesday, May 29, 2024. In another sign of tensions between the war-divided rivals, South Korea’s Joint Chiefs of Staff said North Korea also has been flying large numbers of balloons carrying trash toward the South since Tuesday night, in an apparent retaliation against South Korean activists for flying anti-Pyongyang propaganda leaflets across the border. (South Korea Presidential Office via AP) Foto: (South Korea Presidential Office via AP)

    Otoritas Seoul juga merilis peringatan agar penduduk setempat menjauh dan melaporkan penampakan apa pun kepada otoritas berwenang.

    Hingga Rabu (29/5) waktu setempat, menurut laporan media lokal yang mengutip sumber-sumber militer, lebih dari 150 balon udara terdeteksi. beberapa di antaranya telah mendarat di atas tanah dan yang lainnya masih berada di udara.

    Sejumlah foto yang dirilis oleh militer Korsel pada Rabu (29/5) waktu setempat menunjukkan balon-balon berukuran besar mengudara dengan kantong plastik terpasang pada bagian bawahnya.

    Beberapa foto lainnya menunjukkan sampah berserakan di sekitar balon-balon yang terjatuh, dengan kata-kata berbunyi “kotoran” tertulis pada salah satu kantong plastik itu.

    Pada Minggu (26/5), Wakil Menteri Pertahanan Korut merilis pernyataan yang isinya bersumpah untuk menggunakan “kekuatan yang kuat untuk mempertahankan diri” dan memperingatkan bahwa “gundukan kertas bekas dan kotoran” akan dikirimkan ke Korsel sebagai respons atas “barang-barang kotor” dari negara itu.

    Selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pengiriman Balon Udara Antara Korsel dan Korut

    Balon-balon udara seringkali dikirimkan oleh para aktivis Korsel ke wilayah Korut, dengan beberapa aksi semacam itu dipimpin oleh para pembelot Korut.

    Balon-balon semacam itu biasanya membawa selebaran berisi pesan-pesan kritis terhadap Pyongyang, yang kemudian memicu ketegangan antara kedua negara yang bertetangga, termasuk insiden ketika Korut dilaporkan berusaha menembak jatuh balon-balon dari Korsel.

    Korut memberikan reaksi kemarahan terhadap balon-balon yang dikirimkan para aktivis Korsel ke wilayahnya. Balon-balon itu juga memuat informasi soal masyarakat demokratis di Korsel dan bahkan disertai USB yang berisi video musik K-pop.

    Pemerintah Korsel berupaya menghentikan para aktivis yang melakukan aksi semacam itu, dengan alasan bahwa tindakan tersebut tidak membantu dalam memajukan perdamaian dan membahayakan keselamatan para penduduk di dekat perbatasan kedua negara.

    Larangan mengirimkan balon ke Korut sempat diberlakukan tahun 2021 lalu, namun kemudian dinyatakan inkonstitusional oleh pengadilan tinggi Korsel, karena dianggap melanggar prinsip kebebasan berpendapat.

    Halaman 2 dari 2

    (aik/aik)