Negara: Korea Selatan

  • Menteri Korsel Siap Mundur Massal Usai Darurat Militer Kontroversial

    Menteri Korsel Siap Mundur Massal Usai Darurat Militer Kontroversial

    Jakarta

    Pengumuman darurat militer secara mendadak yang disampaikan Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol memancing gejolak politik. Sejumlah menteri di kabinet Presiden Yoon kini menyatakan siap mundur dari jabatannya.

    Perdana Menteri Korsel, Han Duck-soo, hari ini menggelar pertemuan dengan menteri di kabinet Presiden Yoon. Para menteri yang hadir mulai dari Menteri Keuangan Choi Sang-mok hingga Menteri Pendidikan Lee Ju-ho. Keduanya menyatakan siap mundur dari posisinya sebagai menteri.

    “Saya tidak berniat melanjutkan jabatan saya,” kata Menteri Kehakiman Park Sung-jae usai pertemuan dilansir Yonhap News Agency, Rabu (4/12/2024).

    Perdana Menteri Han meminta para menteri tersebut untuk tetap bertahan dalam jabatannya. Dia meminta menteri-menteri di kabinet Presiden Yoon tetap bekerja demi kepentingan publik.

    “Saya meminta kabinet untuk memenuhi tanggung jawab Anda bersama dengan pejabat publik di semua kementerian untuk memastikan keselamatan masyarakat dan kehidupan sehari-hari tetap terjaga tanpa keraguan sedikit pun,” katanya.

    “Sampai saat-saat terakhir, saya akan melayani rakyat dengan mengumpulkan kebijaksanaan anggota kabinet kami,” sambung Perdana Menteri Han.

    Anggota parlemen Korsel lalu menggelar rapat mendadak untuk membatalkan status darurat militer yang disampaikan oleh Presiden Yoon. Status tersebut lalu berhasil dicabut pada Rabu (4/12) dini hari.

    Presiden Yoon kemudian secara resmi mengumumkan pencabutan darurat militer di Korsel hari ini. Kini partai oposisi di Korsel juga telah mengajukan upaya pemakzulan Yoon Suk Yeol dari jabatannya sebagai Presiden Korsel.

    (ygs/haf)

  • Rekomendasi Drama Korea Desember 2024 yang Tayang di Netflix, Season Baru Squid Game, The Auditors

    Rekomendasi Drama Korea Desember 2024 yang Tayang di Netflix, Season Baru Squid Game, The Auditors

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah drama Korea Netflix yang akan tayang Desember 2024.

    Drama-drama ini lantas bisa menemani waktu liburan Natal dan Tahun Baru 2025.

    Salah satu drama ini bahkan sempat populer beberapa tahun lalu.

    Kini, drakor tersebut menyajikan musim terbaru kepada penggemar.

    Apa saja drama Korea Netflix yang dimaksud tersebut?

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    4 rekomendasi drama Korea Netflix yang tayang Desember 2024

    1. Rugged Rugby: Conquer or Die

    Serial Netflix Rugged Rugby: Conquer or Die

    Tanggal tayang: 10 Desember 2024

    Rugged Rugby: Conquer or Die adalah acara survival dari PD Chang Si Won.

    Chang Si Won sebelumnya dikenal dengan beragam program populer termasuk A Clean Sweep, Steel Troops, dan The Fisherman and the City. 

    Rugged Rugby: Conquer or Die sendiri merupakan acara survival olahraga yang menampilkan persaingan ketat dan perjuangan di antara atlet rugbi menuju kemenangan.

    Di bawah dunia rugbi Korea yang samar, tujuh tim bertarung sengit menunjukkan kekuatan, strategi, dan kerja sama semuanya demi memperebutkan gelar juara.

    2. The Auditors: Season 1

    The Auditors: Season 1 

    Tanggal tayang: 11 Desember 2024

    Pemeran: Shin Ha-kyun, Lee Jung-ha, Jin Goo

    The Auditors mengisahkan tentang dinamika pekerjaan di JU Construction, sebuah perusahaan dengan tim audit yang sangat sibuk bekerja. 

    Hal ini dikarenakan JU Construction sangat terkenal dengan kasus korupsi yang melimpah. Shin Cha-Il (Shin Ha Kyun) merupakan pemimpin dari tim audit tersebut. 

    Ia memiliki sikap yang dingin, tegas, dan tidak memiliki kepercayaan pada orang lain.

    Di dalam tim ini terdapat karyawan yaitu Gu Han Soo (Lee Jung Ha), seorang karyawan pemula yang baik hati dan ramah. 

    Awalnya, ia melamar di tim audit sebagai batu loncatan untuk dipindahkan ke cabang perusahaan di Florida. 

    Namun, rencananya tidak mudah terwujud karena harus bekerja di bawah kepemimpinan Shin Cha Il yang tegas.

    Selain itu, terdapat juga karyawan baru Yoon Seo Jin (Jo Aram) yang sifatnya bertolak belakang dengan Gu Han Soo, Ia merupakan anggota tim audit yang ambisius dan seorang individualis yang bertekad untuk sukses. 

    Karakternya yang berlawanan dengan Gu Han Soo menciptakan dinamika yang unik dalam tim mereka.

    Yoon Seo Jin mengenali Wakil Presiden JU Construction, Hwang Dae Woong (Jin Go) sejak dia masih kecil. 

    Namun, mereka berpura-pura tidak mengenal satu sama lain di tempat kerja. Hwang Dae Woong merupakan putra ketiga dari pendiri perusahaan yang berambisi menjadi presiden perusahaan, dengan mengalahkan dua kakak laki-lakinya untuk posisi tersebut.

    3. Check-in Hanyang

    Poster drakor Check-in Hanyang

    Tanggal tayang: 22 Desember 2024

    Pemeran: Bae In-Hyuk, Kim Ji-Eun, Jung Gun-Joo dan Jae Chan

    Yongcheonru, wisma termegah di Joseon, beroperasi di bawah moto bahwa pelanggan adalah raja.

    Empat pemagang baru bergabung dengan motivasi mereka sendiri.

    Di antaranya yaitu, Lee Eun (Bae In-Hyuk), seorang pangeran rahasia Joseon, bekerja dengan nama samaran Lee Eun-Ho. 

    Lalu, Hong Deok-soo (Kim Ji-Eun), menyamar sebagai seorang pria, bertujuan untuk menjadi manajer umum.

    Kemudian, Cheon Joon-Hwa (Jung Gun-Joo), dipaksa oleh ayahnya, tidak menunjukkan minat untuk menjalankan wisma. 

    Sementara itu, Go Soo-Ra (Jae Chan), berharap untuk memulihkan kekayaan keluarganya, berjuang untuk posisi permanen. 

    Saat mereka bekerja sama, keempat magang berbagi pengalaman dan mengembangkan ikatan yang erat.

    Keluarga Go Soo Ra telah menurun untuk sementara waktu sekarang. 

    Untuk membangun kembali keluarganya, dia mulai bekerja sebagai magang di Yongcheonru. 

    Tujuannya adalah untuk dipromosikan menjadi karyawan secara permanen. 

    Selama bekerja di Yongcheonru, 4 magang ini berbagi pengalaman dan menjadi teman.

    4. Squid Game 2

    Poster Squid Game 2 (Netflix)

    Tanggal tayang: 26 Desember 2024

    Pemeran: Lee Jung Jae, Kang Ha Neul, Choi Seung Hyun, Im Si Wan, Jo Yu Ri, dan Park Sung Hoon.

    Pemenang Squid Game musim pertama, Seong Gi Hun, awalnya akan meninggalkan Korea Selatan dan berangkat ke Amerika Serikat. 

    Namun, keberangkatannya ia batalkan setelah mendapatkan pesan ancaman yang mengatakan bahwa seseorang akan terus mencarinya.

    Tanpa berpikir panjang, ia langsung membatalkan keberangkatannya tersebut. 

    Gi Hun dengan ekspresi geramnya pun bertekad untuk mengungkapkan ke publik tentang betapa gilanya permainan itu.

    Dengan demikian, ia kembali mengikuti permainan mematikan itu di musim kedua bersama ratusan orang lainnya yang sedang frustasi karena mengalami kesulitan finansial. 

    Ketika memasuki arena permainan, 456 pemain disambut oleh penjaga berseragam pink yang bertopeng.

    Setelah penyambutan, mereka langsung dibawa ke arena permainan yang serupa dengan arena permainan musim pertama, yaitu Lampu Merah Lampu Hijau (mugunghwa kkoci pieot seumnida). 

    Dalam permainan tersebut, para pemain diharuskan untuk maju ke garis finis selagi boneka mekanik raksasa membelakangi mereka.

    Namun, ketika boneka berbalik menghadap para pemain, mereka harus diam mematung. 

    Sebab, jika ada para pemain yang didapati bergerak oleh alat Passive Infrared Sensors (PIR) yang ada di mata boneka, maka pemain akan langsung ditembak mati.

    Gi Hun, yang sebelumnya pernah berhasil melewati permainan ini mencoba untuk melatih para pemain agar mereka selamat. Sayangnya rencana sering tak sesuai harapan.

    Upaya yang dilakukannya itu tidak berhasil ketika seorang gadis bergerak setelah diberi tahu bahwa ada seekor lebah hinggap di kepalanya. Pemain itu kemudian berteriak histeris dan bergerak.

    Tanpa aba-aba, perempuan itu ditembak di bagian kepala hingga mati. Satu per satu pemain mulai ditembak karena ikut histeris dan terkejut ketika pemain lainnya dieksekusi.

    Melihat pemain yang terus menjadi korban dalam permainan, Gu Hun kembali mencoba menggunakan taktik yang sama pada musim pertama, yakni meyakinkan mereka untuk menghentikan permainan dan segera keluar dari tempat ini. 

    Para pemain pun setuju dan mulai melakukan voting.

    Lantas, bagaimana nasib para pemain yang tersisa?

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Menhan Korsel Minta Maaf dan Siap Mundur Usai Geger Darurat Militer

    Menhan Korsel Minta Maaf dan Siap Mundur Usai Geger Darurat Militer

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan Kim Yong-hyun menyampaikan permintaan maaf usai Presiden Yoon Suk Yeol sempat menetapkan status darurat militer di Korsel secara mendadak. Kim juga menyatakan siap untuk mundur dari jabatannya.

    “Saya telah menawarkan keinginan saya untuk mengundurkan diri kepada Presiden dan bertanggung jawab atas semua kekacauan yang disebabkan oleh darurat militer,” kata Kim dalam keterangannya dilansir Yonhap News Agency, Rabu (4/12/2024).

    Pengumuman darurat militer disampaikan Presiden Yoon pada Selasa (3/12) malam waktu setempat. Keputusan mendadak dan sepihak ini membuat geger publik Korsel dan menuai penolakan keras dari parlemen.

    Menhan Kim dituding sebagai orang yang mendorong Yoon dalam mengumumkan status darurat militer. Namun, status itu tidak berlangsung lama usai parlemen Korsel mengadakan rapat mendadak hingga membatalkan darurat militer di Korsel pada Rabu (4/12) dini hari.

    Usai status tersebut dicabut, Menhan Kim mengatakan masyarakat bisa beraktivitas secara normal. Dia mengakui situasi politik di Korsel saat ini dalam keadaan tidak menentu.

    “Darurat militer telah dicabut, dan masyarakat memulihkan kehidupan sehari-hari mereka, namun situasi politik dan keamanan dalam negeri tidak mudah,” katanya.

    “Kementerian Pertahanan menanggapi situasi ini dengan sangat tegas dan akan melakukan segala upaya untuk memastikan bahwa operasi pertahanan dilakukan tanpa kemunduran sambil secara stabil menangani masalah-masalah yang ada,” tambah Kim.

    (ygs/haf)

  • Airlangga nilai darurat militer di Korsel jadi peluang bagi RI

    Airlangga nilai darurat militer di Korsel jadi peluang bagi RI

    Inilah opportunity dan kesempatan bagi Indonesia,

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai, penetapan darurat militer (martial law) di Korea Selatan pada Selasa malam (3/12) menjadi peluang bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi.

    “Jadi banyak negara yang saat ini bullish dengan Indonesia karena political stability di ASEAN, sebagai negara terbesar di ASEAN, dan transisi (pemerintahan) yang mulus ada di Indonesia. Kalau kita lihat tadi malam sempat tegang sedikit dengan apa yang terjadi di Korea Selatan yang sempat mengumumkan martial law dan dibatalkan oleh 190 anggota kongres, dan ini mungkin destabilisasi di kawasan Korea belum selesai,” kata Airlangga dalam acara Indonesia Mining Summit 2024 di Jakarta, Rabu.

    Deklarasi darurat militer di Korea Selatan dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi investasi yang lebih menarik di tengah ketidakpastian global, khususnya di wilayah Asia.

    “Inilah opportunity dan kesempatan bagi Indonesia,” ucapnya.

    Sebagai informasi, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan pencabutan darurat militer pada Rabu pagi setelah Majelis Nasional melakukan pemungutan suara dengan hasil meminta untuk mengakhiri kondisi darurat militer.

    Dalam pidatonya, Airlangga menilai para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di Indonesia dikarenakan peluang hilirisasi di sektor energi terbarukan sebagai salah satu fokus utama Indonesia dalam menarik investasi.

    Salah satu yang sedang didorong adalah pengembangan industri kaca apung (floating glass) yang berbasis pasir silika, bahan yang dikenal memiliki kualitas baik di Indonesia.

    “Dari floating glass, dia akan menjadi glass untuk solar panel dan juga akan bisa didorong untuk membuat semikonduktor kedepannya. Nah ini juga yang menjadi kekuatan karena pasir silika kita dikenal cukup baik, dan investasinya ada 1-2 yang sudah siap untuk mengembangkan industri kaca,” jelasnya.

    Ia menyebut aliran investasi sudah mulai terlihat, dengan beberapa investor berada di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batang dan Gresik. Pengembangan ini dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat energi tenaga surya.

    Selain itu, tenaga surya yang memerlukan baterai sebagai baseload akan meningkatkan kebutuhan terhadap mineral kritis (critical minerals).

    “Indonesia diberkahi dengan adanya geothermal, dengan adanya hydropower, dengan adanya ocean thermal atau dari ombak di bawah laut,” terang Menko Airlangga.

    Selain itu, Airlangga juga menyoroti adanya komitmen investasi jumbo dari perusahaan multinasional dalam mendukung target emisi nol bersih (net zero emission) 2060.

    Ia membeberkan saat kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Inggris, British Petroleum (BP) telah berkomitmen untuk menggelontorkan investasi sebesar 7,5 miliar dolar AS guna pengembangan teknologi Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS).

    “Perusahaan ExxonMobil juga berencana menginvestasikan hingga 15 miliar dolar AS,” ungkap Airlangga.

    Pewarta: Bayu Saputra
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2024

  • Menteri PANRB dukung kolaborasi penguatan ekonomi kreatif

    Menteri PANRB dukung kolaborasi penguatan ekonomi kreatif

    “Kita akan upayakan untuk bisa berkoordinasi dengan kementerian terkait, seperti kementerian ekonomi kreatif, kebudayaan, keuangan, dan lain sebagainya,”

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Rini Widyantini mendukung sektor ekonomi kreatif dalam sisi penguatan kelembagaan hingga peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur.

    Dukungan itu disampaikan saat Rini menerima Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto di Kantor Kementerian PANRB, Jakarta, Rabu.

    “Kita akan upayakan untuk bisa berkoordinasi dengan kementerian terkait, seperti kementerian ekonomi kreatif, kebudayaan, keuangan, dan lain sebagainya,” kata Rini dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Dilansir dari laman kemenparekraf.go.id, ada empat tren ekonomi kreatif yang berkembang pesat pada 2024. Tren-tren tersebut meliputi audio visual, mobile game, musik, dan kolaborasi.

    Sejak pandemi COVID-19, tren ekonomi kreatif 2024 banyak dipengaruhi perkembangan teknologi yang pesat. Pandemi mendorong pelaku ekonomi kreatif untuk terus berkembang agar mampu bersaing di pasar global.

    Dengan optimalisasi setiap sumber daya yang dimiliki untuk mengikuti perubahan tren ekonomi kreatif tersebut, diharapkan dapat membuat sektor ekonomi kreatif di Indonesia lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan, sehingga dapat menciptakan 4,4 juta lapangan kerja pada 2024.

    Dari sisi lain masuknya audio visual sebagai salah satu tren ekonomi kreatif 2024 tidak bisa dipisahkan dari banyaknya generasi muda yang tertarik membuat berbagai macam konten video.

    Di samping itu, meningkatnya popularitas audio visual dalam tren ekonomi kreatif juga didukung dari meningkatnya minat masyarakat pada film atau serial lokal melalui layanan over the top (OTT).

    Hal ini didukung dalam survei Jakpat yang mengukur tontonan terpopuler masyarakat Indonesia, film atau serial Indonesia menduduki peringkat kedua dengan angka 69 persen, setelah serial Korea Selatan (72 persen).

    Ide-ide dari Yovie Widianto, yang selama ini sudah berkiprah di dunia entertainment diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi dunia seni Tanah Air.

    Tentunya ide dari kalangan profesional, dan dukungan birokrasi akan memperkuat pencapaian visi-misi Presiden Prabowo Subianto.

    “Tentunya kita ingin ide-ide yang ada sudah disampaikan Kang Yovie ini mudah-mudahan bisa segera terwujud,” ujar Rini.

    Sementara itu, Yovie Widyanto mengucapkan terima kasih kepada Rini atas dukungan tersebut. Sejauh ini, Yovie sudah membuka ruang kolaborasi dengan Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya.

    Kolaborasi juga dibuka dengan instansi lainnya. Yovie berharap semua pihak, termasuk instansi pemerintah, bisa saling melengkapi untuk peningkatan kreativitas masyarakat Indonesia.

    “Teman-teman di kementerian lain yang memang pastinya semuanya harus berkolaborasi yang baik, agar apa yang kita cita-citakan Indonesia penuh kreativitas, semakin maju, dan memberikan hasil yang baik buat bangsa ini,” pungkas Yovie.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2024

  • Buntut Panjang Situasi di Korsel Meski Darurat Militer Sudah Dicabut

    Buntut Panjang Situasi di Korsel Meski Darurat Militer Sudah Dicabut

    Buntut panjang sampai pemakzulan

    Buntut status darurat militer yang diumumkan Presiden Yoon menjadi panjang. Awalnya, kepala staf dan sekretaris senior Presiden Yoon Suk Yeol mengajukan pengunduran diri usai dekrit darurat militer yang diumumkan Presiden Yoon dicabut.

    Seperti dilansir CNN, Rabu (4/12/2024), kepala staf kepresidenan Korea Selatan dan lebih dari 10 sekretaris senior presiden telah mengajukan pengunduran diri mereka, menurut kantor kepresidenan.

    “Para pembantu senior Yoon menawarkan untuk mengundurkan diri secara massal karena deklarasi darurat militer,” kata Yonhap, tanpa memberikan rincian lebih lanjut. Kantor kepresidenan tidak segera menanggapi permintaan komentar AFP.

    Menyusul kemudian, menggelindinglah wacana pemakzulan berubah jadi rencana pemakzulan terhadap Presiden Yoon. Kaum oposisi paling semangat mengupayakan aksi politik tersebut.

    South Koreans hold signs reading “Arrest Yoon Suk Yeol” during a rally in Seoul, South Korea, Wednesday, Dec. 4, 2024. (AP Photo/Lee Jin-man) Foto: AP/Lee Jin-man

    Partai Demokrat Korsel selaku oposisi utama mulai mengancam pemakzulan terhadap Presiden Yoon. Presiden Yoon dinilai telah memalkukan aksi pemberontakan dan pengkhianatan, dan makar terhadap konstitusi lewat penetapan darurat militer.

    “Kami tidak akan berdiam diri dan menyaksikan kejahatan Presiden Yoon yang menghancurkan Konstitusi dan menginjak-injak demokrasi,” demikian pernyataan Partai Demokrat Korsel pada Rabu (4/12) waktu setempat, dilansir AFP dan CNN.

    “Jika Presiden Yoon tidak segera mengundurkan diri, Partai Demokrat akan segera memulai proses pemakzulan sesuai dengan keinginan rakyat,” tegas Partai Demokrat Korsel dalam pernyataannya.

    Rabu (4/12/2024) pukul 14.40 waktu setempat, rancangan undang-undang (RUU) pemakzulan terhadap Presiden Yoon diajukan oleh Partai Demokrat Korsel dan enam partai oposisi lain.

    People gather to demand South Korean President Yoon Suk Yeol step down in front of the National Assembly in Seoul, South Korea, Wednesday, Dec. 4, 2024. (Kim Do-hoon/Yonhap via AP) Foto: (Kim Do-hoon/Yonhap via AP)

    Parlemen Korsel harus menggelar pemungutan suara dalam waktu 72 jam setelah mosi pemakzulan diajukan. RUU itu diperkirakan akan diajukan ke sidang pleno Majelis Nasional Korsel pada Kamis (5/12) besok, dengan pemungutan suara atau voting bisa digelar paling cepat pada Jumat (6/12) atau Sabtu (7/12) mendatang.

    Dibutuhkan dukungan sedikitnya dua pertiga anggota parlemen Korsel, sekitar 200 anggota dari total 300 anggota parlemen, untuk bisa memakzulkan presiden.

    Partai Demokrat dan partai-partai oposisi kecil lainnya secara total menguasai 192 kursi dalam parlemen. Ini berarti dibutuhkan setidaknya delapan anggota parlemen dari partai berkuasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP), yang menaungi Yoon untuk mendukung mosi pemakzulan tersebut.

    Diketahui bahwa ketika parlemen Korsel memvoting secara bulat untuk menolak penetapan darurat militer Yoon pada Selasa (3/12) malam, terdapat 18 anggota parlemen dari PPP yang bergabung dengan oposisi untuk turut menentang darurat militer tersebut.

    Jika RUU itu diloloskan parlemen, maka selanjutnya menjadi tugas Mahkamah Konstitusi Korsel untuk menggelar sidang dan memutuskan apakah pemakzulan terhadap Yoon bisa dibenarkan. Terdapat enam hakim konstitusi yang nantinya akan menjatuhkan putusan akhir untuk pemakzulan Yoon.

    (dnu/dnu)

  • Ribuan Warga Korsel Unjuk Rasa Tuntut Presiden Yoon Mundur

    Ribuan Warga Korsel Unjuk Rasa Tuntut Presiden Yoon Mundur

    Seoul

    Ribuan warga berunjuk rasa di depan Kantor Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol di Seoul, Korea Selatan (Korsel). Mereka menuntut Yoon mengundurkan diri buntut pemberlakukan darurat militer.

    Dilansir AFP, Rabu (4/12/2024), dari video siaran langsung menunjukkan ribuan pengunjuk rasa berbaris menuju kantor Yoon di Seoul. Sebelumnya, massa menggelar unjuk rasa di Gwanghwamun Square.

    Partai-partai oposisi Korea Selatan – yang anggota parlemennya menentang keras dan bertikai dengan pasukan keamanan untuk menolak darurat militer – mengajukan mosi untuk memakzulkan Yoon. Mereka belum memutuskan kapan akan melakukan pemungutan suara, tetapi kemungkinan akan dilakukan paling cepat pada hari Jumat (6/12).

    Pihak oposisi memegang mayoritas besar kursi di parlemen dengan beranggotakan 300 orang. Mereka hanya membutuhkan sedikit penolakan dari partai pendukung Presiden Yoon untuk dapat 2/3 mayoritas suara untuk meloloskan mosi tersebut.

    Serikat buruh terbesar di Korsel menyerukan “pemogokan umum tanpa batas waktu” sampai Yoon mengundurkan diri. Bahkan pemimpin partai yang berkuasa, menggambarkan upaya Yoon terkait darurat militer sebagai tindakan yang “tragis” dan menyerukan agar mereka yang terlibat bertanggung jawab.

    Pada Selasa (3/12) malam, Yoon secara tiba-tiba mengumumkan darurat militer. Dalam pidatonya, dia menuduh kubu oposisi pemerintah bersimpati dengan Korea Utara (Korut) dan melakukan aktivitas “anti-negara”. Namun tuduhan itu disampaikan Yoon tanpa memberikan bukti yang kuat dan konkret.

    Belakangan terungkap bahwa darurat militer yang ditetapkan Yoon itu tidak didorong oleh ancaman eksternal, tetapi oleh situasi politik internal.

    Lihat juga video: Oposisi Desak Presiden Korsel Mundur, Ancam Pemakzulan

    (isa/haf)

  • Korea Selatan Umumkan Darurat Militer, Artis K-Pop Dilarang Tampil di Publik

    Korea Selatan Umumkan Darurat Militer, Artis K-Pop Dilarang Tampil di Publik

    Seoul, Beritasatu.com – Korea Selatan (Korsel) tengah berada dalam keadaan darurat militer. Hal ini memengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk industri hiburan. Para artis dan idola K-Pop dilarang tampil di hadapan publik.

    Dilansir dari Pop Base, Rabu (4/12/2024), selebritas dari agensi hiburan besar, seperti Hybe dan SM Entertainment telah diberikan instruksi untuk menghentikan partisipasi mereka dalam kegiatan publik mulai 4 Desember 2024. 

    Selain itu, berbagai festival dan acara lainnya melibatkan seluruh selebritas Korea Selatan yang akan digelar di berbagai negara juga ikut dibatalkan.

    Hybe yang menaungi grup-grup idola kenamaan, seperti BTS, Seventeen, Enhypen, dan Tomorrow X Together, serta SM Entertainment sebagai agensi selebritas dan grup, seperti Super Junior, Aespa, Red Velvet, dan Taeyeon, juga ikut terdampak oleh kebijakan tersebut.

    Sementara itu, menurut laporan dari 10Asia menyatakan pengumuman tersebut membuat industri hiburan di Korsel berada dalam keadaan waspada. Banyak agensi segera memberi arahan kepada para artis mereka untuk membatalkan kegiatan yang telah dijadwalkan sebelumnya.

    “Melaksanakan acara di tengah situasi darurat militer dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak terduga,” ungkap salah seorang sumber.

    Keputusan tersebut diambil setelah Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol, secara resmi mengumumkan keadaan darurat militer dalam pidato yang disiarkan televisi pada Selasa, (3/12/2024).

    Presiden Yoon menegaskan, adanya darurat militer ini, pihaknya akan membangun kembali dan melindungi Republik Korea yang merdeka yang saat ini menghadapi ancaman kehancuran nasional. 

    “Saya berkomitmen untuk mengatasi kekuatan antinegara sesegera mungkin guna mengembalikan kondisi negara ke normal,” kata Presiden Yoon.

    Deklarasi itu berdasarkan pada Pasal 77 Konstitusi Republik Korea, yang memberi wewenang kepada Presiden untuk mengumumkan darurat militer apabila diperlukan untuk menghadapi situasi darurat nasional, perang, atau konflik bersenjata. 

    Pasal tersebut juga menetapkan, selama masa darurat tindakan khusus dapat diberlakukan, termasuk pembatasan kebebasan berbicara, pers, serta kebebasan berkumpul dan berasosiasi.

    Lantas, bagaimana nasib dengan agenda konser-konser para idol K-Pop di berbagai negara termasuk Indonesia? Seperti Jung Hae In Fan Meeting Our Time di Balai Kartini Exhibition & Convention Center Sabtu, 7 Desember 2024 hingga Stray Kids World Tour di Indonesia Arena pada 21 Desember 2024. Sementara Korea Selatan sedang masa-masa darurat militer dan seluruh idola K-Pop dilarang tampil di hadapan publik.

  • IHSG ditutup menguat dipimpin sektor barang baku

    IHSG ditutup menguat dipimpin sektor barang baku

    Jakarta (ANTARA) – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor barang baku (basic materials).

    IHSG ditutup menguat 130,74 poin atau 1,82 persen ke posisi 7.326,76. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 14,26 poin atau 1,64 persen ke posisi 883,59.

    “Bursa regional Asia menguat di saat pasar dikejutkan dari pergolakan politik di Korea Selatan, dimana Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol secara tak terduga mengumumkan darurat militer pada Selasa (03/12) malam, dengan alasan upaya untuk mencegah partai oposisi mengganggu proses parlementer,” sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.

    Namun demikian, Korea Selatan akhirnya membatalkan keputusan tersebut setelah Majelis Nasional memberikan suara menentang tindakan tersebut.

    Untuk mencegah dampak negatif ekonomi dan pasar keuangan, Bank of Korea mengadakan rapat darurat dan regulator keuangan mengatakan siap mengalokasikan dana sebesar 10 triliun won untuk menstabilkan pasar kapan saja, dan Menteri Keuangan Korea Selatan Choi Sang-mok pada Rabu (04/12) berjanji untuk memompa likuiditas tanpa batas ke pasar keuangan, apabila perlu untuk menstabilkannya.

    Sementara dari China, meskipun aktivitas sektor jasa mengalami perlambatan namun masih di zona ekspansi.

    Berdasarkan data The Caixin General Services PMI turun ke level 51,5 pada November 2024 dari level tertinggi tiga bulan pada Oktober sebesar 52,0, atau meleset dari perkiraan pasar sebesar 52,5 dan The Caixin General Composite PMI naik menjadi 52,3 pada November 2024 dari 51,9 pada bulan sebelumnya.

    Dari dalam negeri, IHSG menguat seiring dengan momentum dari window dressing di penghujung tahun yang dapat menjadi momentum investor mengoleksi saham-saham unggulan, sehingga mendorong aktivitas peningkatan perdagangan saham menjelang akhir tahun 2024.

    Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

    Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku sebesar 3,33 persen, diikuti oleh sektor infrastruktur dan sektor barang konsumen primer yang masing- masing sebesar 1,74 persen dan 1,29 persen.

    Sedangkan, satu sektor melemah yaitu sektor teknologi turun sebesar minus 0,04 persen.

    Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu TNCA, BTEK, LABA, KREN dan CNKO. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni VISI, JIHD, ECII, ANDI dan MTFN.

    Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.292.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,77 miliar lembar saham senilai Rp11,16 triliun. Sebanyak 295 saham naik 226 saham menurun, dan 324 tidak bergerak nilainya.

    Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Nikkei menguat 27,53 poin atau 0,07 persen ke level 39.276,39, indeks Shanghai melemah 14,16 poin atau 0,42 persen ke posisi 3.364,65, indeks Kuala Lumpur menguat 7,13 poin atau 0,44 persen ke posisi 1.614,09, dan indeks Straits Times menguat 13,81 poin atau 0,36 persen ke 3.799,94.

    Pewarta: Muhammad Heriyanto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2024

  • Ketika Militer China Rebut Pyongyang dan Perang Nuklir Nyaris Terjadi

    Ketika Militer China Rebut Pyongyang dan Perang Nuklir Nyaris Terjadi

    Jakarta

    Pada Desember 1950, seorang juru kamera BBC merekam rangkaian peristiwa yang menentukan dalam Perang Korea, yaitu ketika militer China merebut Pyongyang. BBC merangkum bagaimana konflik tersebut menghancurkan lahan dan penduduknya, menentukan masa depan Semenanjung Korea, dan mendorong dunia ke ambang bencana nuklir.

    “Semua jalan menuju keluar kota dipenuhi pengungsi. Hanya sedikit yang tahu ke mana mereka akan pergi,” demikian laporan BBC saat menyiarkan tayangan warga Korea Utara yang mencoba melarikan diri dari Kota Pyongyang yang dilalap api pada 5 Desember 1950.

    Rekaman tersebut diabadikan oleh juru kamera BBC, Cyril Page, selama jam-jam terakhirnya di ibu kota Korea Utara itu.

    Setelah mendengar bahwa pasukan PBB akan ditarik dari Korut, Page turun ke jalan untuk mendokumentasikan kekacauan dan ketakutan warga Pyongyang di tengah kabar bahwa pasukan China segera tiba.

    Dalam kondisi musim dingin yang menusuk tulang, ia merekam para pengungsi yang ketakutan. Mereka tampak membawa apa pun yang bisa diangkut saat asap mengepul dari berbagai bangunan yang terbakar di belakang mereka.

    Evakuasi tersebut merupakan perubahan dramatis yang dialami oleh pasukan PBB pimpinan Jenderal Douglas MacArthur.

    Beberapa minggu sebelumnya, sang jenderal telah berjanji kepada Presiden Amerika Serikat, Harry S Truman, bahwa ia siap untuk menyatukan Korea.

    Kekacauan dan pertumpahan darah ini disebabkan oleh Perang Korea. Bagaimana perang itu bisa terjadi?

    Beberapa tahun sebelum Perang Dunia Kedua berakhir, Korea mengalami penderitaan akibat penjajahan Jepang yang brutal.

    AS mengusulkan kepada sekutu masa perangnya, Uni Soviet, bahwa mereka harus membagi kendali Korea untuk sementara waktu setelah Jepang menyerah guna memudahkan pelucutan pasukan Jepang.

    Pada 1945, AS dan Uni Soviet membagi Korea menjadi dua. Pembatasnya adalah garis demarkasi yang diberi nama paralel ke-38. Di utara, Uni Soviet mendukung Kim Il-sung dalam membentuk Republik Rakyat Demokratik Korea. Sedangkan AS mendukung Syngman Rhee membentuk Republik Korea di selatan.

    Sejak awal, Korea Utara dan Korea Selatan tidak mengakui legitimasi satu sama lain ataupun garis demarkasi yang ditetapkan oleh AS dan Uni Soviet.

    “[Garis] itu tidak pernah dianggap sah atau bermakna oleh orang Korea. Sama sekali tidak berarti bagi mereka,” kata Dr Owen Miller dari Pusat Studi Korea di SOAS, Universitas London, kepada siniar BBC History Magazine.

    Baca juga:

    Pada 1949, AS dan Uni Soviet telah menarik sebagian besar pasukan mereka dari Korea, tetapi tindakan itu tidak banyak membantu meredakan ketegangan antara Korut dan Korsel.

    Sebaliknya, bentrokan berdarah antara kedua negara semakin sering terjadi di sepanjang perbatasan de facto.

    Baik pemimpin Korut maupun pemimpin Korsel ingin menyatukan kembali Korea secara paksa.

    Getty ImagesPendiri Korea Utara, Kim Il Sung.

    Pada 25 Juni 1950, pemimpin komunis Korea Utara, Kim Il-sung, melancarkan aksinya.

    Saat matahari belum terbit, ia mengerahkan pasukan tempur yang terlatih guna melancarkan serangan mendadak dengan melintasi perbatasan paralel ke-38.

    Pasukan Korea Utara, yang dilengkapi senjata buatan Soviet, dengan cepat mengalahkan tentara Korea Selatan. Dalam beberapa hari, mereka berhasil merebut ibu kota Korea Selatan, Seoul, dan memaksa banyak warganya untuk bersumpah setia kepada Partai Komunis. Jika menolak, warga akan menghadapi hukuman penjara atau eksekusi mati.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Di AS, Presiden Truman terkejut dengan kecepatan dan keberhasilan serangan Korea Utara.

    Sebagai seorang yang percaya pada “teori domino”bahwa jika satu negara jatuh ke tangan komunisme, negara lain akan mengikutiia memohon kepada PBB untuk membela Korea Selatan.

    Uni Soviet dapat saja memveto pemungutan suara ini. Namun pada saat itu, Uni Soviet memboikot Dewan Keamanan PBB karena menolak mengakui Republik Rakyat China.

    Maka, pada 28 Juni 1950, sebuah resolusi disahkan yang menyerukan kepada semua negara anggota PBB untuk membantu mengusir invasi Korut. MacArthur, jenderal AS yang telah menerima penyerahan Jepang pada akhir Perang Dunia Kedua, diangkat menjadi komandan pasukan gabungan PBB.

    Membalikkan arus serangan

    AS adalah pihak pertama yang merespons, dengan mengirim tentaranya yang ditempatkan di Jepang. Namun, pasukan ini tidak siap menghadapi pasukan Korea Utara yang lebih unggul dan mampu memukul mundur pasukan AS.

    Pertempuran yang berkecamuk membuat ribuan warga sipil Korea terperangkap sehingga menewaskan mereka. Pada September, pasukan Korea Selatan dan PBB terdesak dan hanya mampu mempertahankan kantong kecil di sekitar Pelabuhan Busan di ujung selatan.

    Saat itu Korea Utara tampak selangkah lagi menyatukan seluruh semenanjung Korea.

    Baca juga:

    Namun, MacArthur memutuskan untuk mencoba melakukan serangan laut terhadap Inchon, sebuah pelabuhan di belakang lini pasukan Korea Utara.

    Melalui pengeboman besar-besaran, pasukan PBB mendarat di Inchon pada 15 September 1950, merebut pelabuhan tersebut, dan bergerak cepat untuk merebut kembali Seoul.

    Setelah mereka merebut kembali ibu kota Korsel, puluhan ribu penduduknya yang telah bersumpah setia kepada Korut ditembak oleh pasukan Korea Selatan.

    Itu hanyalah salah satu dari serangkaian pembunuhan massal yang mengerikan dan membabi buta terhadap warga sipil yang terjadi selama perang.

    “Terjadi banyak pembantaian selama perang, jauh dari garis depan. Di sana orang-orang ditangkap karena dianggap tidak setia,” kata Dr. Miller.

    AFPJenderal MacArthur (kanan) bersama Syngman Rhee, sosok yang didukung AS untuk mendirikan Korea Selatan.

    Operasi Inchon berhasil memutus jalur pasokan dan komunikasi tentara Korea Utara. Di lain pihak, pasukan PBB berhasil keluar dari Busan dan melancarkan serangan balasan. Hal ini membalikkan arus konflik sehingga tentara Korea Utara terpaksa mundur ke utara dan kembali melintasi perbatasan garis lintang 38 derajat.

    Namun berbekal resolusi PBB, MacArthur bertekad menghancurkan pasukan komunis sepenuhnya. Ia lantas memerintahkan pasukannya untuk mengejar pasukan Korea Utara hingga melintasi perbatasan.

    Pada 19 Oktober 1950, pasukan PBB telah merebut Pyongyang dan bergerak maju menuju Sungai Yalu di perbatasan China. Situasi yang begitu mengerikan bagi Korea Selatan beberapa bulan sebelumnya kini tampaknya telah berubah.

    Baca juga:

    Truman ragu untuk memperluas konflik karena bisa menyeret China dan Rusiayang saat itu telah mengembangkan bom atomnya sendirike dalam perang dunia ketiga.

    Namun MacArthur yakin bahwa ia bisa meraih kemenangan yang akan menyatukan kembali Korea di bawah kepemimpinan Korea Selatan yang pro-Barat. Ia meyakinkan Truman bahwa perang akan berakhir sebelum Natal.

    Namun, kemajuan pesat PBB menuju perbatasan China membuat pemimpin komunis Tiongkok, Mao Zedong, gelisah.

    Getty ImagesSejumlah serdadu Korea Utara dan China menjadi tahanan perang pasukan PBB pada Juni 1950.

    Mao memerintahkan tentara China untuk berkumpul secara diam-diam di perbatasan untuk menghadapi pasukan MacArthur yang terus bergerak maju. Pada akhir November, tentara China mengubah arah Perang Korea.

    Ribuan tentara Tiongkok melancarkan serangkaian serangan terhadap pasukan PBB.

    Menderita kerugian besar dan bertempur dalam kondisi musim dingin, pasukan MacArthur tidak mampu mempertahankan wilayah luas yang telah mereka rebut beberapa minggu sebelumnya.

    Pada Pertempuran Sungai Ch’ongch’on, pasukan Tiongkok mengalahkan pasukan PBB secara telak, yang disebut-sebut sebagai salah satu penarikan mundur paling berdarah dalam sejarah Korps Marinir AS.

    Ancaman perang nuklir

    Karena tidak mampu menghentikan laju pasukan China yang tak kenal lelah, MacArthur memutuskan untuk meninggalkan Pyongyang.

    Pasukan PBB diperintahkan untuk membakar semua perlengkapan dan peralatan, yang menyebabkan banyak bangunan di kota itu dilalap api.

    Getty ImagesWarga sipil Korea mengungsi ke arah selatan pada Januari 1951.

    Menyadari bahwa tentara Korea Utara dan China mengancam akan membersihkan siapa pun yang dicurigai membantu pasukan PBB, ribuan penduduk Pyongyang meninggalkan kota itu dalam ketakutan dan kondisi lelah.

    Juru kamera BBC, Cyril Page, merekam orang-orang Korea ini yang berusaha mati-matian untuk menyeberangi Sungai Taedong agar tidak terjebak di Pyongyang saat pasukan PBB pergi.

    “Karena prioritasnya adalah kendaraan militer, para pengungsi tidak diizinkan menyeberangi jembatan di atas Sungai Taedong sebelah selatan Pyongyang,” demikian BBC melaporkan.

    Baca juga:

    Para teknisi militer AS sengaja mengatur agar jembatan-jembatan ini meledak setelah kendaraan militer pasukan gabungan PBB melintasinya demi memperlambat laju pasukan Korea Utara.

    “Namun, karena takut tertinggal di kota, ribuan orang berjalan ke tepi sungai,” lanjut laporan BBC. “Di sana, berbagai jenis kapal disiapkan untuk membawa mereka menyeberang.”

    Page sendiri diperintahkan untuk meninggalkan lapangan terbang sebelum senja. Ketika ia tiba di lapangan terbang itu, ia mendapati bahwa sebagian besar lapangan terbang itu juga dibakar pasukan PBB karena khawatir fasilitas itu dapat digunakan oleh Korea Utara.

    “Saat hari mulai gelap, hanggar dan bengkel yang menyala-nyala menerangi langit malam,” sebut laporan BBC. “Pada tengah malam, ratusan rumah pribadi di dekat lapangan terbang itu juga terbakar.”

    Saat pesawat yang ditumpangi Page lepas landas, ia mengambil gambar terakhir Pyongyang, yang sempat menjadi tempat kemenangan MacArthur tetapi saat itu melambangkan kegagalan strategi militernya.

    “Hari sudah hampir fajar ketika juru kamera kami meninggalkan lapangan udara Pyongyang,” BBC melaporkan, “dan saat pesawatnya berangkat, ia melihat pasukan PBB mundur ke selatan bersama barisan kendaraan yang tampaknya tak berujung.”

    Baca juga:

    Pada 6 Desember 1950, saat pasukan China dan Korea Utara kembali memasuki Pyongyang, strategi AS untuk mengakhiri perang mulai bergeser ke arah yang jauh lebih berbahaya.

    Hubungan Truman dengan MacArthur selalu sulit karena sang jenderal cenderung melangkahi wewenangnya dan mengabaikan perintah langsung.

    Kini, saat menghadapi situasi yang memburuk di Korea, kedua pria itu berulang kali berselisih pendapat mengenai arah perang.

    MacArthur, yang sebelumnya meremehkan kekhawatiran Truman bahwa Mao Zedong mungkin akan campur tangan, kini mulai secara terbuka menganjurkan peningkatan konflik.

    Ia berpendapat bahwa AS harus mengancam menggunakan senjata nuklir dan mengebom China jika pasukan komunis di Korea tidak meletakkan senjata mereka.

    MacArthur tidak sendirian dalam hal ini: Curtis LeMay, kepala Komando Strategis Udara AS selama Perang Korea, juga mendukung serangan pendahuluan.

    LeMay, yang percaya bahwa perang nuklir tidak dapat dihindari, belakangan mencoba membujuk Presiden John F Kennedy agar ia diizinkan untuk mengebom lokasi rudal nuklir saat Krisis Rudal Kuba.

    Desakan untuk menggunakan senjata nuklir ini sangat mengkhawatirkan negara-negara PBB lainnya yang terlibat dalam konflik Korea, termasuk Perdana Menteri Inggris, Clement Attlee. Dia bahkan sengaja terbang ke Washington DC untuk menolak gagasan tersebut.

    Namun MacArthur berkeras bahwa rencananya akan berhasil, karena ia yakin Rusia akan terintimidasi dan tidak akan melakukan apa pun terhadap serangan AS ke China.

    Kembali ke garis awal

    Pada 9 Desember 1950, MacArthur secara resmi meminta kewenangan untuk menggunakan senjata nuklir. Truman menolaknya.

    Dua pekan kemudian, MacArthur menyerahkan daftar target serangan, termasuk yang berada di China. Dia bahkan mencantumkan jumlah bom atom yang akan dibutuhkannya.

    Ia terus mendesak Pentagon untuk memberinya keleluasaan menggunakan senjata nuklir kapanpun diperlukan.

    Pada akhir Desember 1950, pasukan PBB telah didorong mundur melintasi perbatasan garis lintang 38 derajat. Adapun pasukan China dan Korea Utara merebut kembali kota Seoul yang terkepung dan dibom pada Januari 1951.

    “Mungkin jika beberapa komandan seperti Curtis LeMay lebih dekat dengan presiden, mereka mungkin akan menggunakan senjata nuklir karena komandan seperti LeMay dan MacArthur memang ingin menggunakannya,” kata Dr. Miller.

    “Mereka berpikir, ‘Apa gunanya punya senjata nuklir kalau kita tidak menggunakannya?’”

    Lantaran Truman tidak yakin dirinya bisa mengendalikan MacArthur, ditambah kekhawatiran bahwa sikap agresif sang jenderal dapat memicu Perang Dunia Ketiga, Truman memecatnya atas tuduhan pembangkangan pada April 1951.

    Baca juga:

    Getty ImagesPasukan PBB yang mundur dari Pyongyang menuju selatan dengan melintasi perbatasan garis lintang paralel ke-38, pada 1950.

    Perang Korea terus berlanjut selama dua tahun berikutnya. Adapun Seoul berpindah tangan lagi untuk keempat kalinya.

    Karena tidak ada pihak yang mampu meraih kemenangan yang menentukan, perang ini berubah menjadi perang yang berkepanjangan dan berdarah.

    “Salah satu ironi terbesar dari perang ini adalah, garis depan kedua pasukan berada pada musim semi tahun 1951 tidak jauh dari garis lintang 38 derajat,” kata Dr. Miller.

    “Setelah semua kerugian besar ini terjadi di kedua belah pihak, kehancuran sipil yang terjadi, tetapi mereka kurang lebih kembali ke garis awal.”

    Korsel dan Korut akhirnya mengakhiri pertempuran dengan gencatan senjata pada 1953, tetapi mereka tidak menandatangani perjanjian damai. Artinya, secara teknis mereka masih berperang.

    Konflik tersebut merusak Semenanjung Korea. Perkiraannya bervariasi, tetapi diyakini bahwa sekitar empat juta orang tewas selama Perang Korea dan setengahnya adalah warga sipil. Lebih banyak lagi yang mengungsi atau kelaparan.

    Pengeboman udara menghancurkan negara itu, menghancurkan seluruh kota. Keluarga yang terpisah akibat pemisahan tersebut tidak pernah bersatu kembali.

    Puluhan tahun kemudian, kedua negara masih terjebak dalam konflik, dipisahkan oleh zona demiliterisasi sepanjang 250 km yang dipenuhi ranjau darat dan dijaga oleh ratusan tentara.

    Warisan perang yang tidak pernah berakhir.

    Artikel ini dapat Anda baca dalam versi bahasa Inggris berjudul ‘As darkness fell, blazing hangars lit up the sky’: How the fall of Pyongyang brought the world to the brink of crisis pada laman BBC Culture.

    (ita/ita)