Negara: Korea Selatan

  • Polisi Korsel Geledah Kantor Presiden Buntut Darurat Militer

    Polisi Korsel Geledah Kantor Presiden Buntut Darurat Militer

    Jakarta

    Polisi Korea Selatan (Korsel) mengatakan pada hari Rabu (11/12) bahwa mereka telah menggeledah kantor Presiden Yoon Sook Yeol. Ini dilakukan di tengah penyelidikan atas pernyataan darurat militernya yang menggemparkan beberapa hari lalu.

    “Tim Investigasi Khusus telah melakukan penggerebekan di kantor kepresidenan, Badan Kepolisian Nasional, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, dan Dinas Keamanan Majelis Nasional,” kata unit penyelidikan dalam sebuah pesan yang dikirim ke AFP, Rabu (11/12/2024).

    Yoon telah dikenai larangan bepergian sebagai bagian dari penyelidikan “pemberontakan” terhadap lingkaran dalamnya setelah pengumuman darurat militer yang singkat pada tanggal 3 Desember lalu.

    Mantan menteri pertahanan Kim Yong-hyun secara resmi ditangkap pada Selasa malam atas tuduhan “terlibat dalam tugas-tugas penting selama pemberontakan” dan “penyalahgunaan wewenang untuk menghalangi pelaksanaan hak”.

    Pada hari Rabu, kantor berita Korsel, Yonhap melaporkan bahwa Kim telah mencoba bunuh diri sesaat sebelum penangkapan.

    Seorang juru bicara Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengatakan kepada AFP pada hari sebelumnya, bahwa Kim telah ditangkap di tengah kekhawatiran bahwa barang bukti mungkin akan dimusnahkan.

    Kim mengatakan melalui pengacaranya bahwa “semua tanggung jawab atas situasi ini sepenuhnya berada di tangan saya”. Dia menambahkan bahwa bawahan “hanya mengikuti perintah saya dan memenuhi tugas yang diberikan kepada mereka”.

    Lihat Video: Nasib Presiden Korsel, Umumkan Darurat Militer Berujung Jadi Tersangka

  • Mantan Menhan Korsel Coba Bunuh Diri di Tahanan

    Mantan Menhan Korsel Coba Bunuh Diri di Tahanan

    Seoul

    Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan (Korsel), Kim Yong Hyun, mencoba bunuh diri di dalam tahanan. Kim ditahan atas tuduhan pemberontakan terkait penetapan darurat militer singkat pekan lalu.

    Dituturkan kepala lembaga pemasyarakatan Korsel Shin Yong Hae, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap dan dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), bahwa Kim berusaha bunuh diri saat ditahan di fasilitas penahanan di Seoul bagian timur.

    Tidak disebutkan lebih lanjut kapan upaya bunuh diri itu terjadi, namun menurut Shin, Kim gagal mengakhiri nyawanya sendiri.

    Lebih lanjut, Shin menuturkan bahwa Kim kini ditempatkan di sel tahanan protektif dan kesehatannya tetap stabil. Informasi ini disampaikan Shin saat berbicara kepada anggota parlemen Korsel dalam sidang terbaru pada Rabu (11/12) waktu setempat.

    Kim mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (5/12) pekan lalu, setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengejutkan publik dengan mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam dan mengirimkan pasukan militer ke gedung parlemen.

    Darurat militer itu hanya berlangsung selama enam jam, setelah mayoritas anggota parlemen Korsel berhasil menggelar voting yang hasilnya menolak mentah-mentah penetapan tersebut dan mendesak Yoon untuk mencabutnya.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

  • Terpopuler, bayi tertukar di Jakpus hingga WNA meninggal di Bali

    Terpopuler, bayi tertukar di Jakpus hingga WNA meninggal di Bali

    DKI Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita unggulan Rabu masih menarik untuk disimak kembali, antara lain bayi diduga tertukar di RS Jakarta Pusat (Jakpus) dalam kondisi meninggal dunia. Selain itu ua WNA meninggal akibat pohon tumbang di Ubud.

    Berikut berita-berita tersebut:

    1.⁠ ⁠Bayi diduga tertukar di RS Jakpus dalam kondisi meninggal dunia

    Seorang pria berinisial MR (27) menduga bayinya tertukar di sebuah rumah sakit (RS) kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, dan bayi tersebut dalam kondisi meninggal dunia.

    Menurut MR, jasad bayi yang ada di dalam kubur itu berbeda dengan apa yang tercatat di rekam medis rumah sakit. Bayi yang MR kuburkan tingginya sekitar 70-80 centimeter (cm), sementara yang tertulis di catatan medis hanya 47 cm.

    Setelah kasus itu viral, pihak rumah sakit mendatangi MR ke tempat kerjanya dan berjanji akan melakukan tes DNA serta menanggung seluruh biayanya.

    Baca selengkapnya di sini

    2.⁠ ⁠Istana perkirakan pemerintahan pindah ke IKN tahun 2028

    Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan pemerintahan akan pindah ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Timur, setelah ibu kota baru bisa menjalankan peran sebagai ibu kota politik, yang diperkirakan terjadi tahun 2028.

    Hasan mengatakan pembangunan IKN akan terus dilanjutkan. Jika tidak ada kendala, kata dia, maka tahun 2028, atau paling lambat 2029 IKN sudah bisa menjadi ibu kota politik.

    Baca selengkapnya di sini

    Pihak Rumah Sakit (RS) Islam Jakarta Cempaka Putih Jakarta Pusat bersama ayah sang bayi MR (27) di Jakarta, Senin (9/12/2024). (ANTARA/Instagram/@rsijcempakaputih)

    3.⁠ ⁠Indonesia ajukan diri menjadi tuan rumah Piala Asia 2031

    Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir mengatakan Indonesia tengah mengajukan diri kepada Federasi Sepak Bola Asia (AFC) untuk memainkan peran menjadi tuan rumah Piala Asia pada 2031.

    Baca selengkapnya di sini

    4.⁠ ⁠Prabowo sebut alokasi APBN terbesar pada pendidikan bukan pertahanan

    Presiden RI Prabowo Subianto menyebutkan bahwa alokasi terbesar dalam struktur APBN Tahun 2025 ditujukan untuk sektor pendidikan, bukan bidang pertahanan, seperti negara lainnya, yakni Amerika Serikat dan India.

    Hal itu karena Presiden meyakini bahwa pendidikan dan pelayanan kesehatan menjadi jalan keluar dari kemiskinan. Presiden menambahkan bahwa alokasi anggaran untuk pendidikan dalam struktur APBN Tahun Anggaran 2025 ini menjadi yang terbesar dalam sejarah.

    Baca selengkapnya di sini

    5.⁠ ⁠Polisi sebut dua WNA meninggal akibat pohon tumbang di Ubud

    Kepolisian Resor Gianyar, Bali menyebutkan dua orang warga negara asing (WNA) meninggal dunia akibat pohon tumbang di objek wisata Monkey Forest di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa.

    Saat ditemui di Polda Bali, Selasa, Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Gananta mengatakan kedua WNA yang meninggal adalah Funny Justine Christine (32) asal Prancis dan Kim Hyoeun (42) asal Korea Selatan.

    Baca selengkapnya di sini

    Pewarta: Tiara Hana Pratiwi
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Mantan Menhan Korsel Coba Bunuh Diri di Tahanan

    Alasan Eks Menhan Korsel Ditahan Buntut Darurat Militer

    Jakarta

    Mantan Menteri Pertahanan Kim Yong Hyun secara resmi ditangkap karena dugaan membantu Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol melakukan pemberontakan melalui darurat militer. Kim resmi ditangkap setelah Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengeluarkan surat perintah penangkapan.

    Pengadilan mengungkap alasan Kim Yong Hyun ditahan, salah satunya karena khawatir akan menghancurkan barang bukti. Kim adalah orang pertama yang ditangkap secara resmi atas peristiwa tersebut.

    “Kami mempertimbangkan sejauh mana tuduhan tersebut didukung, beratnya kejahatan dan kekhawatiran dia akan menghancurkan bukti,” kata pengadilan saat mengeluarkan surat perintah dilansir Yonhap News Agency, Rabu (11/12/2024).

    Pengadilan juga menetapkan bahwa dugaan kejahatan yang dilakukan Kim berada dalam lingkup kejahatan yang berwenang untuk diselidiki oleh jaksa penuntut.

    Dengan penangkapan resmi ini, penyelidikan jaksa atas tuduhan pemberontakan Yoon Suk Yeol akan meningkat. Diketahui, Presiden Yoon Suk Yeol telah ditetapkan sebagai tersangka dan dilarang berpergian ke luar negeri.

    Berdasarkan undang-undang Korea Selatan, seorang presiden kebal dari tuntutan ketika masih menjabat, kecuali dalam kasus pemberontakan.

    Dalam upaya penangkapan Kim, jaksa penuntut menuduhnya “berkonspirasi dengan Presiden Yoon untuk memulai kerusuhan dengan tujuan menumbangkan Konstitusi nasional.”

    Mereka juga mencurigai Kim menulis keputusan darurat militer setelah berkonsultasi dengan Yoon untuk memasukkan pembatasan yang tidak konstitusional terhadap wewenang Majelis Nasional.

    Terancam Hukuman Mati

    Pada Selasa lalu sebelum surat perintah dikeluarkan, Kim pergi ke pengadilan untuk meninjau apakah akan mengeluarkan surat perintah tersebut, dan mengatakan melalui penasihat hukumnya bahwa dia sangat meminta maaf karena menyebabkan kegelisahan dan ketidaknyamanan yang besar pada masyarakat.

    Jaksa telah menginterogasi Kim tiga kali sejak dia ditahan pada hari Minggu setelah dia secara sukarela hadir untuk penyelidikan.

    Kim dilaporkan mengakui selama interogasi bahwa ia mengusulkan darurat militer kepada Yoon tetapi mengklaim tindakannya tidak ilegal atau inkonstitusional.

    Secara hukum, pemimpin kelompok yang diduga melakukan pemberontakan bisa menghadapi hukuman mati atau penjara seumur hidup. Mereka yang berpartisipasi dalam merencanakan pemberontakan atau terlibat dalam kegiatan “penting” lainnya dapat dihukum mati, penjara seumur hidup, atau hukuman penjara paling sedikit lima tahun.

    (zap/yld)

  • Kepala Kepolisian Korsel Ditangkap Atas Tuduhan Pemberontakan Darurat Militer

    Kepala Kepolisian Korsel Ditangkap Atas Tuduhan Pemberontakan Darurat Militer

    Jakarta

    Polisi menangkap Cho Ji-Ho selaku Komisaris Jenderal Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan, dan Kim Bong-Sik selaku Kepala Badan Kepolisian Metropolitan Seoul terkait pemberlakuan darurat militer. Sejumlah pejabat mengatakan keduanya ditangkap pagi ini waktu setempat.

    Dilansir Yonhap, Rabu (11/12/2024), tim investigasi khusus yang menangani kasus tersebut mengatakan Cho Ji-ho dan Kim Bong-sik ditangkap tanpa surat perintah sekitar pukul 03:50 dini hari atas tuduhan pemberontakan.

    Berdasarkan ketentuan penangkapan darurat, polisi memiliki waktu 48 jam untuk menahan dan menginterogasi tersangka.

    Cho dan Kim telah menjalani pemeriksaan di markas polisi masing-masing selama sekitar 10 jam sejak Selasa (10/12) sore. Kedua pejabat tinggi polisi tersebut diduga telah memerintahkan petugas polisi untuk menutup kompleks Majelis Nasional guna menghalangi para anggota parlemen memasuki parlemen dalam upaya untuk membatalkan keputusan darurat militer.

    Cho diduga mengirim personel polisi ke Komisi Pemilihan Umum Nasional untuk membantu militer dalam melaksanakan perintah yang dikeluarkan di bawah darurat militer. Baik Cho maupun Kim telah dikenakan larangan bepergian.

    Presiden Korsel Ditetapkan Tersangka

    Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dikenakan larangan bepergian sambil menunggu penyelidikan atas tuduhan pengkhianatan dan tuduhan lain terkait dengan pemberlakuan darurat militer. Yoon ditetapkan sebagai tersangka dalam penyelidikan lintas lembaga di Korsel.

    Seperti dilansir Yonhap, Selasa (10/12), larangan bepergian tersebut diberlakukan oleh Kementerian Kehakiman tak lama setelah Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) menyatakan telah mengajukan permintaan perintah tersebut.

    (whn/whn)

  • CIO Akan Ajukan Surat Perintah Penangkapan Independen Mantan Menhan Korea Selatan

    CIO Akan Ajukan Surat Perintah Penangkapan Independen Mantan Menhan Korea Selatan

    ERA.id – Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) Korea Selatan akan mengajukan surat perintah penangkapan terhadap mantan Menteri Pertahanan Kim Yong-hyun.

    Surat perintah penangkapan itu dikeluarkan oleh CIO sebagai bagian dari penyelidikan independen atas peran Kim dalam deklarasi darurat militer beberapa waktu lalu. Surat ini bisa dikeluarkan apabila permintaan jaksa tidak ditolak oleh pengadilan.

    “Kami dapat mengajukan surat perintah penangkapan secara independen dari permintaan jaksa,” kata pejabat CIO, dikutip Yonhap News, Selasa (10/12/2024).

    Tim investigasi khusus dari kejaksaan sejauh ini sedang mencari surat perintah pengadilan untuk menangkap Kim secara resmi.

    Di sisi lain, Pengadilan Seoul memulai sidang dakwaan untuk memutuskan apakah akan mengeluarkan surat perintah penangkapan atau tidak. Sidang itu dilakukan tanpa kehadiran Kim, yang dia janjikan sebelumnya akan datang.

    Lewat pengacaranya, Kim meminta maaf dan akan bertanggung jawab penuh atas kondisi dan situasi yang terjadi pasca deklarasi darurat militer. Ia juga mengatakan bahwa bawahannya hanya mematuhi perintahnya saja.

    “Saya sangat meminta maaf karena menyebabkan kegelisahan dan ketidaknyamanan yang besar pada masyarakat. Semua tanggung jawab atas situasi ini ada di tangan saya. Bawahan saya setia menjalankan perintah saya dan misi yang diberikan kepada mereka. Saya meminta keringanan hukuman bagi mereka,” kata Kim.

    Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam atas saran Kim di tengah kebuntuan politik yang semakin meningkat dengan Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi. Ia membatalkan perintah tersebut enam jam kemudian setelah Majelis memberikan suara untuk mengakhirinya.

    Kim mengajukan pengunduran dirinya setelah kehebohan yang terjadi di Korea Selatan. Ia mengaku bertanggung jawab atas huru-hara yang terjadi dan juga keputusan darurat militer tersebut. Sementara Yoon menerima surat pengunduran dirinya pada Kamis (5/12)

  • Kronologi Dua WNA Tertimpa Pohon di Bali, Mendadak Ada Angin Kencang Disertai Hujan

    Kronologi Dua WNA Tertimpa Pohon di Bali, Mendadak Ada Angin Kencang Disertai Hujan

    ERA.id – Kepolisian Daerah (Polda) Bali mengungkap kronologi dua warga negara asing (WNA) yakni Funny Justine Christine (32) asal Prancis dan Kim Hyoeun (42) asal Korea Selatan yang tewas tertimpa pohon di Objek Wisata Monkey Forest Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, Selasa (10/12).

    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Komisaris Besar Polisi Jansen Avitus Panjaitan, mengatakan peristiwa nahas tersebut terjadi sekira pukul 12.25 Wita. Menurut keterangan saksi I Nyoman Lilir, Manajer Umum Obyek Wisata Monkey Forest pada saat melaksanakan kontrol situasi tiba-tiba ada angin kencang disertai turun hujan di areal objek wisata Monkey Forest Ubud.

    Tidak berselang lama, terdengar suara seperti pohon roboh. Setelah dicek ternyata pohon beringin, pohon pule, dan pohon kresek yang tumbuh di sebelah pura Prajapati objek Wisata Monkey Forest tumbang ke arah bagian timur.

    “Saat itu ada banyak wisatawan berkunjung dan melihat hal tersebut, kemudian para wisatawan berlarian menyelamatkan diri, namun ada beberapa orang wisatawan yang tertimpa pohon,” kata Jansen, dikutip Antara, Selasa (10/12/2024).

    Dalam rekaman CCTV, terlihat para wisatawan berusaha melarikan diri, namun karena pohon beringin yang tumbang sangat besar, beberapa WNA tersebut pun tertimpa dahan pohon.

    Setelah itu, saksi bersama staf objek wisata Monkey Forest dan beberapa wisatawan berusaha menolong korban yang tertimpa pohon tersebut.

    Para korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Kenak Medika Ubud dengan menggunakan mobil ambulans. Sementara, satu korban luka berat adalah Lee Sunni (perempuan, 43) asal Korea Selatan dirawat di klinik objek Wisata Monkey Forest.

    Jansen menceritakan pukul 12.50 Wita Kapolsek Ubud Kompol Gusti Nyoman Sudarsana bersama dan personel tiba di TKP dan langsung melaksanakan evakuasi dan pembersihan pohon yang tumbang tersebut.

    “Untuk para korban yang meninggal masih dititipkan di rumah Sakit Kenak Medika Ubud, sambil menunggu hasil koordinasi dengan pihak Imigrasi maupun keluarga korban,” kata Jansen.

    Saat ini, penyidik Polsek Ubud telah melakukan melakukan penyelidikan terkait insiden tersebut.

    Polda Bali pun mengimbau agar masyarakat berhati-hati setiap kali keluar rumah dan menghindari berteduh di bawah pohon terutama pohon besar apalagi saat hujan angin.

    “Sementara jangan bepergian ke lokasi alam seperti pegunungan/perbukitan karena rawan akan tanah longsor seperti yang sering terjadi,” pungkas Jansen.

  • IHSG Bergerak Melemah, Investor Pakai Mode Wait and See

    IHSG Bergerak Melemah, Investor Pakai Mode Wait and See

    Jakarta: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah setelah dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini.
     
    Mengacu data RTI, Selasa, 10 Desember 2024 IHSG dibuka pada level 7.437,73. Setelah bergerak menguat, kemudian pada lima menit perdagangan IHSG tersungkur dan jatuh ke zona merah.
     
    Pada pukul 09.05 WIB IHSG terpantau melemah 4,35 poin atau 0,06 persen menjadi 7.433,48. Pada perdagangan awal ini IHSG sempat menyentuh level tertinggi 7,458,95.
    Masih mengacu data yang sama, total volume saham yang telah diperdagangkan hari ini sebanyak 1,39 miliar dengan nilai transaksi Rp2,2 triliun.
     
    Selain itu, terpantau sebanyak 201 saham mengalami penguatan pagi ini. Lalu sisanya 153 saham melemah dan 222 lainnya stagnan.
     

    IHSG bergerak melemah
    Melansir Antara, IHSG bergerak melemah di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat (AS).
     
    “Fokus pelaku pasar tertuju pada data indeks harga konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis pada Rabu (11/12) besok, bersama dengan indeks harga produsen (PPI) pada Kamis (12/12) mendatang,” sebut Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa
     
    Konsensus memperkirakan IHK AS secara tahunan akan meningkat dari 2,6 persen year on year (yoy) pada Oktober 2024 menjadi 2,7 persen (yoy) pada November 2024.
     
    Di lain sisi, proyeksi pemotongan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan mendatang melonjak hingga lebih dari 85 persen, setelah data tenaga kerja yang dirilis Jumat pekan lalu menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran menjadi 4,2 persen pada November 1014 yang mengindikasikan meredanya pasar tenaga kerja.
     
    Dari Asia-Pasifik, pergerakannya cenderung bervariasi dengan mayoritas melemah, indeks KOSPI Korea Selatan masih menjadi yang terburuk kemarin, di tengah kondisi politik yang masih belum membaik.
     
    Tiongkok merilis data inflasi periode November 2024, dan pada hari ini Tiongkok akan merilis data perdagangannya pada periode November 2024, yang diperkirakan ekspor Tiongkok pada November 2024 akan cenderung melandai ke 8,5 persen (yoy), dari sebelumnya pada Oktober 2024 tumbuh 12,7 persen (yoy).
     
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Kronologi 2 WNA Tewas Tertimpa Pohon Roboh di Monkey Forest Ubud Bali

    Kronologi 2 WNA Tewas Tertimpa Pohon Roboh di Monkey Forest Ubud Bali

    Denpasar, CNN Indonesia

    Pihak kepolisian Polres Gianyar, Bali, menerangkan dua identitas Warga Negara Asing (WNA) yang tewas tertimpa pohon tumbang terjadi di kawasan Objek Wisata Monkey Forest di Desa Padangtegal, Kacamata Ubud, Gianyar, Bali, pada Selasa (10/12).

    Dua WNA yang meninggal karena tertimpa pohon ialah dua perempuan bernama Funny Justine Christine (32) asal Perancis dan Kim Hyoeun (42) asal Korea Selatan. Dalam peristiwa itu ada juga satu WNA asal Korea Selatan yang mengalami luka-luka bernama Lee Sunni (43).

    “Yang meninggal dunia dua orang, satu orang luka-luka,” kata Kasi Humas Polres Gianyar, Iptu I Nyoman Tantra, Selasa (10/12).

    Dia menerangkan sekitar pukul 12.25 WITA, saksi I Nyoman Lilir pada saat melaksanakan kontrol situasi di area Monkey Forest tiba-tiba terjadi angin kencang disertai dengan turun hujan di areal obyek wisata tersebut.

    Kemudian, tidak berselang lama lalu terdengar suara pohon roboh dan setelah dicek ternyata pohon beringin, pohon pule, dan pohon kresek yang tumbuh di sebelah Pura Prajapati, di obyek wisata Monkey Forest Ubud yang roboh atau tumbang ke arah bagian timur.

    “Di mana saat itu ada banyak wisatawan berkunjung dan melihat hal tersebut kemudian pengunjung atau wisatawan berlarian menyelamatkan diri, namun ada beberapa orang wisatawan yang tertimpa pohon,” ujar Nyoman.

    Kemudian saksi I Nyoman Lilir, bersama staf obyek wisata Monkey forest dan beberapa wisatawan berusaha menolong korban yang tertimpa pohon tersebut lalu dibawa ke Rumah Sakit Kenak Medikal Ubud. Selain itu ada beberapa orang wisatawan dirawat di klinik obyek wisata Monkey forest Ubud, serta melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ubud melalui telepon.

    “Pada pukul 12.50 WITA, Polsek Ubud langsung melaksanakan evaluasi dan pembersihan terhadap pohon yang tumbang,” ujarnya.

    (kdf/kid)

  • Batal Hadir di Sidang, Mantan Menhan Korea Selatan Minta Keringanan Hukuman Bawahan

    Batal Hadir di Sidang, Mantan Menhan Korea Selatan Minta Keringanan Hukuman Bawahan

    ERA.id – Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun menyampaikan permintaan maaf atas situasi dan efek yang ditimbulkan akibat darurat militer singkat. Kim mengaku akan bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi.

    Kim batal hadir di Pengadilan Seoul untuk mendengar sidang dakwaan terhadap dirinya atas tuduhan pengkhianatan dan tuduhan lain sehubungan darurat militer. Kim yang diwakili oleh pengacara selama sidang itu meminta maaf atas efek yang ditimbulkan atas darurat militer.

    “Saya sangat meminta maaf karena menyebabkan kegelisahan dan ketidaknyamanan yang besar pada masyarakat,” kata Kim dalam pernyataannya, dikutip Yonhap News, Selasa (10/12/2024).

    Dalam pernyataan yang dibacakan oleh pengacaranya, Kim menekankan bahwa seluruh tanggung jawab berada di tangannya. Ia juga menyebut bahwa bawahannya yang menjalankan tugas selama darurat militer hanya menjalankan perintahnya.

    “Semua tanggung jawab atas situasi ini ada di tangan saya. Bawahan saya setia menjalankan perintah saya dan misi yang diberikan kepada mereka,” ujarnya.

    Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan itu lantas meminta pengadilan untuk meringankan hukuman para bawahannya yang disebut tidak bersalah. Ia juga akan membatalkan peninjauan surat perintah tersebut.

    “Saya meminta keringanan hukuman bagi mereka. Tolong doakan masa depan Republik Korea yang bebas. Saya akan membatalkan peninjauan surat perintah tersebut,” tegasnya.

    Pengadilan diperkirakan akan mengambil keputusan mengenai penangkapan Kim pada Selasa (10/12) malam atau Rabu (11/12) pagi.

    Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam atas saran Kim di tengah kebuntuan politik yang semakin meningkat dengan Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi. Ia membatalkan perintah tersebut enam jam kemudian setelah Majelis memberikan suara untuk mengakhirinya.

    Kim mengajukan pengunduran dirinya setelah kehebohan yang terjadi di Korea Selatan. Ia mengaku bertanggung jawab atas huru-hara yang terjadi dan juga keputusan darurat militer tersebut.

    Sementara Yoon menerima surat pengunduran dirinya pada Kamis (5/12)