Negara: Korea Selatan

  • Tegang! Geledah Kantor Presiden Korsel, Polisi Dihalangi Paspampres

    Tegang! Geledah Kantor Presiden Korsel, Polisi Dihalangi Paspampres

    Seoul

    Kepolisian Korea Selatan (Korsel) mengatakan para personelnya dihalangi untuk menggeledah kantor Presiden Yoon Suk Yeol terkait penyelidikan terhadap penetapan darurat militer singkat pekan lalu. Para pengawal kepresidenan Korsel mencegah tim kepolisian untuk memasuki gedung utama.

    Yoon telah ditetapkan sebagai tersangka atas sejumlah tuduhan, termasuk pemberontakan dan penyalahgunaan kekuasaan, terkait darurat militer singkat pada 3-4 Desember lalu. Dia juga telah dicegah untuk bepergian ke Korsel selama penyelidikan berlangsung.

    Kepolisian Korsel, seperti dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), awalnya mengatakan bahwa Tim Investigasi Khusus “telah melakukan penggeledahan” terhadap kantor kepresidenan, berbagai lembaga kepolisian dan Badan Keamanan Majelis Nasional atau parlemen Korsel.

    Namun dalam pernyataan terbaru, juru bicara kepolisian mengungkapkan bahwa para penyelidik tidak bisa memasuki gedung utama yang ada di kompleks kantor kepresidenan.

    “(Para penyelidik) Telah mendapatkan akses ke kantor layanan sipil. Namun, kami saat ini tidak dapat memasuki gedung utama karena pembatasan akses yang diberlakukan oleh para penjaga keamanan kepresidenan,” sebut juru bicara tersebut.

    Kantor kepresidenan Korsel belum memberikan tanggapan langsung atas laporan tersebut.

    Yoon mengejutkan publik Korsel dengan mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam pekan lalu, yang diwarnai pengerahan pasukan dan helikopter militer ke gedung parlemen. Darurat militer itu hanya berlangsung enam jam setelah mayoritas anggota parlemen mendesak Yoon mencabutnya.

  • Ericsson Dorong Perangkat 5G AI Rendah Daya Tahun Depan, Operator Makin Hemat

    Ericsson Dorong Perangkat 5G AI Rendah Daya Tahun Depan, Operator Makin Hemat

    Bisnis.com, JAKARTA – Ericsson, perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi asal Swedia, akan mendorong perangkat 5G rendah daya yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI) pada tahun depan. Solusi tersebut diharapkan dapat memberikan beban yang lebih ringan kepada mitra.

    Director of Ericsson Indonesia Ronni Nurmal mengatakan perusahaan akan terus mendorong perangkat 5G yang lebih efisien dari sisi harga dan tenaga pada 2025.

    Ericsson, lanjutnya, akan membawa produk yang mendukung keberlanjutan bisnis para mitra, dengan ukuran yang makin ramping, hemat energi dan sentuhan kecerdasan buatan. 

    Sebagai perbandingan, teknologi 5G generasi ke-4 milik Ericsson saat ini telah 70% lebih irit energi dibandingkan dengan generasi pertama. Pada tahun depan, produk yang ditawarkan dipastikan akan lebih rendah energi. 

    “Jadi ketika produk itu tidak dipakai, mereka akan mute dengan sendirinya, sehingga konsumsi tenaganya rendah. Kami pakai AI di sana,” kata Ronni, Rabu (11/12/2024). 

    Kecerdasan buatan akan mempelajari pola konsumsi energi di suatu BTS. Teknologi AI akan membandingkan pemakaian pada pagi hari dengan malam hari sehingga mendapatkan pola waktu efisiensi BTS. 

    Sebagai contoh pemakaian dengan trafik tinggi terjadi pada pukul 07.00 WIB hingga jam 22.00 WIB, maka ketika jam 23.30 WIB BTS dengan sendirinya akan mengurangi konsumsi daya. 

    Teknologi AI juga dapat memberikan peringatan kepada para operator mengenai pemakaian perangkat sehingga operator dapat melakukan perbaikan 1-2 bulan sebelum terjadi gangguan di perangkat. 

    Dia menuturkan perangkat-perangkat yang dihadirkan Ericsson diharapkan dapat membantu operator menggunakan ongkos operasional yang rendah sehingga harapannya laba operator seluler dapat bertambah. 

    Operator seluler menginginkan adanya suatu solusi yang menawarkan efisiensi ongkos dengan kapasitas yang besar.  Solusi itu menurut Ronni terdapat pada 5G. 

    “Dengan spektrum yang lebih besar maka kapasitas yang diberikan juga akan lebih besar,” kata Ronni. 

    Ronni menuturkan ketika 5G dikembangkan pertumbuhannya akan sangat cepat. Sebagai perbandingan di Korea Selatan saat 5G dikembangkan selama 4 tahun, paket data 5G sudah melewati total traffic data 4G. 

    “Itu terjadi di Korea, di Jepang dan akan terjadi di India. Harapan kami itu juga terjadi di Indonesia ketika spektrumnya dilelang,” kata Ronni. 

    Ronni menyarankan sambil menunggu lelang spektrum sebaiknya industri memulai terlebih dahulu dengan kasus pemanfaatan yang sederhana, sehingga perkembangan AI dapat terus terjadi. 

    Pengalaman Ericsson, dari kasus pemanfaatan 5G yang sederhana tercipta kasus pemanfaatan baru yang lebih mumpuni.

    Freeport Indonesia mulai memanfaatkan 5G untuk otomasi kendaraan di pertambangan untuk menekan angka kecelakaan. Beberapa perusahaan multinasional di luar negeri, kata Ronni, juga telah berminat untuk mengadopsi 5G di perwakilan Indonesia. 

    “Toyota sudah memakai 5G di Jepang. Mereka menunggu agar potensi ini bisa dimanfaatkan di sini. [Kenapa belum] Tergantung spektrumnya, karena sekarang 2,6 GHz dan 3,5 GHz belum dirilis. Itu benar-benar yang dibutuhkan,” kata Ronni. 

    Hackathon 

    Ronni menyampaikan untuk mendorong solusi 5 di sektor industri Ericsson menggelar Hackathon. Kompetisi antar pelajar ini diharapkan dapat memberikan ide segar terkait implementasi AI generatif dan 5g untuk beragam industri. 

    Kompetisi tersebut melahirkan 3 juara dengan solusi-solusi menarik yang mereka bawa dengan Molca Group keluar sebagai juara I. Mereka menyelesaikan proyek-proyek berskala besar dengan menggunakan berbagai solusi di bidang VR/AR dan Industri 4.0. 

  • Berusaha Bunuh Diri di Tahanan, Begini Kondisi Terkini Mantan Menhan Korea Selatan

    Berusaha Bunuh Diri di Tahanan, Begini Kondisi Terkini Mantan Menhan Korea Selatan

    ERA.id – Mantan Menteri Pertahanan Korea Selatan Kim Yong-hyun mencoba bunuh diri di tengah penyelidikan terkait darurat militer. Kim langsung ditahan di sel pelindung usai upayanya gagal.

    “Setelah upayanya gagal, Kim ditahan di sel pelindung, dan kesehatannya tetap stabil,” kata komisaris jenderal Lembaga Pemasyarakatan korea Shin Yong-hae selama sidang legislatif, dikutip Yonhap News, Rabu (11/12/2024).

    Lalu, kata Shin, mantan menteri pertahanan itu tidak melakukan perlawanan ketika tim memaksa untuk membuka pintu tempat Kim ditahan.

    “Kami mengalami insiden di mana (Kim) menyerah begitu kami bergegas ke sana dan membuka paksa pintu,” kata Shin.

    Pada Rabu (11/12) pagi waktu setempat, Pengadilan menyetujui surat perintah penangkapan terhadap Kim. Penangkapan ini sekaligus menjadikan Kim orang pertama yang ditangkap dalam penyelidikan yang meluas terkait darurat militer yang gagal oleh Presiden Yoon Suk-yeol.

    Setelah Kim ditangkap, proses penyelidikan jaksa terhadap tuduhan pemberontakan Yoon diperkirakan akan meningkat. Yoon sendiri sudah ditetapkan sebagai tersangka dan dilarang bepergian ke luar negeri.

    Berdasarkan undang-undang di Korea Selatan, seorang presiden kebal dari tuntutan ketika masih menjabat, kecuali dalam kasus pemberontakan.

  • Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud Bali, 2 Turis Asing Dilaporkan Tewas

    Pohon Tumbang di Monkey Forest Ubud Bali, 2 Turis Asing Dilaporkan Tewas

    Liputan6.com, Bandung – Dua turis asing dilaporkan meninggal dunia setelah tertimpa pohon besar yang tumbang di tempat wisata Monkey Forest Ubud, Bali. Peristiwa tragis tersebut terjadi pada Selasa (10/12/2024).

    Pihak Kepolisian Gianyar, Bali menuturkan bahwa kedua korban merupakan perempuan. Satu korban bernama Funny Justine Christine (32) berasal dari Prancis dan korban kedua bernama Kim Hyoeun (42) asal Korea Selatan.

    Kasi Humas Polres Gianyar, Iptu I Nyoman Tantra juga menyebutkan terdapat satu korban luka berat asal Korea Selatan bernama Lee Suni (43). Diketahui ketiga korban dilaporkan tidak sempat menghindar ketika pohon tumbang.

    “Yang meninggal dunia dua orang, satu orang luka-luka,” ucapnya.

    Adapun para korban dilarikan ke RS Kenak Medika Ubud menggunakan ambulans. Sementara itu, korban yang mengalami luka ringan mendapatkan perawatan di klinik yang ada di kawasan wisata tersebut.

    Dia juga menjelaskan kronologi kejadian berawal sekitar pukul 12.25 WITA dan menurut saksi, I Nyoman Lilir yang tengah melaksanakan kontrol situasi di area tersebut mengatakan bahwa area Monkey Forest tiba-tiba terjadi angin kencang disertai turun hujan.

    Kemudian berselang tidak lama setelah itu terdengar suara pohon roboh dan setelah diperiksa sejumah pohon yaitu pohon beringin, pohon pule, dan pohon kresek yang tumbuh di sebelah Pura Prajapati di Monkey Forest Ubud roboh atau tumbang ke arah bagian timur.

    Pihaknya juga menjelaskan staf objek wisata hingga beberapa wisatawan sempat berusaha menolong korban yang tertimpa pohon tersebut dan membawa ke Rumah Sakit. Polsek Ubud juga langsung melakukan evaluasi dan pembersihan terhadap pohon yang tumbang.

  • Diet Ala Orang Korsel Mudah Ditiru, Coba Terapkan Caranya Buat Dapat Body Goals

    Diet Ala Orang Korsel Mudah Ditiru, Coba Terapkan Caranya Buat Dapat Body Goals

    Jakarta

    Tak sedikit orang yang menerapkan tips diet ala orang Korea Selatan. Hal ini dikarenakan mereka terinspirasi ingin mendapatkan tampilan layaknya K-Pop Idol maupun selebriti Korea Selatan dengan tubuh yang ramping. Tentunya semua itu tidak didapatkan secara instan dan mudah.

    Dikutip dari Healthline, diet orang Korea biasanya terinspirasi dari makanan tradisional khas Negeri Gingseng tersebut. Pola makan yang diterapkan berupa mengandalkan makanan utuh yang diproses secara minimal, serta meminimalkan asupan makanan olahan, kaya lemak, dan mengandung gula.

    Makanan yang dianjurkan untuk diikonsumsi, seperti sayuran, nasi, dan beberapa daging, ikan, atau makanan laut. Seseorang juga dapat menyantap banyak kimchi, hidangan kubis fermentasi yang merupakan makanan pokok dalam masakan Korea Selatan.

    Makanan tradisional Korea secara alami kaya akan sayuran, yang mengandung banyak serat. Pola makan kaya serat dapat membantu menurunkan berat badan dengan mengurangi rasa lapar dan keinginan makan sambil meningkatkan rasa kenyang. Berikut cara diet ala Korea yang bisa dicoba.

    1. Konsumsi Serat dari Sayuran

    Diet ini tak menentukan ukuran porsi atau batasan kalori harian yang ketat. Sebaliknya, diet ini menyarankan untuk mengandalkan resep makanan Korea yang sehat, seperti sup hingga banyak sayuran untuk mengurangi kalori tanpa merasa lapar.

    2. Kurangi Konsumsi Lemak

    Makanan berlemak juga perlu dihindari saat menerapkan diet ala Korea. Mulai dari makanan yang digoreng, bumbu-bumbu berminyak, makanan yang dimasak menggunakan minyak, daging yang berlemak, dan sejenisnya.

    Bisa mengganti pilihannya dengan mengonsumsi makanan yang diolah dengan cara dipanggang, dikukus, atau direbus.

    3. Berolahraga Secara Teratur

    Selain fokus pada nutrisi atau pola makan, orang Korea juga rutin melakukan olahraga. Aktivitas fisik ini membantu meningkatkan jumlah kalori yang dibakar dalam tubuh.

    4. Kurangi Konsumsi Gula dan Cemilan

    Sudah menjadi rahasia umum jika makanan dengan kandungan gula bisa memicu kenaikan berat badan, apalagi jika dikonsumsi secara berlebihan.

    Beberapa makanan dan minuman manis sebaiknya dihindari, seperti soda, kue, permen, eskrim, hingga makanan panggang. Lebih baik mengonsumsi air putih hingga buah segar saat menjalani diet.

    (suc/kna)

  • Drama Darurat Militer, KPK Korsel Siap Tangkap Presiden Yoon

    Drama Darurat Militer, KPK Korsel Siap Tangkap Presiden Yoon

    Jakarta, CNN Indonesia

    Badan investigasi anti-korupsi Korea Selatan tengah mengupayakan menangkap dan menahan Presiden Yoon Suk Yeol jika syarat-syarat hukum terpenuhi.

    Upaya penangkapan Yoon ini terjadi menyusul penyelidikan yang semakin intensif terhadap dugaan pengkhianatan dan penyalahgunaan kekuasaan oleh sang presiden usai menetapkan darurat militer sepihak pada 3 Desember lalu.

    “Jika situasi memungkinkan, kami akan mencoba melakukan penangkapan darurat atau penangkapan berdasarkan surat perintah pengadilan,” ujar Kepala Badan Investigasi Korupsi Pejabat Tinggi (Corruption Investigation Office for High-ranking Officials/CIO), Oh Dong-woon, dalam rapat komite parlemen Korsel pada Rabu (11/12).

    Pernyataan itu Oh ucapkan menanggapi pertanyaan seorang anggota dewan terkait kemungkinan menangkap sang presiden yang lolos mosi pemakzulan pada Sabtu pekan lalu.

    “Kami akan mengambil setiap langkah yang memungkinkan,” tambah Oh seperti dikutip Korea Times.

    Oh menegaskan dia dan lembaganya “memiliki tekad kuat” untuk menahan Yoon sesegera mungkin.

    “Terkait hal itu, saya memiliki tekad yang kuat” ujar Oh ketika didesak oleh seorang anggota parlemen apakah ia memiliki “keinginan” untuk menangkap sang presiden.

    “Kami sedang melakukan penyelidikan menyeluruh, dan kami akan mempertimbangkan langkah penangkapan,” lanjut Oh, sembari menegaskan bahwa ada prosedur yang harus diikuti terlebih dahulu.

    Saat ini, sejumlah lembaga penegak hukum Korsel tengah membuka penyelidikan terhadap Yoon menyusul investigasi yang meluas terkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan hingga makar oleh presiden imbas darurat militer 3 Desember lalu.

    Yoon secara sepihak menetapkan darurat militer tanpa sepengetahuan partai berkuasa dan juga parlemen. Semula, Yoon berdalih menerapkan darurat militer lantaran ancaman pengaruh komunis Korea Utara yang menyusup dalam pemerintahan.

    Namun, belakangan Yoon diketahui menetapkan darurat militer demi menghindari penyelidikan kriminal terhadap dia dan istrinya Kim Keon Hee, hingga upaya pemakzulan.

    Jaksa Korsel juga telah menetapkan Yoon sebagai tersangka atas dugaan makar, pengkhianatan, dan penyalahgunaan kekuasaan imbas deklarasi darurat militer pada 3 Desember lalu pada akhir pekan lalu.

    Yoon, yang telah dicekal keluar negeri, juga sudah dibebastugaskan dan tidak boleh lagi mengambil keputusan terkait urusan negara. Segala urusan dan keputusan harus berdasarkan konsultasinya dengan partai berkuasa, PPP.

    Jaksa Korsel menekankan kekebalan hukum yang Yoon miliki sebagai kepala negara tidak berlaku lantaran tuduhan yang menyeretnya terkait kejahatan paling serius yakni pengkhianatan dan makar.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Situasi Makin Memanas, Polisi Geledah Kantor Kepresidenan Korea Selatan

    Situasi Makin Memanas, Polisi Geledah Kantor Kepresidenan Korea Selatan

    ERA.id – Kepolisian Korea Selatan melakukan penggeledahan di kantor kepresidenan. Penggeledahan ini berkaitan dengan proses penyelidikan darurat militer singkat oleh Presiden Yoon Suk-yeol.

    Penggeledahan itu dilakukan pada Rabu (11/12) pagi waktu setempat di kantor kepresidenan di Distrik Yongsan, pusat kota Seoul. Selain kantor kepresidenan, polisi juga turut menggeledah kantor Badan Kepolisian Nasional.

    “Penyidik ​​​​dari unit tersebut juga menggerebek Badan Kepolisian Nasional, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, dan Penjaga Keamanan Polisi Majelis Nasional,” kata polisi, dikutip Yonhap News, Rabu (11/12/2024).

    Selama penggeledahan berlangsung, presiden Yoon dilaporkan tidak berada di kantornya. Para penyidik yang menggeledah kantor kepresidenan pun mengumpulkan sejumlah bukti terkait pemberlakuan darurat militer selama enam jam pada Selasa (3/12) lalu.

    Presiden Yoon Suk-yeol mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam atas saran Kim di tengah kebuntuan politik yang semakin meningkat dengan Majelis Nasional yang dikendalikan oposisi. Ia membatalkan perintah tersebut enam jam kemudian setelah Majelis memberikan suara untuk mengakhirinya.

    Kim mengajukan pengunduran dirinya setelah kehebohan yang terjadi di Korea Selatan. Ia mengaku bertanggung jawab atas huru-hara yang terjadi dan juga keputusan darurat militer tersebut. Sementara Yoon menerima surat pengunduran dirinya pada Kamis (5/12).

  • Gempar Darurat Militer Korsel, Korut Bilang Gini

    Gempar Darurat Militer Korsel, Korut Bilang Gini

    Pyongyang

    Korea Utara (Korut) mengomentari darurat militer singkat yang ditetapkan oleh negara tetangganya, Korea Selatan (Korsel), pekan lalu. Media pemerintah Korut menyebut Korsel berada dalam “kekacauan” setelah pemberlakuan darurat militer singkat oleh Presiden Yoon Suk Yeol.

    Ulasan media pemerintah Korut soal darurat militer Korsel itu, seperti dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), menjadi komentar pertama yang diberikan Pyongyang mengenai pergolakan politik yang dialami negara tetangganya.

    Yoon menangguhkan pemerintahan sipil dengan menetapkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam pekan lalu, yang diwarnai pengerahan pasukan dan helikopter militer ke gedung parlemen. Darurat militer itu hanya berlangsung enam jam setelah mayoritas anggota parlemen mendesak Yoon mencabutnya.

    “Insiden mengejutkan dari boneka Yoon Suk Yeol, yang menghadapi pemakzulan dan krisis pemerintahan, tiba-tiba mengumumkan dekrit darurat militer dan tanpa ragu menggunakan senjata dan pisau dari kediktatoran fasis yang menyebabkan kekacauan di seluruh Korea Selatan,” demikian ulasan media pemerintah Korut.

    “Komunitas internasional menyaksikan dengan saksama. dengan penilaian bahwa insiden darurat militer mengungkap kerentanan dalam masyarakat Korea Selatan,” imbuh media pemerintah Korut dalam komentarnya.

    “Para komentator menggambarkan deklarasi darurat militer yang dilakukan Yoon secara tiba-tiba sebagai tindakan putus asa dan kehidupan politik Yoon Suk Yeol bisa berakhir lebih awal,” sebut media pemerintah Korut.

    Saat mengumumkan darurat militer pekan lalu, Yoon menyebut hal itu akan melindungi Korsel dari “ancaman yang ditimbulkan kekuatan komunis Korea Utara dan menghilangkan unsur-unsur anti-negara yang merampas kebebasan dan kebahagiaan masyarakat”.

  • Gempar Darurat Militer Korsel, Korut Bilang Gini

    Polisi Korsel Geledah Kantor Presiden Buntut Darurat Militer

    Jakarta

    Polisi Korea Selatan (Korsel) mengatakan pada hari Rabu (11/12) bahwa mereka telah menggeledah kantor Presiden Yoon Sook Yeol. Ini dilakukan di tengah penyelidikan atas pernyataan darurat militernya yang menggemparkan beberapa hari lalu.

    “Tim Investigasi Khusus telah melakukan penggerebekan di kantor kepresidenan, Badan Kepolisian Nasional, Badan Kepolisian Metropolitan Seoul, dan Dinas Keamanan Majelis Nasional,” kata unit penyelidikan dalam sebuah pesan yang dikirim ke AFP, Rabu (11/12/2024).

    Yoon telah dikenai larangan bepergian sebagai bagian dari penyelidikan “pemberontakan” terhadap lingkaran dalamnya setelah pengumuman darurat militer yang singkat pada tanggal 3 Desember lalu.

    Mantan menteri pertahanan Kim Yong-hyun secara resmi ditangkap pada Selasa malam atas tuduhan “terlibat dalam tugas-tugas penting selama pemberontakan” dan “penyalahgunaan wewenang untuk menghalangi pelaksanaan hak”.

    Pada hari Rabu, kantor berita Korsel, Yonhap melaporkan bahwa Kim telah mencoba bunuh diri sesaat sebelum penangkapan.

    Seorang juru bicara Pengadilan Distrik Pusat Seoul mengatakan kepada AFP pada hari sebelumnya, bahwa Kim telah ditangkap di tengah kekhawatiran bahwa barang bukti mungkin akan dimusnahkan.

    Kim mengatakan melalui pengacaranya bahwa “semua tanggung jawab atas situasi ini sepenuhnya berada di tangan saya”. Dia menambahkan bahwa bawahan “hanya mengikuti perintah saya dan memenuhi tugas yang diberikan kepada mereka”.

    Lihat Video: Nasib Presiden Korsel, Umumkan Darurat Militer Berujung Jadi Tersangka

  • Mantan Menhan Korsel Coba Bunuh Diri di Tahanan

    Mantan Menhan Korsel Coba Bunuh Diri di Tahanan

    Seoul

    Mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan (Korsel), Kim Yong Hyun, mencoba bunuh diri di dalam tahanan. Kim ditahan atas tuduhan pemberontakan terkait penetapan darurat militer singkat pekan lalu.

    Dituturkan kepala lembaga pemasyarakatan Korsel Shin Yong Hae, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap dan dilansir AFP, Rabu (11/12/2024), bahwa Kim berusaha bunuh diri saat ditahan di fasilitas penahanan di Seoul bagian timur.

    Tidak disebutkan lebih lanjut kapan upaya bunuh diri itu terjadi, namun menurut Shin, Kim gagal mengakhiri nyawanya sendiri.

    Lebih lanjut, Shin menuturkan bahwa Kim kini ditempatkan di sel tahanan protektif dan kesehatannya tetap stabil. Informasi ini disampaikan Shin saat berbicara kepada anggota parlemen Korsel dalam sidang terbaru pada Rabu (11/12) waktu setempat.

    Kim mengundurkan diri dari jabatannya pada Kamis (5/12) pekan lalu, setelah Presiden Yoon Suk Yeol mengejutkan publik dengan mengumumkan darurat militer pada Selasa (3/12) malam dan mengirimkan pasukan militer ke gedung parlemen.

    Darurat militer itu hanya berlangsung selama enam jam, setelah mayoritas anggota parlemen Korsel berhasil menggelar voting yang hasilnya menolak mentah-mentah penetapan tersebut dan mendesak Yoon untuk mencabutnya.

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.