Negara: Korea Selatan

  • Kemlu Pastikan Tidak Ada Penumpang WNI dalam Kecelakaan Jeju Air di Korsel

    Kemlu Pastikan Tidak Ada Penumpang WNI dalam Kecelakaan Jeju Air di Korsel

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa sejauh ini, tidak ada WNI yang menjadi penumpang pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan di Korea Selatan.

    Dilansir dari Antara pada Minggu (29/12/2024), Direktur Jenderal PWNI Judha Nugraha mengatakan melalui pesan singkat bahwa berdasarkan informasi informal yang diperoleh, tidak terdapat penumpang WNI dalam pesawat tersebut.

    Kemlu dan Kedutaan Besar RI (KBRI) di Seoul terus memantau kecelakaan pesawat yang terjadi di Bandara Internasional Muan itu, kata dia.

    Judha menambahkan bahwa KBRI tengah berkoordinasi dengan otoritas setempat terkait musibah tersebut.

    Sebelumnya, dalam laporan terbaru Kantor Berita Yonhap, Minggu (29/12/2024) kecelakaan yang terjadi pada pagi pukul 09.07 waktu setempat itu disebabkan kerusakan roda sehingga pesawat keluar dari landasan pacu saat mendarat. 

    Kondisi tersebut membuat pesawat bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul.

    Setidaknya hanya 2 orang orang yang saat ini baru berhasil diselamatkan dari kecelakaan yaitu seorang penumpang dan seorang awak pesawat yang keduanya wanita. Keduanya berhasil diselamatkan tak lama setelah kecelakaan dan dirawat di sebuah rumah sakit di Mokpo. 

    Sementara itu, semua orang yang hilang diduga telah tewas, kata otoritas pemadam kebakaran, seraya menambahkan bahwa mereka beralih ke operasi pencarian untuk menemukan jenazah. Kamar jenazah sementara telah didirikan di dalam bandara Muan untuk memakamkan jenazah para korban.

  • Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 120 Orang

    Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Bertambah Jadi 120 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan pada Minggu (29/12) kembali bertambah. Badan Pemadam Kebakaran Korea menyatakan jumlah korban tewas terkini mencapai 120 orang.

    Diberitakan Yonhap, jumlah itu berdasarkan data Badan Pemadam Kebakaran per pukul 14.42 waktu Korea Selatan. Angka itu juga sudah melampaui setengah dari total penumpang dan awak kru yang berada di dalam pesawat.

    Angka itu terus bertambah karena proses evakuasi masih berjalan. Terdapat tiga orang yang berhasil diselamatkan dari insiden tersebut, sementara puluhan lainnya masih dalam pencarian.

    Pihak berwenang juga belum memperbarui rincian identitas korban. Data terakhir menyatakan bahwa dari 62 korban tewas yang ditemukan lebih dahulu, 25 korban merupakan laki-laki dan 37 lainnya perempuan.

    Mereka merupakan bagian dari 181 orang yang ada di dalam pesawat ketika kecelakaan terjadi, dengan rincian 175 orang penumpang dan 6 kru pesawat. Penumpang pesawat Jeju Air itu juga dikonfirmasi berasal dari Korea Selatan sebanyak 172 orang dan 3 penumpang lainnya merupakan WN Thailand.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi pertama kali ketika layanan darurat menerima panggilan dari Bandara Internasional Muan pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 dari Bangkok itu kemudian dikonfirmasi mengalami kecelakaan ketika akan mendarat. Pesawat itu hilang kendali di landasan pacu dan menabrak dinding pagar.

    Menurut laporan AFP, sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengeluarkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Pihak berwenang kemudian mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan dari insiden tersebut. Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan.

    (frl/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Setidaknya 85 Korban Tewas, Pesawat Jeju Air Hancur Sisa Bagian Ekor

    Setidaknya 85 Korban Tewas, Pesawat Jeju Air Hancur Sisa Bagian Ekor

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan bertambah menjadi 85 orang. Pesawat Jeju Air dilaporkan hancur total akibat kecelakaan itu.

    Dilansir AFP, Reuters, kantor berita Yonhap, Minggu (29/12/2024), kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:07 pagi. Pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat, kemudian bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Akibat kecelakaan itu pesawat terbakar saat mendarat dan asap mengepul di sekitar lokasi. Terbaru, sebanyak 85 orang tewas dan 2 orang berhasil diselamatkan hingga kini.

    “Dua awak pesawat, seorang pria dan seorang wanita, diselamatkan dari bagian ekor pesawat yang terbakar,” kata kepala pemadam kebakaran Muan Lee Jung-hyun dalam konferensi persnya.

    Api berhasil dipadamkan pada pukul 1 siang. Dilaporkan pesawat Jeju Air ‘hampir hancur total’ saat mendarat darurat, hanya bagian ekornya yang masih terlihat bentuknya.

    “Hanya bagian ekornya yang masih sedikit bentuknya, dan bagian lainnya (pesawat) tampak hampir mustahil dikenali,” kata Lee.

    Pihak berwenang telah beralih dari operasi penyelamatan menjadi operasi pemulihan. Lee menambahkan, petugas juga sedang mencari jenazah di daerah sekitar yang mungkin terlempar dari pesawat.

    Lebih lanjut, berdasarkan laporan kantor berita Yonhap mengutip seorang petugas pemadam kebakaran yang mengatakan sebagian besar dari 175 penumpang dan enam awak pesawat diduga tewas.

    Setidaknya 58 jenazah telah ditemukan tetapi jumlah tersebut belum final. Hal itu berdasarkan keterangan petugas pemadam kebakaran lainnya kepada Reuters.

    Seorang pejabat bandara kepada Reuters tak lama setelah kecelakaan mengatakan pihak berwenang juga telah berupaya menyelamatkan orang-orang di bagian ekor.

    Lihat video: Kecelakaan Jeju Air di Korsel: 80 Orang Tewas, 2 Luka, dan 99 Hilang

    (yld/knv)

  • Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Dugaan Penyebab Roda Pendaratan Rusak – Halaman all

    Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Dugaan Penyebab Roda Pendaratan Rusak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air nomor penerbangan 2216 dari Bangkok terjadi pada Minggu, 29 Desember 2024, pagi di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan.

    Penyebab utama kecelakaan ini diduga adalah kerusakan pada roda pendaratan setelah pesawat menabrak burung.

    Pilot pesawat berusaha melakukan pendaratan darurat setelah roda pendaratan tidak berfungsi dengan baik.

    Menurut pejabat setempat, saat mendekati ujung landasan pacu, pesawat tidak dapat mengurangi kecepatannya secara memadai.

    Akibatnya, pesawat menabrak struktur bandara, menyebabkan kerusakan parah dan memicu kebakaran.

    Pesawat telah mencoba satu pendaratan sebelum dipaksa untuk berputar ketika roda pendaratan gagal turun secara normal.

    Manuver ini dikenal sebagai go-around, di mana pilot membatalkan pendaratan dan mencoba lagi.

    Rob McBride dari Al Jazeera melaporkan bahwa operasi penyelamatan besar-besaran sedang berlangsung di lokasi kejadian.

    “Gambar yang ditayangkan menunjukkan pesawat mendarat dengan posisi miring, diikuti oleh ledakan besar,” kata McBride.

    Tanggapan Resmi

    Penjabat Presiden Korea Selatan, Choi Sangmok, memerintahkan semua instansi terkait untuk mengerahkan sumber daya guna mendukung operasi penyelamatan.

    “Semua instansi terkait harus mengerahkan semua sumber daya yang ada untuk menyelamatkan personel,” tegasnya dalam sebuah pernyataan.

    Kecelakaan ini menjadi perhatian serius bagi otoritas penerbangan dan keselamatan di Korea Selatan, dengan penyelidikan lebih lanjut mengenai penyebab pasti kecelakaan masih berlangsung.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel Berusia 15 Tahun

    Pesawat Jeju Air yang Kecelakaan di Korsel Berusia 15 Tahun

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pesawat Boeing 737-8AS dari maskapai Jeju Air yang kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan berusia 15 tahun 4 bulan.

    Dikutip dari situs FlightRadar24, pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 itu teregistrasi dengan kode HL8088. Burung besi ini pertama kali mengudara pada 19 Agustus 2009.

    Kemudian pada September, pesawat pabrikan Amerika Serikat ini memulai penerbangan bersama Ryanair, maskapai asal Irlandia.

    Selanjutnya pada 3 Februari 2017, Boeing 737-8AS itu berpindah tangan ke Jeju Air, maskapai bertiket murah asal Korea Selatan. Pesawat ini efektif melayani penerbangan komersil pada 10 Februari 2017.

    Pesawat Jeju Air mengalami kecelakaan saat mendarat  di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga telah memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan penumpang pesawat.

    Jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan kini menjadi 85 orang. Angka itu dikonfirmasi Badan Pemadam Kebakaran Korea Selatan dalam laporan terbaru.

    (can/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Mendarat Tanpa Roda, Tabrak Dinding Lalu Meledak

    Mendarat Tanpa Roda, Tabrak Dinding Lalu Meledak

    Jakarta

    Sebuah pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan. Kecelakaan ini mengakibatkan pesawat terbakar hebat dan mengakibatkan 85 orang tewas.

    Dilansir kantor berita Yonhap dan AFP, Minggu (29/12/2024), kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:07 pagi. Pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat, kemudian bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di wilayah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Akibat kecelakaan itu pesawat terbakar saat mendarat dan asap mengepul di sekitar lokasi. Terbaru, sebanyak 85 orang tewas dan 2 orang berhasil diselamatkan hingga kini.

    “Sejauh ini, dua orang berhasil diselamatkan dan 85 orang tewas,” kata Badan Pemadam Kebakaran Nasional dalam sebuah pernyataan, dengan operasi penyelamatan yang masih berlangsung.

    Berdasarkan video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat itu berusaha mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat itu tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan kebakaran.

    Pesawat itu hampir hancur total akibat ledakan itu.

    Pihak berwenang telah memadamkan api, dan operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan. Sekitar 80 petugas pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan menyebut penyebab kecelakaan kemungkinan besar disebabkan karena tabrakan burung dan cuaca buruk.

    “Penyebab kecelakaan diduga karena tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk. Namun, penyebab pastinya akan diumumkan setelah penyelidikan bersama,” kata Lee Jeong-hyun, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, dalam sebuah pengarahan.

    Total ada 181 orang di dalam pesawat, diantaranya 6 awak pesawat dan 176 orang penumpang, berada di dalam pesawat yang kembali dari Bangkok.

    Sebagian besar penumpang adalah warga Korea, kecuali dua warga negara Thailand.

    (yld/knv)

  • Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air yang Tewaskan 47 Orang – Page 3

    Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air yang Tewaskan 47 Orang – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Pesawat Jeju Air jenis Boeing 737-800 mengalami kecelakaan tragis di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu pagi (29/12). Insiden Jeju Air ini terjadi sekitar pukul 09.07 waktu setempat dan diduga disebabkan oleh kegagalan saat proses pendaratan.

    Jumlah Korban dan Kondisi Pesawat

    Dikutip dari media lokal Yonhap, Minggu (29/12/2024), berdasarkan laporan sementara, jumlah korban tewas telah mencapai 47 orang. Namun, Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Provinsi Jeolla Selatan memperkirakan angka tersebut masih bisa bertambah.

    Pesawat yang membawa 175 penumpang dan enam awak kabin itu dilaporkan mengalami kerusakan parah, dengan sebagian besar badan pesawat terbakar.

    Kronologi Insiden

    Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 baru saja menyelesaikan penerbangan dari Bangkok, Thailand, menuju Bandara Internasional Muan, dengan waktu tempuh sekitar 4 jam 30 menit.

    Saat mendarat, pesawat mengalami kegagalan pada roda pendaratan depan, yang mengakibatkan pendaratan keras.

    Pesawat kemudian tergelincir hingga ke ujung landasan pacu dan menabrak dinding pembatas. Laporan awal menyebutkan bahwa tabrakan dengan burung saat mendekati landasan pacu menjadi penyebab utama kerusakan roda pendaratan.

    Bandara Muan Tutup Sementara

    Sebagai respons atas insiden ini, operasional Bandara Internasional Muan dihentikan sementara. Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan.

     

  • Bertambah Lagi, Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Jadi 75 Orang

    Bertambah Lagi, Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Jadi 75 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Jumlah korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan pada Minggu pagi (29/12) kembali bertambah. Jumlah korban jiwa terbaru itu kini mencapai 75 orang.

    Dikutip dari Yonhap, catatan itu dikonfirmasi Badan Pemadam Kebakaran Korea Selatan. Jumlah korban masih terus bertambah sejak pertama kali insiden dilaporkan.

    Korban tewas semula terungkap hingga 28 orang, lalu bertambah menjadi 47 orang, dan meningkat lagi menjadi 62 orang.

    Dari 62 orang itu, tercatat 25 korban merupakan laki-laki dan 37 lainnya perempuan. Sedangkan, identitas terkait tambahan korban jiwa lainnya belum dikonfirmasi.

    Mereka merupakan bagian dari total 181 orang yang ada di dalam pesawat ketika kecelakaan terjadi, dengan rincian 175 orang penumpang dan 6 kru pesawat. Penumpang pesawat Jeju Air itu juga dikonfirmasi berasal dari Korea Selatan dan Thailand.

    Jumlah korban jiwa masih bisa bertambah karena evakuasi masih dilakukan oleh Badan Pemadam Kebakaran dan pihak-pihak lainnya.

    Sementara itu, Kecelakaan pesawat Jeju Air itu dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan pada sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 itu mengalami kecelakaan ketika akan mendarat setelah beroperasi dari Bangkok, Thailand.

    Menurut laporan AFP, sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengepulkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Pihak berwenang kemudian sudah mendatangi lokasi untuk melakukan evakuasi dan penyelidikan dari insiden tersebut.

    Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok juga telah memerintahkan upaya maksimal untuk operasi penyelamatan penumpang pesawat.

    (flr/pta)

  • Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel Bertambah Jadi 62 Orang

    Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel Bertambah Jadi 62 Orang

    Jakarta

    Jumlah korban tewas akibat kecelakaan pesawat Jeju Air yang membawa 181 orang di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan bertambah. Kini jumlah korban tewas menjadi 62 orang, sedangkan 2 orang dilaporkan selamat.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Minggu (29/12/2024), kecelakaan itu terjadi pada pukul 9:07 pagi, ketika pesawat Jeju Air keluar landasan pacu saat mendarat dan bertabrakan dengan dinding pagar di Bandara Internasional Muan di daerah Muan, Provinsi Jeolla Selatan.

    Pihak berwenang mengonfirmasi 62 orang tewas, dengan jumlah korban diperkirakan akan meningkat tajam. Jumlah itu bertambah dari sebelumnya dilaporkan 29 orang tewas.

    Sementara itu, satu penumpang dan satu awak pesawat berhasil diselamatkan.

    Total ada 181 orang di dalam pesawat, diantaranya 6 awak pesawat dan 176 orang penumpang, berada di dalam pesawat yang kembali dari Bangkok.

    Sebagian besar penumpang adalah warga Korea, kecuali dua warga negara Thailand.

    Berdasarkan video yang ditayangkan oleh stasiun TV lokal menunjukkan pesawat itu berusaha mendarat tanpa roda pendaratan yang terpasang. Pesawat itu tergelincir di tanah, menabrak dinding beton sebelum meledak dan dilalap api.

    Pihak berwenang telah memadamkan api, dan operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung di lokasi kecelakaan.

    Sekitar 80 petugas pemadam kebakaran telah dikirim ke lokasi kecelakaan.

    Para pejabat menduga kegagalan roda pendaratan, kemungkinan karena bertabrakan dengan burung sehingga menyebabkan kecelakaan itu. Mereka memulai penyelidikan di tempat kejadian untuk menentukan penyebab pastinya.

    Lihat video: Kecelakaan Jeju Air di Korsel: 80 Orang Tewas, 2 Luka, dan 99 Hilang

    (yld/knv)

  • Fahira Idris Paparkan Lima Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Desember 2024

    Fahira Idris Paparkan Lima Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025 Megapolitan 29 Desember 2024

    Fahira Idris Paparkan Lima Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Daerah Pemilihan (Dapil) DKI Jakarta
    Fahira Idris
    memaparkan lima strategi untuk mengembangkan sektor
    ekonomi kreatif
    pada 2025. Strategi ini disampaikan sebagai hasil dari evaluasi sektor ekonomi kreatif sepanjang 2024.
    Sektor ekonomi kreatif Indonesia saat ini memberikan nilai tambah sebesar Rp 1,4 triliun terhadap
    produk domestik bruto
    (
    PDB
    ). Capaian ini menempatkan Indonesia di posisi tiga besar dunia untuk kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB, sekaligus membuktikan bahwa ekonomi kreatif telah menjadi sumber kekuatan ekonomi baru.
    Fahira Idris menjelaskan, meski terdapat capaian positif yang patut diapresiasi sepanjang 2024, sektor ekonomi kreatif masih menghadapi sejumlah tantangan.
    Tantangan tersebut mencakup keterbatasan infrastruktur, terutama minimnya ruang kreatif dan
    venue
    untuk acara berskala internasional di daerah. Selain itu, perlindungan kekayaan intelektual masih menjadi kendala karena hanya sekitar 10 persen pelaku ekonomi kreatif yang memiliki perlindungan atas karya mereka.
    Tantangan lain yang dihadapi, lanjut Fahira, adalah keterbatasan akses pendanaan dan ketatnya persaingan global yang menguji daya saing
    sektor kreatif
    lokal.
    “Maka dari itu, sektor ekonomi kreatif pada 2025 harus dikuatkan dengan berbagai terobosan. Setidaknya terdapat lima rekomendasi strategi yang bisa menjadi fokus,” ujar Fahira dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (28/12/2024).
    Lima strategi yang direkomendasikan tersebut meliputi penguatan ekosistem kreatif melalui peningkatan infrastruktur dan standardisasi produk dan layanan. Selanjutnya, penguatan kebijakan dan regulasi dengan mengoptimalkan perlindungan kekayaan intelektual serta kemudahan perizinan.
    Rekomendasi berikutnya adalah menghadirkan akses pendanaan yang inklusif, peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan teknologi melalui pengembangan talenta dan adopsi teknologi, serta peningkatan kolaborasi dan promosi internasional.
    Fahira juga menjelaskan, penguatan ekosistem kreatif dapat dilakukan melalui dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah pembangunan infrastruktur, terutama ruang kreatif dan
    venue
    berskala internasional untuk mendukung subsektor seni pertunjukan dan musik, serta pengintegrasian infrastruktur dengan transportasi publik.
    Pendekatan kedua adalah penetapan standar internasional bagi produk ekonomi kreatif untuk meningkatkan daya saing di pasar global.
    Terkait perlindungan kekayaan intelektual, strategi yang diusulkan Fahira adalah peningkatan literasi dan pemberian insentif tarif serta pembebasan biaya tahunan paten untuk pelaku ekonomi kreatif.
    Untuk akses pendanaan inklusif, Senator Jakarta itu menyarankan peningkatan akses pembiayaan melalui skema dana ekonomi kreatif dan pemberian
    co-investment
    untuk subsektor dengan potensi ekspor tinggi.
    Dalam hal peningkatan SDM, fokus diberikan pada pengembangan talenta melalui pelatihan berbasis teknologi digital, inovasi kreatif, dan kearifan lokal untuk subsektor seperti kriya dan kuliner.
    Adapun untuk adaptasi teknologi, strategi yang ditempuh adalah melakukan terobosan percepatan digitalisasi sektor ekonomi kreatif untuk menjangkau pasar global melalui platform
    online
    .
    “Dengan strategi yang terintegrasi, mencakup penguatan ekosistem, regulasi, pendanaan, SDM, dan kolaborasi internasional, sektor ekonomi kreatif dapat menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025. Upaya ini tidak hanya mendukung kemandirian ekonomi tetapi juga memperkuat citra Indonesia sebagai pusat kreativitas global,” kata inisiator Rancangan Undang-Undang (RUU)
    Ekonomi Kreatif
    yang kini menjadi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 tentang Ekonomi Kreatif itu.
    Fahira menambahkan, Indonesia juga perlu menginisiasi kolaborasi internasional untuk menyelenggarakan acara budaya dan seni berskala global. Selain itu, Indonesia dapat mengadopsi model gastrodiplomasi seperti yang dilakukan Korea Selatan dengan
    K-wave
    untuk memperkenalkan produk budaya Indonesia ke pasar internasional.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.