Negara: Korea Selatan

  • Semua Penumpang Pesawat Jeju Air Dinyatakan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Semua Penumpang Pesawat Jeju Air Dinyatakan Tewas, Kecuali 2 Pramugari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sebanyak 179 penumpang Jeju Air dipastikan tewas dalam kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan.

    National Fire Agency Korsel memastikan data tersebut merupakan jumlah korban final dari peristiwa nahas yang terjadi. Itu artinya semua penumpang meninggal dunia kecuali dua pramugari yang berhasil selamat.

    “Dari 179 korban tewas, 65 orang telah teridentifikasi,” tulis National Fire Agency Korsel, dikutip dari AFP, Minggu (29/12).

    Pesawat berusia 15 tahun 4 bulan itu disebut mengangkut 181 penumpang.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air dikonfirmasi setelah layanan darurat menerima panggilan di Bandara Internasional Muan yang berlokasi di Provinsi Jeolla Selatan. Ini terjadi sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Pesawat mengalami kecelakaan saat akan mendarat usai terbang dari Bangkok, Thailand. Sebuah video menampilkan pesawat Jeju Air itu mengepulkan gumpalan asap dari mesin, sebelum seluruh badan pesawat dengan cepat dilalap api.

    Berdasarkan sejumlah sumber, mesin pesawat mengalami kerusakan akibat menabrak kawanan burung. Di lain sisi, pesawat juga tidak mengeluarkan roda pendaratan saat akan mendarat sehingga kehilangan kendali di landasan pacu.

    Boeing 737-8AS milik maskapai Jeju Air itu teregistrasi dengan nomor penerbangan 7C2216 dan kode HL8088.

    (skt/wis)

    [Gambas:Video CNN]

  • Tambah Lagi, Korban Tewas Pesawat Jeju Air Tembus 177 Orang

    Tambah Lagi, Korban Tewas Pesawat Jeju Air Tembus 177 Orang

    Jakarta,CNBC Indonesia – Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, telah menewaskan sedikitnya 177 orang hingga pukul 7 malam waktu setempat. Pihak berwenang memperingatkan jumlah korban tewas dapat meningkat menjadi 179 dalam kecelakaan yang menjadi bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan hingga saat ini.

    Melansir laporan Korea Herald, penerbangan Jeju Air 7C 2216, Boeing 737-800 yang membawa 181 penumpang dan awak kabin, berusaha mendarat ketika keluar dari landasan pacu. Lima menit setelah pilot memberi isyarat mayday, pesawat itu bertabrakan dengan pagar pembatas dan terbakar, menurut Kementerian Perhubungan.

    Menurut Markas Besar Dinas Pemadam Kebakaran Jeonnam pada Minggu, kecil kemungkinan upaya pencarian akan menemukan korban dalam kondisi hidup, selain dua orang awal kabin yang telah diselamatkan, satu laki-laki dan satu perempuan.

    Di antara 177 jenazah yang ditemukan, 57 orang telah diidentifikasi. Pesawat yang jatuh itu membawa penumpang dari berbagai kelompok usia, termasuk keluarga yang bepergian ke luar negeri untuk liburan akhir tahun, kata pihak berwenang.

    Penerbangan nahas itu membawa total 175 penumpang dan enam awak pesawat. Di antara penumpang tersebut, terdapat 82 pria dan 93 wanita.

    Penumpang termuda adalah seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, sedangkan penumpang tertua adalah seorang pria berusia 78 tahun. Dua penumpang adalah warga negara Thailand, yang diidentifikasi sebagai wanita berusia 20-an dan 40-an.

    Pihak berwenang berjanji untuk mengevakuasi tiga jenazah yang tersisa dan mengatakan akan berkoordinasi dengan keluarga yang ditinggalkan untuk memfasilitasi pengaturan pemakaman sesuai dengan keinginan mereka.

    Badan pesawat hancur total akibat kecelakaan itu, sehingga identifikasi korban menjadi sangat sulit. Tim penyelamat terus berupaya menemukan jenazah penumpang yang hilang, selagi kamar mayat sementara disiapkan untuk menampung jenazah yang ditemukan.

    Kementerian Perhubungan mengatakan landasan pacu di Bandara Internasional Muan akan ditutup hingga 1 Januari 2025, kurang dari sebulan sejak Jeju Air melanjutkan penerbangan internasional reguler dari bandara yang telah ditangguhkan selama pandemi COVID-19. Penerbangan 7C 2216, pesawat yang jatuh, melakukan perjalanan antara Bangkok dan Muan empat kali seminggu.

    (hsy/hsy)

  • Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap

    Pesan Terakhir Penumpang Jeju Air: Burung Tersangkut di Sayap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kantor berita News1 Korea mengungkapkan isi pesan teks seorang korban pesawat nahas Jeju Air, yang tergelincir dan meledak di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/11/2024).

    Penumpang itu mengirimkan pesan teks kepada anggota keluarganya. Isinya ialah ia mengatakan ada seekor burung yang tersangkut di sayap pesawat, sambil mengatakan kata perpisahan.

    “Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?” sebagaimana dilansir The Times of India.

    Pemerintah Korea Selatan juga telah merilis temuan investigasi awal penyebab kecelakaan, yakni menara kendali bandara atau menara Air Traffic Controller (ATC) telah memperingatkan pilot dan co-pilot adanya potensi serangan burung.

    Peringatanitu disampaikan menara ATC sebelum memberikan izin untuk pendaratan di area alternatif. Setelahnya, pilot mengirimkan sinyal marabahaya atau mayday beberapa saat sebelum kecelakaan.

    Meski begitu, dalam video rekaman di sekitar bandara, menunjukkan catatan pula bahwa roda depan pesawat Jeju Air itu gagal keluar, menyebabkan pesawat meluncur dengan kecepatan tinggi di landasan pacu hingga menabrak tembok penghalang dan meledak.

    “Hanya bagian ekor yang bentuknya masih bertahan, sedangkan sisa bagian pesawat lainnya terlihat hampir tidak bisa diidentifikasi,” kata Kepala Pemadan Kebakaran Muan, Lee Jung-hyun.

    Jeju Air 7C 2216 merupakan pesawat Boeing 737-800 yang telah berusia 15 tahun, menurut Kementerian Transportasi. Pesawat yang diproduksi pada 2009 itu baru kembali dari Bangkok.

    Proses penyelamatan pesawat seusai meledak dan terbakar melibatkan 32 mobil pemadam, sejumlah helikopter, dan 1.560 personel petugas pemadam kebakaran, polisi, dan militer.

    (hsy/hsy)

  • Pilu Pesan Terakhir Korban Jeju Air Sebelum Kecelakaan di Bandara Korsel

    Pilu Pesan Terakhir Korban Jeju Air Sebelum Kecelakaan di Bandara Korsel

    Jakarta

    Kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan mengakibatkan 176 korban tewas. Seorang penumpang Jeju Air sempat mengirim pesan ke kerabatnya yang menyebut ada burung tersangkut di sayap pesawat.

    Dilansir Reuters yang mengutip laporan kantor berita News1, Minggu (29/12/2024), seorang penumpang mengirimkan pesan singkat kepada seorang kerabatnya yang menyampaikan ada burung yang tersangkut di sayap pesawat.

    Kemudian pesan terakhir orang tersebut adalah, “Haruskah saya mengucapkan kata-kata terakhir saya?”

    Diketahui pesawat Jeju Air itu mengangkut 181 orang, rinciannya 175 orang penumpang dan 6 orang awak pesawat.

    Di antara para penumpang, terdapat dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan, menurut kementerian transportasi.

    Berdasarkan data terbaru, sebanyak 176 orang tewas, 2 orang yang merupakan awak pesawat selamat dan telah dibawa ke rumah sakit. Kantor berita Yonhap melaporkan pihak berwenang menyebut sedikitnya 3 orang belum ditemukan. Petugas masih akan melakukan pencarian lebih lanjut.

    Seorang juru bicara CFM mengatakan, “Kami sangat sedih atas kehilangan atas penerbangan Jeju Air 2216. Kami menyampaikan simpati yang tulus kepada keluarga dan orang-orang terkasih dari mereka yang berada di dalam pesawat.”

    CEO Jeju Air Minta Maaf

    CEO Jeju Air Kim E-bae meminta maaf atas kecelakaan tersebut. Kim E-bae membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.

    “Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok,” kata Presiden Airports of Thailand, Kerati Kijmanawat.

    Kode Darurat Peringatan Bird Strike

    Menara pengawas Bandara Internasional Muan, Korea Selatan sempat memberikan peringatan bird strike atau gangguan serangan burung sebelum pesawat Jeju Air kecelakaan. Peringatan itu dikeluarkan enam menit sebelum kecelakaan maut terjadi.

    Dikutip Yonhap, Minggu (29/12/2024), menurut jumpa pers Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi yang mengawasi keselamatan penerbangan, menara pengawas mengeluarkan peringatan pada pukul 08.57 pagi waktu setempat.

    Pilot pesawat kemudian mengumumkan mayday pukul 8:58 pagi dan berusaha mendarat pada pukul 9 pagi. Namun tiga menit kemudian pesawat tergelincir pada pukul 9:03 pagi saat mendarat tanpa roda pendaratan.

    “Saat mencoba mendarat di landasan pacu No 1, menara kontrol mengeluarkan peringatan serangan burung dan pilot mengumumkan mayday tak lama setelahnya,” kata kementerian tersebut.

    Para pejabat mengatakan menara kontrol memberikan izin untuk mendarat di arah yang berlawanan di landasan pacu, setelah itu pilot mencoba mendarat hingga melewati landasan pacu dan menabrak dinding.

    (yld/idn)

  • Korsel Tetapkan Masa Berkabung Selama 7 Hari Usai Kecelakaan Maut Jeju Air

    Korsel Tetapkan Masa Berkabung Selama 7 Hari Usai Kecelakaan Maut Jeju Air

    Jakarta

    Presiden sementara Korea Selatan (Korsel) Choi Sang Mok mengumumkan masa berkabung nasional usai insiden kecelakaan pesawat Boeing 737-800 Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan yang menewaskan 176 orang. Masa berkabung nasional itu dilakukan selama tujuh hari.

    Dilansir kantor berita Yonhap, Minggu (29/12/2024), pengumuman itu disampaikan dalam rapat darurat yang digelar beberapa jam setelah pesawat yang mengakut 181 orang itu mendarat darurat dan meledak di sebuah bandara di Muan. Choi menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dari mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tak terduga ini,” kata Choi.

    Choi mengumumkan masa berkabung nasional selama tujuh hari. Masa berkabung terhitung mulai hari ini.

    Choi juga telah menetapkan Muan sebagai zona bencana khusus. Dia berjanji akan memberikan bantuan untuk keluarga yang ditinggalkan dan memberikan perawatan bagi korban selamat.

    “Kami akan memberikan semua bantuan yang diperlukan untuk upaya pemulihan, dukungan bagi keluarga yang ditinggalkan, dan perawatan medis bagi yang terluka,” katanya.

    Choi selanjutnya menginstruksikan instansi terkait untuk mengerahkan semua sumber daya yang ada, termasuk peralatan, personel, dan infrastruktur.

    Di antara para penumpang, terdapat dua warga negara Thailand dan sisanya diyakini warga negara Korea Selatan, menurut kementerian transportasi.

    Berdasarkan data terbaru, sebanyak 176 orang tewas, 2 orang yang merupakan awak pesawat selamat dan telah dibawa ke rumah sakit. Kantor berita Yonhap melaporkan pihak berwenang menyebut sedikitnya 3 orang belum ditemukan. Petugas masih akan melakukan pencarian lebih lanjut.

    CEO Jeju Air Minta Maaf

    CEO Jeju Air Kim E-bae meminta maaf atas kecelakaan tersebut. Kim E-bae membungkuk dalam-dalam selama pengarahan yang disiarkan televisi.

    Ia mengatakan pesawat itu tidak memiliki catatan kecelakaan dan tidak ada tanda-tanda awal kerusakan. Maskapai penerbangan akan bekerja sama dengan para penyelidik dan menjadikan dukungan bagi yang berduka sebagai prioritas utama.

    “Tidak ada kondisi abnormal yang dilaporkan ketika pesawat meninggalkan Bandara Suvarnabhumi Bangkok,” kata Kerati Kijmanawat, presiden Airports of Thailand.

    (whn/knv)

  • Ini Merek Mobil yang Diambil dari Nama Kota

    Ini Merek Mobil yang Diambil dari Nama Kota

    Jakarta

    Tak sedikit produsen mobil yang menggunakan nama produknya dengan nama kota di seluruh dunia. Apa yang mirip dari Alfa Romeo, Chevrolet, Hyundai, Ferrari, Toyota dan Volkswagen? Ya, keenam brand besar itu sudah menggunakan nama kota pada produknya.

    Paling banyak yang menggunakan nama kota adalah Hyundai. Jenis mobil yang menggunakan nama kota adalah model Sport Utility Vehicles, misal Santa Fe, itu merupakan nama kota negara bagian New Mexico di Amerika Serikat.

    Masih berada di payung Hyundai, tepat di bawah level Santa Fe, ada SUV kecil bernama Tucson. Nah, ternyata Tucson juga nama daerah daerah Arizona, Amerika Serikat.

    Jenama asal Korea Selatan itu memang paling banyak menggunakan nama kota di Amerika Serikat. Setelah kedua mobil tersebut, ada lagi truk pikap empat pintu yang punya nomenklatur Hyundai Santa Cruz yang memulai debutnya pada 2021 untuk pasar Amerika Utara.

    Kia Telluride juga menggunakan nama kota “Telluride”, wiayah San Miguel County, Colorado, Amerika Serikat.

    Lanjut ke brand lain, Alfa Romeo terinspirasi dari dua kota tempat membuat mobil, yaitu Milan dan Turin (Torino). Daripada hanya menjuluki model baru mereka sebagai Alfa Milan, mereka memutuskan untuk menggabungkan kedua nama kota tersebut dengan menggunakan huruf kapital, lalu menamainya Alfa Romeo MiTo.

    Chevrolet punya beberapa SUV yang menggunakna nama kota, antara lain Malibu dan Monte Carlo. Pertama-tama Monte Carlo, mobil sedan coupe dua pintu itu terinspirasi dari kota yang terletak di Monaco. Kemudian Malibu, mobil sedan berukuran medium ini terinspirasi dari kota yang berada di California, Amerika Serikat.

    Raksasa otomotif asal Jepang juga ikut bagian lewat produk Tacoma, diketahui mobil double cabin itu sudah diproduksi sejak 1995. Kemudian namanya terinspirasi dari kota Tacoma, sebuah wilayah di Amerika Serikat yang letaknya di bagian barat, tepatnya di negara bagian Washington.

    Kemudian Volkswagen Taos. Ternyata nama mobil “Taos” itu diambil dari sebuah kota di New Meksiko.

    Pada 2020, Ferrari meluncurkan mobil sport Roma. Kota Roma yang indah nan cantik seperti sport car dari Ferrari tersebut.

    Model-model seperti Hyundai Santa Cruz, Kia Telluride, dan Volkswagen Taos memiliki satu kesamaan: nama-nama tersebut diambil dari nama-nama lokasi di Amerika Serikat yang terkait dengan gaya hidup di alam terbuka.

    “Mereka mencoba untuk memunculkan sebuah citra,” kata Michelle Krebs, analis otomotif eksekutif di situs jual-beli mobil Autotrader kepada USA Today.

    . “Ketika Anda mendengar Telluride, Anda akan mendapatkan gambaran tentang pegunungan dan medan yang berada di luar ruangan. Nama-nama itu juga merupakan nama yang tidak asing lagi,” katanya lagi.

    Demikian juga, Chevrolet Malibu dan Chevrolet Colorado juga dinamai dengan nama-nama yang sudah tidak asing lagi di Amerika.

    Ditelaah lebih lanjut, penggunaan nama kota Santa Cruz dinamai sesuai dengan nama sebuah kota berpemandangan indah yang terletak di Pantai Pasifik California. Ada demografi yang ingin disasar oleh Hyundai. Ini bukan truk pekerja keras yang tangguh, ini adalah truk gaya hidup.

    (riar/lua)

  • Tangisan Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Jeju Air Pecah di Bandara Muan

    Tangisan Keluarga Korban Tewas Kecelakaan Jeju Air Pecah di Bandara Muan

    Jakarta

    Keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air di Muan, Korea Selatan (Korsel), berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai. Tangisan anggota keluarga terdengar di lantai pertama Bandara Internasional Muan.

    Dilansir Yonhap, Minggu (29/12/2024), sejumlah anggota keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air mendengarkan pengumuman petugas pemadam kebakaran tentang nama-nama korban tewas di Bandara Internasional Muan di Muan.

    “Adik perempuan saya ada di pesawat itu,” kata seorang wanita berusia 33 tahun bermarga Kim.

    “Dia mengalami begitu banyak kesulitan dan pergi bepergian karena situasinya baru saja mulai membaik,” tambahnya.

    Sekitar pukul 1 siang, sekitar 100 orang memadati ruang rapat saat petugas pemadam kebakaran mulai memberikan informasi terkini.

    Begitu Lee Jeong-hyeon, kepala pemadam kebakaran Muan, mengatakan sebagian besar dari 181 orang di dalam pesawat diduga tewas. Lalu suara ratapan tangis memenuhi ruangan.

    “Apakah tidak ada kemungkinan untuk selamat sama sekali?” tanya salah satu anggota keluarga.

    Sekitar pukul 13.30 waktu setempat, pemerintah mulai mengumumkan nama-nama 22 orang yang dipastikan tewas, yang memicu lebih banyak kesedihan dan duka dari keluarga yang berkumpul.

    Sebagian orang memprotes bahwa nama-nama tersebut tidak sesuai dengan yang diungkapkan sebelumnya, sementara yang lain mengeluh bahwa mereka tidak mendapatkan informasi apa pun selama berjam-jam.

    “Apakah terlalu berlebihan untuk meminta daftar korban tewas yang dipajang dengan jelas beserta status kecelakaan saat ini?” kata salah satu anggota keluarga.

    Bahkan, sebagian orang menuntut agar mereka diizinkan mengunjungi lokasi kecelakaan agar mereka dapat mengidentifikasi anggota keluarga mereka sendiri.

    (azh/knv)

  • Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Jadi 120 Orang

    Korban Tewas Kecelakaan Pesawat Jeju Air Jadi 120 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia
    Korban tewas dalam kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Muan Korea Selatan pada Minggu (29/12) bertambah jadi 120 orang.

    Bagikan:

    url telah tercopy

  • Pilot Sempat Bilang Mayday, Hal yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel – Halaman all

    Pilot Sempat Bilang Mayday, Hal yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air di Korsel – Halaman all

    177 Tewas, Apa yang Diketahui Sejauh Ini dari Kecelakaan Pesawat Jeju Air, Ke Mana Roda Pendaratan?
     
    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan orang tewas pada Minggu (29/12/2024) ketika sebuah pesawat penumpang mendarat darurat di sebuah bandara di wilayah barat daya Korea Selatan.

    Saat akan mendarat, pesawat meluncur menuruni landasan dengan perutnya sebelum terbakar.

    Setidaknya 177 orang telah dipastikan tewas sejauh ini, menurut pemadam kebakaran setempat.

    Dua orang, keduanya awak pesawat, berhasil diselamatkan dalam keadaan hidup dari lokasi kecelakaan, yang berarti hanya dua dari 181 orang di dalam pesawat yang belum diketahui keberadaannya.

    Ini adalah bencana penerbangan paling mematikan yang melanda Korea Selatan sejak tahun 1997, ketika Boeing 747 Korean Airlines jatuh di hutan Guam, yang mengakibatkan hilangnya 228 nyawa.

    Peristiwa Kecelakaan Jeju Air

    Penerbangan Jeju Air 7C 2216 dari Bangkok membawa 175 penumpang dan enam awak ketika bencana melanda bandara di daerah Muan, di ujung barat daya negara itu, tepat setelah pukul 9 pagi waktu setempat pada Minggu.

    Rekaman kecelakaan hari Minggu yang disiarkan oleh sejumlah media berita Korea Selatan menunjukkan pesawat meluncur di landasan dengan perutnya dalam kecepatan tinggi, menghantam tanggul tanah, dan meletus menjadi bola api.

    “Baik roda pendaratan belakang maupun depan tidak terlihat dalam rekaman – yang disiarkan oleh jaringan termasuk YTN, JTBC dan MBC – karena asap mengepul dari bagian belakang pesawat yang meluncur,” kata laporan CNN.

    Petugas pemadam kebakaran kemudian terlihat menggunakan meriam air untuk memadamkan puing-puing pesawat yang terbakar, yang terdaftar sebagai Boeing 737-800 di situs pelacakan penerbangan FlightAware.

    Beberapa bagian pesawat juga terlihat berserakan di landasan pacu.

    Menurut Dinas Pemadam Kebakaran Jeolla Selatan, korban kecelakaan itu terdiri dari 82 laki-laki, 83 perempuan, dan 12 orang yang jenis kelaminnya tidak diketahui.

    Menurut tim penyelamat, kedua korban selamat adalah anggota kru, satu laki-laki dan satu perempuan.

    Menurut Kementerian Pertanahan Korea Selatan, dua warga negara Thailand termasuk di antara penumpang pesawat. Semua penumpang lainnya adalah warga negara Korea Selatan.

    Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024). (Tangkap Layar YouTube MBCNEWS)

    Apa yang Menyebabkan Kecelakaan itu?

    Para ahli, dilansir CNN, menyatakan bahwa bagian kolong pesawat – khususnya roda yang digunakan untuk lepas landas dan mendarat – tampaknya belum sepenuhnya terbuka sebelum mendarat.

    Namun, apa yang menyebabkan kegagalan roda pendaratan tidak terbuka masih belum jelas.

    Analis penerbangan mengatakan diperlukan lebih banyak bukti sebelum otoritas Korea Selatan dapat secara pasti menentukan apa yang mungkin menyebabkan kecelakaan hari Minggu, termasuk spekulasi dari pejabat setempat tentang kemungkinan tabrakan burung sebelum pendaratan darurat.

    Komentar tersebut muncul setelah Lee Jeong-hyun, kepala Dinas Pemadam Kebakaran Muan, memberi penjelasan kepada media kalau penyebabnya “diperkirakan akibat serangan burung atau cuaca buruk.”

    Rekaman kecelakaan menunjukkan langit cerah pada saat itu.

    David Soucie, mantan inspektur keselamatan Badan Penerbangan Federal, mengatakan bahwa “spekulasi adalah musuh terburuk seorang penyelidik.”

    “Faktanya, itulah sebabnya mengapa informasi sangat terlindungi saat terjadi investigasi kecelakaan pesawat, informasi tersebut terlindungi. Mereka tidak seharusnya membuat spekulasi apa pun tentang hal semacam ini,” kata Soucie kepada Paula Newton dari CNN.

    Konsultan industri penerbangan Scott Hamilton menyuarakan kekhawatiran Soucie dan mendesak otoritas Korea Selatan untuk “berhenti membuat pernyataan deklaratif” pada tahap ini.

    Kecelakaan pada Minggu itu “sangat membingungkan” mengingat unit pesawat dan maskapainya memiliki catatan keselamatan yang kuat dan kondisi penerbangan sangat baik, kata seorang jurnalis penerbangan.

    Boeing 737-800 adalah salah satu pesawat yang paling banyak digunakan di dunia dan masing-masing digunakan untuk sekitar empat atau lima penerbangan per hari, Geoffrey Thomas, editor Airline News, mengatakan kepada Paula Newton dari CNN.

    “Ini adalah pesawat paling andal di dunia, dan sudah beroperasi selama 20 tahun,” katanya.

    “Semua orang tahu cara kerjanya. Dan itu bekerja dengan sangat, sangat baik. Dan perawatan yang dilakukan di [Korea Selatan] adalah yang terbaik di seluruh dunia.”

    “Tidak jelas apakah kolong pesawat ambruk saat mendarat atau apakah kolong pesawat tidak terlipat sama sekali. Ini masalah yang sangat serius dan tentunya akan menjadi fokus para penyelidik,” imbuh Thomas.

    Ia menambahkan “sangat membingungkan” bahwa kecelakaan itu terjadi, mengingat pesawat itu mendarat dalam kondisi kering dan cerah di bandara yang bagus.

    Bagi pihak manufaktur, raksasa penerbangan AS Boeing, insiden ini menambah masa sulit yang mereka hadapi dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kecelakaan 737 Max, sebuah tragedi yang membuat perusahaan setuju untuk mengaku bersalah karena menipu Administrasi Penerbangan Federal selama proses sertifikasi pesawat tersebut.

    Namun, para analis menggambarkan Boeing 737-800 — model sebelumnya dan berbeda dari Max — sebagai pesawat pekerja keras yang andal di angkasa dengan rekam jejak keselamatan yang sangat kuat.

    Kepala eksekutif Jeju Air mengatakan pesawat itu tidak menunjukkan “tanda-tanda masalah” sebelum kecelakaan hari Minggu.

    “Saat ini, sulit untuk menentukan penyebab kecelakaan, dan kami harus menunggu pengumuman resmi penyelidikan oleh badan pemerintah terkait,” kata Kim Yi-bae saat jumpa pers di bandara.

    Pesawat Jeju Air Boeing 737-800 dengan kode penerbangan 7C 2216 dari Bangkok, Thailand membawa 175 penumpang dan enam awak ketika mendarat tanpa roda di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/12/2024).

    Ke mana Fokus Investigasi Penyebab Kecelakaan?

    Petugas dari Komite Investigasi Insiden Nasional telah tiba untuk menyelidiki penyebab kecelakaan tersebut.

    Menurut pengarahan dari Kementerian Pertanahan, menara pengawas telah memerintahkan pilot untuk mengubah arah dan mendarat di arah yang berlawanan, untuk menghindari potensi tabrakan dengan burung.

    Pilot pun mengikuti instruksi tersebut.

    Sekitar satu menit kemudian, pilot membuat panggilan mayday ke menara.

    Upaya pendaratan terjadi sekitar dua menit setelah panggilan mayday, menurut kementerian.

    Pihak berwenang melanjutkan penyelidikan mereka.

    Perekam data penerbangan “kotak hitam” telah ditemukan oleh komite investigasi kecelakaan sementara alat perekam suara belum ditemukan, kata pejabat kementerian.

    Perekam data penerbangan atau yang disebut “kotak hitam” menawarkan fakta penting kepada penyelidik keselamatan penerbangan saat menyusun sebuah insiden.

    Lebih dari 700 personel dari polisi, militer, dan penjaga pantai telah dikerahkan untuk upaya tanggapan di tempat, tambah kementerian tersebut.

    Apa Kata Pihak Berwenang?

    Penjabat presiden Korea Selatan mengatakan lokasi jatuhnya pesawat hari Minggu telah dinyatakan sebagai zona bencana khusus dan ia berjanji akan melakukan penyelidikan penuh atas penyebab bencana mematikan itu.

    “Kami akan memusatkan semua sumber daya untuk pemulihan dan dukungan bagi para korban. Semua sumber daya yang diperlukan sedang dimobilisasi, dan zona bencana khusus telah ditetapkan,” kata Choi Sang-mok dalam sebuah pernyataan.

    Choi, yang datang ke lokasi kecelakaan pada hari Minggu, menyampaikan “belasungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan” dan berjanji akan melakukan segala upaya untuk menangani dampak dari insiden tersebut dan mencegah kecelakaan serupa terjadi di masa mendatang.

    Tragedi ini terjadi hanya dua hari setelah Choi menjabat sebagai pejabat presiden, babak terakhir dalam masa kekacauan politik di Korea Selatan.

    Presiden negara saat ini, Yoon Suk Yeol, dicabut kekuasaannya oleh parlemen dua minggu lalu menyusul perintah darurat militer yang menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan politik . Saat ini ia diskors sementara pengadilan tinggi memutuskan nasibnya.

    Han Duck-soo, orang yang menggantikan Yoon sebagai penjabat presiden, dimakzulkan oleh parlemen pada hari Jumat , yang berarti Choi – menteri keuangan dan wakil perdana menteri – menggantikannya.

         
    Petugas penyelamat mengambil bagian dalam operasi penyelamatan di lokasi jatuhnya pesawat setelah keluar landasan pacu di Bandara Internasional Muan, di Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024. 
    Foto: Kim Hong-Ji/Reuters
    Apa yang dikatakan pembuat pesawat itu?
    Boeing menyampaikan belasungkawa kepada mereka yang kehilangan orang terkasih dalam kecelakaan itu.

    “Kami sedang menghubungi Jeju Air terkait Penerbangan 2216 dan siap membantu mereka,” kata Boeing dalam pernyataan singkat yang diunggah di akun X-nya.

    “Kami menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang kehilangan orang yang dicintai dan pikiran kami tertuju kepada para penumpang dan awak pesawat,” tambah perusahaan itu.

    Raksasa penerbangan AS ini mengalami masa sulit dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dua kecelakaan 737 Max, sebuah tragedi yang membuat perusahaan setuju untuk mengaku bersalah karena menipu Administrasi Penerbangan Federal selama proses sertifikasi pesawat tersebut.

    Namun, para analis menggambarkan Boeing 737-800 sebagai pekerja keras yang andal di angkasa dengan catatan keselamatan yang sangat kuat .

  • Potret Proses Evakuasi Korban Kecelakaan Maut Jeju Air di Korea

    Potret Proses Evakuasi Korban Kecelakaan Maut Jeju Air di Korea

    Dilaporkan Reuters, Minggu (29/12/2024) pagi waktu Korea Selatan, pesawat Jeju Air keluar landasan dan menabrak dinding di Bandara Internasional Muan. Insiden terjadi pukul 9:07 pagi saat Melansir laporan Yonhap News, pesawat Jeju Air diketahui lepas landas dari Bangkok, Thailand untuk menuju Bandara Internasional Muan, sekitar 288 kilometer dari Seoul. (REUTERS/Kim Hong-Ji)