Negara: Korea Selatan

  • Kenapa Burung Bisa Membahayakan Penerbangan? Ini Kata Pakar

    Kenapa Burung Bisa Membahayakan Penerbangan? Ini Kata Pakar

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pesawat Jeju Air jatuh saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12) dan menewaskan total 179 orang dari 181 yang ada di dalam pesawat. Hanya dua orang yang selamat dari insiden tersebut, dan keduanya merupakan pramugari.

    Para pengamat dan pihak berwenang sejauh ini menduga kecelakaan Jeju Air terjadi imbas bird strike dan diperparah dengan cuaca buruk saat insiden terjadi. Bird strike merupakan insiden yang terjadi ketika pesawat sedang terbang dan menabrak burung.

    Namun begitu, analis penerbangan hingga aparat Korsel masih menunggu penyelidikan kotak hitam pesawat untuk memastikan penyebab kecelakaan.

    Lantas, kenapa burung bisa membahayakan penerbangan?

    Burung di sekitar pesawat dapat membahayakan penerbangan karena mereka bisa bertabrakan dengan pesawat saat lepas landas, mendarat atau selama penerbangan.

    Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada struktur pesawat, mesin atau sistem vital lainnya. Selain itu, jika burung terhisap ke dalam mesin pesawat, dapat menyebabkan kerusakan serius dan menghentikan mesin.

    Meski terlihat sepele dan cukup sering terjadi, tabrakan dengan burung, apalagi sekawanan burung dapat membahayakan pesawat.

    Menurut Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), bird strike bisa membuat jet atau mesin kehilangan daya saat terbang jika burung tersedot ke dalam saluran udara pesawat. Tabrakan burung telah menyebabkan sejumlah kecelakaan fatal di seluruh dunia.

    Bird strike saat ini dapat terjadi setiap hari, dengan beberapa variabilitas musiman karena pola migrasi burung.

    Dewan Keselamatan Transportasi Australia mencatat 16.626 insiden bird strike terjadi antara tahun 2008-2017. Sementara itu, di Amerika Serikat, Administrasi Penerbangan Federal melaporkan 17.200 insiden bird strike pada tahun 2022 saja.

    Menurut ICAO, 90 persen bird strike terjadi di dekat bandara. Umumnya, insiden ini terjadi ketika pesawat lepas landas atau mendarat, atau terbang di ketinggian yang lebih rendah di mana sebagian besar aktivitas burung terjadi.

    Melansir CNN, dampak dari bird strike tergantung pada banyak faktor, termasuk jenis pesawat. Namun, pada pesawat-pesawat kecil, terutama yang bermesin tunggal, bird strike bisa berakibat fatal.

    Sejak tahun 1988, 262 kematian akibat bird strike telah dilaporkan di seluruh dunia, dan 250 pesawat hancur.

    Badan Keselamatan Penerbangan Uni Eropa (EASA) menjelaskan bird strike tidak hanya menjadi masalah serius yang menjadi perhatian maskapai penerbangan komersial yang menyebabkan kerugian tahunan dalam jumlah jutaan, tetapi juga mempengaruhi penerbangan umum.

    “Banyak pilot yang tidak menyadari bahwa tabrakan dengan burung berbulu halus dapat menyebabkan kerusakan serius,” demikian keterangan EASA.

    EASA mengungkap peluang terjadinya bird strike tergantung pada waktu dan kondisi geografis. Salah satu waktu paling rawan adalah ketika migrasi burung besar-besaran sedang berlangsung.

    Menurut EASA formasi burung selama masa migrasi utama, selama musim dingin, dan kemunculan kelompok atau pertemuan massal secara tiba-tiba menghadirkan risiko bird strike.

    Selain itu, penerbangan rendah, pendaratan di luar bandara, dan lepas landas di luar bandara di dalam atau di sekitar area burung yang terkait dengan pesawat juga berpotensi menimbulkan gangguan.

    “Meskipun tampaknya banyak burung yang berkembang biak telah terbiasa dengan lalu lintas udara yang konsisten, seperti yang ditunjukkan oleh prevalensi mereka di dekat bandara dan lapangan terbang, beberapa kawanan burung yang sedang beristirahat atau bermigrasi pada musim dingin dapat bereaksi secara tidak terduga terhadap kendaraan terbang asing ini,” ujar EASA.

    “Penerbangan rendah di bawah 2.000 kaki AGL dan pendaratan di luar bandara menarik perhatian burung-burung tersebut dan dapat menyebabkan reaksi melarikan diri,” pungkasnya.

    (tim/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Lagi! Pesawat Jeju Air Mengalami Masalah di Roda Pendaratan

    Lagi! Pesawat Jeju Air Mengalami Masalah di Roda Pendaratan

    Seoul

    Tragedi penerbangan baru saja menimpa Jeju Air di Seoul Korea Selatan, Minggu (29/12) kemarin. Hari ini, pesawat Jeju Air yang lain juga mengalami masalah. Roda pendaratannya eror.

    Dilansir Reuters, Senin (30/12/2024), pesawat ini berangkat dari Bandara Gimpo di Seoul dan menuju Jeju.

    Namun pesawat ini mengalami masalah roda pendaratan (landing gear issue) yang belum teridentifikasi sesaat setelah lepas landas. Pesawat itu harus balik lagi ke Bandara Gimpo di Seoul.

    Beruntung, pesawat itu dapat mendarat di Gimpo dengan selamat. Informasi ini dikutip Reuters dari kantor berita Yonhap.

    Pesawat yang mengalami masalah itu bernomor 7C101, berangkat dari Gimpo pukul 06.36 pagi waktu setempat. Yonhap menyebut masalah yang dialami pesawat hari ini sama dengan masalah yang dialami pesawat yang meledak pada Minggu (29/12) kemarin.

    Untuk pesawat Jeju Air 7C101 yang mengalami masalah hari ini, ada 161 orng penumpang di dalamnya. Setelah mendarat kembali di Gimpo, para penumpang kemudian dipindahkan ke unit alternatif dari jenis Boeing B737-800 yang sama, berangkat pukul 8.30 pagi waktu setempat. Namun, 21 penumpang memilih tidak jadi berangkat karena khawatir akan aspek keselamatan.

    Kepala kantor pendukung manajemen Jeju Air, Song Kyung-hoon, menjelaskan kapten dari pesawt tersebut sempat mengontak pusat kendali di darat setelah mendeteksi sinyal masalah di roda pesawat.

    Sebagai perbandingan, pesawat Jeju Air yang mengalami kecelakaan Minggu (29/12) kemarin juga mengalami masalah pada roda pendaratan. Diduga, tiga roda pendaratan gagal berfungsi. Akhirnya, pesawat nahas itu mendarat dengan perutnya dan meledak usai menabrak dinding. Sebanyak 179 orang tewas dan hanya 2 orang yang selamat.

    (dnu/dhn)

  • IHSG Sesi I Hari Ini Melemah 0,18 Persen

    IHSG Sesi I Hari Ini Melemah 0,18 Persen

    Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan bursa sesi I hari ini, Senin (30/12/2024), masih tertahan di zona merah.

    IHSG sesi I hari ini melemah 12,86 poin atau 0,18% mencapai 7.023,7.

    IHSG bergerak dalam rentang 6.993-7.041. Perdagangan IHSG sesi I hari ini mencatatkan 10,9 miliar lembar saham senilai Rp 4,91 triliun dari 599.863 kali transaksi.

    Sebanyak 291 saham yang diperdagangkan pada sesi ini tercatat menguat, sebanyak 269 saham melemah, dan sebanyak 225 saham stagnan.

    Pada saat IHSG sesi I hari ini melemah, saham-saham Asia bervariasi pada hari ini. Kospi Korea Selatan naik 0,6% menjadi 2.418,80. Indeks Nikkei 225 Tokyo turun 0,9% menjadi 39.914,21. Indeks Hang Seng di Hong Kong turun 0,3% menjadi 20.030,63, sementara indeks Shanghai Composite naik 0,3% menjadi 3.408,72. Indeks S&P/ASX 200 di Australia juga turun 0,9% menjadi 8.191,50.

  • Badan Pesawat Jeju Air Hancur Total Sulitkan Identifikasi Penumpang Tewas – Halaman all

    Badan Pesawat Jeju Air Hancur Total Sulitkan Identifikasi Penumpang Tewas – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MUAN — Kecelakaan pesawat tragis Jeju Air jenis Boeing 737 800 di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, hari Minggu pagi kemarin menjadi bencana penerbangan domestik terburuk di Korea Selatan.

    Kecelakaan ini merenggut 179 nyawa penumpang dan pilot pesawat.  

    Pesawat dengan nomor penerbangan 7C 2216 tersebut jatuh dalam penerbangan dari Bangkok menuju Muan membawa total 181 penumpang dan awak pesawat.

    Jeju Air menerbangi rute Bangkok-Muan empat kali seminggu.

    Badan pesawat Jeju Air hancur total dalam kecelakaan itu dan membuat identifikasi korban tewas oleh tim penyelamat menjadi sangat sulit.

    Tim penyelamat melanjutkan upaya mereka untuk menemukan sisa-sisa penumpang yang hilang, sementara kamar mayat sementara telah didirikan untuk menampung jenazah yang ditemukan.

    Kementerian Perhubungan mengatakan landasan pacu di Bandara Internasional Muan akan ditutup hingga 1 Januari 2025.

    Penerbangan dari dan ke luar negeri di Bandara Internasional Muan sempat ditutup karena Covid-19.

    Jeju Air kembali menerbangi rute internasional melalui bandara ini kurang dari sebulan lalu.

    Menurut Kementerian Perhubungan Korea Selatan, pesawat keluar landasan saat mendarat lalu meledak dan terbakar hebat karena gangguan roda pendaratan.

    Insiden ini terjadi lima menit setelah pilot memberi isyarat mayday ke menara pengawas bandara. Pesawat mendarat darurat dan menabrak pagar pembatas dan terbakar.

    Petugas Bertengkar Hebat dengan Keluarga Penumpang

    Pertengkaran antara pihak berwenang dan keluarga yang ditinggalkan terjadi ketika orang yang berduka berusaha mengidentifikasi secara pribadi jenazah tersebut.

    Polisi menyatakan bahwa nama-nama tersebut hanya akan terungkap setelah mengkonfirmasi identitas melalui analisis sidik jari, yang menyebabkan perselisihan di Bandara Internasional Muan.

    Pemimpin Partai Demokrat Korea, Lee Jae-myung, berlutut menghibur keluarga penumpang pesawat Jeju Air jenis Boeing 737 800 yang jatuh di Bandara Internasional Muan di Jeonnam, Minggu sore, 29 Desember 2024. Chosun/Yonhap

    Bandara dipenuhi oleh keluarga-keluarga yang berduka, diliputi oleh kehilangan orang-orang yang mereka cintai, saat mereka menunggu dalam kesedihan yang mendalam.

    “Saya hanya melihat insiden besar seperti bencana Feri Sewol dan Itaewon di berita, tapi sekarang seseorang yang dekat dengan saya mengalami hal seperti ini, ini adalah situasi yang sangat berat.”

    “Saya rasa saya tidak dapat sepenuhnya memahami kesedihan yang dialami. keluarga,” kata seorang perempuan yang menemani temannya, anggota keluarga salah satu korban.

     

  • Kondisi Dua Korban Selamat Jeju Air, Alami Cedera-Terancam Lumpuh

    Kondisi Dua Korban Selamat Jeju Air, Alami Cedera-Terancam Lumpuh

    Jakarta

    Kecelakaan pesawat mematikan Jeju Air Korea Selatan menewaskan 179 orang. Salah satu dari dua orang yang selamat, yakni pramugara bahkan mengaku tidak mengingat bagaimana kecelakaan bisa terjadi pada Minggu (29/12/2024).

    Dirinya kini tengah terbaring di rumah sakit Mokpo Hankook.

    “Apa yang terjadi? Bagaimana saya bisa ada di sini?” kata dia saat terbangun, dikutip dari The Guardian.

    Ia memberitahu dokter hal terakhir yang ia ingat adalah mengenakan sabuk pengaman sebelum mendarat. Hal ini dikarenakan menurutnya saat itu pesawat akan segera mendarat. Tidak ada ingatan apapun terkait kejadian setelahnya.

    Dia bertugas melayani penumpang di dekat bagian belakang pesawat. Kini ia mengalami cedera di bahu kiri dan kepala.

    Ia berada dalam perawatan khusus karena kemungkinan efek samping termasuk kelumpuhan total, sementara korban selamat lainnya, seorang pramugari berusia 25 tahun juga sedang dirawat.

    Menurut laporan Bernama, meski kondisinya stabil, ia juga dilaporkan mengalami cedera pada pergelangan kaki dan kepala. Staf medis menolak menjawab pertanyaan wartawan tentang kondisinya.

    Pesawat Jeju Air 2216, yang membawa 181 penumpang, terbang dari Bandara Suvarnabhumi Bangkok dan kemudian jatuh di Bandara Internasional Muan di provinsi Jeolla Selatan Korea Selatan sekitar pukul 9 pagi waktu setempat.

    Sebelum kecelakaan, seorang penumpang mengirim pesan teks kepada anggota keluarga, mengatakan pesawat itu tidak dapat mendarat karena ada burung di sayapnya. Itu adalah salah satu pesan teks terakhir yang diketahui dikirim kepada anggota keluarga.

    “Ada burung yang tersangkut di sayap, dan kami tidak bisa mendarat. Baru saja. Haruskah saya meninggalkan pesan terakhir saya?” kata penumpang itu dalam pesan teks kepada seorang kerabat pada pukul 9 pagi.

    Kerabat itu mengatakan kepada kantor berita lokal News1, penumpang tidak dapat dihubungi setelah itu.

    Frutasinya Keluarga Korban

    Menurut The Korea Times, keluarga yang berduka atas kehilangan orang yang mereka cintai mengungkapkan kemarahan dan frustrasi atas tanggapan pihak berwenang setelah kecelakaan pesawat.

    Tangisan anggota keluarga terdengar di lantai pertama Bandara Internasional Muan, 288 kilometer barat daya Seoul.

    “Kakak perempuan saya ada di pesawat itu,” kata seorang wanita berusia 33 tahun bermarga Kim. “Dia mengalami begitu banyak kesulitan dan pergi bepergian karena situasinya baru saja mulai membaik.”

    Sekitar pukul 3:30 sore waktu setempat, pemerintah mulai merilis nama-nama 22 korban tewas yang dikonfirmasi, yang memicu kesedihan dan duka mendalam dari keluarga yang berkumpul.

    Sebagian memprotes bahwa nama-nama tersebut tidak sesuai dengan yang dirilis sebelumnya, sementara yang lain mengeluh bahwa mereka tidak menerima informasi apa pun selama berjam-jam.

    “Apakah terlalu berlebihan untuk meminta daftar korban tewas diumumkan dengan jelas beserta status terkini kecelakaan?” kata salah seorang anggota keluarga.

    Sebagian menuntut agar mereka diizinkan mengunjungi lokasi kecelakaan agar mereka dapat mengidentifikasi anggota keluarga mereka. Kementerian Kesehatan Korea Selatan mengaktifkan sistem tanggap darurat medis yang meminta personel medis dan penyelamat darurat untuk dikirim ke lokasi kejadian.

    Kementerian juga mengirim seorang direktur pemakaman untuk membantu persiapan pemakaman dan berencana untuk menawarkan konseling profesional kepada para korban dan keluarga mereka.

    Sementara itu, pemerintah provinsi Jeolla Selatan mengatakan akan membuka akomodasi sementara bagi keluarga korban di asrama Universitas Nasional Mokpo.

    (naf/kna)

  • Sejumlah Program Televisi Korea Batal Tayang setelah Kecelakaan Jeju Air

    Sejumlah Program Televisi Korea Batal Tayang setelah Kecelakaan Jeju Air

    Jakarta, Beritasatu.com – Sejumlah acara di Korea Selatan batal ditayangkan setelah terjadinya kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan yang menyebabkan korban jiwa.

    Kecelakaan pesawat yang memilukan tersebut meninggalkan kesedihan yang mendalam. Pada Minggu (29/12/2024), pihak penyiar mengumumkan bahwa siaran acara penghargaan MBC Entertainment Awards 2024 dan beberapa acara lainnya harus dibatalkan.

    Acara MBC Entertainment Awards 2024 yang mulanya dijadwalkan menampilkan momen karpet merah, terpaksa dibatalkan setelah kecelakaan tersebut. Tak hanya itu, program lainnya, seperti The King of Mask Singer juga tidak akan tayang pada hari yang sama. 

    Dilansir dari Soompi Senin (30/12/2024) MBC mengumumkan bahwa episode terbaru acara tersebut yang semula dijadwalkan tayang pukul 18.00 sore waktu setempat akan digantikan dengan siaran khusus mengenai kecelakaan pesawat Jeju Air.

    Lebih lanjut, sejumlah acara lain turut mengumumkan pembatalan siarannya, termasuk Boss in the Mirror, 2 Days & 1 Night, The Ddanddara, dan Gag Concert. Program JTBC Newsroom, yang seharusnya menampilkan aktor Hyun Bin serta Chef & My Fridge dengan bintang tamu Song Joong-ki, juga terpaksa dibatalkan. SBS pun mengonfirmasi bahwa Running Man pun tidak akan ditayangkan.

    Diketahui, kecelakaan pesawat Jeju Air terjadi pada pagi Minggu (29/12/2024) sekitar pukul 09.07 waktu setempat, setelah pesawat Jeju Air tipe Boeing 737-800 yang baru kembali dari Bangkok, Thailand, gagal mendarat di Bandara Internasional Muan. 

    Pesawat tersebut menabrak pagar dan rusak parah hingga menyebabkan kebakaran. Laporan menyebutkan bahwa kecelakaan disebabkan oleh tabrakan dengan burung yang merusak roda pendaratan pesawat.

    Dari 181 orang yang berada di pesawat Jeju Wir, yang terdiri dari 175 penumpang dan enam awak kabin, hanya dua orang yang selamat, keduanya merupakan pramugari. Semua penumpang dan awak kabin lainnya dipastikan meninggal dunia.

  • Apa Itu Bird Strike Diduga Jadi Penyebab Jeju Air Jatuh saat Mendarat?

    Apa Itu Bird Strike Diduga Jadi Penyebab Jeju Air Jatuh saat Mendarat?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Dunia penerbangan kembali berduka usai pesawat Jeju Air yang mengangkut total 181 orang jatuh saat mendarat di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12).

    Seluruh penumpang dan awak kabin Jeju Air dinyatakan meninggal dunia. Hanya ada dua orang yang berhasil selamat dan keduanya merupakan pramugari.

    Dilansir AFP, Jeju Air yang berangkat dari Thailand ke Korea Selatan itu membawa total 181 orang. Terdiri dari 175 penumpang dan 6 awak kabin.

    Sejauh ini, analis penerbangan hingga aparat Korsel masih menunggu penyelidikan kotak hitam pesawat untuk memastikan penyebab kecelakaan.

    Namun, para pengamat dan pihak berwenang sejauh ini menduga kecelakaan Jeju Air terjadi imbas bird strike dan diperparah dengan cuaca buruk saat insiden terjadi.

    Pemadam kebakaran Korsel menyatakan cuaca buruk dan bird strike mampu memicu kerusakan mesin pesawat saat terbang. Namun, penjelasan rinci terkait penyebab akan diumumkan setelah investigasi gabungan selesai.

    “[Penyebab] diduga adalah tabrakan burung yang dikombinasikan dengan kondisi cuaca buruk,” ujar Kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Muan Lee Jeong-hyun.

    Kementerian Pertanahan, Infrastruktur dan Transportasi Korea juga merilis pernyataan terkait kronologi di landasan pacu. Menara pengawas disebut sempat memberi peringatan tabrakan burung kepada pilot.

    Peringatan itu membuat pesawat tersebut sempat mencoba mendarat lagi di landasan. Namun, upaya itu tidak berhasil, pesawat justru mendarat tanpa roda pendaratan.

    Pesawat kemudian hilang kendali dan keluar dari landasan pendaratan, lalu menabrak pagar, dan hancur hingga memicu kepulan api.

    Apa itu birdstrike?

    Bird strike merupakan insiden yang terjadi Ketika pesawat sedang terbang dan menabrak burung. Meski terlihat sepele dan cukup sering terjadi, tabrakan dengan burung, apalagi sekawanan burung, bisa membahayakan pesawat.

    Menurut Organisasi Penerbangan Siil Internasional (ICAO), bird strike bisa membuat jet atau mesin kehilangan daya saat terbang jika burung tersedot ke dalam saluran udara pesawat.

    Tabrakan burung telah menyebabkan sejumlah kecelakaan fatal di seluruh dunia.

    “Kami sedang mempertimbangkan kemungkinan burung besar mengenai mesin, dan seperti yang kita ketahui, itu sangat jarang terjadi,” kata konsultan penerbangan Philip Butterworth-Hayes kepada AFP.

    Ia menyebutkan salah satu kecelakaan pesawat imbas bird strike yang paling diingat adalah insiden “Miracle on the Hudson” pada 2009. Saat itu, pesawat Airbus A320 milik US Airways terpaksa mendarat darurat di Sungai Hudson, New York, setelah menabrak burung hingga kedua mesin pesawat rusak.

    Seluruh penumpang berhasil selamat.

    Meski begitu, Butterworth-Hayes menuturkan jika bird strike benar-benar menjadi penyebab utama pesawat jeju Air jatuh, insiden tabrak burung itu benar-benar mengenai titik vital pesawat.

    “Butuh rangkaian peristiwa yang benar-benar katastropik untuk menyebabkan kehilangan nyawa sebesar ini,” kata Butterworth-Hayes.

    “Sistem perlindungan dalam pesawat sangat tangguh,” tambahnya.

    Butterworth-Hayes menggambarkan insiden Jeju Air ini sebagai “kejadian paling serius yang pernah saya lihat” dalam beberapa tahun terakhir.

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Rupiah Sedikit Bertenaga ke Rp16.186 Pagi Ini

    Rupiah Sedikit Bertenaga ke Rp16.186 Pagi Ini

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah dibuka di posisi Rp16.186 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (30/12) pagi. Mata uang Garuda naik 48 poin atau plus 0,30 persen.

    Sedangkan mata uang Asia lain mayoritas tunduk atas dolar AS. Dolar Hong Kong merosot 0,01 persen, ringgit Malaysia jatuh 0,02 persen, yuan China minus 0,03 persen, peso Filipina ambruk 0,14 persen, dan rupee India amblas 0,32 persen.

    Mata uang lain yang sedikit bertenaga pagi ini adalah dolar Singapura plus 0,01 persen, yen Jepang tumbuh 0,06 persen, won Korea Selatan menguat 0,25 persen, dan baht Thailand tumbuh 0,43 persen.

    Di lain sisi, mata uang utama negara maju dominan kokoh. Poundsterling Inggris naik 0,01 persen, euro Eropa mandek, franc Swiss tumbuh 0,04 persen, dolar Australia menguat 0,24 persen, dan dolar Kanada plus 0,08 persen.

    Analis Doo Financial Futures Lukman Leong menyebut rupiah akan bergerak datar hari ini. Namun, ada potensi menguat terbatas di tengah minimnya aktivitas perdagangan dan data-data ekonomi penting.

    “Dolar AS sendiri terpantau sedikit lebih lemah setelah data menunjukkan defisit perdagangan yang lebih besar dari perkiraan pada Jumat (27/12),” katanya kepada CNNIndonesia.com.

    Ia memperkirakan rupiah bergerak di kisaran Rp16.150 sampai Rp16.250 per dolar AS pada hari ini.

    (skt/pta)

  • Video: Kecelakaan Pesawat Jeju Air Saat Mendarat Tewaskan 179 Jiwa

    Video: Kecelakaan Pesawat Jeju Air Saat Mendarat Tewaskan 179 Jiwa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia penerbangan kembali berduka, empat hari usai insiden nahas yang menimpa Azerbaijan Airlines pada 25 Desember lalu. Pada Minggu 29 Desember kemarin giliran maskapai penerbangan Korea Selatan Jeju yang mengalami kecelakaan dan menewaskan 179 jiwa termasuk awak kabin.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (30/12/2024).

  • Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Ketika Saya Bangun, Saya Sudah Diselamatkan – Halaman all

    Pengakuan Korban Selamat Kecelakaan Pesawat Jeju Air: Ketika Saya Bangun, Saya Sudah Diselamatkan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan pesawat Jeju Air 7C2216 terjadi saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Provinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan, Minggu (29/12/2024) pukul 09.03 waktu setempat.

    Pesawat Jeju Air terbakar setelah tergelincir dari landasan pacu dan menghantam pagar beton ketika roda pendaratan depannya tampaknya tidak dapat digunakan.

    Kementerian Perhubungan Korea Selatan mengatakan, pesawat itu adalah jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun yang sedang dalam perjalanan kembali dari Bangkok, Thailand.

    Semua penumpang, kecuali dua dari 181 orang di dalam pesawat tewas, kata badan pemadam kebakaran Korea Selatan.

    Dilansir euronews, empat dari korban tewas adalah awak pesawat, sisanya penumpang.

    Petugas darurat menyelamatkan dua orang, keduanya anggota kru, ke tempat yang aman.

    Petugas kesehatan mengatakan mereka dalam keadaan sadar dan tidak dalam kondisi yang mengancam jiwa.

    Satu dari dua orang yang selamat, Lee (33), mengatakan kepada dokter bahwa dia “sudah diselamatkan” ketika dia terbangun di rumah sakit, demikian laporan Kantor Berita Yonhap.

    Lee bekerja sebagai pramugari di pesawat Jeju Air yang jatuh pada Minggu pagi.

    Layanan darurat awalnya membawa Lee ke rumah sakit di kota terdekat Mokpo, selatan Seoul.

    Namun, Lee kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, Minggu, seperti diberitakan The Guardian.

    Lee saat ini sedang dalam perawatan intensif setelah dokter mendiagnosisnya dengan beberapa patah tulang dan risiko kelumpuhan.

    “Dia sudah bisa berkomunikasi sepenuhnya,” kata Ju.

    “Belum ada tanda-tanda kehilangan ingatan atau semacamnya,” jelasnya.

    Korea Selatan Umumkan Masa Berkabung Nasional

    Penjabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, telah mengumumkan masa berkabung nasional hingga 4 Januari 2025 atas kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan.

    “Kami menyampaikan belasungkawa dan simpati yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan dari mereka yang kehilangan nyawa dalam tragedi yang tak terduga ini,” katanya, Minggu, dikutip dari The Guardian.

    Bendera di kantor-kantor pemerintah akan diturunkan dan pegawai negeri sipil akan mengenakan pita hitam.

    Peristiwa ini merupakan ujian besar pertama bagi Choi, yang mulai menjabat pada hari Jumat setelah parlemen Korea Selatan memilih untuk memakzulkan penjabat presiden sebelumnya, Han Duck-soo.

    Kronologi Kecelakaan Pesawat Jeju Air

    Para pejabat mengatakan, pilot mengirimkan sinyal marabahaya sesaat sebelum pesawat melewati ujung landasan pacu.

    Rekaman yang ditayangkan oleh saluran televisi Korea Selatan menunjukkan pesawat tergelincir — dan tampaknya tanpa roda pendaratan yang terpasang.

    Tentara Korea Selatan mencari penumpang yang hilang di dekat puing-puing pesawat seri Boeing 737-800 Jeju Air setelah pesawat itu jatuh dan terbakar di Bandara Internasional Muan di Provinsi Jeolla Selatan, sekitar 288 kilometer barat daya Seoul pada 29 Desember 2024. (AFP/JUNG YEON-JE)

    Pesawat itu melewati landasan pacu dan menabrak pembatas, memicu ledakan api.

    Rekaman menunjukkan gumpalan asap tebal mengepul dari pesawat, yang dilalap api.

    Diberitakan AP News, Jet Boeing 737-800 berusia 15 tahun itu tiba dari Bangkok ketika kecelakaan terjadi pada pukul 09.03 pagi hari Minggu di Kota Muan.

    Pekerja telah mengambil data penerbangan dan perekam suara kokpit dari kotak hitam pesawat, yang akan diperiksa oleh ahli pemerintah yang menyelidiki penyebab kecelakaan dan kebakaran, kata pejabat senior Kementerian Perhubungan Joo Jong-wan.

    Pesawat yang dioperasikan oleh Jeju Air tersebut membawa 181 penumpang dan awak.

    Dari jumlah tersebut, total 179 orang tewas dalam kecelakaan dan kebakaran yang terjadi; hanya dua awak yang selamat.

    Kim E-bae, presiden Jeju Air, membungkuk dalam-dalam bersama pejabat senior perusahaan lainnya saat ia meminta maaf kepada keluarga yang ditinggalkan.

    Ia mengatakan merasa “bertanggung jawab penuh” atas insiden tersebut.

    Boeing juga menyampaikan belasungkawa dan mengatakan dalam sebuah pernyataan di X bahwa pihaknya siap mendukung perusahaan dalam menangani kecelakaan tersebut.

    Pemerintah Korea Selatan kemudian menyatakan Muan sebagai zona bencana khusus.

    Butuh waktu berbulan-bulan untuk menentukan penyebabnya.

    Namun, ada beberapa kemungkinan petunjuk.

    Lee Jeong-hyeon, kepala stasiun pemadam kebakaran Muan, mengatakan para pekerja tengah menyelidiki berbagai kemungkinan penyebab kecelakaan, termasuk apakah pesawat itu ditabrak burung.

    Pejabat Kementerian Perhubungan mengatakan menara pengawas bandara mengeluarkan peringatan tabrakan burung kepada pesawat sesaat sebelum pesawat itu hendak mendarat dan memberikan izin kepada pilotnya untuk mendarat di area yang berbeda.

    Pesawat itu hancur dengan bagian ekornya menjadi satu-satunya bagian yang dapat dikenali di antara reruntuhan, kata kepala pemadam kebakaran dalam jumpa pers yang disiarkan televisi.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Pesawat Jeju Air Jatuh di Korsel