Negara: Korea Selatan

  • Buntut Kecelakaan Jeju Air, AS dan Boeing Kirim Tim Penyelidik

    Buntut Kecelakaan Jeju Air, AS dan Boeing Kirim Tim Penyelidik

    Seoul

    Kecelakaan pesawat maskapai Jeju Air, yang menewaskan sedikitnya 179 orang, di Korea Selatan (Korsel) melibatkan pesawat Boeing jenis 737-800. Tim penyelidik dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Boeing sebagai produsen pesawat itu ikut terlibat dalam penyelidikan penyebab kecelakaan tersebut.

    Otoritas Korsel, seperti dilansir kantor berita Yonhap, Selasa (31/12/2024), menyebut tim penyelidik AS dan para pejabat Boeing telah tiba di lokasi kecelakaan di Bandara Internasional Muan.

    Menurut Kementerian Transportasi Korsel, tim yang tiba dari AS itu terdiri atas satu anggota Otoritas Penerbangan Federal AS (FAA), kemudian tiga pakar dari Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), dan empat perwakilan dari Boeing.

    Mereka akan bergabung dengan para pejabat dari Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api Korsel (ARAIB) dalam melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan Jeju Air.

    Tim AS itu tiba di Korsel sejak Senin (30/12) waktu setempat melalui Bandara Internasional Incheon dan melakukan perjalanan langsung ke Muan, yang berjarak sekitar 290 kilometer sebelah barat daya Seoul, untuk mempersiapkan penyelidikan.

    “Para penyelidik Korea Selatan dan AS membahas soal prosedur jadwal dan area-area spesifik yang menjadi fokus penyelidikan,” tutur kepala kebijakan penerbangan pada Kementerian Transportasi Korsel, Joo Jong Wan, saat berbicara dalam konferensi pers.

    Berdasarkan konvensi Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO), negara yang menjadi lokasi kecelakaan bertanggung jawab untuk memulai penyelidikan.

  • Begini Nasib Rupiah di Hari Terakhir 2024 – Page 3

    Begini Nasib Rupiah di Hari Terakhir 2024 – Page 3

    Pasar juga masih mengamati perkembangan pejabat presiden Korea Selatan, Perdana Menteri Han Duck-soo, yang menghadapi pemungutan suara pemakzulan, di tengah krisis politik yang dipicu oleh sidang pertama Mahkamah Konstitusi tentang darurat militer Presiden Yoon Suk Yeol yang berlaku singkat.

    Adapun Bank Dunia yang menaikkan proyeksinya terkait pertumbuhan ekonomi China pada tahun 2024 dan 2025.

    Namun, badan keuangan global itu memperingatkan bahwa kepercayaan rumah tangga dan bisnis yang lesu, bersama dengan hambatan di sektor properti, akan tetap menjadi hambatan tahun depan.

    Pasar Respon Positif Kebijakan PPN 12%

    “Pasar merespon positif tentang pemberlakuan PPN 12% yang akan akan berlaku di Januari 2025 sebagai langkah strategis dari pemerintah namun penuh tantangan,” ungkap Ibrahim.

    Seperti diketahui, kenaikan PPN ini bertujuan untuk memperkuat ruang fiskal guna mendukung keberlanjutan pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

    Kebijakan ini bersifat selektif untuk rakyat dan perekonomian. Langkah ini juga diiringi asas keadilan, karena barang kebutuhan pokok, jasa kesehatan, pendidikan, dan transportasi umum tetap bebas PPN, sehingga beban masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah dapat diminimalkan.

    Data Kemenkeu menunjukkan, setengah dari insentif PPN dinikmati masyarakat mampu. Contoh kelompok barang mewah yang sebelumnya dibebaskan PPN misalnya daging premium seperti wagyu dan daging kobe.

    Begitu juga dengan jasa premium seperti sekolah internasional dan layanan kesehatan VIP. Hal tersebut menjadi bagian dari pertimbangan pemerintah untuk menaikkan PPN ketimbang pajak penghasilan (PPh) untuk mengoptimalkan penerimaan pajak negara.

    Basis pajak PPh lebih kecil dibandingkan PPN, karena hanya dikenakan pada wajib pajak tertentu. Dengan demikian, potensi penerimaan negara dari PPh lebih terbatas dibandingkan PPN yang berlaku luas.

  • Polisi Kepung Rumah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, Pengadilan Perintahkan Penangkapan – Halaman all

    Polisi Kepung Rumah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, Pengadilan Perintahkan Penangkapan – Halaman all

    Surat perintah itu dikeluarkan atas keputusan kontroversial yang diambil Yoon untuk memberlakukan darurat militer pada awal Desember.

    TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Pengadilan Korea Selatan telah menyetujui surat perintah penangkapan untuk Presiden Yoon Suk Yeol.

    Seperti diketahui,  Yoon Suk Yeol dimakzulkan dan ditangguhkan dari kekuasaannya atas keputusannya untuk memberlakukan darurat militer pada 3 Desember 2024 lalu.

    Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) mengonfirmasi bahwa pengadilan Seoul menyetujui surat perintah yang diminta oleh penyidik ​​yang memeriksa penerapan darurat militer jangka pendek oleh Yoon .

    “Surat perintah penangkapan dan penggeledahan terhadap Presiden Yoon Suk Yeol, yang diminta oleh Markas Besar Investigasi Gabungan, dikeluarkan pagi ini,” kata Markas Besar Investigasi Gabungan dalam sebuah pernyataan dikutip dari Yonhap, Selasa (31/12/2024).

    Perintah penangkapan ini keluar hari ini di tengah suasana Korea Selatan yang masih berkabung akibat jatuhnya pesawat Jeju Air dua hari lalu yang menewaskan 179 penumpangnya.

    Dinilai Ilegal

    Yoon Kab-keun, pengacara presiden Yoon, menggambarkan tindakan tersebut sebagai “ilegal dan tidak sah”.

    “Surat perintah penangkapan dan surat perintah penggeledahan dan penyitaan yang dikeluarkan atas permintaan suatu lembaga tanpa kewenangan penyidikan adalah ilegal dan tidak sah,” kata pengacara tersebut dalam sebuah pernyataan.

    Pejabat penegak hukum Korea Selatan meminta surat perintah untuk menginterogasi Yoon atas tuduhan penyalahgunaan wewenang dan mengatur pemberontakan.

    Ini adalah surat perintah penangkapan pertama yang dikeluarkan untuk seorang presiden petahana di Korea Selatan, menurut media lokal.

    CIO tidak mengomentari alasan pengadilan dalam mengabulkan permintaan tersebut. Pengadilan menolak berkomentar.

    Tidak jelas kapan atau bagaimana surat perintah penangkapan Yoon akan dilaksanakan.

    Akan Ditahan di Seoul

    Badan keamanan presiden Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa bahwa mereka akan menjalankan surat perintah penangkapan tersebut sesuai dengan proses hukum yang berlaku.

    Surat perintah penangkapan saat ini berlaku hingga 6 Januari 2025.

    “Setelah dilaksanakan, Yoon diperkirakan akan ditahan di Pusat Penahanan Seoul,” kantor berita Yonhap mengutip CIO.

    Namun , berdasarkan hukum Korea Selatan, lokasi yang berpotensi terkait dengan rahasia militer tidak dapat disita atau digeledah tanpa persetujuan orang yang bertanggung jawab.

    Dan kecil kemungkinan Yoon akan secara sukarela meninggalkan kediamannya jika ia menghadapi penangkapan.

    Polisi Dikerahkan

    Polisi dikerahkan pada Selasa pagi ini di luar kediaman Yoon di pusat kota Seoul, dalam upaya untuk mencegah pertikaian. 

    Para pendukung dan pengunjuk rasa Yoon yang menuntut pemecatannya telah mengintai kediamannya.

    Media lokal menayangkan gambar-gambar pertikaian antara kedua kubu semalam.

    Bus polisi berjejer di jalan dekat kediaman Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan di Yongsan, pusat kota Seoul, pada 29 Desember 2024.

    Sebelumnya polisi gagal masuk kantor presiden

    Sebelumnya, polisi telah mencoba tetapi gagal untuk berhasil menggerebek kantor presiden sebagai bagian dari penyelidikan karena dinas keamanan presiden memblokir akses.

    Yoon menghadapi penyelidikan kriminal atas tuduhan pemberontakan, salah satu dari sedikit tuduhan di mana presiden Korea Selatan tidak memiliki kekebalan.

    Penjabat pemimpin Partai Kekuatan Rakyat yang berkuasa di Korea Selatan, Kweon Seong-dong, mengatakan pada hari Selasa bahwa upaya menahan presiden yang sedang menjabat adalah tindakan yang tidak pantas, menurut kantor berita Yonhap.

    Kekuasaan presidensial Yoon ditangguhkan setelah Majelis Nasional memberikan suara untuk memakzulkannya pada tanggal 14 Desember atas pemberlakuan darurat militer yang hanya berlangsung beberapa jam tetapi telah memicu kekacauan politik selama berminggu-minggu, menghentikan diplomasi tingkat tinggi, dan mengguncang pasar keuangan.

    Putusan pengadilan konstitusi masih menunggu keputusan apakah pemakzulan akan disahkan.

    Oh Dong-woon, kepala CIO, mengatakan bahwa tidak seperti surat perintah penggeledahan, surat perintah penahanan atau penangkapan yang dikeluarkan pengadilan tidak dapat dihalangi secara hukum, bahkan oleh presiden.

    Perintahkan Kekerasan Pakai Senjata

    Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, diduga mengizinkan militer menggunakan kekerasan, termasuk senjata api selama memberlakukan darurat militer.

    Temuan ini diungkapkan dalam laporan jaksa setebal 10 halaman yang diperoleh AFP pada Sabtu (28/12/2024).

    Laporan tersebut merupakan bagian dari dakwaan terhadap mantan Menteri Pertahanan, Kim Yong-hyun.

    Tidak hanya satu fakta, dalam laporan Jaksa, terdapat fakta lain yang baru saja terungkap.

    Di mana pada tanggal 3 Desember 2024, Yoon bersumpah akan mengumumkan darurat militer tidak hanya satu kali, melainkan 3 kali.

    Namun laporan ini ditolak keras oleh pengacara Yoon, Yoon Kab-keum.

    Dalam laporan tersebut, Yoon disebut memberikan instruksi ekstrem kepada kepala Komando Pertahanan Ibu Kota, Lee Jin-woo, untuk memaksa masuk ke Majelis Nasional.

    “Apakah kalian masih belum masuk? Apa yang kalian lakukan? Dobrak pintu dan seret mereka keluar, bahkan jika itu berarti menembak,” ujar Yoon sesuai dengan dokumen tersebut, dikutip dari AL-Arabiya.

    Selain itu, Yoon juga dilaporkan memerintahkan Kepala Komando Kontraintelijen Pertahanan, Jenderal Kwak Jong-keun, untuk memastikan anggota parlemen dikeluarkan dari ruang sidang.

    “Dobrak pintu-pintu dengan kapak jika perlu dan seret semua orang keluar,” perintahnya.

    Namun pengacara Yoon, Yoon Kab-keun, membantah keras laporan tersebut.

     

  • Korsel Selidiki Penyebab Kecelakaan Jeju Air, Lakukan Inspeksi Keselamatan

    Korsel Selidiki Penyebab Kecelakaan Jeju Air, Lakukan Inspeksi Keselamatan

    Seoul

    Pejabat Presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan inspeksi keselamatan darurat terhadap seluruh sistem operasi maskapai penerbangan. Perintah ini dikeluarkan seiring upaya penyidik untuk mengidentifikasi korban dan mencari penyebab bencana udara paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan.

    Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air yang mengalami pendaratan darurat di Bandara Internasional Muan, Minggu (29/12), telah menewaskan 179 orang. Pesawat tergelincir keluar dari ujung landasan pacu dan meledak setelah menghantam dinding. Dua awak pesawat berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup.

    “Prioritas utama saat ini adalah mengidentifikasi para korban, memberikan dukungan kepada keluarga mereka, dan merawat dua korban selamat,” ujar Choi dalam rapat manajemen bencana di Seoul.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Ia juga menekankan pentingnya transparansi dalam investigasi. “Kami meminta para pejabat untuk secara transparan mengungkapkan proses investigasi kecelakaan dan segera menginformasikan hasilnya kepada keluarga korban,” katanya.

    Choi juga menginstruksikan Kementerian Transportasi untuk melakukan inspeksi keselamatan menyeluruh terhadap sistem operasional maskapai penerbangan guna mencegah terulangnya insiden serupa.

    Bencana penerbangan terburuk di Korea Selatan

    Pesawat Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 membawa 175 penumpang dan enam kru. Pesawat berangkat dari Bangkok, Thailand, dan mencoba mendarat di Bandara Internasional Muan sekitar pukul 09.00 waktu setempat.

    Rekaman video dari media lokal menunjukkan pesawat Boeing 737-800 tergelincir tanpa roda pendaratan yang terlihat. Pesawat kemudian menabrak peralatan navigasi dan dinding bandara sehingga menyebabkan ledakan besar.

    “Hanya bagian ekor yang tersisa, sementara bagian lain dari pesawat sulit dikenali,” ujar Kepala Pemadam Kebakaran Muan, Lee Jung-hyun, dalam konferensi pers.

    Ia juga mengonfirmasi bahwa dua awak pesawat, seorang pria dan seorang perempuan berhasil diselamatkan dari bagian ekor yang terbakar. Mereka kini dirawat di rumah sakit dengan luka sedang hingga parah.

    Faktor penyebab kecelakaan masih diselidiki

    Para penyelidik sedang mempertimbangkan beberapa faktor penyebab kecelakaan, termasuk kemungkinan serangan burung dan kondisi cuaca. Menurut laporan kantor berita Yonhap, serangan burung mungkin telah menyebabkan roda pendaratan pesawat tidak berfungsi.

    Gregory Alegi, seorang ahli penerbangan, mengungkapkan bahwa kecelakaan ini menimbulkan banyak pertanyaan. “Mengapa pesawat melaju begitu cepat? Mengapa sayap tidak terbuka? Mengapa roda pendaratan tidak turun?” tanyanya.

    Sesuai aturan penerbangan internasional, Korea Selatan memimpin investigasi dengan melibatkan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Amerika Serikat, tempat pesawat tersebut dirancang dan diproduksi.

    Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal AS juga turut serta dalam penyelidikan.

    Sementara itu, Bandara Internasional Muan tetap ditutup hingga Rabu (01/01). Namun, bandara lain, termasuk Bandara Internasional Incheon, beroperasi seperti biasa.

    fr/pkp (Reuters, AFP)

    (nvc/nvc)

  • Mengenal Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air, Jet Populer Maskapai Dunia

    Mengenal Pesawat Boeing 737-800 Jeju Air, Jet Populer Maskapai Dunia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pesawat Boeing 737-800, yang digunakai maskapai Jeju Air, mengalami kecelakaan setelah mendarat darurat tanpa roda pendaratan pada hari Minggu lalu. Pesawat itu kemudian terbakar dan menewaskan 179 dari 181 penumpang di dalamnya.

    Penjabat Presiden Korea Selatan (Korsel), Choi Sang Mok, memerintahkan pemeriksaan darurat terhadap Boeing 737-800 negara itu. Ini jenis pesawat yang digunakan pada Penerbangan Jeju Air 7C2216 yang menyebabkan bencana penerbangan terburuk di Korsel dalam beberapa dekade.

    Boeing 737-800 sendiri merupakan salah satu pesawat yang paling umum digunakan di dunia. Sebelumnya jenis jet ini memiliki catatan keselamatan yang kuat. Pesawat ini mendahului Boeing 737 Max, jenis lain yang terlibat dalam dua kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan 346 orang, yang sempat dilarang terbang selama hampir dua tahun.

    Menurut firma data penerbangan Cirium, ada sekitar 4.400 Boeing 737-800 lama yang dioperasikan di seluruh dunia. Itu berarti model tersebut mencakup sekitar 17% dari armada jet penumpang komersial yang beroperasi di dunia.

    Menurut Cirium, usia rata-rata armada 737-800 di dunia adalah 13 tahun. Seri pesawat terakhir dikirimkan sekitar lima tahun lalu.

    Jeju Air sendiri menerima pesawat yang terlibat dalam kecelakaan akhir pekan ini pada tahun 2017. Sebelumnya, pesawat tersebut dioperasikan oleh maskapai penerbangan murah Eropa Ryanair, menurut Flightradar24. Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan itu berusia sekitar 15 tahun.

    Para ahli kedirgantaraan mengatakan bahwa kecil kemungkinan penyelidik akan menemukan masalah desain pada pesawat nahas tersebut. Investigasi menyeluruh bisa memakan waktu lebih dari setahun.

    “Gagasan bahwa mereka akan menemukan cacat desain pada titik ini hampir tidak masuk akal,” kata Direktur Pelaksana AeroDynamic Advisory, sebuah firma konsultan kedirgantaraan, Richard Aboulafia, seperti dikutip CNBC International, Selasa (31/12/2024).

    Sebenarnya insiden yang tidak biasa ini telah menimbulkan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. Seperti mengapa roda pendaratan tidak dikerahkan dan mengapa- dengan kerusakan hidrolik- pilot Boeing 737-800 tidak menurunkan roda pendaratan secara manual.

    Namun satu teori saat ini yang melibatkan kemungkinan tabrakan burung, bisa masuk akal. Hal itu menonaktifkan setidaknya satu atau kedua mesin.

    “Jika itu terjadi pada ketinggian tempat mereka berada, mereka mungkin tidak punya waktu untuk melakukan daftar periksa darurat,” kata  seorang pensiunan penyelidik keselamatan udara di Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) dan Administrasi Penerbangan Federal, Jeff Guzzetti.

    Lagipula, lanjutnya, jika pesawat tidak menabrak tumpukan tanah dan dinding di ujung landasan, kecelakaan itu sebenarnya bisa lebih bisa diselamatkan. Area itu menampung lokalisasi yang membantu mengarahkan pesawat.

    (sef/sef)

  • Kecelakaan Jeju Air, Pakar Pertanyakan Dinding Beton Dekat Landasan

    Kecelakaan Jeju Air, Pakar Pertanyakan Dinding Beton Dekat Landasan

    Seoul

    Para pakar penerbangan mengajukan pertanyaan tentang dinding beton “yang tidak biasa” di dekat landasan pacu dan perannya dalam kecelakaan pesawat Korea Selatan yang menewaskan 179 orang.

    Rekaman video memperlihatkan pesawat Jeju Air keluar dari landasan pacu sebelum bertabrakan dengan dinding tersebut dan terbakar di Bandara Internasional Muan.

    Pihak berwenang yang menyelidiki penyebab kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan tengah mempertimbangkan pentingnya lokasi dinding beton sekitar 250 meter dari ujung landasan pacu.

    Pakar keselamatan udara David Learmount mengatakan bahwa, jika “penghalang” itu tidak ada di sana, pesawat “akan mendarat dengan sebagian besar mungkin semua orang di dalamnya masih hidup”.

    BBC

    Pilot melaporkan bahwa pesawat itu menabrak seekor burung dan kemudian membatalkan pendaratan awal dan meminta izin untuk mendarat dari arah yang berlawanan.

    Learmount mengatakan pendaratan itu “sama bagusnya dengan pendaratan tanpa penutup/roda gigi: sayap sejajar, hidung tidak terlalu tinggi untuk menghindari patahnya ekor” dan pesawat tidak mengalami kerusakan parah saat meluncur di sepanjang landasan pacu.

    BBC

    “Alasan mengapa begitu banyak orang meninggal bukanlah pendaratan itu sendiri, tetapi fakta bahwa pesawat itu bertabrakan dengan penghalang yang tepat di luar ujung landasan pacu,” katanya.

    Christian Beckert, pilot Lufthansa yang bermarkas di Munich, menyebut struktur beton itu “tidak biasa”, dalam wawancaranya dengan kantor berita Reuters: “Biasanya, di bandara dengan landasan pacu di ujungnya, Anda tidak memiliki dinding.”

    Struktur beton itu menampung sistem navigasi yang membantu pendaratan pesawat yang dikenal sebagai localiser menurut Kantor Berita Yonhap Korea Selatan.

    BBC

    Dengan tinggi 4 meter, struktur itu ditutupi dengan tanah dan ditinggikan untuk menjaga localiser tetap sejajar dengan landasan pacu agar memastikannya berfungsi dengan baik, Yonhap melaporkan.

    Kementerian transportasi Korea Selatan mengatakan bahwa bandara lain di negara itu dan beberapa di luar negeri memasang peralatan dengan struktur beton.

    Namun, para pejabat akan memeriksa apakah peralatan itu seharusnya dibuat dengan bahan yang lebih ringan yang akan lebih mudah hancur saat terjadi benturan.

    Chris Kingswood, pilot dengan pengalaman 48 tahun yang telah menerbangkan jenis pesawat yang sama dalam kecelakaan itu, mengatakan kepada BBC News: “Rintangan dalam jarak dan jarak tertentu dari landasan pacu harus mudah hancur, yang berarti bahwa jika sebuah pesawat menabraknya, rintangan itu akan rusak.

    “Sepertinya tidak biasa bahwa struktur dinding itu sangat kaku. Pesawat itu, dari apa yang saya pahami, melaju sangat cepat, mendarat jauh di landasan pacu, jadi pasti telah melewati ujung landasan pacu… Jadi bagaimana Anda menyimpulkan semua ini? Tentu ini akan menjadi bahan penyelidikan.

    “Pesawat terbang bukanlah struktur yang kua tpesawat terbang, menurut desainnya, ringan agar efisien dalam penerbangan. Pesawat terbang tidak benar-benar dirancang untuk melaju dengan kecepatan tinggi di bagian perutnya sehingga segala jenis struktur dapat menyebabkan badan pesawat hancur dan kemudian menimbulkan bencana.

    “Bahan bakar disimpan di sayap sehingga begitu sayap patah, maka potensi kebakaran menjadi signifikan.

    “Jadi bukan hal yang pasti bahwa jika dinding itu tidak ada, hasilnya akan sangat berbeda.”

    Kingswood mengatakan bahwa dia akan “terkejut apabila lapangan terbang itu tidak memenuhi semua persyaratan sesuai dengan standar industri”.

    “Saya menduga jika kita berkeliling di lapangan terbang di banyak bandara internasional utama… kita akan menemukan banyak rintangan yang juga dapat dituduh menimbulkan bahaya,” tambahnya.

    Analis penerbangan Sally Gethin mempertanyakan apakah pilot tahu bahwa penghalang itu ada di sana, terutama mengingat pesawat itu mendekat dari arah yang berlawanan dari pendekatan pendaratan yang biasa.

    Dia mengatakan kepada BBC News: “Kita perlu tahu, apakah (pilot) menyadari ada batas dinding yang keras di ujungnya?

    “Jika mereka diarahkan oleh menara kontrol untuk membalikkan penggunaan landasan pacu untuk kedua kalinya, itu harus diungkap dalam penyelidikan black box.”

    “Saya pikir ada begitu banyak pertanyaan.”

    ‘Hati saya sangat pilu, saya tidak percaya apa yang terjadi’

    Perjalanan liburan ke Thailand seharusnya menyenangkan bagi keponakan Maeng Gi-Su dan dua putra keponakannya, yang tengah merayakan lulus ujian universitas.

    Namun perjalanan itu berakhir tragis.

    Ketiganya tewas saat pesawat Jeju Air yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, Minggu (29/12).

    Kecelakaan ini menewaskan 179 orang dari 181 orang di dalamnya.

    “Saya tidak percaya,” kata Maeng, 78 tahun, kepada BBC.

    “Hati saya amat pilu.”

    Keluarga itu sedang dalam perjalanan dari Bangkok ke Bandara Internasional Muan.

    Pesawat yang ditumpangi mereka tergelincir dari landasan pacu setelah mendarat dan menabrak dinding tidak lama setelah pukul 09:00 waktu setempat pada hari Minggu.

    Semua penumpang Boeing 737-800 tewas, dan menjadikannya kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

    Empat awak pesawat termasuk di antara korban tewas, sementara dua orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan pesawat dalam keadaan hidup.

    Menurut kantor berita Yonhap, 179 penumpang dalam penerbangan 7C2216 berusia antara tiga hingga 78 tahun, meskipun sebagian besar berusia 40-an, 50-an, dan 60-an.

    Dua orang warga negara Thailand termasuk di antara korban tewas dan sisanya diyakini warga Korea Selatan.

    Lima orang yang meninggal adalah anak-anak di bawah usia 10 tahun, dengan penumpang termuda adalah seorang anak laki-laki berusia tiga tahun.

    Seorang pria berusia enam puluhan mengatakan lima anggota keluarganya yang mencakup tiga generasi berada di pesawat itu.

    Termasuk di antaranya saudara iparnya, putrinya, suaminya, dan anak-anak mereka yang masih kecil, menurut kantor berita Yonhap.

    Banyak penumpang yang merayakan liburan Natal di Thailand dan sedang dalam perjalanan pulang.

    Sepupu salah seorang korban, Jongluk Doungmanee, mengatakan kepada BBC ThaiLand bahwa dia “terkejut” ketika mendengar berita itu.

    “Saya merinding. Saya tidak percaya,” kata Pornphichaya Chalermsin.

    Jongluk telah tinggal di Korea Selatan selama lima tahun terakhir dan bekerja di sebuah industri pertanian.

    Dia biasanya bepergian ke Thailand dua kali setahun selama liburan untuk mengunjungi ayahnya yang sakit dan dua anaknya berusia 7 dan 15 tahun dari pernikahan sebelumnya.

    Dia telah menghabiskan lebih dari dua minggu kali ini bersama suaminya, yang telah kembali ke Korea Selatan pada awal Desember.

    Ayahnya, yang menderita penyakit jantung, “remuk-redam” ketika mengetahui tentang kematiannya, kata Pornphichaya.

    “Ini tidak tertahankan baginya. Dia adalah putri bungsunya”, ujarnya, seraya menambahkan bahwa ketiga anaknya bekerja di luar negeri.

    Sosok ayah lainnya yang berusia 71 tahun, Jeon Je-young, mengatakan kepada Kantor berita Reuters bahwa putrinya Mi-Sook, yang diidentifikasi melalui sidik jarinya, sedang dalam perjalanan pulang setelah bepergian dengan teman-temannya ke Bangkok untuk liburan Natal.

    “Putri saya, yang baru berusia pertengahan 40-an, berakhir seperti ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa ia terakhir kali melihatnya pada 21 Desember, ketika ia membawa makanan dan kalender tahun depan ke rumahnya – yang menjadi momen terakhir mereka bersama.

    Mi-Sook meninggalkan seorang suami dan seorang putri remaja.

    “Ini tidak dapat dipercaya”, kata Jeon.

    Seorang perempuan mengatakan saudara perempuannya, yang telah mengalami masa sulit, memutuskan untuk mengunjungi Thailand karena kehidupannya mulai membaik.

    “Dia mengalami begitu banyak kesulitan dan pergi bepergian karena situasinya baru saja mulai membaik,” katanya kepada kantor berita Yonhap.

    Dua pramugari yang selamat dari kecelakaan itu ditemukan di bagian ekor pesawat, bagian yang paling utuh dari reruntuhan.

    Salah satunya adalah seorang pria berusia 33 tahun, dengan nama keluarga Lee, yang dilarikan ke rumah sakit di Mokpo, sekitar 25km di selatan bandara.

    Dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas Wanita Ewha Seoul di ibu kota, kantor berita Yonhap melaporkan.

    “Ketika saya bangun, saya sudah diselamatkan,” katanya kepada dokter di rumah sakit, menurut direkturnya Ju Woong, yang berbicara selama jumpa pers.

    Korban selamat, yang menderita patah tulang, menerima perawatan khusus karena risiko efek sampingnya, termasuk kelumpuhan total, kata Ju.

    Korban selamat lainnya, seorang pramugari berusia 25 tahun dengan nama keluarga Koo, sedang dirawat di Asan Medical Center di Seoul timur, demikian laporan Yonhap.

    Dia mengalami cedera kepala dan pergelangan kaki, tetapi dilaporkan dalam kondisi stabil.

    ‘Saya melihat asap tebal dan gelap lalu ada ledakan’

    Belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kecelakaan itu, tetapi sejumlah saksi mata mengatakan pesawat tersebut terlihat bermasalah sebelum kecelakaan.

    Pemilik restoran Im Young-Hak mengatakan awalnya dia mengira itu adalah kecelakaan kapal tanker.

    “Saya keluar dan melihat asap tebal dan gelap. Setelah itu, saya mendengar ledakan keras, bukan dari kecelakaan itu sendiri. Kemudian ada lebih banyak ledakan – setidaknya tujuh kali,” katanya kepada Reuters.

    “Kami merasa sedih ketika kecelakaan terjadi di belahan dunia lain, tetapi ini terjadi di sini. Ini bikin trauma.”

    Yoo Jae-yong, 41, yang tinggal di dekat bandara, mengatakan kepada media lokal bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan sesaat sebelum kecelakaan.

    Kim Yong-cheol, 70, mengatakan pesawat tersebut awalnya gagal mendarat dan berputar balik untuk mencoba mendarat kembali.

    Dia mengaku melihat “asap hitam membumbung tinggi” setelah mendengar “ledakan keras”, seperti dilaporkan kantor berita Yonhap.

    Seorang petugas pemadam kebakaran yang dikirim ke lokasi kejadian mengatakan kepada Reuters bahwa ia belum pernah melihat peristiwa kecelakaan “sebesar ini”.

    Wartawan BBC di lapangan mengatakan suara tangisan anggota keluarga bergema di bandar udara pada Minggu malam, sementara yang lain marah karena butuh waktu lama untuk mengidentifikasi jenazah.

    Ratusan orang masih berada di Bandara Internasional Muan menunggu orang-orang terkasih mereka diidentifikasi.

    Beberapa orang telah memberikan sampel air liur DNA kepada petugas untuk membantu mengidentifikasi jenazah korban, dan pemerintah telah menawarkan layanan pemakaman dan perumahan sementara bagi keluarga yang ditinggalkan.

    Masa berkabung nasional juga telah ditetapkan selama tujuh hari ke depan.

    Namun bagi semua orang terkasih dari mereka yang meninggal, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab – terutama penyebab kecelakaan itu, dan apakah itu dapat dihindari.

    “Air di dekat bandara tidak dalam,” kata Jeon kepada Reuters.

    “(Ada) lapangan yang lebih lunak daripada landasan semen ini. Mengapa pilot tidak bisa mendarat di sana saja?”

    Bagaimana kecelakaan terjadi?

    Pesawat Jeju Air yang membawa 181 penumpang dan awak pesawat mengalami kecelakaan saat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12).

    Seluruh penumpang yang berjumlah 175 orang dan empat awak pesawat dilaporkan meninggal dunia.

    Dua pramugari berhasil diselamatkan dan kini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Sejauh ini, pihak berwenang telah mengidentifikasi 22 korban jiwa, menurut kantor berita Yonhap.

    Para saksi yang berbicara kepada Yonhap mengatakan mereka melihat percikan api dan mendengar ledakan sebelum kecelakaan.

    Menurut media setempat, seorang penumpang dalam penerbangan itu sempat mengirim pesan teks kepada kerabatnya dengan mengatakan bahwa seekor burung “tersangkut di sayap” dan pesawat itu tidak dapat mendarat.

    Kerabat tersebut mengatakan dia tak lagi bisa menghubungi kerabatnya yang ada dalam penerbangan itu.

    Hingga kini belum diketahui pasti penyebab kecelakaan pesawat tersebut, namun diperkirakan kawanan burung yang terbang menyebabkan roda pendaratan tidak berfungsi, lapor Yonhap.

    Jika jumlah korban jiwa terus bertambah, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air ini menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

    Tergelincir keluar dari landasan pacu

    Insiden terjadi ketika pesawat Jeju Airyang membawa 175 penumpang dan enam awak pesawat mendarat di Bandara Internasional Muan setelah melakukan penerbangan dari Bangkok, Thailand.

    Muan berjarak sekitar 288 km di selatan ibu kota, Seoul.

    Pesawat tersebut disebut keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding Bandara Internasional Muan yang terletak di bagian barat daya Korea Selatan, menurut kantor berita Yonhap.

    Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan pesawat tersebut tergelincir keluar dari landasan pacu dan menabrak dinding sebelum sejumlah bagian pesawat terbakar.

    Rekaman video lainnya menunjukkan kepulan asap tebal membumbung ke langit.

    Dalam foto yang disediakan oleh Badan Pemadam Kebakaran Nasional Korea Selatan, pesawat Jeju Air 7C2216 terbakar setelah tergelincir dari landasan pacu di Bandara Internasional Muan pada tanggal 29 Desember 2024 di Muan-gun, Korea Selatan (Getty Images)

    Percikan api dan ledakan keras

    Yoo Jae-yong, 41, yang menginap di dekat bandara, berkata kepada kantor berita Yonhap bahwa ia melihat percikan api di sayap kanan pesaat sesaat sebelum kecelakaan.

    Kim Yong-cheol, 70, memberi tahu kantor berita tersebut bahwa pesawat Boeing 737-800 itu awalnya gagal mendarat dan berputar balik untuk mencoba lagi melakukan pendaratan.

    Kim mengatakan ia melihat “asap hitam mengepul ke langit” setelah mendengar “ledakan keras”.

    Asap hitam tampak dari pesawat Jeju Air 7C2216 saat melintasi landasan pacu di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 (Reuters)

    “Saya melihat pesawat itu turun dan mengira akan mendarat ketika saya melihat kilatan cahaya,” saksi lain bernama Cho menambahkan.

    “Kemudian terjadi ledakan keras diikuti oleh asap di udara, dan kemudian saya mendengar serangkaian ledakan,” lanjut Cho.

    Sebelumnya, seorang pejabat transportasi Korea Selatan memberikan rincian tentang apa yang terjadi pada pesawat saat mendekati bandara.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Pesawat itu telah berusaha mendarat tetapi kemudian pengontrol lalu lintas udara memberikan peringatan adanya kawanan burung yang terbang dari arah berlawanan pesawat tersebut, memaksa pesawat untuk menunda pendaratan.

    Sekitar dua menit kemudian, pilot menyebut Mayday kata yang digunakan sebagai sinyal darurat dan komando lalu lintas udara memberikan izin bagi pesawat untuk mendarat dari arah yang berlawanan.

    Petugas pemadam kebakaran mengevakuasi korban tewas di lokasi kecelakaan, Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 (Getty Images)

    Pilot itu kemudian melakukan pendaratan.

    Rekaman video menunjukkan pesawat mendarat tanpa roda pendaratan dan meluncur di landasan sebelum menabrak dinding, menyebabkan ledakan api.

    Perekam data penerbangan di pesawat telah ditemukan, menurut pejabat dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, dan Transportasi Korea Selatan (Molit).

    Dalam konferensi pers, pejabat Molit mengatakan perekam suara pesawat tersebut belum ditemukan.

    Petugas di lokasi kecelakaan pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan Korea Selatan, pada 29 Desember 2024 (Reuters)

    Penumpang di pesawat tersebut terdiri dari 173 warga Korea Selatan dan dua warga Thailand, lapor Yonhap.

    Otoritas Thailand mengonfirmasi ada dua perempuan Thailand dalam penerbangan tersebut, masing-masing berusia 22 dan 45 tahun.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Thailand Paetongtarn Shinawatra menulis dalam sebuah unggahan di X: “Saya ingin menyampaikan belasungkawa kepada keluarga mereka yang meninggal dan terluka.”

    Presiden sementara tetapkan zona bencana khusus

    Penjabat sementara Presiden Korsel, Choi Sang-mok, telah mendeklarasikan zona bencana khusus di Muan.

    “Kami menghadapi situasi yang serius ketika banyak korban jiwa meninggal setelah sebuah pesawat tergelincir dari landasan pacu di bandara Muan pagi ini,” kata Choi, menurut pernyataan kantor kepresidenan.

    “Saya menyampaikan belasungkawa kepada para korban dan menyampaikan rasa hormat yang tulus kepada keluarga yang ditinggalkan.”

    Dia menambahkan bahwa pemerintah “akan melakukan segala upaya” agar korban yang terluka segera pulih.

    Kecelakaan pesawat paling mematikan di Korsel

    Industri penerbangan Korea Selatan dianggap memiliki rekam jejak yang solid dalam hal keselamatan.

    Namun, jika jumlah korban jiwa terus bertambah, insiden kecelakaan pesawat Jeju Air ini akan menjadi kecelakaan pesawat paling mematikan di Korea Selatan.

    Insiden ini kemungkinan juga menjadi satu-satunya kecelakaan fatal yang dialami Jeju Air dalam hampir 20 tahun sejarahnya.

    Jeju Air adalah maskapai penerbangan berbiaya rendah paling populer di Korea, yang terbang ke puluhan tujuan di dalam negeri dan di seluruh Asia.

    Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang terbakar di Bandara Internasional Muan (Getty Images)

    Pimpinan eksekutif perusahaan mengatakan pada konferensi pers sebelumnya bahwa maskapai tersebut tidak memiliki riwayat kecelakaan. Ia meminta maaf kepada keluarga korban.

    Sebelumnya, kecelakaan pesawat terburuk di Korea Selatan adalah kecelakaan Air China yang menabrak bukit di dekat kota Busan pada 2002.

    Sebanyak 129 meninggal dunia dan 37 luka dalam insiden tersebut

    Petugas pemadam kebakaran dan petugas penyelamat bekerja di dekat lokasi jatuhnya pesawat Boeing 737-800 Jeju Air yang terbakar di Bandara Internasional Muan (Reuters)

    Sementara itu, terakhir kali maskapai penerbangan Korea Selatan mengalami kecelakaan fatal adalah 11 tahun yang lalu.

    Pada 2013, tiga orang tewas ketika pesawat Asiana Airlines jatuh saat mendarat di Bandara Internasional San Francisco.

    Pada 1997, Sebuah pesawat jumbo jet Korean Air jatuh di Pulau Pasifik Guam, menewaskan 228 orang dari 254 orang di dalamnya.

    Pada September 1983, sebuah pesawat Korean Airlines ditembak jatuh oleh jet Soviet, setelah memasuki wilayah udara Soviet di atas pulau Sakhalin. Seluruh 269 orang di dalamnya tewas.

    Artikel ini akan terus diperbarui

    (nvc/nvc)

  • Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1042: Rusia dan Ukraina Tukar 300 Tawanan Perang – Halaman all

    Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1042: Rusia dan Ukraina Tukar 300 Tawanan Perang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini perkembangan terkini perang Rusia dan Ukraina hari ke-1042 pada Selasa (31/12/2024).

    Ledakan terjadi di Sevastopol yang diduduki pada tengah malam.

    Pada pukul 01.00 waktu setempat, ancaman penggunaan drone diumumkan di wilayah Donetsk dan Odessa.

    Sementara itu, di Sevastopol, yang sementara diduduki oleh Rusia, kebakaran hebat terlihat setelah ledakan.

    Pada pukul 03.00 waktu setempat, Kota Kyiv mendapat serangan rudal balistik dari bagian wilayah Kursk yang dikuasai Rusia, seperti diberitakan Telegraf.

    AS Beri Bantuan Militer 6 Miliar Dolar ke Ukraina

    AS memberikan hampir 6 miliar dolar dalam bantuan militer dan anggaran untuk Ukraina.

    Hal ini karena pemerintahan Joe Biden bekerja cepat untuk menghabiskan semua uang yang tersedia untuk membantu Kyiv melawan Rusia sebelum presiden terpilih Donald Trump menjabat bulan depan.

    “Saya telah mengarahkan pemerintahan saya untuk terus melonjakkan bantuan sebanyak mungkin ke Ukraina secepat mungkin,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.

    “Atas arahan saya, Amerika Serikat akan terus bekerja tanpa henti untuk memperkuat posisi Ukraina dalam perang ini selama sisa waktu saya menjabat,” lanjutnya.

    Paket tersebut mencakup hampir 2,5 miliar dolar lebih dalam bentuk senjata, serta 3,4 miliar dolar dalam bantuan ekonomi untuk membantu membayar layanan pemerintah yang penting, termasuk gaji untuk pegawai pemerintah dan sekolah sipil, pekerja perawatan kesehatan, dan responden pertama.

    Ukraina Serang Kursk, 4 Orang Tewas

    Pasukan Ukraina telah melancarkan serangan baru di kota Lgov di wilayah Kursk, Rusia selatan, yang mengakibatkan kerusakan parah pada sebuah gedung apartemen dua lantai dan menewaskan empat orang pada Senin (30/12/2024).

    Penjabat gubernur Kursk, Alexander Khinshtein, menulis di aplikasi perpesanan Telegram, mengatakan satu orang terluka dalam serangan terbaru di wilayah tersebut, tempat pasukan Ukraina telah merebut sebagian wilayah setelah melancarkan serangan pada bulan Agustus.

    “Tujuan mereka adalah untuk menakut-nakuti orang, menebar kebingungan, kepanikan, dan kekacauan. Dan untuk menghilangkan kesempatan anak-anak menikmati Tahun Baru yang akan datang,” kata Alexander Khinshtein tentang serangan Ukraina tersebut, seperti diberitakan The Guardian.

    Rusia-Ukraina Tukar 300 Tawanan Perang

    Rusia dan Ukraina telah melakukan pertukaran tahanan besar-besaran, dengan sedikitnya 150 orang dari masing-masing pihak kembali ke rumah sebelum Malam Tahun Baru, dalam pertukaran yang sebagian ditengahi oleh Uni Emirat Arab.

    “Kembalinya orang-orang kami dari penahanan Rusia selalu menjadi berita yang sangat baik bagi kita masing-masing,” kata Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, di Telegram pada hari Senin. 

    “Anak saya sekarang berusia 5 tahun, terakhir kali saya melihatnya dia berusia 2 tahun,” kata Serhii, yang ditangkap oleh pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal di pelabuhan selatan Mariupol, yang bertahan dari pengepungan selama hampir tiga bulan pada tahun 2022.

    Korea Utara Janji Tingkatkan Hubungan dengan Rusia

    Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah berjanji untuk meningkatkan hubungan bilateral dengan Rusia dalam sebuah surat kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, pada Senin.

    Dalam pesan tersebut, Kim Jong-un mengirim ucapan selamat Tahun Baru kepada Putin dan semua orang Rusia, termasuk pasukan mereka.

    Kim Jong-un berharap Tahun Baru 2025 akan dicatat sebagai tahun kemenangan pertama di abad ke-21 ketika tentara dan rakyat Rusia akan mengalahkan neo-nazisme dan mencapai kemenangan besar, menurut laporan media Korea Utara, KCNA.

    Kim dan Putin menandatangani perjanjian pertahanan bersama pada pertemuan puncak pada bulan Juni 2024, yang menyerukan masing-masing pihak untuk saling membantu jika terjadi serangan bersenjata.

    Korea Utara sejak itu telah mengirim puluhan ribu tentara ke Rusia untuk mendukung upaya perangnya, menurut Ukraina, AS dan Korea Selatan.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    Berita lain terkait Rusia dan Ukraina

  • Video:Usai Kecelakaan Maut, Ramai Warga Korsel Batalkan Tiket Jeju Air

    Video:Usai Kecelakaan Maut, Ramai Warga Korsel Batalkan Tiket Jeju Air

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Korea Selatan ramai-ramai membatalkan pembelian tiket pesawat Jeju Air, usai insiden kecelakaan pesawat menewaskan 179 orang. Senin kemarin jeju air melaporkan, sebanyak 68 ribu reservasi penerbangan telah dibatalkan, hingga pukul 13.00 siang waktu setempat.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Selasa, 31/12/2024) berikut ini.

  • Rupiah Tersenyum ke Rp16.115 per Dolar AS Jelang Tutup Tahun

    Rupiah Tersenyum ke Rp16.115 per Dolar AS Jelang Tutup Tahun

    Jakarta, CNN Indonesia

    Nilai tukar rupiah dibuka berada di posisi Rp16.115 per dolar AS pada Selasa (31/12). Mata uang Garuda menguat 28 poin atau minus 0,17 persen dari perdagangan sebelumnya.

    Senada, mata uang di kawasan Asia terpantau dominan menguat. Tercatat, peso Filipina menguat 0,21 persen, ringgit Malaysia menguat 0,22 persen, dolar Singapura 0,13 persen yen Jepang 0,27 persen, dan dolar Hong Kong plus 0,02 persen.

    Di sisi lain, won Korea Selatan dan baht Thailand melemah 0,05 persen.

    Setali tiga uang, mata uang di negara maju kompak menguat. Poundsterling Inggris menguat 0,06 persen, dolar Australia menguat 0,12 persen, dan euro Eropa 0,02 persen.

    Kemudian dolar Kanada menguat 0,08 persen dan franc Swiss plus 0,09 persen.

    Analis pasar uang Lukman Leong memperkirakan rupiah berpotensi melemah hari ini. Pelemahan itu didorong rilisnya data ekonomi penjualan rumah Amerika Serikat (AS).

    “Rupiah diperkirakan akan berkonsolidasi dengan potensi melemah terhadap dolar AS yang menguat oleh data ekonomi penjualan rumah yang lebih kuat,” ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.

    Berdasarkan sentimen di atas, ia pun memproyeksikan rupiah bergerak di kisaran Rp16.100 sampai Rp16.200 per dolar AS pada hari ini.

    (del/pta)

  • Profil Pesawat Jeju Air Boeing 737-800, Bisa Hemat 7 Persen Bahan Bakar – Halaman all

    Profil Pesawat Jeju Air Boeing 737-800, Bisa Hemat 7 Persen Bahan Bakar – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani 

    TRIBUNNEWS.COM – Pesawat Boeing 737-800 menjadi pembicaraan usai terjadinya kecelakaan penerbangan Jeju Air di Bandara Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12/2024).

    Insiden tersebut menewaskan 179 orang dan dua orang selamat, sekaligus menjadi peristiwa kecelakaan terparah dalam sejarah penerbangan Korea Selatan.

    Banyak maskapai di dunia saat ini menggunakan Boeing 737-800 sebagai armadanya. Di Indonesia, menurut data Kementerian Perhubungan, ada lima maskapai di Indonesia masih menggunakan pesawat jenis Boeing 737-800.

    Lalu, apa yang membuat jenis pesawat Boeing 737-800 banyak dipakai maskapai penerbangan? Berikut Tribunnews.com rangkum profil dari Boeing 737-800.

    Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Boeing 737-800 dimulai dari penciptaan seri 737 Next Generation atau NG pada tahun 1997. Varian yang termasuk didalamnya adalah seri 600, 700, 800, 900 dan 900ER.

    Boeing 737-800 merupakan varian Next Generation yang terlaris dan banyak digunakan oleh maskapai penerbangan komersial. 

    Secara dimensi, 737-800 memiliki lebar sayap 34,31 m, panjang 39,47 m, tinggi 12,55 m dan luas sayap 125,0 m2. 

    Kapasitas tempat duduknya terdiri dari dua kelas, yakni umum untuk 162 orang dan kelas satu untuk 12 penumpang dengan empat kursi sejajar dan jarak 91 cm.
     
    Boeing 737-800 banyak diminati maskapai penerbangan karena keandalannya, efisiensi bahan bakar dan kinerjanya yang ekonomis, serta memberikan fleksibilitas kepada operator untuk melayani berbagai pasar.

    Selain itu, efisiensi bahan bakar hingga 7 persen menjadi pertimbangan sempurna para maskapai penerbangan komersial.

    Perjalanan 737 kembali dimulai dengan momentum baik saat bulan April 2009, dimana Boeing dan CFM memperkenalkan program penyempurnaan mesin New CFM56-7BE yang bertepatan dengan penyempurnaan rangka pesawat 737. Kombinasi ini mengurangi konsumsi bahan bakar hingga 2 persen.

    Perubahan perangkat keras mesin CFM akan meningkatkan aliran udara dan mesin akan bekerja pada suhu yang lebih dingin, sehingga menghasilkan pengurangan konsumsi bahan bakar sebesar 1 persen.

    Perbaikan struktural pesawat Boeing akan mengurangi hambatan, sehingga mengurangi penggunaan bahan bakar sekitar 1 persen. Perbaikan gabungan tersebut juga setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 2 persen.

    Boeing 737-800 menggabungkan desain sayap berteknologi canggih yang membantu meningkatkan kapasitas dan efisiensi bahan bakar, sehingga meningkatkan jangkauan.

    Desain sayap airfoil yang canggih memberikan kecepatan jelajah ekonomis sebesar 789 Mach (530 mph) – dibandingkan dengan model sebelumnya yang hanya 745 Mach.

    Pesawat 737 Next Generation mampu terbang hingga ketinggian maksimum 41.000 kaki, dibandingkan dengan pesaingnya 39.000 kaki.

    Selain itu, Blended Winglet berteknologi canggih yang ditanamkan pada 737-800 membuat ekstensi ujung sayap sepanjang delapan kaki ini meningkatkan jangkauan, efisiensi bahan bakar dan kinerja lepas landas sekaligus menurunkan emisi karbon.

    Dengan begitu menurunkan biaya perawatan mesin dan kebisingan. Manfaat kinerja teknologi ini meliputi pengurangan konsumsi bahan bakar dan emisi hingga 3,5 persen.