Foto
AP Photo/Ahn Young-joon – detikNews
Selasa, 31 Des 2024 15:30 WIB
Korea Selatan – Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memberi penghormatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air. Ia juga mengumumkan masa berkabung nasional.

Foto
AP Photo/Ahn Young-joon – detikNews
Selasa, 31 Des 2024 15:30 WIB
Korea Selatan – Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok memberi penghormatan untuk para korban kecelakaan pesawat Jeju Air. Ia juga mengumumkan masa berkabung nasional.

Jakarta, CNN Indonesia —
Maskapai Jeju Air disebut jarang melakukan maintenance atau perawatan menyeluruh terhadap pesawat-pesawatnya karena hanya menghabiskan waktu 28 menit ketika sedang melakukan pemeriksaan.
The Korea Times melaporkan pemeliharaan dalam kurun waktu 28 menit merupakan waktu minimum sebuah maskapai melakukan pengecekan terhadap pesawat. Batas waktu ini ditetapkan oleh pemerintah Korea Selatan.
Kendati begitu, maskapai-maskapai besar tidak ada yang memeriksa pesawat dengan waktu sekitar setengah jam. Menurut sejumlah mekanik, 28 menit tak cukup untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap armada pesawat.
“Waktu perawatan 28 menit hampir tidak cukup untuk memeriksa lampu peringatan kokpit dan memeriksa secara visual bagian luar untuk mengetahui adanya kerusakan. Kurun waktu ini pada dasarnya hanyalah penelusuran, bukan inspeksi mendetail,” kata seorang mantan mekanik dengan pengalaman lebih dari 10 tahun memeriksa Boeing 737 di maskapai bertarif rendah (LCC), dilansir dari the Korea Times.
Jeju Air termasuk di antara maskapai bertarif rendah yang beroperasi di Korea Selatan. Maskapai-maskapai LCC seperti ini sering kali memangkas waktu perawatan pesawat demi meraup keuntungan dengan terus mengoperasikan armada.
Sehari sebelum kecelakaan, pesawat Jeju Air tercatat melakukan penerbangan yang menghubungkan empat kota internasional tanpa jeda yang signifikan.
Pesawat itu terbang dari Muan ke Kota Kinabalu Malaysia, Nagasaki Jepang, Taipei Taiwan, dan Bangkok Thailand.
Padahal, menurut standar industri, pesawat butuh waktu untuk perawatan, pembersihan, dan pengisian bahan bakar di antara penerbangan.
Kendati begitu, pada 27 November, penerbangan Jeju Air tercatat menghabiskan 62 menit di Bandara Internasional Muan sebelum berangkat ke Kinabalu sehingga alokasi waktu untuk pemeriksaan cuma sekitar 28-30 menit.
Para kritikus pun khawatir bahwa Jeju Air dan LCC lainnya lebih memprioritaskan operasional daripada keamanan pesawat.
Pernah dipakai Ryanair
Pesawat Jeju Air yang terlibat kecelakaan pada Minggu (29/12) ternyata juga pernah digunakan oleh Ryanair, maskapai bertarif rendah Eropa yang dikenal memiliki jadwal penerbangan agresif.
Ryanair selama ini dikenal melakukan perawatan armada dengan sangat minimal. Hal ini pun membuat para kritikus curiga bahwa Boeing 737 yang diakuisisi Jeju Air punya pengalaman buruk selama dioperasikan Ryanair.
“Ryanair terkenal dengan penerbangan yang padat dan mungkin telah menggunakan pesawat ini secara berlebihan selama pelayanannya. Pesawat tersebut mungkin sudah mencapai batas kemampuannya sebelum Jeju Air mengakuisisinya,” kata orang dalam industri tersebut.
Tragedi pada Minggu yang menewaskan 179 orang telah memicu kembali perdebatan mengenai apakah waktu pemeliharaan yang ditetapkan pemerintah cukup untuk memastikan keselamatan.
Para kritikus berpendapat standar 28 menit belum mampu untuk mengidentifikasi masalah potensial pada pesawat.
Seorang mantan kepala pemeliharaan di sebuah maskapai besar mengatakan pemeriksaan selama 28 menit bak cuma mengoleskan perban. Batas waktu itu “belum bisa memperhitungkan potensi gangguan yang tersembunyi.”
(blq/bac)

Seoul –
Otoritas Korea Selatan (Korsel) mulai menyerahkan jenazah para korban kecelakaan maut Jeju Air kepada pihak keluarga pada Selasa (31/12). Penyerahan jenazah korban dilakukan saat para penyelidik berupaya keras mencari tahu penyebab pesawat jenis Boeing 737-800 itu mendarat tanpa roda dan terbakar.
Para penyelidik Korsel bersama dengan tim penyelidik dari pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perwakilan Boeing sebagai produsen pesawat sedang melakukan penyelidikan di lokasi kecelakaan di Bandara Internasional Muan. Dua bagian kotak hitam pesawat yang telah ditemukan juga mulai diperiksa.
Pesawat yang membawa 181 penumpang dan awak dari Thailand menuju Korsel itu menyampaikan panggilan darurat di udara dan melakukan pendaratan tanpa roda atau dengan lambung pesawat di Bandara Internasional Muan sebelum menabrak pembatas beton dekat landasan dan terbakar.
Sedikitnya 179 orang tewas, dengan hanya dua orang yang merupakan awak pesawat berhasil dievakuasi dalam keadaan hidup dari puing pesawat. Sebanyak 177 korban tewas di antaranya merupakan warga negara Korsel, sedangkan dua korban tewas lainnya merupakan warga negara Thailand. Dua awak pesawat yang berhasil selamat juga warga negara Korsel.
Korsel sedang menjalani masa berkabung selama tujuh hari, dengan bendera dikibarkan setengah tiang untuk menghormati para korban tewas.
Proses identifikasi jenazah korban sempat mengalami penundaan yang memicu kemarahan pihak keluarga. Dalam pernyataan terbaru, seperti dilansir AFP dan kantor berita Yonhap, Selasa (31/12/2024), Menteri Transportasi Korsel Park Sang Woo mengatakan bahwa pemerintah mulai menyerahkan jenazah korban kepada pihak keluarga, meskipun proses identifikasi untuk korban tewas lainnya masih berlanjut.
“Dari 179 korban (tewas), empat jenazah telah menuntaskan prosedur serah terima kepada keluarga yang ditinggalkan untuk pemakaman,” tutur Park saat berbicara kepada wartawan di Bandara Internasional Muan pada Selasa (31/12) waktu setempat.

Jakarta, CNN Indonesia —
Sederet peristiwa politik yang memanas hingga perang masih mewarnai sepanjang 2024.
Timur Tengah di tahun ini masih menjadi perhatian komunitas internasional, mulai dari agresi Israel di Palestina yang tak kunjung henti hingga perang rudal Iran-Israel.
Banyak pengamat khawatir konflik di Timur Tengah bisa mengganggu stabilitas global.
Di Asia, peristiwa politik paling dramatis mengguncang sejumlah negeri seperti Bangladesh dan Korea Selatan.
Tahun ini juga bak tahun politik global lantaran banyak negara menggelar pemilihan umum termasuk Amerika Serikat dan Indonesia.
Berikut peristiwa menggemparkan sepanjang 2024 yang dirangkum CNNIndonesia.com
1. Perang rudal Iran-Israel
Iran dan Israel sempat perang rudal sepanjang 2024.
Perang itu muncul usai pasukan Israel membombardir fasilitas diplomatik Iran di Suriah pada 1 April. Serangan ini menewaskan dua komandan pasukan khusus dan empat perwira militer Iran.
Iran tak tinggal diam. Dua pekan kemudian mereka meluncurkan ratusan rudal secara langsung ke Israel.
Serangan itu berhasil dihalau karena sekutu dekat Israel, Amerika Serikat, dan Yordania disebut turut membantu mencegat rudal Iran.
Kemudian pada 19 April, Israel balik menyerang Iran. Mereka menggempur fasilitas militer negara musuhnya.
Serangan itu sempat membuat Iran menutup wilayah udara dan segera mengaktifkan sistem pertahanan udara. Pemerintah berulang kali menyatakan akan membalas Israel dengan lebih keras.
Di tengah kemarahan Iran, mereka kehilangan Presiden Ebrahim Raisi yang tewas dalam kecelakaan pesawat pada Mei.
Lalu pada Juli, Iran kian dongkol ke Israel usai bos Hamas Ismail Haniyeh tewas dalam operasi pasukan Zionis di Teheran. Hamas merupakan milisi yang dilaporkan mendapat dukungan dan pelatihan dari Iran.
Belum reda kemarahan mereka, Israel menghabisi ketua milisi Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada September. Operasi ini juga menewaskan jenderal utusan Iran.
Iran murka dan membalas Israel dengan meluncurkan 200 rudal balistik hingga hipersonik pada 1 Oktober.
Serangan ini mengenai sistem pertahanan tercanggih Negeri Zionis, Iron Dome.
“Beri tahu [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu bahwa Iran bukanlah negara yang suka berperang, tetapi Iran berdiri teguh melawan ancaman apa pun,” kata Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Israel menganggap balasan Iran sebagai serangan rudal terbesar dalam sejarah. Beberapa pekan kemudian, pasukan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu balik meluncurkan gempuran.
Mereka menyerang empat kota Iran dan menyasar fasilitas militer termasuk gudang senjata dan situs untuk mengembangkan nuklir.
2. Israel invasi Lebanon
Di tengah agresi di Palestina dan konflik yang membara dengan Iran, Israel meluncurkan invasi ke Lebanon.
Serangan intensif mereka terendus saat ribuan pager meledak di Lebanon pada 17 September. Israel dianggap dalang insiden ini.
Tak lama setelah itu, Israel membunuh komandan strategis Hizbullah hingga Hassan Nasrallah.
Menteri Pertahanan Israel Ketika itu Yoav Gallant bahkan sempat mengatakan negara dia sedang memasuki perang fase baru.
Kemudian pada 1 Oktober, Israel meluncurkan invasi ke Lebanon selatan. Mereka mengklaim hanya menyasar infrastruktur Hizbullah.
Namun, kenyataannya pasukan Israel menembaki kamp pengungsian hingga menyerang pos pasukan perdamaian PBB di Lebanon (UNIFIL).
3. Revolusi Gen Z Bangladesh
Bangladesh sempat menjadi sorotan dunia karena demo besar-besaran yang berhasil menggulingkan Perdana Menteri Sheikh Hasina (76) pada Agustus lalu.
Demo ini dijuluki revolusi Gen Z. Peserta aksi berisi mahasiswa-mahasiswi yang berusia 18 hingga 23 tahun.
Protes Gen Z itu menguar sejak Juli lalu. Mereka saat itu menuntut pembatalan kuota pegawai negeri sipil (PNS) bagi keluarga pejuang yang dianggap diskriminatif.
Kuota PNS ini menjadi cara Hasina melanggengkan kekuasaan dengan menempatkan para pendukungnya di lembaga pemerintah.
Sistem kuota itu muncul saat Bangladesh menghadapi angka pengangguran yang meningkat drastis, lapangan kerja tak cukup bagi masyarakat, hingga ekonomi yang melemah.
Di Bangladesh, lebih dari 30 juta orang tidak memiliki pekerjaan atau pendidikan.
Demo kuota PNS yang berawal damai berujung kerusuhan dan menewaskan sekitar 300 orang. Saat itu, pasukan keamanan meluncurkan peluru karet dan para pedemo juga banyak yang membawa tongkat.
Hasina lantas menyalahkan oposisi dan memutus internet di seluruh negeri.
Kematian para demonstran menjadi api para mahasiswa-mahasiswi kembali menggelar aksi. Mereka tak puas dengan tindakan pemerintah dan menuntut Hasina mundur.
Para pedemo lalu merangsek ke Istana PM di Dhaka. Hasina lalu mundur dan kabur ke luar negeri.
Profesor yang mengkaji isu kekerasan politik dari Universitas Cornell, Sabrina Karim, mengatakan api revolusi menjalar di antara kaum muda saat melihat kawan-kawan mereka tewas.
Semangat perubahan itu bahkan tak bisa dihentikan jam malam atau pemblokiran internet.
“Ini mungkin merupakan revolusi pertama yang dipimpin oleh Generasi Z yang berhasil,” kata Karim, dikutip CNN.
Bersambung ke halaman berikutnya…
4. Penembakan Trump hingga menang Pilpres AS
Donald Trump turut menjadi sorotan dunia karena tertembak saat kampanye untuk pemilu Amerika Serikat di Pennsylvania pada Juli lalu.
Dia mengalami luka di bagian telinga kanan. Foto Trump mengepalkan tangan usai ditembak pun viral di media sosial.
Sejumlah pengamat menilai insiden itu membuat nama Trump di atas angin saat Partai Demokrat sibuk mempertanyakan kandidat presiden mereka.
Pemilu di AS berlangsung pada November. Trump berhasil mengalahkan calon dari Demokrat Kamala Harris. Dia mengantongi lebih dari 51 persen suara populer dan 299 suara elektoral.
5. Drama darurat militer Korsel
Korea Selatan mengalami peristiwa politik paling dramatis usai Presiden Yoon Suk Yeol mendeklarasikan darurat militer pada 3 Desember.
Yoon mengatakan darurat militer perlu diambil untuk menjaga negara dan kekuatan anti negara yang ingin menghancurkan Korsel. Kekuatan anti negara yang dimaksud adalah oposisi yang menguasai parlemen, demikian dikutip Korea Herald.
Status darurat militer memicu kecaman, kekacauan, hingga demo besar-besaran dari warga Korsel. Mereka mendesak Yoon mundur atau dimakzulkan.
Lalu pada 14 Desember, parlemen berhasil memakzulkan Yoon melalui pemungutan suara.
Usai pemakzulan, Yoon dibebastugaskan dari tugas dan wewenang sebagai presiden. Posisi ini sementara dipegang Perdana Menteri Han Duck Soo hingga muncul putusan Mahkamah Konstitusi Korsel soal status pemakzulan.
Saat ini, status pemakzulan sedang diproses di MK Korsel dan akan memakan waktu hingga 6 bulan.
Yoon juga dalam investigasi karena dianggap melakukan pemberontakan dan pengkhianatan usai darurat militer.
6. Rezim Assad runtuh
Kembali lagi soal Timur Tengah. Kekuasaan Presiden Suriah Bashar Al Assad yang berlangsung selama 24 tahun runtuh dalam hitungan hari.
Sejak akhir November, milisi Hayat Tahrir Al Sham (HTS) melancarkan serangan ke Suriah. Lalu pada awal Desember mereka berhasil menguasai kota terbesar kedua, Aleppo.
Aleppo sekaligus menjadi gerbang milisi untuk menyerbu dan menguasai Damaskus.
Pada 8 Desember mereka berhasil menguasai Damaskus dan mendeklarasikan keruntuhan rezim Assad. Dia dan keluarganya kabur ke Rusia.
Lebih dari sepekan usai Suriah dikuasai HTS, Assad tak kunjung bicara. Lalu pada 16 Desember, dia mengeluarkan pernyataan perdana.
Assad menyebut milisi yang saat ini mengendalikan Suriah adalah teroris. Selama ini, dia kerap melabeli siapa saja yang menentang pemerintahannya sebagai teroris.
“Ketika negara jatuh ke tangan terorisme dan kemampuan memberi kontribusi yang berarti hilang, posisi apapun jadi tak ada gunanya,” kata dia dalam rilis resmi pada Senin (16/12), dikutip AFP.
Assad juga membantah dia angkat kaki dari Damaskus saat milisi menyerbu ibu kota Suriah itu.
“Kepergian saya dari Suriah tak direncanakan dan tak terjadi di jam-jam terakhir pertempuran, ” ujar dia.
7. Desember kelabu di Kazakhstan hingga Korsel
Desember jadi bulan paling kelabu bagi dunia dirgantara di sejumlah negara.
Sejumlah kecelakaan pesawat penumpang terjadi di bulan itu. Terparah adalah kecelakaan Azerbaijan Airlines dan maskapai Korea Selatan Jeju Airlines. Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan menewaskan 39 orang diduga kena sasaran rudal Rusia.
Jeju Airlines meledak dan menewaskan 179b orang setelah mendarat darurat di Bandara Muan, Korsel, diduga karena menabrak burung sehingga mengalami kerusakan mesin. Roda bagian depan juga tidak berfungsi sehingga pesawat mendarat tak bisa melakukan pengereman dan menabrak beton kemudian meledak.
Pesawat Air France juga mengalami masalah darurat sehingga kembali ke Paris karena masalah mesin pesawat. Begitu pula pesawat KLM Belanda yang melakukan pendaratan darurat.

TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, menulis surat berisi pesan Tahun Baru 2025 untuk Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kim Jong Un menggambarkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “teman tersayang” ketika memuji hubungan bilateral erat yang menyatukan kedua negara, menurut media resmi Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA).
KCNA melaporkan pesan terbaru Kim Jong Un menggambarkan Putin sebagai teman dan kawan tersayang.
“Pemimpin Korea Utara mengirimkan doa terbaik kepada rakyat Rusia yang bersaudara dan seluruh anggota tentara Rusia yang pemberani atas nama dirinya sendiri, rakyat Korea dan seluruh anggota angkatan bersenjata Republik Rakyat Demokratik Korea,” lapor KCNA, Selasa (31/12/2024).
“Kim juga menyatakan kesiapannya untuk merancang dan memajukan proyek-proyek baru” setelah “perjalanan bermanfaat mereka pada tahun 2024,” lanjutnya.
Merujuk pada perang di Ukraina, Kim Jong Un juga mengungkapkan harapannya, tahun 2025 akan menjadi tahun di mana tentara dan rakyat Rusia mengalahkan neo-Nazisme dan meraih kemenangan besar.
Hubungan politik, militer, dan budaya antara Rusia dan Korea Utara semakin mendalam sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari 2022.
Kedua pemimpin menandatangani perjanjian pertahanan bersama selama kunjungan Putin ke wilayah utara yang terisolasi pada Juni 2024.
Perjanjian tersebut, yang mulai berlaku bulan ini, mewajibkan kedua belah pihak untuk segera memberikan dukungan militer kepada pihak lain jika terjadi invasi.
Sebelumnya, Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan menuduh Korea Utara mengirimkan lebih dari 10.000 tentara untuk mendukung Rusia dalam perjuangannya melawan Ukraina.
Para ahli mengatakan Kim Jong Un, sebagai imbalannya, berupaya memperoleh teknologi canggih dan pengalaman tempur dari Moskow untuk pasukannya.
Media resmi Korea Utara melaporkan pada Jumat (27/12/2024), Putin mengirim pesan serupa kepada Kim Jong Un di mana ia memuji hubungan bilateral antara kedua negara.
Selain Kim Jong Un, Presiden China Xi Jinping juga mengirim surat untuk memberikan ucapan selamat tahun baru kepada Putin.
“China dan Rusia selalu bergerak maju bergandengan tangan di jalur yang benar yaitu non-blok, non-konfrontasi, dan tidak menargetkan pihak ketiga mana pun,” kata Xi Jinping melalui suratnya, Selasa (31/12/2024).
Presiden China berjanji untuk mendorong “perdamaian dunia” dalam pesan tahun baru 2025 yang dikirim kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Xi Jinping mengatakan rasa saling percaya dan koordinasi strategis antara kedua negara terus mencapai tingkat yang lebih tinggi di bawah kepemimpinan mereka.
“Tidak peduli bagaimana situasi internasional berubah, China akan tetap teguh dalam memperdalam reformasi komprehensif (…) dan mendorong perdamaian dan pembangunan global,” menurut laporan media resmi China, CCTV.
Xi Jinping juga menegaskan Rusia sebagai sahabat terbaik, sementara Putin menyatakan kebanggaannya terhadap China yang disebut sebagai mitra terpercaya.
Tahun ini, Xi Jinping dan Putin telah menandai peringatan 75 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Rusia, yang merupakan tonggak penting dalam hubungan kedua negara.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Jakarta, CNN Indonesia —
Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menjadi pemimpin pertama Negeri Ginseng yang menghadapi penangkapan saat masih menjabat. Hal ini terjadi menyusul surat perintah penangkapan terhadap sang presiden yang dikeluarkan pengadilan distrik pada Selasa (31/12).
Walau telah dimakzulkan parlemen imbas darurat militer sepihaknya pada 3 Desember lalu, status Yoon saat ini masih menjadi presiden. Namun, tugas dan kewenangannya Yoon sebagai presiden telah dibekukan sejak parlemen memakzulkannya, dan digantikan oleh perdana menteri sebagai presiden sementara Korsel.
Kantor berita Korsel, Yonhap, merilis artikel surat perintah penangkapan terhadap Yoon dan peran dia dalam sejarah kekacauan politik.
“Menjadikan dia, presiden Korea Selatan pertama yang sedang menjabat yang menghadapi penangkapan,” demikian laporan Yonhap, Selasa (31/12).
Pengadilan Distrik Barat Seoul sebelumnya mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Yoon atas tuduhan mendalangi deklarasi darurat militer pada 3 Desember, mengatur pemberontakan, dan menyalahgunakan kekuasaan.
Mereka juga menyetujui surat perintah untuk menggeledah kediaman Yoon di Yongsan, Seoul sehubungan dengan penyelidikan tersebut.
Langkah baru pengadilan muncul usai Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) meminta lembaga penegak hukum itu mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Yoon.
CIO menyebut Yoon mangkir dari panggilan pemeriksaan hingga tiga kali.
Surat perintah penangkapan itu kemungkinan akan berlaku selama sepekan. CIO disebut-sebut akan segera bertindak dan menggeledah rumah Yoon.
Jika Yoon nantinya ditahan, CIO diharuskan memutuskan dalam waktu 48 jam apakah akan mengajukan surat perintah penangkapan untuk menahan dia lebih lanjut guna diinterogasi atau membebaskan dia.
Yoon sedang menghadapi penyelidikan karena deklarasi darurat militer di Korsel yang membuat semua lapisan masyarakat murka.
Dia juga sedang menunggu nasib status dia sebagai presiden usai dimakzulkan parlemen pada pertengahan Desember. Saat ini, Mahkamah Konstitusi (MK) sedang menggodok pemakzulan itu apakah sah atau tidak di mata hukum.
(isa/rds)
[Gambas:Video CNN]
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5070407/original/089834500_1735460327-20241229-Kecelakaan_Pesawat_Korea-AFP_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Liputan6.com, Jakarta Korea Selatan tengah berduka. Hal ini setelah pesawat Jeju Air kecelakaan di Bandara Muan, Korea Selatan pada Minggu, 29 Desember 2024.
Tercatatm hanya dua dari 181 orang di dalam pesawat yang selamat setelah kematian 179 orang dikonfirmasi, menurut pemadam kebakaran setempat. Dua awak pesawat Jeju Air berhasil diselamatkan dari lokasi kecelakaan.
Ini adalah bencana penerbangan paling mematikan yang melanda Korea Selatan sejak 1997, ketika sebuah Boeing 747 milik Korean Airlines jatuh di hutan Guam yang menewaskan 228 orang.
Dikutio dari CNBC, Selasa (31/12/2024), penyelidik kecelakaan mencoba mencari tahu apa yang menyebabkan pesawat Jeju Air mendarat darurat tanpa roda pendaratan di Bandara Internasional Muan di barat daya Korea Selatan, menewaskan semua kecuali dua dari 181 orang di dalamnya saat pesawat terbakar dalam bencana udara terburuk di negara itu dalam beberapa dekade.
Penjabat presiden Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan pemeriksaan darurat terhadap pesawat Boeing milik negara tersebut737-800, jenis pesawat yang digunakan pada Penerbangan Jeju Air 7C2216 yang fatal.
Boeing 737-800 adalah salah satu pesawat yang paling umum digunakan di dunia, dan memiliki catatan keselamatan yang kuat. Pesawat ini dibuat sebelum Boeing 737 Max, jenis pesawat yang terlibat dalam dua kecelakaan fatal pada tahun 2018 dan 2019 yang menewaskan seluruh 346 orang di dalam pesawat tersebut. 737 Max dilarang terbang selama hampir dua tahun , dan sistem kontrol penerbangan, yang kemudian dimodifikasi, terlibat dalam kedua kecelakaan tersebut.
Menurut firma data penerbangan Cirium, ada sekitar 4.400 Boeing 737-800 lama yang dioperasikan di seluruh dunia. Itu berarti model tersebut mencakup sekitar 17% dari armada jet penumpang komersial yang beroperasi di dunia.
Usia rata-rata armada 737-800 di dunia adalah 13 tahun, menurut Cirium, dan seri pesawat terakhir dikirim sekitar lima tahun lalu.
Jeju Air menerima pesawat yang terlibat dalam kecelakaan akhir pekan ini pada tahun 2017. Sebelumnya, pesawat tersebut dioperasikan oleh maskapai penerbangan murah Eropa Ryanair, menurut Flightradar24. Pesawat yang terlibat dalam kecelakaan tersebut berusia sekitar 15 tahun.

Seoul –
Pengacara yang mewakili Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol, yang berstatus non-aktif setelah dimakzulkan parlemen, menolak surat perintah penangkapan yang dirilis pengadilan. Pengacara Yoon menyebut perintah penangkapan untuk kliennya itu “ilegal dan tidak sah”.
“Surat perintah penangkapan dan surat perintah penggeledahan serta penyitaan yang dikeluarkan atas permintaan lembaga tanpa wewenang investigasi adalah ilegal dan tidak sah,” tegas salah satu pengacara Yoon, Yun Gap Geun, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP dan kantor berita Yonhap, Selasa (31/12/2024).
Yun menambahkan bahwa lembaga yang sedang menyelidiki Yoon terkait penetapan darurat militer pada awal Desember lalu “tidak memiliki wewenang untuk melakukan investigasi”. Dia merujuk pada Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) yang menyelidiki Yoon terkait penetapan darurat militer.
Penolakan kubu Yoon itu disampaikan setelah Pengadilan Distrik Seoul Barat, pada Selasa (31/12), menyetujui permintaan yang diajukan CIO untuk menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Yoon atas tuduhan mendalangi darurat militer pada 3 Desember lalu.
Yoon juga didakwa merencanakan pemberontakan dan menyalahgunakan kekuasaannya sebagai Presiden Korsel terkait penetapan darurat militer tersebut.
Pengadilan juga menyetujui penerbitan surat perintah untuk penggeledahan kediaman kepresidenan yang ditinggali Yoon di Yongsan, Seoul, terkait penyelidikan tersebut.
Simak berita selengkapnya di halaman berikutnya.

Jakarta, Beritasatu.com – T.O.P eks grup idola K-Pop BigBang dipilih untuk menjadi salah satu pemeran dalam serial Squid Game 2. Namun, kehadirannya dalam drama Korea populer Netflix ini justru menuai protes dari penonton lantaran karakternya dianggap terlalu memaksakan.
Komentar buruk terhadap T.O.P berasal dari penggemar dari Korea Selatan. Sebagian besar mengkritik kemampuan aktingnya yang dianggap buruk dan bahkan menyebutkan bahwa adegan-adegannya seakan mengada-ada.
Kritik lainnya datang dari pihak yang menyebut T.O.P sebagai kelemahan dalam casting dan menyebutnya sebagai pilihan pemeran terburuk.
Bahkan, beberapa orang meminta T.O.P untuk meminta maaf kepada masyarakat karena aktingnya yang kurang memuaskan.
Komentar tersebut semakin tajam karena karakter Thanos yang diperankan oleh T.O.P merupakan seorang pemakai narkoba yang dianggap memiliki kemiripan dengan kontroversi yang pernah melibatkan dirinya dalam kehidupan nyata. Hal ini membuat banyak netizen di Korea semakin tidak menyukainya.
Dalam Squid Game 2 yang tayang di Netflix, T.O.P memerankan karakter Thanos atau pemain 230. Thanos adalah seorang mantan rapper yang cepat marah dan kehilangan seluruh hartanya setelah salah berinvestasi.
Keputusan Thanos untuk berinvestasi dipengaruhi oleh saran dari pemain 333, Lee Myung-gi, ia merupakan mantan influencer kripto dan kini menjadi buronan setelah merugikan banyak orang. Akibatnya, Thanos memutuskan untuk ikut serta dalam permainan mematikan ini dengan harapan bisa memenangkan hadiah uang yang sangat besar.
Sementara itu, Sutradara Hwang Dong-hyuk tetap membela pilihan tersebut dan menegaskan bahwa pemilihan T.O.P untuk peran dalam Squid Game 2 sangatlah tepat.
“Dia sangat dibutuhkan untuk karakter ini, dan penonton harus menilai setelah menonton acara ini,” ujar Hwang Dong-hyuk Dilansir dari Channel News Asia, Selasa (31/12/2024).
Meski mendapat banyak kritikan, sebagian netizen justru mendukung keputusan sutradara Hwang Dong-hyuk dan memuji keberanian T.O.P. Mereka menganggap karakter Thanos seolah menjadi bentuk ejekan terhadap dirinya sendiri.
Beberapa netizen juga menilai akting T.O.P dalam Squid Game 2 sangat natural, sehingga sulit untuk membedakan apakah ia sedang berakting atau justru hanya menjadi dirinya sendiri.
“Disuruh akting malah jadi diri sendiri,” kata @ba****.
“Jujur, karakter Thanos paling favorit,” tulis @of****.
“Bang T.O.P banyak kelakuan yang bikin ngakak, ” ujar @na**** yang memuji akting T.O.P dalam Squid Game 2.

Jakarta, Beritasatu.com – Squid Game 2 menjadi serial original Netflix yang telah ditunggu-tunggu oleh para penikmatnya, terutama keberhasilan para pemain dalam memainkan perannya. Salah satu yang menarik perhatian, yakni Park Sung Hoon yang berperan sebagai sosok transgender.
Park Sung Hoon semakin disorot sejak kehadirannya pada drama korea The Glory sebagai peran antagonis. Kehadirannya pada serial Squid Game 2 tentu sangat dinantikan.
Penampilan Park Sung Hoon pada serial tersebut menimbulkan kehebohan di kalangan penggemar, pasalnya ia tampil sebagai transgender dengan akting yang memukau. Lalu, bagaimana profil Park Sung Hoon yang jadi transgender di Squid Game 2? Berikut lengkapnya!
Profil Park Sung Hoon
Park Sung Hoon lahir di Gwacheon, Korea Selatan pada 18 Februari 1985. Akting yang memukau bukan tanpa alasan, pasalnya Park Sung Hoon merupakan lulusan Dong Ah Institute of Media and Arts.
Adapun perjalanan karier Park Sung Hoon dimulai sejak 2008 dan terus aktif berkarya hingga kini. Aktor dibawah naungan BH Entertainment ini mulai akrab dan menjadi sorotan sejak memainkan peran antagonis pada beberapa drakor.
Sejak berkarier sebagai aktor, Park Sung Hoon membintangi banyak film sebagai peran pendukung. Pada 2011, ia mulai mengambil projek film dan drama.
Beberapa daftar drama yang diperankan Park Sung Hoon, yakni Queen of Tears (2024), The Glory (2023), Joseon Exorcist (2021), Psychopath Diary (2019), My Only One (2018), Rich Man (2018), dan masih banyak lagi.
Selain itu, Park Sung Hoon tidak jarang bermain peran dengan aktor dan aktris ternama lainnya, mulai dari Song Hye Kyo, Kim Ji Won, Nana After School, hingga Choi Jin Hyuk.
Berkat kerja kerasnya selama berkarier sebagai aktor, Park Sung Hoon memperoleh banyak penghargaan. Berikut daftar penghargaan Park Sung Hoon.
Special Short Drama Actor – KBS Drama Awards 2021Excellent Actor – KBS Drama Awards 2020Best Couple Award – KBS Drama Awards 2020Best New Actor – KBS Drama Awards 2018
Keberhasilannya dalam memainkan karakter transgender di Squid Game 2 semakin menegaskan kualitas aktingnya yang luar biasa. Dengan dedikasi dan kerja keras, Park Sung Hoon terus menunjukkan bahwa ia adalah salah satu aktor yang patut diperhitungkan di industri hiburan Korea Selatan.