Jakarta, CNN Indonesia —
Ribuan pendukung presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol menyemut di kediamannya pada Minggu (5/1)
Bagikan:
url telah tercopy

Jakarta, CNN Indonesia —
Ribuan pendukung presiden Korea Selatan yang dimakzulkan, Yoon Suk Yeol menyemut di kediamannya pada Minggu (5/1)
Bagikan:
url telah tercopy

JAKARTA – Militer Korea Selatan (Korsel) menilai Korea Utara (Korut) tampaknya telah memulai pembangunan kapal perang jenis fregat seberat 4.000 ton yang dilengkapi dengan peluncur vertikal.
Korea Utara diketahui belakangan tengah berupaya untuk mengembangkan senjata nuklir dan misil miliknya.
Penilaian tersebut dilakukan sehari setelah media pemerintah Korea Utara merilis foto-foto pemimpinnya Kim Jong-un yang sedang mengunjungi galangan kapal tempat kapal perang baru tersebut sedang dibangun, sambil melaporkan rapat pleno partai akhir tahun.
“Korea Utara tengah membangun fregat seberat 4.000 ton di Nampho,” kata seorang pejabat militer, merujuk pada kota pelabuhan barat Korea Utara, dilansir dari The Korea Times 2 Januari.
“Dari ukuran kapal tersebut, kapal tersebut dinilai mampu membawa misil (kapal ke darat),” lanjutnya.
Namun, pejabat tersebut mencatat Korea Utara mungkin memerlukan waktu hingga beberapa tahun untuk menyelesaikan pembangunan kapal tersebut dan lebih dari 10 tahun untuk mengerahkan kapal tersebut untuk operasi.
Sejauh ini, kapal perang terbesar yang dimiliki Korea Utara adalah fregat berbobot 1.500 ton yang dilengkapi dengan rudal antarkapal.
Kapal terbesar Korea Utara hingga saat ini adalah fregat seberat 1.500 ton yang dilengkapi dengan rudal antarkapal. Kapal itu tidak dilengkapi dengan sistem peluncur vertikal.
Sementara itu, seorang anggota parlemen partai berkuasa Korea Selatan menilai kapal itu lebih besar daripada analisis militer.
Anggota parlemen dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) Yu Yong-weon mengatakan kapal perang itu tampaknya adalah fregat seberat 5.000 ton yang menyerupai kapal Tiongkok, bukan fregat Rusia.
Ia mencatat, Korea Utara pertama kali mengungkap bagian bawah kapal dalam sebuah foto inspeksi di lokasi oleh Pemimpin Kim pada Bulan September.
Selama kunjungan ke galangan kapal, Pemimpin Kim dikutip mengatakan bahwa memperkuat kekuatan angkatan laut adalah “hal terpenting dalam mempertahankan kedaulatan maritim negara itu dengan tegas dan meningkatkan kesiapan perang saat ini.”
Yu mengatakan fregat itu belum dilengkapi dengan sistem tempur, tetapi ia mengemukakan kekhawatiran kapal itu mungkin muncul sebagai ancaman baru karena kemampuan peluncuran rudal antarkapalnya.

Jakarta –
Apple kabarnya akan meluncurkan iPhone 17 Air/Slim tahun ini dengan desain ultra tipis. Laporan terbaru mengungkap informasi seputar harga dan dimensi ponsel ini.
Media Korea Selatan Sisa Journal mengatakan Apple ingin membuat iPhone 17 Air dengan ketebalan sekitar 6,25mm. Jika ukuran itu akurat, maka perangkat ini akan menjadi iPhone paling tipis yang pernah ada, mengalahkan rekor 6,9mm yang dipegang iPhone 6.
Selain itu, dimensi iPhone 17 Air juga akan 20% lebih tipis dibandingkan iPhone 16 dan iPhone 16 Plus, serta 25% lebih tipis ketimbang iPhone 16 Pro dan iPhone 16 Pro Max.
Sebagian besar rumor yang beredar saat ini mengklaim iPhone 17 Air akan memiliki ketebalan sekitar 6mm, dan hanya satu rumor yang menyebutkan ketebalannya akan mencapai 5mm.
Laporan ini mengatakan iPhone 17 Air akan dijual dengan harga yang sama seperti iPhone 16 Plus, yang harganya dimulai dari USD 899 (Rp 14,5 jutaan) di Amerika Serikat. Apple diprediksi tidak akan meluncurkan iPhone 17 Plus tahun ini, dan iPhone 17 Air akan jadi penggantinya, seperti dikutip dari MacRumors, Sabtu (4/1/2025).
Selain Apple, Samsung juga kabarnya akan meluncurkan ponsel Galaxy ultra tipis tahun ini, yang disebut Galaxy S25 Slim. Menariknya, laporan ini mengklaim Samsung mengembangkan Galaxy S25 Slim secara tergesa-gesa setelah mendengar rencana Apple meluncurkan iPhone 17 Air.
iPhone 17 Air diprediksi akan hadir dengan layar berukuran 6,6 inch. Analis Ming-Chi Kuo mengatakan ponsel ini akan mengusung chip A19, Dynamic Island, satu kamera belakang, RAM 8GB, Apple Intelligence, dan modem 5G buatan Apple.
iPhone 17 Air akan diluncurkan pada September 2025 bersama model iPhone 17 lainnya. Bocoran spesifikasi yang lebih lengkap mungkin akan terkuak menjelang peluncurannya.
(vmp/vmp)

TRIBUNNEWS.COM – Penyidik Korea Selatan meminta bantuan dari Penjabat Presiden Choi Sang-mok untuk memfasilitasi penangkapan Yoon Suk Yeol.
Permintaan ini muncul setelah Dinas Keamanan Presiden (PSS) mencegah jaksa untuk menangkap Yoon di kediamannya.
Pada Jumat (3/1/2025), Dinas Keamanan bersama pasukan militer menghalangi upaya jaksa dalam menangkap Yoon Suk Yeol.
Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) meminta Choi Sang-mok untuk memerintahkan PSS mundur dari kediaman Yoon agar surat perintah penangkapan dapat dilaksanakan.
“PSS harus bekerja sama dengan surat perintah tersebut,” ungkap pihak CIO dalam pernyataan resmi mereka.
Polisi juga meminta Kepala Dinas Keamanan Presiden, Park Chong-jun, dan Wakil Kepala Dinas, Kim Seong-hoon, untuk hadir dalam interogasi.
Namun, keduanya menolak permintaan tersebut dengan alasan situasi keamanan yang berat untuk Yoon.
Tuntutan dari Partai Oposisi
Enam partai oposisi yang dipimpin oleh Partai Demokrat menuntut agar Park Chong-jun dicopot dari jabatannya dan ditangkap atas tuduhan menghalangi tugas resmi.
Mereka menuduh Park dan anggota PSS lainnya sebagai kaki tangan dalam upaya pemberontakan.
“Penjabat Presiden Choi Sang-mok juga harus bertanggung jawab atas kebuntuan ini,” tegas mereka dalam konferensi pers di Majelis Nasional.
Menanggapi situasi ini, Kementerian Pertahanan Korea Selatan menyatakan bahwa Penjabat Menteri Pertahanan Kim Seon-ho telah memberi tahu PSS bahwa tidak tepat untuk mengerahkan tentara guna menghalangi CIO.
“Prajurit tidak boleh terlibat dalam konfrontasi fisik dengan polisi,” tambah kementerian dalam pernyataannya.
Meskipun ada ketegangan yang meningkat, PSS membantah klaim bahwa prajurit dikerahkan untuk mencegah penangkapan Yoon.
Situasi ini mencerminkan ketegangan politik yang semakin meningkat di Korea Selatan, di mana penegakan hukum dan keamanan negara saling berhadapan.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

TRIBUNNEWS.COM – Penyidik Korea Selatan meminta bantuan kepada Penjabat (Pj) Presiden Korsel, Choi Sang-mok, membuka jalan untuk menangkap Yoon Suk Yeol.
Dalam permintaan bantuan tersebut, para penyidik meminta Choi Sang-mok untuk memerintahkan Dinas Keamanan Presiden (PSS) mundur dari kediaman Yoon Suk Yeol.
Dikutip dari Reuters, dinas keamanan, bersama dengan pasukan militer, pada Jumat (3/1/2025), mencegah jaksa menangkap Yoon Suk Yeol di kediamannya.
Kantor Investigasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (CIO) mengatakan pihaknya telah kembali meminta Choi Sang-mok untuk memerintahkan dinas keamanan presiden agar bekerja sama dengan surat perintah tersebut.
Polisi juga meminta Kepala Dinas Keamanan Presiden, Park Chong-jun, untuk hadir guna diinterogasi.
Tak hanya Park Chong-jun, Wakil Kepala Dinas Keamanan Presiden, Kim Seong-hoon, juga diminta untuk datang.
Namun, keduanya menolak permintaan polisi untuk hadir guna diperiksa pada Sabtu (4/1/2025).
Dalam pesannya ke media, PSS mengatakan, baik Park Chong-jun maupun Kim Seong-hoon, tidak dapat meninggalkan posisi mereka “bahkan untuk sesaat”, dengan alasan beratnya situasi dalam menyediakan keamanan bagi Yoon.
Dikutip dari Yonhap, PSS menambahkan mereka sedang berunding dengan polisi untuk menjadwal ulang sesi pemeriksaan.
Sebelumnya, PSS sempat bersitegang dengan CIO yang berusaha untuk melaksanakan surat perintah penangkapan Yoon.
PSS sempat mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap CIO atas tuduhan “masuk tanpa izin”.
Enam partai oposisi, yang dipimpin oleh Partai Demokrat, menuntut hukuman bagi Park Chong-jun atas perannya dalam ketegangan tersebut.
Dalam konferensi pers bersama di Majelis Nasional, pimpinan enam partai mengatakan Park harus segera dicopot dari jabatannya sebagai Kepala PSS dan ditangkap atas tuduhan menghalangi tugas resmi, menyembunyikan pelaku tindak pidana, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Para pihak juga menuduh Park dan anggota PSS lainnya sebagai kaki tangan pemberontakan.
Mereka menuduh penjabat Presiden Choi Sang-mok juga bertanggung jawab atas kebuntuan tersebut dan ia harus membuat PSS bekerja sama dengan CIO.
Partai-partai oposisi meminta CIO untuk melaksanakan surat perintah penangkapan “segera”, dan menambahkan, “Tidak boleh ada kemunduran lagi.”
Menanggapi perkembangan hari Jumat, Kementerian Pertahanan mengatakan pada Sabtu, Penjabat Menteri Pertahanan, Kim Seon-ho, telah memberi tahu PSS, “tidaklah tepat” untuk mengerahkan tentara guna mencegah CIO menahan Yoon.
Para prajurit yang membentuk blokade bertugas untuk unit bawahan Komando Pertahanan Ibu Kota yang bertanggung jawab atas keamanan di sekitar kompleks kepresidenan.
Menurut kementerian, Kim juga telah memberi tahu komandan unit bawahan bahwa prajuritnya tidak boleh terlibat dalam konfrontasi fisik dengan polisi.
PSS membantah klaim prajurit unit tersebut didatangkan untuk acara tersebut.
Meskipun unit tersebut milik komando pertahanan, PSS bertanggung jawab atas komando dan kendali di kompleks kepresidenan.
(Tribunnews.com/Whiesa)

Jakarta, CNN Indonesia —
Para penyidik Korea Selatan mengatakan pada Sabtu (4/1) bahwa mereka hampir menyelesaikan transkrip rekaman suara kokpit pesawat Jeju Air 2216 yang kecelakaan dan menewaskan 179 orang.
Rekaman itu bisa menyimpan petunjuk soal saat-saat terakhir penerbangan yang membawa 181 penumpang dan awak dari Thailand ke Korea Selatan, ketika pesawat itu mendarat darurat sebelum menghantam penghalang beton di ujung landasan.
Para penyidik Korea Selatan dan AS, termasuk dari produsen pesawat Boeing, telah menyisir lokasi kecelakaan di Muan barat daya untuk mencari tahu penyebabnya.
“Transkrip perekam suara kokpit (CVR) diharapkan selesai hari ini, dan perekam data penerbangan (FDR) sedang dalam proses dipersiapkan untuk diangkut ke Amerika Serikat untuk dianalisis,” kata kementerian pertahanan Korea Selatan, seperti dikutip dari AFP.
Para investigator juga menemukan mesin pesawat dari lokasi kecelakaan minggu ini.
Penyebab pasti kecelakaan Boeing 737-800 masih belum diketahui, tetapi para penyelidik telah mengungkapkan kemungkinan tabrakan dengan burung, roda pendaratan yang rusak, dan pembatas landasan pacu.
Pihak berwenang minggu ini melakukan operasi pencarian dan penyitaan di bandara Muan tempat pesawat jatuh, kantor penerbangan regional di kota barat daya, dan kantor Jeju Air di ibu kota Seoul, kata polisi.
Pimpinan eksekutif Jeju Air Kim E-bae telah dilarang meninggalkan negara itu selama penyelidikan masih berlangsung.
Pilot sempat memperingatkan tabrakan dengan burung sebelum membatalkan pendaratan pertama, dan kemudian jatuh pada upaya kedua ketika roda pendaratan tidak muncul.
Video dramatis menunjukkan pesawat bertabrakan dengan pembatas beton di ujung landasan pacu sebelum terbakar.
Pihak berwenang telah mulai mengangkat puing-puing jet, dan mengembalikan beberapa jenazah korban yang teridentifikasi dan barang-barang pribadi yang ditemukan dari lokasi kecelakaan kepada keluarga yang berduka.
Pesawat itu sebagian besar membawa wisatawan Korea Selatan yang kembali dari perjalanan akhir tahun ke Bangkok, kecuali dua penumpang asal Thailand.
Gambar dari media lokal menunjukkan pihak berwenang menyerahkan barang-barang termasuk telepon pintar, serta mangga kering dan kelapa yang bersumber dari Thailand.
(AFP/vws)
[Gambas:Video CNN]

Jakarta, Beritasatu.com – Fanmeeting aktor Korea Selatan, Lee Joon-gi yang seharusnya digelar 18 Januari 2025 di Jakarta resmi batal. Kabar mengejutkan ini diumumkan Ujin Entertainment melalui akun Instagram mereka.
Pembatalan acara bertajuk “Joongi’s Day” ini terjadi setelah adanya diskusi antara Ujin Entertainment dan agensi Lee Joon-gi, Namoo Actors. Menurut pengumuman tersebut, fanmeeting Lee Joon-gi yang diputuskan batal digelar itu disebabkan oleh permasalahan dengan promotor lokal.
Masalah dimulai pada 22 Desember 2024, ketika promotor lokal mengunggah materi promosi yang tidak sah tanpa persetujuan sebelumnya dari Ujin Entertainment dan agensi Lee Joon-gi.
Meski promotor telah mengakui kesalahan dan berkomitmen untuk menghapus postingan tersebut, mereka gagal mematuhi permintaan tersebut dan bahkan mengunggah materi promosi lain pada 25 Desember 2024.
“Setelah beberapa kali permintaan untuk menghapus postingan yang tidak sah, promotor lokal mengabaikan arahan kami. Ini menyebabkan pelanggaran berkelanjutan terhadap kesepakatan kontrak,” ungkap Ujin Entertainment dalam pengumumannya, seperti dikutip Beritasatu, Sabtu (4/1/2025).
Selain masalah promosi, promotor lokal juga meminta perubahan lokasi acara ke tempat yang tidak sesuai dengan kebutuhan produksi. Hal ini semakin memperburuk persiapan acara dan mempersulit pelaksanaan fanmeeting yang dijadwalkan.
“Karena dua masalah besar ini, kami merasa tidak mungkin untuk melanjutkan acara. Berbagai tuntutan sepihak tanpa proses kesepakatan yang tepat merugikan para penggemar dan pembeli tiket,” lanjut Ujin Entertainment.
Sebagai akibat dari pembatalan ini, seluruh tiket yang telah terjual akan dikembalikan melalui platform penjualan tiket. Pengembalian dana ini diperkirakan memakan waktu hingga 30 hari.
Pihak Ujin Entertainment juga menyampaikan permohonan maaf mereka kepada para penggemar atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai proses refund, penggemar dapat menghubungi kontak promotor lokal yang telah disediakan.
Fanmeeting ini sebelumnya dijadwalkan pada 2 November 2024, namun terpaksa diundur ke 18 Januari 2025 karena alasan keamanan. Sayangnya, fanmeeting Lee Joon-gi pun batal secara keseluruhan.
Ujin Entertainment menutup pengumumannya dengan harapan agar para penggemar dapat memahami keputusan yang telah diambil, meskipun ini adalah situasi yang sangat disayangkan bagi semua pihak yang terlibat.

Jakarta, Beritasatu.com – Kecelakaan fatal yang menimpa penerbangan Jeju Air 2216 pada 29 Desember 2024 telah menarik perhatian dan rasa simpati dari sejumlah selebritas Korea Selatan, termasuk persnonel grup idola K-Pop, J-Hope BTS dan aktor Squid Game 2 Im Si-wan sebagai Lee Myung- Gi peserta nomor 333.
Dilansir dari Channel News Asia pada Sabtu, (4/1/2024), Asosiasi Bantuan Bencana Hope Bridge Korea Selatan mengungkapkan bahwa J-Hope BTS telah menyumbangkan 100 juta won (sekitar Rp 1,1 miliar) untuk membantu keluarga yang terdampak oleh kecelakaan pesawat tersebut.
Dalam pernyataannya, J-Hope, yang memiliki nama asli Jung Ho-seok mengungkapkan rasa simpati setelah mendengar berita kecelakaan tersebut.
“Saya memutuskan untuk memberikan donasi sebagai bentuk dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan. Saya menyampaikan belasungkawa dan rasa simpati yang mendalam kepada keluarga korban dan semua orang yang sedang berduka akibat tragedi ini,” ujar J-Hope BTS.
Perwakilan dari Hope Bridge mengungkapkan rasa terima kasih mereka atas sumbangan J-Hope untuk korban pesawat Jeju Air dan memastikan, dana tersebut akan sepenuhnya disalurkan untuk membantu keluarga yang terdampak.
Selain itu, Im Si-wan juga turut memberikan sumbangannya kepada organisasi yang sama. Ia mengungkapkan rasa sedihnya akibat peristiwa besar tersebut.
“Saya ingin mengungkapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga yang kehilangan orang tercinta dalam tragedi ini,” kata Im dalam sebuah pernyataan.
Selain keduanya, selebritas Korea Selatan lainnya yang turut membantu keluarga korban kecelakaan pesawat Jeju Air adalah rapper DinDin, komedian Park Na-rae, dan kontestan Culinary Class Wars, Ahn Yu-seong. Mereka bekerja sama dengan koki dan pemilik restoran untuk menyiapkan 1.000 porsi bubur abalon, 200 gimbap, dan 200 sandwich untuk disalurkan kepada para korban.

Jakarta, Beritasatu.com – Serial Squid Game yang tayang di Netflix kembali hadir dengan nuansa yang segar di musim terbarunya. Dalam Squid Game 2 menyuguhkan cerita dan karakter yang lebih menarik. Salah satunya adalah Hyun-ju yang diperankan oleh aktor berbakat Park Sung-hoon.
Hyun-ju hadir dalam Squid Game 2, ia merupakan karakter transgender yang dikenal sebagai Pemain 120 dalam permainan mengerikan ini.
Hyun-ju digambarkan sebagai sosok yang tangguh dan dapat diandalkan. Ia mengikuti permainan untuk mengumpulkan uang guna membiayai operasi afirmasi gendernya, demi mencapai impian untuk mengubah dirinya yang sejati.
Sebelum memulai transisinya, Hyun-ju pernah bertugas sebagai sersan kelas satu di pasukan khusus Korea Selatan. Namun, pilihan untuk hidup sesuai dengan identitas gendernya membuatnya kehilangan pekerjaan dan ditinggalkan oleh banyak teman.
Meski menghadapi berbagai kesulitan, Hyun-ju tetap teguh pada prinsipnya. Keputusan ini terlihat jelas ketika ia memilih untuk melanjutkan permainan meskipun keputusan tersebut tidak sejalan dengan keinginan kelompok saat pemungutan suara.
Aktor Korea Selatan Park Sung-hoon – (Istimewa/Istimewa)
Keberanian dan tekad Park Sung-hoon atau Hyun-ju dalam perjuangannya untuk bertahan menghadapi tantangan yang begitu besar, mendapat apresiasi dari penonton Squid Game 2.
Namun, meskipun Hyun-ju mengaku sebagai seorang transgender, beberapa netizen berpendapat ini mungkin merupakan taktik untuk menjadi mata-mata dalam permainan sehingga dirinya memberikan diri bergabung dalam Squid Game 2.
Hal ini terlihat ketika Hyun-ju berani untuk membantu mengungkap identitas para pelaku yang berada di balik permainan, meskipun hal tersebut mengorbankan banyak nyawa.
Hyun-ju yang diperankan oleh aktor berbakat Park Sung-Hoon dalam Squid Game 2. – (Istimewa/Istimewa)
Menariknya lagi, juga mahir dalam menggunakan senjata dan menguasai medan pertempuran, mengingat latar belakangnya sebagai mantan sersan pasukan khusus di Korea Selatan.
“Sung-hoon, jaya, jaya, jaya,” kata @van****.
“Suka sama cara nembaknya dia, headshot terus,” ujar @iv****.
“Ada teori yang bilang kalau dia ini anggota FBI. Sengaja dikirim buat menyelidiki permainan ini,” tulis @han****.
Dengan semua ini, muncul pertanyaan, apakah Park Sung-hoon yang berperan sebagai Hyun-ju akan menjadi salah satu pemain yang bertahan hidup dalam permainan Squid Game?

Jakarta, CNN Indonesia —
Pedemo yang menentang pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol diadang polisi di Seoul, Korea Selatan pada Sabtu (4/1).
Polisi membentuk formasi dan mengadang pedemo yang bergerak menuju kediaman Presiden Yoon.
Aksi mereka dilakukan sehari setelah Paspampres dan militer Korsel berhasil mencegah penangkapan Yoon.
KPK Korsel menyatakan alasan keamanan menjadi faktor mereka gagal menahan Yoon.
Meski gagal, mereka akan berusaha menangkap Yoon lagi pekan depan, tepatnya pada 6 Januari.