Negara: Korea Selatan

  • Paling Mematikan, Kebakaran Hutan di Korsel Tewaskan 27 Orang

    Paling Mematikan, Kebakaran Hutan di Korsel Tewaskan 27 Orang

    Jakarta

    Kebakaran hutan di Korea Selatan (Korsel) kini menjadi yang terbesar dan paling mematikan yang pernah tercatat di negeri itu. Kebakaran yang menyebar dengan cepat ini telah menewaskan 27 orang.

    Lebih dari selusin titik kebakaran hutan terjadi selama akhir pekan lalu, menghanguskan sebagian besar wilayah tenggara dan memaksa sekitar 37.000 orang mengungsi. Kebakaran tersebut memutus jalan dan memutus jalur komunikasi saat penduduk melarikan diri dengan panik.

    Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korea Selatan mengatakan bahwa 27 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka, dengan jumlah korban kemungkinan akan bertambah.

    Lebih dari 35.000 hektar areal hutan telah terbakar, kata Lee Han-kyung, kepala divisi bencana dan keselamatan, seraya menambahkan bahwa api masih menyebar “dengan cepat”.

    Luasnya kerusakan menjadikan ini sebagai kebakaran hutan terbesar di Korea Selatan, setelah kebakaran hebat pada bulan April 2000, yang menghanguskan 23.913 hektar hutan di sepanjang wilayah pantai timur.

    “27 orang tewas dan 32 orang terluka,” kata Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan Korsel dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025). Ini merupakan jumlah kematian tertinggi sejak Dinas Kehutanan Korea mulai mencatat kebakaran hutan pada tahun 1987.

    Pemerintah telah menaikkan peringatan krisis ke tingkat tertinggi akibat kebakaran hutan ini.

    “Kebakaran hutan yang terjadi selama lima hari berturut-turut… menyebabkan kerusakan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata presiden sementara Korea Selatan, Han Duck-soo.

    Dia mengatakan dalam rapat keselamatan darurat dan bencana, bahwa kebakaran “meningkat dengan cara yang melampaui model prediksi yang ada dan ekspektasi sebelumnya.”

    “Sepanjang malam, kekacauan terus berlanjut karena kabel listrik dan komunikasi terputus di beberapa daerah dan jalan-jalan ditutup,” tambahnya.

    Di kota Andong, beberapa pengungsi yang berlindung di gedung olahraga sekolah dasar mengatakan kepada AFP, bahwa mereka harus melarikan diri begitu cepat sehingga tidak dapat membawa apa pun.

    Lihat Video ‘Korea Selatan Darurat Kebakaran Hutan: 4 Tewas-Ribuan Mengungsi’:

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meninggal Mendadak, CEO Samsung Han Jong-hee Sempat Minta Maaf dan Akui Kinerja Saham Buruk – Halaman all

    Meninggal Mendadak, CEO Samsung Han Jong-hee Sempat Minta Maaf dan Akui Kinerja Saham Buruk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – CEO Samsung Electronics, Han Jong Hee, meninggal dunia akibat serangan jantung pada usia 63 tahun.

    Perusahaan mengumumkan kematian Han pada Selasa (25/3/2025) kemarin.

    Han menjabat sebagai kepala divisi elektronik konsumen dan perangkat seluler Samsung.

    Dia telah mengabdikan hampir 40 tahun hidupnya untuk raksasa teknologi Korea Selatan tersebut.

    Sempat Meminta Maaf atas Kinerja Saham

    Beberapa hari sebelum meninggal, Han sempat meminta maaf atas kinerja buruk saham Samsung dalam rapat pemegang saham tahunan.

    Dikutip dari Reuters, ia mengakui bahwa perusahaan gagal memanfaatkan pertumbuhan pesat dalam industri kecerdasan buatan (AI), yang telah menguntungkan para pesaing di sektor semikonduktor.

    “Saya dengan tulus meminta maaf atas kinerja saham baru-baru ini yang tidak memenuhi harapan,” ujar Han pada Rabu (19/3/2025).

    “Selama setahun terakhir, kami gagal merespons dengan cepat terhadap perkembangan pesat pasar semikonduktor AI,” lanjutnya.

    Ia juga mengungkapkan Samsung tengah mempertimbangkan untuk memperluas skema insentif berbasis saham guna meningkatkan keterlibatan karyawan serta memperbaiki harga saham.

    Selain itu, Han menegaskan bahwa tahun 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi Samsung karena ketidakpastian kebijakan ekonomi global.

    Ia juga menyoroti pentingnya strategi merger dan akuisisi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan.

    “Kami bertekad menghasilkan hasil nyata dalam strategi M&A (merger dan akuisisi) tahun ini, meskipun ada hambatan regulasi dan kepentingan nasional yang kompleks,” katanya.

    Tantangan dan Tekanan di Tengah Persaingan Global

    Menurut laporan Daily Mail, Han Jong Hee telah lama menjadi tokoh kunci di Samsung, terutama dalam bidang inovasi teknologi dan strategi bisnis global.

    Sebelum menjadi CEO pada 2022, ia menjabat sebagai Kepala R&D Tim Visual Display dan Kepala Visual Display Business.

    Han bertanggung jawab atas pengembangan produk unggulan Samsung di bidang televisi dan perangkat elektronik lainnya.

    Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Samsung menghadapi tekanan besar akibat ketatnya persaingan industri chip dan teknologi.

    Saham perusahaan sempat anjlok hampir sepertiga dalam satu tahun terakhir.

    Saham Samsung mencapai titik terendah dalam empat tahun pada November 2024.

    Lalu mengalami sedikit pemulihan setelah Samsung mengumumkan rencana pembelian kembali saham senilai 10 triliun won (USD 7,2 miliar).

    Pesaing utama Samsung dalam industri chip, terutama di bidang AI, mengalami lonjakan permintaan, sementara Samsung tertinggal dalam inovasi semikonduktor canggih.

    Selain itu, pembatasan ekspor chip AS ke China semakin memperumit strategi Samsung di pasar global, mengingat China merupakan salah satu pasar terbesar perusahaan.

    Warisan dan Kontribusi Han Jong Hee

    Lahir pada 15 Maret 1962, Han Jong Hee meraih gelar Sarjana Teknik Elektro dari Universitas Inha pada 1988.

    Ia dikenal sebagai sosok yang mendorong inovasi, transformasi digital, dan kolaborasi global dalam pengembangan teknologi canggih.

    Di bawah kepemimpinannya, Samsung tidak hanya berfokus pada pengembangan perangkat elektronik, tetapi juga strategi pengalaman pengguna (Device eXperience/DX) yang menjadi salah satu pilar utama pertumbuhan perusahaan.

    Meski mendadak meninggal dunia, kontribusi Han terhadap industri teknologi dan strategi bisnis Samsung tetap meninggalkan jejak yang kuat.

    Seorang analis Samsung mengatakan kepada Reuters bahwa kepergian mendadaknya dapat berdampak pada strategi jangka panjang perusahaan, terutama dalam bidang pemasaran dan pengembangan teknologi baru.

    Jun Young Hyun Memimpin Samsung

    Setelah meninggalnya Han Jong-hee, tanggung jawab kepemimpinan di Samsung kini semakin besar bagi Jun Young Hyun, yang sebelumnya telah menjabat sebagai CEO bersama Han.

    Jun Young Hyun saat ini mengawasi divisi bisnis semikonduktor Samsung, salah satu pilar utama perusahaan yang menghadapi tantangan besar di tengah persaingan industri chip global.

    Dengan meningkatnya permintaan akan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan ketatnya regulasi perdagangan chip, Jun diharapkan dapat membawa strategi baru untuk mempertahankan dominasi Samsung di sektor ini.

    Sebagai salah satu eksekutif berpengalaman di perusahaan, Jun memiliki tugas berat dalam menjaga stabilitas bisnis Samsung di tengah ketidakpastian ekonomi global serta perubahan kepemimpinan mendadak akibat wafatnya Han Jong-hee.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Mengukur dengan tepat melepaskan kita dari simpulan sesat

    Mengukur dengan tepat melepaskan kita dari simpulan sesat

    Jakarta (ANTARA) – Dalam dunia yang semakin kompleks dan banjir informasi, kemampuan untuk mengukur dan menilai dengan tepat menjadi sangat penting, tetapi juga semakin sulit.

    Butuh kemauan untuk menggali dan mendalami informasi untuk bisa menemukan tolok ukur yang tepat yang membawa kita kepada kesimpulan yang akurat.

    Seperti pepatah lama yang mengatakan, “Jika Anda mengukur sesuatu dengan cara yang salah, hasilnya juga pasti akan salah.”

    Coba bayangkan jika kita diminta untuk mengukur jumlah air di waduk Jatiluhur menggunakan sendok kecil. Atau, kita diminta untuk mengukur sekarung beras menggunakan timbangan bayi. Tentu saja, usaha kita akan sia-sia karena alat dan metode yang digunakan sangat tidak sesuai dengan tujuan tersebut. Jadi, jika waktu, metode, dan pembanding yang digunakan tidak tepat, maka kesimpulan yang kita ambil pun niscaya tidak akan tepat.

    Fenomena inilah yang seringkali terjadi ketika kita mencoba untuk menilai kebijakan pemerintah atau isu-isu sosial lainnya tanpa alat ukur yang tepat, kita akhirnya bisa terjebak dalam penilaian yang sesat.

    Oleh karena itu, kita harus lebih teliti dalam memilih metode pengukuran dan pembanding yang digunakan.

    Salah satu contoh nyata dari pengukuran yang tidak tepat bisa kita temukan dalam perdebatan seputar RUU TNI yang sudah disahkan DPR pada 20 Maret 2025. Beberapa pihak menilai dengan adanya penambahan 40 persen jumlah kementerian yang bisa dijabat oleh TNI aktif, menunjukkan bahwa pemerintah dan DPR mau mengembalikan praktik dwifungsi TNI, seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.

    Namun, mari kita lihat dulu alat ukur yang digunakan. Jika kita bandingkan dengan UU Nomor 2 Tahun 1988 tentang Prajurit ABRI tidak ada batasan bagi anggotanya untuk berperan di mana saja bahkan di ruang politik. Mereka juga bisa menjabat sebagai anggota DPR maupun kepala daerah sesuai dengan pasal 6 tentang Dwifungsi ABRI. Sementara dalam UU TNI terbaru, anggota TNI aktif sangat dibatasi hanya bisa ditugaskan ke dalam 14 kementerian dan lembaga saja yang terkait dengan bidang yang relevan dengan tugas dan kapasitas TNI, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

    Dengan alat ukur tadi, jelas bisa disimpulkan, Pemerintah dan DPR justru sedang berusaha menjaga konsistensi terhadap perjuangan reformasi dengan menjaga supremasi sipil melalui penebalan batas bagi anggota TNI di ranah sipil.

    Contoh lain yang dapat kita cermati adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran. Beberapa pihak menyimpulkan program ini gagal hanya karena sampai pertengahan Maret realisasi belanja MBG baru mencapai kurang dari 1 persen dari anggaran yang dialokasikan. Manfaat dari program ini juga baru diterima sekitar tiga juta anak. Pengukuran yang digunakan sangat tidak tepat.

    Coba kita ganti alat ukurnya bukan melihat dari jangka pendek, tetapi jangka panjang.

    Pemerintah memang merencanakan agar program MBG dijalankan secara bertahap karena menyasar skala yang sangat besar. Pada akhir Februari, targetnya adalah 2,2 juta penerima, dan pada akhir April ditargetkan enam juta penerima. Sementara itu, pada akhir Oktober, jumlah penerima akan meningkat menjadi 45 juta penerima. Nantinya, pada akhir Desember 2025, pemerintah menargetkan ada 82 juta anak dapat merasakan manfaatnya.

    Dengan kata lain, realisasi tiga juta penerima pada pertengahan Maret sudah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, klaim bahwa pemerintah gagal dalam menjalankan program ini jelas tidak tepat.

    Satu lagi contoh pengukuran yang tidak tepat sehingga berakhir dengan simpulan sesat.

    Pembentukan Danantara, Sovereign Wealth Fund (SWF) milik Indonesia. Sejak 1 Januari sampai 18 Maret 2025, terjadi penurunan harga saham di beberapa sektor, termasuk saham bank-bank BUMN, dan juga net sell asing dari pasar saham Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp26 triliun. Beberapa pihak langsung menarik kesimpulan bahwa Danantara gagal karena tidak ada kepercayaan dari investor global. Namun, pengukuran ini pun tidak tepat.

    Mari kita gunakan alat ukur yang tepat, yakni membandingkan dengan negara-negara lain secara global pada waktu yang sama. Kita akan menemukan fakta bahwa sejak 1 Januari sampai 18 Maret 2025 terjadi net sell asing dari bursa saham India (15,9 miliar dolar AS), Jepang (14,1 miliar dolar AS), dan Korea Selatan (5 miliar dolar AS).

    Sementara, Indonesia di waktu yang sama, net sell asing dari bursa Indonesia sebesar 1,6 miliar dolar AS. Ini menunjukkan bahwa adanya realokasi aset global, di mana net sell asing terjadi di berbagai bursa, berpindah ke bursa Tiongkok dan komoditas emas. Bisa disimpulkan fenomena ini bukan karena pendirian Danantara, tetapi realokasi aset oleh fund manager besar sedang terjadi secara global.

    Sudah saatnya kita membongkar cara ukur yang tidak tepat. Memberikan kritik yang konstruktif tentang kebijakan pemerintah adalah suatu kebajikan. Namun, jika caranya salah maka justru bisa merugikan banyak pihak.

    *) Noudhy Valdryno adalah Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO)

    Copyright © ANTARA 2025

  • Galaxy S25 Edge Lolos TKDN, HP Android Tertipis Samsung Siap Rilis di Indonesia! – Page 3

    Galaxy S25 Edge Lolos TKDN, HP Android Tertipis Samsung Siap Rilis di Indonesia! – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Fans Samsung di Indonesia bersiaplah! Galaxy S25 Edge, smartphone tertipis milik perusahaan asal Korea Selatan itu telah resmi lolos sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) dan siap meluncur di Tanah Air.

    Berdasarkan pantuan tim Tekno Liputan6.com, Kamis (27/3/2025), ponsel dengan kode model SM-S937B telah muncul di situs Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) milik Kementerian Perindustrian (Kemenperin).

    Dengan nilai TKDN mencapai 36,80 persen, Galaxy S25 Edge siap dijual di Indonesia tanpa kendala regulasi seperti iPhone 16 series beberapa waktu lalu.

    Berapa Harga Galaxy S25 Edge di Indonesia?

    Lalu, berapa harga Galaxy S25 Edge saat resmi meluncur nanti? Walau belum diketahui secara pasti, beberapa bocoran terpercaya mengungkap banderol ponsel baru milik Samsung tersebut. 

    Mengutip GSM Arena, Samsung kabarnya bakal menjual ponsel ini di pasar global dengan harga:

    Galaxy S25 Edge 256GB – USD 1,030 (Rp 16,9 juta)
    Galaxy S25 Edge 512GB – USD 1,120 (Rp 18,4 juta)

    Samsung kabarnya akan meniadakan opsi 1TB, dan hanya menawarkan dua varian memori untuk HP Galaxy S25 Edge.

    Dengan banderol harga ini, Galaxy S25 Edge akan berada di antara Galaxy S25 Plus dan Galaxy S25 Ultra.

    Setipis Apa Bodi Galaxy S25 Edge?

    Samsung pertama kali memperkenalkan Galaxy S25 Edge dalam acara Galaxy Unpacked 2025 pada Januari lalu. Saat diperlihatkan, daya tarik utama HP Android ini adalah bodi super tipis dan ringan.

    Disebutkan, bobot Galaxy S25 Edge ini hanya 162 gram, lebih ringan dibandingkan Galaxy S25 reguler. Sedangkan untuk ketebalan bodi, kabarnya HP Samsung ini hanya setebal 5,84mm.

     

  • Ngeri! Detik-detik Pemotor ‘Ditelan’ Lubang di Jalan Korsel hingga Tewas

    Ngeri! Detik-detik Pemotor ‘Ditelan’ Lubang di Jalan Korsel hingga Tewas

    Seoul

    Video mengerikan yang memperlihatkan pemotor yang tengah berjalan ‘ditelan’ lubang besar di Korea Selatan. Pemotor itu ditemukan tewas.

    Lubang besar selebar 20 meter dengan kedalaman 20 meter tiba-tiba muncul di persimpangan kawasan Myeongil-dong, Seoul Timur. Lubang itu bahkan menelan pemotor yang sedang melintas. Tampak dalam video yang beredar, terlihat sebelum pemotor tertelan, ada mobil yang sempat terperosok ke lubang. Namun mobil itu masih bisa keluar dari lubang dengan kondisi terpental. Tapi nahas bagi pemotor yang justru masuk ke lubang tersebut.

    Diberitakan CNN, pemotor berusia 30 tahun itu ditemukan tewas setelah dilakukan pencarian selama 17 jam. Pejabat dari Dinas Pemadam Kebakaran Gangdong, Kim Chang Seob, dalam konferensi pers mengungkap, pria itu ditemukan mengenakan helm dan sepatu bot motor.

    Departemen pemadam kebakaran Seoul melakukan pencarian besar-besaran, dengan para petugas penyelamat mengenakan pakaian selam dan “menggali dengan tangan mereka” bersama seekor anjing penyelamat yang juga dikerahkan. Ada juga eskavator dan peralatan lain yang digunakan.

    Petugas juga telah menemukan motor buatan Jepang dan ponselnya. Sementara itu, pengemudi mobil yang nyaris tertelan lubang runtuhan mengalami luka ringan.

    Dikutip detikNews, sebelumnya, sinkhole juga pernah muncul di ruas jalan raya Seoul, ibu kota Korea Selatan (Korsel), dan “menelan” sebuah mobil SUV yang sedang melaju di atasnya. Insiden ini membuat dua orang yang ada di dalam mobil itu mengalami luka-luka.

    Lubang besar itu terjadi pada pertengahan tahun 2024. Sinkhole itu disebut memiliki kedalaman sekitar delapan kaki atau setara 2,5 meter. Media lokal Korea Herald melaporkan mobil tersebut “terguling ke samping dan terjatuh ke dalam sinkhole”.

    Para petugas darurat setempat berhasil menyelamatkan pengemudi mobil itu dan satu penumpangnya, yang diidentifikasi sebagai orang kakek berusia 82 tahun dan seorang nenek berusia 76 tahun. Keduanya telah dilarikan ke rumah sakit terdekat, namun kondisi mereka belum diketahui secara jelas.

    (dry/rgr)

  • KEK Industropolis Batang Bebaskan Pajak hingga Permudah Izin buat Investor

    KEK Industropolis Batang Bebaskan Pajak hingga Permudah Izin buat Investor

    Jakarta

    Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Industropolis Batang menawarkan sejumlah insentif bagi investor yang hendak menanamkan modalnya. Insentif tersebut berupa pembebasan atau pengurangan pajak hingga kemudahan perizinan investasi, yang memberikan kepastian bisnis bagi para investor.

    Untuk diketahui, KEK Industropolis Batang lahir dari PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Kawasan KITB resmi bersatu KEK usai Presiden Prabowo Subianto menandatangani Peraturan Pemerintah pada 20 Maret 2025.

    KEK Industropolis Batang memiliki luas lahan 2.886,7 hektare (ha) dari total pengembangan 4.300 ha. Luas ini menjadikan KEK Industropolis Batang sebagai kawasan ekonomi terbesar di Indonesia.

    KEK Industropolis Batang memiliki tiga fokus utama. Pertama, Industri dan pengolahan yang mewadahi manufaktur berteknologi tinggi, seperti otomotif, elektronik, petrokimia, tekstil, serta makanan dan minuman.

    Kedua, sektor logistik dan distribusi yang akan menjadikan KEK sebagai simpul perdagangan global dengan fasilitas terintegrasi, termasuk pelabuhan dan gudang berikat.

    Ketiga, sektor pariwisata yang dikembangkan dengan konsep destinasi wisata industri dan ekowisata berkelas dunia. Perusahaan yakin dapat memberi nilai tambah bagi industri kreatif dan hospitality.

    Direktur Utama PT Kawasan Industri Terpadu Batang, Ngurah Wirawan mengatakan, pencapaian ini menjadi langkah besar dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri global. Dengan status KEK, ia meyakini Industropolis Batang dapat menarik minat investor.

    “Kami menawarkan peluang investasi yang tak tertandingi dengan fasilitas terbaik dan insentif luar biasa,” kata Ngurah dalam keterangan tertulisnya, Kamis (27/3).

    Kala masih menjadi KITB, kawasan ini tercatat telah menarik minat 27 tenant global. Tenant-tenant ini berasal dari Amerika Serikat, Belanda, Korea Selatan, Chili, Jepang, Taiwan, dan China, dengan industri yang mencakup solar panel, kaca, wood pellet, alas kaki, PVC, grinding ball, keramik, gas industri, hingga alat kesehatan.

    Hingga saat ini, total nilai investasi yang telah masuk mencapai Rp 17,95 triliun. Dari 7 tenant yang telah beroperasi, kawasan ini telah menyerap 7.008 tenaga kerja, dengan 80% berasal dari Kabupaten Batang.

    Dengan status KEK, KITB diproyeksikan menarik tambahan investasi Rp 75,8 triliun serta menciptakan 58.145 lapangan kerja baru. Saat beroperasi penuh, KEK ini berpotensi menyerap hingga 250.000 tenaga kerja, menjadikannya pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Indonesia.

    KEK Industropolis Batang juga dilengkapi infrastruktur modern, seperti jaringan jalan kawasan, rumah susun, Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST), bendung urang dan jaringan transmisi, reservoir, Instalasi Pengolahan Air (IPA), Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), serta jaringan transmisi gas, KEK ini menawarkan ekosistem industri yang terintegrasi dan ramah lingkungan.

    Dengan fasilitas, sertifikasi Platinum Greenship, hingga lokasi yang strategis, KEK Industropolis Batang hendak membuktikan Indonesia siap bersaing di tingkat global. Adapun status KEK menjadi katalis bagi percepatan pertumbuhan industri nasional berkepanjangan dan menarik investasi strategis.

    (ara/ara)

  • Gabung OECD, Status Indonesia Meningkat Jadi Negara Maju

    Gabung OECD, Status Indonesia Meningkat Jadi Negara Maju

    Paris, Beritasatu.com – Menteri Koordinator Hukum, HAM, Imigrasi dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra mengatakan bergabungnya Indonesia dengan organisasi kerja sama ekonomi dan pembangunan (OECD) merupakan langkah strategis dalam meningkatkan status negara dari berkembang menjadi maju. 

    Keanggotaan ini akan membuka peluang lebih luas dalam kerja sama ekonomi, investasi, dan pembangunan dengan 38 negara anggota OECD, serta memperkuat tata kelola pemerintahan dan transparansi di Indonesia.

    “Bergabung dengan OECD bukan hanya meningkatkan status Indonesia dari negara berkembang menjadi negara maju, tetapi juga membuka peluang lebih luas untuk kerja sama ekonomi dan pembangunan dengan negara-negara anggota,” ujar Yusril dalam keterangan resminya kepada media, Kamis (27/3/2025). 

    Yusril mengikuti langsung sidang OECD di Paris, Prancis pada Rabu (26/3/2025), mewakili Presiden Prabowo Subianto.

    Yusril menyebutkan Indonesia diperkirakan akan resmi menjadi anggota OECD dalam tiga tahun mendatang, dan menjadi negara ketiga di Asia yang bergabung setelah Jepang dan Korea Selatan. 

    Sebelum keanggotaan ini diresmikan, Menko Yusril mengungkapkan, Indonesia perlu menandatangani Konvensi OECD mengenai penyuapan dan berbagai instrumen hukum lainnya yang menjadi standar bagi negara-negara maju. 

    Reformasi regulasi di bidang antikorupsi, penyuapan, serta tata kelola pemerintahan yang bersih juga menjadi syarat utama yang harus dipenuhi.

    Pada sidang OECD di Paris, Menko Yusril menyampaikan pidato yang mewakili Presiden Prabowo Subianto. Dalam kesempatan tersebut, Yusril berbicara bersama Presiden Guatemala Bernardo Arevalo, mengenai sejarah perjuangan Indonesia dalam memberantas korupsi sejak tahun 1958, serta perkembangannya setelah meratifikasi United Nations Convention on Transnational Organized Crime dan United Nations Convention Against Corruption pada tahun 2006.

    “Kami menyadari bahwa indeks persepsi korupsi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir belum mengalami perubahan signifikan. Ini menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan,” ujar Yusril.

    Selain harus menandatangani konvensi mengenai penyuapan serta berbagai instrumen hukum lainnya sebelum bergabung dengan OECD, Yusril menambahkan, Pemerintah Indonesia juga berkewajiban melakukan reformasi dalam sistem hukum dan birokrasi guna memperbaiki regulasi terkait korupsi, penyuapan, dan tata kelola pemerintahan yang bersih.

    “OECD tidak hanya akan menilai aturan-aturan normatif, tetapi juga bagaimana aturan tersebut diterapkan dalam praktik. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk melakukan reformasi menyeluruh dalam tiga tahun ke depan,” jelas Yusril.

    Dengan bergabungnya Indonesia dalam OECD, Menko Yusril berharap dapat semakin memperkuat perekonomian, meningkatkan transparansi tata kelola pemerintahan, serta mempercepat pembangunan menuju visi Indonesia Emas 2045 sebagai negara maju yang bersih dari korupsi.

  • Diawasi Kim Jong Un, Korut Uji Coba Drone Bunuh Diri

    Diawasi Kim Jong Un, Korut Uji Coba Drone Bunuh Diri

    Jakarta

    Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un mengawasi uji coba drone bunuh diri dan pengintaian baru yang dilengkapi teknologi AI atau kecerdasan buatan. Media pemerintah Korut melaporkan uji coba ini digelar pada Kamis (27/3) waktu setempat, di tengah meningkatnya kerja sama militer dengan Rusia.

    Negara bersenjata nuklir tersebut telah meratifikasi pakta pertahanan penting dengan Moskow, dan dituduh mengerahkan ribuan pasukan untuk mendukung perang Rusia di Ukraina.

    Pemerintah Korea Selatan telah berulang kali memperingatkan tentang potensi transfer teknologi militer Rusia yang sensitif ke Korea Utara, sebagai imbalan atas pasukan dan senjata untuk mendukung perang Rusia dengan Ukraina.

    Dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/3/2025), Kim pada hari Kamis mengawasi uji coba “berbagai jenis drone pengintaian dan bunuh diri” yang diproduksi oleh Kompleks Teknologi Udara Tak Berawak Korea Utara, lapor kantor berita resmi Korut, KCNA.

    Drone pengintaian strategis jenis baru tersebut mampu “melacak dan memantau berbagai target strategis dan aktivitas pasukan musuh di darat dan laut”, tambah KCNA.

    Pesawat nirawak atau drone bunuh diri tersebut juga menunjukkan kemampuan menyerang “untuk digunakan dalam berbagai misi serangan taktis”, menurut KCNA.

    Kim mengevaluasi peningkatan kinerja pesawat nirawak ini, yang telah dilengkapi dengan “kecerdasan buatan baru”, KCNA melaporkan.

    Kim mengatakan, “bidang peralatan tak berawak dan kecerdasan buatan harus menjadi prioritas utama dan dikembangkan dalam memodernisasi angkatan bersenjata.”

    Ia juga menekankan pembuatan “rencana jangka panjang negara untuk mempromosikan pengembangan cepat pekerjaan untuk menggunakan pesawat nirawak cerdas”.

    Hal ini sejalan dengan “tren peperangan modern di mana persaingan untuk menggunakan pesawat nirawak cerdas sebagai sarana utama kekuatan militer.”

    Kim juga menyatakan “sangat puas” atas fakta bahwa “sistem pengacauan elektronik dan senjata serang baru mulai diproduksi”, demikian KCNA melaporkan.

    Sebelumnya, Korea Utara telah melancarkan serangan pengacauan GPS di Korea Selatan beberapa kali, sebuah operasi yang berdampak pada beberapa kapal dan puluhan pesawat sipil di negara tersebut.

    Empat bulan lalu, Kim memerintahkan “produksi massal” drone tempur yang dirancang untuk membawa bahan peledak dan sengaja ditabrakkan ke target musuh, yang secara efektif bertindak sebagai peluru kendali.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Terburuk! Kebakaran Hutan di Korsel Renggut 24 Korban Jiwa

    Video: Terburuk! Kebakaran Hutan di Korsel Renggut 24 Korban Jiwa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebakaran hutan terburuk dalam sejarah Korea Selatan telah merenggut sedikitnya 24 korban jiwa, dan memaksa puluhan ribu orang mengungsi. Kebakaran ini melanda wilayah tenggara negara tersebut, dan terus berkembang sejak pekan lalu.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Kamis, 27/03/2025) berikut ini.

  • Bukan HP, Proyek Rahasia Samsung Bareng Xiaomi Bocor

    Bukan HP, Proyek Rahasia Samsung Bareng Xiaomi Bocor

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua raksasa teknologi, Samsung dan Xiaomi, disebut sedang dalam pembicaraan untuk berkolaborasi mengembangkan mobil listrik (EV).

    Menurut laporan media Korea Selatan, dua petinggi perusahaan, Jay Y. Lee, Chairman Samsung Electronics, dan Lei Jun, CEO Xiaomi, disebut mengadakan pertemuan di Beijing.

    Pertemuan tersebut dilaporkan berfokus pada kerja sama untuk mengembangkan bisnis kendaraan listrik milik Xiaomi. Dan, fakta bahwa pertemuan tersebut berlangsung di pabrik produksi mobil listrik Xiaomi memperkuat klaim ini.

    Patut dicatat bahwa kedua eksekutif tersebut bertemu untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun. Jadi, ini adalah perkembangan yang cukup signifikan untuk masa depan bisnis mobil listrik Xiaomi dan bisnis Samsung Electronics, demikian dikutip dari Android Headlines, Kamis (27/3/2025).

    Sebelumnya, Samsung juga memasok komponen-komponen utama untuk mobil listrik, seperti chip Exynos yang menjadi komponen penting. Selain itu, Samsung juga memasok baterai, layar, dan komponen utama lainnya.

    Kedua perusahaan sudah memiliki sejarah kolaborasi yang sukses, dengan Xiaomi yang secara konsisten beralih ke layar AMOLED, memori, dan chip penyimpanan Samsung untuk perangkat selulernya. Hubungan yang baik ini dapat membantu mendorong kesepakatan di segmen mobil listrik.

    Xiaomi tercatat berhasul memasuki pasar kendaraan listrik dengan model pertamanya Xiaomi SU7 yang sudah terjual hampir 137.000 unit di tahun pertamanya.

    Hasilnya, bisnis kendaraan listrik perusahaan ini menghasilkan sekitar US$4,5 miliar. Perusahaan ini berambisi untuk meningkatkan jumlah kendaraan yang terjual hingga 350.000 unit pada 2025. Xiaomi juga dilaporkan ingin memperluas mobil listriknya ke pasar internasional pada 2027.

    Kolaborasi keduanya dinilai berpotensi saling menguntungkan. Hal ini dapat memungkinkan Xiaomi untuk mengakses komponen-komponen utama dari salah satu pemasok terkemuka di dunia.

    Di sisi lain, Samsung bisa mendapatkan klien utama baru, sesuatu yang telah mereka cari selama beberapa waktu di tengah situasi yang sulit

    (dem/dem)