Negara: Korea Selatan

  • Huayou Gantikan LG dalam Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

    Huayou Gantikan LG dalam Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Perusahaan asal China, Huayou, resmi menggantikan posisi LG asal Korea Selatan dalam proyek pengembangan baterai kendaraan listrik (EV battery) di Indonesia. 

    Sebelumnya diberitakan, konsorsium perusahaan asal Korsel yang dipimpin LG dikabarkan mundur dari proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia. Proyek tersebut bernilai 11 triliun won (US$ 7,7 miliar) atau setara Rp 129,8 triliun.

    Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menyampaikan, langkah konsorsium LG bukanlah bentuk pembatalan investasi, melainkan telah menyelesaikan seluruh rangkaian tahapan investasi.

    “Jadi berita mereka mundur itu bukan mundur, oh semuanya, enggak. Mereka sudah melakukan dan sudah selesai di nomor empat senilai US$ 1,1 miliar,” jelas Rosan dalam keterangan pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

    Setelah LG menyelesaikan tahapannya, pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengirimkan surat kepada pimpinan LG Chem dan LGES pada 31 Januari 2025. Surat tersebut dikeluarkan sebagai bagian dari hasil negosiasi selama lima tahun dan memberi ruang bagi Huayou untuk melanjutkan proyek.

    “Jadi surat itu dikeluarkan karena memang dari Huayou berminat untuk berinvestasi, karena mereka teknologinya juga sudah ada dan mereka hanya me-replace atau menggantikan posisi dari LG,” jelasnya. 

    Rosan menegaskan, nilai total investasi pengembangan baterai EV di Indonesia tetap sebesar US$ 9,8 miliar dan proyek ini tetap melibatkan PT Antam (Persero) dan PT Indonesia Battery Corporation (IBC).

    “Kalau ditanya kenapa Huayou? Ya mereka sudah berinvestasi sebelumnya, bahkan jauh lebih besar. Dan mereka pun sudah berinvestasi di daerah Weda Bay (Maluku Utara),” tutur Rosan.

  • Ada Kerja Sama dengan Perusahaan Lain, Tunggu Saja

    Ada Kerja Sama dengan Perusahaan Lain, Tunggu Saja

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden RI Prabowo Subianto menanggapi kabar konsorsium Korea Selatan yang dipimpin LG hengkang dari proyek pembangunan rantai pasokan baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia.

    Presiden Prabowo Subianto optimistis Indonesia tetap menjadi tujuan investasi yang menarik dan menjanjikan untuk investor.

    Hal itu Ia sampaikan usai pertemuan tertutup dengan Wakil Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Dr. Ahmad Zahid bin Hamidi di Istana Merdeka, Jakarta.

    “Ya, pasti ada kerja sama dengan perusahaan lain, tunggu saja,” kata Presiden Prabowo pada Selasa, 22 April 2025 seperti dikutip dari Antara.

    Prospek Ekonomi Nasional

    Prabowo Subianto menekankan keyakinannya terhadap prospek ekonomi nasional terkait hal tersebut.

    “Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” lanjut Prabowo.

    Sebelumnya, konsorsium asal Korea Selatan yang dipimpin LG memutuskan menarik proyek sekitar 11 triliun won atau senilai Rp130,7 triliun berdasarkan sumber dari Yonhap pada Jumat, 18 April 2025.

    Proyek Titan tersebut membangun rantai pasokan baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

    Produsen Nikel Terbesar di Dunia

    Konsorsium ini di antaranya LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp serta mitra lainnya.

    Mereka sudah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, serta beberapa perusahaan milik negara guna membangun rantai nilai menyeluruh untuk baterai EV.

    Inisiatif ini berupaya mencakup semua proses, dari pengadaan bahan baku sampai produksi prekursor, bahan katode, serta pembuatan sel baterai.

    Proyek itu sebelumnya diharapkan bisa menggapai ambisi Indonesia menjadi hub dari baterai kendaraan listrik.

    Sebagai informasi, Indonesia sendiri merupakan produsen nikel terbesar di dunia, yaitu bahan utama dalam baterai EV.***

     

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Menteri Rosan Bantah LG Mundur dari Inves Rantai Pasok Baterai EV, Lalu Apa yang Sebenarnya Terjadi? – Halaman all

    Menteri Rosan Bantah LG Mundur dari Inves Rantai Pasok Baterai EV, Lalu Apa yang Sebenarnya Terjadi? – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani membantah konsorsium LG membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS di Indonesia.

    Menurut dia, LG telah selesai berinvestasi di Indonesia yang meliputi ekosistem pertambangan, pengolahan nickel matte, nikel sulfur, prekursor, katoda, anoda, battery cells, cells pack, hingga recycle battery dengan nilai investasi Rp 9,8 miliar dolar AS

    “Jadi memang berita yang kemarin mereka mundur, itu bukan mundur oh semuanya, enggak. Mereka (LG) sudah melakukan dan sudah selesai di GV nomor 4, senilai Rp1,1 miliar dolar,” kata Rosan dalam Konferensi Pers mengutip YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (23/4/2025).

    Rosan bilang untuk bernegosiasi di proyek besar seperti dilakukan LG ini membutuhkan waktu yang lama. Namun akhirnya proyek investasi ini digantikan partner lain meskipun komitmennya tetap sama.

    “Kami juga ingin berinvestasi ini berjalan, jadi oleh sebab itu memang diputuskan untuk proyek ini tetap berjalan, tetapi memang digantikan oleh partner lain,” ucap Rosan.

    “Dengan partner lain ini juga sudah berjalan, diskusinya, jadi kami dan pihak dari LG tetap komitmen berinvestasi di bidang-bidang lainnya, dan ini pun masih juga terbuka untuk berinvestasi di bidang yang sama,” sambungnya. 

    Sebelumnya, Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG resmi membatalkan proyek pembangunan rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi senilai 11 triliun won atau sekitar 7,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 129,8 triliun di Indonesia.

    Informasi ini dilaporkan oleh kantor berita Yonhap News Agency pada Jumat (18/4/2025). Konsorsium ini mencakup LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp., serta sejumlah mitra lainnya.

    Sejak awal, mereka menggandeng pemerintah Indonesia dan BUMN untuk membangun ekosistem baterai EV dari hulu ke hilir, mulai dari pengadaan bahan baku, produksi prekursor katoda, hingga pembuatan sel baterai.

    Namun, proyek ambisius tersebut kini dibatalkan menyusul perubahan lanskap industri kendaraan listrik secara global.

    Fenomena “EV chasm”, yakni perlambatan permintaan kendaraan listrik di pasar dunia, menjadi salah satu pemicu utama.

    “Melihat kondisi pasar dan lingkungan investasi saat ini, kami memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” ujar seorang eksekutif LG Energy Solution kepada Yonhap.

    Meski membatalkan proyek tersebut, LG memastikan tetap melanjutkan bisnis yang sudah berjalan di Indonesia.

    Salah satunya adalah pabrik baterai EV milik PT HLI Green Power di Karawang, Jawa Barat, hasil kerja sama antara LG dan Hyundai Motor Group.

  • Segini Harga Cushion TIRTIR yang Ditahan Bea Cukai, Rachel Vennya Rugi Puluhan Juta Rupiah

    Segini Harga Cushion TIRTIR yang Ditahan Bea Cukai, Rachel Vennya Rugi Puluhan Juta Rupiah

    Segini Harga Cushion TIRTIR yang Ditahan Bea Cukai, Rachel Vennya Rugi Puluhan Juta Rupiah

    TRIBUNJATENG.COM– Segini harga cushion TIRTIR brand asal Korea Selatan.

    Rachel Vennya mendapat hadiah produk 60 cushion TIRTIR dari perusahaan kosmetik.

    Namun setiba di Indonesia, ternyata 40 cushion ditahan bea cukai.

    Rachel Vennya hanya menerima 20 cushion.

    Kronologi Rachel Vennya ngamuk karena cushion pemberian dari brand asal Korea Selatan ditahan pihak Bea Cukai.

    Kekesalan Rachel Vennya itu ia unggah di akun Tiktok pribadinya, Selasa (22/4/2025).

    Rachel mengunggah video yang menampilkan dirinya hendak membuka paket hadiah kosmetik dari perusahaan Korea Selatan. 

    harusnya, Rachel Vennya mendapat 60 cushion, namun paket yang ia terima hanya 20 buah.

    “Jadi ini bukan satu-satunya PR package yang aku dapetin, aku dapat juga PR package yang gede yang isinya ada 60 cushion.

    Dalam video itu, Rachel mengaku mendapat kiriman hadiah paket berisi 60 cushion, tetapi 40 di antaranya tertahan di Bea Cukai. 

    Rachel Vennya mengaku membayar 20 cushion yang ia terima.

    “Dia (Bea Cukai) cuma mau me-release 20 cushion, itupun aku harus bayar,” kata Rachel dalam video tersebut.

    Rachel Vennya berusaha menjelaskan jika cushion tersbeut merupakan hadiah dari brand TIRTIR.

    “Terus aku udah sempet ngasih tahu ke Bea Cukai kalau ini tuh gift aku nggak akan jualin lagi karena aku mau bikin video, bikin konten tentang si cushion TIRTIR itu, dan dia cuma mau nge-release 20 cushion itu pun aku harus bayar. Terus aku bilang, ya udah aku bayar tapi boleh nggak di-release semuanya?” tutur Rachel.

    Karena kesal, Rachel Vennya lantas berusaha merelakan cushion tersebut.

    “Ya sudah nggak apa-apa, aku nggak ambil PR Packgae-nya, biar buat teman-teman yang di Bea Cukai, biar tetap glowing karena pakai cushion,” tulis Rachel Vennya.

    Harga cushion TIRTIR

    Tirtir sudah resmi masuk ke Indonesia sejak tahun 2024 lalu dan direview oleh banyak beauty vlogger.

    Untuk cushion-nya, harga satuan cushion lengkap dengan puff dan kemasannya yang unik dijual di e-commerce di Indonesia mulai dari Rp250 ribu. 

    Jika 40 cushion yang ditahan bea cukai,maka Rachel Vennya mengalami kerugian sekitar Rp 10 juta.

    Klarifikasi Bea Cukai

    Melansir dari Kompas.com, Penjelasan Bea Cukai Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Dirjen Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Nirwala Dwi Heryanto mengatakan, penahanan puluhan cushion tersebut dilakukan lantaran barang yang dimaksud termasuk produk kosmetik. 

    Oleh karena itu, peraturan kiriman barang itu mengacu pada Peraturan BPOM Nomor 28 Tahun 2023 tentang Perubahan Atas Peraturan BPOM Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pengawasan Pemasukan Obat dan Makanan ke dalam Wilayah Indonesia. 

    Berdasarkan aturan itu, produk kosmetik yang dikirim melalui mekanisme pengiriman barang, perlu dibatasi. 

    “Produk tersebut dibatasi importasinya oleh BPOM melalui Peraturan BPOM 28 Tahun 2023 yakni 20 pcs per penerima barang apabila diimpor melalui mekanisme barang kiriman,” kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (23/4/2025). Atas dasar itu, Bea Cukai hanya melepaskan 20 produk cushion yang dikirim ke Rachel Vennya.

    Sayangnya, berdasarkan aturan yang berlaku, 40 cushion yang tertahan di Bea Cukai tidak bisa diberikan. 

    Nirwala menjelaskan, sisa barang tersebut akan dilakukan penegahan yakni tindakan yang dilakukan oleh pejabat Bea dan Cukai untuk menunda pengeluaran, pemuatan, atau pengangkutan terhadap barang kena cukai dan/atau barang lainnya yang terkait dengan barang kena cukai, dan/atau mencegah keberangkatan sarana pengangkut.

    “Atas kelebihan barang yang dimaksud, dilakukan penegahan untuk ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam hal ini hibah, lelang, ataupun dimusnahkan,” jelas Nirwala.

    Terkait dengan penarikan sejumlah uang untuk pengambilan barang yang ditujukan kepada Rachel Vennya, Nirwala meluruskan bahwa hal tersebut tidak pernah terjadi. “Tidak benar, Bea Cukai tidak pernah meminta uang tebusan,” tandas dia.

     

     

     

  • Prabowo Panggil Rosan ke Istana, Bahas LG Batal Investasi di RI?

    Prabowo Panggil Rosan ke Istana, Bahas LG Batal Investasi di RI?

    Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani ke Istana Negara pada Rabu (23/4/2025).

    Tiba sejak pukul 17.12 WIB, ketika ditanya mengenai agenda pertemuan tersebut, Rosan menjawab singkat. Begitu pula saat dikonfirmasi apakah pertemuan tersebut membahas hal tertentu.

    “Laporan saja. Nanti yaa,” kata Rosan. 

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Istana mengenai isi pertemuan tersebut. Namun, pertemuan ini menjadi menarik lantaran LG Energy Solution (LG) disebut batal menanamkan investasi pada proyek baterai berbasis nikel terintegrasi dari hulu ke hilir di Indonesia. Sebagai gantinya, pemerintah pun berencana menawarkan potensi kerja sama ini kepada Amerika Serikat (AS).

    Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menanggapi kabar hengkangnya perusahaan teknologi asal Korea Selatan, LG, dari proyek investasinya di Indonesia. 

    Menurut Kepala Negara, Indonesia tidak akan kekurangan mitra strategis karena potensi dan kekuatan ekonomi nasional masih sangat besar.

    Saat ditanya wartawan apakah akan ada kerja sama pengganti dari perusahaan lain menyusul keluarnya LG, dirinya optimistis bisa menemukan rekan lain. 

    “Ya pasti ada [kerja sama lain], tunggu saja. Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah,” ujarnya kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (22/4/2025).

  • Bahlil: Perusahaan China Gantikan LG Investasi Baterai EV di Indonesia – Page 3

    Bahlil: Perusahaan China Gantikan LG Investasi Baterai EV di Indonesia – Page 3

    Konsorsium Korea Selatan yang dipimpin oleh LG memutuskan untuk membatalkan proyek baterai kendaraan listrik (EV) di Indonesia senilai USD 7,7 miliar atau Rp129,9 triliun. Apa alasan LG?

    Melansir Yonhap News Agency, Rabu (23/4/2025) seorang pejabat LG menjelaskan bahwa konsorsium telah memutuskan untuk menarik proyek tersebut, setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia.

    Ini terjadi karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, khususnya pada bisnis EV, yang merujuk pada perlambatan sementara atau puncak permintaan EV global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution.

    “Namun, kami akan melanjutkan bisnis kami yang ada di Indonesia, seperti pabrik baterai Hyundai LG Indonesia Green Power (HLI Green Power), usaha patungan kami dengan Hyundai Motor Group,” terangnya.

    Sebelumnya, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. dan mitra lainnya, telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan perusahaan milik negara untuk membangun “rantai nilai menyeluruh” untuk baterai EV.

    Inisiatif tersebut berupaya untuk mencakup seluruh proses mulai dari pengadaan bahan baku hingga produksi prekursor, bahan katode, dan pembuatan sel baterai.

    Indonesia sendiri dikenal sebagai produsen nikel terbesar di dunia, bahan utama dalam baterai EV.

  • Komoditas ikan lele Cirebon berhasil tembus pasar ekspor

    Komoditas ikan lele Cirebon berhasil tembus pasar ekspor

    Cirebon (ANTARA) – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, menyebutkan komoditas ikan lele dari daerah itu berhasil menembus pasar ekspor ke sejumlah negara pada 2024, dengan total pengiriman sekitar 23 ton.

    “Ekspor ikan lele oleh Kelompok Kersa Mulya Bakti pada tahun tersebut mencapai 23 ton atau 23.048,3 kg ke beberapa negara tujuan,” kata Kepala DKPP Kabupaten Cirebon Erus Rusmana di Cirebon, Rabu.

    Menurut dia, keberhasilan ini menunjukkan potensi besar sektor budi daya perikanan di Kabupaten Cirebon dalam memenuhi standar mutu internasional serta mampu bersaing di pasar global.

    Erus memaparkan rincian ekspor komoditas tersebut sepanjang 2024, di antaranya pada Juli ke Korea Selatan sebesar 9.600 kg, kemudian ke Taiwan pada Mei 1.428 kg, Agustus 5.014 kg, dan Desember 5.169,8 kg. Sementara ke Hong Kong dilakukan pada Juni dan November masing-masing 1.086,6 kg serta 749,9 kg.

    “Permintaan dari luar negeri cukup tinggi, dan kami terus dorong pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produksi agar dapat memenuhi standar ekspor,” ujar dia.

    Selain ikan lele, lanjutnya, Kabupaten Cirebon juga telah mengekspor berbagai komoditas perikanan lainnya seperti rajungan, olahan udang dan cumi, ikan asin, ikan pelagis dan demersal, gurita, serta produk ikan air tawar.

    Ia mengatakan untuk mendukung peningkatan ekspor, pemerintah daerah telah menjalankan sejumlah program strategis, seperti pendampingan teknis bagi pembudidaya melalui pelatihan Cara Budi Daya Ikan yang Baik (CBIB) dan fasilitasi perizinan usaha.

    “Kami juga fasilitasi sertifikasi mutu ekspor seperti HACCP ( Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SSOP (Sanitation Standard Operating Procedure), agar produk perikanan kita bisa bersaing di pasar internasional,” kata Erus.

    Pewarta: Fathnur Rohman
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pengusaha Respons LG Hengkang dari Proyek Baterai Mobil Listrik Rp 129 T

    Pengusaha Respons LG Hengkang dari Proyek Baterai Mobil Listrik Rp 129 T

    Jakarta

    Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani merespons mundurnya LG dari proyek investasi baterai kendaraan listrik senilai Rp 129 triliun di Indonesia. Shinta menilai hal ini berkaitan dengan turunnya permintaan terhadap kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

    “Jadi menurut saya ini cuma suatu kondisi di mana ada mungkin market demand-nya yang mungkin perlu waktu. Jadi bukannya kemudian mereka nggak ini, tapi mungkin ada penundaan lah, saya bilangnya penundaan,” ujarnya di Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, Jakarta Selatan, Rabu (23/4/2025).

    Meski begitu, ia meyakini minat Korea Selatan terhadap investasi di Indonesia tetap tinggi. Meski LG hengkang dari satu proyek, Shinta menyebut banyak perusahaan Korea lain yang akan menanamkan modal di Indonesia.

    “Karena kan ini kan memang situasi pada market EV ini yang dikatakan ya, mungkin pada saat ini timing-nya aja. Jadi menurut saya sih, Korea itu sangat tertarik untuk Indonesia, untuk investasi Indonesia dan masih banyak usaha-usaha Korea,” tuturnya.

    Terkait kabar investasi baterai EV yang bakal digantikan oleh investor lain, Shinta menyebut Indonesia memang membuka kesempatan untuk semua pihak.

    Sebelumnya, LG dilaporkan mundur dari proyek investasi senilai 11 triliun won atau US$ 7,7 miliar, atau setara Rp 129 triliun (kurs Rp 16.800) di Indonesia. Investasi itu terkait proyek rantai pasok baterai EV.

    Semula, konsorsium yang meliputi LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp dan mitra lainnya akan bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan BUMN dalam proyek baterai EV. Kerja samanya mencakup pengadaan bahan baku, produksi prekursor, bahan katode, hingga pembuatan sel baterai.

    Menurut sumber yang mengetahui kabar itu, batalnya investasi disebabkan karena adanya pergeseran dalam lanskap industri, yang mana ada perlambatan sementara dalam permintaan EV global.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah memutuskan untuk keluar dari proyek tersebut,” kata seorang pejabat dari LG Energy Solution, dilansir dari Yonhap News Agency, Senin (21/4/2025).

    (ily/ara)

  • Media Asing Soroti Batalnya LG Investasi Baterai Mobil Listrik di Indonesia

    Media Asing Soroti Batalnya LG Investasi Baterai Mobil Listrik di Indonesia

    Jakarta

    Kabar LG yang menarik diri dari investasi proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia jadi pembicaraan media asing.

    Reuters dan Channel News Asia menerbitkan berita dengan judul “South Korea’s LG Energy Solution pulls out from Indonesia EV battery investment pada 21 April 2025”, LG Energy Solution dari Korea Selatan telah secara resmi menarik diri dari proyek senilai Rp 142 triliun.

    Lebih lanjut, ini merupakan proyek LGES dan pemerintah Indonesia yang sudah ditandatangani kesepakatan proyek “Indonesia Grand Package” pada akhir tahun 2020. Investasi ini mencakup seluruh rantai pasokan baterai kendaraan listrik di negara Asia Tenggara.

    “Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami telah sepakat untuk secara resmi menarik diri dari proyek Indonesia GP (Grand Package),” kata LGES dalam sebuah pernyataan.

    Korea JoongAng Daily juga memberitakan batalnya investasi LGES di Indonesia; “LG Energy Solution pulls out from Indonesia EV battery investment”. Meskipun mundur, tetap ada kerja sama yang masih bisa dilakukan.

    “Namun, kami akan terus menjajaki berbagai peluang kerja sama dengan pemerintah Indonesia, yang berpusat pada perusahaan patungan baterai Indonesia, HLI Green Power,” Korea JoongAng Daily mengutip pernyataan resmi perusahaan.

    Media Korea Selatan itu lalu menjelaskan HLI Green Power merupakan perusahaan patungan yang dipimpin oleh LG dan Hyundai Motor Group. Perusahaan ini tahun lalu meresmikan pabrik produksi sel baterai pertama di Indonesia untuk kendaraan listrik dengan kapasitas tahunan sebesar 10 gigawatt-jam sel baterai, dengan rencana untuk meningkatkan kapasitas pada investasi tahap kedua.

    Bloomberg, The Strait Times, dan The Edge Malaysia menyebut kabar pembatalan ini sebagai pukulan bagi ambisi Indonesia untuk menjadi pusat utama untuk teknologi ini. Berita ini tayang dengan judul “LG Energy pulls out of US$8.5b Indonesian EV battery project”.

    Lebih lanjut, penarikan diri LG merupakan sebuah kemunduran bagi Indonesia. Bahkan menyebut Indonesia sudah berurusan dengan dampak dari tarif pemerintahan baru Amerika Serikat. Di sisi lain munculnya kecemasan investor yang lebih luas mengenai kebijakan-kebijakan di bawah Presiden Prabowo Subianto.

    Perusahaan Korea Selatan ini menarik diri karena berbagai faktor termasuk kondisi pasar dan lingkungan investasi.

    LG menarik diri dari proyek senilai 11 triliun won untuk membangun rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia. Konsorsium yang terdiri dari LG Energy Solution, LG Chem, LX International Corp. dan beberapa mitra lainnya itu telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia serta beberapa perusahaan BUMN untuk membangun rantai pasok dari awal hingga akhir baterai kendaraan listrik.

    Pembangunan rantai pasok tersebut dimulai dari mencari bahan baku, memproduksi prekursor, bahan katoda, hingga pembuatan sel baterai, demikian diberitakan Yonhap News Agency.

    Beberapa sumber menyebut, penarikan diri LG dari konsorsium tersebut dilakukan setelah berkonsultasi dengan pemerintah Indonesia sebab adanya pergeseran lanskap industri. Belakangan juga permintaan kendaraan listrik di dunia mengalami penurunan.

    “Mempertimbangkan kondisi pasar dan lingkungan investasi, kami memutuskan untuk keluar dari proyek ini,” begitu kata seorang pejabat LG Energy Solution.

    (riar/rgr)

  • Video: Proyek EV Battery Dipastikan Tetap Jalan Meski LG Mundur

    Video: Proyek EV Battery Dipastikan Tetap Jalan Meski LG Mundur

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ESDM memastikan bahwa proyek investasi kendaraan listrik senilai 9,8 miliar Dolar Amerika Serikat yang telah disepakati antara Indonesia dan LG Energy Solution dari Korea Selatan pada 18 Desember 2020 tetap berjalan sesuai rencana, meskipun LG Energy Solution memutuskan mundur dari sebagian proyek yang tergabung dalam skema “Indonesia Grand Package”.

    Selengkapnya dalam program Squawk Box CNBC Indonesia (Rabu, 23/04/2025) berikut ini.