Negara: Kanada

  • Dampak Perang Dagang Trump, Masyarakat Tidak Usah Panik, Saatnya Indonesia Bersatu – Halaman all

    Dampak Perang Dagang Trump, Masyarakat Tidak Usah Panik, Saatnya Indonesia Bersatu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Prabowo diharapkan sesegera mungkin bertemu Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk melakukan negoisasi ulang terkait tarif timbal balik AS (resiprokal) ke Indonesia sebesar 32 persen. Tarif ini di luar tarif dasar yang diketok Trump di hari yang sama 10 persen.

    Hal ini disarankan oleh Silfester Matutina, Direktur Merah Putih Institut dan juga Ex Wakil Ketua TKN Prabowo Gibran Sabtu, 5 April 2025 ketika dimintai tanggapan oleh Media mengenai langkah-langkah apa yang akan dilakukan oleh Indonesia menghadapi Kebijakan Penerapan Tarif Impor oleh Pemerintahan Amerika Serikat tersebut.

    “Yang harus kita garisbawahi bahwa pemberlakuan tarif impor ini dilakukan oleh Presiden Trump kepada hampir 180 Negara kecuali Rusia, Belarus, Kuba dan Korea Utara.Jadi bukan hanya khusus kepada Indonesia, ” ujarnya.

    Menurut dia  ini bukan perang dagang khusus antara Indonesia dan Amerika.

    “Dan ini dilakukan oleh Trump untuk mengamankan ekonomi negaranya tanpa ambil pusing dampak buruk kepada negara negara lainnya juga  iklim ekonomi dan politik dunia,” ujarnya.

    Untuk itu Silfester mengatakan harus sangat hati-hati meresponnya dan tidak perlu panik apalagi ikut ikutan perang dagang dan  bereaksi keras seperti Kanada, China dan lainnya. 

    “Indonesia juga tidak perlu ikut ikutan memboikot produk Amerika. Kita Bangsa Indonesia harus bersatu dan optimis bahwa kita dapat melalui situasi sulit ini dengan baik seperti yang terjadi sewaktu Krisis Moneter tahun 1998 dan Pandemi Covid 19,” ujarnya.

    Kata dia oleh karena itu tidak perlu  menjadi takut dan khawatir sehingga seolah olah akan terjadi krisis ekonomi dan politik di bangsa kita.

    Dan juga sebaiknya kita tetap harus tenang dan mencari solusi yang terbaik untuk sama sama bersatu menghadapinya. 

    Kepada  para pengamat, politisi, Praktisi Ekonomi dan Pengambil Kebijakan hendaknya tidak memberikan pernyataan yang negatif dan pesimistis yang memanaskan situasi dan membuat ketakutan di Bangsa Kita.

    Tentunya kita harus memberikan dukungan dan kepercayaan kepada Presiden Prabowo dan pihak terkait agar mengambil kebijakan yang cerdas dan terukur sehingga tidak merugikan Indonesia melainkan nantinya malah bisa menguntungkan Indonesia. 

    Untuk itu hal pertama tentunya kita meminta sesegera mungkin Presiden Prabowo langsung menegoisasikan ulang dengan Presiden Trump mengenai Penerapan tarif resiprokal
    ini kepada Indonesia. Hingga tidak merugikan perekonomian kita. Memang sebaiknya Presiden Prabowo yang langsung bertemu,jangan diwakilkan oleh bawahannya karena pengambil keputusan adalah Presiden Amerika Donald Trump langsung dan Presiden Prabowo langsung juga.

    Yang kedua tentunya Indonesia harus melakukan diversifikasi market ekspor bukan hanya ke Amerika atau China melainkan ke negara negara lainnya.

    Yang ketiga tentunya Pemerintah Presiden Prabowo juga harus secepatnya melakukan pertemuan, memberikan kemudahan dan konsolidasi dengan ekportir Indonesia yang terdampak dan pihak terkait lainnya untuk mencari jalan keluar terbaik.

    Dan yang keempat kita harus cerdas mengambil peluang berpindahnya investasi dari negara negara yang dikenakan tarif impor lebih tinggi dari Indonesia seperti Vietnam 46 persen,Kamboja 49% atau China 36%, untuk itu diperlukan stimulus dan relaksasi atas kebijakan Investasi. 

    Yang kelima kita harus benar benar melakukan riset dan survey yang valid mengenai realisasi ekspor dan impor,daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi sehingga kita bisa melakukan program dan rencana yang solutif dan terukur dan tidak bias atas opini opini negatif yang sengaja dihembuskan untuk menghancurkan bangsa kita. 

    Demikian dikatakan oleh Silfester Matutina, Ketum Solidaritas Merah Putih yang juga seorang Pebisnis dan Advokat.

     

  • YouTube Shorts Punya Fitur Editor Baru, Makin Siap Saingi TikTok? – Page 3

    YouTube Shorts Punya Fitur Editor Baru, Makin Siap Saingi TikTok? – Page 3

    Seblumnya, YouTube lagi-lagi membuat gebrakan baru buat kreator di Shorts. Fitur Dream Screen yang sebelumnya hanya bisa bikin background gambar, sekarang sudah bisa bikin background video berbasis AI.

    Mengutip TechCrunch, Minggu (24/11/2024), fitur baru YouTube Shorts ini hadir berkat teknologi dari Google DeepMind, Veo, yang mampu membuat klip video 1080p dengan berbagai gaya sinematik. Cara menggunakannya juga mudah. 

    Pengguna hanya tinggal buka kamera Shorts, pilih ikon green screen, lalu klik Dream Screen. Masukan teks seperti “Candy landscape” atau “Magical forest with a stream”, pilih gaya animasinya, dan klik Create.

    Kemudian, pengguna kamu akan menemukan beberapa opsi latar belakang video yang siap dipakai untuk membuat konten makin keren.

    Setelah pilih background video Shorts, pengguna juga bisa langsung rekam video dengan latar tersebut. YouTube mengatakan fitur ini sangat cocok untuk membuat suasana kreatif.

    Tidak hanya itu, ke depannya YouTube juga memilki rencana memberikan fitur membuat klip video mandiri berdurasi enam detik langsung dari Dream Screen.

    Fitur Dream Screen ini sekarang sudah tersedia di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Belum diketahui, apakah fitur ini juga akan hadir di negara lain, termasuk Indonesia. 

  • Perang Dagang Makin Panas, Ancaman Resesi Global di Depan Mata

    Perang Dagang Makin Panas, Ancaman Resesi Global di Depan Mata

    Jakarta

    Langkah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif impor baru kepada sejumlah negara dinilai menjadi ancaman resesi global. Hal ini seiring dengan sejumlah negara yang menyiapkan aksi balas dendam tarif impor kepada AS, seperti China, Kanada, hingga Uni Eropa.

    Terbaru, China menerapkan tarif impor sebesar 34% kepada seluruh barang AS yang masuk ke China. Imbasnya, saham global terkoreksi pada hari kedua usai Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal. Selain itu, harga minyak turun karena para investor khawatir mengenai pertumbuhan global dan beralih ke aset yang aman, seperti obligasi pemerintah.

    “Pasar memperkirakan satu hal, resesi global,” kata Kepala Penelitian Valuta Asing Global di Deutsche Bank, George Saravelos, dikutip dari Reuters, Jumat (4/4/2025).

    Kebijakan tarif Trump dapat menurunkan kepercayaan bisnis ke AS hingga anjloknya pasar global. Di Bursa Eropa misalnya, STOXX 600 Europe turun 4,2% setelah melemah pada hari Kamis. Pelemahan ini merupakan level pelemahan terendah harian sejak sejak pandemi COVID-19 pada tahun 2020.

    Sementara, di Bursa Asia, Nikkei 225 Jepang turun 2,8% untuk sesi kedua berturut-turut. Indeks S&P 500 AS minus 2,5% setelah anjlok 4,8% pada hari Kamis dan Nasdaq turun 2,6%.

    “Jika kita mulai melihat negosiasi berlangsung, atau Trump mengurangi beberapa tarif ini, itulah satu-satunya cara yang memungkinkan untuk meredakan aksi jual. Namun untuk saat ini, hal itu tampaknya sangat tidak mungkin,” kata Ekonom dan Ahli Strategi Ekuitas di WisdomTree, Aneeka Gupta.

    Sebelumnya, pasar saham di seluruh Asia-Pasifik dan Eropa jatuh sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif pada mitra dagangnya. Pengumuman tarif tersebut menyebabkan saham AS anjlok dalam perdagangan setelah jam kerja hari Rabu dan menyebabkan pasar Asia jatuh tak lama setelah dibuka pada hari Kamis.

    Indeks acuan Nikkei 225 Jepang anjlok lebih dari 4% setelah pembukaan, dan ditutup turun 2,8%. Indeks Kospi Korea Selatan turun 2,7% dan ditutup minus 1%. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,5%. Di Australia, yang menghadapi tarif 10%, indeks acuan ASX 200 ditutup turun 0,9%.

    (acd/acd)

  • China Lawan Balik Trump, Kenakan Tarif Impor 34% Produk AS

    China Lawan Balik Trump, Kenakan Tarif Impor 34% Produk AS

    Jakarta

    China mengumumkan tarif tambahan sebesar 34% untuk semua produk dari Amerika Serikat (AS). Langkah ini sebagai upaya untuk membalas kebijakan tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

    Melansir dari CNN, Jumat (4/4/2025), tarif impor baru tersebut berlaku mulai 10 April 2025. Diketahui Trump telah menetapkan tarif impor baru sebesar 34% pada semua barang China yang diimpor ke AS.

    Sejak menjabat kembali sebagai presiden, Trump telah mengenakan dua tahap bea masuk tambahan sebesar 10% pada semua impor China. Jika ditambahkan dengan tarif yang sudah ada sebelumnya, hal ini berarti barang-barang China yang tiba di AS akan secara efektif dikenakan bea masuk lebih dari 54%.

    “Praktik AS ini tidak sejalan dengan aturan perdagangan internasional, sangat merugikan hak dan kepentingan sah China, dan merupakan praktik intimidasi unilateral yang khas,” kata Komisi Tarif Dewan Negara China dalam sebuah pernyataan yang mengumumkan tarif pembalasannya.

    Sebagai bagian dari tindakan balasan yang diumumkan pada hari Jumat, China juga menambahkan setidaknya 11 perusahaan Amerika yang masuk dalam daftar perusahaan yang tidak dapat diandalkan, termasuk produsen pesawat nirawak. Hal ini membuat China mengambil tindakan tegas terhadap perusahaan asing, termasuk perusahaan yang terkait dengan penjualan senjata ke Taiwan.

    Selain China, negara-negara terkena kebijakan Trump telah mengumumkan tarif balasan, seperti Kanada. Hal ini memicu perang dagang semakin meningkat ke level tertinggi dalam kurun waktu satu abad ini.

    Sebagai informasi, Donald Trump telah resmi mengumumkan tarif impor baru untuk sejumlah negara dengan besaran yang berbeda. Tarif resiprokal atau tarif timbal balik itu menyasar sejumlah negara seperti China, Vietnam, hingga Indonesia.

    Dikutip dari The New York Times, Kamis (3/4), setidaknya ada 100 mitra dagang yang terkena tarif baru. Beberapa negara terkena tarif cukup besar, seperti China 34%, Vietnam 46%, Kamboja 49%, Taiwan 32%, India 26%, hingga Korea Selatan 25%.

    Indonesia sendiri terkena tarif impor sebesar 32%, lebih besar dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia atau Singapura.

    (acd/acd)

  • TikTok Notes Bakal Ditutup 8 Mei 2025, Ini Saran Penggantinya

    TikTok Notes Bakal Ditutup 8 Mei 2025, Ini Saran Penggantinya

    Bisnis.com, JAKARTA – TikTok akan menutup Notes, aplikasi berbagi foto yang menyaingi Instagram.

    Dalam pemberitahuan kepada pengguna, tim TikTok Notes mengatakan aplikasi tersebut akan berhenti berfungsi mulai 8 Mei, dan “semua fitur terkait tidak akan tersedia lagi.”

    Dilansir dari Theverge, TikTok pertama kali meluncurkan Notes pada bulan April tahun lalu, yang memungkinkan pengguna berbagi foto beserta keterangan, serta menelusuri umpan “Untuk Anda” dengan konten yang direkomendasikan.

    Aplikasi tersebut awalnya diluncurkan dalam pengujian terbatas di Australia dan Kanada.

    Keputusan untuk menutup aplikasi “tidak dibuat dengan mudah,” menurut pesan TikTok. Keputusan tersebut juga menyarankan agar pengguna mencoba Lemon8, platform sosial lain yang dimiliki oleh perusahaan induk TikTok, ByteDance.

    Lemon8 memungkinkan pengguna berbagi foto dan video, dan berfokus pada topik gaya hidup, seperti kecantikan, makanan, mode, perjalanan, dan hewan peliharaan. Meskipun TikTok mulai mendorong pengguna ke aplikasi tersebut beberapa hari menjelang penutupan singkatnya di AS, Lemon8 juga ditutup karena larangan tersebut.

    “Kami senang dapat menyampaikan masukan dari TikTok Notes ke Lemon8 sembari terus membangun ruang khusus bagi komunitas kami untuk berbagi dan merasakan konten foto, yang dirancang untuk melengkapi dan meningkatkan pengalaman TikTok,” kata juru bicara TikTok kepada TechCrunch.

  • Ekonomi Dunia Bergejolak, Said Abdullah Dorong Pemerintah Bergerak di WTO dan Dalam Negeri

    Ekonomi Dunia Bergejolak, Said Abdullah Dorong Pemerintah Bergerak di WTO dan Dalam Negeri

    Ekonomi Dunia Bergejolak, Said Abdullah Dorong Pemerintah Bergerak di WTO dan Dalam Negeri
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI
    Said Abdullah
    menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia perlu segera mengambil langkah-langkah strategis baik di tingkat internasional maupun domestik untuk menjaga
    stabilitas ekonomi
    nasional di tengah ketidakpastian global yang makin kompleks.
    “Di dalam negeri, Indonesia tengah menghadapi tantangan serius, mulai dari penurunan daya beli masyarakat hingga volatilitas tinggi di pasar saham dan sektor keuangan,” ujarnya dalam keterangan pers, Rabu (3/4/2025).
    Sebagai respons terhadap ketidakpastian tersebut, Said merinci beberapa poin kebijakan yang perlu segera disiapkan oleh pemerintah.
    Pertama
    , mendorong inisiatif di forum World Trade Organization (
    WTO
    ). Pemerintah perlu melakukan penyehatan sistem perdagangan global yang lebih adil dan mendukung pertumbuhan ekonomi dunia secara berkelanjutan.
    “Kami tidak ingin kepentingan negara adidaya justru mengorbankan kesejahteraan masyarakat global,” tegasnya.
    Indonesia, lanjut Said, perlu kembali mengingatkan dunia atas tujuan utama WTO, yaitu menegakkan prinsip perdagangan nondiskriminatif dan meningkatkan kapasitas perdagangan internasional.
    Tujuan WTO lainnya adalah menjaga transparansi, mendorong perdagangan bebas, serta menjadi forum penyelesaian sengketa perdagangan antarnegara.
    “Kedua
    , menyiapkan langkah strategis dalam negeri,” ucap Said.
    Untuk merespons ketidakpastian global yang berkepanjangan, pemerintah juga perlu segera melakukan langkah-langkah strategis di dalam negeri, antara lain:
    Melindungi produk-produk ekspor Indonesia di pasar internasional dan mencari pasar alternatif jika pasar utama terhambat akibat kebijakan tarif yang membuat harga menjadi tidak kompetitif.
    “Langkah ini penting untuk mempertahankan surplus neraca perdagangan,” ujar Said.
    Memastikan kebijakan penempatan 100 persen devisa hasil ekspor di dalam negeri berjalan efektif dan dipatuhi oleh para eksportir.
    “Ini adalah cara untuk memperkuat cadangan devisa dan stabilitas rupiah,” kata Said.
    Menurut Said, penting untuk menyiapkan instrumen
    hedging fund
    sebagai pembayaran impor oleh para importir.
    Mengembangkan kerja sama bilateral
    currency swap
    dengan negara mitra dagang strategis, guna mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS dalam transaksi internasional.
    Menyusun kebijakan fiskal kontra-siklus (
    counter-cyclical
    ) yang mendukung dunia usaha menghadapi perlambatan global, tanpa mengorbankan kesehatan fiskal nasional.
    Meningkatkan infrastruktur dan regulasi di sektor pasar saham dan keuangan untuk menjadikannya lebih inklusif dan menarik bagi investor global.
    Membangun sistem komunikasi publik yang terpercaya, dialogis, dan komunikatif, sebagai sumber informasi yang akurat yang dapat di rujuk oleh para pelaku usaha.
    Said menyampaikan keprihatinannya terhadap dinamika ekonomi global yang kembali diselimuti ketidakpastian akibat gelombang proteksionisme perdagangan, yang dimulai dari Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden
    Donald Trump
    .
    “Dunia kembali dihadapkan awan kelabu. Distorsi mulai terjadi akibat kebijakan pengenaan tarif dari berbagai negara, yang dipicu oleh memanasnya kembali tensi dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok,” jelasnya. 
    Hal tersebut, lanjut dia, menandai babak kedua
    perang dagang
    , setelah babak pertama terjadi pada 2018 silam.
    Padahal, dalam dua tahun terakhir, ekonomi dunia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan pascapandemi Covid-19 dan perang berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina. 
    “Namun, kondisi tersebut kembali terancam setelah Donald Trump kembali terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat pada November 2024 lalu,” imbuh Said.
    Di bawah kepemimpinan Trump, AS kembali masuk ke dalam arena konflik dagang dengan produk domestik bruto (PDB) terbesar di dunia mencapai 27,7 triliun dollar AS.
    Tiongkok kini juga menyandang status sebagai kekuatan ekonomi baru dengan PDB sebesar 17,7 triliun dollar AS.
    Presiden Trump juga melancarkan kebijakan dagang agresif terhadap negara-negara tetangga seperti Kanada dan Meksiko, memperluas jangkauan gelombang proteksionisme yang kini mulai menyebar ke berbagai belahan dunia.
    Dalam berbagai pernyataannya, Trump menegaskan keberpihakan terhadap kebijakan tarif sebagai instrumen untuk meningkatkan penerimaan negara, mengurangi defisit perdagangan, serta memperkecil kesenjangan antara nilai ekspor dan impor. 
    “Pandangan tersebut sekaligus menandai pergeseran tajam posisi AS dari negara penganjur perdagangan bebas menjadi pengusung kebijakan proteksionis,” ucap Said.
    Pada era Presiden William McKinley, AS juga pernah menerapkan tarif tinggi lewat kebijakan McKinley Tariff pada 1890. 
    Kebijakan tersebut dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya depresi panjang global (
    long depression
    ) antara tahun 1873 hingga 1896.
    Kondisi saat ini menimbulkan kekhawatiran akan terulangnya petaka ekonomi global, terutama karena negara-negara besar, seperti Uni Eropa, Tiongkok, Kanada, dan Meksiko telah mulai merespons dengan kebijakan serupa.
    Hal yang paling memprihatinkan, Indonesia pun tak luput dari imbasnya. Pemerintahan Trump baru-baru ini menerapkan tarif sebesar 32 persen terhadap berbagai produk ekspor asal Indonesia ke pasar AS.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rupiah Menguat Dampak Tarif Trump, Sinyal Positif atau Efek Sementara?

    Rupiah Menguat Dampak Tarif Trump, Sinyal Positif atau Efek Sementara?

    PIKIRAN RAKYAT – Nilai tukar rupiah dibuka menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat 4 April 2025 pagi. Rupiah naik sebesar 93 poin atau 0,55 persen menjadi Rp16.653 per dolar AS dari posisi sebelumnya di Rp16.746 per dolar AS.

    Penguatan ini terjadi di tengah dinamika global yang dipicu oleh kebijakan tarif baru yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump.

    Faktor Penguatan Rupiah

    Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Indonesia, Fakhrul Fulvian menilai bahwa rupiah akan kembali menemukan keseimbangan baru setelah sempat mengalami tekanan akibat pengumuman tarif resiprokal AS.

    “Dalam kondisi seperti sekarang ini, pelemahan ekonomi domestik dan pelemahan nilai tukar rupiah adalah hal yang lumrah terjadi dan rupiah akan berada dalam kondisi overshoot (pelemahan yang cepat dalam waktu pendek), untuk kemudian kembali menguat pada keseimbangan baru,” katanya.

    Fakhrul Fulvian menyoroti kebijakan baru Presiden AS Donald Trump yang mengenakan tarif tambahan 32 persen bagi produk asal Indonesia, yang sebelumnya sudah dikenakan tarif dasar 10 persen. Menurutnya, kebijakan ini dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia untuk bernegosiasi dan mencari celah keuntungan di pasar ekspor.

    Selain itu, penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh melemahnya dolar AS akibat kekhawatiran pasar global terhadap kemungkinan adanya retaliasi dari negara-negara lain terhadap kebijakan tarif AS.

    Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebutkan bahwa kekhawatiran akan resesi di AS akibat kebijakan proteksionis Trump turut menekan nilai tukar dolar.

    “Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang melemah oleh kekhawatiran retaliasi negara-negara terhadap tarif Trump yang berpotensi menyebabkan resesi di AS,” tuturnya.

    Respon Global terhadap Tarif Trump

    Sejumlah negara besar telah menyatakan akan mengambil langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS.

    Kanada, misalnya, berjanji akan menanggapi kebijakan ini dengan menerapkan tarif terhadap beberapa produk AS. Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, bahkan menegaskan bahwa negaranya akan membangun ekonomi yang lebih kuat untuk menghadapi tekanan dari AS.

    Uni Eropa (UE) juga tengah merancang paket kebijakan balasan untuk melindungi kepentingan bisnisnya. Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyebutkan bahwa pihaknya sedang menyusun langkah-langkah lanjutan yang akan diambil jika negosiasi dengan AS gagal.

    Sementara itu, China secara tegas menyatakan akan mengambil tindakan balasan yang diperlukan guna melindungi kepentingan ekonominya. Negara ini telah dikenakan tarif tambahan 34 persen oleh AS, yang semakin memperburuk hubungan dagang antara kedua negara.

    Langkah Indonesia Menghadapi Tekanan Tarif

    Meskipun menghadapi tantangan besar dari kebijakan tarif AS, pemerintah Indonesia tidak akan serta-merta mengambil langkah pembalasan. Sebaliknya, strategi negosiasi dan pendekatan diplomasi ekonomi akan menjadi prioritas utama.

    “Negosiasi bilateral antarnegara terkait perdagangan adalah hal yang selanjutnya akan dilakukan,” ujar Fakhrul. 

    Dia juga menekankan bahwa perjanjian ekonomi global kini lebih cenderung mengarah pada negosiasi bilateral daripada pendekatan multilateral seperti sebelumnya.

    Dalam menghadapi situasi ini, pemerintah Indonesia perlu melakukan realokasi anggaran untuk memperkuat ekonomi domestik. Selain itu, komunikasi yang baik dengan pasar keuangan dan masyarakat sangat diperlukan agar sentimen negatif akibat kebijakan proteksionis AS dapat diminimalkan.

    “Isu ketahanan pangan, energi, dan kesehatan menjadi hal penting terkait dengan meningkatnya tensi perang dagang,” ucap Fakhrul.

    Selain itu, dia melihat adanya peluang bagi Indonesia dalam kondisi ini. Beberapa sektor seperti tekstil, alas kaki, furnitur, komponen otomotif, dan nikel memiliki potensi besar untuk mengisi celah pasar yang ditinggalkan akibat tarif tinggi AS terhadap negara-negara lain.
    Namun demikian, Fakhrul mengingatkan bahwa negosiasi perdagangan dengan AS tidak akan mudah.

    “Kita harus sadar bahwa tidak ada lagi kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat yang berbasis aturan tetap. Negosiasi yang alot akan terjadi,” tuturnya.

    Dampak ke Pasar Keuangan dan Prospek Rupiah ke Depan

    Selain nilai tukar rupiah, pasar keuangan Indonesia juga turut terdampak oleh kebijakan tarif AS ini. Indeks harga saham sempat mengalami tekanan sebelum akhirnya menunjukkan pemulihan.

    “Sebagian besar dampak tarif ini sudah priced in (terprediksi) di pasar. Jika tidak ada kejutan besar lainnya, investor bisa mulai melihat peluang dari saham-saham yang telah terdiskon,” ujar Fakhrul.

    Sementara itu, Lukman Leong memproyeksikan bahwa kurs rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.600 hingga Rp16.800 per dolar AS dalam beberapa waktu ke depan, dengan kecenderungan tetap menguat jika dolar AS terus melemah akibat ketidakpastian ekonomi di Negeri Paman Sam.

    “Pemerintah sebaiknya berusaha menegosiasi dan wait and see perkembangan lebih jauh,” ucapnya.

    Selain itu, data ekonomi AS yang menunjukkan pelemahan, seperti yang dirilis oleh Institute for Supply Management (ISM), semakin memperkuat sentimen negatif terhadap dolar AS, yang pada akhirnya turut memberikan dorongan bagi penguatan rupiah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Meksiko Berterima Kasih ke Trump Atas Perlakuan Istimewa Terkait Tarif

    Meksiko Berterima Kasih ke Trump Atas Perlakuan Istimewa Terkait Tarif

    Mexico City

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum mengungkapkan rasa terima kasih kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Dia berterima kasih karena negaranya dibebaskan dari daftar tarif timbal balik Trump dengan alasan hubungan baik pemerintah dengan pemerintahannya.

    Dilansir Anadolu Agency, Jumat (4/4/2025), Sheinbaum memuji perlakuan baik Trump terhadap Meksiko yang terhindar dari tarif menyeluruh 10% yang dikenakan Trump pada beberapa negara Amerika Latin.

    “Seperti yang Anda ketahui, acara ini direncanakan karena apa yang mungkin terjadi kemarin selama presentasi yang disampaikan oleh presiden Amerika Serikat mengenai kerangka kerja perdagangan baru yang diusulkannya untuk seluruh dunia,” katanya saat bicara kepada ribuan pendukung dan pejabat tinggi dari pemerintahannya.

    “Beruntung, dan berkat hubungan kuat yang telah kami jalin dengan pemerintah Amerika Serikat melalui koordinasi dan kolaborasi, sesuatu yang sangat penting terjadi kemarin: pengakuan perjanjian perdagangan Amerika Serikat-Meksiko-Kanada, yang sangat penting saat ini,” tambahnya.

    Namun, seorang pejabat Gedung Putih yang memahami masalah tersebut mengatakan bahwa Kanada dan Meksiko tidak tunduk pada rezim tarif baru setelah menghadapi tarif lain. Sebagai informasi, tarif itu telah diterapkan Trump terhadap Meksiko dan Kanada untuk menekan dua negara itu agar mengambil tindakan lebih besar terhadap migrasi dan aliran fentanil ilegal ke AS.

    Sebagai informasi, Trump memang telah mengumumkan tarif baru terhadap Meksiko, Kanada, dan China, pada Minggu (2/2). Trump saat itu menandatangani kebijakan ekonomi yang telah lama dijanjikannya di klub Mar-a-Lago miliknya.

    Trump mengatakan tarif tersebut ditujukan untuk mengekang aliran obat-obatan terlarang dan imigran gelap ke AS. Trump saat itu mengumumkan keadaan darurat ekonomi nasional dengan menggunakan Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional yang dikenal sebagai ‘IEEPA’. UU itu memberi wewenang kepada Presiden AS untuk mengelola impor secara sepihak selama keadaan darurat nasional.

    Pada Rabu (2/4), Trump kembali mengumumkan tarif untuk barang impor dari berbagai negara. Tarif dasarnya ialah 10 persen, namun besarannya berbeda setiap negara. Trump mengatakan tarif itu sebagai timbal balik alias balasan terhadap negara-negara yang mengenakan tarif pada barang asal AS.

    Hampir semua tempat di dunia terkena tarif timbal balik itu. Namun, Kanada, Meksiko dan Rusia tak termasuk dalam daftar.

    Rusia sendiri telah terkena berbagai sanksi ekonomi dari AS karena perang di Ukraina. Sementara, Kanada dan Meksiko tak terkena tarif tambahan karena sudah terkena kebijakan tarif yang diumumkan Februari 2025.

    Kondisi berbeda dialami China yang masih dikenai tarif timbal balik 34% meski sudah dikenai tarif 20% pada Februari 2025 sehingga total tarif untuk barang dari China yang masuk ke AS ialah 54%. Nah, kondisi ini yang membuat Meksiko merasa mendapat tindakan istimewa dari Trump.

    Sheinbaum pun memuji Trump atas perlakuan istimewa terhadap Meksiko. Dia mengatakan Meksiko dan AS merupakan tetangga dan harus bekerja sama.

    “Kita harus selalu menghargai kesediaan presiden Amerika Serikat untuk terlibat dalam dialog sehubungan dengan negara kita. Kita adalah tetangga, dan kita memiliki tanggung jawab untuk bekerja sama dan berkoordinasi,” katanya.

    Lihat juga Video: Trump Tunda Pemberlakuan Tarif Impor Tinggi ke Meksiko

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dominasi China di Sektor TIK RI Berpotensi Menguat Imbas Kebijakan Tarif Trump

    Dominasi China di Sektor TIK RI Berpotensi Menguat Imbas Kebijakan Tarif Trump

    Bisnis.com, JAKARTA — Impor perangkat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) Indonesia yang berasa dari China berpotensi menguat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif timbal balik atau Reciprocal Tariffs 32% bagi produk dari RI. 

    Direktur eksekutif CORE Indonesia (Center of Reform on Economics/CORE) Mohammad Faisal menduga permasalahan iPhone menjadi salah satu penyebab Indonesia dikenakan kebijakan tarif timbal balik yang tinggi oleh AS. 

    Pemerintah sempat mempersulit iPhone 16 untuk masuk ke Tanah Air dengan alasan belum memenuhi standar TKDN. Selain itu, Apple juga disebut belum memenuhi komitmen investasi mereka di Indonesia, sehingga produk Apple terhambat untuk masuk ke Indonesia. 

    Maka dari itu, Faisal memperkirakan ke depan Indonesia berpotensi menyerap produk-produk dari negara lain, seperti China, ketimbang barang-barang teknologi dari AS.

    Selain karena jawaban atas tarif timbal balik AS, juga mempertimbangkan harga perangkat-perangkat China yang relatif lebih murah. 

    “Impor dari negara alternatif seperti China yang produknya juga makin meningkat kualitasnya sementara harganya jauh lebih rendah dibanding produk AS,” ujar Faisal kepada Bisnis, Jumat (4/4/2025). 

    Faisal menambahkan kebijakan tarif timbal balik menghadirkan peluang dan tantangan bagi ekspor TIK Indonesia ke AS. 

    Indonesia bisa menangkap peluang dengan menyiapkan produk ekspor IT untuk menggantikan pasar China, Kanada, dan Meksiko, di Amerika Serikat. Ketiga negara dikenakan tarif timbal balik yang lebih tinggi dari Indonesia, yang berarti secara harga Indonesia seharusnnya lebih diuntungkan. 

    Di sisi lain, produk ekspor TIK Indonesia juga bisa digantikan oleh negara lain, yang terbebas dari tarif timbal balik AS. 

    “Ada potensi bahwa pangsa pasar Indonesia di Amerika diambil oleh produk-produk serupa dari Amerika,” kata Faisal.

    Sementara itu, Pengamat Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Joseph Matheus Edward mengatakan kebijakan tarif Trump akan berdampak pada sejumlah produk seperti perangkat lunak, hingga game yang berasal dari Indonesia. 

    “Tentu produk software aplikasi, game dan lainnya akan terdampak (kebijakan ini),” tuturnya.

    Diberitakan sebelummya, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif impor pada mitra dagang AS di seluruh dunia. Kebijakan itu menjadi serangan terbesarnya terhadap sistem ekonomi global yang telah lama dianggapnya tidak adil.

    Trump mengatakan dirinya akan menerapkan tarif minimum 10% pada semua eksportir ke AS dan mengenakan bea masuk tambahan pada sekitar 60 negara dengan ketidakseimbangan perdagangan atau defisit neraca perdagangan terbesar dengan AS.

    “Selama bertahun-tahun, warga negara Amerika yang bekerja keras dipaksa untuk duduk di pinggir lapangan ketika negara-negara lain menjadi kaya dan berkuasa, sebagian besar dengan mengorbankan kita. Namun kini giliran kita untuk makmur,” kata Trump dalam sebuah acara di Rose Garden, Gedung Putih pada Rabu (2/4/2025) waktu setempat dilansir dari Bloomberg.

    Seperti diketahui, Kanada dan Meksiko sudah menghadapi tarif 25% yang terkait dengan perdagangan narkoba dan migrasi ilegal. Tarif tersebut akan tetap berlaku dan dua mitra dagang terbesar AS tersebut tidak akan terkena rezim tarif baru selama tarif terpisah masih berlaku.

    Pengecualian untuk barang-barang yang tercakup dalam perjanjian perdagangan Amerika Utara yang ditengahi oleh Trump pada masa jabatan pertamanya akan tetap ada.

    China akan dikenakan tarif sebesar 34%. Sementara Uni Eropa akan dikenakan pungutan 20% dan Vietnam akan dikenakan tarif 46%, menurut dokumen Gedung Putih.

    Negara-negara lain yang akan dikenakan tarif impor Trump yang lebih besar termasuk Jepang sebesar 24%, Korea Selatan sebesar 25%, India sebesar 26%, Kamboja sebesar 49%, dan Taiwan sebesar 32%.

  • Senator Republik Melawan, Ajukan RUU untuk Hambat Kebijakan Tarif Trump

    Senator Republik Melawan, Ajukan RUU untuk Hambat Kebijakan Tarif Trump

    Washington DC

    Senator Amerika Serikat dari Partai Republik, Chuck Grassley, mengajukan rancangan undang-undang RUU yang mengharuskan persetujuan Kongres untuk tarif baru. RUU itu diajukan sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif baru yang luas pada berbagai macam barang impor.

    Dilansir Reuters, Jumat (4/4/2025), Grassley menyebut negara bagian asalnya, Iowa, sangat bergantung pada perdagangan pertanian global. Dia bergabung dengan Senator Demokrat Maria Cantwell dari Washington untuk ‘Trade Review Act of 2025’ yang mengharuskan Kongres untuk menyetujui tarif baru dalam waktu 60 hari sejak diberlakukan atau secara otomatis memblokir penerapannya.

    Kongres merupakan parlemen AS yang terdiri dari House of Representatives (DPR) dan Senat. Baik DPR AS dan Senat AS sama-sama didominasi oleh politikus Republik yang merupakan partai pendukung Trump.

    Langkah tersebut, yang diambil sehari setelah empat Senator Republik lainnya memberikan suara untuk upaya mencabut tarif Trump atas barang-barang Kanada, merupakan tanda terbaru dari perbedaan pendapat di antara Partai Republik. Langkah agresif Trump itu telah memicu ketakutan akan resesi dan memicu hari terburuk Wall Street sejak 2022.

    Baik RUU dari Grassley maupun tindakan yang disahkan Senat pada Rabu (2/4) tidak dianggap akan menjadi undang-undang karena Partai Republik menyuarakan dukungan untuk langkah Trump. Trump, yang telah lama menganjurkan tarif, mengatakan hambatan perdagangan AS tertinggi dalam lebih dari satu abad akan meningkatkan pendapatan federal dan mendorong manufaktur kembali ke AS.

    Para ekonom telah menyuarakan skeptisisme yang mendalam tentang kedua kemungkinan tersebut. Grassley, anggota Senat AS yang menjabat paling lama, tidak secara langsung mengkritik Trump dalam memperkenalkan RUU-nya.

    Dia mencatat bahwa dirinya telah mengusulkan pendekatan perdagangan yang serupa selama pemerintahan pertama Trump, dengan mengutip Konstitusi AS yang menetapkan kewenangan Kongres atas masalah perdagangan. Badan legislatif sejauh ini telah menyerahkan kekuasaan tersebut kepada cabang eksekutif.

    “Saya berharap tarif yang lebih terarah akan memenuhi kebutuhan negara-negara yang memanfaatkan kita, dan mungkin pendekatan yang lebih sederhana dalam hal jumlah,” kata Senator Republik Jerry Moran kepada wartawan.

    Dia juga menyuarakan kekhawatiran tarif yang dikenakan pada sekutu AS di Asia Tenggara serupa dengan yang dikenakan pada China. Menurutnya, hal itu dapat ‘merusak’ bagi AS.

    Senator Republik James Lankford mengatakan dia terkejut dengan tarif 17% pada Israel dan berharap Perwakilan Dagang AS dapat menjelaskan mengapa tingkat tarif pada Israel berbeda dari negara-negara lain. Sementara, Senator Republik Susan Collins, Lisa Murkowski, Rand Paul, dan Mitch McConnell memberikan suara untuk meloloskan resolusi ketidaksetujuan Senator Demokrat Tim Kaine mengenai pendekatan perdagangan Trump terhadap Kanada.

    Mereka menganggap tarif dari Trump menaikkan biaya barang dan jasa. Hal itu dianggap memberatkan warga Amerika.

    Sekitar setengah dari warga Amerika, dan satu dari lima warga Republik, percaya bahwa menaikkan tarif impor akan lebih banyak menimbulkan kerugian daripada manfaat, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang diselesaikan pada Rabu (2/4). Para pengkritik tarif Trump di Kongres dari Partai Republik tetap merupakan minoritas yang jelas.

    Apalagi, DPR AS awal bulan ini telah meloloskan tindakan yang dimaksudkan untuk melucuti kekuasaan Kongres menentang tarif baru dari Trump.

    “Presiden telah berbicara tentang perdagangan yang tidak adil terhadap Amerika Serikat selama 40 tahun, jadi dia sangat konsisten dalam hal ini. Dalam jangka panjang, saya pikir ini sangat penting bagi negara, mendatangkan pekerjaan dan manufaktur kembali ke Amerika, dengan fokus pada ekonomi kita,” kata Senator John Barrasso, anggota Partai Republik nomor 2 di majelis tersebut.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini