Negara: Kanada

  • Indonesia agresif perluas pasar ke Kanada, Uni Eropa, hingga Peru

    Indonesia agresif perluas pasar ke Kanada, Uni Eropa, hingga Peru

    Kelima negara tujuan tersebut memainkan peran vital untuk memperluas akses pasar baru bagi Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menyampaikan bahwa Indonesia secara agresif melakukan diversifikasi pasar atau memperluas jangkauan ekspornya ke Kanada, Uni Eropa, Iran, Jepang, dan Peru.

    “Kelima negara tujuan tersebut memainkan peran vital untuk memperluas akses pasar baru bagi Indonesia,” ucap Dyah dalam “Public Forum: Regional Response to Trump 2.0” yang digelar oleh CSIS Indonesia, dipantau dari Jakarta, Kamis.

    Agresivitas tersebut ditandai oleh finalisasi kesepakatan perdagangan bebas oleh Indonesia, yakni Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA); Indonesia-Peru CEPA; Indonesia-EU CEPA; Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA); dan Indonesia-Iran Preferential Trade Agreement (II-PTA).

    Perluasan pasar ke Kanada dilatarbelakangi oleh meningkatnya permintaan terhadap produk yang bersertifikat halal, makanan hasil laut, agrikultur, hingga tekstil.

    Terkait kerja sama perdagangan dengan Peru, Indonesia melihatnya sebagai pintu masuk untuk mengakses pasar Amerika Latin. Di kawasan tersebut, kata Dyah, Indonesia bisa memperluas ekspor di sektor kelapa sawit, karet, farmasi, makanan olahan, tekstil, dan lain-lainnya.

    “Tak kalah penting, juga ada Indonesia-EU CEPA. Ini kerja sama perdagangan yang paling ambisius,” kata Dyah.

    Dengan proyeksi PDB sebesar 18,6 triliun dolar AS, Uni Eropa merupakan salah satu pasar konsumen paling maju di dunia. Melalui kerja sama tersebut, Indonesia ingin memperluas ekspor furnitur, tekstil, teknologi energi terbarukan, dan produk ekonomi hijau.

    Untuk perdagangan di kawasan Asia Pasifik, Indonesia menjalin kemitraan ekonomi dengan Jepang. Ekonomi Jepang, tuturnya, masih bergantung dengan impor bahan baku dan barang setengah jadi.

    “Ini menjadi peluang yang ingin kami eksplor lebih jauh,” ucapnya.

    Kemudian, ihwal kerja sama dengan Iran, Dyah menyampaikan negara tersebut menunjukkan permintaan yang kuat terhadap produk halal asal Indonesia, terlepas dari sanksi yang sedang berlangsung.

    Menurut Dyah, melalui kerja sama dengan Iran, pemerintah ingin memastikan adanya pengurangan hambatan tarif yang menciptakan kemudahan berbisnis di kawasan Timur Tengah.

    “Indonesia-Iran PTA menawarkan akses ke pasar yang kompleks namun menjanjikan,” ucap Dyah.

    Dyah menjelaskan bahwa perluasan pasar tersebut telah lama menjadi strategi Indonesia, bahkan sebelum Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    Diversifikasi pasar tersebut, tutur Dyah, merupakan strategi Indonesia untuk memperluas akses pasar, meningkatkan ketahanan perdagangan, dan menjadi stimulasi untuk penciptaan lapangan kerja.

    “Jadi, bukan merespons tarif dari AS, melainkan sudah direncanakan jauh sebelum isu itu bergulir,” kata Dyah.

    Pewarta: Putu Indah Savitri
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sri Mulyani Ungkap Pesan Prabowo: Kita Dalam Situasi Perang Ekonomi

    Sri Mulyani Ungkap Pesan Prabowo: Kita Dalam Situasi Perang Ekonomi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia mengambil sikap siaga menghadapi perang ekonomi yang terjadi di dunia saat ini. Perang ekonomi ini ialah perang dagang akibat kebijakan pengenaan tarif tinggi yang diberikan Amerika Serikat terhadap seluruh negara yang menjadi mitra dagang utamanya.

    Kebijakan pengenaan tarif ini pun dibalas oleh negara-negara lainnya, seperti yang dilakukan China hingga Kanada terhadap produk dari AS.

    “Nah, Presiden Prabowo telah menyampaikan bahwa menteri-menteri ekonomi yang sekarang harus menghadapi kondisi perang ekonomi ini,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden RI di Jakarta, dikutip Kamis (9/4/2025).

    Sri Mulyani mengatakan, dalam menghadapi kondisi perang ekonomi ini, Presiden Prabowo telah memberikan pesan kepada jajaran menterinya untuk mengambil langkah antisipatif.

    Caranya tidak dengan masuk ke dalam perang ekonomi itu, melainkan dengan cara mengambil sikap penguatan ekonomi domestik, melalui kebijakan reformasi ekonomi dan deregulasi.

    “Kita di dalam front line nya harus berinisiatif untuk melakukan reform dan regulasi,” ujarnya.

    Langkah ini diambil pemerintah karena belajar dari pengalaman dalam menghadapi setiap krisis dan perang ekonomi di dunia.

    Kata Sri Mulyani, saat terjadi krisis dan perang ekonomi seperti pada era 1980-an, krisis ekonomi pada periode 1998 maupun 2008, disikapi dengan melakukan langkah-langkah perbaikan regulasi dan penguatan ekonomi domestik.

    “Belajar dari semua shock ini, pada saat terjadinya shock justru ini menjadi opportunity untuk mereform dan melakukan deregulasi,” tegas Sri Mulyani.

    Langkah itu pemerintah anggap membuahkan hasil, seperti terjaganya stabilitas pertumbuhan ekonomi yang selalu di kisaran 5%, hingga stabilnya kredibilitas fiskal, yang tercermin dari defisit APBN yang terjaga di bawah batas amannya 3%.

    “Jadi berdasarkan instruksi Bapak Presiden, bahkan sebelum Trump menyatakan Liberation Day Tariff, kita sudah diminta untuk memforumlasikan deregulasi, mempermudah iklim usaha,” paparnya.

    Sebagaimana diketahui, setelah Trump mengumumkan pengenaan tarif perdagangan yang tinggi terhadap mitra dagang utamanya pada awal bulan ini, sejumlah pemimpin negara merespons dengan berbagai kebijakan retaliasi atau membalas dengan tarif tinggi.

    China sebagai negara terbesar di Asia tidak tinggal diam usai dikenakan tarif 34% oleh AS. Dengan pengenaan tarif tersebut, semua barang China yang masuk ke AS akan dikenakan bea masuk mencapai 54%.

    Oleh karena itu, Beijing mengenakan tarif untuk barang dari AS sebesar 34% juga. China memberlakukan pula kontrol ekspor pada 16 perusahaan Amerika untuk melarang mengirimkan barang China untuk dua keperluan.

    Kontrol ekspor juga ditetapkan pada tujuh jenis mineral tanah jarang ke AS. Termasuk di antaranya adalah samarium, gadolinium dan terbium.

    Hubungan AS dan China memang kembali memanas. Termasuk setelah Trump duduk di kursi presiden AS untuk kedua kalinya.

    Menanggapi hal tersebut, Trump kemudian menyampaikan bahwa ia akan mengenakan tarif tambahan sebesar 50% atas impor dari China jika Beijing tidak mencabut kebijakan tarif balasannya pada Selasa. China ini terjadi, tarif barang China di AS akan menjadi 104%.

    Sementara itu, Singapura yang merupakan tetangga dekat Indonesia merespon dengan membentuk gugus tugas nasional untuk mendukung bisnis dan pekerja. Ini menjadi tanggapan atas tarif baru AS yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi lapangan kerja dan upah di negeri itu.

    Sedangkan Vietnam yang bagian dari ASEAN merespon dengan bernegosiasi terhadap AS, yakni lewat pembelian lebih banyak barang AS termasuk produk keamanan dan pertahanan.

    PM Vietnam Pham Minh Chinh telah meminta Trump untuk menunda penerapan tarif setidaknya selama 45 hari untuk memberi waktu bagi perundingan. Pham Minh Chinh mengatakan Vietnam akan mendekati dan bernegosiasi dengan Amerika untuk mencapai kesepakatan bilateral, “bergerak menuju neraca perdagangan yang berkelanjutan”.

    “Mereka juga akan terus membeli lebih banyak produk AS yang kuat dan diminati Vietnam, termasuk produk yang terkait dengan keamanan dan pertahanan; mendorong pengiriman awal kontrak perdagangan pesawat,” tulis AFP menyebut laman media lokal.

    Berbeda halnya dengan Uni Eropa (UE) yang justru siapkan peluang kenaikan tarif balasan 25% terhadap berbagai produk asal AS. Langkah ini merupakan respons langsung atas kebijakan tarif Trump terhadap baja dan aluminium dari Eropa, yang dinilai oleh Uni Eropa sebagai tindakan proteksionis sepihak yang merugikan hubungan dagang jangka panjang.

    Kepala urusan perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, memberipenjelasan. Ia menyatakan bahwa meskipun tarif balasan ini dirancang untuk memberikan tekanan, nilainya diperkirakan akan lebih kecil dari estimasi awal sebesar € 26 miliar.

    “Langkah ini menunjukkan komitmen kami untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan perdagangan internasional tanpa memperkeruh situasi yang sudah tegang,” ujar Sefcovic, dilansir Reuters pada Selasa.

    (haa/haa)

  • Tarif Impor Trump Bikin Pengusaha China di Amazon Khawatir

    Tarif Impor Trump Bikin Pengusaha China di Amazon Khawatir

    Jakarta

    Pengusaha China yang menjual produk di perusahaan e-commerce asal Amerika Serikat (AS) Amazon sedang memperhitungkan dua langkah imbas penetapan tarif impor Trump. Pertama, para pengusaha mempertimbangkan harga jual baru. Kedua, para pengusaha meninggalkan platform tersebut.

    Diketahui, Trump menetapkan tarif impor untuk barang dari China menjadi 125% dari sebelumnya 104% pada Rabu (9/4/2025). Tarif tersebut telah berlaku dan dinilai akan meningkatkan risiko tinggi terhadap dua negara dengan ekonomi terbesar dunia tersebut.

    Dikutip dari Reuters penetapan tarif impor itu membuat banyak pengusaha China kewalahan. Menurut mereka tak cuma masalah pajak, pengusaha juga menyebut tarif impor bisa membuat biaya-biaya lainnya naik.

    “Ini bukan sekadar masalah pajak, tetapi seluruh struktur biaya bisa naik,” kata Kepala Asosiasi E-Commerce Lintas Batas Shenzhen Wang Xin, dikutip dari Reuters, Kamis (10/4/2025).

    Wang Xin mengatakan, kondisi ini sulit dihadapi bagi siapapun yang hidup di pasar AS. Ia mengaku, penetapan tarif tinggi yang diputuskan AS untuk China menjadi pukulan yang besar bagi para pengusaha.

    “Jadi bagi kita semua yang berkecimpung dalam bisnis e-commerce lintas batas saat ini, ini benar-benar pukulan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

    Wang Xin mengatakan, saat ini beberapa pengusaha China yang berdagang di Amazon ingin menaikkan harga di AS sementara yang lain ingin mencari pasar baru. Adapun saat ini, China menjadi rumah bagi sekitar setengah dari penjual Amazon, dengan lebih dari 100.000 bisnis Amazon terdaftar di kota selatan Shenzhen dengan pendapatan tahunan sebesar $35,3 miliar berdasarkan data dari layanan e-commerce SmartScout.

    Selain itu, China juga menjadi tuan rumah bagi basis manufaktur platform e-commerce besar lainnya seperti Shein dan Temu. Impor dan ekspor yang melibatkan e-commerce negara itu tercatat sebesar 2,63 triliun yuan atau sekitar US$358 miliar tahun lalu.

    Laporan Reuters mengatakan, ada dua dari lima pengusaha yang hendak beralih meninggalkan pasar Amazon. Sementara tiga lainnya berencana menaikkan harga ekspor ke AS.

    Salah seorang pengusaha tas sekolah hingga speaker aktif asal China Dave Fong, mengaku telah menaikkan harga ekspor di AS hingga 30% dan akan membiarkan tingkat persediaan turun dan menurunkan pengeluaran untuk biaya iklan Amazon, yang pernah menghabiskan 40% dari pendapatannya di AS.

    “Bagi kami dan siapa pun, Anda tidak dapat bergantung pada pasar AS, itu sudah cukup jelas. Kami harus mengurangi investasi, dan menempatkan lebih banyak sumber daya ke kawasan seperti Eropa, Kanada, Meksiko, dan seluruh dunia,” kata Dave Fong.

    Sementara itu, Brian Miller, pengusaha yang telah berjualan di Amazon selama tujuh tahun mengaku tidak memiliki alasan untuk mengembangkan produk baru pada kondisi saat ini, Untuk mengantisipasi tarif tinggi, ia perlu menaikkan harga secara tajam ketika persediaan saat ini habis dalam satu atau dua bulan.

    Miller mengatakan, balok bangunan untuk anak-anak yang dijual di Amazon seharga US$20 yang menghabiskan biaya produksi perusahaannya sebesar US$3 kini akan menelan biaya $7 termasuk tarif. Untuk mempertahankan margin, diperlukan kenaikan harga setidaknya 20%, dan harga mainan yang lebih mahal mungkin akan naik 50%.

    “Saya tidak melihat skenario, jika keadaan tidak berubah, bahwa melayani AS dari Tiongkok masih layak dan manufaktur yang melayani AS harus dipindahkan ke negara lain seperti Vietnam, atau Meksiko,” kata Miller.

    Lihat juga Video: Kala Trump Tunda Kenaikan Tarif 90 Hari, China Justru Naik 125%

    (kil/kil)

  • Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari, Begini Respons Dunia dan Indonesia

    Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari, Begini Respons Dunia dan Indonesia

    Jakarta

    Akibat tekanan krisis pasar global, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara mendadak menangguhkan tarifnya kepada sebagian besar negara dalam rentang 90 hari.

    Namun, hal itu tidak berlaku untuk Cina, yang justru ditambah Trump menjadi 125%. Hal itu merespons Beijing yang membalas menaikkan tarif impor AS menjadi 84%.

    Sementara, Uni Eropa (UE) telah menyetujui untuk melanjutkan tarif balasan terhadap AS, sebagai respons atas pungutan impor baja dan aluminium. Hanya saja, Brussels belum menanggapi pengumuman Trump terbaru soal pemberlakuan tarif 20% untuk semua impor dari UE.

    Bagaimana dampak penundaan tarif ini terhadap Indonesia?

    IHSG melambung ke zona hijau

    Dilansir dari detik.com, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung pada pembukaan perdagangan Kamis (10/04) pagi waktu Indonesia. IHSG mulai merangkak di zona hijau dan bertengger di level 6.200-an.

    Disebutkan juga bahwa perdagangan Kamis (10/04) ini IHSG sempat mencapai level tertingginya di angka 6.310,82, dengan level terendahnya dilaporkan bernilai 6.268,92. Jumlah volume transaksi tercatat 1,4 miliar dengan turnover mencapai Rp1,2 triliun. Sementara jumlah frekuensi transaksi tercatat sebanyak 46.331 kali.

    Sebanyak 374 saham dilaporkan menguat, 26 melemah dan 96 stagnan.

    Kata pemerintah Jerman

    Dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran RTL, calon Kanselir Jerman, Friedrich Merz, mengatakan kalau penangguhan tarif yang dilakukan Trump selama 90 hari tersebut menunjukkan bahwa tindakan kolektif Eropa dalam perdagangan memberikan dampak positif.

    “Orang-orang bertekad untuk mempertahankan diri dan ini mencontohkan bahwa persatuan akan sangat membantu,” kata Merz setelah Partai Konservatif CDU yang dipimpinnya meresmikan kesepakatan koalisi dengan Partai Sosial Demokrat SPD untuk membentuk pemerintahan.

    Kemudian, Merz juga menyerukan hubungan perdagangan bebas dengan AS. “Mari kita semua menetapkan tarif 0% untuk perdagangan transAtlantik, dan kemudian masalahnya akan terpecahkan,” sambung Merz.

    Kanada respons jeda tarif

    Perdana Menteri (PM) Kanada Mark Carney mengungkap bahwa jeda tarif resiprokal ini merupakan “penangguhan hukuman yang disambut baik ekonomi global,” dalam sebuah unggahan di media sosialnya para Rabu (09/10).

    “Seperti yang sudah disepakati oleh Presiden Trump dan saya, Presiden AS dan Perdana Menteri Kanada akan memulai negosiasi soal hubungan ekonomi dan keamanan yang baru segera setelah pemilihan federal,” tulis Carney di akun X.

    “Sebagai bagian dari pengumuman hari ini, presiden telah mengisyaratkan bahwa AS akan terlibat dalam negosiasi bilateral dengan sejumlah negara lain. Hal ini kemungkinan akan menghasilkan restrukturisasi fundamental dari sistem perdagangan dunia.”

    Imbauan untuk negosiasi lanjutan

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan Prancis, Lauren Saint-Martin menyebut bahwa Eropa berkeinginan untuk menghindari eskalasi dalam perang dagang melawan AS.

    “Kami tidak pernah menginginkan tarif tersebut meningkat. Kami meyakini bahwa sebuah perang tarif akan berbahaya bagi semua pihak,” kata dia kepada jurnalis saat melakukan kunjungan resmi ke Indonesia, Rabu (09/10).

    Saint-Martin mengimbau perlu adanya negosiasi lanjutan dengan Washington untuk mencari sebuah solusi.

    “Di bawah naungan Komisi Eropa, kita harus melanjutkan dialog dan negosiasi dengan pemerintah AS supaya mencapai tujuan yang paling positif,” paparnya.

    Cina ajukan keluhan ke WTO

    Cina dilaporkan mengajukan keluhan baru secara resmi ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organisation/WTO) pada Rabu (09/04) setelah AS meningkatkan tarif impor Cina menjadi 104%.

    “Situasi ini telah meningkat secara berbahaya… Sebagai salah satu anggota yang terkena dampak, Cina menyatakan keprihatinan besar dan menentang tegas langkah yang sembrono ini,” kata perwakilan Cina untuk WTO dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

    Beijing menuduh AS telah melanggar aturan WTO dan mengatakan bahwa hal itu merusak sistem perdagangan multilateral. Cina telah meminta WTO untuk mempelajari dampak tarif terhadap perdagangan global dan melaporkan temuannya kepada negara anggota.

    “Tarif resiprokal bukanlah, dan tidak akan pernah menjadi obat untuk ketidakseimbangan perdagangan. Justru, mereka akan jadi bumerang, merugikan AS sendiri,” isi peringatan Beijing.

    Beberapa negara turut angkat bicara dalam pertemuan WTO, yang juga berargumen bahwa tarif tersebut melanggar aturan perdagangan internasional.

    Baca artikel selengkapnya: IHSG Dibuka Melesat ke Zona Hijau Usai Trump Tunda Tarif Impor 32%

    Artikel ini pertama kali ditulis dalam bahasa Inggris

    Penulis adaptasi: Muhammad Hanafi

    Pemeriksa: Prihardani Purba

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Trump Tunda Tarif Tinggi, Wanti-wanti Efek ke Industri Otomotif Indonesia

    Trump Tunda Tarif Tinggi, Wanti-wanti Efek ke Industri Otomotif Indonesia

    Jakarta

    Presiden AS Donald Trump memberikan jeda tiga bulan penuh atau sekitar 90 hari pada semua tarif impor tinggi yang ditetapkan kepada berbagai negara, tak terkecuali Indonesia yang terkena tarif 32%.

    Khusus China, Trump tetap mematok tarif bahkan menambahkan nilainya. Dia menegaskan tarif buat China akan dinaikkan menjadi 125% dari 104% setelah China mengumumkan tarif pembalasan tambahan terhadap AS pada Rabu pagi. Yang jelas kini semua negara selain China yang dikenakan tarif impor oleh Trump akan mengalami penurunan ke tarif universal sebesar 10%.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan China kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan ke China oleh Amerika Serikat menjadi 125%, berlaku segera,” kata Trump dalam unggahan media sosialnya dikutip dari CNN, Kamis (10/4/2025).

    “Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” tulisnya menambahkan.

    Selain China, Meksiko dan Kanada juga akan mendapatkan penanganan khusus. Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan barang yang berasal dari kedua negara itu akan tetap dikenakan tarif 25%, kecuali jika mereka mematuhi Perjanjian AS-Meksiko-Kanada. Namun, itu tidak berlaku untuk tarif khusus sektor yang telah diberlakukan Trump.

    Indonesia belum mengekspor mobil ke Amerika Serikat. Namun efek tidak langsung dari kebijakan ini perlu diwanti-wanti.

    “Tidak ada ekspor kendaraan utuh ke US, yang ada beberapa perusahaan komponen otomotif. Jadi tidak ada direct impact,” ujar Wakil Presiden Direktur Toyota Motor Manufacturing Indonesia Bob Azam kepada detikoto, Rabu (9/4/2025).

    “Yang kita harus cermati indirect impact terhadap makro ekonomi kita seperti suku bunga, kurs rupiah dan juga financing,” tambahnya lagi.

    Efek tidak langsung ini punya dampak domino terhadap kenaikan bunga kredit perbankan yang berujung pada melonjaknya harga produk dan jasa.

    Meksiko merupakan salah satu konsumen Toyota ‘made in Indonesia’. Pemerintah Meksiko bisa saja membatasi jumlah impor mobil CBU imbas tarif tinggi, yang berpotensi menghambat ekspor mobil buatan Indonesia ke negara tersebut.

    Sebab dalam konteks neraca komoditas, pengaturan kuota impor pada dasarnya bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara produksi nasional dan kebutuhan konsumsi nasional. Sehingga, impor hanya dilakukan untuk menutup selisih kekurangan dari produksi dalam negeri.

    “Kita belum lihat dampaknya saat ini,” ujar Bob.

    Toyota masih menjadi penyumbang terbesar ekspor mobil buatan Indonesia. Sepanjang tahun 2024, Toyota tercatat menyumbang sekitar 61 persen dari total ekspor CBU mobil Indonesia.

    Dalam data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia. Beberapa mobil Toyota yang diekspor utuh atau Completely Built Up (CBU) ke Meksiko antara lain, Avanza, Veloz, dan Raize.

    Indonesia belum memiliki Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan TransPasifik (CPTPP) atau Free Trade Agreement (FTA) dengan Meksiko, yang juga menjadi faktor penghambat ekspor mobil.

    (riar/rgr)

  • Reaksi Negara-Negara Asia usai Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari

    Reaksi Negara-Negara Asia usai Trump Tunda Tarif Impor 90 Hari

    Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah negara-negara di seluruh Asia bereaksi terhadap penangguhan tarif yang lebih tinggi selama 90 hari oleh Presiden AS Donald Trump untuk puluhan mitra dagang. Reaksi dari negara-negara tersebut merupakan campuran kelegaan, kehati-hatian, dan sedikit ejekan.

    Melansir Bloomberg pada Senin (10/4/2025), beberapa negara — seperti Vietnam yang menghadapi pungutan sebesar 46%, dan Jepang dengan pajak tambahan sebesar 24% — terus maju dengan upaya untuk memastikan penangguhan tersebut menjadi permanen bagi ekonomi mereka.

    People’s Daily, surat kabar utama Partai Komunis China, memuat komentar yang menyerukan AS untuk membatalkan tarif sepihaknya dan menggembar-gemborkan manfaat dari hubungan ekonomi dan perdagangan yang “saling menguntungkan”. 

    Trump menaikkan pungutannya atas impor dari China sekali lagi menjadi 125% setelah Beijing mengumumkan rencana untuk membalas dengan bea masuk sebesar 84% atas barang-barang Amerika yang akan dimulai pada hari Kamis.

    Wakil Perdana Menteri Vietnam Ho Duc Phoc bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer di Washington dan setuju untuk memulai negosiasi tentang perjanjian perdagangan “timbal balik”, menurut sebuah posting di situs web pemerintah. Saham-saham negara itu melonjak pada perdagangan awal hari Kamis.

    Sementara itu, Jepang akan terus mendesak Trump untuk meninjau kembali langkah-langkah tarifnya, menurut Ryosei Akazawa, perwakilan perdagangan utama negara itu. 

    “Tidak ada perubahan dalam kebijakan Jepang,” kata Menteri Revitalisasi Ekonomi Akazawa pada Kamis.

    Adapun, Perdana Menteri Australia berhaluan kiri-tengah Anthony Albanese, yang berada di tengah-tengah kampanye pemilihan yang ketat menjelang pemungutan suara pada tanggal 3 Mei, mengatakan bahwa rezim tarif pemerintahan Trump adalah “tindakan merugikan diri sendiri” yang merusak ekonomi AS dan itulah sebabnya presiden memilih untuk menunda.

    Tarif Penguin

    Albanese juga mengejek beberapa langkah tarif pemerintahan AS, termasuk pengenaan bea masuk pada Pulau Heard dan Kepulauan McDonald, wilayah luar Australia yang sebagian besar tandus yang dihuni oleh penguin.

    “Saya tidak yakin apa yang mereka perdagangkan,” katanya tentang pulau-pulau Antartika, sambil menambahkan dengan lebih serius “ini adalah dunia yang sangat tidak pasti tempat kita tinggal.” Albanese, dalam sebuah wawancara radio.

    Albanese juga menegaskan bahwa Australia tidak mengenakan tarif kepada AS dan bahwa Washington tidak boleh melakukannya terhadap produk-produk Australia 

    “Karena itulah yang tercantum dalam perjanjian perdagangan bebas kami,” ujarnya.

    Perubahan Sikap

    Perubahan sikap Trump terjadi sekitar 13 jam setelah bea masuk tinggi terhadap 56 negara dan Uni Eropa mulai berlaku, yang memicu kekacauan pasar dan ketakutan akan resesi. Trump menghadapi tekanan besar dari para pemimpin bisnis dan investor untuk mengubah arahnya. 

    Negara-negara yang terkena bea masuk timbal balik yang lebih tinggi yang mulai berlaku Rabu sekarang akan dikenakan pajak pada tarif dasar 10% sebelumnya yang diterapkan untuk negara-negara lain, kecuali China, menurut seorang pejabat Gedung Putih. 

    Jepang diperkirakan akan menjadi salah satu negara yang diprioritaskan dalam negosiasi perdagangan dengan Washington. Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan dia akan berbicara dengan pejabat dari Jepang, Vietnam, India, dan Korea Selatan dalam beberapa hari mendatang. 

    Jepang masih menghadapi tarif 25% untuk mobil, suku cadang mobil, baja, dan aluminium, sementara barang-barang lainnya tetap dikenakan tarif pajak tetap 10% yang diterapkan untuk semua negara. 

    Akazawa menyebut, Jepang melihat jeda pada beberapa tarif timbal balik sebagai perkembangan positif sementara akan terus menyerukan peninjauan ulang tarif yang masih berlaku.

    Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon mengusulkan pembentukan blok perdagangan berbasis aturan sebagai tanggapan terhadap tarif Trump. 

    Luxon mengatakan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik, perjanjian perdagangan bebas antara 12 negara termasuk Selandia Baru, Jepang, Kanada, dan Inggris, dapat menjadi dasar untuk perjanjian yang lebih luas dengan Uni Eropa yang berupaya untuk mempromosikan perdagangan bebas sebagai jalan menuju kemakmuran.

  • Tarif Trump Mulai Berlaku Hari Ini, Uni Eropa-China Balik Melawan

    Tarif Trump Mulai Berlaku Hari Ini, Uni Eropa-China Balik Melawan

    JAKARTA – Tarif timbal balik Presiden AS Donald Trump terhadap puluhan negara mulai berlaku pada Rabu, termasuk bea masuk besar-besaran sebesar 104% terhadap barang-barang China.

    Uni Eropa kini mempersiapkan tindakan balasan, yang meningkatkan perang dagang global.

    Tarif yang diputuskan Trump telah mengguncang tatanan perdagangan global yang telah berlangsung selama puluhan tahun, meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya resesi, dan menghapus triliunan dolar dari nilai pasar perusahaan-perusahaan besar.

    Diulas Reuters, Rabu, 9 April, sejak Trump mengumumkan tarifnya pekan lalu, S&P 500  mengalami kerugian terdalam sejak patokan tersebut dibuat pada tahun 1950-an.

    Sekarang, indeks tersebut mendekati pasar yang melemah, yang didefinisikan sebagai 20% di bawah titik tertinggi terbarunya. Obligasi pemerintah AS juga terjebak dalam gejolak pasar dan memperpanjang kerugian besar pada hari Rabu sebagai tanda investor menjual bahkan aset teraman mereka dan dolar, yang merupakan tempat berlindung yang aman secara tradisional, melemah terhadap mata uang utama lainnya.

    Saham Eropa jatuh dan saham berjangka AS menunjukkan lebih banyak tekanan ke depannya, menyusul sesi yang suram bagi sebagian besar Asia. Namun, saham Tiongkok melawan tren tersebut, karena dukungan negara menopang pasar yang sedang sakit.

    EROPA MELAWAN

    Negara-negara Uni Eropa diperkirakan akan menyetujui tindakan balasan pertama blok tersebut terhadap tarif Trump pada Rabu, bergabung dengan China dan Kanada dalam tindakan balasan.

    Komisi Eropa, yang mengoordinasikan kebijakan perdagangan UE, telah mengusulkan bea masuk tambahan, sebagian besar sebesar 25%, pada berbagai impor AS mulai dari sepeda motor, unggas, buah, kayu, dan pakaian hingga benang gigi, menurut dokumen yang dilihat oleh Reuters.

    Bea masuk akan mulai berlaku secara bertahap – pada tanggal 15 April, 16 Mei, dan 1 Desember.

    Tarif tersebut diperkirakan akan menyebabkan pukulan yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi zona euro daripada yang awalnya diperkirakan oleh Bank Sentral Eropa, meskipun inflasi mungkin juga lebih rendah dalam jangka pendek,

    empat sumber mengatakan kepada Reuters.

    ECB siap untuk memastikan pembiayaan yang sehat bagi ekonomi zona euro dan stabilitas keuangan, kata pembuat kebijakan ECB Prancis Francois Villeroy de Galhau.

    CHINA TOLAK NEGOSIASI

    Para pemimpin tinggi China juga berencana untuk bertemu secepatnya pada Rabu untuk menyusun langkah-langkah guna meningkatkan ekonomi dan menstabilkan pasar modal.

    Trump hampir menggandakan bea masuk atas impor China, yang telah ditetapkan sebesar 54% minggu lalu, sebagai respoons atas tarif balasan dari Beijing, yang telah dijanjikan akan dilawan oleh China.

    “AS terus menyalahgunakan tarif untuk menekan China, China dengan tegas menentang ini dan tidak akan pernah menerima perundungan semacam ini,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers.

    Mata uang China telah menghadapi tekanan penurunan yang besar, dengan yuan lepas pantai pada rekor terendah, karena tarif tersebut.

    Tetapi sumber mengatakan kepada Reuters, bank sentral meminta bank-bank besar milik negara untuk mengurangi pembelian dolar AS dan tidak akan membiarkan penurunan tajam yuan.

    Bank-bank sentral di Selandia Baru dan India memangkas suku bunga pada Rabu dalam apa yang dapat menjadi pertanda langkah yang lebih luas oleh para pembuat kebijakan untuk mencoba meredam pukulan tarif terhadap ekonomi mereka.

    Tugas tersebut merupakan argumen lain untuk memangkas suku bunga di Polandia, kata bankir sentral Ludwik Kotecki.

  • Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    Performa IHSG lebih baik dari sejumlah negara, pelaku pasar respon positif ketahanan ekonomi RI
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Rabu, 09 April 2025 – 13:53 WIB

    Elshinta.com – Pasar global anjlok akibat tarif AS dan retaliasi Tiongkok, mendorong alih investasi ke safe haven assets. Namun demikian, performa pasar Indonesia lebih baik dibandingkan negara-negara lainnya dan bahkan Amerika Serikat (AS) sendiri.

    Hal ini tercermin dari data yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada acara Sarasehan Ekonomi Bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

    Dalam paparan itu, Sri Mulyani mencatat IHSG melemah -7,8% per 8 April 2025 terhadap 2 April , yaitu hari pengumuman tarif Presiden Trump di “Liberation Day.” IHSG sendiri pada full day 8 April ditutup -7,9% ke 5.996,14.

    Performa pasar Indonesia ini lebih baik dari pelemahan pasar di Italia yang -14,2%, Argentina -14% Vietnam -13,8%, Prancis -11,9%, Singapura -11,8%, Jerman -11,6%, dan bahkan indeks market AS sendiri yang merosot -10,7%.

    Indonesia juga lebih baik dari Inggris yang merosot -10,5%, Kanada -9,7%, Thailand -9,1%, dan Jepang dengan -8,2%.

    Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan pasar Indonesia yang lebih baik dari sejumlah negara ini artinya market merespon baik ekonomi Indonesia yang resilien. 

    “Saya akui memang jauh lebih baik, sebab market merespon positif resiliensi perekonomian Indonesia,” kata Nafan kepada wartawan saat diwawancarai, Rabu (9/4).

    Paparan ekspor Indonesia ke AS sendiri hanya 2% dari PDB-terendah di Asia Tenggara (dibanding Thailand 11%, Malaysia 10%).

    Adapun meski produk Indonesia dikenakan tarif 32%, tarif ini masih lebih rendah dibanding negara pesaing seperti Bangladesh, Kamboja, China, Sri Lanka, dan Vietnam yang dikenai bea masuk 37-49%.

    Penerapan tarif resiprokal ke Indonesia oleh AS ini malah bisa memperkuat daya saing Indonesia dalam menarik investasi asing langsung (FDI).

    “Insentif dari pemerintah juga menarik sekali dan ditunggu oleh para pelaku pasar,” kata Nafan.

    Sementara itu, Verdhana Sekuritas dalam catatannya Selasa, menyorot acara Sarasehan yang dihadiri Prabowo yang dilakukan  selama enam jam dengan para pemangku kepentingan utama di sektor bisnis, pasar, dan ketenagakerjaan.

    Acara itu turut dihadiri Sri Mulyani, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Ketua DEN Luhut Panjaitan, Gubernur BI Perry Warjiyo, dan lain-lain.

    Verdhana mencatat bahwa RI melihat tarif resiprokal AS sebagai peluang strategis dan Indonesia akan menggunakan pendekatan konsiliatif, yaitu mengalihkan impor ke produk-produk AS, seperti pertanian, energi, teknologi. Menurut Verdhana, pendekatan ini sangat dimungkinkan.

    Selain itu insentif fiskal juga akan dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan impor AS dan mempertahankan daya saing ekspor. Adapun kuota, lisensi, dan hambatan impor lainnya akan dihapuskan untuk meningkatkan kemudahan berbisnis.

    “Ini adalah sebuah perkembangan besar yang disambut baik oleh komunitas bisnis. Persyaratan TKDN juga akan beralih dari mandat yang kaku ke kerangka kerja berbasis insentif untuk meningkatkan daya saing,” tulis Verdhana.

    Berdasarkan analisis Verdhana, untuk mengurangi surplus perdagangan dengan AS, Indonesia hanya perlu mengalihkan sejumlah kecil impor ke AS, yang berpotensi menurunkan tarif.

    “Sebaliknya, negara-negara seperti Vietnam perlu meningkatkan impor mereka ke AS sebanyak 11 kali (sekitar 30% dari PDB). Hal ini memberikan peluang bagi perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia dengan tarif yang berpotensi lebih rendah ke pasar AS,” jelas Verdhana.

    Selain itu pemerintah juga akan memberikan perlindungan sektor padat karya dalam negeri, misalnya tekstil, garmen, dan alas kaki, baik terhadap tarif maupun impor ilegal. Akan ada pembentukan gugus tugas khusus untuk mengurangi risiko PHK.

    Kebutuhan untuk mengeksplorasi pasar baru, seperti Uni Eropa dan kawasan lain, juga merupakan bagian dari rencana pemerintah. Terakhir, reformasi bea cukai, administrasi pajak, dan penegakan hukum akan diprioritaskan untuk mengatasi impor ilegal dan praktik dumping.

    “Pertemuan hari ini semakin mendukung pandangan kami bahwa aksi jual di pasar terlalu berlebihan. Meskipun masih banyak yang harus diurai dari kebijakan tarif timbal balik Trump, kami percaya Indonesia — dengan salah satu tingkat paparan ekspor terendah ke AS dan perdagangan eksternal lebih terlindungi daripada kebanyakan negara,” jelas Verdhana.

    “Lebih jauh, tanggapan pemerintah, baik yang bernada mendamaikan maupun berfokus pada reformasi untuk meningkatkan kemudahan berbisnis, tepat waktu,” lanjut laporan itu.

    Sumber : Elshinta.Com

  • Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri – Halaman all

    Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri – Halaman all

    Tarif Trump Berisiko Sebabkan Inflasi dan Resesi Ekonomi AS Sendiri

    TRIBUNNEWS.COM – Tarif timbal balik yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump , yang diumumkannya pada Rabu (9/4/2025) sebagai “Deklarasi Kemerdekaan Ekonomi,” akan mengawali era baru dalam perdagangan global sekaligus meningkatkan kekhawatiran inflasi dan resesi bagi ekonomi AS .

    Trump menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif timbal balik yang luas pada lebih dari 180 negara, mulai dari 10 persen hingga 50%, untuk mengakhiri praktik perdagangan, yang menurut pemerintahannya tidak adil.

    Pemerintahan Trump bermaksud menghasilkan hampir $700 miliar melalui tarif tambahan ini untuk membiayai pemotongan pajak bagi orang kaya.

    Tetapi para ekonom memperingatkan kalau hal ini akan mengakibatkan biaya impor yang lebih tinggi dan menaikkan harga bagi konsumen akhir sekaligus menghambat pertumbuhan ekonomi.

    Trump mengklaim AS “diperas” oleh semua negara, kawan atau lawan, dan bermaksud merevitalisasi produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan asing melalui tarif ini.

    Presiden AS lalu menandatangani perintah eksekutif untuk mengenakan tarif pada sektor otomotif, baja, dan aluminium serta tarif pada Kanada, Meksiko, dan China karena dugaan perdagangan gelap fentanil dan masuknya migran tak berdokumen ke AS.

    Presiden AS juga menunjuk negara-negara yang memiliki defisit perdagangan luar negeri dengan AS, yang menunjukkan kalau mereka tidak cukup membeli produk buatan Amerika.

    Sebagai informasi, Impor AS mencapai $4,1 triliun, dan ekspor mencapai $3,2 triliun tahun lalu, menurut Departemen Perdagangan AS.

    Khusus untuk China, AS awalnya mematok tarif 34% sebelum menaikkannya menjadi 104 persen hanya dalam beberapa hari.

    Adapun Uni Eropa dipatok tarif impor sebesar 20%, Vietnam 46%, Taiwan 32%, Jepang 24%, India 26%, Korea Selatan 25%, Thailand 36%, Swiss 31%, Indonesia 32%, Malaysia 24%,
    Kamboja 49%, Afrika Selatan 30%, Bangladesh 30%, dan Israel 17?lam tarif timbal balik.

    Beberapa negara, seperti Turki, Inggris, Brasil, Australia, Uni Emirat Arab, Selandia Baru, Mesir, dan Arab Saudi, masing-masing dikenakan tarif timbal balik sebesar 10%.

    Hal yang mengejutkan, beberapa negara yang paling terkena sanksi di dunia, yaitu Rusia, Kuba, Belarus, dan Republik Demokratik Korea, tidak dikenakan tarif timbal balik, sementara Kepulauan Heard dan McDonald yang tidak berpenghuni di Australia disertakan.

    PRESIDEN AS – Tangkapan layar YouTube White House pada Rabu (26/3/2025) yang menunjukkan Presiden Trump Singgah Bertemu Duta Besar AS pada Selasa (25/3/2025). Trump menanggapi sebuah artikel di The Atlantic yang mengungkapkan bahwa percakapan pejabat keamanan nasional AS tentang rencana menyerang Houthi Yaman bocor di sebuah grup chat. (Tangkapan layar YouTube White House)

    Dampak Tarif Trump Bagi AS

    Lab Anggaran di Yale memperkirakan kalau tarif Trump akan menyebabkan inflasi meningkat dan membebani biaya rata-rata $3.800 per rumah tangga di AS.

    Anderson Economic Group memperkirakan kalau tarif otomotif sebesar 25% yang diberlakukan Trump akan menambah biaya sebesar $2.500 hingga $5.000 untuk mobil-mobil Amerika berbiaya terendah dan hingga $20.000 untuk beberapa model impor.

    Perkiraan biaya tarif otomotif bagi konsumen akhir di AS adalah $30 miliar untuk tahun pertama.

    Sementara itu, inflasi AS terakhir tercatat sebesar 0,2% secara bulanan dan 2,8% secara tahunan pada bulan Februari.

    Menurut Boston Fed, dampak tarif pada inflasi AS diperkirakan akan menyebabkan peningkatan 1,4 hingga 2,2 poin persentase, yang selanjutnya membatasi kemampuan Fed (Bank Federal AS) untuk memerangi inflasi.

    Kepercayaan konsumen di AS telah menurun sejak Trump menjabat pada 20 Januari, dengan indeks kepercayaan konsumen Universitas Michigan mencapai titik terendah sejak November 2022 di angka 57,9, sementara ekspektasi inflasi konsumen jangka pendek naik menjadi 4,9%, level tertinggi sejak waktu yang sama.

    Mengenai pertumbuhan ekonomi, Fitch Ratings memperkirakan bahwa AS akan tumbuh lebih lambat dari tingkat yang diproyeksikan sebesar 1,7% pada bulan Maret karena adanya tarif Trump, sementara Oxford Economics memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS sebesar 1,4% tahun ini.

    Departemen Perdagangan AS mengatakan ekonomi AS tumbuh 2,8% tahun lalu, menandai perbedaan mencolok dalam proyeksi pertumbuhan tahun ini sejak masa jabatan kedua Trump dimulai pada bulan Januari.

    Analisis lembaga pemikir Tax Foundation yang berkantor pusat di Washington menunjukkan bahwa tarif Trump diperkirakan menghasilkan $3,2 triliun selama dekade berikutnya tetapi mengakibatkan kerugian 0,8?lam produk domestik bruto (PDB) negara tersebut.

     

    (oln/anews/*)

  • Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

    Perang Dagang Berkobar, Ini Daftar Negara yang Pilih Balas Tarif AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah negara memilih untuk menyerang balik kebijakan tarif impor yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Negara tersebut di antaranya China, Kanada, dan Uni Eropa.

    Pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif timbal balik kepada negara-negara yang dianggap merugikan AS. Merujuk pernyataan resmi Trump di situs resmi Gedung Putih AS, alasan pemberlakuan tarif impor bea masuk perdagangan itu adalah kurangnya timbal balik dalam hubungan dagang antara AS dengan negara-negara mitranya.

    Kemudian, faktor perbedaan tarif dan hambatan non-tarif, serta kebijakan ekonomi negara mitra dagang AS yang dinilai menekan dan upah konsumsi dalam negeri, dipandang sebagai ancaman yang tidak biasa terhadap ketahanan ekonomi negara adidaya itu.

    Melalui kebijakan itu, Trump menetapkan tarif impor sebesar 10% untuk semua negara, sedangkan negara-negara yang dianggap memiliki hambatan tinggi terhadap barang-barang AS menghadapi tarif lebih besar. 

    “Ini adalah deklarasi kemerdekaan kita,” kata Trump di Rose Garden, Gedung Putih, melansir Reuters pada Kamis (3/4/2025).

    Mengutip data Bloomberg Economics, sebanyak 15 negara menjadi penyumbang defisit neraca perdagangan terbesar dengan AS. China menempati posisi pertama dengan total nilai defisit mencapai US$295 miliar pada 2024.

    Posisi selanjutnya ditempati oleh Meksiko yakni sebesar US$172 miliar, diikuti Vietnam US$123 miliar, Irlandia US$87 miliar, Jerman US$85 miliar, dan Taiwan US$74 miliar.

    Jepang menyumbang defisit terhadap neraca perdagangan AS sebesar US$68 miliar, Korea Selatan US$66 miliar, Kanada US$64 miliar, dan India US$46 miliar.

    Kemudian, Thailand menyumbang defisit US$46 miliar, Italia US$44 miliar, Swiss US$38 miliar, Malaysia US$25 miliar, dan Indonesia US$18 miliar.

    Kendati begitu, tak semua negara penyumbang defisit terbesar diganjar tarif tinggi oleh Trump. Hanya Vietnam yang diketahui masuk dalam daftar negara penyumbang defisit neraca dagang AS terbesar, dan turut diganjar dengan tarif bea impor jumbo oleh Trump.

    Adapun, tarif yang dikenakan ke Vietnam adalah 46%, menjadikannya sebagai negara terbesar kelima yang dikenakan tarif jumbo oleh Trump. Posisi pertama ditempati Lesotho yakni 50%, diikuti Kamboja 49%, Laos 48%, dan Madagaskar 47%.

    Sementara itu, China dikenakan tarif sebesar 34%, Uni Eropa 20%, Bangladesh 37%, Thailand 36%, serta Taiwan dan Indonesia 32%.