Negara: Kanada

  • Air Canada Kembali Beroperasi Usai Pramugari Mogok Kerja

    Air Canada Kembali Beroperasi Usai Pramugari Mogok Kerja

    Jakarta

    Air Canada kembali melanjutkan layanan penerbangan setelah aksi mogok hampir empat hari yang dilakukan pramugarinya berakhir. Aksi tersebut sempat membuat lebih dari 500.000 penumpang terlantar.

    “Meskipun operasi kami dimulai kembali, kami perkirakan butuh waktu beberapa hari untuk kembali normal,” kata pihak maskapai dikutip Reuters, Kamis (21/8/2025).

    Serikat pramugari dan manajemen Air Canada pada Selasa (19/8) mencapai kesepakatan sementara, meski detailnya belum diungkapkan. Serikat pekerja menegaskan pekerjaan yang tidak dibayar kini dihentikan.

    Para pramugari sebelumnya mogok sejak Sabtu (16/8) setelah perundingan kontrak gagal. Mereka menuntut kompensasi tambahan untuk tugas-tugas seperti membantu penumpang.

    Analis Canaccord Genuity, Matthew Lee, memperkirakan kenaikan upah yang disepakati dapat menambah beban biaya Air Canada hingga 140 juta dolar Kanada atau sekitar Rp 1,64 triliun (kurs Rp 11.737).

    Sebelumnya, sekitar 700 pramugari, sebagian besar perempuan, menggelar aksi di Bandara Internasional Toronto Pearson dengan mengenakan seragam abu-abu gelap. Mereka membentangkan spanduk besar bertuliskan, “Pekerjaan yang tidak dibayar tidak akan berhasil!”

    Lihat juga Video: Melihat Simulasi Evakuasi Pramugari

    (aid/rrd)

  • NASA Berencana Bangun Reaktor Nuklir di Bulan

    NASA Berencana Bangun Reaktor Nuklir di Bulan

    Jakarta

    Pemerintahan Donald Trump mempercepat rencana Amerika Serikat (AS) untuk menempatkan reaktor nuklir di Bulan, guna memberi daya pada pangkalan bagi manusia di satelit alami Bumi tersebut.

    Dikutip dari NPR, reaktor dijadwalkan akan diluncurkan ke Bulan pada 2030. Target ambisius ini membuat beberapa komunitas ilmiah khawatir tentang tingginya biaya dan jadwal yang berpotensi tidak realistis.

    Rencana ini sejalan dengan tujuan AS untuk mengembalikan astronaut ke Bulan dan menjadi pemimpin dalam eksplorasi ruang angkasa. Sementara itu, pesaingnya, China dan Rusia juga menargetkan penggunaan tenaga nuklir di Bulan pada akhir dekade ini.

    Acting NASA Administrator Sean Duffy menyebutkan, penggunaan energi nuklir sebagai sumber daya di Bulan diperlukan untuk menopang kehidupan di sana, dan bahwa AS tertinggal dalam upaya tersebut.

    “Ada bagian tertentu di Bulan yang semua orang tahu adalah yang terbaik. Kita punya es di sana. Kita punya sinar Matahari di sana. Kita ingin sampai di sana lebih dulu dan mengklaimnya untuk AS,” kata Duffy.

    Berikut ini yang perlu diketahui tentang rencana AS, dan bagaimana penggunaan reaktor nuklir sebagai sumber tenaga di Bulan dapat berhasil.

    Mengapa ada reaktor nuklir di Bulan?

    Wahana antariksa yang mengorbit Bumi atau ditempatkan di Bulan biasanya ditenagai oleh panel surya. Namun, untuk pendudukan manusia jangka panjang di Bulan, tenaga surya saja tidak akan cukup, menurut Roger Myers, pakar tenaga nuklir berbasis antariksa.

    “Matahari terbenam di Bulan selama dua minggu. Kita harus punya sumber energi lain: Matahari dan baterai tidak berfungsi. Kita harus punya tenaga nuklir,” katanya.

    NASA kini ingin meluncurkan reaktor nuklir dengan daya listrik minimal 100 kilowatt, menurut arahan tersebut. Hal ini akan menghasilkan daya yang lebih kecil daripada reaktor nuklir pada umumnya di AS dan hanya dapat memasok listrik untuk 70 hingga 80 rumah, menurut para ilmuwan.

    Bagaimana cara kerjanya?

    Reaktor nuklir di Bulan bekerja dengan cara yang hampir sama seperti reaktor di Bumi, menurut Bhavya Lal, mantan administrator asosiasi untuk teknologi, kebijakan, dan strategi di NASA. Reaksi nuklir terkendali dalam bahan bakar uranium digunakan untuk menghasilkan panas yang selanjutnya dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

    Hal ini sangat mirip dengan cara kerja 94 reaktor nuklir komersial di AS, menurut Departemen Energi AS. Sebuah reaktor nuklir standar di AS menghasilkan setidaknya 1 gigawatt daya, yang setara dengan 100 juta bola lampu LED.

    Perbedaan utama antara Bumi dan Bulan adalah, di Bumi ada atmosfer, jadi manusia bisa mendinginkan reaktor-reaktor ini. Banyak reaktor nuklir didinginkan oleh air, yang kemudian membuang kelebihan panas ke lingkungan.

    Tanpa atmosfer atau perairan, reaktor nuklir di Bulan perlu memancarkan kelebihan panasnya langsung ke luar angkasa. Artinya, reaktor membutuhkan radiator besar yang dapat membantu menghilangkan beban panas. Desain reaktor juga mengharuskan reaktor beroperasi pada suhu yang lebih tinggi daripada di Bumi.

    Apa saja risikonya dan bahayanya?

    “Gempa Bulan dan hantaman meteorit dapat merusak reaktor, tetapi kemungkinannya kecil. Lebih lanjut, bahkan jika sesuatu terjadi di permukaan, tidak ada angin, tidak ada air yang dapat memindahkan radioaktivitas,” kata Patrick McClure, kepala operasi SpaceNukes, perusahaan yang mengembangkan reaktor nuklir berbasis ruang angkasa.

    Hal ini berbeda dengan Bumi. Kejatuhan radioaktif di Bumi, dapat menyebar hingga jarak jauh oleh angin dan hujan.

    Kathryn Huff, profesor teknik nuklir, plasma, dan radiologi di University of Illinois di Urbana-Champaign, mengatakan bahwa reaktor nuklir yang berada di Bulan bukanlah masalah keselamatan utama.

    Kekhawatiran utamanya adalah bagaimana reaktor tersebut dapat ditempatkan di sana dan apa yang terjadi setelah masa pakainya berakhir. Belum jelas berapa lama reaktor tersebut dapat beroperasi, tetapi sebagian besar reaktor di AS dapat bertahan setidaknya 80 tahun.

    “Itu tidak bisa meledakkan Bulan. Jika Anda mempertimbangkan untuk membawa reaktor itu keluar dari Bulan suatu hari nanti, memastikan masuknya kembali reaktor itu ke atmosfer Bumi tanpa cacat akan sangat penting karena saya pikir tidak ada yang benar-benar ingin melihat insiden Kosmos 954 terulang,” kata Huff.

    Kosmos 954, satelit bertenaga nuklir milik Rusia, mengalami kegagalan fungsi pada Januari 1978 saat memasuki kembali atmosfer Bumi dan meledak di atas Kanada, menyebarkan puing-puing radioaktif ke seluruh negara tersebut.

    McClure mengatakan bahwa bahan bakar uranium yang digunakan dalam reaktor Bulan mana pun akan memiliki tingkat radioaktivitas yang sangat rendah saat diluncurkan.

    “Bahkan jika terjadi kecelakaan saat roket lepas landas, dosis aktual yang diterima publik akan jauh di bawah batas minimum yang ditetapkan oleh peraturan keselamatan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menambahkan, reaktor tidak akan diaktifkan hingga mencapai apa yang disebut sebagai ‘orbit aman nuklir’, setidaknya 1.000 km di atas Bumi.

    (rns/rns)

  • Bocoran Spesifikasi Galaxy S26 Pro Terungkap, Apa yang Beda dari Generasi Sebelumnya? – Page 3

    Bocoran Spesifikasi Galaxy S26 Pro Terungkap, Apa yang Beda dari Generasi Sebelumnya? – Page 3

    Selain isu peningkatan kecepatan pengisian daya dari Samsung Galaxy S26 Ultra, beberapa isu lain terkait chipset apa yang akan digunakan juga sering diperbincangkan.

    Menurut informasi yang beredar, nampaknya negara-negara seperti Amerika Serikat, Kanada, dan China akan mendapatkan varian chipset penerus Snapdragon 8 Elite, kandidat terkuat jatuh pada Snapdragon 8 Elite 2.

    Sementara itu, di negara lain, belum ada kepastian apakah akan menggunakan chipset yang sama atau memakai chipset buatan mereka sendiri, Exynos.

    Selanjutnya untuk bagian layar, Galaxy S26 Ultra kemungkinan besar akan menggunakan layar 6,9 inci (AMOLED). Terbilang cukup besar untuk kategori perangkat seperti smartphone.

    Meskipun kabar terbaru Samsung membekali S26/S26+ dengan sensor primer baru, nampaknya tidak ada perubahan resolusi secara signifikan, akan tetap 50MP.

    Terakhir, belum ada kabar apakah kamera ultra-lebar dan zoom akan mendapatkan peningkatan. Rumornya Samsung tidak akan menghadirkan peningkatan kamera yang besar hingga Galaxy S28.

  • Dibilang Lemah karena Akui Palestina, Australia Beri Balasan Menohok!

    Dibilang Lemah karena Akui Palestina, Australia Beri Balasan Menohok!

    Canberra

    Pemerintah Australia melontarkan kecaman balasan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu, yang sebelumnya menyebut PM Anthony Albanese sebagai “politikus lemah” dan menuduhnya telah mengkhianati Israel.

    Canberra dalam balasannya, seperti dilansir AFP, Rabu (20/8/2025), menyindir Netanyahu dengan mengatakan bahwa kekuatan itu lebih dari sekadar “berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan”.

    Selama beberapa dekade ini, Australia menganggap dirinya sebagai teman dekat Israel. Namun hubungan kedua negara dengan cepat memburuk setelah Canberra, pekan lalu, mengumumkan rencananya untuk mengakui negara Palestina.

    Netanyahu secara drastis meningkatkan perang kata-kata antara kedua negara pada Selasa (19/8) malam, dengan menyebut sang PM Australia sebagai “politikus lemah yang mengkhianati Israel” dan “menelantarkan orang-orang Yahudi di Australia”.

    Respons keras terhadap tuduhan Netanyahu itu disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Australia Tony Burke. Dalam pernyataan pada Rabu (20/8), Burke mengatakan bahwa pernyataan Netanyahu tersebut merupakan tanda-tanda seorang pemimpin yang frustrasi sedang “menyerang tiba-tiba”

    “Kekuatan tidak diukur dari berapa banyak orang yang bisa Anda ledakkan atau berapa banyak anak yang bisa Anda biarkan kelaparan,” kata Burke dengan nada menyindir Netanyahu, saat berbicara kepada televisi nasional ABC.

    Sepanjang tahun 1950-an, Australia menjadi tempat perlindungan bagi orang-orang Yahudi yang melarikan diri dari kengerian Holocaust. Kota Melbourne pernah menampung, per kapita, populasi penyintas Holocaust terbesar di luar Israel.

    Netanyahu murka ketika PM Albanese mengumumkan, pada 11 Agustus lalu, rencana Australia untuk secara resmi mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Langkah Australia ini menyusul langkap serupa dari Prancis, Inggris dan Kanada.

    Sembilan hari setelah pengumuman itu, hubungan antara Australia dan Israel memburuk. Canberra, pada Senin (18/8), membatalkan visa anggota parlemen Israel Simcha Rothman — anggota koalisi pemerintahan Netanyahu — dengan alasan rencana tur pidatonya di Australia akan “menyebarkan perpecahan”.

    Tel Aviv membalas dengan mencabut visa perwakilan Australia untuk Otoritas Palestina. Menteri Luar Negeri Gideon Saar menyebut langkah itu “menyusul keputusan Australia untuk mengakui ‘negara Palestina’ dan dengan latar belakang penolakan Australia yang tidak beralasan untuk memberikan visa kepada sejumlah tokoh Israel”.

    Netanyahu kemudian meluapkan kemarahannya via media sosial dengan menyerang PM Albanese.

    “Sejarah akan mengingat Albanese untuk siapa dia sebenarnya: Seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi di Australia,” kata Netanyahu dalam pernyataan via akun media sosial resmi kantor PM Israel.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Politikus Lemah yang Mengkhianati Israel

    Politikus Lemah yang Mengkhianati Israel

    JAKARTA – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa menuding PM Australia Anthony Albanese meninggalkan komunitas Yahudi Australia dan mengkhianati Israel.

    Pernyataan ini dapat semakin memperburuk hubungan diplomatik yang teruji oleh perang di Gaza.

    Pernyataan Netanyahu ini menyusul pencabutan visa diplomat Australia untuk Otoritas Palestina oleh Israel pada Senin, menyusul keputusan Canberra untuk mengakui negara Palestina dan membatalkan visa seorang anggota parlemen Israel.

    “Sejarah akan mengingat Albanese apa adanya, seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan kaum Yahudi Australia,” ujar Netanyahu di akun X perdana menteri dilansir Reuters, Selasa, 19 Agustus.

    Anggota parlemen Israel yang dibatalkan visanya dijadwalkan bertemu dengan komunitas Yahudi Australia yang menghadapi peningkatan tajam serangan antisemit (anti Yahudi) sejak dimulainya perang Israel dengan kelompok militan Palestina, Hamas, di Gaza, hampir dua tahun lalu.

    Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong pada Senin menyebut langkah balasan pencabutan visa Israel sebagai “reaksi yang tidak dapat dibenarkan”.

    Dia mengatakan pemerintahan Netanyahu semakin memperketat isolasi diplomatik Israel.

    Israel telah menghadapi tekanan internasional yang semakin meningkat atas dampak serangan militernya terhadap penduduk sipil di Jalur Gaza yang hancur.

    Albanese sebelumnya menyebut Netanyahu “menyangkal” krisis kemanusiaan di Gaza.

    Albanese menyampaikan pernyataannya sehari setelah mengumumkan Australia mungkin akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September, menyusul Prancis, Inggris, dan Kanada.

    Netanyahu mengatakan ini akan menjadi hadiah atas serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel, yang memicu perang Gaza.

  • Politikus Lemah yang Khianati Israel!

    Politikus Lemah yang Khianati Israel!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengecam PM Australia Anthony Albanese yang disebutnya sebagai “politikus lemah” dan menuduhnya telah mengkhianati Israel. Kata-kata pedas ini dilontarkan saat kedua negara bersitegang setelah Canberra mengumumkan rencananya mengakui negara Palestina.

    “Sejarah akan mengingat Albanese untuk siapa dia sebenarnya: Seorang politikus lemah yang mengkhianati Israel dan menelantarkan orang-orang Yahudi di Australia,” kata Netanyahu dalam pernyataan bernada keras via akun media sosial resmi kantor PM Israel, seperti dilansir AFP, Selasa (19/8/2025).

    Kecaman semacam ini dilontarkan Netanyahu setelah Albanese, pekan lalu, mengumumkan rencana Australia untuk secara resmi mengakui negara Palestina di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada September mendatang. Langkah Australia ini menyusul Prancis, Inggris dan Kanada.

    Keputusan untuk mengakui negara Palestina, sebut Albanese, merupakan keputusan yang didasarkan pada komitmen yang diterima Australia dari Otoritas Palestina, termasuk bahwa kelompok Hamas tidak akan memiliki keterlibatan dalam pembentukan negara mana pun di masa mendatang.

    “Australia akan mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-80 pada bulan September, untuk berkontribusi pada momentum internasional menuju solusi dua negara, gencatan senjata di Gaza, dan pembebasan para sandera,” tegas Albanese dalam konferensi pers pada 11 Agustus lalu di Canberra.

    Israel dan Australia juga terlibat cekcok diplomatik terbaru soal pembatalan visa seorang anggota parlemen Israel bernama Simcha Rothman, yang partainya masuk dalam koalisi pemerintahan Netanyahu.

    Pada Senin (18/8), pemerintah Australia membatalkan visa Rothman yang dijadwalkan untuk berbicara di berbagai acara yang diselenggarakan Asosiasi Yahudi Australia (AJA).

    Tel Aviv membalas beberapa jam kemudian dengan Menteri Luar Negeri Gideon Saar mengumumkan Israel telah mencabut visa perwakilan Australia untuk Otoritas Palestina.

    “Saya juga menginstruksikan Kedutaan Besar Israel di Canberra untuk memeriksa dengan saksama setiap permohonan visa resmi Australia untuk masuk ke Israel,” ucapnya.

    “Hal ini menyusul keputusan Australia untuk mengakui ‘negara Palestina’ dan dengan latar belakang penolakan Australia yang tidak beralasan untuk memberikan visa kepada sejumlah tokoh Israel,” ujar Saar dalam penjelasannya.

    Langkah Israel itu menuai kritikan tajam dari Menlu Australia Penny Wong yang, pada Selasa (19/8), menyebut pencabutan visa diplomat sebagai “reaksi yang tidak dapat dibenarkan” oleh Tel Aviv.

    “Ketika dialog dan diplomasi semakin dibutuhkan, pemerintahan Netanyahu mengisolasi Israel dan melemahkan upaya internasional menuju perdamaian dan solusi dua negara,” kritiknya.

    “Ini adalah reaksi yang tidak dapat dibenarkan, menyusul keputusan Australia untuk mengakui Palestina,” tegas Wong.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Google Gelontorkan Rp48,59 Triliun untuk Amankan Energi Data Center 3.000 MW

    Google Gelontorkan Rp48,59 Triliun untuk Amankan Energi Data Center 3.000 MW

    Bisnis.com, JAKARTA— Google meneken kesepakatan senilai US$3 miliar atau sekitar Rp48,59 triliun (kurs Rp16.198/US$) dengan Brookfield Asset Management guna mengamankan pasokan listrik tenaga air sebesar 3.000 megawatt (MW) untuk data center atau pusat data.

    Langkah ini dilakukan untuk menopang kebutuhan energi yang kian melonjak akibat pertumbuhan platform kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan komputasi awan (cloud).

    Brookfield Renewable, divisi energi terbarukan perusahaan asal Kanada tersebut, menyebut kesepakatan ini sebagai kontrak terbesar di dunia yang melibatkan tenaga air. 

    Pada tahap awal, Google akan memperoleh 670 MW listrik bebas karbon dari dua pembangkit milik Brookfield, yakni Holtwood dan Safe Harbor, di Pennsylvania, Amerika Serikat. 

    Melalui skema Hydro Framework Agreement (HFA), Google berhak melakukan pengembangan maupun peningkatan fasilitas yang sudah ada sebagai bentuk komitmen menambah kapasitas energi bersih di jaringan listrik. 

    Fokus awal kerja sama ini adalah pada jaringan PJM Interconnection, operator grid terbesar di AS yang melayani 65 juta pelanggan. PJM saat ini menghadapi tantangan untuk memenuhi permintaan listrik yang meningkat tajam, terutama dari proyek AI perusahaan teknologi besar. Ke depan, Google dan Brookfield membuka peluang ekspansi ke wilayah lain di Amerika.

    “Google berkomitmen untuk secara bertanggung jawab mengembangkan infrastruktur digital yang menopang kehidupan sehari-hari masyarakat, komunitas, dan bisnis,” tulis perusahaan dalam pernyataannya.

    Kesepakatan energi ini diumumkan di minggu yang sama saat pesaing Google, Meta, mengumumkan rencana investasi ratusan miliar dolar AS atau setidaknya Rp1.619 triliun untuk membangun sejumlah pusat data berkapasitas gigawatt. 

    Proyek tersebut digadang-gadang akan mendukung ambisi Meta dalam mengembangkan kecerdasan buatan setingkat “superintelligence”. Kompleks pertama, bernama Prometheus, akan dibangun di Ohio dan diperkirakan mulai beroperasi tahun depan.

    Seiring ekspansi masif pusat data, tantangan lingkungan pun semakin mengemuka. Rata-rata sebuah pusat data mengonsumsi sekitar 500.000 galon air per hari. 

    Namun, menurut laporan The New York Times, kompleks baru berbasis AI bisa menyerap jutaan galon air harian. Ketika kebutuhan air melampaui ketersediaan di wilayah setempat, komunitas lokal berisiko menanggung dampaknya berupa kenaikan harga maupun potensi krisis air di masa depan.

  • Polemik Rencana Permukiman Israel yang Akan Kubur Ide Negara Palestina

    Polemik Rencana Permukiman Israel yang Akan Kubur Ide Negara Palestina

    Jakarta

    Rencana proyek pemukiman kontroversial yang menurut Menteri Keuangan sayap kanan Israel, Bezalel Smotrich, akan “mengubur ide negara Palestina” telah memicu kontroversi

    Skema yang disebut E1 untuk membangun 3.401 rumah di Tepi Barat yang diduduki antara Yerusalem Timur dan permukiman Maale Adumim telah dibekukan selama beberapa dekade di tengah-tengah penentangan keras.

    Sebagian besar masyarakat internasional menganggap permukiman tersebut ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

    Pada Rabu (13/08), Smotrich mendukung skema ini, menyebut keputusan tersebut sebagai “pencapaian bersejarah”.

    Kementerian Luar Negeri Palestina menyebut rencana tersebut sebagai “perpanjangan dari kejahatan genosida, pemindahan dan pencaplokan”sebuah tuduhan yang telah lama dibantah Israel.

    PBB, Uni Eropa, dan berbagai negara, seperti Inggris dan Turki, juga mengkritik rencana pemukiman E1 dan menyerukan agar rencana tersebut dihentikan.

    Apa itu rencana pemukiman E1?

    Israel telah membangun banyak permukiman seperti Maale Adumim di Tepi Barat yang diduduki (Reuters)

    Proyek pemukiman E1yang pertama kali diusulkan di bawah pemerintahan Yitzhak Rabin pada 1990-andimulai dengan rencana awal untuk 2.500 rumah.

    Pada 2004, jumlah unit bertambah menjadi sekitar 4.000 unit, ditambah dengan fasilitas komersial dan pariwisata.

    Antara 2009 dan 2020, tahapan-tahapan baru dari rencana pemukiman ini diumumkan, termasuk penyitaan lahan, rencana desain dan pembangunan jalan.

    Namun, proposal-proposal tersebut selalu dibekukan karena tekanan internasional.

    Mengapa rencana pemukiman E1 kontroversial?

    Hal ini dikarenakan posisi strategis situs E1 yang memisahkan wilayah selatan dan utara Yerusalem, serta akan mencegah daerah perkotaan Palestina yang bersebelahan yang menghubungkan Ramallah, Yerusalem Timur, dan Betlehem.

    Menurut kelompok Israel Peace Now yang memantau aktivitas permukiman di Tepi Barat, unit-unit rumah baru tersebut akan mewakili 33% perluasan permukiman Maale Adumim, yang saat ini memiliki populasi sekitar 38.000 penduduk.

    BBC

    Proyek ini akan menghubungkan daerah permukiman dengan zona industri di sekitarnya dan akan membuka jalan untuk memperluas kontrol Israel atas sebagian besar wilayah Tepi Barat, menurut Peace Now.

    Kelompok ini mengatakan sidang persetujuan akhir untuk rencana penyelesaian E1 akan diadakan pada Rabu (20/08) mendatang oleh sebuah komite teknis yang telah menolak semua keberatan atas proposal-proposal tersebut.

    Apa itu Tepi Barat yang diduduki?

    Tepi Barat adalah wilayah yang terletak di antara Israel dan Sungai Yordan dan merupakan rumah bagi sekitar tiga juta warga Palestina.

    Bersama dengan Yerusalem Timur dan Gaza, kota ini merupakan bagian dari apa yang secara luas dikenal sebagai Wilayah Palestina yang Diduduki.

    Ada sekitar 160 permukiman Israel, yang menampung sekitar 700.000 orang Yahudi, di Tepi Barat dan Yerusalem Timur.

    Israel masih menguasai Tepi Barat secara keseluruhan, namun sejak 1990-an, pemerintah Palestinayang dikenal sebagai Otoritas Palestinatelah menjalankan sebagian besar kota dan kotanya.

    Sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 silam, tekanan Israel terhadap warga Palestina di Tepi Barat meningkat tajam, yang dibenarkan sebagai tindakan keamanan yang sah.

    Pada Juni lalu, PBB mencatat jumlah korban luka bulanan tertinggi warga Palestina dalam lebih dari dua dekade terakhir menyatakan bahwa 100 warga Palestina telah terluka oleh pemukim Israel.

    Selama paruh pertama 2025, tercatat 757 serangan pemukim yang mengakibatkan korban jiwa atau kerusakan properti warga Palestina meningkat 13% dari periode yang sama pada 2024.

    Warga Palestina dan kelompok-kelompok hak asasi manusia juga menuduh pasukan keamanan Israel gagal dalam menjalankan tugas hukum mereka sebagai penjajah untuk melindungi warga Palestina dan juga warga negara mereka sendiri tidak hanya menutup mata terhadap serangan pemukim, tetapi bahkan ikut serta, menurut laporan tahun 2024 dari Human Rights Watch.

    Israel mengklaim Konvensi Jenewa yang melarang pemukiman di wilayah pendudukan tidak berlaku, sebuah pandangan yang diperdebatkan oleh banyak sekutunya sendiri dan juga oleh para ahli hukum internasional.

    Para pemukim Israel menyaksikan dari kejauhan ketika tentara Israel menolak akses petani Palestina untuk memanen zaitun di dekat Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel. (Reuters)

    Warga Palestina ingin semua permukiman Israel dihapuskan karena mereka melihat Tepi Barat yang diduduki sebagai tanah bagi negara Palestina merdeka di masa depan.

    Namun, pemerintah Israel tidak mengakui hak Palestina untuk memiliki negara sendiri dan berargumen bahwa Tepi Barat adalah bagian dari tanah air Israel.

    Pada Juli 2024, pengadilan tertinggi PBB, Mahkamah Internasional (ICJ), mengatakan bahwa keberadaan Israel di Wilayah Palestina yang Diduduki adalah ilegal dan Israel harus menarik para pemukim.

    Di antara putusan-putusannya, ICJ mengatakan bahwa pembatasan Israel terhadap warga Palestina di wilayah pendudukan merupakan “diskriminasi sistemik yang didasarkan pada, antara lain, ras, agama, dan asal-usul etnis”.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ICJ telah membuat “putusan bohong”.

    “Orang-orang Yahudi bukanlah penjajah di tanah mereka sendiritidak di ibu kota abadi kami Yerusalem, atau di warisan leluhur kami di Yudea dan Samaria [Tepi Barat],” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Bagaimana reaksi dunia soal rencana pemukiman E1?

    Setelah mengumumkan rencana tersebut, Smotrich berterima kasih kepada Presiden AS Donald Trump dan Duta Besar Mike Huckabee atas dukungan mereka.

    Smotrich menegaskan dalam pandangannya, Tepi Barat adalah “bagian tak terpisahkan dari Tanah Israel yang dijanjikan Tuhan”.

    Dia juga mengatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendukung rencananya untuk membawa satu juta pemukim baru ke Tepi Barat.

    Kementerian Luar Negeri Palestina mengutuk proyek pemukiman E1, menyebutnya sebagai serangan terhadap kesatuan wilayah Palestina dan sebuah pukulan terhadap kemungkinan pendirian sebuah negara.

    Dikatakan bahwa rencana tersebut merusak kohesi geografis dan demografis serta mengukuhkan pembagian Tepi Barat menjadi daerah-daerah terisolasi yang dikelilingi oleh ekspansi kolonial, sehingga membuat pencaplokan menjadi lebih mudah.

    Menanggapi rencana pembangunan di area E1, Departemen Luar Negeri AS mengatakan, “Tepi Barat yang stabil membuat Israel tetap aman dan sejalan dengan tujuan pemerintahan ini untuk mencapai perdamaian di wilayah tersebut”.

    Namun, PBB dan Uni Eropa malah mendesak Israel untuk tidak melanjutkan rencana tersebut.

    PBB mengatakan pembangunan di wilayah E1 akan memisahkan Tepi Barat bagian utara dan selatan, “sangat merusak prospek terwujudnya Negara Palestina yang layak dan berdampingan”.

    Kaja Kallas, kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, bilang rencana baru terkait E1 “semakin melemahkan solusi dua negara dan juga melanggar hukum internasional”.

    Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, menentang rencana tersebut, dengan mengatakan bahwa rencana tersebut akan “membagi negara Palestina di masa depan menjadi dua dan menandai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional”.

    Kementerian Luar Negeri Turki juga mengutuk keputusan tersebut, dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut “mengabaikan hukum internasional” dan menargetkan “integritas teritorial” negara Palestina.

    Mesir menyebut proyek tersebut sebagai “pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan.”

    Tentara Israel berhadapan dengan dua petani tua Palestina, mencegah mereka memetik buah zaitun di Tepi Barat yang diduduki Israel. (Reuters)

    Kementerian Luar Negeri Yordania juga menentang skema tersebut, dan menggambarkannya sebagai serangan terhadap “hak yang tidak dapat dicabut dari rakyat Palestina untuk mendirikan sebuah negara yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya”.

    Pengumuman rencana pemukiman E1 datang tak lama setelah beberapa negara, seperti Prancis dan Kanada, mengatakan mereka berencana untuk mengakui negara Palestina akhir tahun ini.

    Saat ini sebagian besar negara147 dari 193 negara anggota PBB secara resmi mengakui negara Palestina.

    Perdana Menteri Inggris Sir Keir Starmer mengatakan bahwa Inggris juga akan mengakui negara Palestina pada bulan September kecuali jika Israel memenuhi syarat-syarat tertentu, termasuk menyetujui gencatan senjata di Gaza dan menghidupkan kembali prospek solusi dua negara.

    Setelah pengumuman rencana penyelesaian baru E1, Smotrich mengatakan bahwa “tidak akan ada negara yang mengakui”.

    “Siapapun di dunia ini yang mencoba untuk mengakui negara Palestina hari ini akan menerima jawaban dari kami di lapangan.”

    “Bukan dengan dokumen atau keputusan atau pernyataan, tetapi dengan fakta. Fakta-fakta tentang rumah-rumah, fakta-fakta tentang lingkungan,” tambahnya.

    Laporan tambahan oleh Alla Daraghme dan Muhannad Tutanji dari BBC News Arabic.

    (ita/ita)

  • Perjalanan Sihar Sitorus dari Medan ke Liga Belgia, Pengamat: Orang yang Tepat di Ruang yang Salah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        18 Agustus 2025

    Perjalanan Sihar Sitorus dari Medan ke Liga Belgia, Pengamat: Orang yang Tepat di Ruang yang Salah Nasional 18 Agustus 2025

    Perjalanan Sihar Sitorus dari Medan ke Liga Belgia, Pengamat: Orang yang Tepat di Ruang yang Salah
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Nama Sihar Sitorus sudah tidak asing lagi bagi dunia sepak bola nasional. Sosok yang kini menjabat sebagai Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI ini memiliki rekam jejak panjang di industri sepak bola Indonesia.
    Sebelum terjun ke dunia politik, Sihar telah aktif membina klub sepak bola daerah, antara lain Medan United Football Club (FC), Pro Duta FC, dan Nusaina FC. Ia juga pernah mengambil alih Persatuan Sepak Bola Medan dan Sekitarnya (PSMS) pada 2008.
    Dedikasi Sihar dalam dunia sepak bola mengantarkannya ditunjuk sebagai Ketua Komite Kompetisi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 2011.
    Ia juga menjadi salah satu inisiator lahirnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2019 tentang Percepatan Pembangunan Persepakbolaan Nasional.
    Namun, sejak 2018, Sihar memutuskan untuk berkiprah di luar negeri dengan membeli Football Club Verbroedering Dender Eendracht Hekelgem (FCV Dender), sebuah klub sepak bola Belgia. Keputusan ini berangkat dari keinginannya untuk berkembang.
    “Saya mencoba beberapa kali di sepak bola Indonesia dari berbagai sudut dan saya merasa sulit untuk bisa berkembang. Jadi, saya berpikir mungkin saya mencoba ke klub di luar negeri untuk melihat apakah ada perbedaan,” ujarnya kepada Kompas.com, Jumat (15/8/2025).
    Setelah tujuh tahun mengelola FCV Dender, Sihar mengaku merasakan perbedaan signifikan antara ekosistem dan sistem kompetisi di Indonesia dan Belgia.
    Pengamat sepak bola Akmal Marhali mengatakan bahwa Sihar memasuki industri sepak bola nasional ketika ekosistemnya sedang tidak bagus.
    “Bang Sihar merupakan orang yang tepat di ruang yang salah karena ekosistem sepak bola belum bisa mengarah pada industri yang diharapkan pada waktu itu,” tegasnya.
    Akmal menilai Sihar sebagai sosok yang idealis, progresif, dan berintegritas tinggi dalam membangun sepak bola Indonesia.
    “Dia bisa mewujudkan idealismenya ketika mengambil alih (klub sepak bola) di luar negeri. Dia bisa mengatur keuangan dan menjalankan rencana bisnisnya dengan baik, termasuk prestasi juga didapatkan di sana,” ucapnya.
    Di bawah komando Sihar, FCV Dender menunjukkan perkembangan signifikan. Saat pertama kali dibeli, klub bola ini masih berada di Divisi 3. Kini, FCV Dender berhasil menempati kasta tertinggi sepak bola Belgia, yaitu Jupiler Pro League.
    Untuk diketahui, saat ini FCV Dender memiliki tiga pemain potensial yang diprediksi berpeluang untuk tampil di ajang Piala Dunia 2026.
    Mereka adalah Luc de Fougerolles, salah satu pemain tim nasional (timnas) Kanada yang kini berkandang di FCV Dender. Ia otomatis lolos Piala Dunia 2026 lewat jalur kualifikasi tuan rumah.
    Sementara itu, dua pemain lainnya adalah Ragnar Oratmangoen asal Indonesia dan Benjamin Frederick asal Nigeria. Keduanya masih dalam tahap kualifikasi yang berlangsung pada Oktober-November 2025.
    Oratmangoen, diaspora berdarah Nusantara yang tergabung dalam timnas Indonesia, resmi direkrut FCV Dender pada Agustus 2024.
    Sihar mengungkapkan, kemampuan teknis menjadi alasan utama FCV Dender merekrut Oratmangoen di antara pemain timnas berbakat lainnya.
    “Pertimbangan utamanya adalah teknis. Jadi, memang kami minta kepada tim pelatih Indonesia untuk melihat mana yang kira-kira bisa bersaing di liga atau kompetisi Belgia. Setelah mereka
    scouting
    , ketemulah Ragnar Oratmangoen,” jelasnya.
    Sihar menegaskan, FCV Dender tidak menutup kemungkinan kembali merekrut pemain sepak bola nasional berbakat untuk bergabung.
    “Tentunya tim pelatih juga pasti punya (sistem)
    scouting
    dan kriteria yang dibutuhkan untuk tim dan teknis pribadi individunya. Jadi, kalau ada kesempatan itu, kami tetap buka mata dan telinga untuk melihat mana yang mungkin bisa turut memperkuat Dender,” jelasnya.
    Sihar menyebut, ada tiga kunci utama bagi pemain sepak bola Indonesia yang ingin menembus klub luar negeri, yaitu teknis berupa kecepatan dan kekuatan, pola pikir, serta keberanian untuk mencoba.
    Sementara itu, menurut Akmal, langkah FCV Dender merekrut pemain timnas Indonesia membuktikan bahwa Sihar tetap memiliki visi membawa nama Indonesia mendunia, meski mengelola klub Belgia.
    “Apa yang dilakukan para pengusaha, termasuk Sihar Sitorus, dengan mengambil klub-klub di luar negeri ini harusnya menjadi salah satu tonggak bagi kita untuk menciptakan pemain yang bisa diekspor ke klub-klub yang dimiliki orang Indonesia di luar negeri,” katanya.
    Ketika ditanya tentang rencana kembali berkiprah di industri sepak bola Tanah Air, Sihar mengungkapkan bahwa saat ini dirinya ingin fokus pada FCV Dender terlebih dahulu.
    “Sementara ini, saya masih fokus di Dender. Tapi, tergantung lihat saja nanti. Kalau ada yang kasih proyek atau apa kami lihat, kami pertimbangkan. (Untuk) sekarang, saya menikmati yang ada,” ucapnya.
    Sementara itu, Akmal berharap Sihar bisa kembali berkiprah di dalam negeri serta berkontribusi membangun ekosistem dan industri sepak bola Tanah Air.
    “Menurut saya, amat sayang kalau sosok Sihar Sitorus tidak digandeng untuk bersama membangun sepak bola Indonesia,” ujarnya.
    Konsep “digandeng” yang dimaksud, lanjut Akmal, bukan berarti harus menjadi pengurus. Salah satu gagasannya adalah menjadikan Sihar sebagai konsultan di industri sepak bola nasional.
    Selain itu, ia juga mengusulkan agar tokoh seperti Sihar dihadirkan dalam
    forum group discussion
    (FGD) bersama sejumlah pengelola klub bola Indonesia untuk berbagi ilmu mengenai cara Eropa mengelola industri sepak bola.
    “Sihar Sitorus ini adalah sosok yang punya idealisme dan pemikiran yang jauh ke depan tentang membangun sepak bola Indonesia. Kita butuh sosok-sosok seperti beliau,” tegas Akmal.
    Bagi pengelola klub sepak bola di Tanah Air, ia berpesan agar saling bekerja sama membangun ekosistem yang sehat untuk melahirkan kompetisi berkualitas.
    Akmal juga menekankan agar pengelola klub bola Indonesia mengesampingkan gengsi dan lebih mengedepankan prospek masa depan supaya sepak bola nasional bisa bersaing di level global.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lebih Tua dari Dinosaurus, Hewan Ini Masih Hidup Sekarang

    Lebih Tua dari Dinosaurus, Hewan Ini Masih Hidup Sekarang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peneliti menemukan hewan yang lebih tua dibandingkan dinosaurus. Bahkan hewan tersebut masih hidup hingga sekarang.

    Hewan yang ditemukan peneliti dari Royal Ontario Museum Kanada adalah fosil ubur-ubur besar Burgessomedusa phasmiformis. Uniknya spesies ini 95% merupakan air.

    Fisiologi tersebut membuat fosil sulit ditemukan. Peneliti menemukannya dalam pegunungan batu di Kanada.

    “Meskipun ubur-ubur dan kerabatnya diketahui sebagai salah satu hewan yang paling awal bereveolusi, fosilnya susah ditemukan. Penemuan fosil ini menghapus segala keraguan,” kata Jeo Moysiuk, dari University of Toronto.

    Spesimen tersebut ditemukan pada 1980-1990. Setelah dianalisa, peneliti membuktikan era Cambria antara 53,4 juta hingga 538,8 juta tahun lalu.

    Sebelumnya pernah ditemukan arthropoda serupa udang yang diberi nama Anomalocaris dan menjadi satu-satunya predator lautan pada jaman itu.

    Sebagai informasi, ubur-ubur adalah bagian dari kelompok hewan dengan nama Cnidaria. Hewan ini memiliki bentuk tubuh unik yang beragam dan berubah.

    Tubuh itu berbentuk seperti vas dan tidak bisa berenang bernama polip, kemudian menyerupai piringan bernama medusa yang bisa berenang bebas.

    Polip sudah ditemukan dalam bentuk fosil di lapisan batuan berusia 560 juta tahun. Burgessomedusa merupakan fosil pertama ubur-ubur dalam bentuk medusa dari era yang sama.

    “Burgessomedusa menunjukkan bahwa lautan di era Cambria sudah kompleks. Ubur-ubur ini bisa berenang dengan efisien sebagai predator,” kata kurator Royal Ontario Museum, Jean-Bernard Caron.

    (mkh/mkh)

    [Gambas:Video CNBC]