Negara: Kanada

  • 100 Kota di Dunia dengan Perekonomian Terbaik, Ada dari Indonesia?

    100 Kota di Dunia dengan Perekonomian Terbaik, Ada dari Indonesia?

    Jakarta

    Resonance Consultancy, perusahaan konsultan global untuk pariwisata, real estate, dan pembangunan ekonomi asal Kanada, kembali merilis daftar 100 kota terbaik di dunia pada 2025. Sejumlah kota ini dianggap layak huni, menarik dikunjungi, serta punya peluang kerja dan bisnis yang bagus.

    Kota dari negara tetangga yaitu Singapura dan Kuala Lumpur masuk posisi top 50 dalam daftar kota terbaik dunia tahun ini. Lantas, adakah kota dari Indonesia yang meraih peringkat dalam daftar tersebut?

    Apakah Kota dari Indonesia Masuk Daftar Kota Terbaik Dunia di 2025?

    Sayangnya, tidak ada satu pun kota Indonesia yang masuk dalam daftar kota terbaik di dunia 2025 yang dirilis Resonance Consultancy belum lama ini.

    Jakarta sempat bertengger di peringkat ke-89 sebagai kota terbaik di dunia pada 2023, berada di bawah Kota Phoenix, Amerika Serikat (88) dan di atas Gothenburg, Swedia (90). Namun kini, nama Kota Metropolitan itu tidak ditemukan lagi dalam daftar kota terbaik 2025 terbitan Resonance Consultancy.

    Daftar Kota Terbaik di Dunia 2025

    Berdasarkan laporan Resonance Consultancy, berikut daftar lengkap 100 kota terbaik di dunia pada 2025:

    LondonNew YorkParisTokyoSingapuraRomaMadridBarcelonaBerlinSydneyAmsterdamSan FranciscoDubaiLos AngelesTorontoSeoulChicagoWinaSeattleMilanBostonVancouverMiamiStockholmMelbourneOsloMunichIstanbulLas VegasHelsinkiAtlantaBangkokPrahaWashington DCMontrealBeijingOrlandoSt. LouisPortlandHoustonDublinOsakaPhiladelphiaDenverKopenhagenSan DiegoAucklandFrankfurtZurichKuala LumpurMinneapolisOttawaAustinCalgaryDallasBrusselsLisbonHonoluluDetroitKrakówShanghaiSan JoseNew OrleansNashvilleEdmontonSalt Lake CityBaltimoreBordeauxGothenburgClevelandValenciaGlasgowDohaWarsawSao PauloTaipeiTucsonPittsburghCharlotteLyonNagoyaPortoPerthBilbaoCape TownSapporoAthenaHamburgPhoenixBrisbaneTampaNaplesRichmondBirminghamRaleighRochesterHong KongNantesToulouseRio de Janeiro

    Laporan Resonance Consultancy di atas diambil berdasarkan analisis sejumlah faktor yang tergabung dalam tiga kategori utama: kelayakan huni, kesenangan, dan kemakmuran.

    Kategori kelayakan huni seperti biaya sewa hunian, rasio harga terhadap pendapatan, dan kualitas udara. Faktor kesenangan meliputi restoran, budaya, hingga popularitas di Google. Serta kategori kemakmuran mencakup tingkat pendidikan, PDB per kapita, hingga tingkat pengangguran dan kemiskinan.

    (azn/row)

  • Trump Ingin Caplok Sana-sini Berbuntut Sindiran Tajam

    Trump Ingin Caplok Sana-sini Berbuntut Sindiran Tajam

    Jakarta

    Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, membuat pernyataan kontroversial. Dia ingin mencaplok wilayah negara lain di sana dan sini. Ucapan Trump berbuntut sindiran tajam dan tanggapan dari negara-negara lain.

    Trump ingin mencaplok Greenland dari Denmark, Panama, mengubah nama Teluk Meksiko menjadi Teluk Amerika, hingga menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51. Entah Trump serius atau bercanda, namun ucapan ini kadung menyulut kontroversi lintas negara.

    “Bisa saya katakan, kami membutuhkannya (Greenland) untuk kedaulatan ekonomi,” kata Trump, dilansir Deutsche Welle (DW) pada Senin (6/1) lalu.

    Dengan klaim alasan kepentingan keamanan nasional AS, Trump juga sudah merencanakan pemberlakuan tarif terhadap Denmark semisal tawarannya untuk membeli Grinlandia ditolak.

    “Grinlandia adalah tempat yang luar biasa, dan rakyatnya akan sangat diuntungkan jika dan ketika Grinlandia menjadi bagian dari negara kami. Kami akan melindunginya, dan menghargainya dari dunia luar yang sangat ganas. Make Greenland Great Again!” terang Trump, Selasa (7/1) waktu setempat.

    Dilansir AFP, Trump yang akan dilantik menjadi Presiden AS pada 20 Januari mendatang, mencetuskan rencananya untuk mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika, yang memiliki gugusan yang indah”.

    “Itu pantas. Dan Meksiko harus berhenti membiarkan jutaan orang masuk ke negara kita,” ujar Trump.

    Pekan ini, Trump juga mengatakan dirinya mungkin akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk mewujudkan gagasan kontroversial menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS. Dalam pernyataannya, Trump menyinggung kekhawatiran soal bantuan militer AS dan ketidakseimbangan perdagangan sebagai alasan.

    Halaman selanjutnya, sindiran tajam dari Meksiko dan Kanada:

    Sindiran tajam dari Meksiko dan Kanada

    Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum (AP Photo/Eduardo Verdugo)

    Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum melontarkan sindiran untuk Trump dengan mengusulkan agar AS seharusnya disebut sebagai “Amerika Meksiko”. Sindiran ini dilontarkan setelah Trump berjanji mengganti nama Teluk Meksiko menjadi “Teluk Amerika”.

    Dalam konferensi pers rutin pagi hari, seperti dilansir AFP, Kamis (9/1/2025), Sheinbaum menunjukkan peta dunia abad ke-17 yang menunjukkan Amerika Utara sebagai “Amerika Meksiko” atau “Mexican America”.

    Sambil menekankan bahwa Teluk Meksiko merupakan nama yang telah diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Sheinbaum membalikkan pernyataan Trump sebelumnya dengan mengusulkan agar Amerika Serikat disebut “Amerika Meksiko”.

    “Mengapa kita tidak menyebutnya (AS) sebagai Amerika Meksiko?” cetusnya. “Kedengarannya bagus, bukan?”

    Sindiran juga meluncur dari Kanada, negara yang disebut Trump cocok menjdi ngara bagian ke-51 dari AS. Pejabat itu adalah Premier Ontario, Doug Ford. Dia mencetuskan agar Kanada membeli Alaska dari AS.

    “Anda tahu sesuatu, kepada presiden (Trump), saya akan menyampaikan tawaran balasan. Bagaimana jika kami membeli Alaska dan menambahkan Minnesota dan Minneapolis pada saat yang sama? Jadi, Anda tahu, itu tidak realistis,” cetus Ford dalam pernyataannya.

    Minnesota merupakan negara bagian AS yang berbagi perbatasan darat sepanjang 885 kilometer dengan Kanada. Sedangkan Minneapolis merupakan salah satu kota besar yang ada di negara bagian Minnesota.

    Perdana Menteri (PM) Kanada yang mengundurkan diri, Justin Trudeau, menolak keras gagasan yang dilontarkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian AS yang ke-51.

    “Sama sekali tidak ada peluang bahwa Kanada akan menjadi bagian dari Amerika Serikat,” tegas Trudeau dalam pernyataan via media sosial X, seperti dilansir Reuters, Rabu (8/1).

    “Para pekerja dan komunitas di kedua negara sama-sama mendapatkan manfaat dengan menjadi mitra dagang dan keamanan terbesar satu sama lain,” ujarnya.

    Halaman selanutnya, tanggapan dari Eropa:

    Tanggapan dari Eropa

    Foto ilustrasi: Bendera Uni Eropa (AP/Jean-Francois Badias)

    Denmark yang kini menguasai Greenland adalah anggota Uni Eropa (UE). Dilansir DW, Uni Eropa menggambarkan kalau pernyataan Trump soal Grinlandia merupakan “hal hipotetis yang liar.”

    “Kita berbicara tentang hal-hal hipotetis yang cukup liar tentang sebuah pemerintahan yang belum ada,” kata juru bicara Komisi Eropa, dikutip dari kantor berita AFP. Juru bicara ini juga mengatakan kalau UE menantikan kerja sama dengan pemerintahan Donald Trump.

    Juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Hebestreit, mengatakan bahwa “seperti biasa, prinsip yang berlaku adalah… perbatasan tidak boleh dipindahkan secara paksa,” merunut pada perjanjian internasional, dalam hal ini Piagam PBB.

    Dalam pembicaraannya dengan para pemimpin UE, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkap adanya “ketidakpahaman” terkait “beberapa pernyataan” yang dilontarkan oleh pihak AS.

    “Prinsip perbatasan yang tidak dapat diganggu gugat berlaku untuk setiap negara, terlepas dari apakah negara itu berada di sebelah timur atau barat kita,” tegas Scholz.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Noel Barrot mendesak supaya Donald Trump tidak mengancam “kedaulatan perbatasan” Uni Eropa.

    “Tak ada pertanyaan soal Uni Eropa yang membiarkan negara lain di dunia, siapa pun mereka, menyerang kedaulatan perbatasannya,” kata Jean-Noel Barrot kepada radio France Inter.

    Barrot menambahkan bahwa, meskipun ia tidak percaya AS akan menyerang Grinlandia, “kita telah memasuki era di mana hukum yang terkuat kembali berlaku.”

    “Kita adalah benua yang kuat, kita harus menjadi lebih kuat,” tambah Barrot.

    Halaman 2 dari 3

    (dnu/dnu)

  • Kiamat Paspor Meluas ke Tetangga RI, Ini Penggantinya

    Kiamat Paspor Meluas ke Tetangga RI, Ini Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah negara diketahui mulai meninggalkan paspor fisik. Mereka menggantikannya dengan teknologi face recognition.

    Salah satunya adalah negara tetangga Indonesia, Singapura. Masyarakat setempat yang akan berpergian ke luar negeri tidak perlu lagi membawa paspor.

    Bukan hanya masyarakat, turis mancanegera yang masuk ke Singapura juga hanya perlu menunjukkan wajah saat keberangkatan. Pemerintah setempat mengklaim 1,5 juta orang sudah menggunakan sistem tersebut.

    Selain Singapura, beberapa negara diketahui juga mulai mengadopsi teknologi face recognition untuk pengganti passpor. Mengutip Wired, negara tersebut mulai dari Finalndia, Kanada, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, India, Inggris, dan Italia.

    Nampaknya face recognition akan kian banyak digunakan di masa depan. “Teknologi ini akan jadi metode mainstream untuk melakukan perjalanan dalam waktu dekat,” kata Athina Ioannou, dosen di University of Surrey, Inggris.

    Salah satunya adalah saat pandemi Covid-19 yang mendorong penggunaan face recognition. Karena saat itu masyarakat dunia diharuskan beraktivitas tanpa kontak, termasuk untuk perjalanan.

    Sebagai informasi, data wajah jadi salah satu data yang tersimpan pada chip NFC di e-paspor. Dengan begitu metode facial recignition dapat mengenali identitas seseorang yang bepergian ke luar negeri.

    Penggunaan face recognition diharapkan bisa memangkas waktu tunggu dan hambatan lain. Namun ini juga mengundang risiko baru soal keamanan.

    Misalnya risiko kebocoran data. Ini memungkinkan adanya aktivitas mata-mata pada penumpang perjalanan.

    (fab/fab)

  • Effendi Simbolon Minta Megawati Mundur, PDIP: Pernyataan Kurang Ajar!

    Effendi Simbolon Minta Megawati Mundur, PDIP: Pernyataan Kurang Ajar!

    Bisnis.com, JAKARTA — Juru Bicara atau Jubir PDI Perjuangan (PDIP) Guntur Romli mengkritik Effendi Simbolon soal pernyataannya yang meminta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk mundur dari jabatannya.

    Menurut Guntur, Effendi Simbolon tidak etis berkata seperti itu lantaran statusnya saat ini pun adalah pecatan dari partai berlogo banteng moncong putih tersebut.

    “Effendi Simbolon sudah dipecat dari PDI Perjuangan, maka tidak layak dan tidak etis mengomentari PDI Perjuangan, dan pernyataannya minta Ibu Megawati mundur adalah pernyataan kurang ajar,” ujarnya kepada Bisnis, pada Kamis (9/1/2025).

    Bahkan, lanjut Guntur, pihaknya menduga pernyataan Effendi adalah buah hasil dari pertemuannya dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) di Solo beberapa waktu lalu.

    Dilanjutkan dia, maka dari itu pihaknya merasa semakin yakin dengan ucapan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri pada 12 Desember 2024 lalu, bahwa memang ada pihak yang hendak mengawut-awut (mengacak-acak) partai.

    Tak hanya itu, Guntur mengemukakan PDIP semakin yakin dengan ditetapkannya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), terlihat sebagai “orderan politik” dan sebagai pintu masuk untuk menekan Ketum partai mundur.

    “Semakin terungkap cara licik, nabok nyilih tangan, menampar pinjam tangan. Ada yang memakai KPK untuk menyerang PDI Perjuangan,” pungkasnya.

    Sebelumnya, Mantan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon meminta Megawati Soekarnoputri mengundurkan diri buntut penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

    Effendi mengaku prihatin dengan status hukum Hasto saat ini. Dia menyebut perkembangan kasus Harun Masiku itu merupakan petaka bagi partai yang lama menjadi rumahnya. Untuk itu, dia pun menilai perlu adanya perubahan kepemimpinan hingga level ketua umum di PDIP.  

    “Harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke ketua umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level sekjen ya. Sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya, karena ini kan fatal ini, harusnya semua kepemimpinan juga harus mengundurkan diri,” katanya kepada wartawan, Rabu (8/1/2025). 

    Menurut Effendi, partai memiliki pertanggungjawaban kepada publik yang tinggi sesuai dengan Undang-undang (UU) Partai Politik. Dia menyebut harus ada pertanggungjawaban dari ketua umum karena kasus yang menjerat Hasto.  

    Mantan anggota Komisi I DPR yang sebelumnya dicalonkan PDIP itu menyebut, pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh Megawati adalah mengundurkan diri dari jabatan yang sudah dipegangnya sejak berdirinya partai. 

    “Dia harus mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas, ini kan masalah serius masalah hukum, bukan masalah sebatas etika yang digembar-gemborkan. Ini hukum, ya harus seperti Perdana Menteri Kanada aja mengundurkan diri,” ucapnya.

  • Celios nilai Trump jadi tantangan bagi negara anggota BRICS

    Celios nilai Trump jadi tantangan bagi negara anggota BRICS

    Ilustrasi – Menteri Luar Negeri RI Sugiono dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS Plus di Kazan, Rusia, Kamis (24/10/2024). ANTARA/HO-Kemlu RI

    Celios nilai Trump jadi tantangan bagi negara anggota BRICS
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 08 Januari 2025 – 10:09 WIB

    Elshinta.com – Direktur China-Indonesia Desk Center of Economic and Law Studies (Celios) Muhammad Zulfikar Rakhmat menilai setelah menjabat, Presiden AS Donald Trump bakal menjadi tantangan bagi negara anggota BRICS, termasuk Indonesia di pasar global. Ia berpandangan bahwa ketidakpastian ekonomi global karena perang dagang antara China dan AS saat Trump akan berdampak pada stabilitas ekonomi di beberapa negara, dan ini tentunya akan berimbas pada Indonesia.

    Ditambah lagi, ancaman Trump pada negara anggota BRICS apabila melakukan dedolarisasi.

    “Reaksi Trump perlu untuk diwaspadai, karena dia merupakan salah satu pemimpin yang membuktikan ucapannya. Jika, AS memberlakukan tarif 100 persen pada negara anggota BRICS, tentu Indonesia akan terkena imbas dari kebijakan tersebut, tidak bisa dipungkiri ini juga akan menjadi tantangan bagi ekonomi Indonesia dalam jangka waktu pendek atau menengah. Hal ini juga akan menyebabkan penurunan tajam pada volume ekspor, terutama untuk produk-produk yang sangat bergantung pada pasar AS,” ungkap Zulfikar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    Sebelumnya, Brasil, sebagai pemegang presidensi BRICS tahun ini, pada Senin (7/1/2024) mengumumkan bahwa Indonesia telah resmi menjadi anggota penuh organisasi internasional tersebut. Beberapa pengamat menilai BRICS akan menjadi penyeimbang G7 yang beranggotakan Amerika Serikat (AS), Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Italia, dan Jepang.

    Sebagai anggota grup BRICS yang baru, Indonesia berpeluang untuk berpartisipasi dalam solidaritas negara-negara Selatan alias global South dalam mengurangi hegemoni Barat yang ada saat ini. Direktur Eksekutif Celios Bhima Yudhistira berharap dengan masuk BRICS, Indonesia tidak hanya fokus memperkuat hubungan dengan China, namun juga Brasil, Afrika Selatan, termasuk negara Timur Tengah.

    “Pemerintah sebaiknya tidak melihat BRICS hanya agenda China saja, tapi ada potensi besar dengan negara Brasil terkait ekonomi restoratif, hingga Afrika Selatan soal pengembangan transisi energi bersih. Jika terlalu pro-China maka keanggotaan Indonesia di BRICS sebenarnya sia-sia mereplikasi hubungan ekonomi dengan China yang sudah terlalu dominan,” katanya.

    Di sisi lain, dirinya juga menilai aliansi BRICS tidak begitu memberikan keuntungan untuk Indonesia karena ekonomi China diproyeksikan akan melambat terutama pascakembali terpilihnya Donald Trump yang memicu proteksionisme dagang. Tidak hanya itu, kekhawatiran ketergantungan yang semakin kuat pada China masih menghantui Indonesia.

    Menurut Peneliti Celios Yeta Purnama, seharusnya Indonesia lebih gencar mendiversifikasi mitra secara bilateral untuk bertahan dari ketidakpastian ekonomi global di masa yang akan datang.

    “Potensi kerja sama multilateral tentu akan menguntungkan tapi jika itu di circle yang sama, ketika ekonomi negara anggota yang mendominasi seperti China melemah, maka akan rentan berdampak pada stabilitas ekonomi di dalam negeri,” tutur Yeta.

    Lebih lanjut, Celios memberikan catatan penting untuk Indonesia. Bergabung dengan BRICS bisa dikatakan berisiko terutama jika terlalu fokus pada China.

    Untuk menghindari risiko itu, Indonesia perlu memainkan peran dalam mendorong kolaborasi di sektor-sektor strategis seperti sektor investasi dan pembangunan infrastruktur yang menyasar kebutuhan negara-negara berkembang, dan mengarahkan investasi kepada proyek yang bisa memperkuat kemandirian ekonomi negara-negara anggota.

    Selaras dengan hal tersebut, Indonesia perlu memainkan peran untuk mendorong kerja sama investasi hijau (green invesment) negara anggota dengan mengembangkan pasar modal yang ramah lingkungan.

    “Jika berbicara global South, sebetulnya urgensi utama yang tidak bisa diabaikan adalah dominasi investasi sektor ekstraktif. Jadi BRICS diharapkan juga menyoroti potensi kerja sama green investment untuk green growth dalam beberapa tahun mendatang,” jelas Yeta.

    Sumber : Antara

  • Kasus Hasto Jadi Kado Pahit HUT ke 52 Tahun PDIP?

    Kasus Hasto Jadi Kado Pahit HUT ke 52 Tahun PDIP?

    Bisnis.com, JAKARTA — PDI Perjuangan (PDIP) akan merayakanan Hari Ulang Tahun alias HUT ke 52 pada Jumat (10/1/2025). Namun demikian, perayaan HUT kali ini akan berlangsung di tengah kasus yang menjerat Sekretaris Jenderal alias Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto.

    Hasto saat ini berstatus sebagai tersangka di KPK. Dia dijerat dua pasal sekaligus. Selain penyuapan, Hasto ditengarai turut melakukan perintangan penyidikan perkara Harun Masiku. 

    Di sisi lain, muncul juga dugaan mengenai adanya politisasi dalam kasus Hasto. Hasto menjadi tersangka karena dianggap kritis terhadap Presiden ke 7 Joko Widodo (Jokowi) dan pemerintahan Prabowo Subianto.

    Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Setyo Budiyanto memastikan bahwa proses penegakan hukum terhadap Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto sudah sesuai prosedur.

    Setyo menyatakan bahwa penersangkaan Hasto dalam kasus Harun Masiku selalu diawasi oleh pimpinan KPK. Hasilnya, sepanjang pengawasannya, penyidik lembaga antirasuah itu telah melakukan penegakan hukum dengan benar.

    “Prinsipnya kami pimpinan itu melakukan pengawasan sepanjang sudah dilakukan dengan benar, sudah dilakukan dengan sesuai dengan ini, secara administrasi ada suratnya ada tugasnya dan lain lain,” ujarnya di Mabes Polri, Rabu (8/1/2025).

    Dengan demikian, mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta seluruh pihak agar menunggu hasil dari deputi penindakan KPK dalam membuat terang kasus yang menyeret Hasto tersebut.

    “Intinya tinggal menunggu saja, prosesnya dilakukan oleh kedeputian penindakan yaitu teknisnya, detailnya semuanya dilakukan oleh orang penyidik,” jelasnya.

    Sejarah PDIP

    Dalam catatan Bisnis, PDIP adalah pewaris dari PDI. Partai ini lahir dari sebuah upaya ‘kawin paksa’ Orde Baru terhadap kubu atau partai politik yang berhaluan nasional dan agama selain Islam. Partai ini lahir pada 10 Januari 1973.

    Secara genealogis, PDI tidak pernah lepas dari PNI. Basis pemilih PDI pun juga mewarisi lumbung suara PNI di wilayah Bali, Jawa Tengah hingga Jawa Timur, khususnya kawasan Mataraman.

    Sayangnya sejak kemunculannya, capaian suara PDI tidak pernah mengulang kejayaan PNI. Pada Pemilu 1977, misalnya, PDI hanya memperoleh 8,6 persen suara atau 29 kursi di DPR. 

    Perolehan kursi ini terpaut jauh dibandingkan PPP yang memperoleh 99 kursi atau penguasa parlemen Golkar yang meraup 232 kursi. Kondisi itu terulang pada Pemilu 1982. Capaian suara PDI tak pernah tembus di angka 10 persen. 

    Nasib PDI di parlemen mulai moncer pada Pemilu 1987. Suara PDI melesat dibandingkan dua pemilu lalu. Partai berlambang kepala banteng itu memperoleh lebih dari 10 persen suara. Jumlah kursi di parlemen menjadi 40 kursi atau naik 16 kursi dari periode pemilu sebelumnya.

    Tren peningkatan suara PDI kembali terulang pada Pemilu 1992. Golkar partai penguasa Orde Baru kendati masih dominan suaranya turun 5,1 persen. Suara PPP naik menjadi 17 persen. PDI partai yang menjadi anak tiri Orde Baru suaranya meroket dari 10,9 persen menjadi 14,9 persen atau naik 4 persen.

    Trah Sukarno 

    Banyak pihak yang berpendapat meroketnya suara PDI adalah implikasi dari keberadaan trah Sukarno di partai kepala banteng. Trah Sukarno yang dimaksud adalah Megawati Soekarnoputri. 

    Mega dalam sekejap menjadi tokoh di PDI. Suara PDI langsung melesat. Kongres PDI di Surabaya pada tahun 1993, bahkan memilih Megawati sebagai Ketua PDI. 

    Popularitas Mega rupanya mulai mengusik Orde Baru. Soeharto menganggap Megawati sebagai ancaman. Dia kemudian berupaya sekeras mungkin untuk menyingkirkan Megawati. Salah satunya dengan memilih Soerjadi sebagai Ketua PDI dalam Kongres Medan. 

    Kubu Megawati menolak Soerjadi, konflik internal di PDI kemudian berkecamuk. Kritik terhadap Orde Baru semakin deras meluncur dari PDI Mega. Puncaknya, peristiwa 27 Juli 1996 terjadi. Saat itu massa PDI Soerjadi, dibantu ABRI, menyerang kantor PDI yang dikuasai kubu Megawati. Puluhan orang tewas dan hilang.

    Meski demikian, MC Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern 1200 – 2008 menulis bahwa represi dan aksi kekerasan yang dijalankan Orde Baru ternyata gagal membendung laju PDI Megawati. Sebaliknya, nama Megawati justru semakin populer. 

    PDIP Setelah Reformasi 

    Popularitas Megawati kelak menjadi kunci bagi kesuksesan PDI, yang kemudian pada tahun 1999 berubah namanya menjadi PDI Perjuangan (PDIP). 

    Lewat tangan dingin Megawati partai berlambang banteng moncong putih tersebut menikmati pait getirnya reformasi. Pada Pemilu multi partai tahun 1999, PDIP berhasil menjadi partai pemenang dengan 33,7 persen suara. Sayangnya meski tampil sebagai pemenang pemilu, Megawati gagal menjadi presiden setelah kalah voting melawan Gus Dur.

    Kesuksesan PDIP juga tak berlangsung lama, pada Pemilu 2004, suara PDIP turun cukup signifikan.PDIP hanya memperoleh suara sebanyak 18,9 persen, tren ini berlanjut pada tahun 2009 yang hanya sebanyak 14 persen suara.

    Anjloknya suara PDIP tersebut pararel dengan turunnya popularitas sosok sentral Megawati Soekarnoputri karena perubahan pola politik dan sejumlah skandal selama dia menjabat sebagai Presiden menggantikan Gus Dur.

    Beruntung pada tahun 2014, situasinya agak berbalik, sosok Joko Widodo berhasil meningkatkan elektabilitas partai. Jokowi effect mengantarkan kembali PDIP sebagai partai mayoritas dengan suara 18,9 persen suara. Kinerja positif tersebut berhasil mengantarkan Joko Widodo sebagai Presiden RI.

    Tren positif perolehan suara berlanjut pada tahun 2019. PDIP memperoleh 19,3 persen dan mengantarkan Jokowi untuk kedua kalinya menjabat sebagai presiden.

    Sementara itu tahun 2024 PDIP tampaknya sedang menghadapi situasi yang cukup pelik. Jokowi telah berpaling dan diisukan mendukung rival lama PDIP, yakni Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Suara PDIP di legislatif tersisa 16%.

    Megawati Dituntut Mundur

    Sementara itu, mantan politisi PDI Perjuangan (PDIP) Effendi Simbolon meminta Megawati Soekarnoputri mengundurkan diri buntut penetapan Hasto Kristiyanto sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

    Hasto adalah Sekretaris Jendersl alias Sekjen PDIP. Dia telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap penetapan anggota DPR 2019-2024. Advokat dan kader PDIP Donny Tri Istiqomah juga ditetapkan sebagai tersangka bersama dengan Hasto. 

    Effendi mengaku prihatin dengan status hukum Hasto saat ini. Dia menyebut perkembangan kasus Harun Masiku itu merupakan petaka bagi partai yang lama menjadi rumahnya. Untuk itu, dia pun menilai perlu adanya perubahan kepemimpinan hingga level ketua umum di PDIP. 

    “Harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke ketua umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level sekjen ya. Sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya, karena ini kan fatal ini, harusnya semua kepemimpinan juga harus mengundurkan diri,” katanya kepada wartawan, Rabu (8/1/2025). 

    Menurut Effendi, partai memiliki pertanggungjawaban kepada publik yang tinggi sesuai dengan Undang-undang (UU) Partai Politik. Dia menyebut harus ada pertanggungjawaban dari ketua umum karena kasus yang menjerat Hasto. 

    Mantan anggota Komisi I DPR yang sebelumnya dicalonkan PDIP itu menyebut, pertanggungjawaban yang harus dilakukan oleh Megawati adalah mengundurkan diri dari jabatan yang sudah dipegangnya sejak berdirinya partai. 

    “Dia harus mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas, ini kan masalah serius masalah hukum, bukan masalah sebatas etika yang digembar-gemborkan. Ini hukum, ya harus seperti Perdana Menteri Kanada aja mengundurkan diri,” ucapnya. 

    Di sisi lain, Effendi mengkritik sikap PDIP yang dinilai kerap mencaci maki Presiden ke-7 Joko Widodo atau Jokowi. Dia menilai justru presiden bekas kader PDIP itu justru membantu Hasto melalui political will-nya. 

    “Di satu sisi caci maki terus pak Jokowi, ini ya memalukan partai itu, masa partai kerjanya caci maki sih. Tapi ketika ada persoalan hukum, gak usah dicari-cari lagi pembelaannya,” terang politisi asal Sumatera Utara itu. 

    Dia bahkan menyebut pernah menegur Hasto bahwa Jokowi berperan dalam menjaga elite PDIP itu.”Saya sampaikan juga ke mas Hasto begitu ‘Mas setahu saya pak Jokowi itu yang ikut menjaga anda loh’, ya silakan saja tapi ini enggak hanya sebatas seorang Hasto saya kira ini harus pertanggungjawaban nya dari Ketua Umumnya dong,” ungkapnya.

  • Donald Trump Ingin Caplok Kanada Hebohkan Linimasa

    Donald Trump Ingin Caplok Kanada Hebohkan Linimasa

    Donald Trump Ingin Caplok Kanada Hebohkan Linimasa

  • Bagaimana Jika Kami Beli Alaska?

    Bagaimana Jika Kami Beli Alaska?

    Ottawa

    Gagasan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS menuai tawaran balasan dari seorang pejabat tinggi Kanada. Premier Ontario Doug Ford balik mencetuskan agar Kanada membeli Alaska dari pemerintah AS.

    Trump, pekan ini, mengatakan dirinya mungkin akan menggunakan “kekuatan ekonomi” untuk mewujudkan gagasan kontroversial menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS. Dalam pernyataannya, Trump menyinggung kekhawatiran soal bantuan militer AS dan ketidakseimbangan perdagangan sebagai alasan.

    Ford, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency dan Hindustan Times, Kamis (9/1/2024), menolak dan mengecam keras gagasan Trump tersebut. Dia kemudian melontarkan tawaran balasan untuk Trump, tentunya dengan nada bercanda.

    “Anda tahu sesuatu, kepada presiden (Trump), saya akan menyampaikan tawaran balasan. Bagaimana jika kami membeli Alaska dan menambahkan Minnesota dan Minneapolis pada saat yang sama? Jadi, Anda tahu, itu tidak realistis,” cetus Ford dalam pernyataannya.

    Minnesota merupakan negara bagian AS yang berbagi perbatasan darat sepanjang 885 kilometer dengan Kanada. Sedangkan Minneapolis merupakan salah satu kota besar yang ada di negara bagian Minnesota.

    Dalam pernyataannya, Ford menekankan kecenderungan Trump untuk melontarkan pernyataan provokatif. Namun dia menjanjikan komitmen untuk melindungi posisi Ontario, provinsi yang berbatasan dengan wilayah AS dan menjadi lokasi bagi Ottawa, ibu kota Kanada.

    “Saya tahu dia suka melontarkan komentar seperti itu, dan dia suka bercanda. Saya menanggapinya dengan serius. Dia mungkin bercanda, tapi di bawah pengawasan saya, hal itu tidak akan pernah terjadi,” ucapnya.

  • Bikin Rumah Bawah Air, Pria Ini Ukir Rekor Tinggal di Laut Terlama

    Bikin Rumah Bawah Air, Pria Ini Ukir Rekor Tinggal di Laut Terlama

    Jakarta

    Rüdiger Koch mencetak rekor dunia untuk masa tinggal terlama di air di dalam sebuah hunian di bawah air. Insinyur kedirgantaraan itu menghabiskan 101 hari di bawah Laut Karibia di luar Teluk Linton, Panama, mengalahkan rekor sebelumnya yang ditorehkan Dr. Joseph Dituri selama 100 hari.

    Hunian yang sepenuhnya berada di perairan ini dirancang dan dijual oleh perusahaan miliknya, Ocean Builders. Bersama co-founder dan CEO Ocean Builders Grant Romundt, Koch menceritakan tantangan menghabiskan lebih dari tiga bulan di bawah air, dan bagaimana hal ini bisa menjadi latihan untuk perjalanan luar angkasa.

    Kamar bawah air Koch memang agak sempit, hanya sekitar 28 meter persegi. Namun, ilmuwan itu tampak tidak terpengaruh oleh lingkungannya yang terisolasi. Ia mengatakan terkejut bisa tinggal lama di sana.

    “Saya sebenarnya sudah menduga akan ada beberapa hal yang muncul. Awalnya kami mengalami kendala listrik. Saya menggunakan listrik terlalu banyak, dan beberapa hal lainnya. Namun selain itu tidak ada yang serius,” ujarnya seperti dikutip dari BoredPanda.

    Tujuan melakukan tantangan ini tentu saja untuk membuktikan kelayakan Deepwater SeaPod buatan Ocean Builders. Perusahaan ini juga diketahui akan membangun kota terapung.

    “Tidak seperti SeaPod standar yang dirancang untuk kedalaman sekitar empat meter, Deepwater SeaPod merupakan habitat manusia terapung yang cocok untuk lautan terbuka dan mampu menahan gelombang besar,” sebut Koch.

    Koch yang merupakan kepala teknisi Ocean Builders menyebutkan, stabilitas adalah salah satu keunggulan utama SeaPod mereka. Bahkan model air dangkal saat ini tidak bergoyang di ombak seperti perahu.

    [Gambas:Instagram]

    “Sering kali Anda bahkan tidak merasakan gerakan di SeaPod buatan kami,” Grant meyakinkan.

    Mereka juga mempromosikan SeaPod mereka jauh lebih luas dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas, termasuk dapur, ruang tamu, kamar mandi, dan kamar tidur, serta balkon dengan perabotan lengkap.

    Peralatan seperti lemari es besar hingga tempat tidur dengan suhu terkontrol dioperasikan dengan tenaga surya yang dikelola oleh komputer internal berpendingin cairan. Sistem ini terpusat dalam pemandangan teluk 360 derajat yang indah. Secara keseluruhan, hunian ini memiliki luas sekitar 77 meter persegi.

    Ocean Builders sudah memproduksi SeaPods di perairan dangkal secara komersial di Linton Bay, Panama. Mereka pindah ke Panama setelah pemerintah Thailand menghancurkan prototipe pertama mereka di lepas pantai Phuket pada 2019.

    Setelah penghancuran prototipe pertama itu, Ocean Builders menjadi terkenal dalam gerakan Seasteading, menarik perhatian kaum libertarian, anarkis, dan aktivis lain yang mencari cara untuk lepas dari otoritas pemerintah. Namun, Grant mengakui bahwa SeaPods menarik banyak pelanggan.

    “Ada banyak profil pelanggan karena kami menarik minat berbagai jenis pasar seperti pekerja lepas digital, penggemar kripto, pelaut yang gemar berlayar, tetapi mungkin menginginkan sesuatu yang lebih seperti rumah sudah lama berlayar. Lalu ada orang-orang kreatif seperti musisi dan seniman yang menginginkan tempat yang benar-benar menginspirasi untuk bekerja,” tuturnya.

    Sementara itu, Grant berbagi pengalamannya bahwa ia sudah lama merasakan dorongan untuk hidup di atas air. Sebelum mendirikan Ocean Builders, ia tinggal di rumah terapung di marina di Toronto, Kanada, sehingga menginspirasinya untuk tinggal di air.

    Dengan Deepwater SeaPod, duo pendiri Ocean Builder melihat mereka selangkah lebih dekat untuk menciptakan kota terapung. Menurut keduanya, hunian semacam ini akan sangat penting di masa depan karena naiknya permukaan laut.

    Namun, kota terapung pun bukanlah tujuan akhir Koch. Sebagai seorang insinyur kedirgantaraan, ia mendirikan Ocean Builders karena ketertarikannya pada peluncuran luar angkasa dan upaya bertahan hidup di sana dengan belajar dari lingkungan di lautan.

    (rns/afr)

  • Video : Donald Trump Ingin Caplok Kanada

    Video : Donald Trump Ingin Caplok Kanada

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, membuat geger dengan pernyataannya yang mengungkapkan rencana untuk mengakuisisi Kanada menjadi bagian dari Amerika Serikat.

    Selengkapnya dalam program Property Point CNBC Indonesia, Rabu (08/01/2025).