Negara: Kanada

  • ‘Bom’ Terbesar AS ke Rusia Bikin Pening, China-India Ambil Langkah Ini

    ‘Bom’ Terbesar AS ke Rusia Bikin Pening, China-India Ambil Langkah Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah perusahaan penyulingan minyak China dan India mulai mencari pasokan alternatif. Hal ini terjadi setelah sanksi baru Amerika Serikat (AS) menyasar produsen dan kapal tanker Rusia untuk melemahkan kemampuan Negeri Beruang Merah dalam mendanai perangnya dengan Ukraina.

    Sebelumnya, Pemerintahan Presiden AS Joe Biden memberlakukan paket sanksi terluas sejauh ini yang menargetkan pendapatan minyak dan gas Rusia pada Jumat. Departemen Keuangan AS mengatakan telah menjatuhkan sanksi kepada produsen minyak Rusia Gazprom Neft serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia.

    Menurut Morgan Stanley, yang mengutip data dari pelacak kapal tanker Vortexa, kapal tanker yang dikenai sanksi terbaru mengangkut sekitar 1,5 juta barel minyak mentah per hari pada tahun 2024. Jumlah tersebut setara dengan sekitar 1,4% dari permintaan minyak global.

    Banyak kapal tanker itu telah digunakan untuk mengirimkan minyak ke India dan China karena sanksi Barat dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh, yang mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. Beberapa kapal tanker Moskow juga telah mengirimkan minyak dari Iran, yang juga sedang dikenai sanksi.

    Sejumlah sumber mengatakan sanksi baru tersebut akan mendorong China dan India kembali ke pasar minyak yang patuh untuk mencari lebih banyak pasokan, seperti dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.

    “Harga minyak jenis Timur Tengah sudah meningkat. Tidak ada pilihan lain selain kita harus membeli minyak Timur Tengah. Mungkin kita juga harus membeli minyak AS,” kata seorang sumber di India.

    Sumber penyulingan India lainnya mengatakan sanksi terhadap perusahaan asuransi minyak Rusia akan mendorong Rusia untuk akhirnya memberi harga minyak mentahnya hingga di bawah US$ 60 (Rp 977.000) per barel. Ini juga merupakan langkah yang dapat diambil Moskow untuk dapat terus menggunakan asuransi dan tanker Barat.

    Kepala penelitian di Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian, menyebutkan perpindahan ke Timur Tengah dapat meningkatkan posisi tawar sejumlah negara di dunia Arab itu.

    “Kekuatan patokan Dubai hanya dapat meningkat dari sini karena kita cenderung melihat penawaran agresif untuk pemuatan kargo Februari dari negara-negara seperti Oman atau Murban, yang mengarah ke selisih Brent/Dubai yang lebih ketat,” tambahnya.

    Bulan lalu, pemerintahan Biden menunjuk lebih banyak kapal yang menangani minyak mentah Iran menjelang tindakan lebih keras yang diharapkan dari pemerintahan Trump yang akan datang. Ini menyebabkan Shandong Port Group melarang kapal tanker yang dikenai sanksi untuk singgah di pelabuhannya di sejumlah kota di China Timur.

    “Akibatnya, China, pembeli utama minyak mentah Iran, juga akan beralih ke minyak Timur Tengah yang lebih berat dan kemungkinan besar akan memaksimalkan penyerapan minyak mentah Kanada dari jaringan pipa Trans-Mountain (TMX),” tambah Tchilinguirian.

    Perlawanan Terhadap Sanksi

    Sejauh ini, Kremlin mengatakan sanksi tersebut berisiko mengganggu stabilitas pasar global. Presiden Rusia Vladimir Putin pun bersumpah bahwa Moskow akan berusaha melawannya.

    “Jelas bahwa AS akan terus mencoba melemahkan posisi perusahaan kami dengan cara yang tidak kompetitif, tetapi kami berharap dapat menangkalnya,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Senin.

    Para analis mengatakan sanksi baru tersebut kemungkinan akan mengurangi ekspor minyak Rusia dalam jangka pendek, tetapi Rusia dapat beradaptasi dengan menggunakan kapal-kapal dalam armada bayangannya yang masih belum terkena sanksi.

    Para analis juga mengatakan ukuran sebenarnya dari armada bayangan Rusia tidak diketahui, tetapi diperkirakan terdiri dari hampir 600 tanker. Di sisi lain, Sinara Bank yang berkantor pusat di Moskow juga akan menjatuhkan diskon sementara mungkin diberikan untuk campuran minyak andalan Rusia Urals terhadap minyak Brent.

    Sementara itu, seorang sumber Pemerintah India mengatakan sanksi ini tidak akan melarang seluruhnya pasokan minyak Rusia untuk masuk ke negara itu. Ini disebabkan diskon besar yang diberikan oleh Moskow.

    “India akan mengizinkan kargo minyak Rusia yang dipesan sebelum 10 Januari untuk dibongkar di pelabuhan,” ujarnya.

    “Rusia juga dapat menawarkan diskon lebih besar kepada India untuk memenuhi batasan harga US$ 60 per barel yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh pada tahun 2022. Pengiriman di bawah level itu dapat menggunakan kapal tanker barat dan asuransi.”

    (luc/luc)

  • Biden Batasi Chip AI ke RI, Manusia Rp 2.000 Triliun Ketar-ketir

    Biden Batasi Chip AI ke RI, Manusia Rp 2.000 Triliun Ketar-ketir

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendapatan Nvidia terancam merosot akibat aturan pembatasan ekspor terbaru dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Pembatasan itu berlaku pada chip kecerdasan buatan (AI), yang dirancang untuk membatasi distribusi global prosesor yang tengah populer ini.

    Peraturan tersebut membatasi ekspor chip AI ke sebagian besar negara, termasuk Indonesia, kecuali untuk negara sekutu dekat AS.

    Mereka juga mempertahankan pemblokiran ekspor ke beberapa negara, termasuk China, karena AS mencoba untuk menutup celah dan mencegah Beijing memperoleh chip canggih yang dapat meningkatkan kemampuan militernya.

    Melonjaknya permintaan untuk chip AI telah membuat Nvidia ke dalam jajaran perusahaan paling bernilai di dunia. Perusahaan yang didirikan oleh ‘manusia Rp 2.000 triliun’, Jensen Huan, saat ini memiliki nilai pasar melebihi US$3 triliun.

    Namun, pembatasan baru ini dapat mempersulit kemampuan Nvidia untuk menghasilkan pertumbuhan pendapatan yang kuat seperti yang diharapkan para investor.

    “Aturan-aturan ini akan secara signifikan membatasi pasar (Nvidia) karena setengah dari chip-nya saat ini berada di negara-negara yang akan menjadi terlarang setelah aturan tersebut diterapkan,” ujar analis D.A. Davidson, Gil Luria, dikutip dari Reuters, Selasa (14/1/2025).

    Pengajuan perusahaan menunjukkan bahwa Nvidia mendapatkan sekitar 56% pendapatannya dari pelanggan di luar AS, dengan China menyumbang sekitar 17% dari penjualan. Saham perusahaan yang berbasis di Santa Clara, California ini turun sekitar 2%.

    “Pembatasan ekspor mengancam gagalnya inovasi dan pertumbuhan ekonomi di seluruh dunia dan akan melemahkan kepemimpinan Amerika di bidang AI,” kata Wakil Presiden Urusan Pemerintah Nvidia Ned Finkle.

    Finkle berpendapat bahwa peran utama Amerika dalam AI akan dirugikan karena aturan tersebut akan memaksa kontrol birokrasi atas bagaimana semikonduktor, komputer, sistem, dan bahkan perangkat lunak terkemuka Amerika dirancang dan dipasarkan secara global.

    Biden Batasi Ekspor Chip ke Indonesia

    Pemerintah AS telah mengusulkan kebijakan baru yang dapat diberlakukan secepatnya pada 10 Januari, untuk membatasi distribusi produk semikonduktor yang spesial dalam memproses aplikasi AI.

    Proposal aturan tersebut memperkenalkan sistem peringkat tiga kelompok untuk mengatur ekspor perangkat keras AI.

    Negara-negara Tier 1 dapat terus melakukan bisnis seperti biasa dan bebas mengimpor hardware AI yang dikembangkan AS. Uni Eropa, Kanada, dan negara tetangga RI, Australia masuk dalam Tier 1.

    Negara Tier 2 menghadapi pembatasan dan dibatasi hingga maksimum 50.000 unit pemrosesan grafis (GPU) per negara antara tahun 2025 dan 2027. Jika dilihat dari peta tersebut, Indonesia masuk dalam kelompok Tier 2 dalam aturan pembatasan ekspor chip AS beserta negara Asia Tenggara lain kecuali Kamboja.

    Kamboja masuk dalam Tier 3 bersama China dan Rusia sehingga dilarang mengimpor perangkat keras dan bobot model yang berkaitan dengan AI.

    (fab/fab)

  • Respons Ancaman Tarif Trump, Dubes Kanada untuk AS Akui Negaranya Siap Naikkan Pembelian Produk AS – Halaman all

    Respons Ancaman Tarif Trump, Dubes Kanada untuk AS Akui Negaranya Siap Naikkan Pembelian Produk AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ancaman kenaikan tarif yang terus digaungkan Donald Trump jelang pelantikannya membuat banyak negara tersudut.

    Satu di antaranya yang terkena imbas langsung ancaman tarif dari Trump tersebut adalah Kanada.

    Guna meredakan kekhawatiran Presiden terpilih Donald Trump tentang defisit perdagangan kedua negara AS-Kanada, negara berlambang Daun Maple tersebut siap untuk membeli lebih banyak dari Amerika Serikat

    Satu pembelian terbesar yang akan dilakukan adalah armada kapal selam dari Negeri Paman Sam.

    Selain itu, ada pula rencana pembelian 88 jet tempur F-35 dari Amerika.

    Hal ini dipastikan oleh , Duta Besar Kanada untuk AS, Kirsten Hillman pada hari Senin (13/1/2025).

    Dikutip dari The Associated Press, Kirsten mengatakan hal ini juga dilakukan agar warga Amerika terhindar dari ancaman kenaikan tarif yang diwacanakan Trump.

    kirsten dalam wawancaranya bersama Associated Press mengklaim bahwa harga barang di AS akan naik hampir seketika jika Trump melaksanakan rencananya untuk memberlakukan tarif 25 persen pada semua produk Kanada.

    Dalam kesempatan tersebut, Kirsten juga menanggapi santai pernyataan Trump yang mengaku ingin jadikan Kanada sebagai negara bagian AS ke-51.

    Kirsten menilai pernyataan tersebut adalah bukti bahwa cara Trump dalam bernegosiasi sangatlah eksentrik.

    “Dia memiliki gaya negosiasi yang melibatkan posisi dirinya dengan cara terbaik untuk diskusi. Saya rasa inilah yang terjadi,” kata Hillman kepada AP.

    Kirsten Hillman mencatat bahwa Kanada membeli lebih banyak dari Amerika Serikat dibandingkan negara lain, tetapi siap untuk membeli lebih banyak lagi.

    “Kami senang untuk mendapatkan apa yang kami bisa dari Amerika Serikat. Dan kami memiliki beberapa pengadaan militer besar yang akan datang, misalnya, mengganti seluruh armada kapal selam kami,” katanya. 

    “Mungkin itu adalah beberapa pembelian yang bisa dilakukan dari AS.”

    Hillman mengatakan 70 persen pengadaan militer Kanada berasal dari Amerika Serikat. 

    Kirsten Hillman sendiri telah mengatakan bahwa AS memiliki defisit perdagangan sebesar 75 miliar dolar AS dengan Kanada tahun lalu, tetapi mencatat bahwa sepertiga dari apa yang dijual Kanada ke AS adalah ekspor energi.

    Ia juga mengatakan perdagangan dengan Kanada mendukung lebih dari 8 juta pekerjaan di Amerika Serikat dan Kanada adalah pelanggan nomor satu untuk 36 negara bagian AS. D

    Dubes Kirsten juga mengatakan Kanada menyediakan banyak bahan mentah yang digunakan dalam manufaktur AS.

    “Menambahkan tarif 25 persen pada produk-produk tersebut akan langsung menaikkan harga bagi warga Amerika,” kata Hillman.

    “Dan di saat biaya hidup semakin menantang, ketika harga makanan tinggi, tampaknya ini adalah langkah yang salah.”

    Kirsten Hillman juga menegaskan kembali bahwa Kanada akan membalas jika tarif dikenakan pada barang-barang Kanada dan itu akan berarti biaya tambahan bagi warga Amerika.

    “Kanada akan merespons, Oleh karena itu, pelanggan nomor satu Anda akan membuat produk Amerika lebih mahal dan warga Kanada mungkin akan mencari alternatif produk tersebut.” sambungnya

    Kirsten juga mengatakan Kanada tidak tertarik dengan perang dagang tetapi mengatakan akan sulit bagi pemerintah Kanada untuk tidak merespons jika pemerintah AS membuat keputusan yang merugikan warga Kanada.

    (tribunnews.com/Bobby)

  • Hari Layang-Layang Internasional, Simak Fakta Menarik Layang-Layang di Indonesia

    Hari Layang-Layang Internasional, Simak Fakta Menarik Layang-Layang di Indonesia

    Liputan6.com, Yogyakarta – Hari Layang-Layang Internasional atau International Kite Day diperingati setiap 14 Januari. Meski telah dikenal masyarakat di seluruh dunia, tetapi layang-layang juga memiliki pengaruh tersendiri terhadap kebudayaan di Indonesia.

    Mengutip dari National Today, menerbangkan layang-layang awalnya menjadi hobi para bangsawan dan orang kaya. Namun, permainan ini kemudian berkembang menjadi festival yang terbuka untuk semua kalangan dengan peserta yang berasal dari berbagai negara, seperti Jepang, Italia, Inggris, Kanada, China, Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Prancis, dan Brasil.

    Mengutip dari indonesia.travel, layang-layang telah menjadi bagian dari seni dan budaya yang melekat di Indonesia. Bahkan, permainan tradisional ini tak hanya dimainkan anak-anak, melainkan juga orang dewasa. Berikut beberapa fakta menarik layang-layang di Indonesia: 

    1. Layang-layang tertua berasal dari Indonesia

    Layang-layang merupakan mainan tradisional yang dimainkan dengan cara diterbangkan di udara dengan memanfaatkan angin. Umumnya, layang-layang terbuat dari bahan ringan, seperti kertas, plastik, maupun kain.

    Layang-layang dibuat dengan kerangka dari bambu atau bahan ringan lainnya. Layang-layang tersebut diberi benang yang digunakan sebagai pengendali saat diterbangkan.

    Penggunaan bahan tipis, rangka, dan benang dalam permainan ini memiliki beberapa versi sejarah. Salah satu versi mengatakan bahwa budaya layang-layang pertama kali ada di Indonesia.

    Hal itu dibuktikan dengan penemuan lukisan di dalam salah satu gua bersejarah di Muna, Sulawesi Tenggara. Para arkeolog nasional pun melakukan penelitian pada 1981 hingga 1991.

    Lukisan pada gua tersebut mengisyaratkan bahwa layang-layang yang digunakan terbuat dari daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lukisan tersebut sudah berusia setidaknya 4000 Masehi.

    Hal ini membuktikan bahwa budaya layang-layang pertama kali dilakukan oleh nenek moyang di Indonesia. Konon, nenek moyang zaman dahulu menggunakan layang-layang untuk menjalankan fungsi ritual, salah satunya untuk mencari keberadaan Tuhan di langit.

    2. Festival Kaghati Kolope di Sulawesi Tenggara

    Keterkaitan layang-layang dengan fungsi ritual nenek moyang zaman dulu juga dibuktikan melalui Festival Kaghati Kolope. Festival ini digelar di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

    Saat ini, layang-layang telah mengalami banyak perkembangan. Dari yang awalnya memiliki bentuk sederhana dan berfungsi sebagai ritual keagamaan, saat ini layang-layang telah menjadi alat bantu memancing, penelitian ilmiah, hingga media energi alternatif.

    Hadirnya Festival Kaghati Kolope menjadi salah satu upaya untuk melestarikan layang-layang. Adapun nama kaghati berarti layang-layang, sedangkan kolope adalah daun umbi gadung.

    Sesuai namanya, nenek moyang masyarakat Muna zaman dahulu membuat layang-layang dari tiga helai daun kolope. Daun tersebut disusun dan dirangkai dengan lidi dari bambu serta hiasan bulu ayam, lalu dinamai sebagai Kamuu.
Festival Kaghati Kolope biasanya berisi lomba kreasi membuat layang-layang, lomba menerbangkan layang-layang, dan diisi dengan festival kebudayaan, seperti tari kolosal kaghati, pagelaran budaya, dan karnaval tenun masalili.

     

  • Menko Airlangga Sebut Indonesia Sudah Kebal Ancaman Tarif Agresif Amerika – Halaman all

    Menko Airlangga Sebut Indonesia Sudah Kebal Ancaman Tarif Agresif Amerika – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah Indonesia tidak mempersoalkan jika Amerika Serikat mengenakan kebijakan tarif yang lebih agresif ke banyak negara, termasuk RI di periode jabatan keduanya.

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, selama ini AS sudah mengenakan tarif untuk beberapa produk Indonesia seperti sepatu, baju, dan beberapa komoditas lain.

    “Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” katanya ketika ditemui di sela-sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” lanjutnya.

    Menurutnya, pemerintah akan mencoba untuk mengatasi ancaman tarif tersebut dengan cara mendorong terciptanya berbagai kerja sama ekonomi dengan AS.

    Dari berbagai kerja sama ekonomi yang tercipta, ia berharap tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia bisa diturunkan.

    Kerja sama ekonomi ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

    Sebagaimana diketahui, Trump mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Terbaru, Trump awal bulan ini mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS termasuk Tiongkok, Rusia, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Ancaman ini diberlakukan jika mereka tidak berkomitmen untuk tidak meluncurkan mata uang baru yang dapat menyaingi dolar AS.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. 

    Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Bahkan kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

  • AS Jatuhkan ‘Bom’ Terbesar ke Rusia, China-India Ikut Ketiban Petaka

    AS Jatuhkan ‘Bom’ Terbesar ke Rusia, China-India Ikut Ketiban Petaka

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rencana Amerika Serikat (AS) untuk menjatuhkan sanksi baru pada komoditas minyak Rusia dapat berdampak bagi China dan India, dua pembeli terbesar minyak Negeri Beruang Merah. Hal ini disampaikan sejumlah trader dan analis kepada Reuters, Senin (13/1/2025).

    Sebelumnya, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada produsen minyak Rusia Gazprom Neft serta 183 kapal yang telah mengirimkan minyak Rusia. Manuver ini menargetkan pendapatan yang telah digunakan Moskow untuk mendanai perangnya dengan Ukraina.

    Banyak kapal tanker telah digunakan untuk mengirimkan minyak ke India dan China karena sanksi Barat dan batasan harga yang diberlakukan oleh negara-negara Kelompok Tujuh, yang mengalihkan perdagangan minyak Rusia dari Eropa ke Asia. Beberapa kapal tanker Moskow juga telah mengirimkan minyak dari Iran, yang juga sedang dikenai sanksi.

    Dua sumber perdagangan China, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan ekspor minyak Rusia akan sangat terdampak oleh sanksi baru tersebut. Ini akan memaksa perusahaan penyulingan minyak independen Negeri Tirai Bambu untuk memangkas produksi penyulingan minyak di masa mendatang.

    Gangguan yang diperkirakan terjadi pada pasokan Rusia mendorong harga minyak global ke level tertinggi dalam beberapa bulan pada hari Senin, dengan Brent diperdagangkan di atas US$ 81 (Rp 1,3 juta) per barel.

    “Di antara kapal-kapal yang baru dikenai sanksi, 143 adalah kapal tanker minyak yang menangani lebih dari 530 juta barel minyak mentah Rusia tahun lalu, sekitar 42% dari total ekspor minyak mentah melalui laut negara itu,” kata analis pengiriman utama Kpler Matt Wright dalam sebuah catatan.

    “Dari jumlah tersebut, sekitar 300 juta barel dikirim ke China sementara sebagian besar sisanya dikirim ke India. Sanksi-sanksi ini akan secara signifikan mengurangi armada kapal yang tersedia untuk mengirimkan minyak mentah dari Rusia dalam jangka pendek, sehingga mendorong tarif angkutan lebih tinggi.”

    Seorang trader yang berbasis di Singapura mengatakan kapal tanker yang ditunjuk mengirimkan hampir 900.000 barel minyak mentah Rusia ke China selama 12 bulan terakhir. Ia menyebut sanksi ini akan mendorong jumlah pengiriman itu anjlok.

    “Ini akan jatuh drastis,” tambahnya.

    Selama 11 bulan pertama tahun lalu, impor minyak mentah Rusia di India naik 4,5% per tahun menjadi 1,764 juta barel minyak mentah per hari, atau 36% dari total impor India. Volume China, termasuk pasokan pipa, naik 2% menjadi 99,09 juta metrik ton (2,159 juta barel minyak mentah per hari), atau 20% dari total impornya, selama periode yang sama.

    Impor China sebagian besar berupa minyak mentah ESPO Blend Rusia, yang dijual di atas batas harga. Sementara India sebagian besar membeli minyak Ural.

    Analis Vortexa Emma Li mengatakan ekspor minyak mentah ESPO Blend Rusia akan dihentikan jika sanksi diberlakukan secara ketat, tetapi hal itu akan bergantung pada apakah Presiden terpilih AS Donald Trump mencabut embargo dan juga apakah China mengakui sanksi tersebut.

    Alternatif Baru

    Sejumlah sumber mengatakan sanksi baru tersebut akan mendorong China dan India kembali ke pasar minyak yang patuh untuk mencari lebih banyak pasokan, seperti dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika.

    “Harga minyak jenis Timur Tengah sudah meningkat. Tidak ada pilihan lain selain kita harus membeli minyak Timur Tengah. Mungkin kita juga harus membeli minyak AS,” kata seorang sumber di India.

    Sumber penyulingan India lainnya mengatakan sanksi terhadap perusahaan asuransi minyak Rusia akan mendorong Rusia untuk akhirnya memberi harga minyak mentahnya hingga di bawah US$ 60 (Rp 977 ribu) per barel. Ini juga merupakan langkah yang dapat diambil Moskow untuk dapat terus menggunakan asuransi dan tanker Barat.

    Kepala penelitian di Onyx Capital Group, Harry Tchilinguirian, menyebutkan perpindahan ke Timur Tengah dapat meningkatkan posisi tawar sejumlah negara di Dunia Arab itu.

    “Kekuatan patokan Dubai hanya dapat meningkat dari sini karena kita cenderung melihat penawaran agresif untuk pemuatan kargo Februari dari negara-negara seperti Oman atau Murban, yang mengarah ke selisih Brent/Dubai yang lebih ketat,” tambahnya.

    Bulan lalu, pemerintahan Biden menunjuk lebih banyak kapal yang menangani minyak mentah Iran menjelang tindakan lebih keras yang diharapkan dari pemerintahan Trump yang akan datang. Ini menyebabkan Shandong Port Group melarang kapal tanker yang dikenai sanksi untuk singgah di pelabuhannya di sejumlah kota di China Timur.

    “Akibatnya, China, pembeli utama minyak mentah Iran, juga akan beralih ke minyak Timur Tengah yang lebih berat dan kemungkinan besar akan memaksimalkan penyerapan minyak mentah Kanada dari jaringan pipa Trans-Mountain (TMX),” tambah Tchilinguirian.

     

    (luc/luc)

  • Dibayangi Ancaman Tarif Donald Trump ke Banyak Negara, Menko Airlangga: Kita Sudah Imun – Halaman all

    Dibayangi Ancaman Tarif Donald Trump ke Banyak Negara, Menko Airlangga: Kita Sudah Imun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto tak masalah jika Presiden Terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan kebijakan tarif yang lebih agresif ke banyak negara di periode jabatan keduanya.

    Menurut Airlangga, selama ini AS sudah mengenakan tarif untuk beberapa produk Indonesia seperti sepatu, baju, dan beberapa komoditas lain.

    “Amerika itu mengenakan tarif untuk sepatu, baju, dan berbagai komoditas kita, sedangkan yang tidak dikenakan tarif adalah Vietnam,” katanya saat ditemui di sela acara Business Competitiveness Outlook 2025 di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    “Jadi kita sudah agak imun dengan tarif yang dikenakan Amerika terhadap Indonesia,” lanjutnya.

    Ia mengatakan, pemerintah akan mencoba untuk mengatasi ancaman tarif tersebut dengan cara mendorong terciptanya berbagai kerja sama ekonomi dengan AS.

    Dari berbagai kerja sama ekonomi yang tercipta, ia berharap tarif yang dikenakan AS terhadap produk Indonesia bisa diturunkan.

    Kerja sama ekonomi ini bisa dalam berbagai bentuk, salah satunya adalah Perjanjian Perdagangan Bebas atau Free Trade Agreement (FTA).

    Sebagaimana diketahui, Trump mengisyaratkan bahwa ia akan menjalankan kebijakan yang lebih agresif dari proteksionisme “America First” guna mendorong kenaikannya ke tampuk kekuasaan selama masa jabatan keduanya di Gedung Putih.

    Menurut cuitan Trump yang diunggah di platform Truth Social, pada 20 Januari mendatang pemerintah AS akan mengerek pajak sebesar 20 persen pada semua produk dari Meksiko dan Kanada serta tambahan tarif 60 persen untuk barang-barang asal China.

    Terbaru, Trump awal bulan ini mengancam akan mengenakan tarif 100 persen pada negara-negara BRICS termasuk Tiongkok, Rusia, Brasil, India, Afrika Selatan, Mesir, Ethiopia, Iran, dan Uni Emirat Arab.

    Ancaman ini diberlakukan jika mereka tidak berkomitmen untuk tidak meluncurkan mata uang baru yang dapat menyaingi dolar AS.

    Trump mengklaim pengetatan diperlukan untuk mengatasi aliran narkoba dan migran ke AS. 

    Namun para ekonom mengatakan usulan Trump untuk mengenakan tarif besar-besaran akan meningkatkan biaya barang sehari-hari di AS dan mengganggu rantai pasokan di seluruh dunia.

    Bahkan kenaikan tarif pajak impor yang diberlakukan Presiden terpilih AS Donald Trump diprediksi bakal memicu PHK massal, menyebabkan 400.000 pekerjaan di AS kehilangan pekerjaan.

    Meningkatkan harga kendaraan di AS hingga 3.000 dolar AS per unit, menghancurkan keuntungan produsen mobil seperti Ford, GM, dan Stellantis, hingga berpotensi memicu terjadinya PHK besar-besaran di AS.

  • Profil Hasjim Djalal, Diplomat Senior yang Tutup Usia di 90 Tahun

    Profil Hasjim Djalal, Diplomat Senior yang Tutup Usia di 90 Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Kabar duka datang dari dunia diplomasi Indonesia. Diplomat senior Hasjim Djalal menghembuskan napas terkahirnya pada Minggu 12 Januari 2025 pukul 16:40 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.

    Rencananya, ayah dari mantan Wakil Menteri Luar Negeri Dino Patti Djalal itu akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) sore ini pukul 15:00 WIB. Adapun, prosesi pemakaman itu pula akan dipimpin oleh Menteri Luar Negeri RI Sugiono.

    Dalam keterangan yang diterima Bisnis, mendiang meninggal dalam keadaan didampingi istri, anak, cucu, hingga saudara-saudara. Pihak keluarga pun mengucapkan rasa terima kasih atas segala perhatian, persahabtan, dan doa yang diberikan kepada mendiang.

    Profil Hasjim Djalal

    Semasa hidupnya, Hasjim Djalal dikenal sebagai diplomat senior, intelektual, negarawan, dan ahli hukum internasional yang sangat dihormati baik di dalam negeri, maupun luar negeri.

    Pria yang lahir pada 25 Februari 1934 di Sumatera Barat ini merupakan jebolan dari Universitas Virginia dengan gelar Master of Law. Bahkan, pada saat itu dia menjadi mahasiswa Indonesia pertama di universitas tersebut.

    Duta Besar Indonesia untuk Jerman ke-1 ini memiliki karier cemerlang dalam dunia diplomasi. Pada 1981-1983 dia menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk PBB, lanjut pada 1983-1985 dia menduduki posisi sebagai duta besar Indonesia untuk Kanada.

    Setelah itu, pada 1990-1993 kariernya berlanjut menjadi duta besar Indonesia untuk Jerman. Tak hanya itu, dia pun pernah menjadi duta besar keliling pada era pemerintahan Presiden Soeharto dan BJ Habibie.

    Ayah dari Dino Patti Djalal ini memiliki karier mentereng dalam berbagai perundingan internasional. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah dirinya berperan dalam penyusunan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) yang disahkan pada 1982.

    Hasjim, yang merupakan diplomat ulung ini, juga dipercaya menjadi anggota dewan maritim Indonesia, penasihat senior menteri kelautan dan perikanan, penasihat kepala staf TNI AL, dan juga sebagai ketua serta presiden Otoritas Dasar Laut Internasional.

    Tak hanya bergelut di bidang itu saja, Hasjim juga aktif dan prduktif dalam bidang tulis-menulis. Hal ini dibuktikan dalam beberapa karyanya yang berkenaan dengan hukum laut. 

    Beberapa bukunya yang terkenal di antaranya Indonesian Struggle for the Law of the Sea (1979), Indonesia and the Law of the Sea (1995), dan Preventive Diplomacy in Southeast Asia: Lesson Learned (2003).

  • Donald Trump Salahkan Gubernur California: Tak Becus Atasi Kebakaran Hutan Los Angeles – Halaman all

    Donald Trump Salahkan Gubernur California: Tak Becus Atasi Kebakaran Hutan Los Angeles – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyalahkan Gubernur California, Gavin Newsom karena dianggap tidak kompeten untuk mencari solusi memadamkan api kebakaran hutan di Los Angeles.

    Kebakaran hutan yang dimulai pada 7 Januari 2025 masih menyebar dan telah menghanguskan lebih dari 39.000 hektar lahan.

    “Kebakaran masih berkobar di Los Angeles. Politisi yang tidak kompeten tidak tahu bagaimana cara memadamkannya,” kata Donald Trump di media sosial Truth Social, Minggu (12/1/2025).

    Ia menyalahkan politisi Partai Demokrat itu karena dianggap tidak mampu memadamkan api.

    “Ini adalah salah satu bencana terburuk dalam sejarah negara kita. Mereka tidak mampu memadamkan api. Apa yang terjadi pada mereka? Kematian ada di mana-mana,” tambahnya.

    Donald Trump juga menyalahkan kebijakan Partai Demokrat yang ia sebut menyebabkan California menderita kekurangan air.

    “California menderita kekurangan air karena kebijakan lingkungan yang diambil oleh Partai Demokrat, yang bertujuan untuk mengalihkan air hujan untuk melindungi ikan yang tidak berguna,” kata Donald Trump.

    Sejak meluasnya kebakaran di Los Angeles, Donald Trump melancarkan kritikan terhadap Gavin Newsom dan memintanya untuk mundur dari jabatan.

    Kebakaran hutan di Los Angeles sejauh ini telah menghancurkan lebih dari 12.000 bangunan menurut Departemen Pemadam Kebakaran California.

    Setidaknya 24 orang tewas, dengan 16 korban dari Kebakaran Eaton dan delapan korban di Palisades, menurut laporan terbaru dari Kantor Pemeriksa Wilayah Los Angeles pada hari ini, Senin (13/1/2025).

    Selain itu, 12 orang hilang di zona kebakaran Eaton dan 4 hilang di zona kebakaran Palisades, dikutip dari CNN.

    Jumlah korban diperkirakan akan meningkat.

    Sementara itu, angin Santa Ana yang kering dan panas diperkirakan tetap bertiup kencang hingga Rabu (15/1/2025) mendatang, memperparah kebakaran hutan di Los Angeles.

    Kecepatan angin berkelanjutan 50 mph (80 kpj) dan hembusan angin kencang di pegunungan mencapai 70 mph (113 kpj), menurut Badan Cuaca Nasional AS, seperti diberitakan AP News.

    Gubernur California: Trump Harus Lihat Sendiri di TKP

    Sementara itu, Gavin Newsom telah meminta Donald Trump untuk pergi ke Los Angeles dan secara pribadi melihat kerusakan dan upaya untuk memadamkan api di sana.

    “Saya tidak sabar menunggu dia datang ke sini,” kata Newsom dalam wawancara dengan NBC pada hari Minggu, berbicara tentang Donald Trump.

    Ia juga menanggapi tuduhan Donald Trump tentang kebijakan lingkungan yang dianggap menyebabkan California kekurangan air.

    “Saya rasa informasi yang salah ini tidak membantu kami,” kata Gavin Newsom pada hari Minggu. 

    “Saya memerlukan waktu berbulan-bulan untuk menanggapi hinaan Donald Trump,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kepala Pemadam Kebakaran Kabupaten Los Angeles, Anthony C. Marrone, mengatakan 70 truk air tambahan telah tiba untuk membantu petugas pemadam kebakaran menangkis api.

    Pada Minggu, bahan tahan api dijatuhkan oleh pesawat untuk menjadi penghalang di sepanjang lereng bukit.

    Proses pemadaman api tersebut dibantu oleh puluhan tim dari Kanada dan Meksiko.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Biden Mau Batasi Ekspor Chip AI ke Indonesia, Tetangga RI Bebas

    Biden Mau Batasi Ekspor Chip AI ke Indonesia, Tetangga RI Bebas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Biden menyiapkan pembatasan berjenjang pada ekspor chip kecerdasan buatan (AI). Pembatasan ini terjadi ke banyak negara, termasuk Indonesia.

    Pembatasan ini menjadi upaya terakhir dari Biden untuk melindungi perangkat keras dan inovasi AI yang dikembangkan dan diekspor dari Amerika Serikat (AS).

    Pemerintah AS telah mengusulkan kebijakan baru yang dapat diberlakukan secepatnya pada 10 Januari, untuk membatasi distribusi produk semikonduktor yang spesial dalam memproses aplikasi AI.

    Proposal aturan tersebut memperkenalkan sistem peringkat tiga kelompok untuk mengatur ekspor perangkat keras AI.

    Negara-negara Tier 1 dapat terus melakukan bisnis seperti biasa dan bebas mengimpor hardware AI yang dikembangkan AS. Uni Eropa, Kanada, dan negara tetangga RI, Australia masuk dalam Tier 1.

    Negara Tier 2 menghadapi pembatasan dan dibatasi hingga maksimum 50.000 unit pemrosesan grafis (GPU) per negara antara tahun 2025 dan 2027. Jika dilihat dari peta tersebut, Indonesia masuk dalam kelompok Tier 2 dalam aturan pembatasan ekspor chip AS beserta negara Asia Tenggara lain kecuali Kamboja.

    Kamboja masuk dalam Tier 3 bersama China dan Rusia sehingga dilarang mengimpor perangkat keras dan bobot model yang berkaitan dengan AI.

    Ini bukan pertama kalinya pemerintahan Biden bertindak untuk melindungi inovasi AI dari Amerika Serikat.

    Pemerintahan sebelumnya telah membatasi ekspor chip dan perangkat lunak yang dikembangkan di Amerika Serikat ke negara-negara tertentu, di samping langkah-langkah lain yang mereka ambil untuk meningkatkan industri AI di AS.

    Tindakan ini merupakan upaya untuk meningkatkan keamanan negara sambil menerapkan langkah-langkah agar AS dapat mempertahankan keunggulan dalam inovasi AI.

    Perusahaan-perusahaan teknologi besar, terutama yang sangat terdampak oleh kebijakan yang diusulkan, telah menyuarakan keprihatinannya terhadap proposal baru ini. Nvidia yang menguasai sekitar 90% pasar chip AI, mengeluarkan pernyataan publik yang menentang pembatasan tersebut.

    “Aturan di menit-menit terakhir yang membatasi ekspor ke sebagian besar dunia akan menjadi pergeseran besar dalam kebijakan yang tidak akan mengurangi risiko penyalahgunaan, tetapi akan mengancam pertumbuhan ekonomi dan kepemimpinan AS,” kata perusahaan itu, dikutip dari Coin Geek, Senin (13/1/2025).

    “Ketertarikan seluruh dunia terhadap komputasi yang dipercepat untuk aplikasi sehari-hari merupakan peluang yang luar biasa bagi AS untuk berkembang, memajukan ekonomi, dan menambah lapangan kerja di AS.”

    Nvidia berpendapat bahwa pembatasan tersebut dapat menghambat potensi ekonomi industri AI dan, yang lebih penting bagi Nvidia adalah pendapatan perusahaan.

    Meskipun AS tetap menjadi pemimpin global dalam perangkat keras AI, pembatasan ini dapat mengganggu rantai pasokan dan menghambat pertumbuhan ekonomi.

    Apakah proposal ini akan diimplementasikan memang masih belum pasti. Dan bahkan jika proposal ini lolos, pergantian presiden yang akan datang di Gedung Putih, terutama di bawah pemerintahan Trump yang diharapkan akan lebih ramah terhadap bisnis, berpotensi tidak meloloskan pembatasan ini.

    (dem/dem)