Video
Video: Kanada Komentari Rencana AS Ambil Alih Gaza
News
8 jam yang lalu

Video
Video: Kanada Komentari Rencana AS Ambil Alih Gaza
News
8 jam yang lalu

Jakarta –
Seorang pria mengaku melihat surga ketika mengalami mati suri selama 6 menit. Pria yang tidak menyebutkan namanya itu menceritakan melalui Reddit bahwa kejadiannya terjadi pada tahun 2003, ketika ia masih berusia 15 tahun.
Pada suatu momen ia tiba-tiba pingsan di jalan. Tim medis yang melakukan pemeriksaan menemukan bahwa jantung pasien itu berhenti berdetak dan baru kembali 6 menit setelah tim medis memberikan pertolongan maksimal di ambulans.
“Saya merasakan sensasi naik yang begitu jelas, seolah-olah cahaya itu mengangkatku ke langit. Aku melewati beberapa gerbang, yang hampir tidak kusadari dalam kesadaranku yang limbung,” kata pria tersebut dikutip dari Daily Mail, Jumat (14/2/2025).
“Saya tiba di suatu tempat tanpa dimensi, suatu tempat di luar kenyataan. Itu hanya masuk akal saat saya menempatinya,” sambungnya.
Tidak hanya itu, pria tersebut juga bertemu dengan makhluk yang mengerikan. Ia sempat mengira makhluk tersebut adalah malaikat, namun seiring berjalannya waktu ia justru terbelenggu kekuatan dari makhluk tersebut hingga begitu ketakutan.
“Rasa hina dan ketakutan menguasai saya. Ini bukan makhluk cahaya seperti yang saya yakini selama ini. Enam menit di ‘surga’ terasa seperti seumur hidup,” katanya.
Ini bukan satu-satunya kisah mati suri yang dialami seseorang. Amber Cavanagh (43) di Kanada juga pernah menceritakan pengalaman mati surinya. Itu terjadi pada tahun 2021 ketika ia mengalami serangan stroke dua kali.
Amber menggambarkan kejadian itu merupakan momen paling menakutkan yang pernah ia alami.
“Aku mendengar orang-orang sudah mengucapkan selamat tinggal dan menangis, tidak mengetahui aku masih di situ. Masih sampai sekarang, itu adalah salah satu momen yang paling menakutkan,” katanya.
Amber dibawa ke rumah sakit dalam kondisi tidak sadar. Pada saat itu ia merasa seperti pergi ke dimensi lain. Ia mengaku bisa melihat tubuhnya sendiri dan melihat keluarganya sedang menangisi kondisinya.
Ia juga mengaku bertemu dengan orang-orang yang dicintainya dari masa sekarang dan masa lalu, termasuk keluarga yang sudah meninggal.
“Saya tampak seperti versi terbaik dari diri saya sendiri dan dikelilingi oleh semua orang yang pernah saya cintai yang sudah tidak bersama kami lagi, termasuk anjing-anjing masa kecil saya,” tandasnya.
Fenomena mati suri memang menjadi sorotan banyak pihak. Dalam sebuah penelitian, otak dikatakan masih berfungsi sesaat setelah jantung berhenti dan bahkan mengalami lonjakan aktivitas, meski nampak tidak aktif dalam pemindaian.
Meski banyak orang melaporkan pengalaman seperti melihat cahaya terang atau bertemu kerabat yang telah meninggal, penyebab pasti fenomena ini masih diperdebatkan. Beberapa teori menyebut fenomena itu sebagai efek perubahan fungsi otak yang membuka akses memori lebih jelas.
(avk/kna)

Bisnis.com, JAKARTA – Kanada menyatakan siap membalas kebijakan tarif impor yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, jika masa penundaan yang sedang berlangsung selesai dan kedua negara tidak mencapai kesepakatan selama periode tersebut.
Menteri Pembangunan Internasional Kanada Ahmed Hussen menuturkan kebijakan pengenaan tarif impor yang diberikan AS sepenuhnya tidak dapat dibenarkan. Hussen menuturkan kebijakan tarif tersebut tidak masuk akal karena Kanada telah menjadi mitra dagang yang baik bagi AS.
Dia menuturkan, AS sebenarnya memiliki surplus neraca perdagangan dengan Kanada jika tidak memperhitungkan sektor minyak dan gas. Hussen pun berharap kebijakan tarif tersebut dapat ditunda tanpa batas waktu.
Meski demikian, Hussen menyebut Pemerintah Kanada siap membalas kebijakan tersebut jika nantinya tarif itu mulai diberlakukan.
“Jika ada peraturan tersebut pada akhirnya akan diberlakukan setelah jeda, kami berharap hal itu tidak terjadi, kami berhak untuk menanggapinya. Kami telah mengatakan bahwa akan merespons dengan tegas setiap tarif yang tidak adil dan tidak dapat dibenarkan yang akan dikenakan pada Kanada,” jelas Hussen dalam sesi konferensi pers di Canada’s Official Residence di Jakarta pada Jumat (14/2/2025).
Menurutnya, perdagangan Kanada dan AS telah membawa dampak positif bagi kedua negara. Dia menjelaskan, jutaan lapangan kerja di Kanada dan Amerika Serikat telah tercipta karena perjanjian perdagangan bebas dan kemitraan ekonomi kedua negara selama beberapa dekade terakhir.
Mengutip data dari laman resmi Badan Pusat Statistik Kanada atau Statistic Canada, surplus perdagangan barang Kanada dengan Amerika Serikat berjumlah US$102,3 miliar pada 2024, menyempit dibandingkan dengan surplus US$108,3 miliar pada 2023.
Sementara itu, untuk perdagangan jasa, Kanada secara konsisten mencatat defisit dengan Amerika Serikat, terutama karena jasa perjalanan. Adapun, ketika perdagangan barang dan jasa digabungkan, Kanada mencatat surplus perdagangan keseluruhan sebesar US$94,4 miliar dengan Amerika Serikat pada tahun 2023.
“Ini merupakan kemitraan perdagangan ekonomi terbaik antara dua negara di seluruh dunia. Kami percaya bahwa kemitraan ekonomi dan hubungan persahabatan antara negara-negara kita telah membawa dampak baik bagi kedua negara dan masyarakat,” kata Hussen.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan rencana tarif timbal balik terhadap negara-negara yang mengenakan pajak atas impor AS.
Adapun Trump telah menginstruksikan tim ekonominya untuk merancang skema tarif baru yang menyasar negara-negara seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Uni Eropa.
Langkah tersebut melanjutkan kebijakan tarif sebelumnya, termasuk 25% pada impor baja dan aluminium, serta 10% pada barang-barang asal Tiongkok dan 25% pada Kanada dan Meksiko, meskipun beberapa tarif masih ditangguhkan.
“Peningkatan ketegangan perdagangan berpotensi meningkatkan volatilitas pasar dan mendorong investor untuk beralih ke emas sebagai aset lindung nilai,” kata Research and Development ICDX Jonathan Octavianus dalam risetnya.
Data terbaru makroekonomi menunjukkan, Indeks Harga Produsen (PPI) AS naik 0,4 persen pada Januari 2025, melampaui ekspektasi 0,3 persen, mengindikasikan tekanan inflasi yang masih bertahan.
Kenaikan inflasi ini kemudian memperkuat spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan tetap menahan suku bunga di level yang tinggi, setidaknya hingga paruh kedua tahun ini.
Pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell dalam sidang kongres juga kisan menegaskan bahwa kebijakan moneter akan tetap ketat, dengan suku bunga kemungkinan bertahan lebih lama untuk mengendalikan inflasi.
Investor juga menantikan rilis data penjualan ritel dan penjualan ritel inti AS untuk Januari 2025 yang akan diumumkan malam ini. Konsensus pasar memperkirakan penurunan penjualan ritel ke -0,2 persen secara bulanan (MoM) dari sebelumnya 0,4 persen MoM, sedangkan penjualan ritel inti diperkirakan turun tipis ke 0,3% MoM dari sebelumnya 0,4 persen MoM.
Penurunan ini dapat mencerminkan melemahnya konsumsi domestik, yang berpotensi menekan pertumbuhan ekonomi AS.
Dari sisi teknikal, Jonathan memproyeksi harga emas dengan support terdekat berada di kisaran US$2.924 hingga US$2.921, dengan resistance terdekat di US$2.932 hingga US$2.937. Jika tekanan jual meningkat, ia meramal support lebih dalam berada di US$2.913, sementara resistance terjauh berada di US$2.945. Sedangkan Lukman menargetkan emas di US$3.350 pada semester I 2024.

Jakarta –
Sir Isaac Newton, ilmuwan ternama yang dikenal karena merumuskan hukum gerak dan gravitasi, meramalkan dunia seperti yang kita kenal saat ini akan berakhir pada 2060.
Newton menuliskan peringatan yang tidak menyenangkan ini pada selembar surat di atas serangkaian perhitungan matematika lebih dari 300 tahun lalu.
Dikutip dari Daily Mail, ia percaya pada penglihatan Alkitab tentang Kiamat, khususnya Pertempuran Armageddon (Battle of Armageddon), dan mendasarkan prediksinya pada interpretasi keyakinannya terhadap Alkitab dan peristiwa-peristiwa yang mengikuti sejarahnya.
Perang yang diramalkan ini dijelaskan dalam bab terakhir Kitab Wahyu kepada Yohanes (Book of Revelation), dan mempertemukan kekuatan baik (yang dipimpin oleh Tuhan) melawan kekuatan jahat (yang dipimpin oleh raja-raja Bumi).
Kitab Wahyu kepada Yohanes adalah kitab terakhir dalam kanon yang menutup sejarah Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen. Kitab ini juga merupakan kitab Kristen yang berisikan penglihatan, lambang, tanda, bilangan, serta hal-hal yang berkaitan dengan pengajaran Tuhan kepada bangsa Yahudi.
Kitab Suci menyatakan bahwa pertempuran ini akan menandai akhir dunia, dan mengawali era perdamaian baru yang dibawakan oleh Tuhan. Newton menggunakan matematika dan tanggal dalam sejarah Alkitab untuk menyimpulkan kiamat, menggunakan hari-hari yang disebutkan dalam kitab suci sebagai tahun untuk menafsirkan wahyu tersebut.
Baginya, kurun waktu tersebut (terutama 1260 tahun) melambangkan rentang waktu ditinggalkannya Gereja dan bangkitnya agama Trinitarian yang ‘korup’, terutama Katolikisme yang oleh sebagian Protestan dipandang sebagai aliran sesat.
Foto: Jerusalem’s Hebrew University
Newton mempelajari sejarah untuk menentukan tanggal pasti dimulainya pengabaian ini secara resmi, dan menetapkannya pada 800 Masehi, tahun berdirinya Kekaisaran Romawi Suci. Bagi Newton, 800 Masehi ditambah 1.260 menghasilkan tahun 2060.
“Maka masa kali dan setengah kali itu adalah 42 bulan atau 1260 hari atau tiga tahun dan setengah, yang menghitung dua belas bulan untuk satu tahun dan 30 hari untuk satu bulan sebagaimana dilakukan dalam Kalender tahun primitif,” bunyi surat tahun 1704 itu.
“Dan hari-hari binatang yang berumur pendek dianggap sama dengan tahun-tahun kerajaan yang berumur panjang, yaitu periode 1260 hari, jika dihitung sejak penaklukan lengkap ketiga raja pada tahun 800 Masehi, maka akan berakhir pada 2060 M. Periode ini mungkin berakhir lebih lambat, tetapi saya tidak melihat alasan untuk mengakhirinya lebih cepat,” tulis Newton.
Stephen D. Snobelen, seorang profesor sejarah sains dan teknologi di King’s College University di Halifax, Kanada, mengatakan prediksi Newton tidak melibatkan penggunaan sesuatu serumit kalkulus yang ia temukan, melainkan aritmatika sederhana yang dapat dilakukan oleh anak-anak.
Newton menggunakan 1260, 1290, 1335 dan 2300 hari yang ditemukan dalam Kitab Daniel dan Wahyu, yang membahas akhir dan awal masa-masa tertentu. Akan tetapi, ia malah melihatnya sebagai tahun dengan menggunakan prinsip ‘hari untuk setahun’, yaitu metode yang digunakan untuk menafsirkan wahyu Alkitab yang menyatakan kata ‘hari’ melambangkan satu tahun.
“Dalam Kitab Wahyu, Kristus dan orang-orang kudus akan campur tangan untuk mendirikan Kerajaan Tuhan global yang akan memerintah selama 1.000 tahun di Bumi,” menurut Snobelen.
Newton juga percaya bahwa sekitar waktu ini, cabang-cabang agama Kristen yang korup akan jatuh, dan Injil yang sejati akan diberitakan secara terbuka. “Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, orang-orang Yahudi akan kembali ke Israel, menurut nubuat Alkitab, dan membangun kembali Bait Suci,” Snobelen menafsirkan.
“Namun, meskipun berupaya meramalkan akhir dunia, Newton waspada terhadap penetapan tanggal yang bersifat ramalan dan khawatir bahwa kegagalan prediksi manusia yang dapat salah berdasarkan nubuat ilahi akan membuat Alkitab menjadi tidak dihormati,” tulisnya.
Newton bahkan mempertanyakan prediksinya sendiri bahwa era saat ini akan berakhir pada 2060. “Mungkin akan berakhir nanti, tetapi saya tidak melihat alasan untuk berakhir lebih cepat,” tulisnya.
Dalam ramalan lain yang merujuk pada 2060, Newton menyatakan:
“Saya sebutkan ini bukan untuk menegaskan kapan akhir zaman akan terjadi, tetapi untuk menghentikan dugaan-dugaan gegabah dari orang-orang penuh khayalan yang sering meramalkan akhir zaman, (dan) dengan berbuat demikian, membawa nubuat-nubuat suci ke dalam aib yang sering kali meleset dari ramalan-ramalan mereka. Kristus datang seperti pencuri pada malam hari, dan bukan tugas kita untuk mengetahui masa (dan) waktu (yang) telah Allah taruh dalam hati-Nya.”
Saat ini, mungkin tampak berlawanan dengan intuisi bagi seorang ilmuwan untuk begitu sibuk dengan wahyu Alkitab. Namun menurut Snobelen, Newton bukanlah seorang ‘ilmuwan’ dalam pengertian modern dari istilah tersebut. Sebaliknya, ia adalah seorang ‘filsuf alam.’
“Dipraktikkan dari Abad Pertengahan hingga abad kedelapan belas, filsafat alam tidak hanya mencakup studi tentang alam, tetapi juga studi tentang tangan Tuhan yang bekerja di alam,” tambahnya.
“Bagi Newton, tidak ada penghalang yang tidak dapat ditembus antara agama dan apa yang sekarang kita sebut sains. Sepanjang hidupnya, Newton berusaha keras untuk menemukan kebenaran Tuhan, baik di alam maupun Kitab Suci,” tutupnya.
(rns/rns)

TRIBUNNEWS.COM – Korea Utara menolak dengan tegas usulan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk “mengambil alih” Jalur Gaza dan merelokasi warga Palestina ke negara lain.
Usulan tersebut dianggap sebagai bentuk “pengusiran paksa warga Gaza”, menurut laporan dari Anadolu.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor berita pemerintah Korea Utara, KCNA, Pyongyang menegaskan kedaulatan nasional tidak bisa menjadi bahan negosiasi, apalagi dengan Amerika Serikat.
“Pada saat darah dan air mata masih tertumpah di Jalur Gaza dan kekhawatiran tumbuh di dalam dan luar negeri tentang keadaan yang rapuh ini, dunia dikejutkan oleh retorika keterlaluan yang menginjak-injak harapan Palestina akan perdamaian dan kehidupan yang stabil di kawasan tersebut,” ungkap Korea Utara.
Kekhawatiran mengenai kondisi Gaza semakin meningkat, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Usulan Trump dipandang sebagai tindakan yang menghancurkan harapan rakyat Palestina akan perdamaian, dianggap sangat tidak dapat diterima.
KCNA juga mengkritik retorika keras tersebut yang dianggap merusak harapan rakyat Gaza untuk kehidupan yang lebih stabil.
Selain itu, Korea Utara menilai usulan Trump sebagai pelanggaran terhadap Piagam PBB dan hukum internasional, Middle East Monitor melaporkan.
Hal ini tidak hanya menghambat upaya penyelesaian solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel, tetapi juga dianggap sebagai tindakan sembrono yang sama sekali tidak bisa diterima oleh dunia internasional.
Meski tidak secara langsung menyebut nama Trump, KCNA mengecam kebijakan Washington yang dinilai mendukung “kekejaman tidak manusiawi” Israel, dengan mengutip pembelaan AS terhadap hak Israel untuk mempertahankan diri dan penyediaan teknologi senjata canggih yang digunakan oleh Israel.
Usulan Trump ini pertama kali disampaikan pada 4 Februari, dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Trump menyatakan AS berencana untuk “mengambil alih” Gaza dan memindahkan warga Palestina ke negara-negara tetangga seperti Mesir dan Yordania.
Ia menggambarkan rencananya sebagai suatu “pembangunan kembali luar biasa” yang dapat mengubah Gaza menjadi “Riviera Timur Tengah”.
Usulan tersebut langsung mendapatkan penolakan luas, tidak hanya dari Palestina, tetapi juga dari banyak negara Arab dan masyarakat internasional, termasuk negara-negara besar seperti Kanada, Prancis, Jerman, dan Inggris.
Bahkan, banyak pihak menilai rencana ini sebagai bentuk penindasan terhadap warga Palestina yang sudah lama menderita akibat konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Vatikan Tolak Relokasi Warga Gaza
Menteri Luar Negeri Vatikan Pietro Parolin menjelaskan bahwa penduduk Palestina harus tetap berada di tanah mereka.
“Ini adalah salah satu poin mendasar dari Tahta Suci: tidak ada deportasi,” katanya, seperti dikutip dari kantor berita ANSA.
Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan resmi di Italia pada Kamis (13/2/2025).
Parolin menambahkan memindahkan warga Palestina akan menciptakan ketegangan regional dan dianggap tidak masuk akal.
Parolin juga mencatat bahwa negara-negara tetangga, termasuk Yordania, menolak usulan Trump tersebut.
Paus Fransiskus juga turut bersuara mengenai isu ini.
Ia mengkritik rencana Trump untuk deportasi massal migran yang tidak berdokumen di Amerika Serikat.
Dia menekankan pentingnya martabat manusia, mengatakan bahwa memulangkan orang-orang yang melarikan diri dari negara mereka dalam keadaan sulit adalah tindakan yang merusak martabat para migran.
Kepala perbatasan Trump, Tom Homan, menanggapi pernyataan Paus dengan mengharapkan agar pemimpin gereja tersebut tetap berpegang pada nilai-nilai Gereja Katolik.
Ia berharap agar masalah penegakan hukum perbatasan diserahkan kepada timnya.
Prancis Tolak Relokasi Warga Gaza
Presiden Prancis Emmanuel Macron menolak usulan pengusiran warga Palestina dari Gaza.
Macron menegaskan bahwa pengusiran hingga dua juta warga Palestina dari Gaza, seperti yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tidaklah tepat.
Ia menyatakan, “Bagi saya, solusi di Gaza bukanlah solusi real estat. Ini adalah solusi politik.”
Pernyataan ini menggambarkan keyakinan Macron bahwa masalah yang dihadapi di Gaza harus diselesaikan melalui pendekatan politik yang komprehensif, bukan dengan pemindahan paksa penduduk.
Macron mengaitkan usulan Trump untuk membeli Greenland—wilayah otonomi di dalam Kerajaan Denmark—dengan apa yang ia sebut sebagai “ketidakpastian strategis ekstrem” yang sedang dialami dunia saat ini.
Usulan tersebut, menurut Macron, mencerminkan sikap yang tidak bijaksana dan berbahaya dalam menangani isu-isu geopolitik.
China Tolak Relokasi Warga Gaza
Sebelumnya, Beijing telah menegaskan penentangannya terhadap rencana Trump yang ingin memindahkan warga Gaza ke tempat lain.
Penolakan tegas ini disampaikan oleh pemerintah China dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (5/2/2025).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan Gaza adalah wilayah Palestina dan merupakan bagian integral dari negara Palestina.
China menyatakan mereka dengan tegas menolak setiap upaya pemindahan paksa warga Gaza.
“Gaza adalah milik Palestina dan bagian dari wilayah yang tidak terpisahkan,” ujar Guo Jiakun, menanggapi pertanyaan tentang rencana Trump yang mengusulkan relokasi penduduk Gaza.
China lebih lanjut menekankan bahwa pemerintah Palestina memiliki hak penuh untuk mengatur wilayah mereka tanpa adanya intervensi dari pihak luar.
Beijing menganggap bahwa pemindahan paksa warga Gaza bertentangan dengan prinsip dasar mengenai hak menentukan nasib sendiri bagi rakyat Palestina.
Sebelumnya, penolakan telah disuarakan oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian.
Jian mengatakan pemerintah meyakini warga Palestina yang berhak memerintah negara itu.
“Itu adalah prinsip dasar pemerintah pasca konflik di Gaza,” kata Lin saat konferensi pers pada Rabu (5/2/2025), dikutip dari Anadolu Agency.
“Kami menentang pemindahan paksa warga Gaza,” imbuhnya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Koordinator bidang Perekonomian mencatat kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 60 persen lebih dan menyerap hampir 97 persen tenaga kerja.
Kemudian, kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional Indonesia mencapai sekitar 15,7 persen dari total ekspor dan pemerintah menargetkan pertumbuhan ekspor sekitar 9?lam lima tahun mendatang.
Menyikapi hal itu, PT Bank Negara Indonesia (BNI) mendorong pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) untuk meningkatkan skala bisnisnya dan membuka lapangan kerja melalui program Xpora.
Salah satu UKM yang berhasil dipertemukan dengan pembeli di luar negeri lewat program BNI Xpora yakni keripik pisang Bananania di Yogyakarta.
Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan, pendampingan BNI kepada pelaku UKM melalui Xpora dilakukan melalui berbagai aktivitas pelatihan, baik secara langsung maupun daring di sejumlah daerah di Indonesia.
“BNI terus berupaya menjalankan peran sebagai Agent of Development dan mendukung UMKM naik kelas, membuka lapangan kerja hingga bisa memperluas jaringan dan menembus pasar global,” kata Okki dikutip Jumat (14/2/2025).
Ia menyebut, Bananania saat ini mempekerjakan 10 orang pegawai tetap dan banyak pekerja harian lainnya.
Saat ini produk-produk Bananania sudah diekspor ke berbagai negara mulai dari Mesir, Australia, Malaysia, Filipina, Korea Selatan hingga Kanada.
Produk-produk Bananania pertama kali diajak BNI Xpora untuk ikut dalam pameran produk ke Hong Kong pada tahun 2022.
Pada Oktober 2024, Bananania mendapatkan business matching hingga menandatangi perjanjian dengan buyer dari Kanada.