Negara: Kanada

  • Rupiah Hari Ini Turun Imbas Meningkatnya Ketegangan Perdagangan Global

    Rupiah Hari Ini Turun Imbas Meningkatnya Ketegangan Perdagangan Global

    Jakarta, Beritaatu.com – Nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada Selasa (11/3/2025) pagi, tertekan oleh meningkatnya ketegangan dalam perdagangan global.

    Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.29 WIB di pasar spot exchange, rupiah hari ini turun 41 poin atau 0,25% ke posisi Rp 16.408 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, Senin (10/3/2025), rupiah sempat ditutup melemah 72,5 poin (0,44%) di level Rp 16.367 per dolar AS.

    Analis mata uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, investor cenderung bersikap hati-hati di tengah kekhawatiran terhadap kebijakan tarif yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, pekan lalu.

    Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan menerapkan tarif 25% terhadap barang impor dari Kanada dan Meksiko, serta menaikkan bea masuk untuk produk-produk China hingga 20%.

    “Meski begitu, Trump kemudian memberikan kelonggaran dengan menunda pemberlakuan tarif selama empat minggu untuk sebagian besar produk dari Meksiko dan Kanada. Namun, ia tetap mempertahankan kebijakan tarifnya terhadap China,” ujar Ibrahim pada Senin (10/3/2025).

    Sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick menegaskan, Trump tetap kukuh dalam menekan Meksiko, Kanada, dan China melalui tarif perdagangan, sebagai respons terhadap cara negara-negara tersebut menangani isu fentanyl.

    Saat rupiah hari ini turun, rupee India juga jatuh tinggi mencapai 0,52% menjadi 87,3 rupee per dolar AS dan ringgit Malaysia turun 0,26% menjadi 4,43 ringgit per dolar AS.

  • Profit Taking, Harga Emas Terkoreksi di Tengah Ketidakpastian Global

    Profit Taking, Harga Emas Terkoreksi di Tengah Ketidakpastian Global

    Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas mengalami koreksi pada perdagangan Senin (10/3/2025), akibat aksi ambil untung (profit taking). Penurunan ini terjadi di tengah minat terhadap aset safe haven yang disebut tetap tinggi di tengah ketidakpastian geopolitik.

    Mengutip CNBC Internasional, Selasa (11/3/2025), harga emas spot tercatat melemah 0,2% ke level US$ 2.904,5 per ons setelah sebelumnya mencatat kenaikan 2% dalam sepekan terakhir. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS terkoreksi tipis 0,1% menjadi US$ 2.910,9 per ons.

    Selain aksi profit taking, harga emas turun juga karena para pelaku pasar saat ini menantikan rilis data inflasi Amerika Serikat (AS), yang diperkirakan akan memengaruhi pergerakan harga emas ke depan.

    “Penurunan harga emas ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung dan pelemahan di pasar saham. Namun, permintaan terhadap aset safe haven masih berpotensi meningkat kembali,” ujar analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

    Bursa saham AS mengalami tekanan di tengah kekhawatiran dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian. Presiden AS Donald Trump menolak berkomentar mengenai kemungkinan resesi yang bisa timbul akibat ketidakpastian kebijakan tarif yang diterapkannya.

    Pekan lalu, Trump memberlakukan tarif baru sebesar 25% terhadap impor dari Meksiko dan Kanada, tetapi kemudian memberikan pengecualian sementara untuk beberapa produk dari kedua negara selama satu bulan.

    Menurut Wyckoff, ketidakpastian yang muncul dari perang dagang serta ancaman resesi global cenderung mendukung kenaikan harga emas.

    “Jika ketidakpastian ini terus berlanjut, harga emas bisa kembali mendekati rekor tertingginya. Data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan juga dapat memperkuat posisi emas,” jelasnya.

    Saat ini, pasar menantikan data inflasi AS, yaitu indeks harga konsumen (CPI) yang akan dirilis pada Rabu (12/3/2025) dan indeks harga produsen (PPI) pada Kamis (13/3/2025). Para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan besar The Fed akan memangkas suku bunga pada Juni mendatang.

    Ketua The Fed Jerome Powell menyatakan, dampak inflasi dari kebijakan tarif pemerintahan Trump masih perlu dianalisis lebih lanjut. Biasanya, suku bunga yang lebih rendah membuat emas lebih menarik bagi investor karena logam mulia ini tidak memberikan imbal hasil.

    Saat harga emas turun, harga perak ikut turun 0,9% menjadi US$ 32,23 per ons. Sementara itu, harga platinum naik tipis 0,04% ke US$ 963,3 per ons, dan palladium melemah 0,4% menjadi US$ 945 per ons.

  • Pasar Saham AS Kehilangan Rp 65.200 T Imbas Kebijakan Tarif Trump

    Pasar Saham AS Kehilangan Rp 65.200 T Imbas Kebijakan Tarif Trump

    Jakarta

    Rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menerapkan tarif impor memicu kekhawatiran di kalangan investor. Kebijakan Trump mendorong aksi jual besar-besaran di pasar saham yang membuat indeks S&P kehilangan US$ 4 triliun atau sekitar Rp 65.200 triliun (kurs Rp 16.300) bulan lalu.

    Langkah Trump dinilai meningkatkan risiko ketidakpastian bagi para pelaku bisnis, konsumen, hingga para investor. Trump diketahui mengenakan tarif tinggi untuk sejumlah negara seperti Kanada, Meksiko, hingga China.

    Aksi jual pasar saham terpantau semakin dalam pada hari Senin. Indeks acuan S&P 500 turun 2,7%, menjadikan hal itu sebagai penurunan harian terbesar tahun ini. Bahkan Nasdaq Composite turun 4% atau menjadi penurunan harian terbesar sejak September 2022.

    S&P 500 pada hari Senin ditutup turun 8,6% dari rekor tertingginya pada 19 Februari atau setara US$ 4 triliun. Nasdaq yang sarat teknologi berakhir pada hari Kamis dengan penurunan lebih dari 10% dari level tertingginya pada bulan Desember.

    Trump pada akhir pekan lalu enggan memprediksi apakah AS dapat menghadapi resesi karena investor khawatir tentang dampak kebijakan perdagangannya.

    “Jumlah ketidakpastian yang telah diciptakan oleh perang tarif sehubungan dengan Kanada, Meksiko, dan Eropa, menyebabkan dewan dan jajaran eksekutif mempertimbangkan kembali jalan ke depan,” ujar CEO Lazard, Peter Orszag dikutip dari Reuters, Selasa (11/4/2025).

    “Orang-orang dapat memahami ketegangan yang sedang berlangsung dengan China, tetapi bagian Kanada, Meksiko, dan Eropa membingungkan. Kecuali jika itu diselesaikan selama bulan depan atau lebih, ini dapat benar-benar merusak prospek ekonomi AS dan aktivitas M&A,” tambah Orszag.

    Delta Air Lines pada hari Senin memangkas estimasi laba kuartal pertamanya hingga setengahnya, menyebabkan sahamnya turun 14% dalam aksi purnajual. CEO Delta Air Lines Ed Bastian menyalahkan kondisi itu dengan ketidakpastian ekonomi AS yang kian meningkat.

    Investor juga mengamati apakah anggota parlemen dapat meloloskan RUU pendanaan untuk mencegah penutupan sebagian pemerintah federal. Laporan AS tentang inflasi akan dirilis pada hari Rabu.

    “Pemerintahan Trump tampaknya sedikit lebih menerima gagasan bahwa mereka baik-baik saja dengan jatuhnya pasar, dan mereka bahkan mungkin baik-baik saja dengan resesi untuk mencapai tujuan mereka yang lebih luas,” kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird.

    S&P 500 membukukan keuntungan berturut-turut lebih dari 20% pada tahun 2023 dan 2024, dipimpin oleh teknologi megacap dan saham terkait teknologi seperti Nvidia dan Tesla yang berkontribusi besar bagi pasar. Pada hari Senin, sektor teknologi S&P 500 turun 4,3.

    Sementara itu Apple dan Nvidia keduanya turun sekitar 5%, dan Tesla milik Elon Musk anjlok 15% atau kehilangan sekitar US$ 125 miliar nilainya.Aset berisiko lainnya juga terdampak, dengan Bitcoin turun 5%.

    (ily/ara)

  • Harga Emas Tertekan Aksi Ambil Untung – Page 3

    Harga Emas Tertekan Aksi Ambil Untung – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas turun pada perdagangan hari Senin karena aksi ambil untung mengimbangi dukungan dari permintaan aset safe haven yang dipicu oleh ketidakpastian geopolitik. Sementara investor emas saat ini tengah fokus pada data inflasi Amerika Serikat (AS).

    Mengutip CNBC, Selasa (11/3/2025), harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi USD 2.904,50 per ons setelah naik 2% pada minggu sebelumnya. Harga emas berjangka AS turun 0,1% menjadi USD 2.910,90.

    “Ada sedikit penurunan harga emas karena aksi ambil untung yang ringan dan pasar saham yang melemah. Namun, kita mungkin akan melihat beberapa dorongan dari permintaan safe haven nanti,” kata analis senior Kitco Metals Jim Wyckoff.

    Harga indeks saham berjangka AS turun karena kekhawatiran terus berlanjut bahwa tarif balasan dari sejumlah negara dapat memengaruhi pertumbuhan di negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

    Presiden AS Donald Trump menolak untuk memprediksi apakah AS dapat menghadapi resesi di tengah kekhawatiran pasar saham atas kebijakan tarif impor yang dijalankan sejak menjabat menjadi presiden usai dilantik.

    Sejak selasa lalu, Donald Trump memberlakukan tarif baru sebesar 25% pada impor dari Meksiko dan Kanada, bersama dengan bea masuk baru pada barang-barang China. Namun dua hari kemudian, ia membebaskan banyak impor dari Meksiko dan beberapa dari Kanada dari tarif tersebut selama sebulan.

    “Ketidakpastian mengenai perang dagang dan resesi ekonomi global semuanya menguntungkan emas, rekor tertinggi mungkin terjadi lagi. Data yang lebih lemah dari perkiraan akan menguntungkan emas,” kata Wyckoff.

     

  • Mentan Sebut Proyek Food Estate Bisa Gagal Jika Parsial & Tak Holistik

    Mentan Sebut Proyek Food Estate Bisa Gagal Jika Parsial & Tak Holistik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah sebut proyek lumbung pangan atau food estate gagal. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengungkapkan penyebab utama kegagalan program ini adalah tidak adanya penggunaan teknologi secara masif.

    Sementara itu, hubungan dagang memanas. China memutuskan akan menjatuhkan tarif hingga 100% untuk produk pangan asal Kanada per Senin 10 maret 2025.

    Selengkapnya dalam Evening Up, CNBC Indonesia (Senin, 10/03/2025)

  • 2.500 Wanita di Toronto Berpotensi Kena HIV gegara Sterilisasi Alat Medis Buruk

    2.500 Wanita di Toronto Berpotensi Kena HIV gegara Sterilisasi Alat Medis Buruk

    Jakarta

    Sebanyak 2.500 wanita di Toronto, Kanada, berpotensi terpapar Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan hepatitis setelah melakukan prosedur medis di klinik ginekologi, Dr Esther Park.

    Toronto Public Health telah mengirimkan surat kepada sekitar 2.500 pasien, memberi tahu mereka tentang potensi paparan HIV, hepatitis B, dan hepatitis C karena pelanggaran pengendalian infeksi di klinik tersebut.

    Adapun masalah tersebut terkait dengan proses pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi alat medis yang digunakan dalam prosedur seperti pengangkatan pertumbuhan serviks, biopsi uterus, serta pemasangan dan pelepasan IUD antara 10 Oktober 2020 dan 10 Oktober 2024.

    Dr Herveen Sachdeva, pejabat medis asosiasi kesehatan di Toronto Public Health, mengatakan risiko penularan sangat rendah. Meski begitu, ia menyarankan agar individu yang terkena dampak berkonsultasi dengan penyedia layanan kesehatan untuk menjalani pengujian.

    “Infeksi tertentu yang ditularkan melalui darah, seperti hepatitis B dan hepatitis C, dapat ditularkan melalui penggunaan kembali peralatan yang tidak dibersihkan dengan benar,” kata Sachdeva, dikutip dari Toronto Star.

    Juru bicara Kesehatan Masyarakat Toronto Chris Wai mengonfirmasi bahwa lembaga tersebut mengetahui masalah ini setelah menerima pengaduan pada pertengahan September 2024, kemudian meluncurkan penyelidikan sesuai dengan Standar Kesehatan Masyarakat Ontario dan Undang-Undang Perlindungan dan Promosi Kesehatan.

    Wai mengatakan klinik Park telah memperbaiki masalah pengendalian infeksi dan kini mematuhi praktik terbaik provinsi, seraya menambahkan bahwa tidak ada lagi kekhawatiran tentang pencegahan infeksi sejak 10 Oktober 2024.

    “Hingga tanggal 6 Maret, Dinas Kesehatan Masyarakat Toronto belum menerima laporan positif hepatitis B, hepatitis C, atau HIV,” tambahnya.

    Penyelidikan lebih lanjut pada klinik tersebut sampai saat ini masih berlanjut.

    (suc/kna)

  • Hadapi Ancaman Tarif Trump, KTT ASEAN Undang China-Negara Teluk

    Hadapi Ancaman Tarif Trump, KTT ASEAN Undang China-Negara Teluk

    Jakarta

    Keputusan Malaysia untuk mengundang perwakilan dari Cina dan negara-negara Teluk Arab ke KTT ASEAN pada Mei mendatang menarik perhatian global, khususnya karena Malaysia saat ini memegang kursi kepemimpinan dalam blok perdagangan di Asia Tenggara yang beranggotakan 10 negara tersebut.

    Namun, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim menegaskan bahwa kehadiran negara-negara non-anggota dalam KTT ini bukan dimaksudkan sebagai langkah melawan Amerika Serikat (AS). Dalam konferensi pers di Kuala Lumpur, ia mengatakan, ASEAN tidak sedang “memilih pihak”, tetapi berupaya “memastikan relevansi strategis ASEAN dalam dunia multipolar.”

    Meski begitu, menurut Sam Baron, peneliti di Dewan Studi Asia-Pasifik Yokosuka, Jepang, rencana Anwar untuk membentuk aliansi dagang antara ASEAN, Cina, dan negara-negara Teluk Arab yang kaya akan sumber daya serta berorientasi pada investasi itu, bisa jadi tidak disambut baik oleh Washington.

    “Negara-negara ASEAN, beberapa negara Teluk, dan Cina semuanya memiliki surplus perdagangan yang signifikan dengan AS,” ujar Baron kepada media South China Morning Post.

    “Trump tidak segan-segan menggunakan kebijakan perdagangannya sebagai alat tekanan. Anwar harus berhati-hati.”

    Mitra dagang utama?

    Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), total produk domestik bruto (PDB) negara-negara Teluk Arab yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mencapai sekitar 2,1 triliun dolar AS (sekitar Rp32,5 kuadriliun) pada 2023. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) menyumbang hampir tiga perempat dari total output ekonomi blok tersebut, yang juga mencakup Bahrain, Kuwait, Oman, dan Qatar.

    Bagi Uni Eropa, negara-negara ASEAN sudah menjadi mitra dagang utama, menempati peringkat ketiga setelah AS dan Cina. Sementara itu, mitra dagang terbesar ASEAN adalah Cina, AS, Uni Eropa, dan Jepang.

    Meskipun memiliki daya ekonomi yang cukup besar, ASEAN bukanlah blok yang homogen. Wilayah ini mencakup negara-negara berpendapatan rendah seperti Laos hingga negara maju seperti Singapura. Sebagai perbandingan, PDB per kapita Malaysia hampir dua kali lipat dari Thailand.

    Penerima manfaat dari diversifikasi perdagangan global

    Sejak pandemi COVID-19 mengungkap adanya kelemahan pada rantai pasokan global, banyak perusahaan multinasional semakin mendiversifikasi investasi manufaktur mereka.

    Huang mencatat, investasi asing langsung (FDI) dari negara-negara maju dalam Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) ke ASEAN kini meningkat dua kali lipat dibanding investasi di Cina. Padahal, pada 2018, situasinya justru berbalik.

    “ASEAN juga menarik bagi perusahaan-perusahaan Cina, dengan produsen mobil Cina yang berinvestasi sebesar 5,4 miliar dolar AS (sekitar Rp88 triliun) di kawasan ini pada 2023, hampir tiga kali lipat dari skala investasi mereka pada 2015,” katanya.

    Sharon Seah, peneliti senior di Pusat Studi ASEAN di Institut ISEAS-Yusof Ishak Singapura, berpendapat bahwa kerja sama yang lebih erat antara ASEAN dan negara-negara Teluk sangat masuk akal secara strategis.

    “Dengan memperkuat kerja sama antarblok dan kemitraan seperti Uni Eropa dan GCC, ASEAN berharap dapat menjaga perdagangan multilateral tetap terbuka dan bebas,” ujarnya.

    Menguasai jalur perdagangan terpenting dunia

    Negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Indonesia, dan Singapura memiliki keunggulan strategis dalam perdagangan global karena berbatasan dengan Selat Malaka, jalur perairan kecil yang dilalui lebih dari seperempat total jumlah perdagangan dunia. Selain itu, sekitar 80% pengiriman minyak dari Timur Tengah ke Cina dan Jepang melewati selat ini.

    Perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump, yang saat ini lebih banyak menyasar Kanada, Meksiko, dan Cina, membuat prospek perdagangan global semakin sulit diprediksi, kata Sharon Seah. Namun, dalam konteks ini, keputusan Malaysia untuk mengajak Cina ke KTT ASEAN juga dianggap sebagai “tonggak sejarah.”

    “Ini dapat dilihat sebagai upaya Malaysia untuk memperluas kerja sama ASEAN dengan Cina dan GCC dalam kemitraan tripartit yang memanfaatkan kekuatan masing-masing pihak,” ujarnya.

    Menurut Francoise Huang dari Allianz Trade, negara-negara Teluk dapat memberikan kontribusi finansial yang cukup besar berkat pendapatan minyak dan gas mereka yang melimpah. Investasi strategis dalam bidang teknologi dan kecerdasan buatan (AI) juga bisa menguntungkan ekonomi Asia.

    “ASEAN dapat memanfaatkan sebagian dari investasi tersebut untuk pertumbuhan ekonominya sendiri, sekaligus menarik investasi dari dana kekayaan negara GCC ke sektor teknologi,” ujar Huang.

    ASEAN bakal jadi pusat perdagangan global di masa depan?

    Studi terbaru dari Allianz Trade menunjukkan, beberapa negara ASEAN memiliki posisi kuat untuk memperluas peran mereka dalam perdagangan global.

    Malaysia dan Vietnam menempati peringkat kedua dan ketiga dalam potensinya menjadi pusat perdagangan global di masa depan. Sementara itu, Indonesia menempati posisi kelima.

    Peringkat pertama dalam daftar itu diduduki oleh salah satu calon kemitraan dagang baru ASEAN, yakni salah satu negara Teluk, Uni Emirat Arab.

    Saat ini, sekitar 20% ekspor ASEAN ditujukan ke AS. Menurut Huang, dengan semakin agresifnya kebijakan perdagangan AS, tidak mengherankan jika beberapa negara ASEAN mulai mengarah ke pendekatan kebijakan luar negeri yang lebih beragam.

    “Sebagai contoh, Indonesia telah memutuskan untuk bergabung dengan BRICS, seraya terus mendorong peta jalannya untuk menjadi anggota OECD,” tambah Huang.

    Malaysia juga berambisi untuk menjadi anggota BRICS, kelompok mitra ekonomi yang saat ini terdiri dari negara Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan.

    Namun, pemerintahan Trump menganggap BRICS sebagai ancaman terhadap dominasi global ekonomi AS. Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif 100% jika blok tersebut mencoba “memainkan strateginya terhadap dolar AS.”

    Artikel ini diadaptasi dari bahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Analisis Teknikal Harga Emas Hari Ini, Tren Bullish Masih Kuat – Page 3

    Analisis Teknikal Harga Emas Hari Ini, Tren Bullish Masih Kuat – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Harga emas dunia terus menunjukkan tren bullish dan mendekati batas atas kisaran mingguan. Bias jual terhadap Dolar AS (USD) tetap dominan, didorong oleh meningkatnya spekulasi bahwa Federal Reserve (The Fed) akan memangkas suku bunga beberapa kali pada 2025.

    Kekhawatiran terhadap perlambatan pertumbuhan ekonomi AS turut menekan USD, yang kini berada di level terendah multi-bulan. Kondisi ini menjadi faktor utama yang mendukung kenaikan harga emas sebagai aset safe-haven.

    Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, secara teknikal menunjukkan bahwa kombinasi candlestick dan indikator Moving Average saat ini mengindikasikan tren bullish yang masih kuat pada harga emas dunia.

    “Proyeksi hari ini menunjukkan potensi kenaikan emas hingga level USD 2.929. Namun, jika harga mengalami pembalikan (reversal), penurunan dapat mencapai USD 2.893 sebagai target terdekat,” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (10/3/2025).

    Pada sesi perdagangan Asia awal hari Senin (10/3/2025), harga emas telah menarik minat beli dan bertahan di sekitar level USD 2.915. Ketidakpastian global dan kebijakan perdagangan yang agresif dari Presiden AS Donald Trump menjadi faktor pendorong permintaan emas.

    Trump baru-baru ini mengeluarkan perintah eksekutif yang mengecualikan barang dari Kanada dan Meksiko di bawah Perjanjian USMCA, hanya dua hari setelah menerapkan tarif baru. Namun, Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick, menegaskan bahwa tarif 25% pada impor baja dan aluminium yang dijadwalkan berlaku mulai Rabu kemungkinan besar tidak akan ditunda.

    “Ketidakpastian kebijakan tarif ini diperkirakan akan meningkatkan permintaan aset safe-haven seperti emas dalam jangka pendek,” kata Andy.

     

  • Mobil Tesla Tak Ada Harganya, Pemilik Ramai-ramai Hujat Elon Musk

    Mobil Tesla Tak Ada Harganya, Pemilik Ramai-ramai Hujat Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peredaran stiker anti Elon Musk di antara pengemudi Tesla kian marak. Hal ini disampaikan oleh salah satu penjual stiker itu, Matthew Hiller, yang melihat adanya kenaikan signifikan dalam permintaan stiker tersebut.

    Mengutip Business Insider, Hiller menyebut mengatakan penjualan stiker anti Elon Musk melonjak dalam beberapa minggu terakhir, sejak penghormatan kontroversial CEO Tesla itu di kampanye umum Trump. Ia mengaku menjual antara 400 dan 500 stiker bertuliskan ‘Elon Killed My Resale Value’ dalam sehari.

    “Mereka berada dalam posisi tidak dapat menjual mobil Tesla secara finansial dan mereka terjebak dengan mobil itu. Mereka tidak dapat menjualnya karena nilainya telah turun dan mereka tidak akan mendapatkan keuntungan yang diinginkan,” katanya.

    Mengacu pada beberapa komentar yang ditinggalkan di toko online miliknya, ia berkata bahwa banyak konsumen yang mengaku dapat mengendarai mobil tanpa rasa malu. Sebagian juga mengaku akan tetap menempelkan ini di mobil saya sampai dapat menjualnya.

    Hiller kemudian menyebut beberapa pembeli stiker menganggap dukungan Musk terhadap politik sayap kanan sebagai sentimen negatif. Penjualan dan saham Tesla telah jatuh di tengah keresahan di beberapa kalangan tentang politik Musk.

    “Hal yang sangat tidak menarik. Respons terhadap stiker tersebut sejak ia bersekutu dengan Trump sungguh luar biasa,” tuturnya.

    “Seorang pelanggan dengan paket baterai Tesla Powerwall juga mengatakan mereka membeli stiker untuk ditempel di rumah mereka.”

    Stiker, yang harganya antara US$ 6,28 (Rp 102 ribu) dan US$ 12,54 (Rp 204 ribu), telah menjadi populer di luar AS juga, dengan Hiller menerima pesanan dari pelanggan di Prancis, Norwegia, Jepang, Kanada, Estonia, Malaysia, dan Irlandia.

    Gerakan menentang Tesla telah mendapatkan daya tarik dalam beberapa minggu terakhir, dengan demonstrasi di luar puluhan ruang pamer Tesla di seluruh AS.

    Saham Tesla telah jatuh sekitar sepertiga tahun ini, sementara penjualan telah merosot di Eropa. Penurunan tersebut juga berdampak pada kekayaan bersih Musk, meskipun ia tetap menjadi orang terkaya di dunia.

    (fab/fab)

  • Pemerintahan Trump Dipusingkan Lonjakan Harga Telur, Investigasi Dilakukan – Halaman all

    Pemerintahan Trump Dipusingkan Lonjakan Harga Telur, Investigasi Dilakukan – Halaman all

     

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) dilaporkan telah meluncurkan penyelidikan terhadap kenaikan harga telur yang sangat tinggi.

    Penyelidikan dimaksudkan  untuk memeriksa apakah produsen telur  berkolusi untuk menaikkan biaya atau membatasi pasokan.

    Mengapa Hal Ini Penting

    Para pemilih secara mayoritas menyebut tekanan dan kekhawatiran ekonomi sebagai alasan utama mereka memilih kembali Presiden Donald Trump tahun lalu.

    Salah satu indikator utama meningkatnya kesulitan adalah harga telur, yang mencapai titik tertinggi sepanjang masa tak lama setelah pelantikan Trump pada bulan Januari lalu.

    Trump berjanji untuk mengatasi harga telur dan barang serta jasa lain yang mahal pada “hari pertama” pemerintahannya.

    Akan  tetapi mengakui pada bulan Desember 2024 bahwa “sulit untuk menurunkan harga setelah harganya naik.”

    Apa yang Perlu Diketahui

    DOJ telah meluncurkan penyelidikan terhadap harga telur dan apakah kenaikan harga yang berkelanjutan terkait dengan konspirasi untuk menaikkan harga atau menahan persediaan untuk menciptakan kelangkaan palsu.

    The Wall Street Journal melaporkan bahwa investigasi tersebut masih dalam tahap awal dan mungkin tidak akan mengarah pada tindakan formal. 

    Media tersebut tidak dapat menyebutkan tim mana di DOJ yang akan memimpin investigasi tersebut.

    Masih belum jelas apa yang mendorong DOJ untuk melakukan penyelidikan ini.

    Namun, para ahli mengatakan bahwa harga telur telah melonjak secara nasional karena wabah flu burung, yang telah sangat mengurangi jumlah ayam petelur.

    Bulan lalu, pemerintahan Trump memperkenalkan rencana lima bagian untuk mengatasi melonjaknya harga telur.

    Akan  tetapi memperingatkan bahwa mungkin perlu waktu sebelum konsumen menyadari harga yang lebih rendah di kasir.

    Departemen Pertanian mengumumkan pada bulan Februari bahwa mereka akan menginvestasikan hingga $1 miliar untuk mengatasi tekanan inflasi dan bahwa mereka bekerja sama dengan Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) untuk mengurangi “pemborosan pengeluaran.”

    Apa Kata Orang

    Jurnalis Sam Stein, di X (Twitter): “Ketika Gedung Putih Biden menyatakan bahwa kenaikan harga oleh perusahaan mungkin menjadi penyebab tingginya biaya, pernyataan itu diejek oleh kaum konservatif. Sekarang, Departemen Kehakiman Trump sedang menyelidiki produsen telur yang lebih besar untuk melihat apakah mereka telah berkonspirasi untuk menaikkan harga atau menahan pasokan.”

    Perwakilan Demokrat Haley Stevens dari Michigan, pada X: “Harga telur sekarang rata-rata $5 per lusin, 20 persen lebih mahal daripada saat Trump dilantik. Seorang miliarder yang tidak dipilih yang telah menghasilkan $38 miliar dalam kontrak pemerintah, memecat inspektur jenderal.”

    Presiden Donald Trump menyampaikan pidato di hadapan para petani Amerika pada hari Senin di Truth Social, sehari sebelum tarif baru yang menargetkan produk dari Kanada, Meksiko, dan Tiongkok mulai berlaku:

    “Kepada Para Petani Hebat Amerika Serikat: Bersiaplah untuk mulai memproduksi banyak produk pertanian untuk dijual DI DALAM Amerika Serikat. Tarif akan berlaku untuk produk luar negeri pada tanggal 2 April. Selamat bersenang-senang!”

    Apa yang terjadi selanjutnya

    Investigasi DOJ perlu memberikan temuannya tentang potensi kolusi dan tindakan lebih lanjut, tetapi masih belum jelas berapa lama investigasi akan berlangsung.

    Sementara itu, pemerintahan Trump sedang mengupayakan segala cara untuk menekan biaya.

    Harga telur saat ini

    Menurut data dari Departemen Pertanian Amerika Serikat, harga telur hampir  dua kali lipat dalam enam minggu terakhir.

    Dimana harga rata-rata telur satu lusin sekitar $8 (Rp 130 ribu).

    Gedung Putih mengubah arah perintah eksekutif Departemen Pendidikan 

    Sekitar 10 perusahaan mengendalikan sebagian besar telur yang diproduksi di Amerika dan mereka menentukan harga telur terlepas ada wabah flu burung atau tidak.

    Salah satu perusahaan tersebut, Cal-Maine Foods yang berkantor pusat di Mississippi, meningkatkan laba mereka hingga 7,5 kali lipat selama tahun pertama wabah flu burung meskipun tidak terjadi wabah pada ternak mereka sendiri pada tahun fiskal tersebut, demikian temuan Food and Water Watch.

    Selama tahun fiskal tersebut, dari Juni 2022 hingga Mei 2023, Cal-Maine menjual 7% lebih banyak telur daripada tahun fiskal 2021.