Negara: Kamboja

  • Impor Trump: Apa Saja Dampaknya bagi Negara Berkembang? – Halaman all

    Impor Trump: Apa Saja Dampaknya bagi Negara Berkembang? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tarif impor yang diberlakukan oleh Presiden AS, Donald Trump, memicu peringatan serius dari Badan Perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai potensi bencana ekonomi yang dapat melanda negara-negara berkembang, khususnya di kawasan Asia dan Afrika.

    Kebijakan ini, yang resmi diberlakukan pada awal April, memiliki implikasi yang jauh lebih luas bagi perekonomian global.

    Apa yang Terjadi dengan Kebijakan Tarif Trump?

    Pada awal April, Donald Trump menerapkan kebijakan tarif resiprokal kepada 180 negara.

    Meskipun ada pengumuman penundaan selama 90 hari untuk tarif tinggi terhadap 56 negara, risiko masih tetap ada.

    Kebijakan ini berpotensi membuat barang-barang yang tidak diproduksi di Amerika Serikat terkena pajak tambahan, yang tentu saja akan meningkatkan biaya barang impor ke pasar AS.

    Menurut Pusat Perdagangan Internasional (International Trade Center/ITC), kebijakan ini dapat menyebabkan perdagangan global menyusut antara 3 persen hingga 7 persen.

    Lebih jauh lagi, produk domestik bruto (GDP) global diproyeksi merosot sekitar 0,7 persen, dengan negara-negara berkembang menjadi yang paling terkena dampak.

    Apa Dampaknya pada Ekonomi Negara Berkembang?

    Kebijakan tarif ini berpotensi menghentikan keuntungan ekonomi yang telah diraih oleh negara-negara berkembang dalam beberapa tahun terakhir.

    Coke-Hamilton menegaskan, “Tarif dapat memiliki dampak yang jauh lebih berbahaya daripada pencabutan bantuan asing.”

    Ini karena banyak negara berkembang sangat bergantung pada ekspor produk seperti tekstil, elektronik, baja, dan produk pertanian ke pasar AS.

    Namun, dengan adanya tarif tinggi, harga barang yang dijual ke AS menjadi lebih mahal, yang pada gilirannya mengurangi permintaan terhadap barang-barang tersebut.

    Ketidakpastian yang ditimbulkan akibat perang dagang yang disebabkan oleh kebijakan Trump berpotensi menghancurkan arus investasi asing ke negara-negara berkembang.

    Investor mungkin mulai menjauhi kawasan-kawasan yang terdampak oleh ketegangan perdagangan ini, menciptakan tantangan baru bagi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

    Negara Mana Saja yang Paling Terkena Dampak?

    Beberapa negara paling kurang berkembang yang berpotensi terdampak dari kebijakan tarif ini terletak di kawasan Asia Tenggara dan Afrika, termasuk Lesotho, Kamboja, Laos, Madagaskar, dan Myanmar.

    Bangladesh, sebagai eksportir pakaian jadi terbesar kedua di dunia, juga diprediksi akan kehilangan hingga 33 miliar dollar jika tarif AS sebesar 37 persen tetap berlaku setelah masa jeda 90 hari.

    Madagaskar, yang sangat bergantung pada industri tekstil dan garmen sebagai pendorong utama ekonominya, juga akan mengalami dampak serupa.

    Selama bertahun-tahun, Madagaskar mendapatkan akses bebas tarif ke pasar AS melalui program African Growth and Opportunity Act (AGOA).

    Namun, sejak 2 April, penerapan tarif impor membuat sekitar 80 persen produk tekstil dan pakaian jadi yang diproduksi di negara itu tidak dapat lagi diekspor ke AS.

    Peningkatan tarif impor yang diberlakukan oleh AS dapat menciptakan efek domino yang merugikan bagi negara-negara berkembang, di mana perekonomian mereka banyak bergantung pada ekspor.

    Kebijakan ini tidak hanya memengaruhi perdagangan internasional tetapi juga menciptakan ketidakpastian yang dapat menurunkan arus investasi.

    Oleh karena itu, perluasan diskusi mengenai efek jangka panjang dari kebijakan ini harus menjadi perhatian bagi para pemangku kepentingan di seluruh dunia, demi menjaga stabilitas ekonomi global.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Tarif Impor Trump Bawa Bencana Buruk Bagi Negara Berkembang, Asia dan Afrika Paling Terdampak – Halaman all

    Tarif Impor Trump Bawa Bencana Buruk Bagi Negara Berkembang, Asia dan Afrika Paling Terdampak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Badan Perdagangan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan negara-negara berkembang untuk bersiap menghadapi bencana ekonomi dahsyat imbas tarif impor yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

    Seperti diketahui pada awal April ini, Presiden AS Donald Trump secara resmi memberlakukan kebijakan tarif resiprokal kepada 180 negara di berbagai belahan dunia.

    Namun secara mengejutkan Trump mengumumkan bahwa pemberian tarif tinggi terhadap 56 negara  ditunda selama 90 hari. Kendati telah ditunda, namun kebijakan tersebut berpotensi membuat semua barang yang tidak dibuat di Amerika Serikat akan dikenakan pajak tambahan.

    Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan biaya barang yang akan di dijual ke pasar AS, termasuk berbagai produk asing yang berasal dari negara-negara berkembang asal Asia.

    The International Trade Center (ITC) atau Pusat Perdagangan Internasional menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat berimbas pada perdagangan global yang dapat menyusut 3 persen hingga 7 persen.

    Selain itu produk domestik bruto global (global gross domestic bruto) atau GDP diproyeksi merosot 0,7 persen, dengan negara-negara berkembang menjadi yang paling terkena dampak, kata Pusat Perdagangan Internasional (ITC).

    “Ini sangat besar. Jika eskalasi antara China dan AS ini berlanjut, ini akan mengakibatkan pengurangan perdagangan antara kedua negara hingga 80 persen, dan efek berantainya secara menyeluruh dapat menjadi bencana besar,” kata Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Internasional Pamela Coke-Hamilton kepada Reuters, dikutip dari Reuters.

    Tak sampai disitu, Coke-Hamilton menyebut bahwa negara-negara berkembang juga berisiko mengalami kemunduran dari keuntungan ekonomi yang telah mereka peroleh dalam beberapa tahun terakhir.

    “Tarif dapat memiliki dampak yang jauh lebih berbahaya daripada pencabutan bantuan asing,” jelasnya.

    Ancaman ini dilontarkan bukan tanpa alasan, pasalnya banyak negara berkembang yang menggantungkan perekonomian mereka pada ekspor barang seperti tekstil, elektronik, baja, dan produk pertanian ke pasar AS.

    Akan tetapi setelah Trump memberlakukan tarif tinggi, barang-barang yang akan dijual ke AS dibanderol menjadi lebih mahal dari harga sebelumnya. Imbasnya permintaan barang dari negara berkembang akan menurun karena konsumen dan perusahaan AS mencari alternatif domestik atau dari negara yang tidak terkena tarif.

    Alhasil ekspor dari negara berkembang terhambat, berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu ketidakpastian akibat perang dagang yang dipicu oleh kebijakan Trump dapat memukul arus investasi asing ke negara berkembang, menyebabkan investor asing mulai menghindari kawasan yang terdampak ketegangan dagang

    Negara yang Terdampak Tarif Trump

    Adapun beberapa negara paling kurang berkembang di dunia yang berpotensi terdampak kebijakan Trump mayoritas dialami oleh negara di wilayah Asia Tenggara dan Afrika, seperti Lesotho, Kamboja, Laos, Madagaskar, dan Myanmar.

    Menyusul yang lainnya Bangladesh yang merupakan eksportir pakaian jadi terbesar kedua di dunia juga berpotensi terdampak, PBB  memperkirakan Bangladesh kehilangan 3,3 miliar  dolar jika tarif AS sebesar 37 persen tetap berlaku setelah jeda 90 hari.

    Hal serupa juga turut dialami Madagaskar yang sangat bergantung pada industri tekstil dan garmen sebagai penggerak utama ekonominya. Selama bertahun-tahun negara ini mendapatkan akses bebas tarif ke pasar AS melalui program AGOA (African Growth and Opportunity Act).

    Namun pada 2 April lalu Trump mulai menetapkan tarif impor, imbasnya sekitar 80 persen produk tekstil dan pakaian jadi buatan pabrik Tiongkok dan India yang ada di Madagaskar tak dapat lagi di ekspor ke AS.

  • Viral Cuitan Penyanyi Asal AS, Azealia Banks Sebut Indonesia ‘Tempat Sampah’ Dunia – Halaman all

    Viral Cuitan Penyanyi Asal AS, Azealia Banks Sebut Indonesia ‘Tempat Sampah’ Dunia – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Penyanyi sekaligus rapper asal Amerika Serikat, Azealia Banks viral setelah menyebut Indonesia sebagai ‘tempat sampah’ dunia.

    Cuitan tersebut ditulis di akun X @azealiaslacewig pada Jumat (11/4/2024).

    Tulisan tersebut bermula saat Azealia Banks menyebut negara Meksiko memiliki gadis yang kuat.

    Sejarah dan kerajaan di Meksiko membuat Azealia Banks menyebut hal itu.

    Namun ada warganet yang menyinggung Meksiko tak ada apa-apanya dibandingkan gadis Indonesia.

    “Indonesia memiliki potensi/pengaruh yang jauh lebih besar & jauh lebih penting daripada gadis Meksiko. Entahlah bagaimana Anda tidak bisa melihat ini,” tulis warganet.

    Cuitan tersebut mendapat respons panjang dari Azealia Banks.

    Azealia Banks dengan berat hati mengatakan Indonesia adalah tong sampah dunia.

    Bahkan Azealia Banks menyebut Indonesia hampir sama tercemarnya dengan India.

    “Indonesia adalah tong sampah dunia. Benci untuk mengatakannya seperti itu tetapi Indonesia adalah gurun yang tercemar seperti halnya India,” buka Azealia Banks.

    Hal ini bahkan membuat Azealia Banks sebisa mungkin tak memakan hasil laut di Samudera Hindia.

    “Saya tidak akan *secara sadar* memakan apa pun yang ditangkap dari Samudra Hindia,” tambahnya.

    Secara garis besar, Azealia Banks menyebut lautan Indonesia bisa tercemar dari sampah-sampah kiriman dunia.

    Akibatnya, kesehatan orang Indonesia disebut akan bermasalah setidaknya 200 tahun ke depan.

    Azealia Banks juga menegaskan Indonesia tengah membutuhkan bantuan besar.

    “Komplikasi kesehatan orang Indonesia karena dunia mengirimkan sampahnya ke sana akan menyebabkan tenaga kerja berkurang selama 200 tahun ke depan juga.

    Secara harfiah, Indonesia membutuhkan bantuan BESAR,” tegasnya.

    Wanita berusia 33 tahun tersebut lalu menyalurkan ide gila pada para orang-orang terkaya, seperti Elon Musk dan Jeff Bezos untuk mengirim sampah-sampah lautan ke Mars.

    Menurut Azealia, jika ada kesempatan terbang ke luar angkasa di planet lain, mengapa tak membuang sampah-sampah tersebut.

    Mengirim manusia ke planet lain hanya membuang-buang waktu.

    Segala umpatan dilontarkan Azealia Banks terkait hal tersebut.

    “Alih-alih mengirim kotoran bodoh Katy Perry ke luar angkasa, Bezos dan Musk perlu mengambil sampah itu dari tanah orang-orang dan melemparkan sampah itu ke Mars.”

    “Coba gali semua sampah dari lautan dan kirim kotoran itu ke Mars, jangan kirim orang ke sana, seperti W*F??

    Berhentilah berfantasi bodoh dan berhenti membuang-buang waktu orang untuk bereksplorasi ke ruang angkasa, untuk apa?

    Untuk bertemu dengan siapa?

    Kemanusiaan tidak akan mendapatkan apapun dari perjalanan luar angkasa jika kita berada dalam kondisi lingkungan dan kesehatan fisik yang buruk di bumi ini,” tulisnya.

    Terakhir, Azealia Banks menyebut perjalanan ke luar angkasa hanyalah pembodohan dan pemborosan yang tak berguna.

    “Saya benar-benar tidak mengerti logika apa pun di balik semua omong kosong tentang luar angkasa x & asal usul bir

    Mereka pada dasarnya adalah usaha yang bodoh dan boros yang tidak akan mampu dibiayai oleh orang biasa.

    Orang tidak mampu terbang dengan jet pribadi siapa yang punya uang untuk pergi ke luar angkasa???? I don’t lmao,” tungkasnya.

    Cuitan Azealia Banks mengingatkan tentang laporan limbah plastik dari negara-negara di Kawasan Asia banyak ditemukan di beberapa pantai di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau.

    Fenomena ini banyak ditemukan pada akhir tahun.

    Temuan sampah dari botol plastik bekas minuman hingga botol plastik bekas kosmetik, terutama dari China, Malaysia, Thailand, Kamboja, serta Vietnam kerap dikeluhkan pedagang Pantai Tanjung. (*)

    (Tribunnews.com/ Siti N)

  • PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang

    PBB: Tarif Trump Bisa Jadi Bencana Besar bagi Negara Berkembang

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Perdagagan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai kebijakan tarif impor yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bisa menjadi bencana besar bagi negara-negara berkembang.

    Dikutip dari Reuters, The International Trade Center (ITC) atau Pusat Perdagangan International menyebutkan bahwa kebijakan tarif Trump dapat berimbas pada perdagangan global yang dapat menyusut hingga 3%—7% dan produk domestik bruto global (global gross domestic bruto/GDP) hingga 0,7%. Dampak tersebut paling berdapak bagi negara-negara berkembang.

    “Ini sangat besar. Jika eskalasi antara China dan AS ini berlanjut, ini akan mengakibatkan pengurangan perdagangan antara kedua negara hingga 80%, dan efek berantainya secara menyeluruh dapat menjadi bencana besar,” kata Direktur Eksekutif Pusat Perdagangan Internasional Pamela Coke-Hamilton kepada Reuters, dikutip pada Sabtu (12/4/2025).

    Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif resiprokal pada Rabu (2/4/2025). Selanjutnya pada Kamis (10/4/2025) dini hari Trump mengumumkan kebijakan tersebut akan dihentikan sementara selama 90 hari, kecuali China yang tetap dikenakan tarif sebesar 145%.

    Kebijakan tersebut membuat pasar global bergejolak. Pada Jumat (11/4/2025), China merespons dengan menaikkan bea masuknya pada impor produk AS menjadi 125% dalam perang dagang yang mengancam akan memutus rantai pasokan global tersebut.

    Dampak dari perdang dagang tersebut, Coke-Hamilton memperingatkan bahwa negara-negara berkembang berisiko mengalami kemunduran dari keuntungan ekonomi yang telah mereka peroleh dalam beberapa tahun terakhir.

    “Tarif dapat memiliki dampak yang jauh lebih berbahaya daripada pencabutan bantuan asing,” tandasnya.

    Berdasarkan data ITC, beberapa negara paling tidak berkembang di dunia, termasuk seperti Lesotho, Kamboja, Laos, Madagaskar, dan Myanmar, mungkin berupaya meningkatkan hubungan perdagangan regional untuk menyerap hilangnya sebagian pasar AS untuk ekspor mereka.

    Contohnya seperti Bangladesh, eksportir pakaian jadi terbesar kedua di dunia ini diperkirakan dapat kehilangan US$3,3 miliar dalam ekspor tahunan ke AS pada tahun 2029 jika tarif AS sebesar 37% tetap berlaku setelah jeda 90 hari.

    Sebagai alternatif bagi Bangladesh, Coke-Hamilton menyarankan agar perusahaan itu melirik pasar Eropa sebagai alternatif karena pasar tersebut masih memiliki potensi pertumbuhan. 

  • Banyak WNI Kena Kasus TPPO di Luar Negeri, Modusnya Tawarkan Lowongan Kerja Bergaji Tinggi – Halaman all

    Banyak WNI Kena Kasus TPPO di Luar Negeri, Modusnya Tawarkan Lowongan Kerja Bergaji Tinggi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Christina Aryani meminta para pekerja migran Indonesia (PMI) untuk mengakses pelayanan dan bantuan lewat Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di negara penempatan jika menemui masalah. 

    Selain itu PMI juga bisa mengakses hotline milik Kementerian P2MI lewat +622129244800 untuk luar negeri, dan 0-800-1000 untuk dalam negeri. PMI juga bisa melaporkan masalahnya ke laman siskop2mi.bp2mi.go.id

    “Bisa juga melalui Whatsapp di nomor 0811-8080-141, Kantor BP3MI atau P4MI terdekat maupun media sosial kementerian,” kata Christina kepada Tribunnews, Sabtu (12/4/2025).

    Ia menjabarkan, masalah – masalah yang sering dialami PMI di luar negeri antara lain masalah hubungan kerja seperti gaji tidak dibayar, atau kontrak kerja tidak sesuai.

    Christina juga mengingatkan masyarakat yang mau menjadi PMI agar mengikuti aturan sesuai prosedur dan penempatan resmi. 

    Dirinya meminta masyarakat tidak tergiur dengan iming atau iklan lowongan kerja bergaji tinggi pada negara yang tidak memiliki kerja sama penempatan dengan pemerintah Indonesia.

    Negara itu diantaranya Thailand, Myanmar dan Kamboja. Pasalnya 3 negara ini punya banyak kasus tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang menimpa WNI.

    “Alasannya negara-negara itu rawan akan tindak pidana perdagangan orang,” tegas dia.

    Ia menyayangkan masih banyaknya warga Indonesia yang menjadi korban TPPO, karena tidak mendapat informasi jelas soal pekerjaan di negara penempatan. 

    Misalnya kasus Saleh Darmawan (24), warga Kota Bekasi, Jawa Barat yang diduga menjadi korban sindikat perdagangan orang internasional.

    “Harapannya, tidak ada lagi rakyat yang menjadi korban TPPO dan tentunya sejalan dengan concern Bapak Presiden Prabowo terkait keselamatan rakyat kita di luar negeri,” pungkas dia.

  • Bersatu Hadapi Dunia! Ini Cara Negara ASEAN Bahu-Membahu Lawan Ketidakpastian Global

    Bersatu Hadapi Dunia! Ini Cara Negara ASEAN Bahu-Membahu Lawan Ketidakpastian Global

    Jakarta: Di tengah ketidakpastian global yang makin meningkat dari tensi geopolitik, risiko inflasi, sampai gangguan rantai pasok, negara-negara ASEAN tak tinggal diam. 
     
    Mereka justru mempererat kerja sama lewat forum tahunan yang penting banget buat masa depan ekonomi kawasan yakni ASEAN Finance Ministers’ and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM).
     
    Melansir siaran pers Bank Indonesia, Sabtu, 12 April 2025, tahun ini AFMGM ke-12 digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 10 April 2025. Dalam forum ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari seluruh negara anggota ASEAN berkumpul untuk satu misi besar yaitu menguatkan ketahanan dan kolaborasi ekonomi kawasan agar tetap tangguh di tengah badai global.
    Apa itu AFMGM?
    AFMGM adalah forum tahunan tempat para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara ASEAN bertemu dan berdiskusi. Tujuannya adalah menangani tantangan ekonomi global dan regional, memperkuat kerja sama keuangan, serta menyusun strategi untuk masa depan kawasan.

    Pertemuan ini bukan hanya soal angka dan neraca dagang, tapi juga jadi wadah menyusun langkah konkret untuk mewujudkan ekonomi ASEAN yang inklusif, terintegrasi, dan berkelanjutan.
     

    Mengapa Kerja Sama ASEAN Semakin Penting?
    Negara-negara ASEAN sangat bergantung satu sama lain, apalagi dalam rantai pasok perdagangan dunia. Ketika ekonomi besar seperti Amerika Serikat mengubah kebijakan tarif atau geopolitik memanas, dampaknya bisa terasa sampai ke kawasan ini.
     
    Makanya, kerja sama lintas negara ASEAN penting banget untuk menjaga stabilitas ekonomi, menghadapi tekanan eksternal secara kolektif, memperkuat perdagangan dan investasi intra-ASEAN.
     
    Dalam pertemuan kali ini, semua pihak menegaskan komitmennya untuk mendukung sistem perdagangan multilateral yang terbuka dan berbasis aturan, serta bekerja sama dengan mitra global untuk menciptakan solusi berimbang.
    Fokus Utama AFMGM 2025
    AFMGM ke-12 mengusung tema “Inclusivity and Sustainability” yang sejalan dengan prioritas Malaysia sebagai Ketua ASEAN tahun ini. Ada tiga agenda besar yang jadi prioritas jalur keuangan dan bank sentral:
     
    – Mendorong akses pembiayaan untuk transisi iklim yang tangguh dan berkeadilan di kawasan ASEAN
    – Mempercepat pertumbuhan pasar modal ASEAN yang lebih berkelanjutan, terhubung, dan inklusif.
    – Mendorong konektivitas pembayaran instan yang inklusif di kawasan ASEAN.
     
    Selain itu, ASEAN juga menyepakati inisiasi Project Revive, yaitu reformasi kelembagaan di sektor keuangan untuk memperkuat implementasi ASEAN Strategic Plan 2026–2030 dan mewujudkan ASEAN Community Vision 2045.
    QR Code ASEAN makin terkoneksi!
    Selain itu, satu gebrakan menarik dalam forum ini adalah bergabungnya National Bank of Cambodia dalam proyek Regional Payment Connectivity (RPC), sebuah inisiatif konektivitas pembayaran lintas negara ASEAN. Peluncuran fase kedua QR Code Malaysia-Kamboja pada 8 April 2025 menandai langkah maju integrasi keuangan digital di Asia Tenggara.
     
    Semakin banyak negara yang terlibat, semakin mudah transaksi lintas batas dilakukan. Bayangkan kamu traveling ke Kamboja tapi tetap bisa bayar pakai dompet digital dari Indonesia, itu sudah mulai jadi kenyataan.
    Sektor swasta juga diajak kerja sama
    AFMGM bukan cuma urusan pemerintah. Forum ini juga menghadirkan dialog bersama pelaku usaha lewat ASEAN Business Advisory Council, EU-ASEAN Business Council, dan US-ASEAN Business Council. Tujuannya, untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Xi Jinping Cari Dukungan 3 Negara Asia untuk Lawan Strategi Trump – Halaman all

    Xi Jinping Cari Dukungan 3 Negara Asia untuk Lawan Strategi Trump – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden China Xi Jinping mengumumkan rencana tur ke tiga negara Asia Tenggara pada pekan depan di tengah memanasnya perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS). 

    Tiga negara tersebut yakni Vietnam, Malaysia serta Kamboja. Menurut kantor berita pemerintah, Xinhua rencananya Xi Jinping akan mengunjungi Vietnam pada tanggal 14 hingga 15 April, dan dilanjutkan kunjungan ke Malaysia serta Kamboja pada 15 hingga 18 April.

    Kunjungan ini digelar Xi bertujuan untuk mempererat hubungan China dengan sejumlah negara tetangga, di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat pasca China dikenakan tarif sebesar 145 persen oleh Amerika Serikat.

    Tur ini menjadi upaya diplomatik yang langka, mengingat terakhir kali Xi Jinping mengunjungi Kamboja dan Malaysia masing-masing sembilan dan dua belas tahun lalu.

    Sementara kunjungan terakhirnya ke Vietnam terjadi baru-baru ini, yakni pada Desember 2023.

    Upaya ini juga menunjukan tekad China yang ingin tampil sebagai mitra dagang global yang stabil dan dapat diandalkan, terutama di tengah ketidakpastian akibat kebijakan AS.

    Dengan menawarkan alternatif perdagangan bebas dan multilateral, China berharap dapat menarik sekutu-sekutu AS yang mungkin merasa dirugikan oleh kebijakan tarif tersebut.

    Tak dirinci kesepakatan apa yang akan ditekan China dengan Kamboja, Malaysia dan Vietnam. Namun menurut dua pejabat Vietnam, China dan Vietnam diperkirakan akan menandatangani sekitar 40 kesepakatan.

    Termasuk diantaranya beberapa kerja sama terkait jaringan rel kereta api.

    Sebelumnya, Vietnam sempat mengajukan permintaan kepada China untuk pendanaan dan teknologi guna mengembangkan jaringan kereta api mereka, melansir dari Bloomberg.

    China Hubungi Uni Eropa

    Terpisah, sebelum Jinping melakukan tur ke tiga negara di Asia Tenggara, awal minggu ini Jinping telah lebih dulu membuat pendekatan untuk kerja sama yang lebih erat dengan Uni Eropa.

    “China dan Uni Eropa harus menjalankan tanggung jawab internasional, menjaga tren globalisasi ekonomi dan lingkungan perdagangan internasional, serta bersama-sama menolak tindakan sepihak yang bersifat membully,” kata Xi saat bertemu Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, Jumat (11/4/2025). 

    China dan UE membahas penciptaan lingkungan bisnis yang lebih kondusif bagi perusahaan dan menangani isu-isu terkait transfer perdagangan.

    Kedua pihak sepakat untuk terus memperkuat komunikasi dalam kerangka Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan bersama-sama mempromosikan reformasi WTO.

    Langkah ini diambil sebagai strategi baru China pasca Trump menaikkan tarif impor China menjadi 125 persen setelah Beijing mengumumkan tarif 84 persen untuk barang-barang AS.

    “Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada pasar dunia, dengan ini saya menaikkan tarif yang dibebankan kepada Tiongkok oleh AS menjadi 125 persen, berlaku segera,” kata Trump, dinukil dari CNN International.

    (Tribunnews.com / Namira)

     

  • Xi Jinping Kunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja usai Tarif Trump, Indonesia Gak Diajak?

    Xi Jinping Kunjungi Vietnam, Malaysia, dan Kamboja usai Tarif Trump, Indonesia Gak Diajak?

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden China, Xi Jinping akan memulai tur tiga negara di Asia Tenggara guna memperkuat hubungan dengan beberapa negara tetangga terdekat. Adakah nama Indonesia?

    Kepala Negara Tiongkok itu berkeliling di tengah meningkatnya ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat (AS). Tur Xi akan dimulai pekan depan, yang merupakan perjalanan luar negeri pertamanya tahun ini.

    Xi dijadwalkan berkunjung ke Vietnam pada 14–15 April 2025, sedang Malaysia dan Kamboja pada 15–18 April 2025, demikian menurut laporan kantor berita pemerintah Xinhua, Jumat, 11 April 2025.

    Tiongkok, yang dikenai tarif sebesar 145 persen oleh Amerika Serikat sejak Presiden Donald Trump menjabat tahun ini, kini bergerak cepat untuk mempererat hubungan dengan negara-negara lain, yang juga terdampak oleh kebijakan perdagangan keras Washington.

    Sejumlah negara yang turut terkena tarif balasan dari Trump antara lain, Kamboja sebesar 49 persen, Vietnam 46 persen, dan Malaysia 24 persen.

    Ketiganya terpantau telah mulai menjalin komunikasi dengan AS untuk meminta keringanan. Sementara itu, Tiongkok tetap berada di luar jalur negosiasi bilateral, sebab Beijing dan Washington memang memiliki sejarah rivalitas panjang.

    Kunjungan bilateral yang jarang terjadi ini menjadi momen diplomasi pribadi berprofil tinggi bagi Presiden Xi.

    Untuk itu, awal pekan ini, Presiden Tiongkok tersebut berjanji untuk memperdalam “kerja sama menyeluruh” dengan negara-negara tetangga Tiongkok.

    Kantor berita Xinhua menyebutkan, Tiongkok dan Malaysia ibarat ‘partikel air yang mengalir tak dapat diputuskan’, dan Kamboja adalah “sahabat karib” China.

    Pada hari-hari sebelum dan sesudah tarif balasan dari Trump mulai diberlakukan, 9 April 2025, yang sebagian besar kini telah ditangguhkan, kecuali untuk Tiongkok, Beijing sudah mulai mendorong blok-blok kawasan di seluruh dunia untuk bersatu dalam menentang kebijakan AS.

    China Temui Juga Arab Saudi dan Afrika Selatan

    Kunjungan Xi ke Vietnam dilakukan atas undangan Presiden Luong Cuong, demikian disampaikan pihak Beijing. Xi terakhir kali mengunjungi Vietnam pada Desember 2023.

    Vietnam selama ini menjalankan pendekatan ‘diplomasi bambu’ alias dua kaki, berusaha menjaga hubungan baik baik dengan Tiongkok maupun Amerika Serikat.

    Negara ini berbagi kekhawatiran dengan AS mengenai semakin agresifnya tindakan Beijing di wilayah Laut China Selatan yang disengketakan, meskipun tetap memiliki hubungan ekonomi yang erat dengan Tiongkok.

    Di sisi lain, Kunjungan Xi ke Malaysia akan berlangsung pada 15 hingga 17 April, menurut pengumuman resmi pemerintah Malaysia pekan ini.

    “Kunjungan Xi merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempererat hubungan dagang dengan berbagai negara termasuk Tiongkok,” kata Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil.

    Pada Kamis pekan depan, Xi dijadwalkan bertolak ke Kamboja, salah satu sekutu terkuat Tiongkok di Asia Tenggara, di mana pengaruh Beijing terus tumbuh dalam beberapa tahun terakhir, sebelum mengakhiri lawatannya Jumat mendatang.

    Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Wentao juga telah mengadakan pertemuan virtual dengan mitranya dari Uni Eropa, Malaysia, serta Arab Saudi dan Afrika Selatan.

    Dalam keterangan resmi maupun pemberitaan media lokal Tiongkok, sama sekali tak ada keterangan Indonesia masuk menjadi bagian dari ‘negara tetangga’ yang ditargetkan Xi. Baik sebagai kepastian maupun wacana. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jelang Turnamen JSSL Singapore 7’s, Pesepakbola Putri Usia Dini Indonesia Jalani Pelatihan di Kudus

    Jelang Turnamen JSSL Singapore 7’s, Pesepakbola Putri Usia Dini Indonesia Jalani Pelatihan di Kudus

    Pada JSSL Singapore 7’s 2025 yang digadang sebagai turnamen terbesar di Asia ini, Timo menegaskan bahwa tidak ada beban target. Yang terpenting menurutnya, jajaran pelatih mengimbau agar para atlet dapat bermain semaksimal mungkin dan menikmati pertandingan.

    Dalam turnamen tersebut, Timo ingin tahu sejauh mana kemampuan tim asuhannya dibandingkan dengan klub- klub negara lain.

    “Kedua, kita ingin tahu talenta yang kita punyai ini sebagus apa untuk proyeksi masa depannya. Kita ingin tahu kelebihan mereka itu seperti apa, dan apakah kualitasnya bisa diandalkan nggak untuk bibit- bibit masa depan. Jadi bebannya bukan menang bukan juara, tetapi bebannya bagaimana kita bisa menjadikan mereka bintang besar,” tegasnya.

    Salah seorang pemain HydroPlus Strikers, Amanda Fitriani menambahkan, ia bersama rekan setim siap menjalankan intrusksi pelatih untuk tampil baik dan maksimal di tengah arena.

    Melalui serangkaian latihan intens, kekompakan dan kerjasama tim dinilai sudah cukup bagus. Amanda juga tidak khawatir meski harus menghadapi tim-tim dari negara lain. Sebab mentalnya sudah teruji lantaran rutin mengikuti turnamen dan latihan selama di sekolah sepak bola.

    “Saya sudah lebih dekat sama teman- teman, tidak canggung dan malu lagi karena sudah saling kenal. Kami siap mempersembahkan hasil terbaik di turnamen JSSL Singapore 7’s, dan berharap tim bisa keluar menjadi juara,” papar Amanda, pemain usia 13 tahun yang masih duduk di bangku SD 703 Pajagalan Bandung.

    Sementara pemain MilkLife Shakers, Rara Zenita Fatin juga mengaku tidak ada masalah dalam beradaptasi dengan rekan satu tim. Terkait program latihan sebelum berangkat ke JSSL Singapore 7’s, siswi SDUT Bumi Kartini Jepara mengatakan bahwa persiapannya sudah cukup matang.

    “Selama latihan saya mendapatkan banyak arahan dari pelatih, diminta bermain lebih tenang dan tidak terlalu memaksa. Juga diajari menjaga kondisi, teratur dalam beristirahat dan tidak makan sembarangan,” pungkas Rara yang berposisi sebagai striker di tim MilkLife Shakers.

    Sekilas Tentang JSSL Singapore 7’s

    JSSL Singapore 7’s adalah kompetisi sepak bola remaja premier Asia yang menampilkan talenta muda dari lebih 450 tim di 17 negara. Terdapat 11 kelompok usia laki-laki mulai dari U-7 sampai U-16 dan Pro Academy Boys U-16, serta empat kelompok usia perempuan U-10, U-12, U-14, U-16 dan Pro Academy Girls U-16.

    Setiap tim akan bertanding pada fase grup pada dari hari pertama hingga hari ketiga, lalu empat tim teratas di setiap grup akan lolos ke tahap Cup Knock Out atau fase gugur untuk memperebutkan trofi juara di hari terakhir.

    Selain dari Singapura, Hong Kong, Uni Emirat Arab, dan Filipina, terdapat pula tim JSSL Singapore 7’s yang berasal dari China, Thailand, Malaysia, Korea Selatan, Kamboja, Taiwan, Jepang, hingga Australia.

    Sedangkan untuk Pro Academy Girls U-16 juga diikuti oleh tim Persib Bandung (Indonesia), Sporting Lisbon (Portugal), Chonburi (Thailand), Urawa Reds (Jepang), JSSL FC (Singapura), serta Valencia CF dan Villarreal CF (Spanyol).

    Selanjutnya untuk Pro Academy Boys U-16 dihuni oleh tim BG Pathum (Thailand), Borussia Dortmund (Jerman), Melbourne City (Australia), Persib Bandung (Indonesia), Tottenham Hotspur (Inggris), serta Valencia CF dan Villarreal CF (Spanyol).

    (Arief Pramono)

  • Kementerian ESDM belum berencana impor LNG dari AS

    Kementerian ESDM belum berencana impor LNG dari AS

    Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana (tengah) dalam penutupan posko nasional di BPH Migas, Jakarta, Jumat (11/4/2025). (ANTARA/Putu Indah Savitri)

    Kementerian ESDM belum berencana impor LNG dari AS
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Jumat, 11 April 2025 – 16:38 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyampaikan bahwa Indonesia belum berencana mengimpor liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat, sebab produksi dalam negeri masih memenuhi kebutuhan nasional.

    “Untuk tiga bulan pertama ini, kita sudah berhasil memastikan suplai-suplai LNG di dalam negeri itu dengan mengoptimalkan produksi yang ada di dalam negeri,” ucap Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana ketika ditemui setelah penutupan posko nasional di BPH Migas, Jakarta, Jumat (11/4).

    Meskipun berhasil memenuhi kebutuhan dalam negeri pada tiga bulan ke belakang, Dadan tidak menampik adanya tantangan ihwal ketersediaan LNG.

    Perhitungan kini, tutur Dadan, memang masih terdapat tantangan dari sisi suplai nasional untuk memenuhi peningkatan konsumsi LNG di Indonesia.

    Selain itu, Dadan juga menyampaikan bahwa sebagian dari LNG yang diproduksi di dalam negeri bertujuan untuk diekspor.

    Tantangan pemerintah kini adalah bagaimana Indonesia bisa mengoptimalkan ketersediaan LNG di dalam negeri sambil menghormati kontrak-kontrak ekspor LNG yang sudah ada.

    “LNG itu sebagian diekspor, itu perjanjian kontraknya sudah terjadi pada saat sebelumnya (sebelum peningkatan kebutuhan), bukan sekarang. Sekarang, konsumsi kita naik. Ini yang sedang kami coba lakukan,” ucap Dadan.

    Secara ideal, Indonesia ingin meningkatkan kemandirian energi dalam negeri. Oleh karena itu, akan sangat bagus kalau Indonesia memproduksi LNG-nya sendiri dan dimanfaatkan sendiri.

    Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Airlangga Hartarto berencana untuk mengimpor LNG dari Amerika Serikat, sebagai salah satu upaya untuk menyetarakan neraca perdagangan antara Amerika Serikat dengan Indonesia.

    Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, pada 2024 Indonesia mencatatkan surplus perdagangan 14,34 miliar dolar AS dengan Amerika Serikat.

    Surplus itu sebagian besar berasal dari ekspor mesin dan perlengkapan elektrik, pakaian dan aksesori pakaian, serta alas kaki.

    Keinginan menyetarakan neraca perdagangan dilandasi oleh kebijakan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia.

    Indonesia terkena tarif resiprokal 32 persen, sementara negara-negara ASEAN lainnya, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.

    Akan tetapi, pada Rabu (9/4/2025) sore waktu AS, Trump telah mengumumkan penundaan selama 90 hari atas tarif resiprokal ke berbagai negara mitra dagang, namun tetap menaikkan bea masuk kepada China sebesar 125 persen.

    Negara yang rencananya akan dikenakan tarif resiprokal lebih tinggi hanya dikenakan tarif dasar sebesar 10 persen, yang mana untuk baja, aluminium, dan mobil akan sama.

    Sumber : Antara