Negara: Kamboja

  • Video: Trump Kenakan Tarif 19% ke Malaysia, Thailand & Kamboja

    Video: Trump Kenakan Tarif 19% ke Malaysia, Thailand & Kamboja

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan memberlakukan tarif impor sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Besaran tarif tersebut tercantum dalam perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada Kamis (31/7/2025) waktu setempat,

    Selengkapnya dalam program Manufacture Check CNBC Indonesia, Senin (04/08/2025).

  • Negosiasi Rampung September 2025, Tarif Resiprokal AS-Indonesia Bisa Turun Lagi? – Page 3

    Negosiasi Rampung September 2025, Tarif Resiprokal AS-Indonesia Bisa Turun Lagi? – Page 3

    Menurutnya, tarif 19 persen bagi produk asal RI masih lebih baik dari sejumlah negara tetangga. Diantaranya, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Kamboja kena tarif sama yakni 19 persen. Sementara itu, Vietnam dikenakan tarif 20-40 persen, Brunei Darussalam 25 persen, serta Laos dan Myanmar sebesar 40 persen.

    “Kalau kita lihat kita ini dapat tarif resiprokal 19 persen, artinya ini tarif yang cukup bagus atau tarif yang kecil di negara-negara Asean termasuk beberapa negara seperti Malaysia, Filipina dan Thailand,” ungkapnya.

    Pada akhirnya, Budi tetap akan menghitung potensi pasar AS bagi produk Indonesia. “Kita melihat lagi pasar di Amerika, artinya kalau pasarnya ke Amerika tetap bergairah terus berarti kesempatan kita akan semakin besar karena kita mendapat tarif yang lebih bagus dibanding negara lain,” tuturnya.

     

  • Intip Negara Pesaing Berat Produk Ekspor Indonesia ke AS – Page 3

    Intip Negara Pesaing Berat Produk Ekspor Indonesia ke AS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan Budi Santoso mulai ancang-ancang antisipasi pesaing produk Indonesia ke pasar Amerika Serikat (AS). Menyusul rencana tarif resiprokal baru yang akan berlaku dalam waktu dekat.

    Budi menyampaikan saat ini sedang menghitung potensi produk RI ke pasar AS atas tarif impor baru yang telah disepakati. Termasuk mengintip negara-negara pesaing produk serupa di pasar tersebut.

    “Kita juga sudah mulai mengintip dari 10 produk ekspor kita, produk utama kita, siapa pesaingnya, pesaing dari 10 produk itu berapa dapat tarif resiprokal dan saya pikir kita masih kompetitif dengan tarif-tarif yang diberikan kepada pesaing kita,” kata Budi dalam Konferensi Pers Kinerja Ekspor Semester I, di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (4/8/2025).

    Menurutnya, tarif 19 persen bagi produk asal RI masih lebih baik dari sejumlah negara tetangga. Diantaranya, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Kamboja kena tarif sama yakni 19 persen. Sementara itu, Vietnam dikenakan tarif 20-40 persen, Brunei Darussalam 25 persen, serta Laos dan Myanmar sebesar 40 persen.

    “Kalau kita lihat kita ini dapat tarif resiprokal 19 persen, artinya ini tarif yang cukup bagus atau tarif yang kecil di negara-negara ASEAN termasuk beberapa negara seperti Malaysia, Filipina dan Thailand,” ungkapnya.

    Pada akhirnya, Budi tetap akan menghitung potensi pasar AS bagi produk Indonesia. “Kita melihat lagi pasar di Amerika, artinya kalau pasarnya ke Amerika tetap bergairah terus berarti kesempatan Indonesia akan semakin besar karena kita mendapat tarif resiprokal yang lebih bagus dibanding negara lain,” tuturnya.

     

  • Top 3: Pelabuhan Ketapang Macet, Begini Kondisi Layanan Penyeberangan – Page 3

    Top 3: Pelabuhan Ketapang Macet, Begini Kondisi Layanan Penyeberangan – Page 3

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif resiprokal untuk barang-barang impor dari negara ASEAN. Mayoritas dikenakan 19 persen, termasuk Indonesia. 

    Tak hanya Indonesia, beberapa negara anggota ASEAN seperti Malaysia, Filipina, Thailand, dan Kamboja pun dikenakan tarif setara 19 persen. Namun, keputusan ini dinilai menimbulkan sisi dilematis bagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara.

    Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menceritakan ulang, Trump awalnya berencana untuk mengenakan tarif impor sebesar 32 persen terhadap Indonesia. Sebelum pada akhirnya tarif tersebut diturunkan menjadi 19 persen setelah negosiasi pihak kedua.

    Berdasarkan kesepakatan, Indonesia berkomitmen untuk membeli produk energi dari AS senilai USD 15 miliar (sekitar Rp 244,07 triliun), produk pertanian senilai USD 4,5 miliar (sekitar Rp 73,2 triliun), serta 50 pesawat Boeing, mayoritas tipe 777. Selain itu, Indonesia juga berkomitmen menerapkan tarif 0 persen untuk produk impor AS.

    “Tarif 19 persen untuk barang ekspor Indonesia ke AS, sementara AS bisa mendapat fasilitas 0 persen, sebenarnya punya risiko tinggi bagi neraca perdagangan Indonesia,” kata Bhima, Sabtu (2/8/2025).

    Senada, Ekonom Universitas Andalas (Unand) Syafruddin Karimi mengatakan, kesepakatan dagang AS-Indonesia menempatkan RI dalam posisi yang tidak seimbang. 

    Berita selengkapnya baca di sini

  • Kamboja usulkan Trump raih Nobel Perdamaian atas upaya redam konflik

    Kamboja usulkan Trump raih Nobel Perdamaian atas upaya redam konflik

    Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong/aa.

    Kamboja usulkan Trump raih Nobel Perdamaian atas upaya redam konflik
    Luar Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 02 Agustus 2025 – 08:04 WIB

    Elshinta.com – Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol menyatakan bahwa negaranya hendak mengusulkan penganugerahan Nobel Perdamaian kepada Presiden Amerika Serikat Donald Trump atas upayanya membantu mengakhiri perang dengan Thailand, Jumat.

    “Dia (Trump) harus mendapat hadiah Nobel, tak hanya atas kontribusinya terhadap Kamboja tapi juga di tempat lain,” kata Sun Chanthol dalam wawancara bersama media Wall Street Journal.

    Sun mengatakan bahwa negaranya tak mungkin sepakat mengakhiri perang dengan Thailand tanpa kontribusi Trump,

    Pada 27 Juli lalu, Trump mengatakan bahwa AS tak akan melanjutkan negosiasi dagang dengan negara-negara yang sedang mengalami konflik serta mendorong Kamboja dan Thailand untuk segera melakukan perundingan gencatan senjata.

    Untuk menunjukkan keseriusan Kamboja mengusulkan Nobel Perdamaian kepada Trump, Sun mengungkapkan rencana pemerintahnya untuk segera berkomunikasi dengan Komite Nobel di Norwegia terkait hal tersebut.

    Ketegangan di perbatasan Thailand-Kamboja memuncak menjadi pertempuran bersenjata pada 24 Juli lalu. Setelah bentrokan di area perbatasan, militer kedua negara terlibat dalam baku tembak.

    Militer Kamboja meluncurkan serangan roket ke Thailand yang mengenai sasaran sipil di negara tersebut, sementara Thailand membalas dengan serangan udara terhadap militer Kamboja.

    Kedua pihak melaporkan jatuhnya korban jiwa, termasuk di kalangan warga sipil, akibat pertempuran yang terjadi.

    Menyusul pertemuan antara PM Kamboja Hun Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai yang dimediasi PM Malaysia Anwar Ibrahim di Kuala Lumpur, Senin lalu, kedua pihak sepakat terhadap gencatan senjata segera.

     

    Sumber: Sputnik

    Sumber : Antara

  • Permintaan Batu Bara dari China Lesu, RI Bisa Lirik Pasar Vietnam hingga Pakistan

    Permintaan Batu Bara dari China Lesu, RI Bisa Lirik Pasar Vietnam hingga Pakistan

    Bisnis.com, JAKARTA — Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) mengingatkan agar pelaku usaha batu bara mulai melirik pasar ekspor negara selain China di tengah terpukulnya industri batu bara imbas penurunan permintaan dari Negeri Tirai Bambu.

    Produsen batu bara di Indonesia belakangan kian tertekan oleh penurunan permintaan ekspor ke China. Selain dari pasar ekspor, penurunan permintaan itu juga datang dari pembangkit listrik pada smelter nikel.

    Ketua Umum Perhapi Sudirman Widhy Hartono mengatakan, permintaan ekspor batu bara dari Indonesia saat ini sedang turun dibandingkan periode tahun sebelumnya. Ini terutama disebabkan oleh turunnya demand komoditas batu bara di China.  

    Menurutnya, China merupakan negara terbesar di dunia dalam hal konsumsi dan penyerapan batu bara untuk kepentingan pembangkit listriknya. Perhapi mencatat pada 2024, China mengimpor batu bara dari luar negaranya sebanyak kurang lebih 414 juta ton, sementara pada 2023 sebanyak 367 juta ton.  

    Sementara itu, produksi batu bara nasional China mencapai 3,88 miliar ton pada 2024 atau produksi rata-rata per bulan sekitar 323 juta ton.  Saat ini, China berhasil meningkatkan produksi batu bara dalam negerinya menjadi kisaran 400 juta ton per bulan

    Di sisi lain, kebutuhan energi listrik China turun seiring dengan menurunnya kinerja industri.

    “Oleh karena itu, China secara umum menurunkan volume impor batu bara dari luar negeri termasuk dari Indonesia,” ucap Widhy kepada Bisnis dikutip Minggu (2/8/2025).

    Menurutnya, China juga lebih memilih impor batu bara dari negara-negara lain yang dapat menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan Indonesia, seperti dari Australia, Rusia, bahkan Afrika Selatan.

    “Jika situasi seperti ini tidak berubah, maka bukan tidak mungkin penurunan impor batu bara China dari Indonesia bisa berlanjut hingga akhir tahun” imbuh Widhy.

    Dia juga menyebut bahwa pasokan batu bara untuk menyuplai kebutuhan pembangkit listrik/energi smelter nikel juga mengalami penurunan. Hal ini tak lepas dari menurunnya produksi smelter nikel.

    “Dalam jangka pendek, pengusaha tambang harus mulai melirik ke beberapa negara lain untuk menggantikan penurunan ekspor mereka ke China, seperti misalnya ke negara Vietnam yang sudah mulai banyak melakukan pembelian batu bara dari Indonesia,” ucap Widhy.

    Dia juga menyebut, beberapa negara lain yang mulai membeli batu bara RI seperti Kamboja, Bangladesh, dan Pakistan harus menjadi perhatian untuk ditingkatkan volume ekspornya.

    Meski ekspor ke negara-negara itu belum bisa sebesar China, menurutnya, yang terpenting juga para pengusaha batu bara harus dapat melakukan inovasi dan efisiensi untuk dapat menurunkan biaya operasional.

    Dengan begitu, pelaku usaha di RI dapat berkompetisi dengan negara-negara eksportir lain.

    Adapun dalam jangka panjang, Widhy menilai para pelaku usaha batu bara dalam negeri masih memiliki peluang. Ini muncul dari proyek gasifikasi batu bara menjadi dimethyl ether (DME). Proyek ini digadang-gadang bisa menggantikan LPG.

    Widhy menyebut dengan proyek tersebut pemanfaatan batu bara tak lagi hanya untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

    Di sisi lain, dia mengingatkan pemerintah juga harus sudah mulai mendorong penggunaan teknologi carbon capture & storage (CCS) untuk PLTU yang beroperasi di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan agar penggunaan batu bara untuk pembangkit listrik masih terus dapat dilanjutkan dengan meminimalkan emisi CO2 dengan menggunakan teknologi CCS.

    Widhy menambahkan bahwa pihaknya melihat masa depan industri batu bara di Indonesia masih tetap cerah. Ini mengingat Indonesia masih memiliki sekitar 31 miliar ton cadangan batu bara dan sekitar 97 miliar ton sumber daya.

    “Ini harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan negara dan masyarakat sesuai amanat dari konstitusi UUD 1945 pasal 33,” katanya.

  • Tarif Trump untuk Malaysia Cs Setara RI 19%, Ancam Ekspor Produk Lokal?

    Tarif Trump untuk Malaysia Cs Setara RI 19%, Ancam Ekspor Produk Lokal?

    Bisnis.com, JAKARTA – Daya saing produk Indonesia kini kembali diuji di pasar AS setelah negara-negara Asean mendapatkan penurunan tarif resiprokal yang sama dengan Indonesia yakni 19%.

    Head of Center of Industry, Trade and Investment Indef Andry Satrio Nugroho mengatakan negara-negara kompetitor Indonesia kini mendapatkan tarif yang sama sehingga persaingan ekspor produk unggulan kembali setara.

    “Ini membawa kembali level playing field dalam ekspor produk-produk unggulan khususnya yang dari Indonesia karena persaingan di level Asean untuk masuk ke pasar ekspor AS kembali sama,” kata Andry kepada Bisnis, Jumat (1/8/2025). 

    Adapun, Malaysia, Filipina, Kamboja, Thailand, Kamboja dan Indonesia mendapatkan tarif bea masuk ke AS sebesar 19%. Sementara itu, Vietnam dikenakan tarif 20%, kecuali produk transshipment. 

    Untuk itu, penurunan tarif untuk negara sejawat juga perlu diwaspadai. Apalagi, Indonesia sudah banyak berkomitmen kerja sama perdagangan dengan AS. 

    “Kita belum bisa mendapatkan manfaat yang cukup besar untuk komoditas yang kita ekspor khususnya ke pasar ekspor AS, karena kurang lebih produknya sama ya hampir sama. Kalau kita berbicara tekstil, pakaian, alas kaki, kurang lebih negara-negara Asean ini bisa mengirimkan gitu,” tuturnya. 

    Dalam hal ini, dia melihat manfaat dari penurunan tarif ke 19% belum tampak signifikan. Sebab, negara-negara lain juga mengalami penurunan yang kurang lebih sama dikisaran 15%-19%. 

    “Kembali lagi menurut saya ini bukan hal yang baik bagi Indonesia, tetapi tentu kita harus tetap memberikan pemenuhan terhadap komitmen, karena kita juga tidak pernah tahu ya tarif ini akan berubah lagi atau tidak,” jelasnya. 

    Untuk itu, Indonesia didorong untuk mencari pasar alternatif selain AS ke pasar non tradisional. Sebab, kesepakatan tarif ini bersifat dinamis dan besar kemungkinan untuk berubah. 

    “Jadi sekarang waktunya menurut saya karena sudah di-PHP, tidak ada hal lain yang harus dilakukan selain mempersiapkan fasilitasi perdagangan, misi dagang ke negara-negara non-AS, non-China ya, negara-negara baru yang bisa jadi seperti UN-Europa ya, kita bisa memperkuat perdagangan kita juga di sana,” pungkasnya. 

    Sebagai informasi, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan memberlakukan tarif impor sebesar 19% terhadap produk ekspor asal Malaysia, Thailand, dan Kamboja.  

    Besaran tarif tersebut tercantum dalam perintah eksekutif yang ditandatangani Trump pada Kamis (31/7/2025) waktu setempat, menjelang tenggat 1 Agustus yang dia tetapkan bagi negara-negara mitra untuk merundingkan kerangka kerja perdagangan dengan pemerintahannya. Besaran tarif untuk Malaysia lebih rendah dari ancaman tarif 25% yang disampaikan pada Juli lalu. 

    Adapun, sebelumnya Thailand dan Kamboja diancam tarif sebesar 36%.  Tarif yang dikenakan ketiga negara tersebut sama dengan pungutan yang diberikan ke Indonesia dan Filipina yang telah lebih dulu merampungkan kesepakatan perdagangan.

  • Video: AS Turunkan Tarif, Kamboja Siap Borong Boeing

    Video: AS Turunkan Tarif, Kamboja Siap Borong Boeing

    Jakarta, CNBC Indonesia – Wakil Perdana Menteri Kamboja Sun Chanthol mengatakan tarif sebesar 19% atas ekspor kamboja ke Amerika serikat telah membantu negara tersebut menghindari keruntuhan sektor garmen dan alas kaki yang vital. Selengkapnya dalam program Evening Up CNBC Indonesia (Jumat, 01/08/2025) berikut ini.

  • Kamboja Nominasikan Trump untuk Raih Nobel Perdamaian

    Kamboja Nominasikan Trump untuk Raih Nobel Perdamaian

    Phnom Penh

    Pemerintah Kamboja mengumumkan pihaknya akan menominasikan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk meraih Nobel Perdamaian. Pencalonan ini menyusul intervensi langsung Trump dalam menghentikan konflik perbatasan antara Kamboja dengan Thailand baru-baru ini.

    Saat ditanya via pesan teks soal rencana Kamboja menominasikan Trump, seperti dilansir Reuters, Jumat (1/8/2025), Wakil Perdana Menteri Kamboja, Sun Chanthol, menjawab: “Iya.”

    Berbicara kepada wartawan sebelumnya di Phnom Penh, Chanthol berterima kasih kepada Trump karena telah membawa perdamaian.

    Dia mengatakan bahwa Trump pantas dinominasikan untuk Nobel Perdamaian, penghargaan internasional tertinggi yang diberikan kepada individu atau organisasi yang dianggap telah melakukan yang terbaik untuk “memajukan persahabatan antarbangsa”.

    Sebelum Kamboja, Pakistan terlebih dahulu mengatakan pada Juni lalu bahwa mereka akan merekomendasikan Trump sebagai peraih Nobel Perdamaian atas jasanya dalam membantu menyelesaikan konflik dengan India.

    Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengumumkan bulan lalu bahwa dirinya telah mencalonkan Trump untuk penghargaan perdamaian itu.

    Seruan dari Trump, pekan lalu, berhasil memecah kebuntuan dalam upaya mengakhiri pertempuran terberat selama satu dekade terakhir yang berlangsung antara Thailand dan Kamboja. Konflik itu berujung dengan gencatan senjata yang dinegosiasikan dan diwujudkan dalam pertemuan kedua negara di Malaysia.

    Tonton juga video “Kamboja Tuduh Thailand Tangkap 20 Tentara Setelah Gencatan Senjata” di sini:

    Menyusul pengumuman gencatan senjata antara Bangkok dan Phnom Penh pada awal pekan ini, juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan Trump-lah yang mewujudkan gencatan senjata itu.

    “Berikan dia Hadiah Nobel Perdamaian!” cetus Leavitt pada saat itu.

    Sedikitnya 43 orang tewas dalam bentrokan sengit di perbatasan kedua negara yang berlangsung selama lima hari, dan memaksa total lebih dari 300.000 orang mengungsi di kedua sisi perbatasan.

    “Kami mengapresiasi upaya besarnya (Trump-red) untuk perdamaian,” kata Chanthol, yang juga merupakan negosiator perdagangan utama Kamboja.

    Dalam pernyataannya, Chanthol juga mengucapkan terima kasih kepada Trump atas penurunan tarif AS sebesar 19 persen. Washington awalnya mengancam tarif sebesar 49 persen, kemudian menurunkannya menjadi 36 persen, yang mengancam sektor garmen dan alas kaki di Kamboja.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus 2025, Begini Respons Pemerintah

    Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus 2025, Begini Respons Pemerintah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah resmi menandatangani executive order terkait pengenaan tarif yang berlaku bagi negara-negara mitra dagang utamanya.

    Trump mempertahankan tarif dasar 10% ke negara-negara di mana AS memiliki surplus perdagangan. Lalu, memberlakukan tarif 15% ke mitra dagang utama seperti Uni Eropa (UE), Jepang, dan Korea Selatan (Korsel).

    Sedangkan bagi Indonesia dan beberapa negara ASEAN lainnya tarif yang diterapkan masih sama sesuai hasil negosiasi, yaitu di kisaran 19-20%. Untuk Indonesia masih tetap dikenakan 19% dari sebelumnya 32%.

    Pemerintah menganggap, besaran tarif bea masuk yang telah diumumkan Trump pada Kamis malam lalu itu sudah cukup untuk memberikan daya saing ekspor komoditas-komoditas Indonesia ke AS dibanding negara mitra dagang AS lainnya.

    “Indonesia kan seperti kita ketahui sudah selesai dan berlaku tanggal 7 dan seluruh negara ASEAN hampir selesai dan negara-negara yang di ASEAN 19%, kecuali Singapura tarifnya yang paling rendah,” kata Menteri Koordinator Bidang Airlangga Hartarto di kantornya, Jakarta, Jumat (1/8/2025).

    Menurut pemerintah, besaran tarif itu akan membuat kinerja ekspor Indonesia terjaga baik ke AS karena tak mengalami perbedaan dengan negara-negara kompetitor seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, Filipina, maupun Pakistan.

    “Karena beberapa negara ASEAN kan 19%, dan paling rendah negara yang memang dengan AS relatif baik. Selama ini juga sama, punya competitiveness terhadap Thailand maupun Malaysia dan sektornya agak mirip tapi ada perbedaan juga, yang penting india agak tinggi sedikit,” ungkap Airlangga.

    Menurut Airlangga, meski tarif perdagangan resiprokal atau bea masuk yang dikenakan Trump ke Indonesia 19%, namun untuk sejumlah komoditas telah resmi ditetapkan menjadi lebih rendah hingga 0%, terutama komoditas-komditas strategis yang tidak dimiliki AS.

    “Bahkan untuk copper konsentrat dan copper catode di nol kan jadi itu yang sejalan dengan pembicaraan untuk mineral strategis antara lain copper dan itu US sudah umumkan juga,” papar Airlangga.

    ‘Jadi itu yang Indonesia sebut industrial comodities jadi secondary process sesudah ore, jadi sudah sejalan dengan apa yang kemarin diumumkan juga oleh secretary commerce dari white house,” tegasnya.

    Berikut ini daftar negara yang tarifnya telah diumumkan Trump dan berlaku 7 Agustus 2025:

    Suriah

    Laos

    Myanmar

    Swiss

    Irak

    Serbia

    Aljazair

    Bosnia dan Herzegovina

    Libya

    Afrika Selatan

    Brunei

    India

    Kazakhstan

    Moldova

    Tunisia

    Bangladesh

    Sri Lanka

    Taiwan

    Vietnam

    Indonesia

    Kamboja

    Malaysia

    Pakistan

    Filipina

    Thailand

    Nikaragua

    Afghanistan

    Angola

    Bolivia

    Botswana

    Kamerun

    Chad

    Kosta Rika

    Pantai Gading

    Republik Demokratik Kongo

    Ekuador

    Equatorial Guinea

    Fiji

    Ghana

    Guyana

    Islandia

    Israel

    Jepang

    Yordania

    Lesotho

    Liechtenstein

    Madagaskar

    Malawi

    Mauritius

    Mozambik

    Namibia

    Nauru

    Selandia Baru

    Nigeria

    Makedonia Utara

    Norwegia

    Papua Nugini

    Korea Selatan

    Trinidad dan Tobago

    Turki

    Uganda

    Vanuatu

    Venezuela

    Zambia

    Zimbabwe

    Brasil

    Kepulauan Falkland

    Inggris

    Uni Eropa

    (arj/haa)

    [Gambas:Video CNBC]