Negara: Kamboja

  • ​Ekspansi Infrastruktur Medis, Mayapada Minimalisasi Pasien ke Luar Negeri

    ​Ekspansi Infrastruktur Medis, Mayapada Minimalisasi Pasien ke Luar Negeri

    Jakarta: Jumlah pasien yang berobat ke luar negeri disebut masih tinggi. Teknologi medis dinilai berperan utama dalam penanganan pasien.

    Hal itu yang membuat Mayapada Healthcare Group memulai ekspansi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).

    Proyek itu ditandai dengan kerja sama konstruksi bersama China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan kontraktor asal Tiongkok.

    Pembangunan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan layanan medis kompleks yang selama ini sering dicari pasien Indonesia ke luar negeri.

    Berdasarkan data teknis proyek, fasilitas ini akan difokuskan pada layanan spesialisasi seperti kedokteran nuklir untuk kanker, bedah tumor otak non-invasif, hingga ortopedi berbasis robotik.

    “Infrastruktur ini dirancang untuk teknologi modern dengan mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang,” kata CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia.

    Gedung baru ini diproyeksikan menjadi rumah sakit swasta dengan total luas bangunan terbesar di Indonesia, yakni mencapai 110.209 meter persegi.

    Berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², bangunan tersebut akan mencakup 24 lantai dan 4 lantai basement.

    Selain pembangunan fisik, Mayapada menggandeng Apollo Hospitals dari India untuk program alih pengetahuan (knowledge transfer) bagi tenaga medis lokal.

    Langkah ini diambil untuk memastikan standarisasi layanan pada unit-unit unggulan (center of excellence) yang akan beroperasi di sana. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2027. 

    Pemilihan CSCEC sebagai mitra konstruksi merujuk pada portofolio perusahaan tersebut dalam membangun fasilitas kesehatan berskala besar di beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Tiongkok dengan kapasitas hingga 2.000 tempat tidur.

    Di Indonesia sendiri, CSCEC tercatat terlibat dalam sejumlah proyek strategis nasional termasuk infrastruktur jalan tol dan pabrik. 

    Jakarta: Jumlah pasien yang berobat ke luar negeri disebut masih tinggi. Teknologi medis dinilai berperan utama dalam penanganan pasien.
     
    Hal itu yang membuat Mayapada Healthcare Group memulai ekspansi pembangunan Tower 3 Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS).
     
    Proyek itu ditandai dengan kerja sama konstruksi bersama China State Construction Engineering Corporation (CSCEC), perusahaan kontraktor asal Tiongkok.

    Pembangunan diarahkan untuk mengakomodasi kebutuhan layanan medis kompleks yang selama ini sering dicari pasien Indonesia ke luar negeri.
     
    Berdasarkan data teknis proyek, fasilitas ini akan difokuskan pada layanan spesialisasi seperti kedokteran nuklir untuk kanker, bedah tumor otak non-invasif, hingga ortopedi berbasis robotik.
     
    “Infrastruktur ini dirancang untuk teknologi modern dengan mengutamakan efisiensi dan keberlanjutan jangka panjang,” kata CEO Mayapada Healthcare, Navin Sonthalia.
     
    Gedung baru ini diproyeksikan menjadi rumah sakit swasta dengan total luas bangunan terbesar di Indonesia, yakni mencapai 110.209 meter persegi.
     
    Berdiri di atas lahan seluas 26.917 m², bangunan tersebut akan mencakup 24 lantai dan 4 lantai basement.
     
    Selain pembangunan fisik, Mayapada menggandeng Apollo Hospitals dari India untuk program alih pengetahuan (knowledge transfer) bagi tenaga medis lokal.
     
    Langkah ini diambil untuk memastikan standarisasi layanan pada unit-unit unggulan (center of excellence) yang akan beroperasi di sana. Proyek ini ditargetkan rampung dan mulai beroperasi pada semester kedua tahun 2027. 
     
    Pemilihan CSCEC sebagai mitra konstruksi merujuk pada portofolio perusahaan tersebut dalam membangun fasilitas kesehatan berskala besar di beberapa negara seperti Kamboja, Laos, dan Tiongkok dengan kapasitas hingga 2.000 tempat tidur.
     
    Di Indonesia sendiri, CSCEC tercatat terlibat dalam sejumlah proyek strategis nasional termasuk infrastruktur jalan tol dan pabrik. 
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (FZN)

  • Indonesia Berusaha Semaksimal Mungkin Mencari Solusi Damai Konflik Kamboja-Thailand, Kemlu: Ini Saudara Kita

    Indonesia Berusaha Semaksimal Mungkin Mencari Solusi Damai Konflik Kamboja-Thailand, Kemlu: Ini Saudara Kita

    JAKARTA – Menteri Luar Negeri RI Sugiono akan menghadiri ASEAN Ministerial Special Meeting yang rencananya digelar di Malaysia pekan depan, sebagai bagian dari upaya Indonesia menjadi jembatan penghubung di berbagai kesempatan.

    Berbicara dalam pertemuan dengan media di Jakarta, Juru Bicara I Kemlu RI Yvonne Mewengkang mengatakan, pertemuan yang akan digelar pada 22 Desember tersebut akan digunakan untuk membahas situasi konflik yang terjadi antar negara anggota ASEAN, Kamboja dan Thailand.

    Menyampaikan keprihatinan Indonesia atas terulangnya eskalasi Kamboja-Thailand, Yvonne mengatakan dalam konteks ASEAN di bawah keketuaan Malaysia, Indonesia selalu berkomitmen penuh sebagai salah satu anggota (untuk mendorong penyelesaian damai).

    “Ini our brothers (ini saudara kita), kita akan berusaha semaksimal mungkin terus mencari solusi peaceful terkait eskalasi konflik ini,” jelas Yvonne, Jumat (19/12).

    “Posisi Indonesia selalu menjadi brigde builder di setiap kesempatan selalu ada. Kita bukan hanya menjembatani berbagai kepentingan, tapi juga mencoba menawarkan solusi,” tegasnya.

    Ditambahkannya, pertemuan para menteri luar negeri ASEAN pekan depan juga akan membahas mengenai pengamat untuk penyelenggaraan Pemilu di Myanmar.

    Diketahui, junta Myanmar berencana menggelar Pemilu pada akhir Desember dan Januari mendatang. Myanmar sudah mengundang negara ASEAN untuk mengirim pemantau dalam pelaksanaan Pemilu.

    “Terkait observer (Pemilu), ini akan dibicarakan di pertemuan ministerial meeting, karena terakhir di KTT belum ada kesepakatan khusus,” kata Yvonne.

    Ketegangan kembali terjadi di perbatasan Kamboja dan Thailand awal bulan ini, kendati kedua negara sempat menandatangani perjanjian damai di Kuala Lumpur pada 26 Oktober, menyusul sengketa perbatasan yang berlangsung sejak lama.

    Dikutip dari Anadolu, korban tewas di kedua belah pihak sejak eskalasi terbaru pecah pada 7 Desember lalu telah mencapai 52 orang.

  • 15 Warga Sukabumi jadi Korban TPPO, Diimingi Kerja Gaji Besar Malah Dikirim ke Zona Perang Kamboja

    15 Warga Sukabumi jadi Korban TPPO, Diimingi Kerja Gaji Besar Malah Dikirim ke Zona Perang Kamboja

    Liputan6.com, Jakarta – Nasib nahas menimpa 15 warga asal Sukabumi yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Alih-alih mendapatkan pekerjaan nyaman dengan gaji besar di luar negeri, para korban kini dilaporkan dalam kondisi terancam karena terjebak di zona konflik bersenjata wilayah perbatasan Thailand-Kamboja.

    ​Salah satu korban, perempuan berinisial YY (49) asal Kelurahan Citamiang, menjadi gambaran betapa licinnya modus sindikat ini. Dia diberangkatkan pada Selasa (9/12/2025) setelah terbujuk iming-iming pekerjaan ringan oleh mantan suaminya yang merupakan WNI di Kamboja.

    ​“Sebelumnya orang tua YY mendapat informasi bahwa anaknya diajak bekerja oleh mantan suaminya di Kamboja, dengan janji pekerjaan ringan hanya menggunakan HP,” ungkap Direktur LBH Pro Ummat, Rangga Suria Danuningrat, Jumat (19/12/2025).

    ​Meski keluarga sempat melarang keras, YY akhirnya nekat berangkat setelah menerima kiriman uang sebesar Rp 15 juta dan sebuah ponsel khusus yang digunakan untuk berkomunikasi secara intens dengan perekrut.

    ​Berdasarkan penelusuran LBH Pro Ummat, YY tidak berangkat sendirian. Dari sebuah rumah agen di wilayah Kota Sukabumi, diketahui ada 14 warga lainnya yang diberangkatkan secara bersamaan, sehingga total korban mencapai 15 orang.

    Rangga menyebut bahwa pekerjaan yang dijanjikan patut diduga kuat berkaitan dengan aktivitas online scammer.

  • Keamanan Digital Indonesia: Retak di Hulu, Bocor di Hilir

    Keamanan Digital Indonesia: Retak di Hulu, Bocor di Hilir

    Keamanan Digital Indonesia: Retak di Hulu, Bocor di Hilir
    Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.
    Artikel ini adalah kolom, seluruh isi dan opini merupakan pandangan pribadi penulis dan bukan cerminan sikap redaksi.
    BERMULA
    dari seringnya nomor telepon Whatsapp dibajak orang-orang yang tidak bertanggung jawab, kemudian oleh mereka digunakan untuk melakukan penipuan seolah-olah berinteraksi dengan nomor kontak yang ada di ponsel, saya tergerak menulis artikel ini.
    Bukan semata-mata curhat pribadi, tetapi ada persoalan besar mengenai mudahnya data pribadi penduduk Indonesia, termasuk saya di dalamnya, dibajak oleh peretas. Mungkin juga pengalaman pribadi ini pernah dialami oleh para pembaca.
    Dengan tulisan ini, niatan saya adalah berbagi pengetahuan dan pengalaman, jangan sampai pembajakan nomor telepon dan mungkin juga akun-akun penting lainnya terjadi pada para pembaca dan menjadi bencana digital.
    Jujur, saya agak trauma tatkala nomor telepon atau akun media sosial kena bajak orang lain dengan tujuan busuk, yakni penipuan digital.
    Tahun 2010, saat berkunjung ke markas Kaspersky di Moskow, Rusia, saya melihat paparan sekaligus demo bagaimana para peretas di kawasan Rusia dan negara-negara dekatnya seperti Estonia dan Ukraina, menjebol akun bank hanya menggunakan ponsel di telapak tangan.
    Kaspersky sebagai produsen software antivirus terkemuka saat itu memperkenalkan antivirus khusus untuk ponsel.
    Dalam demo itu diperlihatkan, bagaimana seorang peretas muda dengan mudah mencuri password akun bank seseorang hanya dalam hitungan menit. Padahal kata sandi yang diretas terdiri dari 13 karakter; gabungan angka, huruf dan lambang yang ada di keyboard ponsel atau laptop.
    Dari sinilah saya “parno” seandainya tiba-tiba nomor Whatsapp saya diretas. Ini pastilah aksi sindikat terorganisir, pastilah ada orang berlatar IT atau seseorang yang punya bisnis menjual nomor-nomor Whatsapp ke sembarang orang.
    Keamanan ponsel dari pabrikan itu dianggap biang dari penyerapan -kalau tidak mau disebut perampokan- data pribadi para penggunanya.
    Dengan banyaknya aplikasi, seorang pengguna bisa dengan sukarela menyerahkan nomor KTP, nomor ponsel, alamat email beserta password-nya, lokasi di mana pengguna berada, rekening bank dan data-data sensitif lainnya.
    Kembali kepada persoalan mengapa akun media sosial dan nomor Whatsapp demikian sering kena retas? Itulah yang membuat saya coba menesuri akar persoalannya, syukur-syukur bisa menjawab ketidakpahaman saya.
    Tentu saya paham bahwa pemerintah Indonesia telah berupaya melindungi warganya di ranah digital melalui beberapa kebijakan dan institusi, utamanya Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP), yang mulai berlaku sejak 2022 dan mengatur hak subjek data, kewajiban pengendali data, serta sanksi atas pelanggaran.
    Di sisi lain, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) bertugas mengawasi keamanan siber nasional, sementara Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sering memblokir situs pinjaman online (pinjol) ilegal dan judi online (judol).
    Ada juga strategi nasional keamanan siber untuk mencegah serangan dari dalam maupun dari luar.
    Namun, secara realistis, perlindungan ini belum benar-benar efektif menjaga kerahasiaan data digital penduduk Indonesia. Buktinya Whatsapp saya sering coba dibajak.
    Implementasi UU PDP masih lambat, kesadaran dan penegakan hukum rendah, serta insiden kebocoran data terus meningkat.
    BSSN mencatat ratusan serangan siber setiap tahun, dan Indonesia sering masuk peringkat atas negara dengan kebocoran data terbanyak secara global. Saya termasuk salah satu “korban” di dalamnya tentu saja.
    Contoh kasus kebocoran data yang merugikan rakyat yang masuk kategori kasus besar dalam kurun waktu 2023-2025, menunjukkan kerentanan sistem itu sendiri.
    Kebocoran data Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2024, misalnya, di mana peretas berhasil membobol ratusan juta data pribadi dari berbagai instansi pemerintah, termasuk data ASN dan layanan publik. Perlindungan yang jauh dari maksimal.
    Kemudian Data Dukcapil dan NPWP (2023-2024) di mana peretas seperti Bjorka membocorkan jutaan data kependudukan dan pajak untuk kemudian dijual di forum gelap.
    Bank Syariah Indonesia dan BPJS Kesehatan juga tidak luput dari serangan peretas di mana jutaan data nasabah dan pasien bocor, menyebabkan risiko penipuan identitas dan kerugian finansial. Mengerikan.
    KPU dan PLN Mobile jelas berisi data pemilih dan pelanggan listrik, juga bocor dengan total ratusan juta rekaman pada 2023-2025.
    Kasus-kasus ini jelas merugikan rakyat karena data pribadi (NIK, nomor HP, alamat) digunakan untuk penipuan, pinjol ilegal, atau pencurian identitas, menyebabkan kerugian materiil dan psikologis.
    Pertanyaan yang menggantung pada benak saya, mengapa momor telepon (Whatsapp) sering dibajak? Boleh jadi nomor telepon, terutama yang terkait Whatsapp, karena banyaknya layanan digital (bank, email, media sosial) menggunakan verifikasi SMS/OTP (One Time Password).
    Indonesia merupakan salah satu pengguna Whatsapp terbanyak di dunia, sehingga menjadi target empuk sasaran penipuan digital. Diperkirakan mencapai lebih dari 112 juta pengguna pada tahun 2025, menempatkan Indonesia di peringkat ketiga dunia setelah India dan Brasil.
    Dari literatur yang saya susuri, saya paham bagaimana cara utama pembajakan, yakni dengan cara yang disebut SIM Swapping, yakni kejahatan siber di mana pelaku menipu operator seluler untuk mentransfer nomor ponsel korban ke kartu SIM mereka, sehingga pelaku bisa menerima SMS dan panggilan korban, termasuk kode OTP untuk membajak akun bank, e-wallet dan media sosial, lalu menguras dana atau mencuri data.
    Bagaimana cara kerjanya? Penjahat siber mengumpulkan data pribadi korban (via phishing atau kebocoran data), lalu menghubungi operator seluler dengan berpura-pura sebagai korban untuk memindahkan nomor ke SIM baru mereka.
    Mereka lalu menerima OTP dan mengambil alih Whatsapp/akun bank sebagaimana telah saya jelaskan tadi.
    Phishing
    dan
    social engineering
    juga sering dilakukan, yakni mengirim
    link
    (tautan) palsu atau menipu korban dengan memberikan kode verifikasi Whatsapp, atau menggunakan data bocor untuk reset akun email/media sosial.
    Banyak cara lainnya, termasuk serangan
    malware
    sebagaimana yang saya lihat di Moskow, Rusia itu.
    Tatkala ponsel Whatsapp saya digunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dengan maksud melakukan penipuan, jelas saya dirugikan.
    Setidak-tidaknya kredibilitas saya jatuh karena dalam aksi penipuannya para pembajak bisa berpura-pura meminjam uang atau menawarkan produk tertentu, biasanya lelang fiktif.
    Memang saya tidak kehilangan akses akun Whatsapp, email atau media sosial, tetapi penjahat tentu telah berkirim pesan ke “circle” saya dengan maksud menipu teman atau keluarga. Paling sering modus pinjam uang itu tadi, misalnya.
    Mungkin orang lain yang lebih sial dari saya telah kehilangan akses terhadap ponselnya sendiri di mana aplikasi Whatsapp ada di ponsel tersebut.
    Padahal, di dalamnya ada aplikas bank dan boleh jadi akses rekening bank seperti transfer ilegal dapat mengakibatkan kerugian jutaan bahkan miliaran rupiah.
    Penyebaran data pribadi yang dilakukan oleh seseorang juga dapat digunakan untuk teror, pinjol ilegal, atau pencemaran nama baik.
    Apa dampak dari nomor Whatsapp yang dibajak orang berkali-kali? Jelas akan waswas dan traumatis, apalagi “parno” yang tidak hilang begitu saja setelah melihat bagaimana anak-anak remaja di Rusia sedemikian gampangnya membobol akun bank dengan
    password
    rumit sekalipun.
    Tambahan lagi dampak psikologis berupa stres dan kehilangan privasi. Di berbagai tempat, banyak kasus bunuh diri akibat teror melalui
    peretasan
    akun aplikasi percakapan maupun akun media sosial.
    Pemerintah Indonesia aktif memblokir ribuan situs judol dan pinjol ilegal, serta ada Satgas Pemberantasan Judi Online.
    Namun, regulasi itu masih longgar dibanding Eropa, yang menerapkan GDPR (General Data Protection Regulation) yang sangat ketat soal data dan batasan usia untuk media sosial/ponsel. Misalnya, anak di bawah 13-16 tahun dilarang memakai platform tertentu tanpa izin orangtua.
    Di Indonesia, anak muda sangat rentan, mereka banyak terjebak pinjol ilegal (bunga mencekik, teror penagihan) dan judol (kecanduan cepat).
    Dampaknya tentu parah, yakni kerugian finansial, utang menumpuk, depresi, gangguan mental, hingga bunuh diri.
    Laporan menunjukkan korban pinjol/judol didominasi usia 19-35 tahun, sering dari kalangan mahasiswa atau pekerja muda.
    Dari penelusuran ini timbul pertanyaan pada diri saya, apakah penipuan digital ini terorganisir dan justru melibatkan aparat yang paham seluk-beluk data penduduk?
    Bukan saya berburuk sangka, tetapi memang banyak penipuan digital (terutama judol dan scam investasi) karakteristiknya menurut para pemerhati siber bersifat terorganisir, sering melibatkan sindikat internasional (WNA China , Rusia dan Ukraina di Indonesia atau WNI dipaksa menjadi bagian dari kriminalitas ilegal digital di Kamboja dan Myanmar).
    Ini seperti “bisnis” dengan
    call center, script
    penipuan, dan target korban massal.
    Soal keterlibatan aparat, ada dugaan oknum aparat penegak hukum terlibat di beberapa kasus lokal, misalnya “kebal hukum” karena kuatnya
    backing
    , tetapi ini bukan bukti sistematis atau melibatkan institusi secara keseluruhan.
    Kebanyakan kasus yang terungkap justru ditangani aparat, seperti penggerebekan sindikat WNA. Rumor ini sering beredar di media sosial, tetapi sumber kredibel lebih menunjuk ke korupsi oknum secara individu ketimbang konspirasi besar institusi.
    Atas semua fakta dan kejadian itu, secara pribadi saya berpendapat bahwa pemerintah Indonesia belum cukup serius dan efektif dalam melindungi rakyat di ranah digital, meski ada kemajuan seperti UU PDP tadi.
    Bukti nyata adalah kebocoran data masih saja terus terjadi, bahkan setelah regulasi baru diberlakukan dan hal itu menunjukkan
    enforcement
    masih lemah, tata kelola buruk, dan kurangnya investasi di keamanan siber di sini.
    Sementara semua layanan (e-KTP, bank, pemilu) sudah beralih online, rakyat dibiarkan “terpapar” tanpa perlindungan memadai. Ini ibaratnya seperti membangun pasar digital besar tanpa pagar dan personel keamanan yang kuat.
    Bandingkan dengan Eropa dan Singapura di mana mereka sangat peduli terhadap generasi mudanya dengan pemberlakuan ketat batas usia dan sanksi berat bagi perusahaan yang melanggar privasi.
    Sementara di sini, anak muda justru “terpenjara” pinjol/judol hanya karena edukasi literasi digital yang tidak serius, bahkan masih minim, regulasi yang masih longgar, dan blokir situs mudah diakali VPN (Virtual Private Network).
    Penipuan terorganisir memang seperti bisnis haram yang menguntungkan segelintir orang, dan dugaan oknum aparat terlibat semakin memperburuk kepercayaan publik. Bagi saya, ini mencerminkan masalah korupsi struktural yang lebih dalam lagi.
    Solusi yang saya usulkan adalah perlunya penegakan hukum super tegas (sanksi berat bagi pengelola data ceroboh), edukasi masif sejak di sekolah, batasan usia untuk platform berisiko, dan kolaborasi internasional melawan sindikat digital terorganisir.
    Tanpa itu, rakyat akan terus menjadi korban di “pasar digital” yang tak terkendali ini.
    Pemerintah harus bertindak lebih proaktif, bukan reaktif setelah kejadian demi kejadian. Jangan juga seolah menjadi korban seperti yang saya alami dan kesannya putus asa dengan terus menerusnya bertambah korban dari waktu ke waktu.
    Karena
    keamanan digital
    bukan sekadar pilihan, tapi keharusan bagi negara untuk melindungi rakyatnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Indonesia Penuhi Target 80 Medali Emas di SEA Games 2025

    Indonesia Penuhi Target 80 Medali Emas di SEA Games 2025

    JAKARTA – Kontingen Indonesia resmi memenuhi target 80 medali emas dalam SEA Games 2025 setelah cabang olahraga (cabor) kabaddi berhasil mendapat emas dari nomor three stars putri.

    Dalam partai final, Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor tipis 24-23 untuk menempati podium tertinggi sekaligus mendapat medali emas ke-80 yang merupakan target incaran dalam pesta olahraga dua tahunan tersebut.

    Sementara itu, medali perak dari nomor ini didapat oleh tuan rumah Thailand.

    Ini merupakan medali emas kedelapan Indonesia dalam pertandingan hari ini, Kamis, 18 Desember 2025. Sebelum itu, Indonesia juga mendapat medali emas dari cabang olahraga modern pentathlon nomor triathle individual putri.

    Saat ini Indonesia masih menghuni tempat kedua klasemen sementara dengan perincian 80 medali emas, 92 medali perak, dan 102 medali perunggu.

    Mengekor di belakang Indonesia ialah Vietnam yang sudah mendapat 72 medali emas, 72 medali perak, dan 99 medali perunggu.

    Peluang Indonesia untuk mempertahankan posisi saat ini terbuka. Dengan sisa dua hari pertandingan, Kontingen Merah-Putih masih bisa mendapat emas lagi untuk melampaui target.

    Indonesia berangkat ke Thailand dengan membawa 1.021 atlet. Mereka memasang target bisa finis di posisi ketiga klasemen akhir perolehan medali, posisi yang sebelumnya ditempati di SEA Games 2023 di Kamboja.

  • 5.300 Warga Kepri Jadi Pekerja Migran Ilegal di Kamboja, Dieksploitasi Judi Online

    5.300 Warga Kepri Jadi Pekerja Migran Ilegal di Kamboja, Dieksploitasi Judi Online

    BP3MI Kepri menegaskan komitmennya untuk terus mendorong penempatan legal, memperkuat perlindungan pekerja migran, serta memutus mata rantai keberangkatan ilegal yang kerap menjerumuskan warga ke dalam praktik Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

    Sementara itu, pihak Lembaga Kordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Provinsi Kepri, Beni menyoroti prosedur agar 5.300 pekerja migran ilegal di Kamboja tersebut dapat kembali ke Indonesia.

    “Ini yang jadi permasalahan, ini harus diperjelas, apakah mereka secara sukarela pergi atau ada paksaan. Sehingga termasuk dalam kegiatan tindak pidana perdagangan orang. Kalau ada kegiatan TPPO, berarti ada pelakunya,” kata dia.

    “Nah pelakunya ini ditelusuri, jangan cuma jumlahnya, tapi pelakunya. Sebenarnya kalau frekuensi penanganannya sudah melaui BP3MI, karena pakai instansi pusat yang ada di daerah, artinya membantu gubernur,” sambungnya.

    Dia menilai, sangat penting koordinasi antara Dinas Tenaga Kerja dari pusat dan daerah. Sehingga penanganannya dapat saling bekerja sama dengan semua sumber daya yang ada.

    “Kalau semua masuk ke satu penanganan, akan crowded, tapi mereka koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja Provinsi. Mekanismenya di provinsi hanya tergabung dalam satgas penanganannya saja,” Beni menandaskan.

  • Kian Panas! Thailand Bombardir Pusat Kasino di Kamboja

    Kian Panas! Thailand Bombardir Pusat Kasino di Kamboja

    Jakarta

    Pemerintah Kamboja mengatakan militer Thailand telah membombardir kota kasino Poipet, sebuah perlintasan utama antara kedua negara pada hari Kamis (18/12).

    Pasukan Thailand “menjatuhkan dua bom di daerah kota Poipet, Provinsi Banteay Meanchey” sekitar pukul 11:00 pagi (0400 GMT) hari Kamis (18/12), kata Kementerian Pertahanan Kamboja dalam sebuah pernyataan, dilansir kantor berita AFP, Kamis (18/12/2025).

    Pemerintah Thailand belum mengkonfirmasi serangan apa pun di Poipet — pusat kasino yang ramai dan populer di kalangan penjudi Thailand.

    Serangan ini terjadi di tengah pertempuran yang kembali memanas antara dua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut. Pertempuran bulan ini telah menewaskan sedikitnya 21 orang di Thailand dan 17 orang di Kamboja, sementara sekitar 800.000 orang mengungsi.

    Konflik tersebut berakar dari sengketa teritorial atas demarkasi perbatasan sepanjang 800 kilometer (500 mil) peninggalan era kolonial dan beberapa candi kuno yang terletak di perbatasan.

    Masing-masing pihak saling menyalahkan atas pemicu pertempuran baru dan saling tuding melakukan serangan terhadap warga sipil.

    Sebelumnya, otoritas Thailand mengatakan pada hari Selasa lalu, bahwa antara 5.000 dan 6.000 warga negara Thailand terperangkap di Poipet setelah Kamboja menutup perlintasan perbatasan daratnya dengan negara tetangganya itu.

    Kementerian Dalam Negeri Kamboja mengatakan penutupan perbatasan adalah “langkah yang diperlukan” untuk mengurangi risiko terhadap warga sipil, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung.

    Setidaknya empat kasino di Kamboja telah rusak akibat serangan Thailand, kata Kementerian Dalam Negeri Kamboja minggu ini.

    Sebelumnya, pertempuran selama lima hari antara Kamboja dan Thailand pada bulan Juli lalu, menewaskan puluhan orang. Pertempuran berakhir setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat, China, dan Malaysia, namun dilanggar dalam beberapa bulan kemudian.

    Lihat juga Video ‘Jembatan Kamboja Hancur Usai Dibombardir Thailand’:

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

  • Dunia Turun Tangan Gempur Jaringan Penipuan di Asia Tenggara

    Dunia Turun Tangan Gempur Jaringan Penipuan di Asia Tenggara

    Jakarta

    Pengadilan di Seoul pekan lalu memulai sidang bagi 46 warga Korea Selatan, sebagian besar pria berusia 20-an, yang dituduh terlibat dalam operasi penipuan daring di Kamboja.

    Sejak pertengahan Oktober, Korea Selatan telah memulangkan 107 warganya dari Kamboja, di mana pejabat setempat memperkirakan lebih dari 1.000 warga Korea bekerja di pusat penipuan, baik “secara sukarela maupun terpaksa.”

    Upaya pemulangan ini dilakukan setelah kemarahan publik atas kematian seorang mahasiswa Korea Selatan yang dilaporkan dipancing ke Kamboja dan dipaksa bekerja di pusat penipuan. Tubuh pria berusia 22 tahun itu ditemukan dengan luka yang diduga diakibatkan penyiksaan, menunjukkan kemungkinan ia dipukuli sampai merenggang nyawa.

    Autopsi menyatakan bahwa ia “meninggal dunia akibat penyiksaan parah, dengan memar dan luka di sekujur tubuh,” menurut pernyataan pengadilan Kamboja.

    Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, mengatakan: “Tanggung jawab terbesar pemerintah adalah menjaga nyawa dan keselamatan warga kami. Kita harus melindungi korban dan segera memulangkan mereka yang terlibat dalam insiden ini kembali ke Korea Selatan.”

    Korea Selatan baru-baru ini bergabung dengan AS, Inggris, dan Singapura dalam memberlakukan sanksi terhadap Prince Holding Group di Kamboja, jaringan multinasional yang pendirinya dituduh menjalankan operasi penipuan berskala besar di seluruh Asia Tenggara — tuduhan yang dibantah perusahaan tersebut.

    Brian Hanley, direktur Asia-Pasifik Global Anti-Scam Alliance (GASA), sebuah organisasi nirlaba global yang memerangi penipuan daring, mengatakan: “Yang kami lihat belakangan ini, seperti di Korea Selatan, adalah dorongan untuk melacak aliran uang, memberlakukan sanksi, dan membekukan aset. Kami pikir langkah ini mulai memberi dampak.”

    Miliar dolar hilang akibat jaringan penipuan Asia Tenggara

    Operasi penipuan besar ini terkonsentrasi di zona konflik terpencil di Asia Tenggara, khususnya di sepanjang perbatasan Thailand dengan Kamboja dan Myanmar.

    Bentrok terbaru antara pasukan Thailand dan Kamboja mencakup serangan terhadap kompleks penipuan yang dicurigai di Kamboja. Di Myanmar, pusat-pusat semacam ini semakin banyak dan dilaporkan membiayai kedua pihak dalam perang saudara yang berlangsung di negara itu.

    Para pekerja di pusat penipuan biasanya adalah warga negara Asia yang sering menjadi korban perdagangan manusia. Korban penipuan ini umumnya ditargetkan orang-orang di negara Barat berbahasa Inggris.

    Hanley menekankan: “Kita sedang berbicara tentang perdagangan manusia dan perbudakan, jadi jelas ini masalah hak asasi manusia yang besar. Tetapi ini juga masalah keamanan nasional, bukan hanya untuk wilayah tersebut, tapi untuk seluruh dunia.”

    Dalam laporan State of the Scams 2025, GASA memperkirakan kerugian akibat penipuan daring di seluruh dunia mencapai $442 miliar (€375,4 miliar) dalam 12 bulan hingga Oktober 2025. Angka ini bisa lebih tinggi karena banyak korban tidak melaporkan kerugian mereka.

    GASA juga menemukan bahwa 57% orang dewasa di dunia mengalami pengalaman penipuan dalam 12 bulan terakhir.

    Contoh penipuan termasuk belanja daring, investasi palsu, dan penipuan asmara, yang oleh para penipu disebut “pig butchering” — istilah untuk “menggemukkan” korban dengan mendapatkan kepercayaan mereka, sering melalui hubungan romantis palsu. Setelah kepercayaan terjalin, korban diyakinkan mentransfer dana ke platform investasi kripto palsu, yang kemudian dicuci melalui rekening-rekening di seluruh Asia, membuat pemulihan dana sangat sulit.

    Mengapa AS menjadi target utama jaringan penipuan?

    Biro Investigasi AS, FBI memperkirakan industri penipuan di Asia Tenggara merugikan warga Amerika $9–10 miliar per tahun.

    Laporan GASA menyebut bahwa $64,8 miliar dicuri dari warga AS dalam setahun hingga Oktober 2025, dengan rata-rata korban kehilangan $1.087. Saat ini, rata-rata warga Amerika menghadapi upaya penipuan setiap hari.

    Menanggapi meningkatnya penipuan daring, otoritas AS membentuk Scam Center Strike Force pada November, sebuah gugus tugas antarlembaga untuk menyelidiki, membongkar, dan menuntut pusat-pusat penipuan serta pihak yang membiayainya.

    Jaksa AS, Jeanine Pirro mengatakan: “Kantor saya tidak akan tinggal diam saat perusahaan kriminal terorganisasi asal Cina mengosongkan rekening bank warga Amerika yang bekerja keras.”

    AS bekerja sama dengan Inggris pada 2025 untuk memberikan sanksi kepada individu dan entitas yang mengoperasikan pusat penipuan ilegal di Asia Tenggara. Australia dan Singapura juga melangkah dengan legislasi untuk melindungi warga mereka dari penipuan dan bekerja sama dengan AS dalam penegakan hukum serta sanksi.

    Jacob Sims, visiting fellow di Asia Center Harvard University yang memantau kejahatan transnasional di Kamboja dan Asia Tenggara, menyebut isu penipuan telah mendapat perhatian politik signifikan di AS selama setahun terakhir. “Setahun lalu hanya ada satu sanksi, dan kini banyak nama dan entitas besar telah disanksi, serta ada selusin RUU di Kongres AS,” ungkapnya.

    Namun, langkah-langkah ini juga terhambat oleh pemotongan program USAID di Asia Tenggara yang memantau perdagangan manusia di perbatasan Thailand-Myanmar dan Kamboja.

    Sims menambahkan: “Respons sejauh ini, meski ada momentum, belum merupakan respons strategis yang sesungguhnya dan belum cukup untuk mengganggu operasi secara signifikan.”

    Peran Cina dalam pusat penipuan

    Banyak pusat penipuan besar di Asia Tenggara dikabarkan dijalankan oleh jaringan kriminal asal Cina. Cina telah menutup pusat penipuan di Kamboja dan Myanmar — tetapi hanya yang menargetkan warganya sendiri.

    Laporan ke Kongres AS pada Juli menyebut sedikit keterkaitan antara jaringan kriminal ini dengan pemerintah atau Partai Komunis Cina, namun tindakan mereka sering memperburuk konflik regional melalui korupsi dan kejahatan.

    Meskipun ada sanksi dan penyelidikan kriminal baru-baru ini, negara-negara seperti Korea Selatan dan AS tampak enggan mengkritik pemerintah Cina atau Kamboja, dan lebih fokus menargetkan penjahat serta jaringan mereka secara langsung.

    Menurut Sims, selama Phnom Penh cukup bekerja sama untuk memberi kesan strategis “masih dalam permainan,” ibu kota Barat cenderung bersedia mentolerir penipuan berskala industri yang menargetkan warganya sendiri.

    “Banyak pemerintah ragu menghadapi Kamboja secara langsung karena masih melihatnya sebagai bidak penting dalam permainan geopolitik Cina versus Barat,” ujarnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Rizki Nugraha

    (ita/ita)

  • Deretan Kasino di Kamboja Jadi Target Jet Tempur Thailand

    Deretan Kasino di Kamboja Jadi Target Jet Tempur Thailand

    Phnom Penh

    Kasino yang ada di wilayah Kamboja menjadi target jet-jet tempur Thailand. Militer Thailand mengklaim kasino yang dibombardir tersebut merupakan pusat komando militer Kamboja.

    Sedikitnya 32 orang, yang terdiri atas 16 tentara Thailand, seorang warga sipil Thailand, dan 15 warga sipil Kamboja, tewas akibat pertempuran yang kembali berkobar di perbatasan beberapa pekan terakhir. Bentrokan itu juga memaksa sekitar 800.000 orang mengungsi di kedua negara.

    Militer Thailand, seperti dilansir The Nation dan abc.net.au, Rabu (17/12/2025), telah membombardir setidaknya lima kasino yang ada di wilayah Kamboja sejak Jumat (12/12) waktu setempat.

    Laporan Asia Times menyebut militer Thailand menggunakan sejumlah jet tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dan jet tempur Gripen buatan Swedia dalam gempuran terhadap kasino-kasino di wilayah Kamboja tersebut.

    Pusat Komando hingga Gudang Senjata

    Militer Thailand mengatakan kasino yang dibombardir tersebar di tiga provinsi berbeda. Mereka menuding militer Kamboja menjadi kasino tersebut sebagai pusat komando, gudang senjata, lokasi untuk penempatan pasukan, peluncuran drone, hingga tempat menyimpan roket untuk peluncur BM-21.

    Target spesifik yang dihantam pengeboman militer Thailand mencakup area kasino di Chong An Ma, Chong Chom, dan O’Smach di wilayah Kamboja.

    Dalam pernyataannya, militer Thailand mengatakan pihaknya mengerahkan jet tempur Saab JAS 39 Gripen untuk mengebom Royal Hill Resort, yang sebelumnya diidentifikasi sebagai pusat scam oleh Global Initiative Against Transnastional Organized Crime.

    Pengeboman lainnya, sebut militer Thailand, menghantam Sai Taku Resrot di Chob Kokir Khang Lich di Oddar Meanchey, kemudian menghantam sebuah kasino di area Thmor Da di Provinsi Pursat, dan menghantam sebuah kasino di dekat perlintasan perbatasan Chong An Ma di Provinsi Preah Vihear.

    1 Orang Tewas dan 5 Terluka

    Dalam pernyataan terpisah, para pejabat Kamboja melaporkan bahwa gempuran Thailand terhadap Kasino O’Smach di Provinsi Oddar Meanchey, pada Senin (15/12) waktu setempat, telah menewaskan seorang petugas keamanan dan melukai lima orang lainnya, termasuk warga China dan Myanmar.

    Pemerintah Kamboja terus membantah keterkaitan dengan sindikat scam dan judi online, dan telah menutup sejumlah operasi semacam itu di wilayahnya.

    Sementara itu seorang pakar memperingatkan bahwa serangan tersebut dapat membahayakan nyawa korban perdagangan manusia yang ada di dalam kasino tersebut, dan bisa dianggap sebagai kejahatan perang.

    Rekaman video yang diunggah secara online menunjukkan beberapa warga negara asing (WNA) melarikan diri dari kompleks yang diduga sebagai pusat scamming setelah serangan Thailand tersebut.

    Militer Thailand, dalam pernyataannya, juga mengatakan bahwa pasukannya telah meminimalkan kerusakan saat mengebom bangunan-bangunan yang merupakan kasino mewah di wilayah Kamboja, karena kemungkinan adanya warga sipil di dalamnya.

    Halaman 2 dari 3

    (isa/fas)

  • Atlet Wushu Edgar Xavier Pensiun usai Raih Emas SEA Games 2025

    Atlet Wushu Edgar Xavier Pensiun usai Raih Emas SEA Games 2025

    JAKARTA – Atlet wushu Edgar Xavier Marvelo resmi memutuskan untuk mengakhiri kariernya setelah membantu Indonesia mendapat medali emas SEA Games 2025 yang berlangsung di Thailand.

    Edgar memastikan bahwa SEA Games 2025 yang saat ini masih berlangsung merupakan panggung terakhirnya bersama tim nasional Indonesia dan setelahnya ia mulai fokus untuk mengurus keluarga kecilnya.

    “Ini persembahan terakhir saya untuk tim wushu Indonesia. Untuk sementara waktu, memang belum ada rencana apa-apa karena juga memutuskan untuk istirahat dulu sebentar,” ujar dia setelah pulang ke Jakarta.

    Saat ini istri Edgar tengah mengandung anak pertama mereka. Ia diperkirakan akan lahiran pada awal-awal tahun depan sehingga Edgar pun ingin benar-benar bisa mengurus mereka.

    Edgar mengatakan bahwa selain pertimbangan keluarga, keputusan untuk pensiun dia lakukan karena ingin memberi jalan kepada generasi-generasi baru wushu Indonesia yang berada di bawahnya.

    “Saya harap generasi-generasi penerus saya bisa terus berprestasi. Saya sangat berharap bisa lebih dari saya pastinya. Selain itu, saya juga berharap saya juga masih akan berkontribusi untuk wushu Indonesia,” ujarnya.

    Edgar menutup perjalanannya di panggung SEA Games 2025 dengan pencapaian satu medali emas dan satu medali perak. Kontribusinya berhasil membawa wushu menjadi juara umum dalam ajang tersebut.

    Medali emas terbaru yang didapat di Thailand merupakan medali emas keempat Edgar sepanjang partisipasinya mewakili tim wushu Indonesia dalam SEA Games.

    Ia pertama kali meraih emas pada SEA Games 2019 saat turun di nomor daoshu/gunshu dan nomor duilian. Sementara itu, satu medali emas lainnya didapat pada edisi 2023 di Kamboja dari nomor changquan.