Negara: Jerman

  • Arah Moneter Bank Sentral Eropa di Tengah Ancaman Tarif, Tahan atau Pangkas?

    Arah Moneter Bank Sentral Eropa di Tengah Ancaman Tarif, Tahan atau Pangkas?

    Bisnis.com, JAKARTA — Bank Sentral Eropa (ECB) kemungkinan akan mengabaikan ancaman ekonomi yang ditimbulkan oleh tarif dari Presiden AS Donald Trump dengan memilih untuk menunda pemotongan suku bunga hingga waktu yang belum ditentukan.

    Melansir dari Bloomberg, Minggu (20/7/2025), dalam keputusan akhir sebelum libur musim panas selama tujuh minggu, para pembuat kebijakan pada Kamis (24/7) kemungkinan akan mempertahankan suku bunga tetap di level 2%.

    Langkah itu menjadi penundaan respons terhadap ancaman tarif 30% Trump hingga tarif tersebut diterapkan dan dampaknya dapat dievaluasi dengan lebih baik.

    Saat banyak pejabat kemungkinan akan memanfaatkan jeda ini untuk liburan panjang, penegasan kembali bahwa inflasi berada pada target dan menunda kekhawatiran tentang prospek ekonomi hingga perkiraan kuartalan baru disusun untuk pertemuan 10-11 September mendatang, mungkin tampak tepat.

    Namun, yang diketahui oleh para pembuat kebijakan adalah bahwa masalah sedang mengintai. Selain kekhawatiran tentang tarif, mata uang euro telah menguat, meredam prospek harga dan mengancam untuk semakin menekan eksportir. 

    Sementara itu, krisis politik lain di Prancis mungkin sedang mengemuka terkait keuangan publik yang membengkak. 

    Mengingat latar belakang tersebut, Dewan Pengurus European Central Bank (ECB) mungkin mengakui di antara mereka bahwa peluang pemotongan suku bunga lagi pada September semakin besar, meskipun mereka tetap pada pendekatan “pertemuan demi pertemuan” yang sudah biasa dalam pengambilan keputusan. 

    Dalam konteks itu, ekonom Morgan Stanley dalam preview berjudul “Ready for the Beach” memperkirakan Presiden ECB Christine Lagarde dalam pernyataan pembukaannya kepada wartawan pada Kamis mendatang kemungkinan akan mengulang pernyataan bahwa risiko terhadap pertumbuhan “berpihak pada sisi bawah”.

    Ekonom senior Bloomberg untuk kawasan Eropa David Powell menyampaikan bahwa pertemuan 24 Juli mendatang masih belum akan memperjelas waktu pemangkasan suku bunga.   

    “Kami memperkirakan bahasa Dewan Pengurus setelah pertemuan 24 Juli akan serupa dengan formulasi pada Juni, meninggalkan kemungkinan pemotongan lagi, tanpa komitmen [kapan pemotongan],” ujarnya.  

    Laporan ekonomi dalam sepekan ke depan akan menjadi bahan pertimbangan pada dewan di ECB.  

    Di antaranya adalah survei pinjaman bank ECB yang dijadwalkan pada Selasa, kepercayaan konsumen pada Rabu, dan indeks manajer pembelian dari seluruh kawasan dan ekonomi besar lainnya, yang akan dirilis pada Kamis, beberapa jam sebelum hasil pembahasan ECB.  

    Indikator kunci lainnya seperti kepercayaan bisnis Ifo Jerman yang sangat diperhatikan dan sentimen ekonomi Italia akan dirilis pada Jumat. 

    Sementara di AS sendiri, Pejabat Fed tengah berada dalam periode larangan berbicara menjelang pertemuan 29-30 Juli. Kalender data ekonomi AS relatif ringan dan ditandai oleh dua laporan pasar perumahan.

    Pada Rabu, data Juni dari Asosiasi Agen Properti Nasional (NAR) diperkirakan menunjukkan perubahan minimal dalam penjualan rumah bekas untuk bulan ketiga berturut-turut. Penutupan kontrak penjualan rumah bekas telah berkisar di tingkat tahunan 4 juta, sedikit di atas level tahun lalu yang merupakan yang terlemah sejak 2010.

    Sementara itu, ekonom memperkirakan laporan pemerintah pada Kamis akan menunjukkan penjualan rumah baru sedikit pulih pada Juni setelah mengalami penurunan bulanan terbesar sejak 2022. Kecepatan penandatanganan kontrak rumah baru sebagian besar stagnan selama dua tahun terakhir. 

    Pasar perumahan kesulitan untuk mendapatkan momentum karena suku bunga hipotek yang tinggi dan kendala keterjangkauan membuat banyak calon pembeli menunda pembelian. 

    Laporan lain termasuk rilis pesanan barang tahan lama Juni pada Jumat, didahului oleh survei manufaktur dan jasa S&P Global untuk Juli pada Kamis.

  • LPSK Jemput Bola, Korban Terorisme Tak Boleh Tertinggal

    LPSK Jemput Bola, Korban Terorisme Tak Boleh Tertinggal

    Liputan6.com, Denpasar – Waktu terus berjalan, dan negara sudah membuka pintu selebar-lebarnya. Namun, hingga pertengahan 2025, masih banyak korban tindak pidana terorisme masa lalu yang belum mengajukan kompensasi. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) bersama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengingatkan, jangan sampai kesempatan ini berlalu begitu saja.

    Komitmen pemerintah untuk memenuhi hak para korban diperkuat dengan diperpanjangnya batas waktu pengajuan kompensasi hingga 22 Juni 2028, menyusul putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 103/PUU-XXI/2023.

    “Pengajuan kompensasi bisa dilakukan secara langsung ke LPSK atau melalui kanal resmi kami,” tegas Ketua LPSK Achmadi saat Sosialisasi Penanganan Korban Terorisme Masa Lalu di Prime Plaza Hotel, Sanur, Denpasar, Kamis (17/7/2025).

    Ia mengungkapkan, hingga kini LPSK telah menyalurkan dana sebesar Rp 13 miliar kepada 785 korban. Namun masih banyak yang belum mengakses haknya karena belum teridentifikasi atau tidak mengetahui prosedurnya.

    Untuk mempercepat penjangkauan, LPSK menerapkan strategi jemput bola. Tim LPSK memverifikasi data korban dari BNPT, melakukan asesmen dampak, hingga menerbitkan keputusan pemberian kompensasi, bahkan menjangkau korban di luar negeri.

    Wakil Ketua LPSK, Susilaningtias, menegaskan bahwa lembaganya tidak ingin ada korban yang tertinggal, termasuk yang berada di negara seperti Jerman, Italia, Korea Selatan, dan Singapura. “Jika diperlukan, kami akan mendatangi langsung korban di luar negeri. LPSK membuka seluruh jalur komunikasi,” ujarnya.

    Langkah ini pun diapresiasi oleh DPR RI. Anggota Komisi III, Willy Aditya, menyebut kolaborasi antarlembaga sebagai bentuk keseriusan negara dalam menegakkan hak asasi manusia. Ia juga menyebut bahwa ini sejalan dengan komitmen Presiden Prabowo dalam memberi keadilan bagi seluruh warga negara.

     

    Operasi Pemberantasan Premanisme

  • Teh Indonesia Hadapi Tantangan Besar, Ekspor Digenjot dengan Identitas Baru
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        19 Juli 2025

    Teh Indonesia Hadapi Tantangan Besar, Ekspor Digenjot dengan Identitas Baru Bandung 19 Juli 2025

    Teh Indonesia Hadapi Tantangan Besar, Ekspor Digenjot dengan Identitas Baru
    Editor
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Direktur Jenderal Pengembangan
    Ekspor
    Nasional, Fajarini Puntodewi, mengajak para pelaku
    industri teh
    untuk lebih aktif berkontribusi dalam menggerakkan ekonomi nasional.
    “Indonesia merupakan produsen teh terbesar ketujuh di dunia. Namun, dari sisi
    ekspor
    kita hanya berada di peringkat ke-13, kalah dari negara yang bahkan tidak memiliki kebun teh, seperti Polandia, Jepang, Jerman, dan Inggris yang berada di 10 besar,” ujar Fajarani dalam rilisnya, Jumat (19/7/2025). 
    Ia juga mengungkapkan bahwa kontribusi ekspor teh Indonesia masih sangat kecil, hanya 0,06 persen dari total ekspor nonmigas.
    “Tantangan besar ada di depan kita bersama. Presiden Prabowo menargetkan pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen pada 2029,” ungkap dia. 
    Menurut Fajarini, Kementerian Perdagangan telah menargetkan kenaikan ekspor hingga 7,1 persen pada 2025, dan secara bertahap naik menjadi 9 persen pada 2029.
    “Kami mengajak pemangku kepentingan di sektor teh untuk bersama-sama meningkatkan ekspor. Mari kita dukung pertumbuhan ekonomi nasional,” tandasnya.
    Di tengah tantangan itu, sektor teh nasional memasuki babak baru dengan diluncurkannya logo Jatayu Indonesia di
    Bandung
    . Logo ini menjadi simbol komitmen bersama untuk memajukan industri teh lokal.
    “Jatayu Indonesia merupakan simbol yang merepresentasikan komitmen bersama untuk memajukan produk teh dalam negeri,” ungkap Board Indonesian Tea Marketing Association (ITMA), Delima Hasri Azahari.
    Menurut Delima, logo ini tidak hanya sebagai identitas visual tetapi juga penanda bagi konsumen bahwa produk tersebut berasal dari kebun teh Indonesia, diproduksi di dalam negeri, dan melibatkan tenaga kerja lokal.
    “Peluncuran Jatayu Indonesia bukan sekadar seremoni. Ini langkah strategis untuk memberi ruang bagi produk teh otentik Indonesia,” tambahnya.
    Logo ini akan disematkan pada kemasan produk teh sebagai penanda bagi konsumen, meski penggunaannya bersifat sukarela.
    “Ketika Anda memilih produk berlogo Jatayu Indonesia, Anda tidak hanya membeli teh. Anda mendukung petani teh Indonesia, pabrik teh lokal, dan ribuan pekerja di seluruh rantai pasok teh dalam negeri. Ini adalah bentuk nyata cinta pada Indonesia,” tegas Delima.
    Managing Director Business Watch Indonesia, Veronika Ratri mengatakan, inisiatif ini menjadi gerakan bersama untuk mengembalikan kejayaan teh Indonesia.
    “Logo Jatayu Indonesia hadir untuk memperkuat posisi industri ini melalui peningkatan citra, keterlibatan konsumen, dan kepercayaan pasar domestik,” ujarnya.
    Nanang Christianto, pengelola merek Teh nDeso dan Teh Juwara, menambahkan bahwa logo ini menjadi identitas yang membedakan produk lokal dari produk lain.
    “Konsumen semakin sadar pentingnya mendukung produk buatan negeri sendiri. Logo ini sangat membantu kami membangun kepercayaan itu,” katanya.
    Tren konsumsi teh di dalam negeri juga menunjukkan arah yang positif, dengan meningkatnya minat terhadap produk teh premium hingga minuman teh kekinian dan ready-to-drink.
    Hal ini menunjukkan potensi pasar domestik yang terus tumbuh dan menantang pelaku industri untuk berinovasi.
    “Logo ini bukan hanya soal estetika kemasan, tetapi juga sebuah pesan tentang keberpihakan pada industri teh nasional dan dampak ekonominya bagi jutaan orang di seluruh rantai pasok,” tutup Delima.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Tom Lembong: Mendag Era Jokowi, Timses Anies, dan Kini Divonis Penjara

    Profil Tom Lembong: Mendag Era Jokowi, Timses Anies, dan Kini Divonis Penjara

    Profil Tom Lembong: Mendag Era Jokowi, Timses Anies, dan Kini Divonis Penjara
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Thomas Trikasih Lembong alias
    Tom Lembong
    dihukum 4 tahun dan 6 bulan penjara dalam kasus dugaan korupsi importasi gula.
    Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat menyebut, Tom Lembong terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi sebagaimana dakwaan jaksa penuntut umum.
    “Menjatuhkan pidana kepada terdakwa, Thomas Trikasih Lembong oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 tahun dan 6 bulan,” kata Ketua Majelis Hakim Dennie Arsan Fatrika membacakan amar putusan di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Jumat (18/7/2025).
    Sebelum kasus dugaan korupsi importasi gula, nama Tom Lembong sudah ramai diberitakan dan dibicarakan publik.
    Khususnya saat ia tergabung dalam tim pemenangan
    Anies Baswedan
    untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2025.
    Namun, siapakah Tom Lembong sebelum terjun ke dunia politik pada Pilpres 2024. Berikut profil dan perjalanan Tom Lembong yang baru saja divonis 4,5 tahun penjara:
    Tom Lembong lahir pada 4 Maret 1971 dan bermukim di Jerman pada usia 3 sampai 10 tahun. Namun, dia sempat mengenyam pendidikan di Regina Pacis, Palmerah, Jakarta.
    Setelah lulus SMA, Tom Lembong menyelesaikan pendidikan tingginya di Harvard University pada 1994 dengan gelar Bachelor of Arts (B.A.) di bidang arsitektur dan tata kota.
    Namun, ia justru berkecimpung di industri jasa keuangan. Tom Lembong bekerja di Divisi Ekuitas Morgan Stanley di Singapura pada 1995.
    Setelah itu, ia menduduki posisi sebagai bankir investasi di Deutsche Securities Indonesia dari 1999 sampai 2000.
    Tom Lembong juga pernah menjadi penasihat ekonomi ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
    Posisi ini dipertahankan sampai Jokowi menjadi presiden 2014. Lalu, Tom menjadi Menteri Perdagangan (Mendag) pada 2015-2016, sebelum digeser menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sampai 2019.
    Lama tak terdengar, Tom Lembong kemudian memutuskan bergabung dalam tim pemenangan Anies untuk Pilpres 2024. Ia didapuk menjadi Co-Captain Timnas Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
    Namun, bergabungnya Tom Lembong ke tim pemenangan Anies disebutnya membuka pintu politisasi untuk “mentersangkakannya”.
    Saat membacakan pledoi untuk kasus dugaan korupsi importasi gula, Tom Lembong menyebut bahwa bergabung dengan oposisi, maka dirinya terancam dipidana.
    “Sinyal dari penguasa sangat jelas. Saya bergabung ke oposisi, maka saya terancam dipidana,” ujar Tom Lembong saat membacakan pledoi, di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Rabu (9/7/2025) malam.
    Hal tersebut terbukti saat surat perintah penyidikan (sprindik) kasus impor gula yang diterbitkan Kejaksaan Agung (Kejagung). Sprindik yang pertama atas kasus impor gula diterbitkan pertama kali oleh Kejagung pada 3 Oktober 2023.
    “Meskipun demikian, saya resmi bergabung pada tim kampanye nasional sebuah pasangan capres-cawapres yang berseberangan dengan penguasa pada tanggal 14 November 2023,” ujar Tom Lembong.
    Setelah itu, ia menangkap sinyal dari penguasa saat Tom Lembong ditangkap dan dibui atas kasus dugaan korupsi importasi gula.
    “Sinyal itu sangat jelas saat saya ditangkap dan dipenjara dua minggu setelah penguasa mengamankan kekuasaannya dengan pelantikan resmi di DPR RI,” ujar Tom Lembong.
    “Dan sinyal itu semakin jelas bagi semua pada hari ini,” sambungnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rekening Warga RI Sasaran Maling, Rp 35 Triliun Lenyap dari Dompet

    Rekening Warga RI Sasaran Maling, Rp 35 Triliun Lenyap dari Dompet

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pencurian mata uang kripto kian menggila. Sepanjang tahun ini, lebih dari US$2,15 miliar atau Rp 35 triliun telah berhasil dicuri.

    Laporan tersebut berasal dari Chainalysis, yang juga menyebutkan pencurian tahun ini jadi yang terbesar dibandingkan 2024. Bahkan diperkirakan total US$4 miliar (Rp 65,2 triliun) bisa tercuri jika tren terus berlanjut, dikutip Jumat (18/7/2025).

    Tercatat pula nilai aset yang dicuri mengalami peningkatan 17% year-to-date dari tahun 2022. Saat itu disebut sebagai tahun terburuk dalam catatan.

    Sementara itu, Indonesia menjadi salah satu negara dengan konsentrasi signifikan korban pencurian. Nasib serupa juga dialami oleh Amerika Serikat (AS), Jerman, Rusia, Kanada, Jepang, serta Korea Selatan.

    Pertumbuhan jumlah korban terbesar dari H1-2024 ke H1-2025 terjadi di Eropa Timur, Timur Tengah serta Afrika Utara (MENA), dan Asia Tengah, Selatan, serta Oceania (CSAO).

    Laporan yang sama juga memetakan nilai pencurian per korban pada tahun ini. AS, Jepang dan Jerman masuk 10 besar daftar tersebut.

    Tambahannya berasal dari Uni Emirat Arab, Chili, India, Lithuania, Iran, Israel dan Norwegia. Bahkan UEA tercatat memiliki nilai curian paling besar mendekati US$80 ribu (Rp 1,3 miliar).

    Salah satu kasus yang menjadi pencurian terbesar adalah peretasan Bybit di DPRK. Dalam laporan itu disebut sebagai pengubah lanskap ancaman tahun 2025 ini.

    Peretasan itu membuat kerugian hingga US$1,5 miliar (Rp 24,4 triliun). Jumlahnya mewakili sebagian besar (69%) dari dana yang berhasil dicuri sepanjang tahun ini.

    Pencurian itu melakukan metode rekayasa sosial. Termasuk dengan infiltrasi layanan terkait kripto lewat personal TI yang disusupi sebelumnya.

    Chainanalysis juga menyebutkan soal strategi mitigasi menghindari pencurian kripto di masa depan. Untuk perusahaan, ditekankan soal budaya keamanan kuat, audit keamanan rutin dan proses penyaringan karyawan agar bisa mengatasi upaya rekayasa sosial.

    Bagi individu, pentingnya menjaga kerahasiaan kepemilikan mata uang kripto. Selain juga melakukan langkah-langkah keamanan teknis, misalnya mengonversi kepemilikan jadi koin privasi atau menggunakan dompet dingin.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Korupsi Kapal Mewah Pemprov Sultra Rp 9,8 Miliar Mandek, Seret Nama Saudara Pebisnis Terkenal

    Korupsi Kapal Mewah Pemprov Sultra Rp 9,8 Miliar Mandek, Seret Nama Saudara Pebisnis Terkenal

    Kasus bermula pada Februari 2020, pemprov melalui sekretariat daerah, mengeluarkan rilis terbuka di LPSE. Saat itu, website LPSE.sultraprov.go.id, berisi pengumuman sudah menuntaskan sebuah tender belanja modal pengadaan alat-alat angkutan diatas air bermotor penumpang-belanja modal pengadaan speed boat.

    Data LPSE, mencantumkan nilai kontrak mencapai Rp 12.181.600.000, Sedangkan Nilai HPS (Harga Perkiraan Sendiri) mencapai Rp 9.990.200.000.

    PT Wahana, kontraktor pemenang tender pengadaan speed boat membeli kapal di wilayah Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta. Kapal yang dibeli, bermerek Azimuth Atlantis, senilai Rp 9,8 miliar.

    Kapal tersebut, digunakan di wilayah PIK Jakarta untuk melayani wisatawan lokal dan mancanegara. Dengan anggaran sebesar ini, PT Wahana nekat membeli kapal berstatus barang bekas pakai.

    Status kapal yang merupakan barang bekas, terungkap pertengahan tahun 2023. Saat itu, kapal ini sudah dalam pantauan Kantor Bea Cukai Marunda Jakarta. Sebab, yacht buatan Jerman ini, ternyata hanya berstatus izin impor sementara saat masuk di Indonesia.

    Fakta lainnya, polisi mengungkapkan jangka waktu impor sementara yacht Azimuth, sudah habis sejak akhir 2020. Agar tetap bisa beroperasi di Indonesia, sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.04/2017 Tahun 2017 tentang Impor Sementara, izin mesti diperpanjang.

    Namun, sebelum memperpanjang izin impor sementara, pemilik kapal sudah menjual yacht ke pemprov Sultra. Setelah itu, pemprov membawa dan memgoperasikan kapal di Sultra sejak 2020 hingga 2023.

    Pada 2023, Bea Cukai Marunda Jakarta yang sudah memantau aktivitas yacht ini, menemukan keberadaannya di Pelabuhan Nusantara Kendari. Marunda kemudian berkoordinasi dengan Kantor Bea Cukai Kendari. Setelah penyitaan yang dilakukan Bea Cukai, mulai terungkap korupsi kapal yang diduga merugikan negara hingga Rp 9,8 miliar.

  • IHSG menguat 1,32 persen ditopang saham teknologi

    IHSG menguat 1,32 persen ditopang saham teknologi

    Sumber foto: Antara/elshinta.com.

    IHSG menguat 1,32 persen ditopang saham teknologi
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Kamis, 17 Juli 2025 – 18:10 WIB

    Elshinta.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada perdagangan Kamis, sebesar 95 poin atau 1,32 persen ke level 7.287.

    Indeks LQ45 juga mencatat kenaikan 1,08 persen atau 8,41 poin ke posisi 787,71. Penguatan ini didorong oleh sentimen positif dari pasar global serta lonjakan saham sektor teknologi.

    “Sektor technology (+7,22 persen) paling kuatnya naiknya, sementara di posisi terendah berada di sektor property & real estate (-0,25 persen),” tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, yang dikutip di Jakarta, Kamis.

    Sepanjang perdagangan, sebanyak 355 saham menguat, 234 saham melemah, dan 217 stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp14,29 triliun dan volume perdagangan 24,37 miliar saham.

    Sektor teknologi memimpin penguatan dengan lonjakan sebesar 7,22 persen.

    Sebaliknya, sektor properti dan real estat menjadi satu-satunya yang melemah, turun tipis 0,25 persen.

    Saham-saham big cap seperti Telkom Indonesia (TLKM) turut mengangkat IHSG setelah menguat 4,53 persen ke level Rp2.770, serta Barito Pacific (BRPT) yang melonjak 8,46 persen ke Rp2.180.

    Saham lainnya yang mendominasi penguatan LQ45 adalah Indosat (ISAT), Charoen Pokphand Indonesia (CPIN), dan Alfamart (AMRT).

    Adapun saham-saham yang menjadi pemberat indeks antara lain Vale Indonesia (INCO) yang turun 2,29 persen ke Rp3.420, Semen Indonesia (SMGR) minus 3,57 persen ke Rp2.700, dan Map Aktif Adiperkasa (MAPA) yang terkoreksi 2,84 persen ke Rp685.

    Di samping itu, bursa saham Asia mayoritas menguat setelah Presiden AS Donald Trump membantah kabar pemberhentian Ketua The Fed Jerome Powell dan mengumumkan rencana tarif baru bagi lebih dari 150 negara kecil.

    Para investor juga mencermati lonjakan ekspor Jepang ke Uni Eropa, ASEAN, dan Rusia yang menutupi penurunan ke AS dan China, serta menanti keputusan suku bunga acuan dari Bank Sentral China (PBOC) akhir pekan ini.

    Indeks Nikkei 225 naik 0,60 persen, Shanghai Composite menguat 0,37 persen, dan Straits Times Singapura melonjak 0,69 persen ke 4.160,58. Sementara Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,08 persen.

    Bursa Eropa juga dibuka di zona hijau. Indeks DAX Jerman menguat 0,94 persen, sedangkan FTSE 100 Inggris naik 0,41 persen. Bursa AS turut mencatat penguatan dengan S&P 500 naik 0,32 persen, Dow Jones 0,53 persen, dan NASDAQ Composite 0,25 persen.

    Sumber : Antara

  • Kian Banyak Warga Jerman Tinggal Sendiri, Bagaimana dengan Indonesia?

    Kian Banyak Warga Jerman Tinggal Sendiri, Bagaimana dengan Indonesia?

    Jakarta

    Sebanyak 17 juta orang di Jerman, atau sekitar 20,6% dari total populasi, kini tinggal sendirian di rumah mereka, menurut data terbaru dari Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis).

    Jumlah orang yang hidup sendiri meningkat secara signifikan dalam dua dekade terakhir. Dua puluh tahun lalu, angkanya hanya 17,1% atau sekitar 14 juta orang.

    Lansia dan anak muda mendominasi

    Data menunjukkan bahwa kelompok usia lanjut adalah yang paling mungkin hidup sendiri: 34% dari mereka yang berusia di atas 65 tahun tinggal sendiri, dan angkanya melonjak menjadi 56% untuk mereka yang berusia 85 tahun ke atas. Namun,tren ini juga menonjol di kalangan anak muda. Sebanyak 28% orang berusia 25 hingga 34 tahun tinggal sendiri, jauh di atas rata-rata nasional.

    Secara keseluruhan, perempuan lebih sering tinggal sendiri dibanding laki-laki, yaitu 21,2% berbanding 20%.

    Jerman di atas rata-rata Uni Eropa

    Dibandingkan dengan rata-rata Uni Eropa yang berada di angka 16,2%, proporsi rumah tangga satu orang di Jerman tergolong tinggi. Negara-negara yang memiliki angka lebih tinggi dari Jerman antara lain Lituania, Finlandia, Denmark, Estonia, dan Swedia. Sementara itu, Slovakia, Irlandia, dan Polandia mencatat angka terendah.

    Rumah tangga satu orang saat ini menjadi jenis rumah tangga paling umum di Jerman, menyumbang 41,6%. Menurut proyeksi, angka ini diperkirakan akan melebihi 45% pada tahun 2040.

    Bagaimana dengan Indonesia?

    Di Indonesia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat lebih dari 2,3 juta lansia (usia 60 tahun ke atas) yang tinggal sendirian, atau setara dengan 7,10% dari total populasi lansia. Fenomena ini menunjukkan adanya tren rumah tangga satu orang di kalangan lansia, meskipun proporsinya jauh lebih rendah dibandingkan Jerman.

    Belum ada data yang pasti terkait jumlah penduduk di luar lansia yang tinggal sendirian.

    Risiko kesepian dan kemiskinan

    Tinggal sendiri memiliki tantangan tersendiri. Di Jerman, satu dari empat orang (sekitar 25%) yang tinggal sendiri mengaku sering merasa kesepian, jauh lebih tinggi dibanding rata-rata pada populasi berusia sepuluh tahun ke atas sebesar 16,3%

    Kesepian paling banyak dialami oleh mereka yang berusia di bawah 30 tahun dan tinggal sendiri, dengan hampir 36% di antaranya mengaku sering merasa kesepian. Untuk kelompok usia 65 tahun ke atas yang tinggal sendiri, angka ini turun menjadi 17,6%.

    Selain itu, mereka yang tinggal sendiri juga lebih rentan terhadap kemiskinan. Pada tahun 2023, sekitar 29% dari individu yang tinggal sendiri dikategorikan berisiko mengalami kemiskinan, hampir dua kali lipat dari rata-rata populasi secara keseluruhan.

    Di Indonesia sendiri, riset dari Health Collaborative Center (HCC) menunjukkan bahwa 34% siswa SMA di Jakarta terindikasi memiliki masalah kesehatan jiwa. Riset menemukan bahwa 20% remaja dengan masalah mental mental mengalami perasaan kesepian. Penyebabnya mencakup konflik dengan teman, kurangnya kedekatan dengan teman sebaya, serta menurunnya interaksi sosial karena penggunaan gawai dan media sosial yang berlebihan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Alfi Milano Anadri

    Editor: Prihardani Purba

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kok Bisa Baju Balap Morbidelli Terbuka saat Kecelakaan?

    Kok Bisa Baju Balap Morbidelli Terbuka saat Kecelakaan?

    Jakarta

    Franco Morbidelli terlibat kecelakaan hebat di Sprint Race MotoGP Jerman akhir pekan kemarin. Dalam kecelakaan itu, yang menjadi sorotan adalah terbukanya wearpack atau baju balap Morbidelli.

    Morbidelli crash saat melakoni Sprint Race MotoGP Jerman 2025 di Sirkuit Sachsenring. Padahal Morbidelli sempat memimpin jalannya balapan.

    Petaka itu datang pada lap ketiga di tikungan delapan. Morbidelli terjatuh, dia terpelanting dari motornya.

    Belum usai, Morbidelli bergulingan di atas gravel, bahkan wearpack-nya sampai terbuka. Morbidelli sempat tidak bergerak setelahnya.

    Produsen baju balap yang dipakai Morbidelli, Dainese, melakukan investigasi tentang penyebab baju balap Morbidelli terbuka saat kecelakaan. Untungnya saat kecelakaan itu airbag di baju balap Morbidelli berfungsi dengan baik sehingga dapat membatasi kekuatan benturan saat kecelakaan.

    Dikutip GPOne, Racing Service Manager Dainese Pietro Mastrapasqua, mengatakan pihaknya membawa baju balap Morbidelli untuk dilakukan investigasi.

    “Kami akan membawa baju balap itu ke perusahaan untuk dianalisis, karena ini merupakan hal anomali yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kami harus menganalisis data untuk memahami kekuatan benturan, karena baju balap itu mengalami pergerakan yang sangat signifikan. Kami tentu harus bekerja untuk masa depan, karena kecelakaan-kecelakaan ini semakin brutal,” kata Pietro Mastrapasqua.

    “Kami harus menganalisis materialnya, karena sekilas, baik kami maupun IRTA (Asosiasi Tim Balap Internasional) tidak menemukan kelainan. Sesuatu pasti terjadi, meskipun baju balap itu lulus semua uji sebelumnya. Material kami telah diuji secara super dengan ritsleting yang dapat mengunci sendiri. Semuanya sangat aneh,” sebutnya.

    Wearpack atau baju balap itu berperan penting dalam melindungi pebalap MotoGP. Baju balap MotoGP kini sudah semakin canggih dan dilengkapi dengan airbag untuk melindungi pebalap saat terjadi kecelakaan. Apalagi kecepatan motor MotoGP saat ini semakin tinggi, bahkan lebih dari 350 km/jam sehingga dibutuhkan peralatan keselamatan yang maksimal.

    (rgr/din)

  • Inter Milan Inginkan Ademola Lookman, Tetapi Atalanta Minta Harga Tinggi

    Inter Milan Inginkan Ademola Lookman, Tetapi Atalanta Minta Harga Tinggi

    JAKARTA – Striker Atalanta Ademola Lookman menjadi target utama Inter Milan yang ingin melakukan perbaikan di lini depan. Hanya Atalanta meminta harga tinggi untuk penyerang tim nasional Nigeria ini.

    Inter masih memburu pemain depan. Setelah mengincar pemain depan Chelsea Christopher Nkunku, kini Inter mencoba merayu Lookman yang memang sudah berpengalaman di Serie A Italia.

    Lookman sendiri mengawali karier di Premier League Inggris. Pasalnya, dia lahir di Inggris dan mengasah kemampuan bermain saat masih yunior di Charlton Athletic. Lookman sempat bermain di tim senior Charlton, Everton dan Fulham.

    Dia juga pernah bermain di Bundesliga Jerman sebelum akhirnya berlabuh ke Italia untuk memperkuat Atalanta. Lookman sempat memperkuat tim nasional Inggris di level yunior dan bahkan bermain di Piala Dunia U-20 pada 2017.

    Namun saat memasuki usia senior, dia memilih membela Nigeria karena orangtuanya berasal dari negara tersebut.

    Di Italia, pemain berusia 27 ini termasuk moncer dan membawa Atalanta memenangi Liga Europa 2024 setelah menghajar tim favorit Bayer Leverkusen 3-0. Lookman memborong semua gol itu alias mencetak hattrick di laga final.

    Performa tajam Lookman menjadikan dia diminati Inter yang butuh pemain depan. Terutama bila Nerazzurri melepas Mehdi Taremi, striker timnas Iran yang menjadi pelapis Marcus Thuram dan Lautaro Martinez.

    Inter sendiri sudah melepas duo senior Joaquin Correa dan Marko Arnautovic. Praktis, pelatih Cristian Chivu hanya bisa mengandalkan Thuram dan Martinez di sektor depan.

    Nkunku sempat menjadi target Inter. Hanya saja belum ada perkembangan signifikan dari rencana transfer itu. Menurut Corriere dello Sport, Inter kemudian membidik target lain, Lookman.

    Atalanta memang tak keberatan melepas Lookman. Persoalannya, La Dea hanya bersedia melepas pemainnya dengan harga 50 juta euro atau sekira 944 miliar rupiah.

    Inter berharap Atalanta bersedia menurunkan harga Lookman. Pasalnya, Inter hanya mendapat budget 35 juta euro untuk pembelian striker.

    Bila gagal menggaet Lookman, Inter menjadikan striker RB Leipzig Lois Openda sebagai alternatif atau Eliesse Ben Seghir dari Monaco.

    Sebelumnya, Inter sudah memboyong pemain depan Ange-Yoan Bonny dari Parma dan menerima kembali striker berusia 20 Francesco Pio Esposito yang dipinjamkan ke Spezia selama dua musim.