Negara: Jerman

  • Trump-Putin Segera Bertemu, Zelenskyy Telepon Prancis-Jerman

    Trump-Putin Segera Bertemu, Zelenskyy Telepon Prancis-Jerman

    JAKARTA – Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump akan bertemu dalam beberapa hari mendatang.

    Pengumuman ini muncul sehari setelah utusan Trump, Steve Witkoff, mengadakan pembicaraan selama tiga jam dengan Putin di Moskow.

    Trump sebelumnya mengancam sanksi baru terhadap Rusia dan negara-negara yang membeli ekspornya mulai hari Jumat kecuali Putin setuju untuk mengakhiri konflik 3-1/2 tahun, yang paling mematikan di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

    Pada Rabu, Trump mengenakan tarif yang lebih tinggi terhadap India karena membeli minyak Rusia dan mengatakan bea tambahan serupa mungkin akan diberlakukan terhadap Tiongkok, pembeli utama minyak mentah Rusia lainnya.

    Belum jelas apakah ia akan mengumumkan langkah lebih lanjut setelah batas waktu yang ditetapkan pada Jumat berakhir.

    Penasihat Kremlin, Yuri Ushakov, mengatakan Rusia dan AS telah sepakat untuk mengadakan pertemuan puncak Putin-Trump “dalam beberapa hari mendatang”.

    Putin dalam pertemuan dengan presiden Uni Emirat Arab, mengatakan UEA akan menjadi tempat yang “sepenuhnya cocok” untuk pertemuan tersebut, tetapi tidak mengonfirmasi negara Teluk tersebut akan menjadi tuan rumah.

    Tidak ada pertemuan puncak antara pemimpin AS dan Rusia sejak Putin dan Joe Biden bertemu di Jenewa pada Juni 2021.

    Rusia berperang di Ukraina pada Februari 2022, dengan alasan ancaman terhadap keamanannya sendiri dan menjerumuskan hubungan ke dalam krisis yang mendalam.

    Kyiv dan sekutu Baratnya menggambarkan invasi tersebut sebagai perampasan tanah ala kekaisaran.

    Trump telah bergerak untuk memperbaiki hubungan dengan Rusia dan mencoba mengakhiri perang, meskipun dalam komentar publiknya ia tampak antara mengagumi dan mengkritik tajam Putin.

    Indeks pasar saham utama Rusia, MOEX, naik hingga 5% setelah berita tersebut, level tertingginya dalam dua bulan. Rubel mencapai level tertinggi dalam dua minggu terhadap dolar AS dan yuan China.

    “Saham Rusia sedang melonjak. Investor berharap pertemuan (Trump-Putin) akan menjadi langkah menuju normalisasi situasi geopolitik,” kata analis Alfa Bank dalam catatan.

    Seorang pejabat Gedung Putih juga mengatakan Trump dapat bertemu Putin paling cepat minggu depan.

    The New York Times melaporkan Trump memberi tahu para pemimpin Eropa melalui panggilan telepon dia bermaksud bertemu dengan Putin dan kemudian menindaklanjutinya dengan pertemuan trilateral yang melibatkan pemimpin Rusia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    Para pemimpin Ukraina dan Eropa telah lama mengkhawatirkan Trump dapat bersekutu dengan Putin untuk memaksakan kesepakatan terhadap Zelenskyy yang akan sangat merugikan Kyiv.

    Zelenskyy berbicara pada Kamis, 7 Agustus, dengan para pemimpin Prancis dan Jerman serta dengan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, dan mengatakan bahwa Eropa harus terlibat dalam proses perdamaian.

    “Perang sedang terjadi di Eropa, dan Ukraina merupakan bagian integral dari Eropa – kami sudah bernegosiasi untuk bergabung dengan Uni Eropa. Oleh karena itu, Eropa harus menjadi peserta dalam proses yang relevan,” ujarnya pada X dilansir Reuters, Kamis, 7 Agustus.

    Zelenskyy mengatakan perang harus diakhiri dengan “perdamaian yang bermartabat”, dan penyelesaian apa pun yang dicapai akan membentuk lanskap keamanan Eropa selama beberapa dekade mendatang.

    Menurutnya, Rusia masih belum menyatakan siap untuk gencatan senjata.

    “Dalam waktu dekat harus ditunjukkan konsekuensi apa yang akan terjadi jika Rusia terus memperpanjang perang dan mengganggu upaya konstruktif,” kata Zelenskyy.

    Mykola Bielieskov dari Institut Nasional untuk Studi Strategis di Kyiv mengatakan tawaran Putin untuk bertemu dengan Trump sama saja dengan memberinya hadiah tanpa imbalan apa pun. Hal ini, katanya, memberi Rusia “kesan keluar dari isolasi dan berbicara secara setara”.

    Ia mengatakan Kremlin akan terus mengulur waktu, menggunakan fakta pertemuan tersebut sebagai bukti keterbukaan terhadap negosiasi tanpa konsesi apa pun.

    Zelenskyy mengatakan berbagai kemungkinan format pertemuan bilateral dan trilateral telah dibahas dengan Trump dan sekutu Ukraina di Eropa.

    “Ukraina tidak takut dengan pertemuan dan mengharapkan pendekatan berani yang sama dari pihak Rusia,” kata Presiden Ukraina.

  • Panen Pujian, Jersey PSM Makassar Disebut yang Terbaik di Super League Musim Ini

    Panen Pujian, Jersey PSM Makassar Disebut yang Terbaik di Super League Musim Ini

    FAJAR.CO.ID, MAKASSAR — PSM Makassar resmi meluncurkan jersey kandang terbarunya untuk menghadapi kompetisi BRI Super League musim 2025/2026. Peluncuran dilakukan secara daring melalui unggahan di akun Instagram resmi klub, Kamis (7/8/2025).

    Dalam peluncuran tersebut, PSM memperkenalkan kolaborasi eksklusif dengan apparel global asal Jerman, Adidas. Kerja sama ini langsung menyita perhatian publik, terutama karena Adidas menjadi satu-satunya brand internasional yang secara resmi mensponsori klub peserta liga musim ini.

    “Ewako spirit x tiga garis. Perkenalkan jersey baru PSM Makassar 2025/2026,” tulis caption unggahan klub tersebut.

    Jersey anyar Juku Eja hadir dengan warna merah maroon yang menjadi ciri khas klub. Desainnya memadukan nuansa elegan dan modern, dengan tiga garis putih khas Adidas melintang di kedua lengan. Di bagian depan, satu sponsor utama ditempatkan tepat di tengah, sementara dua sponsor pendukung disusun di bagian atas, menjaga keseimbangan visual. Aksen putih dari bawah ketiak hingga pinggang memberikan sentuhan kontras yang dinamis.

    Peluncuran jersey ini disambut positif, baik dari warganet maupun kalangan sepak bola. Dua mantan pemain PSM, Asnawi Mangkualam dan Marc Klok, turut memberikan reaksi dengan meninggalkan komentar berupa emotikon api dan tepuk tangan di unggahan tersebut.

    Pujian juga datang dari konten kreator sepak bola, Arul El Pundit, yang menyebut desain jersey ini sangat elegan. “Warna merah maroon khas PSM Makassar dipadukan dengan list putih di bagian pinggul, kemudian tidak banyak sponsor di bagian depan menambah estetika dari jersey ini,” ujarnya.

  • Trump Akan Bertemu Putin Bahas Perang Ukraina, Zelensky Diajak?

    Trump Akan Bertemu Putin Bahas Perang Ukraina, Zelensky Diajak?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas tentang Ukraina. Akankah Trump mengajak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky?

    Dilansir AFP, Jumat (8/8/2025), Trump mengatakan tetap akan bertemu Putin meskipun Putin belum mau duduk bersama dengan Zelensky. Diketahui, pertemuan Putin-Zelensky adalah syarat munculnya diskusi tersebut, Trump sempat memberi tenggat waktu kepada Moskow bertemu dengan Zelensky untuk mencapai gencatan senjata atau memberikan sanksi kepada Rusia.

    “Itu terserah (Putin), kita lihat saja apa yang akan dia katakan,” kata Trump ketika ditanya wartawan mengenai ‘apakah batas waktu untuk Rusia masih berlaku atau tidak’.

    Ketika Trump ditanya apakah Putin diharuskan bertemu Zelensky sebelum pertemuan puncak, Trump hanya menjawab “Tidak”.

    Sementara itu, Kremlin mengatakan bahwa Putin akan menghadiri pertemuan dengan Trump “beberapa hari mendatang”. Tetapi, pemimpin Rusia itu pada dasarnya tidak ingin keikutsertaan Zelensky.

    Zelensky sendiri telah menyatakan bahwa ia harus terlibat dalam perundingan apapun.

    Sebelumnya, Trump mengatakan bahwa dirinya mungkin akan bertemu dengan Putin “segera”. Hal ini dikatakan sang Presiden AS menyusul apa yang disebutnya sebagai pembicaraan yang sangat produktif di Moskow antara utusan khususnya dan sang pemimpin Rusia.

    Kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Rusia untuk berdialog dengan Putin itu dilakukan saat AS bersiap menjatuhkan sanksi-sanksi sekunder, termasuk kemungkinan terhadap China, untuk menekan Moskow agar segera mengakhiri perangnya di Ukraina.

    Potensi pertemuan puncak tersebut telah dibahas dalam percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang, menurut sumber senior di Kyiv, juga menyertakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte dan para pemimpin Inggris, Jerman serta Finlandia.

    (zap/eva)

  • Jurus RI Tangkal Efek Tarif Trump, Kebut Sederet Perjanjian Dagang

    Jurus RI Tangkal Efek Tarif Trump, Kebut Sederet Perjanjian Dagang

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia melakukan sejumlah langkah strategis guna meredam efek kebijakan tarif Trump yang berlaku mulai 7 Agustus 2025. Salah satu langkah yang dilakukan ialah dengan mempercepat penyelesaian sejumlah perjanjian dagang.

    Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengatakan percepatan penyelesaian perundingan perjanjian dagang dengan sejumlah negara mitra dilakukan guna memperluas pasar ekspor.

    Budi mengatakan bahwa Indonesia ke depannya tidak hanya akan fokus menyasar pasar tradisional seperti Amerika Serikat, China, India hingga Jepang, tetapi juga menyasar pasar non-tradisional seperti Afrika hingga Amerika Latin.

    Menurutnya, perluasan pasar ekspor penting dilakukan mengingat saat ini Amerika Serikat juga telah menerapkan kebijakan tarif impor sebesar 19% untuk produk-produk Indonesia yang masuk ke AS.

    Apalagi, Kementerian Perdagangan (Kemendag) pada tahun ini menargetkan pertumbuhan ekspor nasional mencapai 7,10% dengan nilai ekspor mencapai US$294,45 miliar.

    Adapun, nilai ekspor Indonesia mencapai US$23,44 miliar pada Juni 2025 atau naik 11,29% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$21,06 miliar.

    Secara kumulatif, total nilai ekspor Indonesia mencapai US$135,41 miliar pada semester I/2025. Nilainya naik 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai US$125,73 miliar.

    Jika diperinci, nilai ekspor migas sebesar US$7,03 miliar atau turun 11,04% dari sebelumnya US$7,9 miliar. Sementara itu, nilai ekspor nonmigas naik sebesar 8,96% dari US$117,83 miliar menjadi US$128,39 miliar.

    Perjanjian Dagang

    Demi tetap menjaga kinerja ekspor Indonesia, Mendag Budi mengatakan pada tahun ini setidaknya ada lima perjanjian dagang yang ditargetkan rampung.

    Kelima perjanjian dagang yang dimaksud yakni, Indonesia—Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA), Indonesia-Peru Comprehensive Economic Partnership Agreement (IP-CEPA).

    Kemudian, Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA), Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU-FTA), dan Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement (IT-PTA).

    “Jadi tahun ini banyak perjanjian dagang yang bisa kita selesaikan. Kita akan tandatangani, dengan harapan, pasar kita, ekspor kita semakin besar. Semakin meningkat ke negara-negara di dunia,” kata Budi di kantor Kemendag, Jakarta, Kamis (7/8/2025).

    Terkait dengan IP-CEPA, Budi mengatakan perjanjian dagang tersebut bakal ditandatangani pada 11 Agustus 2025. Bahkan, Budi juga menyebut Presiden Peru Dina Boluarte akan menyambangi Indonesia pada 11 Agustus 2025.

    “Dengan Peru [melalui IP—CEPA] tanggal 11 [Agustus 2025] akan kita tandatangani. Jadi kita cepat ini. Jadi teman-teman sebenarnya masih di Peru. Sudah selesai [perjanjian IP—CEPA], karena Presiden Peru juga mau ke sini, tanggal 11, jadi kebetulan perjanjiannya sudah selesai,” ujarnya.

    Selain mempercepat penyelesaian perjanjian dagang dengan Peru, Mendag mengatakan perjanjian Indonesia—European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU—CEPA) juga bakal rampung pada 2025.

    Truk kontainer melintas di antara tumpukan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (3/6/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

    Budi mengatakan kinerja ekspor Indonesia akan melambung dengan adanya perjanjian IEU—CEPA. Pasalnya, sebelum perjanjian IEU—CEPA ini berlaku, surplus perdagangan dari Uni Eropa mencapai US$3,79 miliar pada semester I/2025.

    Apalagi, kata Budi, Uni Eropa merupakan pasar yang besar, mengingat jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 400 juta jiwa.

    “EU itu kawasan kedua surplus kita terbesar semester I [2025]. Itu saja belum-belum pelaksanaan perjanjian perdagangan ya. Artinya kalau belum ada CEPA saja sudah surplus, mudah-mudahan nanti setelah ada CEPA menjadi semakin besar,” ujarnya.

    Pemerintah juga tengah mempercepat perjanjian Indonesia—Kanada CEPA. Rencananya, perjanjian ini bakal ditandatangani pada akhir 2025. Begitu pula dengan perjanjian Indonesia—Uni Ekonomi Eurasia (I—EAEU) yang ditargetkan rampung di tahun ini.

    Sementara itu, terkait dengan perjanjian dagang dengan Tunisia, Mendag mengungkap bahwa proses perundingan IT-PTA sebenarnya sudah selesai dilakukan. Perjanjian dagang ini tinggal menunggu penandatanganan kedua negara, untuk kemudian dapat segera diimplementasikan.

    Kemudian dengan Eurasia, Budi mengatakan bahwa telah disepakati poin-poin yang bakal dituangkan dalam IEAEU-FTA. Saat ini, kata dia, Eurasia tengah melakukan konsultasi dengan negara-negara anggotanya seperti Rusia, Turki, Jerman, Inggris, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Georgia, Kazakstan, dan Kirgistan.

    Mendag menjelaskan, EAEU merupakan mitra dagang penting Indonesia, bukan hanya sebagai pasar ekspor nontradisional tetapi juga sebagai Hub perdagangan internasional di kawasan Eropa Timur dan Asia Tengah.

    Dengan perjanjian ini, akses pasar yang lebih baik ke negara-negara anggota EAEU memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan volume perdagangan dan diversifikasi pasar ekspor.

    Peluang Indonesia

    Rencana pemerintah untuk mempercepat penyelesaian perundingan empat perjanjian dagang mendapat sambutan positif dari dunia usaha. Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menilai, perjanjian dagang menjadi peluang bagi eksportir Indonesia untuk semakin memperluas pasar ekspor, utamanya di tengah kebijakan perang tarif Presiden AS Donald Trump.

    “Memang harapan kami bisa diselesaikan dalam waktu dekat. Jadi mungkin ini menjadi prioritas untuk perjanjian,” kata Ketua Umum Apindo Shinta W. Kamdani.

    Shinta menyebut, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk dapat mengoptimalkan sejumlah perjanjian yang diharapkan rampung tahun ini. Dia mengatakan, Apindo telah membentuk kelompok-kelompok kerja untuk mengutilisasi perjanjian dagang ini.

    Dalam hal ini, Apindo melakukan akselerasi perdagangan dan investasi sesuai dengan sektor-sektor yang ada serta membangun komunikasi dengan pelaku usaha di negara terkait.

    Misalnya, Shinta mengatakan bahwa saat ini pihaknya sudah membangun komunikasi dengan pelaku usaha di Uni Eropa. Meski perjanjian dagang dengan Uni Eropa masih dalam tahap negosiasi, Shinta menyebut bahwa Indonesia sudah dapat melihat peluang apa saja yang bisa dilakukan dengan pelaku usaha di negara tersebut, termasuk juga investasi yang dapat masuk ke Indonesia.

    “Ini kita juga sudah harus mempersiapkan tim kerjanya. Kalau [perjanjian dagang] ini sampai selesai, ini sudah bisa tinggal langsung jalan,” ujarnya.

    Dalam kesempatan terpisah, Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Novyan Bakrie mengatakan sederet perjanjian dagang yang tengah dipercepat akan meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia, termasuk dengan adanya IEU—CEPA. 

    “Jadi ini sambil menyelam, minum air. Sambil menyiapkan tarif Trump, menyiapkan juga EU. Yang kebetulan Uni Eropa itu size-nya sama,” kata Anin saat ditemui di Jakarta, Kamis (7/8/2025). 

    Menurutnya, perdagangan Indonesia—Eropa bisa meningkat secara bertahap menjadi US$100 miliar selama 5–10 tahun ke depan. Pasalnya, Anin melihat Eropa merupakan pasar yang juga hampir mirip dengan Negara Paman Sam.

    “Kebetulan apa yang dibutuhkan mereka [Uni Eropa] itu mirip-mirip sama Amerika ya, seperti alas kaki, tekstil, garmen, elektronik,” ujarnya.

    Belum lagi, kata Anin, minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) yang merupakan komoditas unggulan Indonesia diperkirakan memiliki karpet merah di pasar Eropa. Alhasil, kinerja ekspor CPO Indonesia ke Eropa akan meningkat.

    “[CPO] yang tadinya sulit masuk menjadi bisa masuk. Jadi artinya pertumbuhannya pasti pesat,” tuturnya.

    Selain itu, Anin menambahkan perjanjian dagang ini akan membuat Indonesia lebih mudah mendapatkan bahan mentah, mulai dari gandum, kapas, hingga kedelai. 

    “Tapi yang kita ekspor adalah barang jadi, seperti tekstil, garmen, alas kaki, elektronik. Jadi saya rasa sebenarnya semua itu tergantung dari konsumen, tapi yang pasti akan membuat bahan baku jadi lebih murah,” terangnya.

    Dihubungi terpisah, Ekonom dari Universitas Paramadina Wijayanto Samirin mengatakan langkah yang diambil pemerintah dalam merampungkan sederet perjanjian dagang merupakan strategi yang tepat di tengah tarif Trump. 

    “Ini merupakan strategi tepat. Kita mengambil peluang dari perasaan senasib sepenanggungan negara-negara di dunia, akibat kebijakan perdagangan Trump yang dirasa tidak fair,” kata Wijayanto kepada Bisnis.

    Menurutnya, percepatan perjanjian dagang ini bisa menjadi alternatif dalam menghadapi tarif Trump. Namun, Wijayanto menilai, besaran tarif yang dikenai AS kepada Indonesia lebih rendah dan setara dibandingkan negara di kawasan Asean, seperti Vietnam, India, China, Thailand, dan Malaysia. 

    “Membuka pasar selain AS merupakan langkah jitu, mengingat kebijakan AS tidak bisa diprediksi dan dapat berubah sewaktu-waktu,” ujarnya.

    Namun, lanjut dia, perjanjian dagang hanya akan mendatangkan manfaat jika negara lain membeli produk Indonesia, sehingga peningkatan daya saing dan diversifikasi produk merupakan langkah yang perlu kita tempuh.

    “Jika tidak, perjanjian dagang justru hanya akan membuat pasar kita makin dibanjiri oleh produk dari luar,” pungkasnya.

  • Raksasa NATO Ini Mendadak Beri Pesan soal Nuklir, Sebut Ancaman Rusia

    Raksasa NATO Ini Mendadak Beri Pesan soal Nuklir, Sebut Ancaman Rusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jerman kembali mengutarakan sikapnya soal ketegangan nuklir yang melibatkan dua kekuatan besar, Rusia dan aliansi pimpinan Amerika Serikat (AS) NATO. Hal ini disampaikan Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul dalam peringatan 80 tahun pengeboman Hiroshima dan Nagasaki, Rabu (7/8/2025).

    Dalam kesempatan itu, ia menyebut perang nuklir tak bisa dimenangkan dan tidak mampu dilawan bila terjadi. Ia juga mengkritik Rusia yang selalu memberikan sinyal ancaman perang nuklir untuk menyikapi ketegangannya dengan NATO akibat perang di Ukraina.

    “Sayangnya, kami melihat negara seperti Rusia yang terlibat dalam pemerasan nuklir, yang mana hal ini mempertanyakan kembali aturan nuklir dan fungsinya sebagai pilar sentral keamanan global,” ujarnya dikutip Newsweek.

    Wadephul juga menyampaikan dedikasi Jerman untuk memastikan Iran tidak memegang senjata nuklir. Menurutnya, perlu ada upaya untuk mempromosikan perdamaian global dengan tidak melibatkan nuklir sebagai ancaman.

    “Untuk melindungi perdamaian dan keamanan, kita harus terus meningkatkan kemampuan menghambat dan melindungi, dan terus bekerja dalam dasar meneguhkan aturan internasional.”

    Pernyataan tersebut mencerminkan meningkatnya kekhawatiran di NATO bahwa stabilitas nuklir global sedang terkikis di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik. Dengan Rusia, hal ini disebabkan bantuan NATO kepada Ukraina, yang saat ini berada dalam perang dengan Moskow.

    Kekhawatiran internasional telah muncul atas program nuklir Iran. Teheran menyatakan bahwa program nuklirnya bersifat damai dan untuk penggunaan energi sipil, tetapi pengamat internasional yakin negara tersebut telah memperkaya uranium melebihi kebutuhan untuk tujuan non-nuklir. Iran telah meminta dukungan dari Rusia setelah serangan udara AS dan Israel terhadap fasilitas nuklirnya.

    Wadephul menegaskan kembali komitmen Jerman bersama Prancis dan Inggris untuk memperkuat Perjanjian Non-Proliferasi dan mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.

    Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, yang ditandatangani pada tahun 1968, bertujuan untuk mencegah penyebaran senjata nuklir. Dengan hampir 200 pihak, perjanjian ini merupakan perjanjian non-proliferasi nuklir yang paling banyak dipatuhi.

    Meski begitu, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi baru-baru ini mengatakan kepada Financial Times bahwa negaranya memiliki teknologi untuk memulai kembali pengayaan uranium meskipun ada kerusakan pada fasilitasnya pasca serangan AS dan Israel.

    “Bangunan dapat dibangun kembali. Mesin dapat diganti karena teknologinya sudah ada. Kami memiliki banyak ilmuwan dan teknisi yang dulu bekerja di fasilitas kami,” ujarnya. “Namun, kapan dan bagaimana kami memulai kembali pengayaan bergantung pada keadaan.”

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 10 Soal Tebak Gambar, Asah Ketajaman Otak Sekaligus Usir Penat

    10 Soal Tebak Gambar, Asah Ketajaman Otak Sekaligus Usir Penat

    Jakarta

    Otak butuh jeda sejenak di tengah rutinitas padat dan aktivitas yang menuntut konsentrasi tinggi. Bermain soal gambar bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk menyegarkannya.

    Melalui perpaduan antara gambar dan teka-teki kata, tebak gambar memberikan tantangan yang unik dan tak jarang mengundang senyum. Kamu bisa memainkan tebak gambar ini saat istirahat ataupun dengan teman untuk mencairkan suasana.

    Soal Tebak Gambar untuk menyegarkan otak

    Siap untuk menjawab soal tebak gambar? Perhatikan gambar dengan sesama dan jangan abaikan petunjuknya ya.

    1. Petunjuk dari jawaban ini berkaitan dengan hal yang mengganggu. Menjaga kesehatan dan kebersihan mulut dengan rutin bisa mengatasinya.

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    2. Ada lima macam gambar yang berbeda. Jawaban mengenai salah satu penyebab penyakit pembuluh darah.

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    3. Perhatikan dua huruf dan gambar yang menjadi petunjuk. Biasanya kondisi ini muncul saat seseorang terserang penyakit pernapasan.

    Asah otak tebak-tebakan Foto: Asah Otak/detikHealth

    4. Terdapat gambar seseorang yang bekerja di rumah sakit. Jangan lupa untuk memerhatikan petunjuk hurufnya.

    Asah otak tebak-tebakan Foto: Asah Otak/detikHealth

    5. Ada tiga objek gambar. Jawabannya berkaitan dengan orang yang sakitnya perlu dikontrol.

    Asah otak tebak-tebakan Foto: Asah Otak/detikHealth

    6. Wah pada gambar ini ada salah satu atlet sepakbola legendaris dari Inggris. Apa kamu bisa menjawabnya?

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    7. Ada sebuah wadah minuman dan hidung yang mengeluarkan air. Cukup mudah untuk menebaknya.

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    8. Tiga gambar ini menjelaskan sesuatu yang bisa terjadi jika jarang sikat gigi. Apa ya jawabannya?

    Tebak gambar ala detikHealth. Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    9. Ada dua hewan dan satu transportasi. Jawabannya berkaitan dengan sesuatu yang berhubungan dengan keamanan makananTebak gambar ala detikHealth. Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    10. Petunjuk dari empat gambar ini adalah sesuatu yang kadang terjadi pada seseorang saat kondisi udara sedang kering. Bisa menjawabnya?

    asah otak Foto: detikHealth

    Jawaban Tebak Gambar

    Apa kamu yakin sudah menjawabnya dengan benar? Coba cocokkan dengan jawaban berikut. Apakah semua jawabanmu benar atau ada yang salah?

    1. Bau mulut
    2. Kolesterol jahat
    3. Gejala batuk
    4. Jerawat batu
    5. Berobat jalan

    6. Terapi bekam

    7. Botol infus
    8. Sakit gigi berlubang
    9. Keracunan ikan busuk
    10. Hidung mimisan.

    Tonton juga Video: Yuk, Belajar Ilmu Parengting dari Orang Tua di Jerman

    Halaman 2 dari 6

    (elk/up)

  • Zelensky Kembali Serukan Pertemuan Tatap Muka dengan Putin

    Zelensky Kembali Serukan Pertemuan Tatap Muka dengan Putin

    Kyiv

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kembali menyerukan pertemuan tatap muka dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang yang berkecamuk lebih dari tiga tahun terakhir. Seruan ini disampaikan setelah utusan khusus Amerika Serikat (AS) melakukan pembicaraan dengan Putin di Moskow.

    Presiden Donald Trump sebelumnya memuji pembicaraan yang dilakukan utusannya, Steve Witkoff, dan Putin sebagai pembicaraan yang “sangat produktif”. Meskipun para pejabat Washington tetap berjanji untuk menjatuhkan sanksi sekunder terhadap mitra-mitra dagang Moskow, termasuk China.

    Zelensky, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025), mengatakan bahwa dirinya telah berbicara via telepon dengan Trump, dengan para pemimpin Eropa juga berpartisipasi dalam percakapan telepon itu. Trump, menurut Zelensky, mengatakan bahwa dirinya dapat bertemu dengan Putin “segera”.

    “Kami di Ukraina telah berulang kali mengatakan bahwa mencari solusi nyata dapat benar-benar efektif di level para pemimpin,” tulis Zelensky dalam pernyataan via media sosial.

    “Penting untuk menentukan waktu yang tepat untuk format seperti itu dan cakupan isu yang akan dibahas,” cetusnya.

    Zelensky sudah beberapa kali menyatakan kesiapan untuk melakukan pertemuan langsung dengan Putin, namun Kremlin menyebutnya sebagai “omong kosong”.

    Dalam pernyataan terbarunya, Zelensky menilai Rusia kini tampaknya lebih terbuka untuk gencatan senjata. Namun dia juga memperingatkan agar Ukraina dan AS untuk tidak tertipu oleh Moskow.

    “Tekanan (terhadap Rusia) tampaknya berhasil. Tetapi yang terpenting adalah mereka tidak menipu kita dalam hal detail — baik kita maupun AS,” ucapnya.

    Tonton juga video “Kremlin: Perundingan Damai di Ukraina Rumit, Mustahil Ada Keajaiban” di sini:

    “Ukraina pasti akan mempertahankan kemerdekaannya. Kita semua membutuhkan perdamaian yang langgeng dan dapat diandalkan. Rusia harus mengakhiri perang yang dimulainya sendiri,” tegas Zelensky dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters.

    Dikatakan juga oleh Zelensky bahwa dirinya berencana melakukan sejumlah pembicaraan sepanjang Kamis (7/8), termasuk dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz, serta para pejabat Prancis dan Italia.

    “Juga akan ada komunikasi di tingkat penasihat keamanan nasional,” ucapnya.

    “Yang terpenting bagi Rusia, yang memulai perang ini, adalah mengambil langkah nyata untuk mengakhiri agresinya,” tegas Zelensky.

    Tonton juga video “Ukraina Ngamuk! 117 Drone Serang Rusia, 40 Jet Tempur Rusak” di sini:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Jerman Bimbang untuk Mengakui Negara Palestina

    Jerman Bimbang untuk Mengakui Negara Palestina

    Berlin

    Akhir pekan lalu, muncul video-video dari Hamas dan kaum jihadis yang memperlihatkan sandera-sandera yang tampak kelaparan di Jalur Gaza. Kelompok-kelompok militan Islamis dan para simpatisannya menculik para sandera dalam serangan berdarah ke Israel pada 7 Oktober 2023. Dalang dari serangan tersebut adalah Hamas, yang oleh AS, Uni Eropa, Jerman, dan beberapa negara lain diklasifikasikan sebagai organisasi teroris.

    Kini diberitakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kemungkinan ingin menduduki seluruh Jalur Gaza. Perdana Menteri yang kontroversial itu mengklaim bahwa ia akan melakukan segalanya untuk membebaskan sandera-sandera. Sementara itu, kelaparan dan kematian di kalangan warga sipil Palestina di Gaza terus berlanjut.

    Kanselir Jerman Friedrich Merz menyatakan keterkejutannya atas gambar-gambar tersebut. “Hamas menyiksa para sandera, meneror Israel, dan menggunakan penduduknya sendiri di Jalur Gaza sebagai tameng manusia,” ujar Merz kepada surat kabar Bild.

    Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis di platform X bahwa Hamas telah menunjukkan “ketidakmanusiawian yang tak berbatas.” Ia menegaskan bahwa pembebasan segera seluruh sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza merupakan “prioritas mutlak” bagi pemerintahannya.

    Merz juga menekankan kepada media Bild bahwa Hamas “tidak boleh memainkan peran apa pun di masa depan Gaza.” Macron menyuarakan hal serupa.

    Prancis dan Jerman tidak sepakat soal pengakuan Palestina sebagai negara

    Namun dalam hal pengakuan Palestina sebagai sebuah negara, Prancis dan Jerman saling bertolak belakang.

    Macron baru-baru ini mengumumkan bahwa ia berniat mengakui Palestina sebagai negara dalam Sidang Umum PBB bulan September mendatang. Israel segera mengutuk langkah tersebut setelah diumumkan oleh Prancis. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengkritik, bahwa ini sama saja dengan “memberi penghargaan pada terorisme.”

    Sebaliknya, pemerintah Jerman untuk saat ini tidak merencanakan langkah tersebut, dan menganggap pengakuan negara Palestina hanya masuk akal apabila sebagai hasil dari proses negosiasi.

    Apakah Palestina sudah menjadi sebuah negara?

    Ada tiga kriteria utama yang harus dipenuhi agar suatu wilayah dapat disebut sebagai negara, jelas pakar hukum internasional Aaron Dumont dari Institut Hukum Perlindungan Perdamaian dan Hukum Kemanusiaan Universitas Bochum dalam wawancara dengan DW.

    Kriteria tersebut adalah:

    Wilayah negara yang jelasPenduduk negaraPemerintahan yang menjalankan kekuasaan negara.

    “Dua dari tiga kriteria dasar tersebut sudah pasti terpenuhi. Yang sulit adalah soal kekuasaan negara. Bisa dikatakan bahwa hal itu belum dimiliki oleh Palestina. Karena itu, negara tersebut belum benar-benar ada.”

    Di kalangan pakar hukum internasional sendiri, definisi pengakuan negara masih diperdebatkan — dan dengan demikian juga pertanyaan apakah Palestina sudah menjadi sebuah negara.

    Pakar Timur Tengah, Muriel Asseburg dari Lembaga Ilmu dan Politik, mengatakan dalam wawancara dengan DW bahwa pengakuan Palestina oleh negara-negara lain tidak akan langsung berdampak pada kehidupan nyata warga di wilayah tersebut. Beberapa negara saat ini pun sudah memiliki hubungan diplomatik langsung dengan Palestina, yang diwakili oleh Otoritas Palestina.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Otoritas Palestina mengelola Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Pemimpin Palestina Mahmoud Abbas sejak 2013 menyatakan akan berhenti menggunakan istilah “Otoritas Palestina” dan mulai menyebutnya sebagai “Negara Palestina”. Namun, pemimpin berusia 89 tahun ini sendiri tidak populer di kalangan rakyatnya. Pemilu terakhir berlangsung hampir dua dekade lalu. Pemerintah Fatah yang dipimpinnya mengakui eksistensi negara Israel.

    Di Jalur Gaza, Hamas memegang kendali dan menciptakan rasa ketakutan serta teror, serta tidak mengakui negara Israel. Bagi sebagian besar negara yang telah mengakui Palestina sebagai negara, Hamas dianggap sebagai mitra negosiasi yang sama sekali tidak bisa diterima.

    Pengakuan negara juga menjadi rumit karena batas-batas antara Israel dan wilayah Palestina belum jelas, begitu pula status Yerusalem Timur. Israel secara de facto menguasai sebagian besar wilayah yang sebenarnya berada di bawah kendali Otoritas Palestina. Mahkamah Internasional dalam opini terakhirnya menyatakan bahwa pendudukan wilayah Palestina — Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza — adalah ilegal.

    Pakar politik Asseburg menjelaskan dalam wawancara dengan DW: “Pengakuan negara Palestina akan memberikan sinyal bahwa: Kita tidak hanya sekadar menuntut solusi dua negara secara abstrak, tetapi kita ingin berkontribusi agar negara Palestina benar-benar ada berdampingan dengan Israel. Untuk itu, harus ada langkah konkret untuk mengakhiri pendudukan Israel.”

    149 dari 193 negara anggota PBB sudah mengakui Palestina

    Saat ini, 149 dari total 193 negara anggota PBB telah mengakui Palestina sebagai negara yang berdaulat. Pakar hukum internasional Dumont menegaskan: “Tidak bisa dikatakan bahwa kalau sejumlah negara mengakui Palestina, maka otomatis menjadi sebuah negara.”

    Namun, keanggotaan penuh Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York masih dianggap tidak mungkin untuk saat ini. Pakar Timur Tengah Asseburg menjelaskan lebih lanjut:

    “Keanggotaan penuh Palestina di PBB tidak akan terjadi dalam waktu dekat, karena hal itu membutuhkan keputusan dari Dewan Keamanan PBB. Dan untuk itu dibutuhkan persetujuan Amerika Serikat — yang saat ini tampaknya tidak akan diberikan.”

    Sejak 2012, Palestina memiliki status pengamat di Sidang Umum PBB, jelas Asseburg. “Sejak memperoleh status pengamat, Palestina dapat bergabung dengan berbagai organisasi internasional lainnya — termasuk Mahkamah Pidana Internasional.”

    Status pengamat ini dianggap sebagai langkah awal menuju keanggotaan penuh di PBB.

    Komitmen Jerman terhadap Israel

    Tekanan terhadap pemerintah Jerman meningkat agar bersikap lebih kritis terhadap Israel. Setelah laporan mengenai niat Perdana Menteri Israel Netanyahu untuk menduduki seluruh Gaza, juru bicara partai kiri yang merupakan oposisi – Die Linke, Lea Reisner, menuntut:

    “Harus ada tekanan politik, termasuk terhadap sekutu.” Ia menyebut sikap pemerintah koalisi Jerman sejauh ini sebagai “kebangkrutan total dalam kebijakan luar negeri Jerman.”

    Permintaan agar Palestina diakui sebagai negara terus bermunculan. Namun, Jerman masih jauh dari langkah tersebut. Salah satu alasan utama yang dikemukakan pemerintah Jerman adalah komitmen khusus terhadap Israel karena holokaus, yakni pembunuhan jutaan orang Yahudi selama masa rezim Nazi. Dari situ lahirlah apa yang disebut “raison d’etat” Jerman — komitmen nasional untuk menjamin keamanan Israel.

    Meskipun begitu, Kanselir Jerman Friedrich Merz telah memperkeras nada terhadap Israel. Ia menuntut gencatan senjata permanen di Gaza dan lebih banyak bantuan kemanusiaan dari Israel bagi warga di sana. Namun, di saat yang bersamaan, ia tidak ingin membuat Israel, tersinggung.

    Menurut Merz, pengakuan Palestina hanya bisa dilakukan di akhir dari proses menuju solusi dua negara antara Israel dan Palestina. Saat ini, ia tidak menganggap pengakuan itu sebagai “langkah yang tepat.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    Tonton juga video “Jerman Desak Israel Beri Bantuan ke Gaza” di sini:

    (nvc/nvc)

  • Sesko Sudah Berlatih Sendiri di Leipzig usai Kesepakatan Lisan dengan Manchester United Terwujud

    Sesko Sudah Berlatih Sendiri di Leipzig usai Kesepakatan Lisan dengan Manchester United Terwujud

    JAKARTA – Incaran Manchester United, Benjamin Sesko, berlatih di luar tim utama RB Leipzig. Hal itu terjadi setelah sang penyerang dikabarkan menjalin kesepakatan pribadi dengan The Red Devils.

    Sesko telah menjadi sasaran utama Manchester United dengan nilai sekitar 69,7 juta poind (Rp1,5 triliun) plus bonus.

    Leipzig merilis informasi terbaru skuad pada Rabu, 6 Agustus 2025, yang menyatakan bahwa Sesko akan berlatih sendiri bersama rekan setimnya, Lukas Klostermann.

    Hal ini terjadi setelah Sesko tidak dimasukkan dalam skuad Leipzig untuk pertandingan persahabatan pramusim melawan Atalanta pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

    Menurut ESPN, Manchester United memiliki sumber daya untuk meningkatkan tawaran kepada Sesko. Mereka pun yakin benar dapat mendaratkan penyerang tersebut.

    Negosiasi pun berjalan ke arah positif. Menurut pakar transfer sepak bola dunia, Fabrizio Romano, Sesko telah sepenuhnya menyetujui persyaratan pribadi dengan Manchester United.

    “Kontrak hingga Juni 2030 berlaku setelah berita eksklusif kemarin tentang indikasi yang jelas preferensi klubnya.”

    “Sesko ingin bergabung Manchester United, perasaan yang jelas terungkap di sini karena ia tidak pernah memberikan indikasi yang sama kepada klub lain,” tulis Romano di Instagram pribadinya.

    Kini, Manchester United tinggal bicara kepada RB Leipzig untuk negosiasi resmi sekaligus mencari kesepakatan terkait mahar.

    “Pembicaraan antarklub terus berlanjut karena klub Jerman tersebut menginginkan biaya yang lebih tinggi untuk menyelesaikan transfer Sesko,” tulis Romano lagi.

    Sesko mencetak 21 gol dalam 45 penampilan untuk Leipzig di semua ajang pada musim 2024/2025. Dia sempat bermain untuk RB Salzburg sebelum pindah ke Jerman pada 2023.

  • Trump Segera Bertemu Putin untuk Bahas Perang Ukraina

    Trump Segera Bertemu Putin untuk Bahas Perang Ukraina

    Washington DC

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa dirinya mungkin akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin “segera”. Hal ini dikatakan sang Presiden AS menyusul apa yang disebutnya sebagai pembicaraan yang sangat produktif di Moskow antara utusan khususnya dan sang pemimpin Rusia.

    Kunjungan Utusan Khusus AS Steve Witkoff ke Rusia untuk berdialog dengan Putin itu dilakukan saat AS bersiap menjatuhkan sanksi-sanksi sekunder, termasuk kemungkinan terhadap China, untuk menekan Moskow agar segera mengakhiri perangnya di Ukraina.

    Potensi pertemuan puncak tersebut telah dibahas dalam percakapan telepon antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang, menurut sumber senior di Kyiv, juga menyertakan Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte dan para pemimpin Inggris, Jerman serta Finlandia.

    “Ada kemungkinan besar akan ada pertemuan segera,” kata Trump saat berbicara kepada wartawan di Gedung Putih, ketika dirinya ditanya soal kapan akan bertemu pemimpin Rusia dan Ukraina, seperti dilansir AFP, Kamis (7/8/2025).

    Trump tidak memberikan indikasi lebih lanjut soal di mana pertemuan dengan Putin akan berlangsung. Namun pertemuan tersebut nantinya akan menjadi pertemuan puncak pertama antara kepemimpinan AS dan Rusia sejak mantan Presiden Joe Biden bertemu Putin di Jenewa, Swiss, pada Juni 2021 lalu.

    Laporan media terkemuka AS, seperti New York Times dan CNN, yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui rencana pertemuan itu, menyebutkan bahwa Trump berencana untuk bertemu Putin terlebih dahulu paling cepat pekan depan, sebelum melakukan pertemuan tiga pihak dengan Putin dan Zelensky.

    Gedung Putih saat ditanya soal prospek pertemuan tersebut, mengatakan Trump sangat terbuka untuk bertemu dengan pemimpin Rusia dan Ukraina.

    “Rusia menyatakan keinginan mereka untuk bertemu dengan Presiden Trump, dan Presiden terbuka untuk bertemu dengan Presiden Putin dan Presiden Zelensky,” ucap Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt.

    Percakapan telepon antara Trump dan Zelensky itu dilakukan setelah Witkoff berkunjung ke Moskow dan bertemu langsung dengan Putin pekan ini. Kremlin menyebut pembicaraan dengan Witkoff sebagai pembicaraan yang “produktif”.

    Kunjungan Witkoff ke Rusia itu dilakukan saat tenggat waktu dari Trump semakin dekat, di mana dia mengancam akan menjatuhkan sanksi baru atas perang Rusia di Ukraina jika Moskow tidak juga mengakhiri perang.

    “Kemajuan besar telah dicapai!” tulis Trump dalam pernyataan via media sosial Truth Social, sembari menambahkan bahwa setelah itu dirinya memberikan pengarahan kepada beberapa sekutu Eropa.

    “Semua orang sepakat bahwa perang ini harus segera berakhir, dan kami mengupayakannya dalam beberapa hari dan beberapa pekan ke depan,” cetusnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)