FotoINET
Rafida Fauzia – detikInet
Kamis, 21 Agu 2025 14:45 WIB
Jerman – Gamescom 2025 kembali digelar di Cologne, Jerman, menampilkan peluncuran game hingga pameran teknologi terbaru. Ajang ini jadi magnet bagi gamer dunia.

FotoINET
Rafida Fauzia – detikInet
Kamis, 21 Agu 2025 14:45 WIB
Jerman – Gamescom 2025 kembali digelar di Cologne, Jerman, menampilkan peluncuran game hingga pameran teknologi terbaru. Ajang ini jadi magnet bagi gamer dunia.

Berlin –
Para pemimpin Eropa terlihat lega karena upaya intensif mereka untuk memastikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendapat tempat dalam pembicaraan masa depan Ukraina akhirnya membuahkan hasil. Hanya saja, tantangan diplomatik yang sesungguhnya justru baru akan dimulai.
Pertanyaannya, di mana lokasi yang benar-benar bisa mempertemukan Zelenskyy dan Presiden Rusia Vladimir Putin?
“Di Eropa Ada Banyak Tempat Layak”
Kepada DW, Menteri Luar Negeri (Menlu) Jerman Johann Wadephul mengatakan bahwa ada “banyak tempat layak di Eropa” untuk melakukan negosiasi. Berlin, kata dia, tidak berniat menjadi tuan rumah dan menyebut Swiss sebagai lokasi yang “selalu layak dari dulu”.
Namun, menemukan “lokasi netral” dalam artian harfiah, antara Amerika Serikat, Rusia, Ukraina, dan mungkin negara-negara Eropa lainnya bukan hal mudah. Secara hukum, hal itu juga cukup rumit.
Vladimir Putin saat ini menjadi buronan internasional. Dia didakwa oleh Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court/ICC) dalam kasus dugaan kejahatan perang, termasuk pemindahan anak-anak secara ilegal dari wilayah Ukraina yang diduduki ke Rusia. Tuduhan ini, dibantah oleh Putin.
Oleh karena itu, dakwaan ICC tersebut membuat perjalanan internasional Putin menjadi rumit. Secara teknis, 125 negara yang menjadi anggota ICC wajib menangkap siapa pun yang menjadi subjek surat perintah ICC jika memasuki wilayah mereka.
Baik Rusia maupun AS tidak mengakui yurisdiksi ICC, sehingga muncul perdebatan hukum soal kekebalan yang dimiliki Putin. Pada hari Rabu (20/08), Washington meningkatkan tekanan diplomatik terhadap ICC dengan menjatuhkan sanksi terhadap sejumlah hakim.
Jerman dan Prancis Andalkan Swiss
Menlu Swiss Ignazio Cassis mengatakan negaranya “lebih dari siap” untuk menjadi tuan rumah pertemuan tersebut. Pihak Prancis juga menyetujui hal tersebut dan mengatakan Jenewa adalah lokasi ideal untuk negosiasi perdamaian.
Meskipun Swiss adalah anggota ICC, tapi pemerintahnya mengatakan Putin akan diberikan “kekebalan” untuk pembicaraan.
Hanya saja, dosen hukum pidana Internasional dari University of Amsterdam Mathhias Holvoet mengatakan bahwa hal tersebut cukup lemah dari kaca mata hukum. Kepada DW dia mengatakan, dalam sistem demokrasi liberal, pihak yudikatif yang independen nonpemerintah, harusnya mengambil keputusan soal penangkapan tersebut.
“Pada kenyataannya, saya menduga akan ada semacam kesepakatan antara eksekutif dan yudikatif untuk tidak mengeksekusi surat perintah penangkapan ini,” papar Holvoet, sambil mencatat bahwa ada sedikit konsekuensi untuk mengabaikan aturan ICC.
Swiss memiliki sejarah panjang dalam hal netralitas. Mereka menjadi markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Hingga menjaga jarak dengan Uni Eropa dan aliansi militer NATO. Namun, Swiss telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia atas invasi ke Ukraina.
Pemerintah Swiss mengatakan mereka telah terlibat dalam 30 proses perdamaian, termasuk pembicaraan tentang Armenia, Siprus, Mozambik, dan Sudan. Pada tahun 2021, Jenewa menjadi tuan rumah pembicaraan antara Putin dan mantan presiden AS Joe Biden.
Wilayah Uni Eropa, di Luar NATO: Austria
Kanselir Austria juga menawarkan ibu kota negaranya, Wina, sebagai calon tempat yang potensial. Austria adalah anggota Uni Eropa, tetapi telah netral secara militer sejak tahun 1950-an dan tetap berada di luar NATO.
“Austria membayangkan dirinya sebagai jembatan antara timur dan barat,” kata Reinhard Heinisch, seorang profesor ilmu politik di University of Salzburg, kepada DW.
Dia menyoroti rekam jejak Austria dalam hal diplomatik. Mulai dari pembicaraan AS-Rusia saat era Perang Dingin, hingga negosiasi tentang program nuklir Iran dalam dekade ini.
Sebagai anggota ICC, Austria menghadapi dilema hukum yang sama dengan Swiss. Hanya saja, kata Heinisch, “Austria terkenal dengan komprominya,” dan menambahkan bahwa banyak hal dalam hukum Austria yang “masih bisa ditafsirkan.”
Profesor hukum Holvoet menyebut penundaan surat perintah bisa dilakukan lewat kesepakatan dengan pihak Dewan Keamanan PBB. Hanya saja opsi itu, kata dia, secara politik tidak realistis.
Kenangan Buruk di Budapest
Pihak Paman SAM dikabarkan mempertimbangkan Hungaria sebagai lokasi. Negara Eropa Tengah tersebut mundur dari ICC awal 2025, setelah pengadilan mengeluarkan dakwaan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang merupakan sekutu dekat pemimpin Hungaria Viktor Orban.
Secara hukum internasional, opsi ini mungkin lebih mudah, tapi secara politik, Budapest tidak disukai banyak negara Eropa. Perdana Menteri Polandia Donald Tusk bahkan mengingatkan bahwa Ukraina pernah mendapat jaminan keamanan yang gagal di Budapest pada 1994. Saat itu Ukraina menyerahkan senjata nuklirnya, sebagai imbalannya Ukraina mendapat jaminan dari AS, Rusia, dan Inggris.
“Mungkin saya agak percaya dengan takhayul, tapi kali ini saya akan mencari tempat lain,” tulis Tusk di akun X resminya.
Hungaria, juga dikenal sebagai pihak bermasalah utama di Uni Eropa. Mereka sering kali memblokir atau meringankan sanksi Uni Eropa terhadap Rusia.
“Banyak pihak Uni Eropa melihat Orban sebagai semacam ‘kuda troya’ bagi kepentingan Rusia,” papar Heinisch. Namun, dia menambahkan, Eropa mungkin kesulitan menolak jika Trump dan Putin sepakat memilih Budapest, ibu lota Hungaria, sebagai lokasi pertemuan.
Turki: Anggota NATO, Tapi di Luar ICC
Media Turki mulai berspekulasi soal pertemuan Zelenskyy dan Putin di negara tersebut. Hal itu menyusul komunikasi antara Presiden Recep Tayyip Erdogan dengan Putin pada Rabu (20/08).
Kementerian Luar Negeri Rusia menyebut Putin berterima kasih atas “upaya Erdogan memfasilitasi pembicaraan Rusia-Ukraina di Istanbul.”
Turki telah menjadi tuan rumah beberapa putaran pembicaraan tingkat rendah antara Kyiv dan Moskow tahun 2025 ini, termasuk pertukaran tahanan.
Secara geografis, Turki berada di persimpangan Eropa dan Asia, dan seperti Rusia dan Ukraina, mereka memiliki garis pantai di Laut Hitam.
Turki adalah anggota NATO, tapi bukan bagian dari Uni Eropa dan tidak menandatangani Statuta ICC. Meski telah memasok senjata ke Ukraina, Turki tetap menjaga hubungan baik dengan Moskow.
Potensi Kawasan Teluk
Kemungkinan pertemuan dilakukan di luar kawasan Eropa juga disebut-sebut, mulai dari Arab Saudi hingga Qatar. Keduanya memiliki rekam jejak sebagai mediator internasional dan bukan anggota ICC.
Awal 2025, pejabat dari Ukraina, AS, dan Rusia mengadakan pembicaraan di Kota Jeddah, Arab Saudi. Pertemuan itu berakhir dengan keputusan Washington untuk kembali berbagi informasi intelijen kepada Kyiv.
Qatar, tetangga Saudi, juga telah memediasi pembicaraan yang menghasilkan kesepakatan antara Rusia dan Ukraina untuk memulangkan sejumlah anak.
Uni Eropa sebelumnya telah mendorong negara-negara Teluk agar lebih kritis terhadap Moskow, memperketat pengawasan terhadap pelanggaran sanksi, dan memberikan dukungan lebih besar kepada Ukraina.
Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris
Diadaptasi oleh: Muhammad Hanafi
Editor: Rahka Susanto
(nvc/nvc)

Jakarta –
Kalender sementara MotoGP 2026 resmi dirilis Dorna. Dari 22 seri yang dijadwalkan, Indonesia kembali menggelar MotoGP di Sirkuit Mandalika. Sementara itu, Brasil muncul sebagai tuan rumah baru.
Balapan perdana musim depan akan dimulai di Thailand, tepatnya di Sirkuit Buriram pada 27 Februari – 1 Maret 2026. Setelah itu, MotoGP akan langsung menuju Brasil pada 20-22 Maret. Negeri Samba itu akan memakai Sirkuit Ayrton Senna yang baru direnovasi. Sirkuit ini pernah menggelar MotoGP pada musim 1987 sampai 1989.
“Kami sangat menantikan untuk kembali ke Brasil. Kami memiliki basis penggemar yang baik yang kami tahu sangat gembira dengan berita ini. Perjanjian baru ini juga bakal menawarkan peluang fantastis untuk berekspansi di pasar utama bagi olahraga ini dan pabrikan kami,” kata CEO Dorna Sports Carmelo Ezpeleta.
Masuknya Brasil menambah variasi kalender yang kini tersebar di lima benua. Selain itu, seri klasik tetap dipertahankan, mulai dari Jerez, Mugello, Assen, hingga Silverstone. MotoGP Hungaria di Balaton Park dan Ceko di Brno juga kembali mengisi jadwal setelah sempat vakum lama.
Kabar baik untuk pecinta balap di Tanah Air, Sirkuit Mandalika di Lombok tetap menjadi salah satu tuan rumah. Balapan akan digelar pada 9-11 Oktober 2026, masuk dalam rangkaian Asia Tenggara bersama Australia dan Malaysia. Kehadiran Mandalika menegaskan posisi Indonesia sebagai pasar penting MotoGP.
Jadwal MotoGP 2026
1. Thailand (Buriram) 27 Februari – 1 Maret
2. Brasil (Ayrton Senna) 20 Maret – 22 Maret
3. Amerika Serikat (COTA) 27 Maret – 29 Maret
4. Qatar (Lusail) 10 April – 12 April
5. Spanyol (Jerez) 24 April – 26 April
6. Prancis (Le Mans) 8 Mei – 10 Mei
7. Spanyol (Catalunya) 15 Mei – 17 Mei
8. Italia (Mugello) 29 Mei – 31 Mei
9. Hungaria (Balaton Park) 5 Juni – 7 Juni
10. Ceko (Brno) 19 Juni – 21 Juni
11. Belanda (Assen) 26 Juni – 28 Juni
12. Jerman (Sachsenring) 10 Juli – 12 Juli
13. Inggris (Silverstone) 7 Agustus – 9 Agustus
14. Spanyol (Aragon) 28 Agustus – 30 Agustus
15. San Marino (Misano) 11 September – 13 September
16. Austria (Red Bull Ring) 18 September – 20 September
17. Jepang (Motegi) 2 Oktober – 4 Oktober
18. Indonesia (Mandalika) 9 Oktober – 11 Oktober
19. Australia (Phillip Island) 23 Oktober – 25 Oktober
20. Malaysia (Sepang) 30 Oktober – 1 November
21. Portugal (Portimao) 13 November – 15 November
22. Spanyol (Valencia) 20 November – 22 November
(lua/rgr)

Jakarta –
Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono mengatakan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier mengundang Presiden RI Prabowo Subianto untuk melakukan kunjungan kenegaraan ke Jerman pada paruh kedua 2025. Sugiono mengatakan undangan itu sebagai sebuah penghargaan.
Hal itu disampaikan dalam pertemuan Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul dengan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.
“Kami menganggap bahwa undangan ini merupakan sebuah bentuk penghargaan istimewa yang mencerminkan eratnya kemitraan kedua negara,” kata Menlu Sugiono dalam Pernyataan Bersama Indonesia-Jerman, seperti dilansir Antara, Rabu (20/8/2025).
Sugiono menuturkan kunjungan Menlu Jerman Johann Wadephul ke Indonesia memiliki arti penting dalam memperkuat hubungan bilateral kedua negara yang telah terjalin sejak 1952. Jerman merupakan mitra komprehensif yang sangat strategis bagi Indonesia di kawasan Eropa.
“Kerja sama ini mencakup banyak hal di berbagai sektor di bidang politik, pertahanan, perdagangan, ekonomi, energi, lingkungan dan sosial budaya baik di tingkat bilateral maupun multilateral,” ujar Sugiono.
Menurut dia, Indonesia dan Jerman berharap Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (I-EU CEPA) yang ditargetkan selesai pada 2026 akan semakin memperluas peluang kerja sama khususnya di bidang ekonomi guna meningkatkan perdagangan dan investasi.
“Saya juga menyampaikan kesediaan dan keterbukaan Indonesia dalam mengundang Jerman untuk meningkatkan investasi bersama-sama di sektor-sektor unggulan seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan, infrastruktur dan ketahanan pangan,” ujar Sugiono.
Indonesia pun mengajak Jerman mendukung Program Makan Bergizi Gratis melalui kerja sama pertanian berkelanjutan, peternakan, serta teknologi penyimpanan dingin bertenaga surya.
Menlu Wadephul melakukan kunjungan ke Indonesia untuk pertama kalinya, di mana Indonesia juga menjadi negara Asia pertama yang dikunjungi Menlu Jerman tersebut.
(lir/lir)

JAKARTA – Implementasi Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) diharapkan memperluas peluang kerja sama Indonesia dengan Jerman, khususnya di bidang ekonomi, kata Menteri Luar Negeri RI Sugiono.
Hal tersebut dikatakan Menlu Sugiono saat menyambut kunjungan Menteri Luar Negeri Republik Federasi Jerman Johann Wadephul di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Hari Rabu.
“Kunjungan ini memiliki arti penting dalam memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dengan Jerman yang telah terjalin sejak tahun 1952,” kata Menlu Sugiono dalam keterangan pers bersama Menlu Wadephul, Rabu 20 Agustus.
Dijelaskannya, kerja sama Indonesia dengan Jerman mencakup banyak hal di berbagai sektor, seperti politik, pertahanan, perdagangan, ekonomi, energi, lingkungan dan sosial budaya, baik di tingkat bilateral maupun multilateral.
“Jerman merupakan mitra komprehensif yang sangat strategis bagi Indonesia di kawasan Eropa,” kata Menlu Sugiono.
Menlu RI menjelaskan, Jerman merupakan mitra dagang dan investor utama Indonesia di Eropa, dengan total perdagangan RI-Jerman tahun lalu mencapai 6,15 miliar dolar AS, dengan pada periode yang sama Jerman juga melakukan investasi di Indonesia hingga mencapai 343 juta dolar AS
“Kami sama-sama berharap implementasi IEU-CEPA yang ditargetkan selesai pada 2026 akan semakin memperluas peluang kerja sama khususnya di bidang ekonomi antar kedua negara, meningkatkan perdagangan dan investasi,” kata Menlu Sugiono.
“Saya juga menyampaikan kesediaan dan keterbukaan Indonesia untuk mengundang Jerman meningkatkan investasi bersama-sama dengan Danantara di sektor-sektor unggalan, seperti energi terbarukan, kecerdasan buatan, infrastruktur dan ketahanan pangan,” tandasnya.
Menlu Sugiono menilai pertemuannya dengan Menlu Wadephul berlangsyng produktif dan konstruktif, membahas berbagai isu guna memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Jerman di berbagai sektor.
Pertemuan kali ini juga dimanfaatkan Menlu Sugiono untuk menyampaikan program-program prioritas nasional Indonesia dalam pemerintahan Prabowo Subianto, utamanya dalam penghapusan kemiskinan dan kelaparan.

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Luar Negeri Jerman Johann Wadephul menekankan pentingnya mendiversifikasi hubungan ekonomi di tengah fragmentasi yang kerap membuat perdagangan global dipolitisasi.
Wadephul menjelaskan bahwa negara-negara Eropa dan negara-negara di Indo-Pasifik sama-sama menjadi pendukung kuat perdagangan bebas internasional yang adil. Meski demikian, dia menyebut perdagangan global seringkali dipolitisasi dan dijadikan senjata atau ancaman untuk negara lain.
Dia menuturkan, hal tersebut pernah terjadi kepada Jerman pada 2022 lalu ketika Rusia berusaha menjadikan ketergantungan Jerman pada pasokan energi sebagai senjata geopolitik.
“Karena itulah, bagi kami, sebagaimana juga bagi banyak negara lain, sangat penting untuk mengidentifikasi ketergantungan ekonomi yang kritis, meminimalkan risiko yang ada secara strategis, dan mendiversifikasi hubungan dagang kami,” jelas Wadephul dalam diskusi Germany’s Foreign Policy Outlook on the Indo-Pacific di Jakarta pada Rabu (20/8/2025).
Seiring dengan hal tersebut, Jerman pun berkomitmen untuk semakin memperdalam kemitraan ekonomi, baik dengan Indonesia maupun negara-negara lainnya.
Dia menyebut, Jerman sebagai bagian dari Uni Eropa tengah merundingkan beragam perjanjian perdagangan bebas, yang sebagian besar di antaranya dengan negara-negara di Indo-Pasifik.
Wadephul menuturkan, kesepakatan politik yang baru saja tercapai untuk menuntaskan perjanjian dagang Indonesia-Uni Eropa Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) merupakan tonggak penting diversifikasi kerja sama ekonomi.
Dia mengatakan, hal tersebut akan mempercepat tercapainya konsensus atas beberapa poin perjanjian yang tersisa.
“Kami sepenuhnya mendukung rencana Komisi untuk menandatangani perjanjian penting ini paling cepat pada awal bulan depan,” katanya.
Wadephul menuturkan, perjanjian perdagangan yang adil, ambisius, dan berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis yang sangat dibutuhkan bagi kedua pihak serta mendiversifikasi rantai pasok kita, mulai dari energi terbarukan hingga inovasi digital.
“Kita juga akan menunjukkan komitmen penuh terhadap perdagangan yang adil dan berbasis aturan di tengah ketidakpastian ekonomi global. Bersama-sama, UE dan Asean mewakili dua blok perdagangan terbesar di dunia,” katanya.
.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pekerja Bursa Efek Indonesia (BEI) berswafoto di depan layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU/aa).
Pasar cermati arah kebijakan Bank Indonesia, IHSG diprediksi mendatar
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Rabu, 20 Agustus 2025 – 08:21 WIB
Elshinta.com – Analis Phintraco Sekuritas Ratna Lim memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berpotensi bergerak mendatar pada perdagangan Rabu (20/08), dengan sentimen utama akan berasal dari tingkat domestik. Sentimen utama akan berasal dari pelaku pasar yang mencermati arah kebijakan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dalam pertemuan Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode Agustus 2025.
“Diperkirakan IHSG menguji level support 7.800 dan sekaligus berpeluang menutup gap down,” ujar Ratna Lim dalam kajiannya di Jakarta, Rabu.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan hasil RDG BI, yang menurut konsensus akan mempertahankan BI Rate pada level 5.25 persen, setelah pada RDG Juli 2025 menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin. BI diperkirakan masih berpeluang menurunkan suku bunga lagi pada tahun ini, apabila laju inflasi masih terkendali dalam kisaran target BI yaitu 1,5- 3,5 persen.
Inflasi Mei-Juli 2025 berturut-turut mengalami kenaikan mencapai 2,37 persen year on year (yoy) pada Juli 2025, yang merupakan inflasi tertinggi sejak Juni 2024, meskipun masih dalam kisaran target BI. Dari mancanegara, pelaku pasar masih menantikan simposium ekonomi tahunan para bank sentral di Jackson Hole, yang mana Ketua The Fed Jerome Powell akan melakukam berpidato.
Pelaku pasar menantikan bagaimana arah kebijakan moneter The Fed hingga akhir tahun. Menurut FedWatch CME, terdapat peluang 85 persen untuk penurunan suku bunga The Fed sebanyak 25 bps pada pertemuan September 2025 mendatang. Di sisi lain, pelaku pasar mencermati keputusan moneter bank sentral China yang diperkirakan akan kembali mempertahankan Loan Prime Rate 1 tahun pada level 3 persen dan 5 tahun pada level 3,5 persen.
Dipertahankannya suku bunga pada level rendah, disinyalir sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi China di tengah ancaman perang tarif, melemahnya daya beli dan mendorong pemulihan sektor properti.
Dari kawasan Eropa, Presiden Trump mengatakan negosiasi perdamaian antara Ukraina dan Rusia dapat dilakukan selagi kedua negara masih berperang. Selain itu, pertemuan antara Presiden Putin dan Presiden Zelenskyy sedang direncanakan, yang akan diikuti oleh pertemuan trilateral yang akan melibatkan Trump.
Dari Inggris, akan dirilis data inflasi Juli 2025 yang diperkirakan naik menjadi 3,7 persen (yoy) dari 3,6 persen (yoy) di Juni 2025 yang merupakan level tertinggi sejak Januari 2024. Pada perdagangan Selasa (19/08), bursa saham Eropa ditutup menguat, di antaranya Euro Stoxx 50 menguat 0,87 persen, indeks FTSE 100 Inggris menguat 0,34 persen, indeks DAX Jerman naik 0,45 persen, serta indeks CAC Prancis menguat 1,21 persen.
Sementara itu, bursa saham AS di Wall Street ditutup variatif pada perdagangan Selasa (19/08), diantaranya Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 10,57 poin atau 0,02 persen ditutup di level 44.922,19, indeks S&P 500 melemah 0,58 persen ke level 6.411,91, indeks Nasdaq Composite melemah 314,82 poin atau 1,46 persen dan ditutup di level 21.314,02.
Sumber : Antara

Jakarta –
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI), Bambang Soesatyo menandatangani MoU antara IMI dan Formula BRICS Group untuk mengembangkan Formula BRICS International Motoracing Tournament di Indonesia. Kesepakatan ini menjadi langkah awal bagi Indonesia mengambil peran penting dalam pengembangan teknologi FCEV dan menjadi penyelenggara Kejuaraan Dunia Balap Mobil Hidrogen BRICS Formula-1.
“Kejuaraan Dunia Balap Mobil Hidrogen BRICS Formula-1 akan menggunakan mobil balap berbasis FCEV yang mengubah hidrogen menjadi listrik untuk menggerakkan motor dan menghasilkan emisi nol. Teknologi ini kini menjadi perhatian dunia seiring komitmen global menekan emisi karbon dan mempercepat transisi energi bersih,” ujar Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (19/8/25).
Bamsoet menjelaskan International Sports Community ‘Formula BRICS Group’ berencana untuk membuka Kantor Pusat di Indonesia. Kehadiran kantor tersebut akan menjadi pusat koordinasi pengembangan sumber daya manusia, mulai dari pembalap, mekanik, insinyur, hingga tenaga manajerial. Dukungan ini akan memperkuat kapasitas Indonesia dalam menyelenggarakan kejuaraan balap hidrogen berkelas dunia.
“Penyelenggaraan BRICS Formula-1 Hydrogen Racing akan membawa dampak besar bagi Indonesia. Baik dari sisi sportainment maupun penguatan riset dan inovasi teknologi otomotif ramah lingkungan. Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah kejuaraan balap mobil hidrogen dunia, tetapi juga mendorong riset, inovasi, dan transfer teknologi energi bersih untuk masa depan Indonesia,” jelas Bamsoet.
Ia juga memaparkan data International Energy Agency (IEA) pada tahun 2024 yang mencatat kapasitas produksi hidrogen hijau dunia mencapai 20 juta ton per tahun. Meningkat pesat dibandingkan lima tahun sebelumnya yang hanya sekitar 2 juta ton per tahun.
Sejumlah negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman telah menyiapkan peta jalan penggunaan hidrogen dalam sektor transportasi. Indonesia dengan sumber energi terbarukan yang melimpah, berpotensi besar masuk dalam jaringan global tersebut.
“Dengan menjadi penyelenggara BRICS Formula-1 Hydrogen Racing, posisi Indonesia dalam peta olahraga otomotif dunia akan semakin diperhitungkan. Lebih dari itu, kehadiran ajang ini akan memperkuat komitmen Indonesia dalam mendukung teknologi berkelanjutan dan pembangunan ekonomi hijau,” pungkas Bamsoet.
Sebagai informasi, acara ini turut dihadiri perwakilan International Sports Community ‘Formula BRICS Group’, Ruslan Israpil; Wakil Ketua Umum IMI Pusat, Rifat Sungkar; M. Riyanto, Irfan Bahrain, Junaedi Elvis serta Komunikasi dan Media IMI Pusat, Dwi Nugroho Marsudianto.
(prf/ega)