Negara: Jerman

  • Lampedusa Kebanjiran Pengungsi, Kebijakan Suaka UE Sudah Usang?

    Lampedusa Kebanjiran Pengungsi, Kebijakan Suaka UE Sudah Usang?

    Jakarta

    Setelah kedatangan lebih dari 6.750 migran di Lampedusa dalam beberapa hari terakhir, Satuan Penjaga Pantai Italia dan Kementerian Dalam Negeri di Roma mengumumkan akan segera memindahkan orang-orang dari kamp yang penuh sesak ke Sisilia atau daratan utama.

    Prefektur Sisilia mengumumkan, sebuah kapal feri berkapasitas 700 orang sedang dalam perjalanan ke Lampedusa, dan 180 orang akan diterbangkan dengan pesawat yang disiapkan oleh badan PBB untuk migrasi internasional IOM.

    “Kondisi apokaliptik”

    Palang Merah Italia yang mengelola hotspot atau pusat penerimaan reguler untuk pengungsi di Lampedusa, di situs webnya menyatakan, situasinya sangat menegangkan dan mereka berusaha semaksimal mungkin menjamin kebutuhan dasar.

    Pendeta Lampedusa, Don Carmelo Rizzo, kepada kantor berita Ansa mengatakan, pasokan air bersih juga bisa menjadi masalah. “Kondisinya apokaliptik,” kata Rizzo.

    Jika kondisi memungkinkan, Palang Merah berencana memindahkan migran yang tiba ke daratan pada hari yang sama ketika mereka tiba. Karena hotspot di pedalaman Lampedusa hanya berkapasitas maksimal 450 orang dan sudah penuh.

    Jumlah migran menyeberang dari Tunisia meningkat

    Media Italia melaporkan, ada lebih banyak kapal yang membawa migran menunggu untuk berlabuh di Lampedusa. Penjaga pantai Italia menjelaskan, gelombang besar pengungsi tersebut diduga disebabkan oleh adanya penumpukan di pelabuhan Sfax, Tunisia, karena kapal penyelundup tidak dapat berangkat selama berhari-hari akibat cuaca buruk. Banyak hal telah berubah sejak awal pekan ini.

    Di Sisilia dan daratan Italia, para migran dari Lampedusa ditampung di pusat-pusat penerimaan migran atau hotspot dan harus didaftarkan di sana. Pihak berwenang Italia didukung oleh staf dari Badan Suaka Uni Eropa (EASO) dan Badan Perlindungan Perbatasan atau Frontex.

    Sebagian besar migran ingin melakukan perjalanan lebih jauh ke utara, ke Prancis, Austria atau Jerman. Untuk diketahui, fasilitas hotspot ini bukanlah kamp tertutup, jadi para migran bisa dengan bebas meninggalkannya setiap waktu.

    Negara tetangga tingkatkan kontrol perbatasan

    Prancis bereaksi dengan kembali memperkuat kontrol perbatasannya dengan Italia, yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Austria juga mengontrol perbatasan di selatan dengan Italia. Jerman pun mengatur kontrol perbatasan antara Bayern dan Austria.

    Namun peneliti migrasi Gerald Knaus mengatakan, kontrol perbatasan ini kecil dampaknya. Siapa pun yang telah tiba di wilayah Schengen, yaitu wilayah Uni Eropa (UE) tanpa kontrol perbatasan yang sistematis, punya peluang bagus untuk suatu saat sampai ke Jerman.

    Dari segi jumlah, Jerman adalah negara tujuan utama pencari suaka di UE, meskipun tidak memiliki perbatasan dengan negara bukan anggota UE (kecuali di bandara). Menurut Kantor Federal untuk Migrasi dan Pengungsi (BAMF), tahun ini saja, hingga Agustus lalu sudah ada 220.000 permohonan suaka baru. Pencari suaka yang ditolak, juga jarang sekali dideportasi dari Jerman.

    Italia tolak patuhi aturan suaka UE

    Beberapa hari lalu, Jerman dan Perancis telah menghentikan menerima migran dari Italia secara sukarela. Pada tahun 2022, sekitar 3.500 migran ditempatkan ke negara-negara UE lainnya. Sekitar 1.000 di antaranya masuk dari Italia ke Jerman.

    Menteri Dalam Negeri Italia, Matteo Piantedosi, bereaksi dengan tenang terhadap terhentinya pengambilalihan tersebut. Lagipula ia menganggap pengambilalihan itu tidak banyak membantu. Ia mengonfirmasikan, Italia tidak lagi mematuhi aturan suaka Eropa yang disebut Peraturan Dublin. Menurut aturan prosedur suaka UE ini, Italia harus menerima kembali migran yang pertama kali tiba di Italia sebagai negara yang pertama kali dimasuki.

    PBB: Harus ada mekanisme solidaritas

    Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterrez sekali lagi mengimbau solidaritas negara-negara UE. “Upaya tersebut tidak hanya dapat dilakukan oleh negara-negara yang pertama kali dimasuki, tetapi harus dilakukan bersama dengan negara-negara lain,” jelas Guterrez.

    Setelah bertahun-tahun melakukan perundingan yang alot, para menteri dalam negeri Uni Eropa akan menyelesaikan pakta baru mengenai migrasi yang akan mempercepat prosedur di perbatasan dan dengan cepat mendeportasi migran yang datang dengan motif ekonomi. Untuk pertama kalinya, distribusi pencari suaka juga akan dibatasi di seluruh negara Uni Eropa.

    Namun Polandia dan Hongaria dengan tegas menolak mekanisme solidaritas. Sebaliknya, pemerintah sayap kanan Italia mendorong penerapannya. “Hal ini akan mengalihkan tanggung jawab negara-negara di perbatasan luar ke seluruh UE”, kata Menteri Dalam Negeri Italia, Piantedosi.

    Pada tanggal 28 September mendatang, para menteri dalam negeri UE ingin membahas kembali pakta migrasi di Brussel. Pakar migrasi seperti sosiolog Gerald Knaus mengatakan, perlu waktu bertahun-tahun sebelum peraturan ini mulai berlaku dan berdampak di lapangan.

    Tunisia belum berikan tanggapan

    Perjanjian antara UE dan Tunisia yang diumumkan dua bulan lalu, juga tidak banyak berpengaruh. UE ingin membantu rezim Tunisia dengan bantuan senilai satu miliar euro. Sebagai imbalannya, UE berharap Tunisia dapat membatasi pergerakan migrasi.

    “Saat ini yang terjadi justru sebaliknya”, kritik anggota parlemen Belanda Jeroen Lenaers. Jumlah migran meningkat, tidak ada yang berubah di Tunisia.

    Komisi Uni Eropa menyatakan, seluruh hal tersebut hanyalah sebuah nota kesepahaman, sehingga belum menjadi perjanjian yang efektif secara hukum. Sementara Presiden Tunisia, Kais Saied, telah berulang kali menyatakan, dia tidak akan berperan sebagai polisi perbatasan untuk Eropa dan para migran tidak boleh tinggal permanen di Tunisia.

    Perjanjian dengan Tunisia tersebut dinegosiasikan oleh Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, dan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

    “Pertanyaannya bukan bagaimana kita mendistribusikannya? Pertanyaannya adalah bagaimana kita menghentikannya? kedatangan mereka di Italia, dan saya masih belum melihat jawaban konkret tentang hal itu,” kata Perdana Menteri Italia, Meloni kepada RAI.

    (ae/as)

    (ita/ita)

  • Sistem Rudal Patriot AS di Ukraina Rusak Akibat Serangan Rudal Rusia!

    Sistem Rudal Patriot AS di Ukraina Rusak Akibat Serangan Rudal Rusia!

    Ukraina saat ini memiliki dua sistem pertahanan udara Patriot di wilayahnya, dengan satu sistem disumbangkan oleh AS dan satu sistem lainnya disumbangkan secara bersama-sama oleh Jerman dan Belanda. Tidak diketahui secara jelas sistem rudal Patriot yang mana yang diduga mengalami kerusakan.

    Namun hilangnya salah satu sistem pertahanan udara itu, bahkan untuk periode singkat, bisa mempengaruhi kemampuan Ukraina dalam Kiev di tengah gempuran rudal Rusia yang semakin meningkat.

    Rusia pernah beberapa kali menargetkan sistem rudal Patriot di Ukraina dengan rudal hipersonik sebelumnya, termasuk pada 4 Mei lalu. Namun menurut sejumlah pejabat AS kepada CNN pekan lalu, serangan itu gagal dan Kiev berhasil menembak jatuh rudal-rudal Moskow sebelum mengenai sistem rudal Patriot.

    Seorang pejabat AS lainnya, yang juga enggan disebut namanya, menuturkan kemungkinan rentetan rudal Rusia mengenai salah satu komponen baterai sistem rudal Patriot.

    Sebuah sistem rudal Patriot terdiri atas enam komponen utama, yakni generator, satu set radar, pusat kendali, antena, pusat peluncuran dan rudal-rudal pencegat. Komponen-komponen itu beroperasi secara bersama-sama untuk menembakkan sebuah rudal Patriot dan secara sukses memandunya kepada target.

    Namun kerusakan parah pada salah satu atau lebih dari satu komponen akan memaksa Ukraina untuk mematikan sistem rudal Patriot, dan mungkin membawanya ke luar negeri untuk menjalani perbaikan secara ekstensif.

    Sistem rudal Patriot memiliki radar yang kuat untuk mendeteksi target yang datang dari jarak jauh, menjadikannya platform pertahanan udara yang kuat yang mampu mencegat rudal balistik dan banyak lagi. Namun emisi radar yang diperlukan untuk mendeteksi ancaman dari kejauhan juga memungkinkan musuh untuk mendeteksi baterai rudal Patriot dan menemukan lokasinya.

    Tidak seperti pertahanan udara jarak dekat yang bersifat mobile dan sulit ditargetkan, baterai sistem rudal Patriot yang berukuran besar dan bersifat stasioner, memungkinkan pasukan Rusia untuk membidik lokasinya dari waktu ke waktu.

    (nvc/ita)

  • China Kirim Utusan Khusus ke Ukraina dan Rusia

    China Kirim Utusan Khusus ke Ukraina dan Rusia

    Beijing

    Pemerintah China akan mengirimkan utusan khususnya yang akan mengunjungi Ukraina, Rusia dan beberapa negara Eropa mulai Senin (15/5) pekan depan. Utusan khusus Beijing itu akan menjadi diplomat dengan level tertinggi yang mengunjungi Ukraina yang sedang dilanda perang sejak Rusia menginvasi setahun lalu.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (12/5/2023), pengiriman utusan khusus China itu diumumkan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin dalam konferensi pers terbaru di Beijing pada Jumat (12/5) waktu setempat.

    “Mulai 15 Mei, Duta Besar Li Hui, perwakilan khusus pemerintah China untuk Urusan Eurasia, akan mengunjungi Ukraina, Polandia, Prancis, Jerman dan Rusia untuk berkomunikasi dengan semua pihak mengenai penyelesaian politik dari krisis Ukraina,” tutur Wang.

    Rencana kunjungan Li ke Ukraina dan Rusia, serta beberapa negara Eropa itu, menurut Wang, menunjukkan ‘komitmen mempromosikan perdamaian dan perundingan’ yang dimiliki China.

    “Itu sepenuhnya menunjukkan bahwa China berdiri teguh di sisi perdamaian,” cetusnya.

    “China bersedia untuk terus memainkan peran konstruktif dalam membangun lebih banyak konsensus internasional soal gencatan senjata, penghentian perang, dimulainya perundingan damai dan dihindarinya eskalasi situasi,” jelas Wang dalam konferensi pers.

  • 12 Polisi-Petugas Pemadam Kebakaran Terluka dalam Ledakan di Jerman

    12 Polisi-Petugas Pemadam Kebakaran Terluka dalam Ledakan di Jerman

    Jakarta

    Seorang pria berusia 57 tahun memicu ledakan di sebuah blok flat di Jerman barat. Aksinya itu melukai 12 petugas polisi dan petugas pemadam kebakaran yang datang untuk merespons panggilan darurat.

    Dilansir kantor berita AFP, Jumat (12/5/2023), ledakan itu terjadi di dalam sebuah apartemen di gedung bertingkat tinggi di Ratingen, di negara bagian North Rhine-Westphalia, kata polisi di Twitter.

    Sepuluh petugas pemadam kebakaran dan dua petugas polisi terluka, beberapa di antaranya serius, kata Herbert Reul, menteri dalam negeri North Rhine-Westphalia, kepada wartawan.

    Disebutkan bahwa para petugas layanan darurat telah tiba di lokasi setelah menerima panggilan darurat. Pintu flat terbuka ketika polisi sampai di lokasi tetapi ledakan kemudian terjadi.

    “Pria itu, setelah dia menyebabkan ledakan ini, menutup pintu lagi dan mulai membakar tempat itu,” kata Reul.

    Sesosok mayat juga ditemukan di flat itu, kata Reul, menambahkan bahwa mayat itu kemungkinan ibu tersangka.

    Harian Bild melaporkan bahwa flat tersebut rupanya disiram dengan bensin atau zat lain yang mudah terbakar.

    (ita/ita)

  • 12 Polisi-Petugas Pemadam Kebakaran Terluka dalam Ledakan di Jerman

    Penembakan di Pabrik Mercedes Benz di Jerman, 1 Orang Tewas

    Jakarta

    Insiden penembakan terjadi di pabrik Mercedes Benz di Jerman. Satu orang tewas dan satu orang lainnya terluka parah dalam penembakan tersebut.

    Dilansir Al-Arabiya, Kamis (11/5/2023), surat kabar Jerman, Bild yang mengutip kepolisian melaporkan, seorang tersangka telah ditahan setelah penembakan di Sindelfingen tersebut. Belum ada keterangan polisi mengenai identitas pelaku penembakan.

    Polisi di kota terdekat Ludwigsburg menuliskan di Twitter: “Saat ini ada operasi polisi di lokasi pabrik. Polisi dan petugas penyelamat sedang bertugas.

    “Tidak ada bahaya bagi penduduk,” imbuh polisi.

    Belum diketahui motif penembakan tersebut.

    Pabrik Mercedes Benz tersebut dilaporkan merakit kendaraan tipe S-Class.

    Mercedes Benz telah mengkonfirmasi sebuah insiden telah terjadi di Sindelfingen dan telah menghubungi pihak berwenang.

    (ita/ita)

  • Peringati Kemenangan Atas Nazi, Putin Inginkan Masa Depan Damai

    Peringati Kemenangan Atas Nazi, Putin Inginkan Masa Depan Damai

    Moskow

    Presiden Rusia Vladimir Putin mencetuskan bahwa ‘perang sesungguhnya’ tengah dikobarkan terhadap negaranya. Namun Putin juga menyatakan dirinya menginginkan masa depan yang penuh kedamaian.

    Seperti dilansir CNN, Selasa (9/5/2023), pernyataan itu disampaikan Putin saat berpidato dalam rangka Hari Kemenangan, dengan parade militer digelar Alun-alun Merah, Moskow. Hari Kemenangan yang menandai kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Dunia II silam itu diperingati setiap tahun oleh Rusia.

    “Perang sesungguhnya telah dikobarkan terhadap Tanah Air kita,” ucap Putin dalam pidatonya.

    “Kita telah mengusir terorisme internasional dan agar sesuai, kita akan membela penduduk Donbas dan mengamankan keselamatan kita sendiri,” cetusnya, merujuk pada nama wilayah di Ukraina bagian timur yang sebagian besar diduduki pasukan Rusia sejak invasi dilancarkan pada Februari tahun lalu.

    “Rusia tidak memiliki negara yang tidak bersahabat di Barat ataupun di Timur,” klaim Putin dalam pidatonya.

    Hari Kemenangan merupakan peringatan paling penting bagi Putin, yang telah sejak lama memanfaatkan momen itu untuk menggalang dukungan publik dan memamerkan kehebatan militer Rusia.

    Dalam pidatonya pada Selasa (9/5) waktu setempat, Putin juga menyatakan keinginannya untuk memiliki masa depan yang damai.

  • Mantan Sales Asuransi Terpilih Jadi Wali Kota Berlin

    Mantan Sales Asuransi Terpilih Jadi Wali Kota Berlin

    Berlin

    Berlin, ibu kota Jerman, memilih Wali Kota konservatif pertamanya dalam lebih dari dua dekade terakhir. Seorang mantan sales asuransi, Kai Wegner, berhasil terpilih secara mengejutkan sebagai Wali Kota Berlin yang baru, setelah Partai Demokrat Kristen (CDU) menggulingkan koalisi sayap kiri yang berkuasa.

    Seperti dilansir AFP, Jumat (28/4/2023), Wegner yang berusia 50 tahun merupakan seorang mantan salesman asuransi yang tumbuh besar di wilayah Spandau, Berlin. Dia telah resmi dilantik sebagai Wali Kota Berlin setelah pemungutan suara dalam parlemen daerah mengonfirmasi pengangkatannya.

    Namun demikian, perayaan keberhasilan Wegner itu dibayangi oleh spekulasi yang menyebut dia mungkin secara resmi terpilih dalam pemungutan suara rahasia dengan bantuan partai AfD yang beraliran sayap kanan jauh.

    CDU memuncaki jajak pendapat dalam pemilu putaran ulang pada Februari lalu, setelah pemungutan suara awal tahun 2021 lalu dinyatakan tidak memenuhi standar prosedural mendasar.

    Pemilu awal menempatkan koalisi antara Partai Sosial Demokrat (SPD) yang menaungi Kanselir Olaf Scholz, Partai Hijau dan partai-partai sayap kiri jauh dalam posisi unggul, namun pemilu ulang mengubah keseimbangan yang menjadi condong kepada partai-partai konservatif.

    Kalangan konservatif itu kemudian melakukan negosiasi dengan SPD, yang merupakan partai politik terbesar kedua di Jerman, sebelum mengajuk perjanjian koalisi pada awal bulan ini.

    SPD mencatat hasil terburuk pascaperang untuk pemilu daerah di Berlin pada Februari lalu, dengan menempati posisi kedua dan hanya memiliki selisih 53 suara di atas Partai Hijau. Hasil itu mengakhiri koalisi sayap kiri yang dipimpin Franziska Giffey, Wali Kota Berlin dari SPD, yang untuk selanjutnya akan didemosi menjadi Menteri Ekonomi dalam pemerintah daerah yang baru.

    Lihat juga Video: Jokowi ke Jerman Hasilkan 18 Kesepakatan Kerja Sama Senilai Rp 29,7 Triliun

  • Sudan Makin Memanas, AS-Turki Evakuasi Warganya

    Sudan Makin Memanas, AS-Turki Evakuasi Warganya

    Khartoum

    Sejumlah negara mengevakuasi warganya dari Khartoum buntut semakin memanasnya pertempuran di Sudan. Deretan negara yang mengevakuasi warganya itu yakni Amerika Serikat (AS) hingga Turki.

    Dilansir AFP, Minggu (23/4/2023), pasukan AS menyerbu dengan helikopter untuk mengevakuasi staf kedutaannya dari Khartoum. Lebih dari 100 pasukan operasi khusus AS mengambil bagian dalam penyelamatan untuk mengekstraksi kurang dari 100 orang.

    Presiden AS Joe Biden mengatakan militer AS “melakukan operasi” untuk mengekstraksi personel pemerintahannya. Biden juga mengutuk kekerasan tersebut, dengan mengatakan “itu tidak masuk akal dan harus dihentikan”.

    Prancis dan Turki pada hari ini waktu setempat juga meluncurkan operasi evakuasi dari negara Afrika timur laut yang dilanda kekacauan itu, di mana pertempuran yang sedang berlangsung telah memasuki minggu kedua.

    Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan bahwa “operasi evakuasi cepat” telah dimulai, dan bahwa warga negara Eropa dan orang-orang dari “negara mitra sekutu” juga akan dibantu, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

    Sementara, Turki memulai operasi penyelamatan saat fajar melalui jalan darat dari kota selatan Wad Medani. Tetapi rencana ditunda dari satu lokasi di Khartoum setelah “ledakan” di dekat masjid yang ditunjuk sebagai tempat berkumpul.

    Lebih dari 150 orang dari berbagai negara juga telah mencapai Arab Saudi setelah pasukan angkatan laut melancarkan penyelamatan melintasi Laut Merah pada hari Sabtu, mengumpulkan warga dan warga negara Saudi dari 12 negara lain dari Port Sudan.

    Tiga pesawat angkut militer Jerman akan kembali pada hari Rabu, menurut mingguan Jerman Der Spiegel.

    Namun perebutan orang asing untuk melarikan diri telah memicu kekhawatiran di antara warga Sudan tentang apa yang akan terjadi ketika diplomat yang dapat bertindak sebagai mediator potensial telah pergi.

    “Mendorong jalan yang aman untuk mengevakuasi warga internasional tanpa secara bersamaan mendorong untuk mengakhiri perang akan sangat mengerikan”, kata peneliti Hamid Khalafallah.

    “Aktor internasional akan memiliki dampak yang lebih kecil begitu mereka berada di luar negeri,” katanya, menambahkan dalam pesan kepada negara-negara asing: “Lakukan semua yang Anda bisa untuk pergi dengan aman, tetapi jangan tinggalkan orang-orang Sudan tanpa perlindungan.”

    Sebagai informasi, pertempuran sengit antara tentara Sudan dan kelompok paramiliter — di mana terlihat bertempur dengan tank dan jet tempur yang meluncurkan serangan udara — telah menewaskan lebih dari 400 orang dan menyebabkan ribuan orang terluka di kota yang padat penduduk itu.

    Saksi mata mengungkapkan, pertempuran terus berlanjut hingga hari ini dengan deru tembakan otomatis bergema di Khartoum dan pesawat militer Sudan meraung di atas kepala.

    Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Saksikan juga ‘Perang Saudara di Sudan! Indonesia Desak Dewan Keamanan PBB Bertindak’:

  • Semua Sekutu Sepakat Ukraina Jadi Anggota Usai Perang Selesai

    Semua Sekutu Sepakat Ukraina Jadi Anggota Usai Perang Selesai

    Kyiv

    Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan semua negara anggota telah sepakat bahwa Ukraina akan bergabung dengan aliansi militer transatlantik itu setelah perang usai. Hal itu disampaikan Stoltenberg menjelang pertemuan menteri pertahanan negara-negara barat untuk membahas bantuan militer lebih lanjut untuk Kyiv.

    Dilansir The Guardian, Minggu (23/4/2023), pengumuman lebih lanjut tentang senjata dan dukungan rencananya dilakukan setelah pertemuan puncak di pangkalan udara Ramstein di Jerman. Kendati demikian, Stoltenberg juga terdengar sangat optimistis tentang prospek jangka panjang Ukraina untuk bergabung dengan NATO.

    “Semua sekutu NATO telah sepakat bahwa Ukraina akan menjadi anggota,” kata Stoltenberg.

    “Presiden Zelenskiy memiliki ekspektasi yang sangat besar, kami membahas ini,” imbuh dia.

    “Baik soal keanggotaan maupun jaminan keamanan, dan tentunya Ukraina butuh keamanan. Karena tidak ada yang tahu kapan dan bagaimana perang ini berakhir. Tapi yang kami tahu adalah ketika perang berakhir, kami perlu memastikan bahwa sejarah tidak terulang kembali,” lanjutnya.

    Keanggotaan NATO, yang membawa komitmen dari semua negara anggota untuk saling melindungi jika diserang, telah lama menjadi harapan dari Kyiv. Meskipun NATO pada prinsipnya setuju pada tahun 2008 bahwa Ukraina dapat diizinkan untuk bergabung, negara tersebut tidak pernah diberikan jalur resmi untuk menjadi anggota.

    Pecahnya pertempuran dengan Rusia, yang dimulai pada tahun 2014, juga telah bertindak sebagai pencegah lebih lanjut bagi anggota NATO karena keanggotaan langsung untuk Ukraina akan menyebabkan konflik langsung dengan Moskow yang bersenjata nuklir, yang telah dijelaskan oleh AS dan negara anggota lainnya.

    Stoltenberg telah melakukan perjalanan ke Kyiv pada hari Kamis, pertama kalinya Kepala NATO mengunjungi negara itu sejak dimulainya perang habis-habisan, di mana dia mengatakan aliansi harus memastikan Ukraina “menang” dalam pertempuran. Pernyataan barunya menunjukkan keinginan untuk memajukan kasus Ukraina untuk bergabung.

    Jerman bilang ini bukan waktunya untuk memutuskan keanggotaan Ukraina. Simak di halaman selanjutnya.

    Saksikan juga ‘Zelenskyy: Ada Sanksi Baru Bagi Penyokong Industri Militer Rusia’:

  • Chad Usir Dubes Jerman karena Sikap Tidak Sopan

    Chad Usir Dubes Jerman karena Sikap Tidak Sopan

    Jakarta

    Duta Besar (Dubes) Jerman untuk Chad akan diusir dalam waktu 48 jam karena “sikapnya yang tidak sopan” dan “tidak menghormati praktik diplomatik”. Demikian disampaikan pemerintah Chad dalam sebuah pernyataan.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), Dubes Jerman, Jan Christian Gordon Kricke telah menjabat sejak Juli 2021, dan pemerintah Chad tidak memberikan penjelasan resmi atas pengusirannya.

    Juru bicara pemerintah Chad, Aziz Mahamat Saleh mendesaknya untuk “meninggalkan wilayah Chad dalam waktu 48 jam.”

    “Kami belum dihubungi secara resmi,” kata seorang sumber di Kedutaan Besar Jerman kepada AFP tanpa menyebut nama, yang mengatakan dia telah mendengar berita itu melalui media sosial.

    Kricke sebelumnya menjabat sebagai diplomat di Niger, Angola dan Filipina. Dia juga menjadi perwakilan khusus Jerman di Sahel.

    Sebuah sumber pemerintah Chad mengatakan kepada AFP, bahwa Kricke dipandang “terlalu banyak mencampuri” pemerintahan negara tersebut, dan membuat pernyataan yang memecah belah.

    Dia telah diperingatkan pada beberapa kesempatan, tambah sumber itu.

    Junta militer awalnya berjanji untuk menyerahkan kekuasaan kepada warga sipil, namun pada bulan Oktober tahun lalu, kekuasaan Deby diperpanjang selama dua tahun.

    Kedubes Jerman beserta kedutaan-kedutaan lain, seperti Prancis, Spanyol dan Belanda, telah menyampaikan keprihatinannya atas tertundanya kembalinya demokrasi di Chad.

    Lihat juga Video: Bandara Munich Sepi, Menyusul Rencana Aksi Mogok Kerja

    (ita/ita)