Negara: Jerman

  • Presiden Jerman Minta Maaf Atas Kejahatan Kolonial di Tanzania

    Presiden Jerman Minta Maaf Atas Kejahatan Kolonial di Tanzania

    Berlin

    Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier pada hari Rabu (01/11/2023) meminta pengampunan atas kejahatan yang dilakukan selama masa pemerintahan kolonial di Tanzania.

    “Saya ingin meminta maaf atas apa yang telah dilakukan oleh orang Jerman terhadap nenek moyang Anda di sini,” kata Steinmeier dalam kunjungannya ke Museum Maji Maji di kota Songea, Tanzania selatan. Tanzania merupakan bagian dari wilayah jajahan Jerman di Afrika Timur.

    “Saya ingin meyakinkan Anda bahwa kami orang Jerman akan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab yang membuat Anda tidak merasa tenang,” tambahnya.

    Untuk apa Steinmeier meminta maaf?

    Para ahli memperkirakan antara 200.000 hingga 300.000 anggota penduduk asli Tanzania dibunuh selama Pemberontakan Maji Maji antara tahun 1905 dan 1907.

    Ini dianggap sebagai salah satu pemberontakan paling berdarah dalam sejarah kolonial, militer Jerman berpartisipasi dalam penghancuran ladang dan desa secara sistematis.

    Berbicara tentang “rasa malu” yang dirasakan terhadap peristiwa tersebut, Steinmeier mengatakan bahwa Jerman siap untuk bekerja sama dengan Tanzania untuk “memproses komunal” masa lalu.

    Pada hari Selasa (31/10/2023), di hari kedua dari tiga hari lawatan Steinmeier ke Tanzania, presiden Jerman itu mengatakan bahwa Jerman akan mempertimbangkan “pemulangan properti budaya dan jenazah.”

    Bagaimana posisi Tanzania di benua Afrika?

    Pada tahun 2021, Jerman secara resmi mengakui melakukan genosida selama pendudukan kolonialnya di Namibia. Mereka mengumumkan kompensasi finansial untuk menebus kejahatan tersebut.

    Jerman memiliki beberapa koloni dari tahun 1884 hingga akhir Perang Dunia I. Ini termasuk wilayah-wilayah yang sekarang dikenal sebagai Tanzania, Burundi, Rwanda, Namibia, Kamerun, Togo, dan Ghana.

    Jerman dan Tanzania bertujuan untuk memperkuat hubungan mereka, dengan Presiden Tanzania Samia Suluhu Hassan sebagai satu-satunya kepala negara perempuan yang memiliki kekuasaan eksekutif di benua Afrika.

    Wanita berusia 63 tahun ini telah mengubah banyak kebijakan pendahulunya, termasuk larangan demonstrasi, memulihkan izin surat kabar dan membebaskan para pemimpin oposisi yang dipenjara.

    Namun, Amnesty International masih mencatat bahwa masih banyak kekurangan hak asasi manusia di negara ini, termasuk pembatasan pers dan kebebasan berkumpul.

    Tanzania adalah salah satu negara dengan perekonomian terkuat di sub-Sahara Afrika dan diperkirakan akan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9% pada tahun ini, lebih tinggi dari yang diantisipasi oleh Jerman.

    bh/pkp (DPA, AFP)

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Perang di Ukraina Masuki Babak Baru Menjelang Musim Dingin

    Perang di Ukraina Masuki Babak Baru Menjelang Musim Dingin

    Jakarta

    Pertempuran sengit saat ini sedang berlangsung di sekitar kota Avdiivka di Ukraina timur. Tidak mungkin untuk memverifikasi kejadian di lapangan secara independen pada beberapa hari terakhir. Ukraina melaporkan 800 hingga 1.000 penyerang Rusia terbunuh, tetapi tidak melaporkan jumlah korban di pihaknya sendiri.

    Turunnya hujan di musim gugur, membuat tanah di banyak tempat di area pertempuran menjadi rawa yang nyaris tidak bisa dilewati. “Sepertinya Rusia akan melakukan segalanya dan berusaha untuk maju” sebelum musim lumpur dimulai di bagian timur garis depan, tulis Marcus Keupp, ahli pertahanan di Angkatan Bersenjata Swiss, di situs jejaring sosial X, sebelumnya Twitter.

    Ukraina menggunakan kesempatan ini untuk “menghabiskan sumber daya Rusia,” kata pakar keamanan Christian Mlling dari Dewan Hubungan Luar Negeri Jerman kepada DW.

    “Komandan Rusia melakukan serangan di Avdiivka dengan gaya Soviet, tanpa mempedulikan materi atau pasukan mereka sendiri,” kata Nico Lange, pakar Ukraina dan Rusia di Konferensi Keamanan Munich, kepada DW. “Seluruh kendaraan tempur infanteri, pengangkut pasukan, dan tank tempur Rusia telah dihancurkan oleh tembakan artileri Ukraina atau di ladang ranjau.” Dia yakin bahwa “fase baru perang” baru saja dimulai di Ukraina.

    Moskow bermain dengan waktu

    “Dengan melumpuhkan sistem radar dan pertahanan udara serta merusak kapal-kapal Rusia di sisi barat Krimea, Ukraina telah memperluas kemampuan operasionalnya dan memastikan bahwa pengiriman biji-bijian dapat dilanjutkan dari Odesa,” kata Lange.

    Kini, setelah dipinggirkan secara diplomatik oleh Barat, Rusia hanya memiliki sedikit pilihan selain mengulur-ulur waktu, demikian menurut Sabine Fischer, pakar Eropa Timur di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan dan penasihat pemerintah Jerman. “Kepemimpinan politik Rusia terus percaya bahwa mereka dapat melumpuhkan Ukraina secara militer dan merusak dukungan internasional untuk Kyiv,” tulisnya dalam sebuah esai baru-baru ini.

    Pengiriman persenjataan untuk tentara Ukraina tahun ini tampaknya telah membawa beberapa keberhasilan. Tetapi terobosan garis ranjau Rusia di garis depan selatan, yang diharapkan oleh banyak negara Barat, telah gagal terwujud, kata Molling. Ukraina, katanya, telah berhasil memanfaatkan sumber dayanya dengan baik.

    Secara keseluruhan, Weizenegger berpendapat, pasukan Ukraina lebih cepat ketika berada di garis depan daripada Rusia. Dalam 20 bulan sejak invasi besar Rusia dimulai, Ukraina telah belajar untuk mengubah inferioritas numeriknya menjadi sebuah keuntungan, jelasnya.

    Pasukan Ukraina bersiap untuk pertahanan musim dingin

    Namun dengan makin dekatnya musim dingin, Ukraina memperkirakan Rusia akan meningkatkan serangannya terhadap infrastruktur energi, seperti yang terjadi setahun yang lalu. Tapi juru bicara angkatan udara Ukraina Yuriy Ihnat percaya bahwa kali ini situasinya akan menguntungkan Ukraina. Jerman baru saja mengirimkan sistem pertahanan udara IRIS-T SLM ketiga, yang disebut Ihnat “cukup bagus dan kuat.”

    Radar berkinerja tinggi dari sistem ini dapat dihubungkan dengan sistem pertahanan udara lainnya dan sangat efektif, kata Ihnat. Selain itu, katanya, “Jerman, khususnya, meningkatkan produksi amunisi untuk senjata antipesawat dan sistem pertahanan udara.”

    Tank anti pesawat Gepard Jerman juga sangat sukses dalam menangkis serangan drone Rusia. Untuk waktu yang lama, amunisi untuk kendaraan ini tidak tersedia, tetapi produsen senjata Jerman Rheinmetall telah mengonfirmasi bahwa sejak Agustus, amunisi Gepard telah diproduksi secara eksklusif untuk Ukraina di jalur produksi yang baru didirikan.

    Para pengamat sepakat bahwa musim dingin kali ini akan terasa berat bagi Ukraina, meskipun Ihnat lebih optimis karena pilot-pilot Ukraina membuat kemajuan dalam pelatihan jet tempur F-16.

    Angkatan udara Ukraina akan melatih skuadron pertama F-16 pada musim semi. “Ini akan berarti perubahan yang serius,” kata Ihnat, menambahkan bahwa Rusia akan dipaksa untuk memindahkan pesawat dan helikopternya lebih jauh dari garis depan.

    bh/hp

    Lihat juga Video ‘Palestina Minta Komunitas Internasional Bersikap, Singgung Konflik Ukraina’:

    (ita/ita)

  • Apakah Israel Telah Memulai Invasi Skala Penuh ke Gaza?

    Apakah Israel Telah Memulai Invasi Skala Penuh ke Gaza?

    Jakarta

    Ketika militer AS memasuki Irak pada 20 Maret 2003, surat kabar di seluruh dunia tidak menyisakan ruang untuk mempertanyakan apa yang sedang terjadi. “PERANG,” demikian judul berita setengah halaman di San Francisco Chronicle. Surat kabar Rheinische Post di Jerman juga menurunkan berita utama: “Serangan besar sedang berlangsung.”.

    Pernyataan-pernyataan semacam ini juga mengiringi pengumuman serangan darat Israel ke Gaza sejak Jumat (27/10/) lalu.

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa militernya telah memperluas aktivitas ke wilayah Gaza, dan bahwa “tahap kedua” perang telah dimulai.

    Namun, masih belum jelas, apakah ini merupakan awal dari invasi skala penuh yang sebelumnya direncanakan Israel setelah serangan teror Hamas? Atau hal itu baru akan terjadi nanti?

    “Tahap kedua mungkin terlihat seperti serangan yang sedang berlangsung namun tidak terlalu besar,” ungkap koresponden DW Rebecca Ritters melaporkan dari di Israel, dekat perbatasan timur laut negara itu dengan Gaza pada hari Minggu (29/10) pagi.

    Sebelumnya. banyak yang memperkirakan serangan darat Israel segera dilakukan dalam beberapa minggu sejak serangan teror Hamas, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang. Sedangkan menurut Hamas, sekitar 8.005 warga Palestina telah terbunuh akibat serangan balasan Israel.

    Hamas dideklarasikan sebagai organisasi teroris oleh Israel dan beberapa negara lain, di antaranya Jerman, Uni Eropa dan Amerika Serikat.

    Serangan skala kecil, bukan invasi skala penuh

    “Dari sudut pandang saya, saya pikir (operasi darat) ini menciptakan kondisi untuk apa yang mungkin terjadi setelahnya,” katanya, seraya menambahkan, bagaimanapun, pada saat ini sulit untuk mengatakan apa yang mungkin terjadi.

    Ia mengatakan bahwa ini bisa jadi merupakan awal dari serangkaian serangan kecil, dengan invasi besar yang direncanakan di kemudian hari – atau tidak sama sekali, tergantung pada bagaimana sentimen yang terus berkembang di antara para sekutu dan warga Israel sendiri.

    Poniscjakova menjelaskan bahwa selama tiga minggu terakhir sejak Netanyahu pertama kali mengumumkan rencana invasi darat skala penuh, sentimen telah berubah.

    Salah satunya, AS, sekutu setia Israel, merekomendasikan dalam pembicaraan diplomatik setelah serangan tersebut agar Pasukan Pertahanan Israel (IDF) melancarkan serangan-serangan yang lebih kecil ke Gaza daripada invasi skala penuh yang diumumkannya, ujar Poniscjakova.

    Poniscjakova.menambahkan bahwa pendapat di antara warga Israel sudah berubah sejak serangan 7 Oktober. Ia mengutip sebuah jajak pendapat yang dilakukan awal pekan ini yang menunjukkan bahwa warga “tidak terlalu mendukung invasi skala penuh seperti dua minggu lalu.”

    Dan akhirnya, katanya, muncul pertanyaan rumit tentang bagaimana IDF akan berhasil “menghancurkan” Hamas tanpa membahayakan nyawa lebih dari 200 sandera yang diculik oleh kelompok militan itu di Israel.

    IDF tampaknya berupaya melawan dengan serangan berskala lebih kecil daripada invasi besar-besaran yang dramatis, setidaknya untuk awal. Poniscjakova mengatakan bahwa militer mungkin akan melakukan serangan berskala kecil selama beberapa minggu atau bahkan beberapa bulan.

    “Hal itu, bagi saya, menunjukkan bahwa apa pun yang akan terjadi, akan memakan waktu lama,” katanya.

    Laporan dari perbatasan

    Pada saat ini, masih belum jelas berapa banyak tentara Israel yang telah dikirim ke Gaza. Juru bicara militer IDF Daniel Hagari mengatakan dalam konferensi pers pada hari Minggu bahwa militer “secara bertahap memperluas aktivitas darat dan cakupan pasukan kami di Jalur Gaza,” seraya menambahkan, “kami akan melakukan semua yang kami bisa dari udara, laut, dan darat untuk memastikan keamanan pasukan kami dan mencapai tujuan perang.”

    Koresponden DW membenarkan serangan yang makin intensif ke Gaza. “Di sini Anda benar-benar dapat melihat dan mendengar bagian-bagian dari tahap kedua yang terjadi di depan mata dan telinga kita,” kata koresponden DW, Ritters. “Kami melihat serangan artileri yang cukup konstan (…) serta serangan udara di kejauhan (…) tentu saja mendengar jet tempur terbang di atas kepala dari waktu ke waktu.”

    Ritters mengatakan bahwa dari posisinya, orang bisa mendengar tembakan senapan mesin berat dan ringan, yang menunjukkan bahwa militer Israel dan militan Hamas relatif dekat satu sama lain. Namun, “dalam hal fase kedua, kami tidak tahu persis dalam istilah militer apa artinya,” katanya.

    Hampir tidak mungkin untuk mendapatkan informasi yang dapat dipercaya mengenai situasi di Gaza karena pemadaman listrik dan internet yang meluas di seluruh wilayah tersebut sejak hari Jumat (27/10). Jadi, kata Ritters, tidak jelas seberapa besar perlawanan yang didapat pasukan Israel dari militan Hamas. “Informasi terus mengalir, tetapi ini juga merupakan perang informasi,” katanya. “Kami mendapatkan disinformasi dari semua pihak, mendengar berbagai hal di media sosial. Dan untuk benar-benar mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, masih terlalu dini untuk mengatakannya.”

    IDF menerbitkan informasi pada hari Minggu (29/10), mencatat bahwa setidaknya dua tentaranya telah terluka.

    “Baru awalnya saja”

    Dalam pernyataan yang diterbitkan setelah berita awal serangan darat pada hari Jumat muncul, Jonathan Panikoff, Direktur Inisiatif Keamanan Timur Tengah Scowcroft di Program Timur Tengah Dewan Atlantik, menulis: “masih ada pertanyaan terbuka tentang ukuran dan ruang lingkup (serangan darat).”

    “Apakah ini menandai dimulainya invasi darat berskala penuh atau apakah ini merupakan persiapan untuk operasi kontra-pemberontakan yang lebih terfokus dan lebih kecil? Dalam beberapa hari mendatang, keputusan Yerusalem tentang jenis operasi apa yang akan dilakukan akan terungkap.”

    Meskipun masih banyak yang belum jelas pada saat ini, para ahli tampaknya sepakat pada setidaknya satu hal: upaya militer Israel untuk “memusnahkan Hamas” mungkin akan berlangsung lama “diukur dalam hitungan minggu atau bulan, bukan hari,” tulis Panikoff.

    Netanyahu sendiri menegaskan hal itu. “Ini adalah perang kemerdekaan kita yang kedua,” katanya pada Sabtu (28/10) malam. “Kita baru berada di awal.”

    bh/gtp/hp

    Lihat Video ‘Warga Kampung Halaman Khabib Nurmagomedov Sweeping Pesawat dari Israel’:

    (ita/ita)

  • Korban Penganiayaan di Suramadu Trauma dan Tidak Bisa Beraktifitas

    Korban Penganiayaan di Suramadu Trauma dan Tidak Bisa Beraktifitas

    Surabaya (beritajatim.com) – Korban penganiayaan di Suramadu trauma dan tidak bisa beraktifitas normal sebab beberapa anggota tubuhnya lebam.

    Korban berinisial AH menderita luka di leher akibat dicekik dengan dua tangan FD kekasihnya. Ia juga dipukul dan ditendang perutnya oleh AB sedangkan AM menekan korban agar mau menurut aborsi dan seks secara bersama-sama. Diketahui, AB dan AM adalah rekan FD kekasih dari AH.

    “Ini sudah agak mendingan (kondisi kesehatan), Mas, sebelumnya badan saya terasa sakit semua, malamnya (22/10/2023) pas buat laporan ke polisi,” kata AH, Selasa (24/10/2023).

    Baca Juga: Wartawati Kehilangan Sepeda Motor di Halaman Kantor PKB Jember

    AH menceritakan bahwa ia dianiaya sejak berada di Surabaya sampai Madura. Selama di dalam mobil, AH mendapatkan intimidasi ancaman pembunuhan dan dicekoki dengan obat aborsi. AH mengatakan pergelangan tangan kanannya memar. Leher sisi kanan dan belakang serta dagu masih terasa sakit.

    Menurut AH, korban dari FD bukan hanya dirinya. FD sempat menceritakan ada 11 orang yang mengalami kejadian disetubuhi lalu disuruh untuk aborsi. Ia juga sempat dibanding-bandingkan dengan sejumlah mantan FD yang enggan menurut.

    “Setahu saya, FD pernah cerita tentang mantan-mantannya juga, seingat saya ada 11 mantannya. Dia juga sempat ceritakan seperti itu (melakukan kekerasan), malah saya dibandingkan dengan mantannya asal Madura yang lebih menurut, beda sama saya yang katanya susah nurut,” tuturnya.

    Baca Juga: PPP Minta Pemkab Jember Permudah Akses Pelayanan Pajak

    Saat ini, korban masih berusaha menenangkan diri dan kakek neneknya. Ayah dan ibu korban telah meninggal dunia. Ia pun berharap agar FD bisa dihukum walaupun dari keluarga terpandang.

    “”Bapak ibu saya sudah meninggal dunia karena sakit, Mas. Saya tinggal sama kakak, kakek, dan nenek saya saja. Mereka tahu kejadian yang saya alami, tentunya mereka sedih,” tutupnya.

    Sebelumnya, Korban yang ditemukan warga di kolong Suramadu ternyata sempat dihajar karena menolak aborsi sampai perkosaan bersama. Dalam kondisi hamil 1 bulan, korban mengalami penyiksaan selama berada di dalam mobil dari Surabaya sampai Madura.

    Baca Juga: Tujuh Kali Uji Coba, Timnas U-17 Lebih Sering Kalah Selama TC di Jerman

    AHS (21) mengatakan bahwa awalnya ia bersepakat bertemu dengan pelaku berinisial FA (18) warga Sampang di sebuah tempat di Kenjeran untuk membahas hubungan mereka. AHS yang sebelumnya diperkosa hingga hamil satu bulan memutuskan untuk pisah dengan FA.

    “FA itu malah marah-marah ketika saya putusin. Dan memang menyuruh saya untuk menggugurkan janin yang saya kandung ini,tapi saya tidak mau,” ujar AHS, Selasa (24/10/2023). (ang/ian)

  • Serangan Israel Makin Gencar, Bantuan Masuk Gaza

    Serangan Israel Makin Gencar, Bantuan Masuk Gaza

    Jakarta

    Israel membombardir Gaza dengan serangan udara pada Senin (23/10) pagi. Sejumlah jet tempurnya juga menghantam Lebanon selatan pada Minggu (22/10) malam. Serangan tersebut terjadi saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan para jenderal dan kabinet perangnya untuk menganalisis konflik yang semakin meningkat.

    Serangan Israel terkonsentrasi di tengah dan utara Jalur Gaza, demikian laporan media Palestina. Serangan udara terhadap sebuah rumah di dekat kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara telah menewaskan beberapa warga Palestina dan banyak lainnya mengalami luka-luka.

    Otoritas kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan setidaknya 4.600 orang tewas dalam serangan bom Israel selama dua minggu terakhir, yang dilancarkan setelah serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu terhadap komunitas Israel selatan yang menewaskan 1.400 orang dan menculik 212 orang ke Gaza sebagai sandera.

    Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh, yang tinggal di luar negeri, dan Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Hossein Amirabdollahian berkomunikasi melalui sambungan telepon pada hari Minggu (22/10) malam, membahas cara untuk menghentikan “kejahatan brutal” Israel di Gaza, kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

    Israel juga telah mengumpulkan tank-tank dan pasukannya di dekat pagar perbatasan di sekitar Gaza, yang diyakini merupakan persiapan invasi darat yang untuk menumpas Hamas.

    Biden bahas konflik dengan sekutu Barat

    Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga telah membahas perang Israel-Hamas dengan para pemimpin negara Barat, kata Gedung Putih.

    Gedung Putih mengatakan bahwa Biden telah berbicara dengan para pemimpin dari Inggris, Kanada, Prancis, Jerman, dan Italia.

    Dikatakan bahwa para pemimpin juga membahas tentang warga negara mereka sendiri yang terjebak dalam perang Israel-Hamas, “khususnya mereka yang ingin meninggalkan Gaza.”

    Protes pro-Palestina di berbagai negara, aksi pro Israel di Berlin

    Sekitar 12.000 orang berpartisipasi dalam aksi mendukung Palestina di Brussel pada hari Minggu (22/10). Mereka menyerukan kepada Uni Eropa untuk mengadvokasi gencatan senjata dan mengakhiri penutupan Jalur Gaza oleh Israel.

    Para demonstran membawa poster-poster dengan slogan-slogan seperti “Hentikan serangan” atau “Bebaskan Palestina.”

    Di Prancis, Paris menjadi tuan rumah aksi demonstrasi pro-Palestina untuk pertama kali, setelah penyelenggara secara terbuka mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.

    Menurut laporan kepolisian, sekitar 15.000 orang juga hadir di Place de la Republique untuk mengekspresikan solidaritas mereka kepada warga Palestina serta menyerukan gencatan senjata.

    Beberapa ribu orang juga berkumpul pada hari Minggu (22/10) di ibu kota Bosnia, Sarajevo, untuk melakukan aksi demonstrasi pro-Palestina.

    “Kota yang mengalami pengepungan terlama dalam sejarah modern, Sarajevo, memiliki hak untuk berdiri teguh bersama Gaza hari ini,” kata Wali Kota Sarajevo Benjamina Karic kepada kerumunan massa di depan balai kota.

    “Kami tahu bagaimana rasanya ketika tidak ada air, tidak ada makanan, kami tahu bagaimana rasanya ketika anak-anak terbunuh,” ujarnya sambil meneteskan air mata.

    Di Berlin, lebih dari 10.000 orang bergabung dalam aksi unjuk rasa untuk mendukung Israel hari Minggu (22/10).

    Konvoi bantuan kedua masuk ke Jalur Gaza

    Konvoi kedua truk bantuan kemanusiaan telah memulai proses penyeberangan ke Jalur Gaza, menurut laporan beberapa kantor berita.

    Sekitar 17 truk bantuan telah diizinkan untuk masuk ke Jalur Gaza melalui penyeberangan Rafah di Mesir pada hari Minggu (22/10), lapor media pemerintah Mesir.

    Kantor berita AFP menggambarkan bagaimana truk-truk berisi bahan bakar yang pertama memasuki wilayah Palestina itu pada hari Minggu (22/10) sejak aksi serangan terjadi dua minggu lalu.

    Enam truk berisi bahan bakar lainnya untuk menyalakan generator di dua rumah sakit di Jalur Gaza juga telah menyeberang dari Mesir, kata badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dan sumber media Mesir kepada AFP.

    Cindy McCain, Kepala Program Pangan Dunia PBB, WFP, mengatakan kepada stasiun siaran ABC bahwa situasi kemanusiaan di Gaza kini semakin memburuk. Dia menyerukan agar lembaga-lembaga bantuan diberikan akses yang aman untuk memasuki wilayah Palestina, yang menurutnya merupakan zona perang.

    kp/ha/hp (AFP, Reuters, AP)

    Lihat Video ‘Israel Gempur Gaza dalam 24 Jam: 400 Orang Tewas, 320 Titik Diserang’:

    (ita/ita)

  • Hamas Vs Israel di Gaza Berimbas Polarisasi di Eropa

    Hamas Vs Israel di Gaza Berimbas Polarisasi di Eropa

    Perdebatan Eropa soal bantuan ke Palestina

    Di Eropa, muncul pula perdebatan apakah mereka perlu melanjutkan bantuan untuk Palestina. Soalnya, pihak-pihak Eropa ini punya pikiran bahwa pemicu konflik di Jalur Gaza yang terbaru ini adalah Hamas, kelompok bersenjata dari Palestina. Bagi mereka, Hamas adalah pihak yang bersalah, bukan penduduk Israel yang mencaplok tanah Palestina atau permukiman sewenang-wenang Zionis di kawasan tersebut.

    Dilansir AFP, Selasa (10/10) lalu, Inggris meninjau ulang bantuan pembangunan untuk Palestina setelah Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober lalu. Inggris sebelumnya mengakolaksikan 17 juta Poundsterling atau Rp 326,9 miliar untuk Palestina setahun ke depan.

    “Kami saat ini sedang meninjau kembali bantuan kami. Meskipun sudah seperti itu, kami menjalani proses yang sangat ketat untuk jenis bantuan yang kami berikan,” ucap Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris Oliver Dowden kepada ITV News, seperti dilansir AFP.

    Lain Inggris, lain Spanyol. Negara Eropa yang bertetangga dengan Maroko ini menentang penangguhan bantuan Uni Eropa untuk Palestina. Uni Eropa seharusnya tidak menyamakan Hamas dengan penduduk Palestina dan otoritas Palestina.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (10/10/2023), penegasan soal menentang penangguhan bantuan untuk Palestina itu disampaikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Menteri Luar Negeri (Menlu) Spanyol Jose Manuel Albares dan Kementerian Luar Negeri Prancis dalam pernyataan terpisah awal pekan ini.

    “Kerja sama ini harus dilanjutkan; kita tidak bisa menyamakan Hamas, yang masuk dalam daftar kelompok teroris Uni Eropa, dengan penduduk Palestina, atau otoritas Palestina atau organisasi PBB di lapangan,” tegas Albares saat berbicara kepada radio lokal Spanyol, Cadena SER.

    Kementerian Luar Negeri Prancis, dalam pernyataan terpisah, juga menegaskan bahwa Prancis tidak mendukung penangguhan bantuan untuk Palestina.

    French police patrol at the Trocadero Square near the Eiffel Tower in Paris as French government puts nation on its highest state of alert after a deadly knife attack in northern France, October 15, 2023. REUTERS/Gonzalo Fuentes TPX IMAGES OF THE DAY Foto: REUTERS/GONZALO FUENTES

    Di Eropa bagian utara, Swedia dan Denmark menyetop bantuan ke Palestina. pemerintah Swedia mengatakan telah memberikan tugas kepada Badan Kerja Sama Pembangunan Internasional Swedia (SIDA) untuk meninjau bantuan kepada Palestina dan melaporkannya pada awal Desember. Denmark, sebelumnya mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan bantuannya.

    Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan mengakhiri bantuan kemanusiaan adalah hal yang ‘salah’.

    “Jutaan orang, termasuk banyak anak-anak, di wilayah Palestina, bergantung pada kami untuk makanan, air, dan obat-obatan,” tambahnya.

    Pernyataan Baerbock muncul setelah pejabat Komisi Oliver Varhelyi mengatakan pada hari Senin bahwa bantuan Uni Eropa akan dihentikan.

    Selanjutnya, perdebatan di kelompok muslim di Jerman:

  • Mengungkap Tindak Kejahatan Purba dengan Analisis DNA

    Mengungkap Tindak Kejahatan Purba dengan Analisis DNA

    Madrid

    Tulang belulang yang ditemukan di situs gua Els Trocs di kawasan pegunungan Pirenia, Spanyol meliputi tulang lengan dan tungkai yang patah akibat kekerasan benda tumpul. Selain itu, ada pula tengkorak yang bolong akibat tembakan anak panah, juga tulang belulang lain berusia ribuan tahun, saksi bisu aksi kejahatan yang kejam dan brutal.

    Peneliti antropologi Kurt Alt, menunjukkan tengkorak seorang perempuan lansia. Jika diamati dari dalam, terlihat anak panah datang dengan kecepatan tinggi, hingga ada bagian dalamnya yang sebagian hancur.

    Para ahli arkeologi bekerja di Els Trocs sejak 10 tahun lalu, di mana mereka merekonstruksi banjir darah dari puluhan abad silam. Ahli antropologi Jerman, Kurt Alt terlibat sejak awal, dan bertanggung jawab untuk analisa tulang belulang manusia itu.

    Genosida terhadap warga pendatang?

    Ia mengungkap, tentu saja ini kejutan besar, bahwa dulu di sana terjadi semacam genosida. “Kami tahu, semua orang dewasa tewas dipanah, kami bisa membuktikannya dari tulang belulang itu. Tulang mereka juga dipatahkan. Anak-anak juga tewas akibat kekerasan benda tumpul, dan akhirnya jasad itu dibuang ke gua dan dibiarkan tergeletak di sana,” kata Alt.

    Pertanyaannya, siapa korban pembunuhan itu? Kembali ke laboratorium di Universitas Donau Krems, Kurt Alt dan rekan kerjanya Nicole Nicklisch meneliti dengan cermat tulang belulang itu. Mula-mula mereka menganalisis DNA dari bagian dalam tulang temporal.

    Kurt Alt menjelaskan, DNA yang diambil dari bagian dalam tengkorak kondisinya lebih baik karena lebih terlindungi dibanding dengan tulang tangan, kaki, rusuk, telapak tangan atau kaki. Analisis DNA menunjukkan, orang-orang yang tewas tidak berasal dari kawasan setempat.

    Apakah pembunuhan di Els Trocs merupakan saksi bisu dari konflik berdarah antara dua kelompok manusia yang cara hidupnya sangat berbeda? Delapan orang korban adalah gembala, yang mengangon ternaknya ke padang rumput di pegunungan. Ditunjukkan, kelompok ini terdiri dari orang lanjut usia dan anak-anak.

    Di saat kelompok pekerja muda dan produktif menanam biji-bijian di lembah, kelompok lebih tua dan anak-anak saat musim panas berpindah bersama ternaknya ke atas pegunungan.

    Misteri pelaku kekejaman

    Pertanyaan berikutnya: Siapa yang membantai kelompok ini? Para arkeolog sejauh ini tidak menemukan jejak para pelaku di dalam gua. Walau begitu, Kurt Alt punya menduga, bahwa para petani ini kepergok kelompok pemburu dan pengumpul, dan dibunuh di atas gunung. Namun ia menekankan ini sepenuhnya hipotesa, walaupun itu dibuat berdasarkan petunjuk yang mereka temukan, yaitu tingkat brutalitasnya.

    Pertanyaan lain yang diperhitungkan adalah, apakah kemungkinan pelakunya juga sesama petani? Jika petani, apakah tindakannya bisa seefisien dan sebrutal itu? Itu semua belum terjawab.

    Jika ada tulang belulang pelaku, Kurt Alt pasti bisa memecahkan misteri ini. Tapi selama itu tidak ditemukan, gua Els Trocs akan tetap memendam misteri itu sendirian.

    (ml/as)

    (nvc/nvc)

  • Apa Perbedaan Antara Antisemitisme dan Anti-Zionisme?

    Apa Perbedaan Antara Antisemitisme dan Anti-Zionisme?

    Jakarta

    Ketika pertikaian Israel-Hamas berkobar, banyak warganet di media sosial mencoba memahami perbedaan antara antisemitisme dan anti-Zionisme.

    Apa arti sebenarnya dari dua istilah ini?Antisemitisme adalah sikap prasangka atau permusuhan terhadap orang Yahudi dan telah ada selama berabad-abad.Anti-Zionisme secara umum dapat didefinisikan sebagai perlawanan terhadap keberadaan negara Israel.

    Bentrokan tahun 2021 di Masjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga umat Islam dan juga tempat tersuci bagi umat Yahudi, yang dikenal dengan Temple Mount (Getty Images)

    Apa itu antisemitisme?

    Orang-orang Yahudi telah menghadapi prasangka, permusuhan, dan penganiayaan selama berabad-abad.

    Selama Perang Dunia II, enam juta orang Yahudi dibunuh oleh Nazi atau kaki tangan mereka dalam peristiwa yang dikenal sebagai Holokos.

    Terkadang, orang-orang dengan sudut pandang berbeda mengenai Israel akan tidak setuju apakah komentar atau opini tertentu bersifat antisemit atau tidak.

    Sering kali diskusi-diskusi itu melibatkan Israel dan istilah “Zionisme”.

    Holokos adalah periode dalam sejarah di mana jutaan orang Yahudi dan orang lain dibunuh oleh partai Nazi di Jerman (Getty Images)

    Apa itu Zionisme?

    Zionisme dimulai sebagai sebuah gerakan politik di Eropa pada akhir abad ke-19.

    Gerakan ini berupaya untuk membentuk sebuah negara Yahudi di tanah yang dikenal sebagai Palestina yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Tanah Israel kuno.

    PBB merekomendasikan pembagian Palestina menjadi negara Yahudi dan Arab, dan pada tahun 1948 negara Israel dideklarasikan.

    Namun, banyak orang Arab yang tinggal di Palestina dan sekitarnya menentang pembentukan negara Israel itu, menganggapnya sebagai pengingkaran terhadap hak-hak Arab.

    Baca juga:

    Biasanya di masa sekarang, mereka yang mengidentifikasi diri sebagai bagian dari gerakan Zionis percaya pada perlindungan dan pengembangan Israel sebagai negara Yahudi.

    Terdapat variasi dalam Zionisme – misalnya, beberapa Zionis percaya Israel mempunyai hak atas beberapa area di luar wilayahnya. Zionis lainnya tidak setuju.

    Mayoritas orang Yahudi adalah Zionis, meskipun sebagian kecil menentang Zionisme – baik karena alasan agama maupun politik.

    Orang non-Yahudi juga bisa menjadi Zionis.

    Perdana Menteri Israel David Ben-Gurion mendeklarasikan negara Yahudi Israel yang baru pada tahun 1948 (Getty Images)

    Apa itu anti-Zionisme?

    Anti-Zionisme secara umum didefinisikan sebagai bentuk perlawanan terhadap keberadaan negara Israel.

    Terdapat kritik -kritik Zionis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah Israel, seperti pendudukan Tepi Barat, jalur-jalur pembatas (yang dibangun Israel di dalam dan sekitar Tepi Barat, yang disebut bertujuan untuk keamanan dari penyerang Palestina, meskipun para pendukung Palestina melihat itu sebagai alat perampasan tanah) dan pembangunan permukiman.

    Dalam beberapa kasus ketika orang-orang mengkritik Israel dengan tajam, sulit untuk mengetahui apakah kritik tersebut dimotivasi oleh sikap antisemitisme atau tidak.

    Hal ini menimbulkan tuduhan bahwa anti-Zionisme yaitu penolakan terhadap negara Yahudi hanyalah sebuah bentuk antisemitisme modern. Aliansi Peringatan Holokos Internasional mengatakan beberapa klaim dan tuduhan terhadap Israel merupakan antisemitisme.

    Mereka yang menolak gagasan ini mengatakan bahwa argumen ini digunakan sebagai alat oleh para pendukung Israel untuk membungkam kritik yang masuk akal terhadap Israel, dengan menggambarkan kritik tersebut sebagai rasis.

    Beberapa orang mengatakan bahwa “Zionis” dapat digunakan sebagai serangan berkode terhadap orang-orang Yahudi, sementara yang lain mengatakan pemerintah Israel dan para pendukungnya sengaja mengacaukan anti-Zionisme dengan antisemitisme untuk menghindari kritik.

    (nvc/nvc)

  • Cerita Kepanikan Warga Israel yang Keluarganya Dibawa Hamas ke Gaza

    Cerita Kepanikan Warga Israel yang Keluarganya Dibawa Hamas ke Gaza

    Jakarta

    Banyak keluarga berbicara tentang kepanikan luar biasa yang mereka rasakan saat mengetahui orang yang mereka cintai mungkin disandera oleh Hamas, setelah kelompok milisi tersebut menyerang Israel.

    Militer Israel menduga puluhan orang, termasuk warga negara asing, telah ditangkap sebagai tawanan di Gaza. Berikut ini beberapa kisah mereka.

    ‘Saya berusaha untuk tetap tenang’

    Firasat pertama Yoni Asher bahwa keluarganya berada di Gaza dia rasakan setelah melacak ponsel istrinya.

    Istrinya, Doron, dan dua anak mereka Raz, 5 tahun, dan Aviv, 3 tahun, sedang menginap bersama kerabat di dekat perbatasan Gaza ketika Hamas menyerang.

    Yoni mengatakan kepada BBC: “Sabtu, sekitar pukul 10:30 pagi, adalah panggilan telepon terakhir ketika saya berbicara dengan istri saya. Dia memberi tahu saya bahwa Hamas telah masuk ke dalam rumah.

    “Mereka berada di ruangan yang aman dan terlindungi, lalu sambungan telepon terputus. Kemudian, saya berhasil menemukan lokasi ponselnya dan ia berada di dalam Gaza.

    Belakangan pada hari itu, ketakutan terburuknya tampaknya terbukti benar ketika dia mengenali keluarganya yang secara singkat terlihat dalam video orang-orang yang dimuat ke bagian belakang truk.

    “Saya tidak tahu akan berapa lama atau dalam kondisi apa mereka ditahan, tapi seperti Anda tahu, situasinya terus memburuk.”

    Untuk saat ini, seperti banyak keluarga lainnya, yang bisa dilakukan Yoni hanyalah berharap.

    “Saya mencoba untuk tetap tenang. Saya ingin percaya ada kontak antara diplomat yang sedang bernegosiasi atau semacamnya, tapi kami tidak tahu apa-apa – itu adalah yang tersulit.”

    ‘Ada harapan untuk percaya bahwa mereka masih hidup’

    Ido Dan mengamati kengerian yang terjadi pada hari Sabtu melalui grup WhatsApp keluarganya.

    “Dia mengucapkan selamat tinggal. Dia mengirimkan tanda hati dan berkata: ‘Aku cinta kalian semua. Aku tidak yakin kita akan selamat dari ini,’” kata Ido, terisak saat dia mengingat kembali pesan-pesan yang dikirim.

    Sepupunya, Hadas, yang tinggal di Nir Oz, sebuah kibbutz (permukiman) di sebelah Gaza, terus memberikan informasi terbaru kepada keluarganya dari dalam tempat perlindungan serangan udara. Dia berlari ke sana setelah sirene berbunyi yang memperingatkan adanya tembakan roket.

    Pagi-pagi sekali, dia menulis bahwa dia mendengar orang-orang bersenjata berteriak dalam bahasa Arab.

    “Sesuatu yang menakutkan sedang terjadi di sini, katanya kepada grup WhatsApp keluarga, menjabarkan teriakan anggota kibbutz lainnya.

    “Dia berkata: ‘Di sini seperti Holokaus. Mereka membunuh semua orang’,” kata Ido. “Dan kemudian pada pukul 09:00 sambungannya terputus. Baterainya habis.”

    Hadas berhasil selamat – dengan mengganjal pintu tempat persembunyiannya.

    Namun saat malam tiba, baru jelas bahwa lima anggota keluarganya hilang: dua anak Hadas dan mantan suaminya ayah mereka serta keponakannya dan ibunya yang berusia 80 tahun, bibi Ido, Carmella.

    Petunjuk utama atas apa yang terjadi adalah sebuah video yang muncul di media sosial. Video itu tampaknya memperlihatkan Erez, putra Hadas yang berusia 12 tahun, dibawa oleh orang-orang bersenjata ke Gaza.

    Baca juga:

    “Ada harapan untuk percaya bahwa mereka masih hidup, kata Ido, yang tinggal di dekat Tel Aviv. Tapi dia sangat ketakutan.

    “Bibi saya kehabisan obat-obatannya,” katanya kepada saya. “Sementara anak-anak, kami tidak tahu bagaimana mereka pergi ke toilet, bagaimana mereka makan.

    Keluarga Ido berusaha mencari informasi dari kontak mereka dan tidak mendapat banyak bantuan dari pihak berwenang Israel.

    “Saya tidak menyalahkan siapa pun karena ini adalah situasi yang luar biasa, kata Ido. “Saat ini sedang ada kabut tebal, tapi kita tidak bisa menunggu sampai ia hilang. Setiap jam berarti.”

    Dengan adanya laporan mengenai perundingan sandera yang dimediasi oleh Qatar, Ido punya pesan untuk Hamas tentang keluarganya: “Keluarkan saja mereka dari konfrontasi ini, ini bukan untuk anak-anak, ini bukan untuk lansia,” katanya.

    “Saya rasa tidak ada etika perang yang tidak dilanggar di sini. Bahkan perang pun ada aturan, etika, dan batasannya.

    ‘Terdengar seperti film horor’

    Noam Sagi mengatakan hatinya pilu ketika media Palestina mulai menyiarkan berita dari depan rumah ibunya yang berusia 74 tahun, sekitar 400 meter dari perbatasan Gaza.

    Pada Sabtu sore, tentara Israel memasuki properti nenek enam cucu, Ada Sagi, dan menemukan noda darah tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan perempuan tua tersebut, jelasnya.

    Berbicara kepada program BBC Radio 4, Sagi yang tinggal di London mengatakan asumsinya adalah ibunya, yang mengajar bahasa Arab, termasuk di antara mereka yang diculik.

    “Kita berbicara tentang seseorang, berusia 74 tahun, yang masuk ke ruang aman dan [sekarang] dia tidak ada di sana, katanya.

    “Dia tidak ada dalam daftar orang mati, dia tidak ada dalam daftar orang yang terluka, dan komunitasnya kecil maksimal 350 orang dan mereka saling mengenal, jadi mereka telah mengidentifikasi semua orang.

    Masyarakat melaporkan bahwa orang tua dan anak-anak telah diculik, menurut Sagi, yang mengatakan tidak ada konfirmasi resmi mengenai keberadaan ibunya. Dia menunjukkan bahwa ibunya tidak bisa berlari jauh, karena baru-baru ini menjalani operasi pinggul.

    “Ini benar-benar surreal, terdengar seperti film horor, sulit dibayangkan,” lanjut Sagi.

    “Bayangkan sebuah daerah pedesaan yang indah di Inggris dan orang-orang sedang menjalani hidup mereka dan kemudian Anda diculik dari rumah Anda.

    “Rasanya tidak nyata… rasanya tidak manusiawi… sangat menyedihkan untuk berpikir bahwa ini bisa terjadi.

    “Bahkan dalam perang pun ada aturannya, dan kita bicara tentang pria berusia 20-an dan 30-an yang datang ke rumah seorang perempuan tua dan menculiknya serta tetangganya.”

    Dia menambahkan bahwa dia khawatir akan kondisi ibunya yang membutuhkan pengobatan.

    Baca juga:

    Istrinya, Michal, yang juga berbicara kepada BBC, mengatakan Ada punya alergi.

    “Tanpa obat-obatannya, kami tidak tahu berapa lama dia akan bertahan, katanya. “Saya berusaha untuk tidak memikirkan skenario negatif, itu sulit dibayangkan.”

    Sagi, yang yakin dia akan bertemu ibunya lagi, mengatakan dia telah menantikan ibunya di London minggu depan untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-75.

    Dia menjabarkannya sebagai perempuan yang sangat kuat, inspiratif dan fenomenal, menambahkan bahwa dia memercayainya untuk “menghadapi situasi ini”.

    ‘Tidak ada yang tersisa’

    Sharone Lifschitz mengatakan ayahnya percaya bahwa hubungan antara Israel dan Palestina bisa berjalan baik. (BBC)

    Sharone Lifschitz, yang juga tinggal di London, mengatakan orang tuanya yang lanjut usia berasal dari komunitas yang sama dengan Ada Sagi, di dekat Gaza.

    “Mereka [para anggota milisi] membakar rumah-rumah untuk menakut-nakuti orang, katanya, seraya menambahkan bahwa orang-orang mencoba berlindung dari serangan tersebut di sebuah ruangan yang aman.

    “Tempat ini telah hancur total. Sepertinya tidak ada yang tersisa.”

    Seperti Ada Sagi, ayah Lifschitz berbicara bahasa Arab dan menghabiskan masa pensiunnya dengan mengantar warga Palestina yang membutuhkan perawatan medis ke rumah sakit.

    “Dia percaya pada kemanusiaan dan dia yakin akan membuat segala sesuatunya berjalan baik bagi semua orang.”

    Lifschitz mengatakan ada “banyak kekuatan” yang berusaha memastikan Israel dan Palestina tetap terpecah dan kedua belah pihak perlu mengingat bahwa satu sama lain adalah manusia.

    “Saya mengharapkan perdamaian. Saya berharap mereka [orang tuanya] kembali dengan selamat.”

    ‘Tidak sadarkan diri di dalam mobil’

    Turis Jerman Shani Louk sedang menghadiri festival di dekat perbatasan Gaza ketika milisi Hamas menyerbu daerah tersebut, melepaskan tembakan dan membuat pengunjung pesta yang ketakutan melarikan diri melalui gurun.

    Ibunya, Ricarda, mengatakan dia melihat video Shani setelah dia diculik.

    Sambil memegang foto remaja berusia 20 tahunan di ponselnya, dia mengatakan dalam video media sosial bahwa putrinya telah “diculik bersama sekelompok turis di Israel selatan oleh Hamas Palestina”.

    “Kami dikirimi video yang menunjukkan dengan jelas putri kami tidak sadarkan diri di dalam mobil bersama warga Palestina dan mereka berkendara di sekitar Jalur Gaza, katanya.

    “Saya meminta Anda mengirimkan bantuan atau berita apa pun kepada kami. Terima kasih banyak.”

    Baca juga:

    Peserta festival musik lainnya yang hilang dan diyakini diculik adalah warga negara Israel kelahiran China, Noa Argamani, demikian laporan surat kabar South China Morning Post yang mengutip kedutaan Israel di Beijing.

    Rekaman video yang belum diverifikasi menunjukkan perempuan berusia 25 tahun itu dibawa di belakang sepeda motor kelompok milisi sambil berteriak, “Jangan bunuh saya!”

    ‘Itu nenek saya di sana’

    “Dia seorang nenek yang luar biasa, dia seorang perempuan yang sangat positif, seorang perempuan yang sangat lucu, demikian Adva Adar menjabarkan neneknya yang berusia 85 tahun, Yaffa Adar.

    “Itu nenek saya di sana!” katanya dalam satu postingan Facebook setelah melihatnya diarak di jalanan Gaza dengan mobil golf.

    Dalam sebuah wawancara dengan Sky News, Adar mengatakan dia khawatir dengan kondisi neneknya yang tidak membawa obat, dan dia tidak tahu berapa lama perempuan lansia itu bisa bertahan hidup.

    Orang Thailand yang hilang

    Sebagian dari mereka yang diculik adalah pekerja Thailand yang bekerja di daerah dekat perbatasan Gaza yang diserbu oleh militan Hamas.

    Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan 11 warga negaranya hilang.

    Wanida Maarsa mengatakan kepada BBC Thai bahwa suaminya Anucha Angkaew – yang bekerja di perkebunan alpukat selama hampir dua tahun – adalah salah satu dari mereka yang ditawan oleh Hamas.

    Dia muncul dalam video yang dirilis Hamas pada akhir pekan. “[Pria dalam video itu] benar-benar dia,” katanya.

    “Saya belum bisa menghubunginya sejak pukul 02:00 waktu Bangkok [19:00 GMT pada hari Jumat]. Saya berbicara dengannya tepat sebelum putri kami tidur, tambah Wanida.

    Nama tujuh warga Thailand lainnya yang hilang telah disebutkan oleh kementerian yaitu Pongsathorn (laki-laki), Komkrit Chombua (laki-laki), Kiattisak Patee (laki-laki), Manee Jirachart (laki-laki), Nuttaporn Ornkaew (laki-laki), Sasiwan Pankong (perempuan) dan Boonthom Pankong (laki-laki).

    Lihat juga Video: Gaza Gelap Gulita, Israel Terus Lancarkan Serangan

    (ita/ita)

  • Serangan Hamas ke Israel Picu Perdebatan Kelompok Muslim di Jerman

    Serangan Hamas ke Israel Picu Perdebatan Kelompok Muslim di Jerman

    Jakarta

    Setelah serangan brutal Hamas ke Israel, Menteri Pangan dan Pertanian Jerman Cem zdemir menulis di X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter: Ada “keheningan besar dari asosiasi Muslim [di Jerman] mengenai teror terhadap #Israel. Atau kata-kata yang merelatifkan…” Dia menambahkan: “Dalam menghadapi teror, pembunuhan & penculikan, kenaifan ketika berhadapan dengan asosiasi-asosiasi Islam harus diakhiri!”

    Ratusan pria bersenjata dari kelompok teroris Islam Hamas melintasi perbatasan ke Israel dari Jalur Gaza pada dini hari 7 Oktober, membunuh dan menculik tentara dan warga sipil. Menurut angka resmi, lebih dari 700 orang telah tewas di Israel, yang kemudian menyatakan perang dan melakukan serangan balasan di Gaza.

    Partai-partai di parlemen Jerman Bundestag, kecuali Partai Alternatif untuk Jerman, AfD, dan Partai Kiri, telah menegaskan solidaritas mereka dengan Israel.

    “Simpati kami ditujukan kepada seluruh penduduk dan Negara Israel di masa-masa sulit ini. Tidak ada pembenaran atas teror semacam itu, dan harus segera dihentikan,” kata mereka dalam deklarasi bersama.

    Banyak orang di X juga menyerukan agar pernyataan serupa dikeluarkan oleh asosiasi-asosiasi Muslim di Jerman.

    Komunitas Muslim Jerman amat beragam

    Ada sekitar lima setengah juta umat Islam di Jerman, dan mereka membentuk komunitas yang sangat heterogen di seluruh negeri. Menurut Mediendienst Integration, sebuah platform informasi tentang migrasi, suaka, dan integrasi untuk jurnalis dan media, sekitar 70% kelompok Muslim dan masjid di Jerman pada tahun 2021 dikoordinasi dalam struktur asosiasi tingkat federal atau di tingkat negara bagian.

    Beberapa di antaranya hingga kini berada di bawah pengawasan Kantor Perlindungan Konstitusi Jerman Bundesverfassungsschutz terkait aliran dana dari Iran dan Turki.

    Tetapi butuh waktu lama bagi ZMD, Dewan Pusat Umat Islam di Jerman yang beranggotakan sekitar 300 asosiasi masjid, untuk bereaksi. “Kami mengutuk serangan Hamas terhadap warga sipil baru-baru ini dan menyerukan diakhirinya kekerasan tersebut,” kata Dewan Pusat dalam rilisnya. “Untuk menghindari lebih banyak korban sipil, semua pihak harus segera menghentikan permusuhan.” Pernyataan itu kontan menuai banyak kritik, karena Dewan Pusat dituduh merelatifkan kekerasan Hamas.

    Reaksi ZMD picu kemarahan

    Eren Gvercin, salah satu pendiri Alhambra Society, yang bertujuan menjadi forum debat Muslim independen di Jerman, adalah salah satu kritikus yang bereaksi dengan keras: “Sebagai seorang Muslim Jerman, apa yang ditunjukkan @der_zmd di sini memalukan. Anda “Jangan berbicara atas nama Muslim di Jerman. Ganti namamu,” tulisnya di X.

    Danyal Bayaz, Menteri Keuangan Partai Hijau di negara bagian Baden-Wrttemberg, juga mengeritik reaksi ZMD: “Pernyataan ini bukan sekedar whataboutisme. Ini adalah deklarasi yang memalukan. Solidaritas dengan #Israel tidak dapat direlatifkan, dan tentu saja tidak setelah serangan binatang kemarin.” . Tidak ada sepatah kata pun tentang gambaran orang-orang yang merayakannya di Neuklln. Anda tersesat!”

    Pada Sabtu malam, 7 Oktober, sekitar 50 orang berkumpul di distrik Neuklln di Berlin dan menggelar aksi pro-Palestina. Sebuah video di Instagram yang dibagikan oleh jaringan anti-Israel Samidoun menunjukkan sekelompok orang meneriakkan slogan-slogan. Samidoun membagikan makanan dan manisan kepada orang-orang yang lewat untuk “merayakan kemenangan perlawanan,” seperti yang ditulisnya di Instagram.

    (hp/as)

    Lihat Video: 140 Anak-anak Palestina Tewas Akibat Serangan Israel di Jalur Gaza

    (ita/ita)