Negara: Jerman

  • Korban Tewas Serangan Mobil di Jerman Kini Menjadi 5 Orang

    Korban Tewas Serangan Mobil di Jerman Kini Menjadi 5 Orang

    Jakarta, CNN Indonesia

    Jumlah korban tewas karena serangan penabrakan mobil di pasar Natal di Magdeburg, Jerman bertambah menjadi lima orang menurut pemerintah setempat pada Sabtu (21/12). Sebelumnya dinyatakan korban tewas hanya empat orang.

    Serangan itu terjadi pada Jumat (20/12) malam terhadap kerumunan pengunjung pasar yang berkumpul untuk merayakan masa sebelum Natal.

    “Sungguh tindakan yang mengerikan untuk melukai dan membunuh begitu banyak orang di sana dengan kebrutalan seperti itu,” kata Kanselir Olaf Scholz di pusat kota tempat dia meletakkan mawar putih di sebuah gereja untuk menghormati korban, diberitakan AFP.

    “Kami sekarang telah mengetahui bahwa lebih dari 200 orang telah terluka. Hampir 40 orang mengalami luka serius sehingga kami harus sangat khawatir tentang mereka,” ujar dia lagi.

    Seorang dokter Saudi berusia 50 tahun yang telah tinggal di Jerman selama hampir dua dekade ditangkap di tempat kejadian. Kepolisian juga sudah menggeldah rumahnya semalam.

    Sejauh ini kepolisian belum menyebut nama tersangka dan motifnya juga belum jelas. Namun media di Jerman sudah menyebut namanya adalah Taleb A.

    Seorang juru bicara klinik rehabilitasi spesialis untuk penjahat yang kecanduan di Bernburg mengonfirmasi bahwa tersangka telah bekerja sebagai psikiater untuk mereka, tetapi tidak bekerja sejak Oktober karena sakit dan cuti liburan.

    Unggahan di akun X pria Saudi itu, yang sudah diverifikasi Reuters, menunjukkan dukungan untuk partai-partai anti-Islam dan sayap kanan, termasuk Alternative for Germany (AfD), serta mengkritik Jerman atas penanganannya terhadap pengungsi Saudi.

    Taleb A. diketahui sempat muncul dalam sejumlah wawancara media pada 2019, termasuk dengan surat kabar Jerman FAZ dan BBC, di mana dia berbicara tentang pekerjaannya sebagai aktivis yang membantu warga Arab Saudi dan mantan Muslim melarikan diri ke Eropa.

    “Tidak ada Islam yang baik,” katanya kepada FAZ saat itu.

    Seorang sumber Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa Arab Saudi telah memperingatkan otoritas Jerman tentang penyerang tersebut setelah ia mengunggah pandangan ekstremis di akun X pribadinya yang mengancam perdamaian dan keamanan.

    Peringatan ini diberikan beberapa kali sejak ia meninggalkan Arab Saudi pada 2006, kata sumber tersebut, tanpa menjelaskan lebih rinci.

    Badan intelijen dalam dan luar negeri Jerman menolak berkomentar tentang penyelidikan yang sedang berlangsung.

    (fea/fea)

    [Gambas:Video CNN]

  • Horor di Jerman Usai Pemobil WN Saudi Tabrak Kerumunan

    Horor di Jerman Usai Pemobil WN Saudi Tabrak Kerumunan

    Jakarta

    Lima orang tewas, termasuk anak kecil dalam insiden mobil yang dikendarai seorang pria warga negara Arab Saudi menabrak kerumunan orang di Pasar Natal di Magdeburg, yang berjarak 130 kilometer sebelah barat daya ibu kota Berlin, Jerman. Sementara jumlah korban luka-luka 200 orang, dan 40 orang diantaranya luka berat.

    Pelaku yang diketahui seorang dokter tancap gas mobil BMW jenis SUV berkelir hitam dengan cepatan tinggi pada Jumat (20/12/2024) malam waktu setempat. Pemerintah Jerman pun angkat bicara.

    “Pikiran saya tertuju pada para korban dan keluarga mereka. Kami berdiri di sisi mereka dan di sisi masyarakat Magdeburg. Terima kasih saya sampaikan kepada para pekerja penyelamat yang berdedikasi di saat-saat cemas ini,” ucap Kanselir Jerman Olaf Scholz dalam akun X-nya.

    Pelaku yang berusia 50 tahun itu tinggal di negara bagian timur Saxony-Anhalt sejak 2006. Dia telah ditangkap aparat setempat.

    “Kami telah menangkap pelakunya, seorang pria asal Arab Saudi, seorang dokter yang telah berada di Jerman sejak tahun 2006,” kata kata Perdana Menteri Regional Reiner Haseloff.

    Reiner mengunjungi tempat kejadian perkara (TKP). Lokasi kejadian pun ditutup dan dijaga oleh pasukan komando polisi.

    “Dari apa yang kami ketahui saat ini, dia adalah penyerang tunggal, jadi kami rasa tidak ada bahaya lebih lanjut,” tambahnya.

    Penyelidikan terhadap insiden tersebut masih berlangsung. Reiner mengatakan bahwa otoritas penegak hukum sedang dalam proses mengumpulkan semua data lebih lanjut dan juga melakukan interogasi.

    Arab Saudi Angkat Bicara

    Foto: Situasi di lokasi insiden mobil menabrak kerumunan di Magdeburg, Jerman pada Sabtu (21/12/2024). (REUTERS/Axel Schmidt Purchase Licensing Rights)

    Otoritas Riyadh mengecam serangan semacam itu dan menyatakan solidaritas terhadap keluarga korban dalam insiden mematikan tersebut. Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Arab News, Sabtu (21/12), mengecam insiden mematikan yang terjadi.

    “Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas insiden yang terjadi di sebuah pasar di kota Magdeburg di Republik Federal Jerman, di mana sebuah mobil menabrak kerumunan orang, mengakibatkan kematian dan cedera pada sejumlah orang,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Saudi.

    “Kerajaan mengungkapkan solidaritasnya terhadap rakyat Jerman dan keluarga para korban,” imbuh pernyataan tersebut.

    Otoritas Saudi juga menegaskan sikapnya menolak segala bentuk kekerasan. “Kerajaan menegaskan penolakannya terhadap tindak kekerasan,” tegas Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataannya.

    Halaman 2 dari 2

    (aud/aud)

  • Horor di Jerman Usai Pemobil WN Saudi Tabrak Kerumunan

    Korban Tewas Serangan Pasar Natal Jerman Jadi 5 Orang, 40 Luka Parah

    Jakarta

    Perdana Menteri negara bagian Saxony-Anhalt Reiner Haseloff mengatakan korban serangan dengan menabrakkan mobil di pasar Natal Jerman bertambah jadi 5 orang. Sementara yang mengalami luka-luka lebih dari 200 orang.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (21/12/2024), Kanselir Olaf Scholz, yang bersamanya untuk memberikan penghormatan di kota Magdeburg di bagian timur, menyuarakan keprihatinannya terhadap sekitar 40 orang yang terluka parah dan mengutuk “bencana mengerikan” tersebut.

    Ia berjanji bahwa Jerman akan menanggapi “dengan kekuatan hukum penuh” atas “serangan mengerikan yang melukai dan menewaskan begitu banyak orang” menjelang peringatan serangan jihadis yang mematikan tahun 2016 di pasar Natal Berlin.

    Scholz juga menyerukan persatuan nasional pada saat Jerman diguncang oleh perdebatan sengit tentang imigrasi dan keamanan saat negara itu menuju pemilihan umum pada bulan Februari.

    Kanselir mengatakan penting “bahwa kita tetap bersatu sebagai satu negara, bahwa kita bersatu, bahwa kita bergandengan tangan, bahwa bukan kebencian yang menentukan koeksistensi kita tetapi fakta bahwa kita adalah komunitas yang mencari masa depan bersama.”

    Ia mengatakan berterima kasih atas ungkapan “solidaritas … dari banyak, banyak negara di seluruh dunia” dan mengatakan “sangat menyenangkan mendengar bahwa kami sebagai orang Jerman tidak sendirian dalam menghadapi bencana yang mengerikan ini”.

    (rfs/rfs)

  • Pakar: Rudal Oreshnik Rusia Tak Bisa Ditangkis Sistem Pertahanan Barat & Israel, Patriot Diejek – Halaman all

    Pakar: Rudal Oreshnik Rusia Tak Bisa Ditangkis Sistem Pertahanan Barat & Israel, Patriot Diejek – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini Presiden Rusia Vladimir Putin menantang Barat untuk menjatuhkan rudal hipersonik Oreshnik milik Rusia.

    Putin meminta Barat mengerahkan sistem pertahanan terbaiknya untuk menangkis Oreshnik mungkin nanti ditembakkan ke Ukraina.

    Tak hanya Putin, seorang pakar militer Rusia bernama Alexey Leonkov juga percaya diri dengan keampuhan Oreshnik.

    Dia mengklaim saat ini tidak ada sistem pertahanan udara milik Barat yang mampu menembak jatuh rudal hipersonik yang dibangga-banggakan Rusia itu.

    Dikutip dari Sputnik, sistem pertahanan THAAD milik Amerika Serikat (AS) dan Arrow 3 milik Israel mungkin bisa menangkis rudal hipersonik Rusia generasi pertama seperti Kinzhal dan Zirkon.

    Namun, kedua sistem itu hampir mustahil bisa menjatuhkan Oreshnik yang merupakan rudal hipersonik generasi kedua.

    Sistem pertahanan lain seperti IRIS-T milik Jerman, SAMP-T milik Prancis, atau NASAMS buatan AS dan Norwegia juga diklaim tidak berdaya menghadapi Oreshinik, bahkan jika sistem-sistem itu menembakkan seluruh rudal penangkisnya.

    Peluncuran rudal balistik jarak menengah 9M729 Oreshnik milik Rusia. (Kementerian Pertahanan Rusia)

    Leonkov kemudian menyindir sistem pertahanan Patriot buatan AS yang begitu terkenal.

    Dia menyebut Patriot pernah menembakkan semua rudal penangkisnya yang berjumlah 32 buah untuk menangkis rudal Kinzhal, tetapi tetap saja gagal.

    Sistem pertahanan Barat bisa mengarahkan rudal penangkis untuk menghantam target yang terbang dengan kecepatan Mach 2,5 atau 2,5 kali kecepatan suara.

    Namun, sistem itu tak akan bisa mengatasi Oreshnik yang mempunyai kecepatan hingga Mach 12.

    Leonkov menyebut sistem itu bisa “melihat” Oreshnik, tetapi tak bisa berbuat banyak.

    Oreshnik terus bermanuver dalam kecepatan hipersonik saat mendekati target. Oleh karena itu, sistem pertahanan lawan hampir mustahil bisa memprediksi lintasan Oreshnik.

    Eks pejabat Kemenhan AS akui kehebatan Oreshnik

    Michael Maloof, mantan analis senior kebijakan keamanan pada Kementerian Pertahanan (Kemenhan) AS juga tidak menyangkal keampuhan Oreshnik.

    Dia menyindir Barat yang masih meragukan rudal hipersonik generasi kedua itu. Menurutnya, Oreshnik bahkan membuat AS jauh ketinggalan.

    “AS tidak hanya tidak punya sistem serangan hipersonik, AS bahkan juga tidak punya sistem pertahanan yang mungkin bisa menghentikan Oreshnik dan rudal kelas baru yang keluar,” kata Maloof.

    Dia mengatakan AS berusaha keras menjadi yang terdepan dalam sistem persenjataan canggih seperti itu.

    Sayangnya, AS malah cenderung menambah fitur yang tidak penting pada sistem itu. Pada akhirnya, sistem itu menjadi kemahalan dan malah tertinggal.

    Rudal Oreshnik (Newsinfo.ru)

    Menurut Maloof, AS enggan mengakui senjata yang dipunyai Rusia dan Tiongkok, tetapi tidak dipunyai AS, yakni rudal hipersonik.

    Dia menyebut seandainya AS tidak menarik diri dari Perjanjian Senjata Nuklir Jarak menengah tahun 2019, rudal seperti Oreshnik mungkin tidak akan dibuat oleh Rusia.

    Menurutnya, tindakan Rusia memamerkan Oreshnik merupakan cara lain Putin untuk meminta Presiden AS terpilih Donald Trump mempertimbangkan kembali perjanjian itu.

    Tantangan dari Putin

    Tempo hari Putin sudah menantang Barat untuk menembak jatuh rudal Oreshnik.

    Putin tampaknya ingin membungkam mulut para pakar dari Barat yang meragukan keampuhan Oreshnik.

    “Biarkan mereka (para pakar itu) memanggil nama kita dan mereka di Barat dan AS yang membayar analisis mereka untuk melakukan semacam eksperimen teknologi dan melakukan duel teknologi tinggi bergaya abad ke-21,” ujar Putin di Moskow hari Kamis, (19/12/2024), dikutip dari TASS.

    “Biarkan mereka memilih target, katakanlah di Kiev, dan menumpuk sistem pertahanan udara dan rudal mereka di sana, sementara kita akan meluncurkan rudal Oreshnik ke target. Kita akan melihat apa yang terjadi. Kita siap melihat eksperimen seperti itu.”

    Presiden Rusia, Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Kazakhstan. (EPA Photo)

    Putin mengatakan hal itu akan menarik bagi Rusia.

    “Apa yang saya katakan kepada kalian ialah apa yang dikatakan insinyur, ilmuwan, dan pakar militer katakan kepada saya. Pada level pemimpin politik di AS, mereka juga mengatakan sesuatu kepada saya. Mari lakukan eksperimen seperti duel teknologi dan lihat apa yang terjadi.”

    (Tribunnews/Febri)

  • Lebih Kompetitif, Seri kKedua Milklife Soccer Challenge Diikuti 1221 Pesepakbola Putri  

    Lebih Kompetitif, Seri kKedua Milklife Soccer Challenge Diikuti 1221 Pesepakbola Putri  

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Semangat para pesepakbola putri unjuk kebolehan mengolah ‘si kulit bundar’ di lapangan hijau ditunjukkan di ajang MilkLife Soccer Challenge – Semarang Seri kedua 2024 yang berlangsung dari 18-22 Desember di Stadion Universitas Diponegoro (Undip) Tembalang dan Lapangan Arhanud Jatingaleh.

    Sebanyak 1.221 pesepakbola putri yang berasal dari 63 Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Dasar (SD) dari kota Semarang dan sekitarnya ambil bagian dalam turnamen sepak bola putri usia dini yang diinisiasi oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation dan MilkLife tersebut.

    Para peserta terbagi menjadi 67 tim untuk kategori Kelompok Umur (KU) 12 dan 43 tim untuk KU 10. Mereka bersaing menjadi yang terbaik di kategori masing-masing.

    Jumlah keikutsertaan para putri di Seri 2 ini meningkat hampir dua kali lipat dibanding pada penyelenggaraan seri pertama pada bulan Agustus lalu, sebanyak 692 peserta.

    Head Coach Assistant MilkLife Soccer Challenge, Asep Sunarya, mengatakan peningkatan jumlah peserta juga dibarengi dengan berkembangnya kualitas para pemain.

    Begitu pula dengan hawa kompetitif yang tercipta di lapangan, para siswi mampu menunjukkan performa maksimal. Hal ini tak lepas dari rasa cinta dan motivasi terhadap cabang olahraga sepak bola putri yang mulai tumbuh di level usia dini.

    “Penyelenggaraan MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 2 lebih greget dan kompetitif. Kami mengapresiasi guru-guru yang telah mempersiapkan tim untuk berlaga kali ini, mereka lebih serius dan itu terlihat dari pola performance siswi di lapangan,” ucap Coach Asep.

    Ia berharap dapat menemukan talenta-talenta baru yang akan bergabung dalam program MilkLife Extra Training, dimana para siswi akan menjalani latihan ekstra di bawah arahan Head Coach MilkLife Soccer Challenge, Timo Scheunemann, yang memiliki lisensi kepelatihan UEFA A di Jerman sejak tahun 2007. 

    Selanjutnya mereka akan mewakili kota Semarang untuk berlaga pada turnamen MilkLife All Star KU12 pada awal tahun 2025.

    “Potensi dari putri Semarang pasti ada, terlebih saat ini banyak peserta yang baru ikut. Kami harap ke depan para siswi lebih giat untuk berlatih. Tidak hanya di sekolah saat mau bertanding tetapi juga mengasah kemampuan bersama sekolah sepak bola (SSB) agar semakin menguasai teknik maupun taktik bermain bola,” imbuh Asep.

    Salah satu peserta yang antusias menunjukkan keahlian ball mastery (penguasaan bola) adalah Avara Kayana Irawan, siswi kelas VI yang memperkuat lini depan tim SDN Karanganyar Gunung 02.

    Setelah melihat semaraknya MilkLife Soccer Challenge Semarang Seri 1, sekolahnya memutuskan ambil bagian pada Seri 2.

    Hingga Sabtu (21/12), Avara menunjukkan bakatnya dengan menjadi kandidat kuat pencetak gol terbanyak di KU 12.

    “Aku suka ikut MilkLife Soccer Challenge karena bisa mendapat teman baru, yang paling penting aku bisa mengekspresikan diriku untuk mencetak gol. Aku memang suka sepak bola jadi ini kemauanku sendiri untuk ikut turnamen sepak bola, karena aku ingin menjadi pemain timnas putri Indonesia,” ucap Avara yang mengidolakan pemain Timnas Putri Indonesia, Reva Octaviani.

    Dari arena pertandingan, terdapat empat tim KU 10 yang memperebutkan tiket menuju final.

    Mereka adalah SDN Kembangarum 2 Semarang, SD Nasima, SDN Klepu 03, dan SD Kemala Bhayangkari 04 Akpol.

    Keempat tim tersebut bersiap untuk menampilkan yang terbaik dalam laga semifinal yang diprediksi berlangsung sengit.

    Untuk menghadapi laga tersebut, Pelatih SDN Kembangarum 2 Semarang, Krisma Ardiyanto pun terus memotivasi anak asuhannya yang baru pertama kali ini mengikuti turnamen sepak bola.

    Atmosfer stadion yang berbeda, menjadi tantangan tersendiri bagi para putri di samping taktik permainan yang mumpuni.

    “Menghadapi partai semifinal, kami akan membangun mental para siswi agar bisa menghadapi pertandingan di semifinal yang memiliki atmosfir yang berbeda dibanding fase grup. Kami selalu memotivasi mereka untuk menunjukkan performa yang maksimal sebagai hasil dari latihan. Di laga nanti, kami juga sudah melihat peta kekuatan lawan sehingga kami akan mempersiapkan strategi permainan yang tepat agar bisa meraih kemenangan,” ungkap Krisma.

    Partai semifinal KU 10 dan KU 12 MilkLife Soccer Challenge – Semarang Seri 2 2024 akan diselenggarakan pada Minggu (22/12) pagi di Stadion Universitas Diponegoro Tembalang.

    Sesudahnya, pada siang hari akan digelar babak final guna menentukan siapa yang berhak menyandang titel kampiun. (*) 

  • Horor di Jerman Usai Pemobil WN Saudi Tabrak Kerumunan

    4 Orang Tewas, 200 Lainnya Luka

    Berlin

    Menurut informasi dari kalangan keamanan, jumlah korban tewas bertambah menjadi empat. Lebih dari 40 orang dilaporkan terluka parah akibat insiden mobil tabrak kerumunan di Pasar Natal Magdeburg Jerman, pada Jumat (20/12) malam. Secara total, lebih dari 200 orang dilaporkan terluka.

    Perdana menteri negara bagian Sachsen-Anhalt, Reiner Haseloff bahwa polisi telah menahan pengemudi tersebut, yang merupakan seorang warga negara Arab Saudi, dan meyakini bahwa ia bertindak sendirian.

    Haseloff mengatakan bahwa pria tersebut adalah seorang dokter dengan status kependudukan permanen dan telah tinggal di Jerman sejak 2006. Dia menggunakan mobil sewaan dalam serangan itu.

    Sampai sejauh ini, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab – terutama mengenai motif tersangka yang ditangkap atas dugaan penyerangan tersebut.

    Insiden hari Jumat itu, memicu ingatan akan serangan tahun 2016 di pasar Natal Berlin. Serangan tersebut dilakukan oleh seorang Islamis dengan menggunakan truk curian, menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 70 orang.

    Reaksi pemerintah Jerman

    Friedrich Merz, kandidat kanselir untuk partai konservatif CDU, mengatakan bahwa ia merasa sangat sedih dengan berita dari Magdeburg.

    “Pikiran saya tertuju pada para korban dan keluarga mereka. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua layanan darurat yang merawat para korban di lokasi,” katanya.

    Sementara, Kanselir Olaf Scholz memberikan respons terhadap insiden tersebut di X, menyatakan bahwa “berita dari Magdeburg menunjukkan hal yang paling mengkhawatirkan.” Ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada para petugas darurat yang segera merespons kejadian tersebut.

    Presiden Federal Jerman Frank-Walter Steinmeier bereaksi dengan mengatakan, “Antisipasi akan perayaan Natal yang damai tiba-tiba terganggu oleh berita dari Magdeburg”.

    Magdeburg, sebuah kota di sebelah barat Berlin, adalah ibu kota negara bagian Sachsen-Anhalt dan merupakan rumah bagi sekitar 240.000 orang.

    pkp/ (dpa, AP, Reuters)

    (nvc/nvc)

  • Update Tragedi Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman: 4 Tewas, 200 Terluka

    Update Tragedi Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman: 4 Tewas, 200 Terluka

    Jakarta, CNN Indonesia

    Jumlah korban tewas akibat tabrakan mobil di pasar Natal Jerman di kota Magdeburg bertambah menjadi empat, dengan jumlah korban terluka menurut media lokal DW bertambah menjadi 200. Seorang anak kecil termasuk ke dalam korban tewas. 

    Pihak berwenang Jerman sedang menyelidiki seorang pria berusia 50 tahun yang ditangkap sebagai tersangka insiden tersebut. Ia adalah seorang dokter psikiatrik asal Arab Saudi yang telah tinggal di Jerman sejak 2006. 

    Majalah Der Spiegel melaporkan bahwa ia bersimpati dengan partai sayap kanan Alternative for Germany (AfD).

    Sementara itu, kepada Reuters, pemerintah Arab Saudi mengatakan telah memperingatkan otoritas Jerman tentang pelaku tabrakan, sebelum insiden terjadi. Sumber mengatakan bahwa Arab Saudi mengirimkan peringatan setelah penyerang memposting unggahan di akun X (sebelumnya Twitter) yang mengancam perdamaian dan keamanan.

    Insiden ini terjadi ketika mobil BMW yang melaju kencang menabrak kerumunan pasar Natal di Kota Magdeburg, Jerman Timur, pada Jumat (20/12), pukul 19.00 waktu setempat, ketika pasar dipenuhi pengunjung.

    Menurut pihak kepolisian, mobil itu melaju setidaknya 400 meter melintasi pasar Natal dan meninggalkan jejak para korban yang berlumuran darah, puing-puing, dan pecahan kaca di alun-alun balai kota.

    Kepolisian kemudian menangkap seorang pria yang diduga menjadi pelaku serangan tersebut.

    Media Jerman menyebutkan sebagian nama pelaku sebagai Taleb A yang merupakan dokter spesialis kejiwaan alias psikiatri.

    Usai insiden, ambulans dan mobil pemadam kebakaran bergegas ke lokasi yang ricuh. Sementara korban yang terluka parah dirawat di lokasi dan dilarikan ke rumah sakit.

    (Reuters/vws)

    [Gambas:Video CNN]

  • Bertambah, 4 Orang Tewas dalam Insiden Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman

    Bertambah, 4 Orang Tewas dalam Insiden Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman

    Berlin

    Korban tewas dalam insiden mobil menabrak kerumunan orang di pasar Natal di Magdeburg, Jerman, bertambah menjadi empat orang, termasuk seorang anak kecil. Puluhan orang lainnya mengalami luka-luka, dengan beberapa di antaranya dirawat dalam kondisi serius di rumah sakit.

    Otoritas Jerman menyebut insiden yang terjadi pada Jumat (20/12) malam ini sebagai “serangan”, dengan seorang dokter asal Arab Saudi yang berusia 50 tahun telah ditangkap. Tersangka dalam serangan ini disebut memiliki izin tinggal permanen dan sudah menetap di Jerman sejak tahun 2006.

    Pihak kepolisian menyebut pelaku yang mengemudikan mobil SUV merek BMW berwarna hitam melajukan kendaraannya dengan kecepatan tinggi dan menabrak kerumunan orang yang ada di area pasar Natal di Magdeburg, yang berjarak 130 kilometer sebelah barat daya ibu kota Berlin.

    Menurut kepolisian, kendaraan pelaku melaju “setidaknya sejauh 400 meter menembus pasar Natal” hingga meninggalkan jejak korban berlumuran darah, puing-puing, dan pecahan kaca berserakan di lokasi kejadian.

    Laporan surat kabar ternama Jerman, Bild, seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/12/2024), menyebut sebanyak 68 orang menjalani perawatan di rumah sakit karena mengalami luka-luka serius dalam insiden pada Jumat (20/12) malam tersebut.

    Sekitar 78 orang lainnya dilaporkan mengalami luka ringan.

    Terdapat satu anak di antara keempat korban tewas yang dikonfirmasi dalam insiden tersebut.

  • Agenda Politik Jerman 2025: Ekonomi, Demokrasi dan Pengungsi – Halaman all

    Agenda Politik Jerman 2025: Ekonomi, Demokrasi dan Pengungsi – Halaman all

    Terlepas dari partai manapun yang memenangkan pemilihan umum dini Februari nanti, tugas pemerintah Jerman selanjutnya sudah digariskan sejak sebelum masa kampanye: Memerangi imigrasi ilegal dan mengundang tenaga kerja terampil, melindungi ranah digital dari serangan siber dan memperkuat demokrasi dari dorongan otoritarianisme di dalam dan luar negeri.

    Tapi, menurut para veteran politik di parlemen Bundestag, semua tantangan itu tidak sebanding dengan krisis yang sedang dihadapi perekonomian. Satu per satu raksasa industri seperti Volkswagen mengumumkan penutupan pabrik atau pemecatan massal. Masyarakat khawatir kehilangan pekerjaan atau tidak lagi mampu mengimbangi tingkat inflasi yang tinggi.

    Harga energi dan kelangkaan tenaga kerja

    Marco Wanderwitz, CDU, adalah Komisaris Pemerintah Federal untuk negara bagian Jerman Timur hingga tahun 2021. Politisi dari Saxony ini mengatakan kepada DW, “masalah terbesar yang kita hadapi di negara ini adalah perekonomian yang terpuruk. Dan hal ini sangat mempengaruhi pondasi dan kelangsungan hidup kita di masa depan. Masalah terbesarnya adalah hilangnya kepercayaan pelaku ekonomi terhadap politik.”

    Alasannya adalah harga energi dan tingkat upah yang tinggi, infrastruktur yang menua serta persaingan yang ketat dengan Cina.

    Jerman juga dikeluhkan kekurangan tenaga kerja terampil, serta birokrasi yang merajalela dan berjalan lamban.

    Menurut Omid Nouripour, mantan punggawa Partai Hijau, poin terakhir ini terutama menunjukkan kegagalan digitalisasi yang lambat.

    “Kita mengalami krisis ganda, baik ekonomi maupun struktural. Hal ini terlihat dari fakta bahwa mesin fax masih menjadi alat komunikasi kelas atas di departemen kesehatan. Dan hal ini dapat dilihat bersumber pada macetnya investasi di negara ini,” ungkapnya dalam wawancara dengan DW.

    Selain itu, terdapat serangan digital atau upaya peretasan dari luar, seringkali dari Rusia, terhadap infrastruktur vital seperti jaringan listrik. “Yang paling penting adalah melindungi infrastruktur utama. Kita mempunyai terlalu banyak kerentanan di bidang ini. Dan terlalu banyak pihak yang ingin melumpuhkan infrastruktur penting,” kata Nouripour.

    Oleh karena itu, perampungan birokrasi, peningkatan kapasitas kepolisian dan dinas rahasia merupakan tugas penting pemerintah untuk tahun depan.

    Ketegasan soal imigrasi ilegal

    Imigrasi menjadi isu yang harus disikapi kaum moderat di kedua kutub ideologi dalam menghadapi lonjakan populisme dan ekstremisme kanan di Jerman. Dalam hal ini, jumlah permohonan suaka dan perkiraan jumlah imigrasi ilegal baru-baru ini menurun.

    Namun badan perbatasan Eropa Frontex masih memperkirakan sekitar 166.000 orang mencoba memasuki UE secara acak dalam sembilan bulan pertama tahun ini.

    Jerman juga telah menerapkan kembali kontrol di seluruh perbatasan. Partai konservatif Uni Kristen Demokrat, CDU, yang diprediksi memenangkan pemilu dini Februari nanti, bahkan mendukung kebijakan mengusir pengungsi di perbatasan.

    Pemerintah kota kewalahan hadapi imigrasi?

    Di dalam negeri, semakin banyak pemerintahan kota yang mengeluhkan kekurangan dana dan kapasitas untuk menampung dan merawat pengungsi.

    Hal ini juga diamati oleh perwakilan minoritas Frisia dan Denmark di bagian utara, menurut Stefan Seidler dari Asosiasi Pemilih Schleswig Selatan, SSW. Dia mengatakan kepada DW. “Pemerintah kota saat ini menghadapi tugas besar yang sulit dan harus kami tangani. Yang kami butuhkan adalah dukungan dari pemerintah federal.”

    Marco Wanderwitz, pensiunan anggota parlemen Bundestag, melihatnya berbeda. Dia yakin imigrasi bisa dikendalikan, namun polarisasi emosional berpotensi terus terjadi.

    “Di satu sisi, jumlah pengungsi menurun. Dan di sisi lain, menurut saya isu ini terlalu dilebih-lebihkan. Kebanyakan politisi lokal yang saya kenal mengatakan bahwa keadaan di sini tidak seburuk tahun 2014 atau 2015,” katanya. dalam wawancara dengan DW. “Tapi tetap saja, semua orang mengibarkan bendera putih.”

    Omid Nouripour menyatakan bahwa angka imigrasi bisa meningkat lagi dalam beberapa tahun mendatang.”Kami tahu bahwa situasi di Ukraina dapat menyebabkan lebih banyak pengungsi, dan kami melihat satu atau dua konflik di Timur Tengah dapat meningkat lebih jauh lagi.”

    Membentengi Mahkamah Konstitusi Federal

    Partai-partai politik di Jerman menyikapi kebangkitan partai ekstrem kanan Alternatif untuk Jerman, AfD, dengan memperkuat hambatan legislatif bagi campur tangan politik terhadap lembaga peradilan.

    AfD yang kini mengantongi dukungan 17 persen di Jerman berpeluang menghimpun mayoritas sederhana di masa depan, dan dengan begitu bisa mengubah UU terkait lembaga yudikatif. Sebab itu, Bundestag kini menyepakati syarat minimal mayoritas absolut alias dua pertiga untuk meloloskan perubahan penyelenggaraan atau struktur Mahkamah Konstitusi.

    “Saat ini kita sedang mendapat tekanan besar-besaran dari kelompok sayap kanan. Kita sedang mengalami adanya kekuatan di Jerman yang menganggap bahwa mayoritaslah yang selalu mengambil keputusan dan berhak menafsirkan. Dan sebagai politisi minoritas, saya hanya bisa mengatakan dengan jelas dan jelas, demokrasi yang baik juga mempertimbangkan kelompok minoritas.”

  • Apakah Paspor Membuat Kita Bebas? – Halaman all

    Apakah Paspor Membuat Kita Bebas? – Halaman all

    Ketika warga Britania Raya memberikan suaranya untuk keluar dari Uni Eropa di tahun 2016. passpor Britania Raya tak lagi memberikan hak para pemegangnya untuk berpergian secara bebas di seluruh Eropa.

    Bisa dibilang, Brexit sebenarnya mengubah identitas para warga Britania Raya menjadi: Bukan lagi warga Eropa.

    Contohnya masyarakat Britania Raya yang tinggal di Jerman, memutuskan mengajukan permohonan kewarganegaraan Jerman untuk mendapatkan paspor Jerman sehingga mereka bisa tetap tinggal di Uni Eropa secara legal tanpa memerlukan visa. Bagi warga Britania Raya, hal ini mungkin hanya memperparah rasa keterasingan mereka.

    Namun, belum lama ini, seseorang dapat berpergian melintasi perbatasan tanpa paspor.

    Paspor merupakan penemuan yang relatif baru

    Hermine Diebolt, yang bekerja di Perpustakaan dan Arsip Perserikatan Bangsa-Bangsa di Jenewa, Swiss, mengatakan kalau faktanya paspor yang kita tahu sekarang ini baru ada sekitar 100 tahun yang lalu.

    Jenewa dulunya adalah rumah bagi Liga Bangsa-Bangsa, pendahulu Perserikatan Bangsa-Bangsa yang didirikan pada tahun 1920 untuk membantu menjaga perdamaian setelah keganasan Perang Dunia Pertama.

    Itu masa ketika kerjaan kolonial lama runtuh dan negara-negara baru lahir. Orang-orang tidak lagi tunduk kepada penguasa mereka, tapi ingin menjadi warga negara.

    Banyak orang pun yang melewati perbatasan setelah mengungsi akibat perang. Akan tetapi, kebanyakan orang juga cenderung membawa surat-surat untuk membuktikan identitas mereka.

    Selama masa perang, negara seperti Jerman, Prancis, Britania Raya, dan Italia menuntut agar orang-orang dari negara musuh memiliki dokumen identifikasi resmi untuk memasuki wilayah mereka.

    “Para petugas perbatasan tiba-tiba dihadapkan dengan banyak dokumen perjalanan yang berbeda dengan bentuk dan ukuran yang berbeda, dan sulit untuk mengetahui apakah paspor tersebut asli atau tidak,” kata Diebolt mengenai perpindahan besar-besaran setelah tahun 1918 ketika perang berakhir. “Jadi, mereka benar-benar perlu menemukan solusi.”

    Akhirnya pada tahun 1920, Liga Bangsa-Bangsa mengadakan pertemuan dengan para pemimpin dunia untuk berpartisipasi pada “Conference on Passports, Custom Formalities and Through Tickets” dI Paris.

    Maka sudah resmi: paspor di manapun harus terlihat dengan cara serta mencakup informasi yang sama.

    Berukuran 15,5 kali 10,5 sentimeter (6 kali 4 inci), paspor harus terdiri dari 32 halaman – format yang masih digunakan sampai sekarang – dan bagian depan dokumen harus mencantumkan nama negara dan lambang negara.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Tuntutan penghabusan paspor

    Lebih lanjut, Diebolt menjelaskan, tak lama muncul reaksi keras terhadap paspor.

    Banyak pemimpin dunia yang lebih menyukai hal-hal seperti sebelumnya, ketika mereka bisa bergerak bebas tanpa perlu membawa dokumen.

    Paspor ini juga sangat tidak populer di kalangan publik dan pers. Orang-orang berpikiran kalau paspor merusak kebebasan serta menyerang privasi mereka. Pengurusan dokumen tersebut juga banyak birokrasi dan administrasi yang lama serta berbelit-belit.

    Pada tahun 1926, sebuah artikel di The New York Times merujuk pada “The Passport Nuisance.”

    “Haruskah paspor dipertahankan sebagai syarat permanen untuk bepergian?” tulis surat kabar tersebut. “Sistem yang populer sejak perang ini tidak praktis, menjengkelkan, dan menghambat hubungan bebas antar negara.”

    Namun, sudah terlambat untuk mewujudkan “kebebasan berpergian” ini.

    Para anggota Liga Bangsa-Bangsa tidak dapat menyepakati seperti apa dunia tanpa kontrol perbatasan dan paspor.

    Oleh karenanya, paspor itu tetap ada.

    Paspor modern mencerminkan kesenjangan global

    Di seluruh dunia, dokumen perjalanan yang sederhana dapat “mempermudah” atau “mempersulit” warga negaranya, kewarganegaraan seseorang menentukan ke mana mereka dapat melakukan perjalanan dan di mana mereka dapat tinggal.

    Itulah sebabnya “indeks paspor” dirilis setiap tahun yang mengurutkan paspor berdasarkan berapa banyak negara yang dapat dikunjungi bebas visa oleh pemegang paspor.

    Menurut Global Passport Power Rank 2023, peringkat pertama dipegang oleh negara produsen minyak, Uni Emirat Arab, yang berarti warganya memiliki kebebasan yang kuat untuk bepergian ke seluruh dunia.

    Di peringkat terbawah adalah Afghanistan, sebuah negara yang dilanda perang dan rakyatnya yang berada di bawah rezim Taliban yang terisolasi hanya memiliki sedikit kesempatan untuk bepergian.

    Namun, bagaimana dengan mereka yang tidak memiliki kewarganegaraan sehingga tidak memiliki paspor?

    Bagi sekitar 10 juta orang tanpa kewarganegaraan di dunia, sering kali disebabkan oleh diskriminasi terhadap kelompok etnis tertentu, seperti orang Roma dan Sinti, dengan sekitar 70% populasi mereka di Jerman yang tidak memiliki kewarganegaraan, menurut Institut Diplomasi dan Hak Asasi Manusia Amerika Serikat.

    Tetapi keadaan tanpa kewarganegaraan bukanlah hal yang baru, muncul sekitar masa yang sama dengan paspor, seiring dengan runtuhnya kekaisaran dan munculnya negara-negara kebangsaan setelah Perang Dunia I.

    Lebih dari 9 juta orang juga mengungsi di Eropa pada saat itu. Ini termasuk para pengungsi dari Rusia yang tidak memiliki kewarganegaraan ketika kaum Bolshevik mengeluarkan dekrit yang mencabut kewarganegaraan para ekspatriat Rusia.

    Sementara itu, ketika peta Eropa direka ulang, jutaan orang mendapati diri mereka berada di negara-negara yang tidak mengakui identitas hukum mereka atau tidak bersedia memberikannya.

    Kebebasan bergerak bagi segelintir orang

    Hal ini kembali menjadi masalah di tahun 2020-an, termasuk di UEA, meskipun UEA menduduki peringkat teratas dalam indeks paspor global.

    Generasi muda hanya bisa mendapatkan paspor jika mereka memiliki ayah warga negara UEA, meskipun dengan beberapa pengecualian. Sementara itu, kelompok minoritas atau penentang keluarga kerajaan yang berkuasa sering kali tidak mendapatkan dokumen identitas ini.

    Meskipun demikian, UEA telah berusaha untuk mengesahkan penduduk tanpa kewarganegaraan dengan membeli sekitar 50.000 paspor dari negara kepulauan Komoro di lepas pantai timur Afrika. Ini melegalkan status mereka dan juga memastikan bahwa mereka akan tetap menjadi “penduduk asing” dengan hak-hak yang terbatas dibandingkan dengan warga negara Emirat.

    Ini hanyalah salah satu contoh bagaimana paspor adalah instrumen yang kuat untuk kebebasan – dan penindasan.