Negara: Jerman

  • Penabrak Pasar Natal Jerman Ternyata Buronan Saudi, Punya Riwayat Anti-Islam

    Penabrak Pasar Natal Jerman Ternyata Buronan Saudi, Punya Riwayat Anti-Islam

    Berlin

    Pengemudi mobil yang menabrakkan mobilnya ke pasar Natal di Magdeburg, Jerman, telah ditangkap. Polisi menyebut tersangka punya riwayat anti-Islam.

    Dilansir BBC, Minggu (22/12/2024), peristiwa itu menyebabkan lima orang tewas dan 200 orang terluka. Tersangka diidentifikasi sebagai warga negara Arab Saudi, Taleb al-Abdulmohsen (50), dan berprofesi sebagai dokter.

    Abdulmohsen telah tinggal di Jerman sekitar satu dekade. Dia punya riwayat membuat pernyataan anti-Islam dan mengatakan bahwa dia telah membantu orang-orang, khususnya perempuan, melarikan diri dari Arab Saudi.

    Kepala kantor Kejaksaan Umum Magdeburg, Horst Walter Nopens, mengatakan tersangka diduga tidak senang dengan perlakuan Jerman terhadap pengungsi Saudi. Nopens menyatakan tersangka dapat menghadapi lima tuduhan pembunuhan dan 205 tuduhan percobaan pembunuhan.

    Menteri Dalam Negeri Negara Bagian Saxony-Anhalt, Tamara Zieschang, mengatakan tersangka pertama kali datang ke Jerman pada tahun 2006 dan memiliki tempat tinggal tetap di negara tersebut. Zieschang mengatakan pria tersebut bekerja sebagai dokter di Bernburg, sebuah kota kecil sekitar 25 mil selatan Magdeburg.

    Kantor berita Reuters juga telah merilis gambar tersangka, yang bersumber dari kelompok aktivis RAIR Foundation USA yang berbasis di AS. RAIR Foundation USA mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dibagikan oleh Reuters bahwa mereka melakukan wawancara dengan al-Abdulmohsen pada tanggal 12 Desember, di mana dia memperkenalkan dirinya sebagai seseorang yang membantu ‘mantan pengungsi Muslim yang melarikan diri dari penganiayaan dari Arab Saudi’.

    Menurut otoritas Jerman, tersangka ditangkap dan diduga bertindak sendiri. Dalam feed yang sekarang dihapus pada X yang tampaknya milik tersangka, dia membuat pernyataan anti-Islam dan mengidentifikasi dirinya sebagai pembangkang Saudi.

    Dia berbicara terbuka tentang meninggalkan keyakinan Islamnya, menyatakan simpati kepada partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) dan menuduh Jerman mempromosikan Islamisasi negara tersebut. Jerman menyambut lebih dari 1 juta pengungsi dan pencari suaka pada tahun 2015 dan 2016, sebagian besar dari Timur Tengah.

    Otoritas Saudi sebelumnya telah memperingatkan rekan-rekan mereka di Jerman tentang tersangka penyerang pada beberapa kesempatan, dua sumber yang mengetahui komunikasi tersebut mengatakan kepada CNN. Peringatan pertama datang pada tahun 2007 dan terkait dengan kekhawatiran yang dimiliki oleh otoritas Saudi bahwa Abdulmohsen telah mengungkapkan pandangan radikal dari berbagai jenis.

    Arab Saudi menganggap tersangka sebagai buronan dan meminta ekstradisinya dari Jerman antara tahun 2007 dan 2008. Namun, otoritas Jerman menolak dengan alasan kekhawatiran akan keselamatan pria itu jika dia kembali.

    Saudi disebut memberi tahu Jerman tentang orang tersebut dalam empat pemberitahuan resmi. Tiga dari pemberitahuan tersebut, yang dikenal sebagai ‘Catatan Verbal’ dikirim ke dinas intelijen Jerman dan satu ke kementerian luar negeri negara tersebut. Sumber tersebut mengatakan semua peringatan diabaikan.

    Pihak berwenang Saudi menduga tersangka telah melecehkan warga Saudi di luar negeri yang menentang pandangan politiknya. Mereka juga mencatat bahwa tersangka telah menjadi pendukung AfD dan telah mengembangkan pandangan anti-Islam yang radikal.

    Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, menggambarkan pria itu sebagai ‘seorang Islamofobia’. Dia memberikan sedikit rincian lain dan mengatakan bahwa penyelidikan masih dalam tahap awal, dengan otoritas keamanan menyelidiki latar belakang serangan tersebut. Pihak berwenang belum merilis informasi apa pun tentang motifnya.

    (haf/imk)

  • PPI Dunia, JDN Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok Bahas Adaptasi Dokter Luar Negeri dengan Kemenkes RI – Halaman all

    PPI Dunia, JDN Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok Bahas Adaptasi Dokter Luar Negeri dengan Kemenkes RI – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pada Jumat (20/12/2024) pukul 17.00 WIB, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) melaksanakan audiensi yang diajukan secara resmi oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia (PPI Dunia) sejak 16 November 2024 yang bertujuan untuk memfasilitasi pertemuan antara Kemenkes RI dengan dokter diaspora.

    Audiensi ini merupakan kolaborasi antara PPI Dunia, Junior Doctor Networks (JDN) Indonesia Diaspora, dan Perhimpunan Kedokteran Luar Negeri Indonesia (PERLUNI) Tiongkok.

    Ketiga organisasi ini menyuarakan keresahan terkait proses adaptasi dokter lulusan luar negeri (LLN) yang telah lama menjadi kendala dalam penyerapan dokter LLN di Indonesia.

    Audiensi ini juga bertujuan untuk menindaklanjuti dan memperjelas informasi yang telah disampaikan oleh Kemenkes RI dalam acara “Sosialisasi Peraturan Baru: Program Adaptasi 1 Tahun bagi Dokter WNI Lulusan Luar Negeri” yang diselenggarakan oleh Asosiasi Dokter Indonesia-Jerman (ADIMAN) pada 15 Desember 2024.

    Dalam sosialisasi tersebut, Kemenkes RI mengundang JDN Indonesia Diaspora dan dokter diaspora untuk berkunjung langsung ke Kemenkes RI guna memperjelas informasi yang telah disampaikan.

    PPI Dunia sejak didirikannya pada tahun 2007 adalah organisasi yang berperan aktif dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di luar negeri.

    Koordinator PPI Dunia periode 2024-2025 berkomitmen untuk menyuarakan percepatan adaptasi dokter LLN karena ini menjadi perhatian besar untuk mahasiswa kedokteran yang berkuliah di luar negeri dan ingin kembali mengabdi di tanah air.

    JDN Indonesia Diaspora adalah organisasi profesi dokter yang sejak 2017 bergerak dalam isu kesehatan, sosial, pendidikan, dan kesejahteraan bagi dokter muda Indonesia, termasuk secara aktif dan progresif menyuarakan percepatan proses adaptasi dokter LLN.

    PERLUNI Tiongkok yang didirikan pada tahun 2018 memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia di Tiongkok dan alumninya untuk berbagi informasi dan pengalaman.

    Tiongkok adalah salah satu negara dengan mahasiswa kedokteran Indonesia terbanyak, sehingga PERLUNI selalu menyuarakan percepatan proses adaptasi ini.

    Audiensi ini dilaksanakan secara hybrid, dipimpin oleh dr. Yuli Farianti, M.Epid, Plt. Dirjen Tenaga Kesehatan Kemenkes RI beserta jajarannya, dan dimoderatori oleh dr. Agung Tri Laksono, M.B., Kepala Divisi Advokasi dan Pendataan Dokter JDN Indonesia Diaspora.

    Hadir dalam audiensi ini dr Laila Rahmah, S.Si., M.B.B.S selalu Ketua Bidang Kesehatan dan Sustainabilitas Lingkungan PPI Dunia, jajaran JDN Indonesia Diaspora, serta dokter dan dokter spesialis LLN dari berbagai negara yang masing-masing mewakili 6 step proses adaptasi sesuai dengan data yang dikumpulkan.

    Total peserta yang hadir secara langsung sebanyak 14 orang, dan peserta daring sebanyak 237 orang.

    Setelah pembukaan dan perkenalan peserta, moderator menyampaikan data terbaru jumlah peserta setiap tahapan proses adaptasi dokter LLN.

    Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh JDN Indonesia Diaspora, total jumlah peserta pada setiap tahapan adaptasi adalah 379 orang, dengan rincian sebagai berikut:

    Sudah lulus dan mendapat gelar Dokter, tetapi belum mendaftar adaptasi: 54 orang.
    Sudah mendaftar dan selesai pemberkasan di Konsil Kedokteran Indonesia: 142 orang.
    Sudah lulus Placement Test dan sedang menunggu adaptasi di Universitas: 59 orang.
    Sedang adaptasi di Universitas: 55 orang.
    Sedang menunggu Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI): 42 orang.
    Dokter Spesialis yang mengurus proses adaptasi: 27 orang.

    Setelah penyampaian data, dr. Yuli menyampaikan kembali materi sosialisai peraturan terbaru dan dilanjutkan dengan menjawab segala pertanyaan yang dilontarkan oleh para peserta baik yang hadir secara langsung maupun daring.

    Berikut adalah hasil telah didiskusikan pada audiensi ini:

    1.      Dokter/Dokter Gigi WNI LLN yang Belum Mendaftar Program Adaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi WNI LLN yang belum mendaftar program adaptasi, diimbau untuk menunggu program adaptasi Kemenkes yang akan dilaksanakan mulai Januari 2025. Jangan mengirimkan dokumen ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) atau pihak terkait lainnya sebelum program ini dibuka.

    2.      Dokter/Dokter Gigi WNI yang Telah Mengumpulkan Berkas: Bagi dokter dan dokter gigi yang sudah mengumpulkan berkas di KKI, sudah membayar ke Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia (MKKI), atau sudah mengikuti placement test (PT) namun belum lulus, akan ada pengumpulan berkas kembali di website Kemenkes. Dokter dan dokter gigi tersebut tidak perlu melanjutkan peraturan lama.

    3.      Perbedaan Ujian PT dan Ujian Kompetensi (UKOM): Ujian PT ditujukan untuk penilaian universitas, sementara Ujian Kompetensi (UKOM) untuk sertifikasi kompetensi. Saat ini, kesetaraan antara PT dan UKOM sedang dikaji oleh komite bersama karena ujian ini diadakan oleh satuan penyelenggara yang berbeda.

    4.      Dokter/Dokter Gigi yang Sedang Beradaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi yang sedang menjalani adaptasi, disarankan untuk melanjutkan proses adaptasi. Nantinya akan ada Surat Edaran (SE) yang memuat Diskresi mengenai proses penentuan apakah adaptasi sudah dianggap sebagai internship.

    5.      Dokter/Dokter Gigi yang Sudah Selesai Adaptasi: Bagi dokter dan dokter gigi yang sudah selesai adaptasi, diminta untuk menunggu Surat Edaran (SE) dari Kemenkes yang akan memuat informasi lebih lanjut mengenai proses penyelesaian. Menunggu Surat Edaran (SE) dari Kemenkes: Poin-poin terkait PT, UKOM, dan internship sangat bergantung pada Surat Edaran dari Kemenkes yang akan memuat informasi dan kebijakan terbaru.

    Langkah-langkah ke Depan

    1.      Peran JDN Diaspora: JDN Diaspora diharapkan dapat menjadi wadah bagi dokter yang mencari informasi mengenai program adaptasi dan memberikan pembekalan secara akademik.

    2.      Pembentukan Grup FAQ: Akan dibentuk grup (Staf Dirjen & JDN Indonesia Diaspora) untuk membahas FAQ dan pembaruan Cue Card guna menjawab pertanyaan dokter diaspora.

    3.      Rapat Rutin dengan Kemenkes RI: Akan diadakan rapat rutin dengan Kemenkes RI untuk meng-update program adaptasi ke depannya.

    Kolaborasi antara PPI Dunia, JDN Indonesia Diaspora, dan PERLUNI Tiongkok dalam audiensi ini menunjukkan komitmen bersama untuk mempercepat proses adaptasi dokter lulusan luar negeri.

    Dengan adanya langkah-langkah konkret yang dihasilkan dari audiensi ini, diharapkan penyerapan dokter LLN di Indonesia dapat berjalan lebih lancar dan efisien.

    Ketiga organisasi ini berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Kemenkes RI dalam mendukung percepatan adaptasi dokter LLN dan memastikan proses ini transparan serta adil bagi semua pihak yang terlibat.

    Dengan semangat kolaborasi dan sinergi, kita dapat mewujudkan sistem kesehatan yang lebih baik dan berdaya saing tinggi di Indonesia.

    (*)

  • 5 Orang Meninggal, 200 Luka-Luka, Ini yang Perlu Diketahui tentang Serangan Mobil di Jerman – Halaman all

    5 Orang Meninggal, 200 Luka-Luka, Ini yang Perlu Diketahui tentang Serangan Mobil di Jerman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Setidaknya lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka setelah seorang pria menabrakkan mobilnya ke kerumunan di pasar Natal di kota Magdeburg, Jerman Timur, pada Jumat (20/12/2024).

    Seorang anak berusia sembilan tahun termasuk di antara korban tewas, sementara korban lainnya dirawat di 15 rumah sakit berbeda.

    Pria yang diduga mengemudikan kendaraan tersebut telah ditangkap.

    Saat mengunjungi lokasi serangan pada Sabtu, Kanselir Jerman Olaf Scholz menyebut insiden ini sebagai “tindakan yang mengerikan dan gila.”

    “Tidak ada tempat yang lebih damai dan menyenangkan selain pasar Natal,” kata Scholz. “Sungguh tindakan mengerikan melukai dan membunuh begitu banyak orang di sana dengan kebrutalan seperti itu.”

    “Kami kini mengetahui bahwa lebih dari 200 orang terluka,” tambahnya.

    “Hampir 40 orang mengalami luka serius, dan kami sangat mengkhawatirkan kondisi mereka.”

    Mengutip SBS News, berikut hal-hal yang perlu diketahui tentang insiden ini.

    1. Bagaimana kronologi kejadiannya?

    Petugas berjaga di lokasi kejadian (YouTube Bild)

    Kota Magdeburg, di bagian timur Jerman, terletak sekitar 130 km barat daya Berlin. Orang-orang berkumpul di pasar untuk merayakan Natal, beberapa hari sebelum hari perayaan tersebut.

    Direktur Kepolisian Magdeburg, Tom-Oliver Langhans, mengatakan bahwa tersangka menggunakan rute darurat untuk mencapai pasar Natal.

    Insiden ini berlangsung sekitar tiga menit.

    Rute darurat tersebut tidak dilindungi oleh penghalang dan dirancang untuk memungkinkan layanan darurat mengakses alun-alun pasar jika terjadi keadaan darurat, jelas Ronni Krug, pejabat kota.

    Rekaman video pengawasan menunjukkan sebuah BMW hitam melaju kencang menerobos kerumunan tepat setelah pukul 7 malam waktu setempat.

    Orang-orang jatuh ke tanah.

    Televisi lokal menunjukkan suasana yang kacau dengan ambulans dan mobil pemadam kebakaran di lokasi, disinari lampu biru dan sirine yang meraung-raung.

    Korban yang terluka parah dilarikan ke rumah sakit, sementara yang lainnya dirawat di tempat kejadian.

    2. Siapa pelakunya?

    Tersangka utama adalah seorang dokter berusia 50 tahun asal Arab Saudi, yang telah tinggal di Jerman sejak 2006.

    Media Jerman mengidentifikasinya sebagai Taleb A.

    Pria tersebut tinggal di Bernburg, sekitar 40 km selatan Magdeburg, dan memiliki izin tinggal permanen.

    Polisi telah menggeledah rumahnya.

    Dia bekerja sebagai psikiater di sebuah klinik rehabilitasi khusus untuk pelaku kriminal yang kecanduan di Bernburg sejak Maret 2020.

    Tersangka, yang menggambarkan dirinya sebagai “ateis Saudi,” memiliki pandangan yang sangat anti-Islam.

    “Saat ini, kami dapat memastikan bahwa pelakunya jelas memiliki sikap Islamofobia—ini bisa kami konfirmasi,” kata Menteri Dalam Negeri Jerman, Nancy Faeser, pada Sabtu.

    “Segala hal lainnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut, dan kami harus menunggu hasilnya.”

    Seorang sumber dari Arab Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa Arab Saudi telah memperingatkan otoritas Jerman tentang tersangka, setelah ia mengunggah pandangan ekstremis di akun media sosial X yang mengancam perdamaian dan keamanan.

    Arab Saudi telah meminta ekstradisi tersangka, tetapi Jerman belum menanggapi permintaan tersebut, kata sumber itu.

    Kementerian Luar Negeri Arab Saudi juga telah mengutuk serangan ini.

    Tersangka muncul dalam sejumlah wawancara media pada tahun 2019, melaporkan tentang pekerjaan aktivisnya yang membantu warga Arab Saudi yang  meninggalkan Islam untuk melarikan diri ke Eropa.

    Dia adalah seorang kritikus Islam yang keras dalam wawancara-wawancara ini.

    Akun X milik tersangka, yang diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan dukungannya terhadap partai sayap kanan anti-imigrasi, Alternative for Germany (AfD), serta terhadap miliarder AS, Elon Musk.

    Musk pernah mengkritik Kanselir Jerman Olaf Scholz dan mendukung AfD.

    Sebelum serangan ini, Musk mengatakan bahwa hanya AfD yang dapat “menyelamatkan Jerman”.

    Ia menyerukan agar Scholz mengundurkan diri setelah serangan tersebut.

    3. Apa motifnya?

    Menurut Al Jazeera, jaksa Horst Walter Nopens menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

    Para penyidik sedang memeriksa apakah serangan ini mungkin dipicu oleh ketidakpuasan pelaku terhadap perlakuan Jerman terhadap pengungsi asal Saudi.

    4. Serangan terjadi menjelang pemilu Jerman

    Kanselir Jerman Olaf Scholz (Deutsche Welle)

    Jerman dijadwalkan menggelar pemilihan umum lebih awal pada 23 Februari, setelah koalisi tiga partai pemerintahan Scholz runtuh pada November karena perdebatan mengenai kebijakan ekonomi.

    Scholz berharap untuk memenangkan masa jabatan kedua, tetapi jajak pendapat menunjukkan bahwa blok Union, oposisi berhaluan kanan-tengah, sedang unggul.

    Sementara Partai Sosial Demokrat (SPD) yang dipimpin Scholz tertinggal jauh di belakang.

    AfD mendapatkan dukungan yang kuat dalam jajak pendapat.

    Namun kandidatnya untuk jabatan kanselir, Alice Weidel, tidak memiliki peluang realistis karena partai-partai lain menolak bekerja sama dengan AfD.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Sejarah Kekristenan Bisa Berubah Total Gara-gara Jimat 1.800 Tahun

    Sejarah Kekristenan Bisa Berubah Total Gara-gara Jimat 1.800 Tahun

    Jakarta, CNN Indonesia

    Penemuan sebuah jimat perak berusia 1.800 tahun di Jerman menjadi sorotan dunia arkeologi karena diduga dapat mengubah sejarah kekristenan. Simak penampakannya.

    Jimat ini ditemukan dalam sebuah makam di pinggiran Frankfurt, diperkirakan merupakan bukti tertua kekristenan di wilayah utara Pegunungan Alpen.

    Jimat yang berukuran kecil, hanya sekitar 3,5 cm panjangnya, ditemukan dalam kondisi tergulung rapat. Di dalamnya terdapat lembaran tipis perak yang bertuliskan inskripsi dalam bahasa Latin.

    Teks inskripsi tersebut berbunyi:

    [Dalam nama?] Santo Titus. Kudus, kudus, kudus! Dalam nama Yesus Kristus, Anak Tuhan! Tuhan dunia menahan dengan [kekuatan?] segala serangan [?]. Tuhan [?] memberikan jalan menuju kesejahteraan. Semoga sarana keselamatan ini melindungi orang yang menyerahkan dirinya kepada kehendak Tuhan Yesus Kristus, Anak Tuhan, karena di hadapan Yesus Kristus setiap lutut akan bertelut: mereka yang di surga, di bumi, dan di bawah bumi, dan setiap lidah mengakuinya.

    Lembaga Leibniz untuk Arkeologi (LEIZA) di Mainz menggunakan teknologi CT scan resolusi tinggi untuk memindai dan membuat model 3D jimat tersebut. Hal ini memungkinkan para peneliti untuk “membuka” gulungan perak tanpa merusak artefak tersebut.

    Markus Scholz, profesor di Universitas Goethe Frankfurt, berhasil menguraikan 18 baris inskripsi yang tertulis di dalamnya.

    Inskripsi ini ditulis dalam bahasa Latin yang jarang ditemukan pada jimat Kristen awal, karena biasanya menggunakan bahasa Yunani atau Ibrani.

    Penemuan ini tidak hanya memperkaya catatan sejarah, tetapi juga berpotensi mengubah pemahaman tentang penyebaran awal agama Kristen di Kekaisaran Romawi.

    Menurut para peneliti, penemuan ini menggeser pemahaman tentang sejarah kekristenan di Eropa. Walikota Frankfurt, Mike Josef, menyebut temuan ini sebagai “sensasi ilmiah.”

    “Berkat itu, sejarah agama Kristen di Frankfurt dan sekitarnya harus diputar kembali sekitar 50 hingga 100 tahun ke belakang,” Ia menambahkan, melansir Live Science, Minggu (15/12).

    Kenapa penemuan ini penting?

    Penemuan ini menjadi penting karena mengandung beberapa frasa Kristen tertua yang diketahui, termasuk “Kudus, kudus, kudus!” yang baru dikenal dalam kekristenan sekitar abad keempat.

    Selain itu, inskripsi ini mengutip surat Paulus kepada jemaat di Filipi, memperkuat dugaan bahwa pengaruh ajaran Kristen sudah meluas hingga wilayah Jerman pada abad ketiga.

    Sejarawan sebelumnya meyakini bahwa penyebaran kekristenan di wilayah barat Kekaisaran Romawi terjadi lebih lambat dibandingkan di wilayah timur. Namun, jimat ini membuktikan bahwa ide-ide Kristen telah mencapai wilayah yang jauh dari pusat pertumbuhan awal agama ini lebih awal dari yang diperkirakan.

    Penemuan ini juga menyoroti risiko yang dihadapi orang-orang Kristen awal, mengingat mereka sering dianiaya oleh Kekaisaran Romawi, terutama selama masa pemerintahan Nero pada abad pertama Masehi.

    Tidak seperti banyak jimat Kristen awal lainnya yang sering mencampurkan elemen agama Yahudi atau paganisme, jimat dari Frankfurt ini sepenuhnya mengacu pada ajaran Kristen, tanpa menyebut unsur-unsur kepercayaan lain.

    “Yang membuat ini luar biasa adalah karena ditulis seluruhnya dalam bahasa Latin dan secara eksklusif menyebut Yesus Kristus dan Tuhan Kristen,” kata Tine Rassalle, seorang arkeolog biblis independen.

    Menurut penelitian, jimat tersebut kemungkinan dipakai oleh pemiliknya dengan tali di leher, karena ditemukan di bawah dagu kerangka seorang pria yang diperkirakan meninggal antara tahun 230 dan 270 M.

    “Untuk melindungi atau menyembuhkan pemiliknya dari berbagai kemalangan, seperti penyakit, nyeri tubuh, kemandulan, atau bahkan kekuatan jahat,” kata Rassalle.

    Ia menambahkan bahwa jimat serupa lebih umum ditemukan di wilayah Mediterania bagian timur, sehingga penemuan di Jerman ini sangat langka dan signifikan.

    Penemuan ini menjadi semakin relevan menjelang perayaan Natal, mengingat pesan spiritual yang terkandung dalam jimat tersebut. Dengan segala misterinya, jimat kecil ini bukan hanya menjadi artefak bersejarah, tetapi juga simbol kekuatan iman yang bertahan melintasi zaman.

    (wnu/dmi)

    [Gambas:Video CNN]

  • Kronologi Pasar Diserang Jelang Natal, 5 Tewas 40 Luka Parah

    Kronologi Pasar Diserang Jelang Natal, 5 Tewas 40 Luka Parah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan maut terjadi di Pasar Natal di Kota Magdeburg, Jerman, pada Jumat (20/12) malam waktu setempat. Korban meninggal terus bertambah, dan terakhir dilaporkan Reuters sudah menembus 5 orang, dikutip Minggu (22/12/2024).

    Pihak berwenang Jerman sedang menyelidiki seorang pria asal Arab Saudi yang berprofesi sebagai psikiater dengan background retorika anti-Islam sebagai tersangka pengemudi dalam serangan tersebut.

    Pengemudi itu menyerang kerumunan pengunjung pasar yang berkumpul untuk merayakan musim menjelang Natal. Insiden ini terjadi di tengah perdebatan sengit mengenai keamanan dan migrasi selama kampanye pemilu di Jerman, di mana kelompok sayap kanan memberikan suara yang kuat.

    “Sungguh tindakan mengerikan yang melukai dan membunuh begitu banyak orang di sana dengan kebrutalan seperti itu,” kata Kanselir Olaf Scholz di pusat kota, saat meletakkan bunga mawar putih di sebuah gereja untuk menghormati para korban.

    “Kami sekarang mengetahui bahwa lebih dari 200 orang terluka. Hampir 40 orang terluka parah,” ia menambahkan.

    Sosok pria asal Arab Saudi berusia 50 tahun yang sudah tinggal di Jerman selama hampir 2 dekade ditangkap di tempat kejadian. Polisi menggeledah rumahnya semalaman.

    Motifnya masih belum jelas dan polisi belum menetapkan secara resmi status tersangka untuk pria tersebut. Media Jerman menyebut identitasnya bernama Taleb A.

    Juru bicara klinik spesialis rehabilitasi pecandu di Bernburg membenarkan bahwa tersangka pernah bekerja sebagai psikiater untuk mereka. Namun, pria itu sudah berhenti bekerja sejak Oktober 2024 karena sakit dan cuti liburan.

    Postingan di akun X-nya, yang diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan dukungan terhadap partai-partai anti-Islam dan sayap kanan, termasuk Alternatif untuk Jerman (AfD), serta kritik terhadap Jerman atas penanganannya terhadap pengungsi Arab Saudi.

    Menteri Dalam Negeri Jerman Nancy Faeser mengatakan Islamofobia yang dialami tersangka terlihat jelas, namun dia menolak berkomentar mengenai motifnya.

    Taleb A. muncul dalam sejumlah wawancara media pada tahun 2019, termasuk dengan surat kabar Jerman FAZ dan BBC, di mana ia berbicara tentang pekerjaannya sebagai aktivis yang membantu warga Arab Saudi dan mantan Muslim melarikan diri ke Eropa.

    “Tidak ada orang Islam yang baik,” katanya kepada FAZ saat itu.

    Sumber Saudi mengatakan kepada Reuters bahwa Arab Saudi telah memperingatkan pihak berwenang Jerman tentang penyerang tersebut setelah dia mem-posting pandangan ekstremis di akun X pribadinya yang mengancam perdamaian dan keamanan.

    Peringatan ini diutarakan beberapa kali sejak ia meninggalkan Arab Saudi pada tahun 2006, kata sumber tersebut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Penilaian risiko yang dilakukan tahun lalu oleh penyelidik kriminal negara bagian dan federal Jerman menyimpulkan bahwa pria tersebut “tidak menimbulkan bahaya tertentu”, lapor surat kabar Welt.

    Badan intelijen dalam dan luar negeri Jerman menolak mengomentari penyelidikan yang sedang berlangsung.

    Andrea Reis, yang berada di pasar pada hari Jumat, kembali pada hari Sabtu bersama putrinya Julia untuk meletakkan lilin di dekat gereja yang menghadap ke lokasi pasar. Ia mengatakan mereka hampir tergilas mobil karena sempat berada di jalur serangan.

    “Saya berkata, ‘ayo kita pergi dan makan sosis’, namun putri saya mengatakan ‘tidak, mari kita terus berjalan-jalan’. Jika kami tetap di tempat kami berada, kami akan berada di jalur mobil,” katanya.

    Air mata mengalir di wajahnya saat menggambarkan kejadian itu. “Anak-anak berteriak, menangis memanggil mama. Kamu tidak boleh melupakan itu,” katanya.

    Partai Sosial Demokrat pimpinan Scholz tertinggal dari partai sayap kanan AfD dalam jajak pendapat menjelang pemilu yang dijadwalkan pada 23 Februari.

    AfD, yang mendapat dukungan kuat di negara-negara Timur, telah menyerukan tindakan keras terhadap migrasi ke negara tersebut.

    Kandidat kanselir Alice Weidel dan wakil pemimpinnya Tino Chrupalla mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu yang mengutuk serangan tersebut.

    “Serangan mengerikan terhadap pasar Natal di Magdeburg di tengah masa damai menjelang Natal telah mengguncang kami,” kata mereka.

    (fab/fab)

  • Diam-diam Meriam Andalan Kim Jong Un Telah Sampai di Rusia – Halaman all

    Diam-diam Meriam Andalan Kim Jong Un Telah Sampai di Rusia – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM — Korea Utara kembali ketahuan memberi dukungannya kepada Rusia, kali ini negara pimpinan Kim Jong Un tersebut terciduk sedang mengirim senjata swa gerak (SPG) M1989 Koksan 170 mm.

    Media militer Army Recognition mengungkapkan kabar tersebut didapatkan dari media sosial Telegram di mana muncul rekaman pengangkutan senjata tersebut dari Korea Utara menuju Rusia dengan kereta api.

    Rekaman tersebut diposting pada 19 Desember lalu. Ini mengikuti penampakan sebelumnya dari sistem artileri ini sekitar sebulan yang lalu, ketika foto pertama kehadiran mereka di Rusia muncul pada 20 November 2024. 

    Meski belum terkonfirmasi kebenarannya, media tersebut menganalisa bahwa kemunculan senjata tersebut secara berulang menunjukkan trasfer aset militer yang sedang berlangsung sebagai bagian dari perluasan kerja sama antara Korea Utara dan Rusia.

    Bahkan Erurasian Times mengungkapkan bahwa M1989 telah terlihat di kereta-kereta di kota Krasnoyarsk, Rusia bagian tengah, yang mungkin menuju garis depan di Ukraina. 

    Sementara media sosial lainnya X menyebutkan bahwa Pyongyang telah mengirimkan sebanyak 50 unit senjata jenis howitzer tersebut.

    Meski senjata ini hanyalah howitzer, akan tetapi dianggap bukan senjata sembarangan. Pasalnya M1989 Koksan memiliki beberapa keunggulan dibanding meriam sejenis lainnya.

    M1989 dilengkapi dengan meriam kaliber 170 mm yang dipasang pada rangka beroda, sehingga mudah dibawa di medan berat.

    Meski ukurannya sangat besar dibanding yang lain, senjata ini mampu menjangkau sasaran yang lebih jauh.

    Mesin ini memiliki laras Kanone 18 17 cm buatan Jerman yang dipasang pada meriam S-23 180 mm buatan Soviet, yang memberikannya daya tembak lebih besar melalui peningkatan daya ledaknya. 

    Kalibernya yang besar berarti ia menggabungkan peluru antitank yang kuat dengan muatan peledak tinggi yang besar, dengan radius kerusakan selongsong peluru 9 unit SI. 

    M1989 dapat menembakkan peluru konvensional hingga sejauh 40 kilometer dan proyektil berbantuan roket hingga sejauh 60 kilometer, sehingga menjadikannya aset berharga untuk serangan strategis. 

    Penamaan Koksan

    Eurasian Times menyebutkan sejarah senjata ini, Koksan yang merupakan senjata kuno yang pertama kali ditemukan di kota Koksan, Korea Utara, pada tahun 1978. I

    ntelijen Barat memberinya nama tidak resmi berdasarkan kota tempat pertama kali ditemukannya. Nama resmi senjata Korea Utara tersebut adalah Chuch’ep’o atau Meriam Juche.

    Varian asli M-1978 menggunakan rangka tank Tipe 59 buatan China. Varian M-1989 memiliki rangka yang lebih baik, mirip dengan 2S7 Pion buatan Soviet.

    Kaliber 177 mm yang tidak biasa pada senjata ini kemungkinan besar dapat dijelaskan dengan baik berdasarkan asal usulnya—senjata ini dapat dikembangkan dari artileri Jerman pada Perang Dunia II dengan kaliber yang sama atau senjata pertahanan pantai Rusia. 

    Andalan Kim Jong Un

    Senjata ini menjadi salah satu artileri paling tangguh andalan Kim Jong Un. Di Korut sendiri, dengan jarak tembak sejauh ini maka dengan mudah bisa menjangkau Seoul Korea Selatan, musuh abadi Korut.

    Meski demikian, sistem pertahanan ini memiliki kelemahan juga. Di antaranya adalah laju tembakan yang lambat, hanya mampu menembakkan satu hingga dua peluru setiap lima menit karena ukuran amunisinya yang besar. 

    Sistem ini mulai dikenal selama Perang Iran-Irak pada tahun 1980-an, yang digunakan dalam misi tembakan balasan berkelanjutan dan pengeboman jarak jauh.

    Korea Utara dan Rusia saat ini terus meningkatkan kolaborasi militer di tengah peperangan dengan Ukraina dan ketegangan global.

    Tangkap layar memperlihatkan pasukan Korea Utara berlindung di balik pepohonan di wilayah Kursk, Rusia (Telegram Zelenskiy / Official)

    Dalam kerja sama militer tersebut Korea Utara diketahui mengirimkan jutaan butir peluru ke Rusia selama peperangan melawan Rusia.

    Dukungan lainnya yang diketahui adalah pengiriman ribuan pasukan dari Prongyang membantu Moskow memerangi pasukan Kiev, yang tersekam di Kursk, bagian dari Rusia yang diinvasi oleh Ukraina.

    Intelijen Inggris menyakini bahwa jumlah pasukan Korea Utara di Rusia telah mencapai 11.000 personel dan siap di terjunkan ke garis depan peperangan. Bahkan sebagiannya lagi telah ikut bertempur di Kursk.

    Kini Korut terciduk mengirimkan howitzer M1989 Koksan yang dipastikan bakal memperkeruh ketegangan yang telah ada. (Eurasian Times/Army Recognition)

  • 2
                    
                        Pangkalan Militer AS, Papua Barat, dan Perkara “Sa bodo tapi Sa tau”
                        Nasional

    2 Pangkalan Militer AS, Papua Barat, dan Perkara “Sa bodo tapi Sa tau” Nasional

    Pangkalan Militer AS, Papua Barat, dan Perkara “Sa bodo tapi Sa tau”
    Doktor Sosiologi dari Universitas Padjadjaran. Pengamat sosial dan kebijakan publik. Peneliti di Indonesian Initiative for Sustainable Mining (IISM). Pernah berprofesi sebagai Wartawan dan bekerja di industri pertambangan.
    PADA
    pertengahan tahun lalu, tepatnya Juni 2023, draft kerja sama dari militer
    Amerika Serikat
    diajukan dan disepakati oleh Parlemen
    Papua
    Nugini.
    Di dalam perjanjian kerja sama militer tersebut dinyatakan bahwa Militer Amerika Serikat memiliki hak untuk mengembangkan kegiatan militer di satu sisi dan beroperasi dari pangkalan militer Amerika di
    Papua Nugini
    di sisi lain.
    Tentu sebagai konsesi, Papua Nugini, terutama militernya, akan mendapatkan berbagai jenis bantuan dari negara Paman Sam untuk mengembangkan militernya.
    Secara teknis, berdasarkan penjanjian tersebut, dengan persetujuan Papua Nugini, Amerika Serikat dapat menempatkan tentara dan kapal perangnya di enam pelabuhan dan bandar udara penting, termasuk Pangkalan Angkatan Laut Lombrum di Pulau Manus dan sejumlah fasilitas lain di ibu kota, Port Moresby.
    Dengan kata lain, Washington akan memiliki “akses tak terbatas” ke lokasi tersebut untuk “menempatkan peralatan, perlengkapan, dan material”, serta memiliki “hak penggunaan eksklusif” pada beberapa zona di mana dapat dilakukan pengembangan “aktivitas konstruksi” di zona-zona tersebut.
    Jika dilihat isi perjanjiannya, terlihat jelas bahwa Amerika Serikat memang cukup serius ingin bekerjasama dengan Papua Nugini, karena tingkat akses yang didapat cukup luas dan leluasa di satu sisi.
    Di sisi lain, kualitas keterkaitan yang ingin dibangun oleh kedua negara juga terbilang cukup lengket karena mencakup jenis aktifitas yang harus didukung oleh izin pembangunan “konstruksi” baru, sebagai gambaran bahwa jika diperlukan Amerika Serikat bisa membangun pangkalan militer yang lengkap dengan berbagai fasilitas pendukungnya di Papua Nugini.
    Ada apa gerangan? Mengapa tiba-tiba Amerika Serikat meningkatkan kerja sama militer dalam lingkup yang cukup luas dan kualitas kerja sama yang cukup “erat” dengan Papua Nugini?
    Padahal jika dilihat secara lebih detail ke dalam negara Papua Nugini sendiri, Amerika sebenarnya tak memiliki aset berharga untuk dilindungi, layaknya di negara-negara terdekat dari kawasan Indopasifik seperti Jepang, Korea, Taiwan, dan negara-negara kepulauan di Pasifik, atau pula di negara-negara Timur Tengah.
    Bahkan jika dilihat dari sisi bisnis, terutama pertambangan, China jauh lebih banyak memiliki aset di Papua Nugini ketimbang Amerika Serikat.
    Sebagian besar analis menduga bahwa inisiasi strategis Amerika Serikat tersebut terkait erat dengan semakin tegangngya relasi geopolitis antara Amerika Serikat dan China di wilayah Asia Pasifik.
    Sehingga sebagai imbasnya, Amerika Serikat membangun sebanyak-banyaknya perjanjian kerja sama militer dengan negara-negara yang terkait dengan kawasan Indopasifik, termasuk salah satunya Papua Nugini.
    Jika dilihat secara geostrategis dan geografis, Papua Nugini memang berada pada garis “ketiga” dari tiga lapis garis pertahanan China di Asia Pasifik, meskipun berada pada titik terujung.
    Pun dari sisi Amerika Serikat, Papua Nugini juga tersentuh garis kedua dari tiga lapis garis pertahanan Amerika Serikat di Indopasifik, pun terletak di garis terujungnya.
    Sehingga, secara strategis sebenarnya posisi Papua Nugini kurang terlalu penting, meskipun bukan berarti tidak penting bagi Amerika Serikat.
    Namun, mari kita andaikan saja Papua Nugini cukup penting bagi keduanya, terutama bagi Amerika Serikat, untuk rencana pembendungan ekspansi China ke depannya.
    Lantas, apakah itu adalah “the one and only” motif dari rencana geopolitis-strategis Amerika Serikat di Papua Nugini yang pada masa lalu oleh Australia diberi sebutan “Territory of Papua” itu?
    Atas pertanyaan kedua tersebut, saya justru memiliki perspektif lain. Amerika Serikat, dalam hemat saya, juga melihat Papua dan isu Papua Barat sebagai target lainnya yang ingin dijaga dan dikawal, jika muncul kemungkinan-kemungkinan terjadinya
    referendum
    baru di Papua dengan model referendum yang lebih bebas-demokratis setelah gerakan-gerakan pendukung Papua Barat berhasil berdiplomasi di PBB, sehingga muncul kemungkinan lepasnya Papua Barat dari Indonesia setelah itu.
    Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pangkalan Militer Amerika Serikat di Papua Nugini mendadak menjadi urgen bagi Amerika Serikat tentunya.
    Andaikan jika itu terjadi, Amerika Serikat tentu bisa melakukan aksi gerak cepat untuk melindungi proses referendumnya di satu sisi dan melindungi Papua Barat sebagai kandidat negara baru di sisi lain, dari aksi “tidak terima Indonesia” atas kemungkinan yang bermula dari putusan PBB tersebut, yang berisiko membuat Indonesia kemudian mengambil langkah militer untuk menekan Papua Barat.
    Kemungkinan ini, dalam kacamata khusus, sebenarnya cukup masuk akal dan cukup bisa diterima logika, jika dilihat dari kacamata geopolitis di satu sisi dan dalam kacamata preseden sikap Amerika Serikat di sisi lain, terutama terkait dengan upayanya dalam melindungi proses referendum Papua Barat dan memproteksi calon negara baru di Tanah Papua.
    Karena jika lahir mandat PBB semacam itu dalam waktu-waktu mendatang, bagaimanapun jika itu linier dengan kepentingan Amerika Serikat, maka Amerika Serikat diminta ataupun tidak, akan dipastikan menjadi negara terdekat pertama yang akan memberikan perlindungan kepada Papua Barat, selain Australia tentunya.
    Apalagi, sebenarnya tidak ada yang benar-benar mengetahui sudah sejauh mana lobi-lobi para pihak yang terkait dengan kemerdekaan Papua Barat di level internasional di satu sisi dan di PBB di sisi lain.
    Dengan kata lain, keberhasilan TNI/Polri di lapangan dalam menekan pergerakan OPM dan jejaringnya di Papua, sama sekali bukanlah patokan utama dalam melihat kemungkinan apakah Papua Barat berpeluang lepas atau tidak dari Indonesia.
    Karena jika kita mau belajar dari sejarah, betapa Indonesia sangat tertekannya secara militer pasca-Soekarno mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia pada Agustus 1945. Namun, melalui jalur lain Indonesia akhirnya bisa menyempurnakan kemerdekaannya di Perjanjian Meja Bundar 1949.
    Bahkan Indonesia sama sekali tak berdaya ketika agresi militer Belanda pertama dan kedua dilancarkan. Ketika itu, Indonesia sebagai negara yang memiliki kekuatan militer, meskipun belum sempurna, sudah nyaris tidak bisa melawan lagi.
    Para pemimpin utama Indonesia telah dipenjarakan. Sehingga diplomasi di PBB di satu sisi dan suasana perang dingin di sisi lain yang mengharuskan Amerika Serikat untuk menekan Belanda agar segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia di tahun 1949 di sisi lain, adalah dua hal yang sangat krusial dalam menopang diakuinya Indonesia sebagai negara bangsa merdeka alias tidak lagi dianggap sebagai negara jajahan.
    Dalam kajian buku-buku sejarah geopolitik yang membahas peta besar geopolitik jelang diakuinya Indonesia di dalam Konperensi Meja Bundar dengan gamblang menuliskan betapa dukungan dan tekanan dari Amerika Serikat kepada Belanda agar segera memberikan pengakuan kepada Indonesia menjadi faktor yang sangat penting.
    Selain muncul bukti bahwa Belanda ternyata menggunakan senjata dan perlengkapan tempur yang semula berasal dari program “lend lease” yang dikeluarkan Amerika Serikat dalam membantu sekutu melawan Jerman, tapi akhirnya juga dipakai oleh Belanda untuk melakukan agresi militer pertama dan kedua di Indonesia.
    Begitu pula dengan anggaran Marshall Plan untuk Belanda, yang juga berasal dari Amerika Serikat, dipakai untuk mencoba menundukkan kembali Indonesia pasca-1945 oleh Belanda.
    Kedua hal itu cukup membuat Amerika Serikat marah kepada Belanda. Namun, ada faktor lain yang tak kalah pentingnya.
    Faktor lainnya yang membuat Amerika Serikat harus menekan Belanda, selain kedua faktor di atas, adalah dimulainya ketegangan geopolitis dengan Uni Soviet di Eropa, alias lahirnya “kawasan “iron Curtain” di Jerman.
    Amerika Serikat dan Eropa akhirnya membutuhkan tambahan pasukan dari kawasan lain untuk digeser dan ditumpuk di Eropa untuk mengimbangi jutaan tentara Stalin yang sudah terlanjur menumpuk di Jerman Timur dan Negara-Negara Eropa Timur pasca-Jerman tumbang.
    Nah, salah satunya adalah pasukan Belanda di Indonesia, yang bisa ditarik segera ke Eropa untuk mendukung kekuatan Sekutu menghadapi kemungkinan perang dengan Uni Soviet, jika Belanda bisa sesegera mungkin hengkang dari Indonesia.
    Kondisi geopolitis serupa nampaknya juga ada di hari ini, baik karena telah dimulainya perang dingin baru antara Amerika Serikat dan China (
    New Cold War
    ) di satu sisi dan karena kepentingan Amerika Serikat untuk membuat Indonesia tak condong ke China di sisi lain.
    Artinya, Papua Barat boleh jadi dijadikan oleh Amerika Serikat sebagai target untuk memberikan peringatan kepada Indonesia, jika Indonesia secara terbuka berani berada di sisi China.
    Karena itulah mengapa Indonesia harus mulai melihat upaya Amerika Serikat di Papua Nugini dalam kacamata kritis di satu sisi dan mulai memikirkan masalah Papua Barat benar-benar sebagai masalah strategis dan serius di sisi lain alias tidak sekadar urusan operasi militer di lapangan.
    Namun cukup disayangkan ketika Prabowo Subianto merumuskan masalah khusus yang harus segera ditangani sekaligus dengan utusan khusus presiden yang akan menyelesaikannya, masalah Papua Barat tidak termasuk di dalamnya.
    Padahal, masalah Papua sangatlah unik dan sudah menahun. Unik karena persoalan tak selesai sebab menggunakan formula penyelesaian yang didatangkan dari Jakarta, alias tak benar-benar lahir di Papua.
    Sehingga di lapangan, di tataran masyarakat Papua sendiri, apapun langkah yang diambil oleh pemerintah pusat untuk menyelesaian masalah Papua, sudah lebih dahulu dicurigai sebagai “rencana-rencana baru” untuk “menipu Papua”, terlepas sebenarnya belum tentu demikian niatan Jakarta.
    Kira-kira bunyi tanggapan masyarakat Papua yang sering saya dengar kala di sana adalah sebagai berikut, “Sa bodo tapi Sa tau”.
    Pernyataan pengakuan yang memiliki arti bahwa meskipun orang Papua Bodoh, tapi mereka mengetahui intensi “kurang baik” dari Indonesia yang hanya ingin menikmati tanah Papua sebagai menu santapan ekonominya.
    Dengan kata lain, rasa tidak percaya orang Papua kepada Indonesia sudah benar-benar berada pada titik nadir.
    Jika sampai terjadi referendum dengan sistem “one man one vote” di Bumi Papua atas isu Papua Barat, maka peluang Indonesia atau opsi pro-integrasi dengan Indonesia untuk menang sangatlah kecil.
    Ditambah lagi dengan hadirnya pangkalan baru Militer Amerika Serikat di Papua Nugini, yang sebenarnya dimaknai secara berbeda oleh orang Papua Barat, yakni sebagai simbol dukungan “hampir” penuh dari Amerika Serikat kepada Papua barat.
    Maka mau tak mau hal itu akan semakin memperburuk prospek Indonesia di tanah Papua jika ternyata suatu waktu terjadi referendum.
    Oleh karena itu, menurut hemat saya, pemerintah harus benar-benar mulai sangat serius dalam menangani masalah Papua Barat.
    Jika Badan Otonomi Khusus bertugas memastikan terealisasinya poin-poin penting di dalam status Otonomi Khusus yang telah diterima oleh Papua, semestinya ada utusan khusus yang selevel dengan menteri yang menangani urusan di luar urusan Otonomi Khusus tersebut.
    Utusan khusus tersebut fokus pada pencarian solusi-solusi strategis agar bisa semakin berdamai dan berdekatan dengan rakyat Papua dari segala tingkatan di satu sisi dan meningkatkan keterikatan emosial psikologis rakyat Papua dengan Indonesia di sisi lain, sembari menjauhkan kemungkinan-kemungkinan pengaruh asing di Papua.
    Pendeknya, dalam konteks yang telah saya jelaskan di atas, mengapa utusan khusus atau staf khusus percepatan penyelesaian masalah Papua, yang diduduki oleh tokoh atau figur yang memang benar-benar memahami dan punya hati untuk Papua di satu pihak dan benar-benar bisa diterima oleh rakyat Papua di pihak lain, menjadi sangat strategis dan krusial sifatnya saat ini.
    Tak menutup kemungkinan figur tersebut berasal dari militer, karena toh memang ada banyak figur militer yang pernah sangat lama bertugas di Bumi Cendrawasih dan memiliki hubungan baik dengan banyak tokoh Papua.
    Intinya, dalam hemat saya, memang diperlukan tim khusus untuk mempercepat proses penyelesaian masalah Papua, di luar Badan Otonomi Khusus, sebelum digoreng secara geopolitis oleh kekuatan-kekuatan besar dunia, salah satunya oleh Amerika Serikat.
    Semoga gagasan sederhana ini sampai kepada Presiden Republik Indonesia terpilih Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sopir Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman Disebut Ateis dan ‘Anti-Islam’

    Sopir Mobil Tabrak Kerumunan di Jerman Disebut Ateis dan ‘Anti-Islam’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sopir mobil penabrakan maut di pasar Natal, di kota Magdeburg, Jerman, yang sudah ditangkap, Taleb Jawad al-Abdulmohsen, adalah pengungsi Saudi yang pernah menyatakan dirinya seorang ateis dan ‘anti-Islam’.

    AFP menjelaskan Abdulmohsen merupakan seorang dokter berusia 50 tahun. Dia bekerja sebagai psikiater di Bernburg yang berada dekat Magdeburg dan tak punya hubungan dengan para jihadis.

    Pada Jumat (20/12) malam Abdulmohsen menabrak kerumunan orang yang sedang merayakan Natal. Catatan terkini otoritas Jerman, lima orang tewas dan lebih dari 200 orang terluka.

    Otoritas Jerman tanggal insiden itu bukan suatu kebetulan karena delapan tahun lalu serangan serupa terjadi di pasar Natal di Berlin dan menewaskan 13 orang.

    Abdulmohsen di media sosial menggambarkan dirinya sebagai korban penganiayaan yang telah meninggalkan Islam dan mengecam apa yang disebutnya sebagai Islamisasi Jerman.

    Ia berasal dari keluarga Syiah di desa Hofuf, provinsi al-Ahsa yang mayoritas Syiah, di timur Arab Saudi.

    Ia tiba di Jerman pada 2006 dan diberi status pengungsi 10 tahun kemudian, menurut media Jerman. Abdulmohsen juga dikatakan sebagai aktivis Saudi.

    Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Jerman, Frankfurter Rundschau, beberapa tahun lalu, Abdulmohsen mengatakan bahwa ia telah diancam akan dibunuh karena murtad.

    Dalam sebuah wawancara dengan AFP untuk cerita tak terkait yang tidak dipublikasi, Abdulmohsen disebut menampilkan dirinya sebagai ‘seorang ateis Saudi’.

    Dia juga disebut pernah mengatakan bahwa pemuda Saudi tidak hanya melarikan diri dari pemerintah tetapi juga ‘melarikan diri dari Islam’.

    “Pendidikan Islam yang ketat adalah penyebab semua masalah umat Islam, terutama kaum perempuan,” kata Abdulmohsen.

    Beberapa media telah melaporkan hubungan antara Abdulmohsen dan kelompok sayap kanan di Jerman. Ia dikenal baik di kalangan diaspora Saudi di negara itu dan membantu para pencari suaka, khususnya kaum perempuan.

    “Ia adalah orang yang terganggu secara psikologis dengan rasa mementingkan diri sendiri yang berlebihan,” kata Taha Al-Hajji, direktur hukum Organisasi Hak Asasi Manusia Saudi Eropa yang berpusat di Berlin, kepada AFP.

    “Ini jelas bukan serangan bermotif Islamis,” tambahnya.

    Hajji mengatakan Abdulmohsen adalah ‘orang buangan’ di antara komunitas Saudi di Jerman, meskipun ia bekerja dengan para pencari suaka.

    Agustus lalu Abdulmohsen mengunggah di media sosial, “Apakah ada jalan menuju keadilan di Jerman tanpa meledakkan kedutaan Jerman atau membantai warga negara Jerman secara acak? Saya telah mencari jalan damai sejak Januari 2019 dan belum menemukannya. Jika ada yang mengetahuinya, mohon beri tahu saya.”

    Dalam postingannya, ia mengutuk apa yang disebutnya ‘kejahatan yang dilakukan Jerman terhadap pengungsi Saudi dan penghalangan keadilan, tidak peduli berapa banyak bukti yang diajukan kepada mereka’.

    (fea/fea)

    [Gambas:Video CNN]

  • Belum Dilantik, Donald Trump Sudah Tebar Ancaman ke Uni Eropa

    Belum Dilantik, Donald Trump Sudah Tebar Ancaman ke Uni Eropa

    JAKARTA – Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta Uni Eropa (UE) meningkatkan impor minyak dan gas dari AS. Apabila hal itu tidak dilakukan, Uni Eropa akan menghadapi ancaman tarif tinggi pada ekspor mereka, termasuk ekspor mobil dan mesin.

    Data pemerintah AS menunjukkan, Uni Eropa telah menjadi pembeli terbesar minyak dan gas Amerika. Meskipun demikian, kapasitas ekspor AS saat ini sudah mencapai batas maksimal. Trump berjanji akan meningkatkan produksi energi untuk memenuhi permintaan tambahan.

    “Saya sudah menyampaikan kepada Uni Eropa, mereka harus menutup defisit perdagangan besar dengan Amerika Serikat melalui pembelian minyak dan gas kami dalam jumlah besar. Apabila tidak, akan ada tarif,” tulis Donald Trump di platform Truth Social, dikutip Sabtu 21 Desember.

    Komisi Eropa menyatakan kesiapannya untuk berdiskusi dengan Donald Trump guna memperkuat hubungan bilateral, termasuk di sektor energi.

    “Uni Eropa berkomitmen untuk mengakhiri ketergantungan energi dari Rusia dan mendiversifikasi sumber pasokan kami,” kata juru bicara Komisi Eropa, dikutip dari Reuters.

    Menurut data Eurostat, selama kuartal pertama 2024, AS menyuplai 47% impor gas alam cair (LNG) Uni Eropa dan 17% kebutuhan minyaknya.

    Donald Trump yang akan dilantik pada 20 Januari 2025 telah berjanji untuk memberlakukan tarif sebesar 10% pada seluruh impor global ke AS, termasuk tarif 60% untuk barang dari China. Menurut pakar perdagangan, langkah ini dapat mengganggu arus perdagangan, meningkatkan biaya, dan memicu balasan dari mitra dagang AS.

    Berdasarkan data Biro Sensus AS, defisit perdagangan barang dengan Uni Eropa pada 2023 mencapai US$ 208,7 miliar. Meskipun AS mencatat surplus dalam perdagangan jasa, Donald Trump lebih fokus pada perdagangan barang, terutama sektor otomotif. Ia kerap mengkritik ekspor mobil dari Uni Eropa ke AS yang tidak seimbang dengan jumlah kendaraan yang diekspor dari AS ke Eropa.

    Ekspor mobil dari Jerman dan Italia saat ini menghadapi tarif 2,5% di AS. Angka ini bisa meningkat hingga empat kali lipat jika ancaman Donald Trump untuk Uni Eropa terwujud.

  • Jerman Sebut Pelaku Tabrak Kerumunan Pasar Natal Tak Puas soal Imigran

    Jerman Sebut Pelaku Tabrak Kerumunan Pasar Natal Tak Puas soal Imigran

    Jakarta

    Tersangka serangan mematikan dengan menabrakkan mobil di pasar Natal di Jerman disebut memiliki pandangan yang sangat anti-Islam dan marah dengan kebijakan migran Jerman. Pelaku tersebut merupakan warga negara Arab Saudi.

    Seperti dilansir kantor berita AFP, Minggu (22/12/2024), Kanselir Olaf Scholz mengutuk serangan “mengerikan dan gila” yang menewaskan lima orang dan menggemparkan negara itu, beberapa hari sebelum Natal dan delapan tahun setelah seorang jihadis menabrakkan truk ke pasar Natal di Berlin.

    Polisi bingung dengan motif Taleb al-Abdulmohsen, tersangka utama setelah sebuah SUV menabrak kerumunan padat dengan kecepatan tinggi, juga melukai 205 orang di kota Magdeburg di bagian timur.

    Pembantaian massal itu memicu kesedihan dan kemarahan, dengan seorang anak berusia sembilan tahun di antara yang tewas dan korban dirawat di 15 rumah sakit daerah.

    Jerman telah dilanda beberapa serangan yang mematikan, tetapi bukti yang dikumpulkan oleh para penyelidik dan unggahan daringnya di masa lalu menggambarkan gambaran yang berbeda tentang Abdulmohsen, seorang dokter psikiatri berusia 50 tahun.

    Seorang yang menggambarkan dirinya sebagai “ateis Saudi” yang sebagai aktivis yang membantu para wanita melarikan diri dari kerajaan yang kaya minyak itu, ia telah mencerca Islam tetapi juga terhadap apa yang ia lihat sebagai sikap permisif Jerman terhadap para pengungsi dari negara-negara Muslim lainnya.

    Taha Al-Hajji dari Organisasi Hak Asasi Manusia Saudi Eropa yang berpusat di Berlin mengatakan bahwa Abdulmohsen adalah “orang yang terganggu secara psikologis dengan rasa penting diri yang berlebihan”.

    (rfs/rfs)