Negara: Jerman

  • Pembatasan Media Sosial bagi Anak di Indonesia, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

    Pembatasan Media Sosial bagi Anak di Indonesia, Apa Saja yang Harus Diperhatikan?

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah akan menerbitkan aturan pembatasan akses media sosial (medsos) bagi anak-anak seperti yang diterapkan Australia. Kebijakan itu untuk mengatasi dampak buruk medsos bagi pertumbuhan anak. Lalu apa tantangannya?

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) sedang mengkaji dan merumuskan aturan pembatasan akses media sosial bagi anak-anak.

    “Ini lagi kita kaji, karena kita semua tahu media sosial ini kan ada positif dan negatifnya, dan sudah banyak sekali pengaduan, sudah banyak sekali keluhan tentang penggunaan AI yang berdampak negatif,” kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria di Jakarta, Rabu (16/1/2025).

    Kemenkomdigi sedang mendengarkan masukan dari berbagai pihak, termasuk usulan pembatasan umur penggunaan medsos, serta berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain, terutama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Komnas Perempuan dan Anak.

    Menurut Nezar, Presiden Prabowo Subianto memberikan dukungan positif terhadap inisiatif Kemenkomdigi menyusun aturan pembatasan penggunaan media sosial bagi anak.

    “Beliau sangat concern terhadap penggunaan ruang digital oleh anak-anak, dan beliau sangat concern juga bagaimana ruang digital kita itu sehat buat pendidikan anak-anak,” ujar Nezar dikutip dari Antara.

    Menkomdigi Meutya Hafid sudah bertemu Presiden Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (13/1/2025), menyampaikan soal rencana pembuatan aturan pembatasan medsos bagi anak-anak.

    Meutya menjelaskan, Kemenkomdigi akan mengelurkan aturan di tingkat pemerintah dan melibatkan DPR jika wacana batasan usia untuk akses media sosial itu dijadikan undang-undang.

    “Pada prinsipnya gini, sambil menjembatani aturan yang lebih ajeg, pemerintah akan mengeluarkan aturan pemerintah terlebih dahulu. Kemudian kajian yang terkait dengan perlindungan anak. Lebih kuatnya lagi yang tidak bisa di ranah kementerian karena harus melibatkan DPR, itu juga kami akan siapkan,” katanya.

    Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad mengatakan DPR akan mengkaji lebih mendalam soal rencana pembatasan akses medsos bagi anak-anak.

    “Baik buruknya, dari sisi manfaatnya dan lain-lain, kita akan kaji lebih dalam dan tentunya dari pihak pemerintah itu (buat aturan), kemudian dari legislatif itu kita kaji dan kita bicarakan bersama,” ujar Dasco.

    Anggota Komisi I DPR Amelia Anggraini mengatakan pengaruh media sosial saat ini sangat mengkhawatirkan bagi anak, karena banyak konten tidak mendidik dan mengajarkan kekerasan. Apalagi kondisi Indonesia sedang darurat kejahatan siber karena marak penipuan digital dan penyalahgunaan data pribadi.

    “Situasi ini memerlukan langkah tegas dan strategis agar ruang digital menjadi lebih aman bagi generasi muda. Karena itu kita mendukung langkah pemerintah menerbitkan aturan pembatasan penggunaan media sosial bagi anak-anak,” ujar Amelia.

    Menurutnya Indonesia perlu belajar dari negara-negara lain yang sudah menerapkan pembatasan medsos bagi anak-anak, kemudian menyesuaikannya dengan kondisi sosial budaya di Tanah Air.

    Amelia mengusulkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) perlu diperkuat secara kelembagaan sehingga berwenang mengawasi konten digital dan media sosial. Di sisi lain, pemerintah juga harus meningkatkan edukasi digital bagi anak-anak hingga orang tua.

    Psikolog anak dan remaja Vera Itabiliana Hadiwidjojo mengatakan, dampak negatif medsos sangat mengkhawatirkan bagi pertumbuhan anak, sehingga penting adanya pembatasan akses anak dan remaja. 

    “Kita sudah lama menunggu aturan lebih tegas,” kata Vera.

    Menurutnya selama ini beberapa aplikasi membatasi usia penggunanya. Namun, banyak orang tua malah membuat akun media sosial untuk anaknya dengan memalsukan usia si anak.

    Vera mengatakan pemerintah harus jelas dalam menentukan katagori media sosial yang dilarang, karena selama ini game online juga berfungsi sebagai medsos.

    “Karena game online sekarang memungkin si anak berkomunikasi dengan orang lain dan ini mencakup media sosial juga,” ujarnya.

    Menurutnya selain medsos, pemerintah juga perlu memperhatikan pembatasan usia terhadap akses konten-konten negatif, seperti pornografi dan kekerasan.

    Data Penggunaan Internet Anak
    Berdasarkan data Stastistik Telekomunikasi Indonesia 2021 yang dirilis BPS, 89% anak usia lima tahun ke atas sudah mengakses internet untuk bermain game online dan media sosial. Hanya 33% yang mengakses internet untuk keperluan belajar.

    UNICEF beberapa waktu lalu juga merilis hasil studinya yang menyebut 89% anak-anak di Indonesia menggunakan internet setiap hari rata-rata 5,4 jam. Dalam waktu tersebut, 86,5% aktivitas mereka dihabiskan untuk mengobrol atau berteman di media sosial, kemudian mengakses konten video atau film.

    Data itu juga mengungkapkan 13,4% anak memiliki akun yang dirahasiakan dari orang tua mereka. Anak menggunakan akun rahasia atau profil palsu untuk mengikuti orang lain dan memposting sesuatu yang mereka sukai.

    Studi UNICEF juga menyebut 42% anak merasa tidak nyaman atau takut dengan pengalaman daring mereka. 37% anak tidak akan melapor ke polisi jika mereka menghadapi pengalaman daring yang tidak menyenangkan karena takut dan kurangnya pengetahuan tentang cara melapor.

    Sebanyak 48% anak pernah mengalami perundungan oleh anak lain. 50,3% anak telah melihat konten bermuatan seksual melalui media sosial. 2% anak telah diperlakukan atau diancam untuk melakukan kegiatan seksual, yang sepertiga di antaranya adalah anak disabilitas.

    Hampir 70% anak di Indonesia memiliki aturan tentang penggunaan internet yang diberlakukan oleh orang tua mereka. Namun, hanya 21,2% yang mematuhi aturan tersebut.

    Belajar dari Negara Lain
    Indonesia bisa belajar dari negara-negara lain yang sudah menerapkan pembatasan penggunaan medsos bagi anak-anak, seperti Australia, Norwegia, Italia, Jerman, dan lainnya. 

    Australia sudah memberlakukan pembatasan akses media sosial bagi anak-anak sejak akhir 2024. Parlemen negara itu sudah mengesahkan undang-undang yang melarang anak di bawah usia 16 tahun menggunakan Facebook, Instagram, X, TikTok, Reddit, hingga Snapchat.

  • Benarkah Dunia Butuh Energi Nuklir demi Capai Target Iklim?

    Benarkah Dunia Butuh Energi Nuklir demi Capai Target Iklim?

    Jakarta

    Ketahanan energi kian menjadi isu di tengah digitalisasi teknologi yang mensyaratkan produksi berkapasitas tinggi.

    Pencarian daring berbasis kecerdasan buatan atau AI, misalnya, menyedot 10 kali lipat lebih besar energi listrik ketimbang melalui mesin pencarian seperti Google.

    Akibatnya, nuklir kembali dilirik, terutama oleh perusahaan teknologi, demi mengamankan pasokan listrik tanpa menambah beban emisi gas rumah kaca, GHG. Partai konservatif terbesar Jerman, CDU, misalnya menetapkan kembalinya riset nuklir sebagai tema kampanye jelang pemilu dini, Februari nanti.

    Henry Preston, juru bicara World Nuclear Association, WNA, meyakini pemerintahan di sejumlah negara telah menjadi lebih “pragmatis” dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, tuntutan saat ini adalah menyeimbangkan ketahanan energi dan krisis iklim, sembari mempertimbangkan peningkatan biaya dan jadwal pembangunan proyek energi bersih dengan “kapasitas besar”.

    Namun, kelompok lingkungan secara konsisten menunjukkan, proyek energi nuklir baru berbiaya mahal, dan biasanya memakan waktu sekitar satu dekade untuk dibangun setelah semua perencanaan dan perizinan. Akibatnya, pembangkit nuklir yang baru tidak bisa beroperasi tepat waktu untuk membantu memenuhi tujuan iklim.

    “Transisi energi memerlukan peralihan teknologi dalam tempo cepat. Sementara jenis solusi yang dapat diluncurkan paling cepat adalah energi terbarukan, terutama tenaga surya dan angin, dengan efisiensi energi, dan fleksibilitas sistem,” kata pegiat iklim global Climate Action Network Europe dalam pemeriksaan fakta daring.

    “Energi terbarukan secara konsisten mengungguli tenaga nuklir dalam hal biaya dan kecepatan distribusi dan oleh karena itu lebih dipilih daripada tenaga nuklir di sebagian besar negara,” demikian bunyi laporan Status Industri Nuklir Dunia, WNISR 2024. Riset tersebut menyebut rencana untuk meningkatkan kapasitas nuklir dalam beberapa dekade mendatang “tidak realistis.”

    Reaktor mini alternatif aman?

    SMR diklaim lebih aman, lebih murah dan lebih cepat dibangun ketimbang reaktor berukuran normal, serta bisa diadopsi oleh pembangkit fosil yang ada. Proyek yang sedang dikerjakan Amazon dan Google, misalnya, direncanakan akan mulai beroperasi awal tahun 2030an.

    Namun, organisasi lingkungan Climate Action Network membantah keunggulan SMR sebagai “janji kosong.” Perkaranya, “teknologi SMR belum diuji pada skala komersial.” Secara global, sejauh ini hanya dua proyek SMR yang telah dibangun, yakni di Rusia dan China dengan desain yang berbeda. Proyek-proyek tersebut terhubung ke jaringan listrik masing-masing pada tahun 2019 dan 2021.

    Laporan WNISR, yang sebagian didanai oleh Kementerian Lingkungan Hidup Jerman, menunjukkan bahwa proyek SMR di kedua negara mengalami penundaan konstruksi yang signifikan, dan memakan waktu dua atau tiga kali lebih lama dari yang direncanakan semula. Proyek-proyek tersebut juga melampaui anggaran dan sejauh ini belum memproduksi listrik hingga kapasitas maksimal.

    Namun, industri nuklir mengatakan penundaan tersebut sudah diantisipasi karena proyek di Rusia dan China baru sekadar percontohan. Proyek-proyek mendatang, yang sekarang dalam tahap perencanaan,”berpotensi bisa beroperasi lebih cepat,” kata Preston dari WNA.

    Walau begitu Mycle Schneider, analis kebijakan nuklir independen dan penerbit laporan WNISR, mengatakan dalam email, hal ini hanya mungkin dilakukan dengan “reproduksi unit yang identik atau hampir identik,” dan bukan SMR dengan desain beragam, seperti di Rusia dan China.

    Schneider mengatakan, produksi panel surya, baterai yang terhubung ke jaringan, dan turbin angin yang meningkat pesat, dengan puluhan ribu unit dibuat setiap tahun, merupakan “manufaktur yang benar-benar modular” yang memungkinkan industri berinovasi dan menurunkan biaya dengan cepat.

    “Industri nuklir telah belajar dari pilot SMR di China dan Rusia bahwa tidak ada yang ingin mereproduksinya, dan tidak ada upaya untuk mendapatkan lisensi di negara Barat mana pun,” kata Schneider.

    Perlukah energi nuklir untuk tujuan iklim?

    Pada pertemuan puncak iklim 2023 di Dubai, energi nuklir untuk pertama kalinya tercantum di antara teknologi rendah emisi yang dibutuhkan untuk mencapai “pengurangan emisi gas rumah kaca yang luas, cepat, dan berkelanjutan.”

    Laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim 2022 PBB juga menyebutkan nuklir, dengan mengatakan bahwa “tidak mungkin semua sistem energi rendah karbon di seluruh dunia akan bergantung sepenuhnya pada sumber energi terbarukan.”

    Meskipun mengakui bahwa angin dan matahari bisa berperan besar dalam mendorong transformasi energi, analis masih mengeluhkan ketidakandalan energi terbarukan, yang bergantung pada ketersediaan matahari dan angin.

    Sejak konferensi iklim Dubai, sebanyak 31 negara — di antaranya negara nuklir utama seperti Prancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Jepang — telah berjanji untuk melipatgandakan kapasitas pada tahun 2050. Negara-negara non-nuklir seperti El Salvador, Jamaika, Moldova, dan Mongolia juga berniat serupa.

    Namun, laporan WNISR 2024 bernada skeptis terhadap janji pengembangan energi nuklir. Dengan mencantumkan serangkaian potensi hambatan seperti biaya tinggi, waktu konstruksi, dan kurangnya kapasitas industri, laporan tersebut menunjukkan bahwa untuk melipatgandakan kapasitas terpasang saat ini, lebih dari 1.000 reaktor baru akan dibutuhkan.

    Bahkan dengan SMR yang menyumbang sejumlah besar energi, “ratusan atau bahkan ribuan pembangkit perlu dibangun untuk mendekati tujuan itu,” kata Schneider dalam wawancara Desember 2023 dengan Bulletin of the Atomic Scientists.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (haf/haf)

  • Video: Ekonomi Jerman Merosot, Kontraksi 2 Tahun Berturut-Turut

    Video: Ekonomi Jerman Merosot, Kontraksi 2 Tahun Berturut-Turut

    Video

    Video: Ekonomi Jerman Merosot, Kontraksi 2 Tahun Berturut-Turut

    News

    7 jam yang lalu

  • Presiden Iran Peringatkan Trump Agar Hindari Tindakan yang Picu Perang dengan Teheran – Halaman all

    Presiden Iran Peringatkan Trump Agar Hindari Tindakan yang Picu Perang dengan Teheran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Iran Masoud Pezeshkian memberikan peringatan keras kepada Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump pada hari Selasa (14/1/2025).

    Pezeshkian memperingatkan Trump untuk tidak mengambil risiko perang dengan wilayahnya.

    Dalam wawancara yang disiarkan secara langsung, Pezeshkian menegaskan bahwa Iran tidak berniat untuk mengembangkan ‘persenjataan nuklir’ dan berharap Trump akan mengutamakan perdamaian, bukan konfrontasi yang bisa memicu konflik.

    “Saya berharap Trump akan membawa perdamaian di kawasan dan dunia, bukan sebaliknya, berkontribusi pada pertumpahan darah atau perang,” kata Pezeshkian, menanggapi ketegangan yang meningkat antara kedua negara, dikutip dari Al-Arabiya.

    Pernyataan tersebut muncul setelah Trump, dalam kampanye kepresidenannya baru-baru ini. 

    Di mana ia mengancam bahwa sekutu AS, Israel, dapat menyerang fasilitas nuklir Iran.

    Ancaman tersebut semakin memanas setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada November 2024 lalu, dikutip dari WION News.

    Katz memperingatkan Iran bahwa situs nuklir negara itu kini ‘lebih rentan dari sebelumnya’ terhadap potensi serangan militer Israel.

    Tak terima dengan tuduhan Israel, Pezeshkian memberikan tanggapan tegas terhadap prospek serangan militer yang didukung oleh Amerika Serikat terhadap fasilitas nuklir Iran.

    “Kami akan bereaksi terhadap tindakan apa pun. Kami tidak takut perang, tetapi kami tidak menginginkannya,” ujar Pezeshkian.

    Iran telah lama dibebani tuduhan dari Israel dan Amerika Serikat bahwa negara tersebut berusaha mengembangkan senjata nuklir. 

    Namun, Teheran dengan tegas membantah klaim tersebut, menyatakan bahwa program nuklir Iran difokuskan untuk tujuan damai, seperti pengembangan energi nuklir.

    Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat semakin meningkat setelah pada 2018, di bawah pemerintahan Donald Trump.

    Di mana saat itu Trump menarik diri dari perjanjian nuklir 2015 yang membatasi pengembangan nuklir Iran. 

    Perjanjian tersebut berisi tentang perjanjian Iran dan negara-negara besar dunia, termasuk Prancis, Inggris, dan Jerman untuk  mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklirnya.

    Teheran mematuhi kesepakatan tersebut hingga Washington menarik diri, tetapi kemudian mulai membatalkan komitmennya.

    Pezeshkian menambahkan bahwa meskipun ada klaim yang mengatakan Iran berusaha membuat bom nuklir, pihaknya tidak pernah berniat untuk mengembangkan senjata nuklir.

    “Kami tidak berusaha untuk membuat persenjataan atau persenjataan nuklir,” tegas Pezeshkian.

    Saat ditanya tentang menjalin pembicaraan dengan Trump, Pezeshkian bersikap skeptis.

    Menurutnya, saat ini fokus utama dirinya adalah terhadap komitmen Trump.

    “Masalah yang kita hadapi bukan pada dialog. Masalahnya terletak pada komitmen yang muncul dari pembicaraan dan dialog yang harus kita patuhi,” jelasnya.

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Masoud Pezeshkian dan Donald Trump

  • Sejarah Ambruknya Polisi Rahasia Jerman Timur Stasi

    Sejarah Ambruknya Polisi Rahasia Jerman Timur Stasi

    Jakarta

    Kementerian Keamanan Negara, MfS, Republik Demokratik Jerman atau DDR, yang didirikan pada tahun 1950, mendefinisikan fungsinya sebagai “perisai dan pedang partai”. Dalam praktiknya, MfS melakukan spionase, penindasan, dan sabotase, terhadap penduduk sendiri. Stasi, sebagaimana MfS dikenal secara umum, adalah instrumen represi terpenting milik Partai Persatuan Sosialis Jerman, SED.

    Meski demikian, Stasi tidak dapat mencegah jatuhnya Tembok Berlin pada tanggal 9 November 1989, yang menjadi lonceng kematian bagi lembaga polisi rahasia itu.

    Sembilan hari setelah pembukaan perbatasan, Stasi berganti nama menjadi Kantor Keamanan Nasional, AfNS. Nama baru, sistem lama — begitulah pandangan mayoritas dari 17 juta warga Jerman Timur.

    Pada tanggal 15 Januari 1990, Stasi menjadi topik utama pembahasan pada pertemuan Meja Bundar di Berlin. Dalam serangkaian pertemuan ini, perwakilan rezim lama yang dipimpin kepala pemerintahan Hans Modrow bertemu dengan aktivis hak-hak sipil untuk membahas masa depan DDR.

    Hari itu, gerakan politik Forum Baru menyerukan unjuk rasa di depan markas besar Stasi. “Bawa kapur dan batu bata!” demikian bunyi salah satu selebaran. Bata rencananya digunakan untuk menyegel gedung dinas rahasia secara simbolis, dalam apa yang disebut sebagai aksi protes “dengan imajinasi dan tanpa kekerasan.”

    “Tidak ada bahaya lagi”

    Ribuan orang mengikuti seruan tersebut, termasuk warga Berlin Timur Arno Polzin yang berusia 27 tahun- Dia mengaku tidak pernah melupakan satu detail. “Fakta bahwa Anda bisa masuk ke gedung Stasi tanpa cedera,” tanpa penjagaan, atau kontrol.

    Di area yang tertutup rapat selama puluhan tahun itu, dia melihat petugas polisi antihuru-hara berseragam di lantai atas sebuah gedung. “Mereka jelas tidak ada di sana untuk mengintimidasi atau mengusir para penyusup,” kata Polzin kepada DW.

    Pendudukan markas Stasi oleh demonstran di Berlin menjatuhkan benteng terakhir rezim komunis di Jerman Timur.

    Dua kali di kandang Stasi

    Kejatuhan polisi rahasia dimulai sekitar 300 kilometer barat daya Berlin. Di Erfurt, seniman Gabriele Sttzer dan sekelompok perempuan mengorganisir pendudukan gedung Stasi lokal pada tanggal 4 Desember 1989. Perbatasan antara Timur dan Barat sudah terbuka, tetapi mereka tidak percaya kebebasan akan datang dengan sendirinya. “Negara belum bubar,” kata Gabriele Sttzer dalam wawancara dengan DW.

    Saat itu, polisi, tentara dan agen Stasi masih bersenjata lengkap. “Ada kegelapan di DDR, yang masih menggelayut,” usai jatuhnya Tembok Berlin. Para perempuan mengumpulkan keberanian dan meminta izin masuk ke dalam gedung. Mereka menjelaskan kepada penjaga yang terkejut, “Anda telah membuat berkas tentang kami, informasi itu adalah milik kami. Kami ingin menyimpannya sekarang. Kami ingin melihat apakah Anda menghancurkannya.”

    Di mata Stasi, perempuan muda itu adalah musuh negara sejak usia dini. Kejahatannya: Pada tahun 1976, dia berdemonstrasi bersama aktivis hak-hak sipil menentang pengusiran penulis lagu Wolf Biermann. Atas perbuatannya, Gabriele Sttzer dijatuhi hukuman satu tahun di penjara perempuan Hoheneck.

    Meskipun dipermalukan, dia menolak untuk mengungsi ke Jerman Barat dan sebaliknya mencari nafkah sebagai seniman lepas di DDR. Saat itu pun, Stasi terus memantau pergerakan Gabriele Sttzer.

    Cara yang digunakan gerakan bawah tanah demi mengelabui dinas rahasia pada tahun 1989 disebutnya “cerdik” dan “luar biasa.” Pendudukan kantor Stasi di Erfurt sontak menjadi buah bibir. Sejak itu, satu per satu kota – Halle, Leipzig atau Gotha – menjadi saksi ambruknya kekuasaan polisi rahasia.

    “Mereka masuk, menginginkan berkas Stasi dan tidak ada tembakan yang dilepaskan,” kata Gabriele.

    Hanya di Berlin prosesnya memakan waktu lebih lama. Menurut Markus Meckel, bekas menteri luar negeri DDR pada tahun 1990 setelah pemilihan umum bebas pertama, penyebabnya adalah sistem negara yang tersentralisasi.

    “Di sanalah pusat kekuasaan berada, termasuk aparat represifnya.” Dan Stasi hanya dapat dilenyapkan “jika pemerintah sendiri menjadi tidak stabil dan tidak melihat jalan keluar lain.” Momen itu terjadi pada tanggal 15 Januari 1990.

    Lengsernya Hans Modrow

    Tiga hari setelah penyerbuan markas Stasi, kepala pemerintahan DDR terakhir, Hans Modrow, menyerah pada aksi jalanan. Dia memerintahkan pembubaran dinas rahasia. Membuka arsip Stasi merupakan “pencapaian hebat” dari Kamar Rakyat DDR, kata Meckel dalam wawancara dengan DW. Sebuah pencapaian “yang harus diperjuangkan melawan keinginan perwakilan pemerintah Jerman Barat”.

    Kanselir Jerman Barat Helmut Kohl lebih memilih untuk menyimpan informasi rahasia DDR dalam keadaan terkunci dan terkunci. Untuk mencegah hal tersebut, Arno Polzin dan para demonstran di Berlin menduduki benteng Stasi untuk kedua kalinya pada bulan September 1990.

    Dengan pendudukan kedua, tujuan terpenting aktivis hak-hak sipil DDR akhirnya tercapai: “Berkas saya adalah milik saya,” kata Arno Polzin, sembari menyebutkan ketakutan lain yang memotivasi demonstran: bahwa dinas rahasia Jerman Barat akan memperoleh akses ke berkas-berkas tersebut “sebelum warga DDR sempat mengetahui apa yang sedang terjadi.” Sekarang, berkas-berkas Stasi bisa diakses oleh siapa saja yang berkepentingan.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)

  • Jadi Buruan Bayern Munchen, Kobbie Mainoo Tinggalkan di Manchester United?

    Jadi Buruan Bayern Munchen, Kobbie Mainoo Tinggalkan di Manchester United?

    JABAR EKSPRES – Negosiasi kontrak baru Kobbie Mainoo dengan Manchester United mengalami kemacetan. Situasi tersebut pun mengundang perhatian sejumlah klub to Eropa.

    Salah satu di antaranya raksasa Bundesliga Jerman, Bayern Munchen. Mereka dikabarkan tertarik untuk membajak pemain berposisi gelandang tersebut.

    Berdasarkan laporan The Sun, Munchen sangat berhasrat untuk mendatangkan sang pemain di bursa transfer musim dingin ini.

    Kedatangan Mainoo ke Alianz Arena sangat didambakan, apalagi Die Bayern berpotensi kehilangan sejumlah gelandang terbaik merea di akhir musim ini.

    Seperti Joshua Kimich dan Leon Goretza yang dikabarkan bakal hengkang di musim panas mendatang. Kehilangan kedua pemain tersebut membuat Munchen harus segera mencari pengganti sepadan.

    BACA JUGA: Tergiur Tawaran Manis Al Nassr, Casemiro Tinggalkan Manchester United di Pertengahan Musim?

    Bahkan sang pelatih, Vincent Kompany disebut-sebut sangat tertarik untuk membawa Mainoo untuk mengisi slot di lini tengah Munchen.

    Kompany percaya bahwa pemain yang kini menginjak usia 20 tahun tersebut bisa menjadi gelandang hebat di masa depan.

    Namun laporan yang sama mengklaim bahwa Bayern Munchen masih belum membuat pergerakan untuk transfer Mainoo.

    Mereka belum mendekati sang gelandang. Raksasa Jerman itu juga belum mengontak Manchester United untuk transfer ini.

    Munchen dikabarkan masih mempelajari situasi Mainoo, baru mereka akan bergerak untuk mengamankan jasa sang pemain.

    BACA JUGA: Juventus Ngebet Datangkan Joshua Zirkzee, Manchester United Ogah Lepas Sang Pemain

    Sementara itu, laporan yang beredar di Inggris menyebutkan bahwa Mainoo belum memiliki rencana untuk meninggalkan Old Trafford.

    Sang pemain masih menginginkan bertahan di Manchester United. Ia juga berharap bisa mencapai kesepakatan dengan terkait kontrak barunya bersama setan merah.

    Sementara Manajer Manchester Unied, Ruben Amorim, membantah tegas bahwa pihaknya akan melepas Kobbie Mainoo di bursa transfer musim dingin.

    Amorim dengan tegas menyebut rumor yang beredar terkait setan merah melepas Mainoo tidaklah benar alias kabar hoaks.

    Ia menilai sang gelandang adalah bintang masa depan Setan Merah sehingga ia tidak mau untuk melepasnya begitu saja.

  • Presiden Iran Ingatkan Trump Tak Picu Perang dengan Teheran

    Presiden Iran Ingatkan Trump Tak Picu Perang dengan Teheran

    Teheran

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian memperingatkan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk tidak mengambil risiko perang dengan Teheran. Pezeshkian juga menegaskan bahwa Iran tidak sedang mengupayakan “persenjataan nuklir”.

    Peringatan dan penegasan Pezeshkian itu, seperti dilansir AFP, Rabu (15/1/2025), disampaikan dalam wawancara dengan televisi AS, NBC News, yang disiarkan Selasa (14/1) atau kurang dari sepekan sebelum Trump dilantik dan kembali ke Gedung Putih.

    “Saya berharap Trump akan mewujudkan perdamaian di kawasan dan di dunia dan tidak, sebaliknya, berkontribusi pada pertumpahan darah atau perang,” kata Pezeshkian dalam wawancara dengan NBC News.

    Washington tidak menjalin hubungan diplomatik resmi dengan Teheran selama nyaris 45 tahun. Selama kampanye pilpres, Trump mengancam bahwa Israel, sekutu dekat AS, dapat menyerang fasilitas nuklir Iran.

    “Kami akan bereaksi terhadap tindakan apa pun. Kami tidak takut perang, namun kami tidak menginginkannya,” tegas Pezeshkian, mengomentari kemungkinan serangan militer Israel yang didukung AS terhadap fasilitas nuklir Iran.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Abbas Araghchi, secara terpisah, melaporkan bahwa negara-negara Eropa serius untuk melanjutkan perundingan program nuklir.

    Tahun 2015 lalu, Iran bersama negara-negara besar seperti Prancis, Inggris dan Jerman mencapai kesepakatan yang meringankan sanksi internasional terhadap Teheran dengan imbalan pembatasan program nuklir negara tersebut.

    Lihat Video: Iran Gelar Latihan Perang, Siap Hadapi Israel dan Ancaman Trump

  • DPR Kaji Aturan Pembatasan Media Sosial untuk Anak

    DPR Kaji Aturan Pembatasan Media Sosial untuk Anak

    Jakarta, Beritasatu.com – Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad, memastikan pihaknya akan mengkaji lebih dalam rencana aturan pembatasan penggunaan media sosial (medsos) untuk anak-anak. Dasco menyebut, pembahasan akan dilakukan bersama dengan pemerintah untuk mengevaluasi baik dan buruknya kebijakan tersebut.

    “Baik buruknya, dari sisi manfaat dan hal lainnya, kita akan kaji lebih dalam. Tentunya, pemerintah akan menyusun aturan, sementara dari legislatif, kami akan mengkaji dan membicarakannya bersama,” ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/1/2025).

    Dasco mengungkapkan ide pembatasan penggunaan media sosial untuk anak-anak ini telah menjadi perhatian, apalagi sejumlah negara seperti Australia telah menerapkannya.

    “Kita sudah mendengar ide ini dan sempat berdiskusi, namun kajian lebih lanjut perlu dilakukan. Beberapa negara memang sudah memiliki pembatasan usia untuk media sosial,” tambah Dasco.

    Anggota Komisi I DPR, Amelia Anggraini, turut menyampaikan dukungannya terhadap langkah pemerintah untuk menerbitkan aturan serupa. Menurutnya, banyaknya konten tidak mendidik, tidak senonoh, hingga konten kekerasan yang mudah diakses oleh anak-anak, membuat kebijakan ini menjadi sangat mendesak.

    “Situasi ini memerlukan langkah tegas dan strategis agar ruang digital lebih aman bagi generasi muda. Karena itu, kami mendukung langkah pemerintah menerbitkan aturan pembatasan penggunaan media sosial bagi anak-anak,” ujar Amelia, Selasa (14/1/2025).

    Amelia menjelaskan sejumlah negara telah memberlakukan kebijakan serupa. Australia, misalnya, melarang anak di bawah usia 16 tahun menggunakan media sosial tanpa pengawasan. Aturan serupa juga diterapkan di Tiongkok, Korea Selatan, India, Inggris, Norwegia, Jerman, Belanda, Italia, serta beberapa negara bagian di Amerika Serikat.

    “Indonesia perlu belajar dari pengalaman negara-negara tersebut dan menyesuaikannya dengan kondisi sosial budaya kita,” imbuh Amelia.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, menyatakan diskusi mengenai media sosial ramah anak telah dilakukan bersama Presiden Prabowo Subianto.

    “Kami telah membahas perlunya melindungi anak-anak di ranah digital. Detailnya masih akan dirumuskan lebih lanjut,” ujar Meutya di Istana Kepresidenan, Senin (13/1/2025).

  • Rotasi Bumi Kian Melambat, Dampaknya Begini

    Rotasi Bumi Kian Melambat, Dampaknya Begini

    Jakarta

    Sejak Bumi terbentuk sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu, rotasi Bumi terus melambat secara gradual. Belakangan, perlambatannya menjadi lebih progresif.

    Meski perlambatan rotasi bumi tidak disadari dalam urusan perhitungan waktu di planet ini, ternyata hal ini memberikan dampak pada ion. Paling signifikan adalah perpanjangan hari yang berhubungan dengan oksigenasi atmosfer Bumi.

    Dalam studi yang dirilis 2021 silam di Nature Geoscience, disebutkan bahwa alga biru-hijau (atau cyanobacteria) yang muncul dan berkembang biak sekitar 2,4 miliar tahun lalu akan mampu menghasilkan lebih banyak oksigen sebagai produk sampingan metabolisme karena hari-hari Bumi bertambah panjang.

    “Pertanyaan abadi dalam ilmu Bumi adalah bagaimana atmosfer Bumi mendapatkan oksigennya, dan faktor-faktor apa yang mengendalikan kapan oksigenasi ini terjadi. Penelitian kami menunjukkan bahwa laju perputaran Bumi — dengan kata lain, panjang harinya — mungkin memiliki efek penting pada pola dan waktu oksigenasi Bumi,” ahli mikrobiologi Gregory Dick dari Univesity of Michigan menjelaskan.

    Mengapa rotasi bumi melambat?

    Pertama, alasan putaran Bumi melambat adalah karena Bulan memberikan tarikan gravitasi pada planet kita. Ini karena Bulan secara bertahap menjauh.

    Berdasarkan catatan fosil, hari-hari pada umumnya hanya berdurasi 18 jam pada 1,4 miliar tahun yang lalu. Ini setengah jam lebih pendek dari hari-hari saat 70 juta tahun yang lalu. Bukti menunjukkan bahwa kita bertambah 1,8 milidetik per abad.

    Komponen kedua ialah sesuatu yang dikenal sebagai ‘Peristiwa Oksidasi Besar’. Ini terjadi ketika cyanobacteria muncul dalam jumlah yang sangat besar sehingga atmosfer Bumi mengalami peningkatan oksigen yang tajam dan signifikan. Tanpa oksidasi ini, para ilmuwan berpikir kehidupan seperti hari ini tidak mungkin tercipta.

    Mengapa cyanobacteria bertambah banyak?

    Masih ada segudang hal yang tidak kita ketahui tentang peristiwa ini. Sebut saja pertanyaan-pertanyaan seperti mengapa hal itu terjadi pada saat ini dan bukan pada suatu waktu di awal sejarah Bumi. Karena itu, dibutuhkan ilmuwan yang bekerja dengan mikroba cyanobacteria untuk menghubungkan hal tersebut.

    Di Middle Island Sinkhole di Danau Huron, dapat ditemukan lapisan mikroba yang dianggap sebagai analog dari cyanobacteria yang bertanggung jawab atas Peristiwa Oksidasi Besar. Jadi ada cyanobacteria ungu yang fungsinya menghasilkan oksigen melalui fotosintesis, lalu ada mikroba putih yang memetabolisme sulfur. Mereka saling ‘bersaing’.

    Pada malam hari, mikroba putih naik ke atas lapisan mikroba dan melakukan tugasnya mengunyah sulfur. Saat hari mulai terang, dan Matahari terbit cukup tinggi di langit, mikroba putih mundur dan cyanobacteria ungu naik ke atas.

    “Sekarang mereka dapat mulai berfotosintesis dan menghasilkan oksigen,” kata geomikrobiologi Judith Klatt dari Max Planck Institute for Marine Microbiology di Jerman.

    “Namun, butuh beberapa jam sebelum mereka benar-benar mulai beraktivitas, ada jeda yang panjang di pagi hari. Tampaknya, cyanobacteria bangun agak siang daripada orang yang bangun pagi,” tambahnya.

    Nah, itu berarti jendela waktu siang hari di mana cyanobacteria dapat memompa oksigen sangat terbatas. Fakta ini menarik perhatian ahli kelautan Brian Arbic dari University of Michigan. Ia bertanya-tanya apakah perubahan panjang hari sepanjang sejarah Bumi berdampak pada fotosintesis.

    “Ada kemungkinan bahwa jenis persaingan serupa antara mikroba berkontribusi pada keterlambatan produksi oksigen di Bumi purba,” jelas Klatt.

    Untuk menunjukkan hipotesis ini, tim melakukan eksperimen dan pengukuran pada mikroba, baik di lingkungan alami maupun di laboratorium. Mereka juga melakukan studi pemodelan terperinci berdasarkan hasil mereka untuk menghubungkan sinar matahari dengan produksi oksigen mikroba, dan produksi oksigen mikroba dengan sejarah Bumi.

    “Intuisi menunjukkan bahwa dua hari yang berdurasi 12 jam seharusnya sama dengan satu hari yang berdurasi 24 jam. Sinar matahari terbit dan terbenam dua kali lebih cepat, dan produksi oksigen mengikutinya secara bersamaan,” jelas ilmuwan kelautan Arjun Chennu dari Leibniz Centre for Tropical Marine Research, Jerman.

    “Namun, pelepasan oksigen dari lapisan bakteri tidak demikian, karena dibatasi oleh kecepatan difusi molekuler. Pelepasan oksigen dari sinar matahari yang tidak kentara ini merupakan inti dari mekanisme tersebut,” sambungnya.

    Hasil ini dimasukkan ke dalam model global kadar oksigen. Lalu, tim menemukan bahwa hari yang lebih panjang terbukti terkait dengan peningkatan oksigen Bumi.

    (ask/afr)

  • Kai Havertz Mendapat Banyak Ancaman setelah Kekalahan Arsenal dari Manchester United

    Kai Havertz Mendapat Banyak Ancaman setelah Kekalahan Arsenal dari Manchester United

    JAKARTA – Istri pemain Arsenal, Kai Havertz, telah berbagi pesan-pesan kasar yang diterimanya di media sosial setelah Arsenal kalah dari Manchester United di Piala FA pada Minggu, 12 Januari 2025.

    Sophia Havertz membagikan dua unggahan di Instagram Story pada Senin, 13 Januari 2025, termasuk satu unggahan di mana seseorang mengancam akan membantai bayinya yang belum lahir.

    Arsenal tersingkir dari Piala FA setelah kalah adu penalti dari Manchester United 3-5 setelah skor imbang 1-1 hingga dua kali babak perpanjangan.

    Striker asal Jerman itu kehilangan kesempatan untuk memenangi pertandingan di Stadion Emirates ketika melepaskan tembakan dari jarak dekat dan kemudian penaltinya berhasil ditepis dalam adu penalti.

    Sophia Havertz mengungkapkan rasa kecewanya atas pelecehan yang diterima setelah pertandingan tersebut.

    “Bagi siapa pun yang berpikir tidak apa-apa untuk menulis sesuatu seperti ini, sangat mengejutkan bagi saya. Saya harap Anda malu pada diri sendiri,” tulis Sophia.

    “Saya tidak yakin harus berkata apa, tetapi tolong teman-teman lebih hormat. Kami lebih baik dari ini,” kata Sophia menanggapi ancaman terhadap bayinya.

    Otoritas sepak bola dan polisi telah mencoba untuk melawan pelecehan daring terhadap pemain.

    Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) mengatakan tahun lalu bahwa mereka menyediakan dana sekitar 25.000 pound untuk membantu polisi memberantas insiden di Euro.

    Pada Euro edisi 2021, tiga pemain Inggris, Bukayo Saka, Marcus Rashford, dan Jadon Sancho menjadi sasaran pelecehan rasial di media sosial setelah gagal mengeksekusi penalti dalam kekalahan adu penalti dari Italia di final.

    FIFA juga telah menyiapkan Layanan Perlindungan Media Sosial, yang katanya melindungi pemain, tim, dan ofisial dari pelecehan daring dengan menjaga agar mereka bebas dari kebencian.

    Pada Piala Dunia Wanita 2023, 20 persen pemain menerima pesan diskriminatif, kasar, atau mengancam. Lalu, sekitar setengahnya dari jumlah itu bersifat anti-gay, seksual, atau seksis.