Negara: Jerman

  • 2 Orang Tewas, 2 Lainnya Terluka Parah

    2 Orang Tewas, 2 Lainnya Terluka Parah

    Berlin

    Pria berusia 41 tahun dan anak laki-laki berusia dua tahun tewas diserang pria yang membawa pisau di kota Aschaffenburg, Jerman. Penikaman ini juga membuat dua orang lainnya terluka parah.

    Kepolisian setempat telah menangkap seorang pria berusia 28 tahun dari Afghanistan yang diduga sebagai pelaku penikaman. Insiden ini terjadi di sebuah taman umum di pusat kota Bavaria sekitar pukul 11.45 waktu setempat. Terduga pelaku ditangkap di dekat lokasi penikaman.

    “Dua orang terluka parah, sementara dua orang terluka parah menerima perawatan di rumah sakit,” kata polisi dilansir AFP, Rabu (22/1/2025).

    “Tersangka ditangkap di sekitar lokasi kejadian perkara,” tambahnya.

    Polisi juga menangkap orang kedua yang menjadi saksi peristiwa maut tersebut. Saat ini, orang tersebut sedang diinterogasi polisi.

    “Tidak ada indikasi adanya tersangka lain dan tidak ada bahaya lebih lanjut bagi masyarakat,” ucap polisi.

    (fas/jbr)

  • Ini Jadwal Rilis Nintendo Switch 2 Menurut Penerbit Game Greedfall

    Ini Jadwal Rilis Nintendo Switch 2 Menurut Penerbit Game Greedfall

    Jakarta

    Jadwal rilis Nintendo Switch 2 masih menjadi sebuah misteri. Namun sejumlah pihak sudah menebak-nebak kapan handheld gaming terbaru ini akan hadir. Salah satunya ada penerbit game asal Prancis, yang memperkirakan kedatangannya antara April hingga September 2025.

    Harapan tersebut berasal dari rapat perusahaan saat membahas keuangan dan ekspektasinya pada paruh pertama tahun fiskal 2025/2026. Nah dalam laporan ini dalam periode April hingga September 2025, tercantum kategori terkait peluncuran Nintendo Switch 2.

    Menurut mereka, pertumbuhan perusahaan pada paruh pertama 2025/2026 akan didukung oleh beberapa faktor positif, seperti produk gaming dan aksesoris baru yang diluncurkan pada 2024/2025. Lalu perilisan game baru yang akan diungkapkan selama acara Nacon Connect pada 6 Maret 2025.

    “Kedatangan konsol Nintendo Switch 2, yang mana Nacon sudah memiliki game yang kompatibel dan rangkaian aksesoris lengkapnya,” tulis Nacon dalam laporannya, dilansir detikINET dari IGN, Rabu (22/1/2025).

    Nacon tentunya tidak akan sendiri dalam mendukung konsol anyar milik Nintendo ini. Sebab sejumlah game pihak ketiga juga akan meramaikan Nintendo Switch 2, termasuk Final Fantasy 7 Remake, Final Fantasy 7 Rebirth, Assassin’s Creed Mirage, Assassin’s Creed Shadows, Metal Gear Solid Delta, Microsoft Flight Simulator 2024, and Halo: The Master Chief Collection.

    Namun sepertinya bulan April bukan menjadi pilihan Nintendo untuk merilis Switch 2. Soalnya selama April sampai awal Juni 2025, mereka masih sibuk memperkenalkan konsol ini di beberapa negara mulai dari Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Italia, Jerman, Spanyol, Belanda, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Hong Kong.

    Sebelumnya, para analis juga sempat memproyeksi harga Nintendo Switch 2. Meski belum tentu sama, cuma dugaan para analis ini bisa menjadi pegangan bagi gamer yang ingin membeli handheld terbaru Nintendo.

    Jawaban dari setiap analis berbeda-beda. Walau begitu, satu angka kerap muncul berulang kali dari mereka, yakni USD 400 atau sekitar Rp 6,5 juta.

    Sersan Toto dari Kantan Games Inc, menyebutkan kalau harga segitu dibutuhkan Nintendo supaya bisa meraih kesuksesan dari handheld terbarunya. Dirinya melanjutkan, usai melihat video pengumuman Nintendo Switch 2, tidak ada elemen lain yang bisa mengangkat harganya ke arah USD 450 atau sekitar Rp 7,3 juta.

    (hps/fay)

  • Elon Musk Diduga Salam Nazi Bikin Heboh Jerman

    Elon Musk Diduga Salam Nazi Bikin Heboh Jerman

    Washington

    Saat merayakan pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat, Elon Musk diduga melakukan salam Nazi dengan mengangkat tangan kanannya. Hal ini menimbulkan kehebohan, termasuk di Jerman, tempat ideologi Nazi pernah berkembang pesat di era Adolf Hitler tapi kini dilarang.

    Kecaman antara lain datang dari Michel Friedman, mantan ketua Central Council of Jews. Menurutnya, nakhoda SpaceX dan Tesla itu dengan jelas menunjukkan salam ‘Heil Hitler’. “Saya pikir, melakukan hal tabu itu sudah mencapai titik yang mengancam dunia bebas,” katanya.

    Kecaman juga datang dari pihak lain di Jerman, terlebih Elon Musk juga mendukung partai Alternative fur Deutshcland (AfD) yang diduga neo Nazi. Elon Musk sendiri menanggapi biasa kritikan yang datang kepadanya.

    “Sejujurnya, mereka perlu trik kotor yang lebih baik. Serangan bahwa semua adalah Hitler sangat melelahkan,” tulisnya di X.

    Dikutip detikINET dari Guardian, Rabu (22/1/2025) Kai Uwe Herbst yang adalah seorang hakim di Berlin, menilai salam ala Nazi yang disengaja bisa menjadi bukti kriminal di bawah hukum Jerman. Namun perlu juga untuk membuktikan bahwa ada niat jahat dan individu itu tahu bahwa yang dilakukannya salam Nazi.

    Di pihak lain, organisasi Anti Defamation League di Amerika Serikat menilai apa yang dilakukan Musk bukan salam Nazi. “Dia bertingkah canggung dalam momen antusiasme,” kata mereka.

    Adapun Miriam Hollstein dari majalah Stern di Jerman menulis bahwa salam Musk itu tidak seharusnya banyak disorot. “Sorry, itu bukan salam Hitler dan tidak ditujukan seperti itu. Hentikan omong kosong ini. Ada cukup banyak hal yang bisa dikritik soal Musk,” cetusnya.

    (fyk/fay)

  • Donald Trump Mengguncang Politik Jerman

    Donald Trump Mengguncang Politik Jerman

    Jakarta

    Donald Trump telah mengonfirmasi semua ketakutan terburuk dari banyak politisi Jerman. Entah dengan mengancam untuk mengakhiri kebijakan perlindungan iklim dan menampar tarif impor untuk barang-barang Eropa, atau membayangkan imperialisme baru yang mengklaim Terusan Panama dan Greenland.

    Meski demikian, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengucapkan selamat kepada Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru atas pelantikannya.

    Scholz mendoakan “kekuatan dan kesuksesan” untuk tugas-tugas yang akan datang, dan menambahkan bahwa, “bersama-sama, kita dapat memberikan momentum penting di kedua sisi Atlantik untuk kebebasan, perdamaian dan keamanan, serta kemakmuran dan pembangunan ekonomi.”

    Namun Scholz tidak hadir di Washington, begitu pula pemimpin oposisi Jerman Friedrich Merz dari partai konservatif Christian Democratic Union (CDU). Trump hanya mengundang politisi yang berpikiran sama dengannya, seperti Perdana Menteri Italia Georgia Meloni dan Presiden Argentina Javier Milei.

    Pesan diplomatik yang sensitif

    Sebagian besar politisi Jerman mengisyaratkan atau secara terbuka menyatakan bahwa mereka lebih suka melihat kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris, yang masuk ke Gedung Putih.

    Hanya partai sayap kanan Jerman, Alternative for Germany (AfD), yang tampaknya menantikan pemerintahan Trump. Loyalis Trump, Elon Musk, secara terbuka mendukung AfD di platform X ketika ia menulis bahwa, “hanya AfD yang dapat menyelamatkan Jerman” dan menyebut Scholz sebagai “orang bodoh yang tidak kompeten”.

    Penilaian sensitif dari Duta Besar Jerman untuk AS, Andreas Michaelis, dinilai berkontribusi pada meningkatnya ketegangan trans-Atlantik. Sebuah pesan diplomatik yang ditujukan kepada Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock yang berisi kritik keras terhadap Trump, bocor ke media.

    Kandidat kanselir Jerman dari partai tengah-kanan CDU, Friedrich Merz, menganggap hal tersebut sebagai bencana bagi hubungan Jerman-Amerika.

    “Ini adalah pukulan besar bagi reputasi pemerintah Jerman di Washington. Tidak seorang pun dari pemerintah federal ini akan dapat menemukan teman bicara di Washington dalam waktu dekat,” kata Merz dalam sebuah wawancara dengan lembaga penyiaran Jerman, Deutschlandfunk.

    Merz: Orang Eropa harus bersatu

    Ketika Kanselir Scholz mengambil sikap konfrontatif dan mengkritik tajam klaim Trump atas Greenland, Friedrich Merz justru bersikap lebih terbuka.

    Menurut jajak pendapat, Merz memiliki peluang bagus untuk menjadi kanselir Jerman berikutnya setelah pemilihan umum tanggal 23 Februari mendatang. Dalam hal ini, ia harus berhadapan langsung dengan Trump sebagai kepala pemerintahan Jerman.

    Merz mengatakan bahwa ia berniat untuk bertemu dengan Trump “secara langsung” dan fokus untuk “menyatukan kepentingan Eropa.”

    “Selama negara-negara anggota Eropa bersatu, mereka akan dihormati di dunia, termasuk di AS. Selama mereka terpecah belah, tidak ada yang akan menganggap kita serius,” kata Merz dalam sebuah pertemuan partai-partai Eropa kanan-tengah di Berlin.

    “Jadi, dalam pandangan saya, ini adalah seruan terakhir untuk bertindak,” lanjutnya.

    Dalam surat ucapan selamat untuk Trump, Merz menulis bahwa, “jika rakyat Jerman memberi saya mandat sebagai kanselir, akan menjadi salah satu prioritas saya untuk bekerja sama dengan Anda menuju babak baru dalam hubungan kita.”

    ‘Eropa siap menghadapi tarif’

    Kamar Dagang dan Industri Jerman, atau DIHK, telah memperingatkan akan adanya konsekuensi serius terkait ancaman tarif impor AS.

    “Dampak dari tarif baru AS akan serius bagi perekonomian Jerman,” kata Kepala Eksekutif DIHK Helena Melnikov kepada surat kabar Jerman, Rheinische Post.

    Menurutnya, di Jerman, setiap empat pekerjaan bergantung pada ekspor, dan setiap pekerjaan kedua adalah industri.

    Itulah sebabnya, berbeda dengan Merz, Menteri Urusan Ekonomi Jerman Robert Habeck mengambil sikap yang lebih agresif: “Eropa sudah siap. Jika Amerika memberlakukan tarif yang tidak saya harapkan atau inginkan, Eropa pasti akan ada dalam posisi mengambil tindakan balasan, termasuk yang mempengaruhi ekonomi Amerika,” kata Habeck dalam sebuah wawancara dengan DW.

    Habeck, yang tanggung jawabnya juga mencakup aksi iklim, menyebut penarikan diri Trump dari perjanjian iklim Paris sebagai “sinyal yang fatal bagi dunia.”

    Namun di dalam negeri, ia juga harus menyaksikan isu-isu perlindungan iklim semakin terdesak dan semakin jauh dari agenda selama kampanye pemilu yang sedang berlangsung.

    Diundang atau tidak diundang

    Ketika menjadi kanselir Jerman, Angela Merkel dari CDU berurusan dengan Trump selama masa kepresidenannya yang pertama. Kini, ia sekali lagi berbicara untuk melanjutkan kemitraan yang erat dengan AS.

    Dalam memoarnya yang baru-baru ini diterbitkan, politisi yang sudah lama berkecimpung di dunia politik ini secara terbuka mengungkapkan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dengan Trump pada saat itu.

    Pada acara tahun baru partainya, Merkel berpendapat bahwa kemitraan trans-Atlantik Jerman dengan AS saat ini lebih penting daripada beberapa tahun yang lalu. Ia menambahkan bahwa hanya mungkin “untuk memastikan bahwa (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak memenangkan perang dan Ukraina tetap menjadi negara merdeka” dengan bantuan AS dan aliansi NATO.

    Trump telah mengindikasikan bahwa ia ingin mengakhiri dukungan untuk Ukraina dan sebaliknya mencari cara untuk mengakhiri perang dengan Putin. Ada kekhawatiran bahwa Ukraina harus memberikan “konsesi teritorial” untuk mencapai hal tersebut.

    Sementara itu, partai sayap kanan AfD, yang masih terisolasi di parlemen Jerman, melihat bahwa mereka sedang naik daun berkat Trump.

    AfD dan Trump memiliki kedekatan dalam isu-isu migrasi dan kebijakan energi. Namun, AfD juga berulang kali membuat pernyataan anti-Amerika. Meski demikian, kedekatan Trump dengan AfD terlihat jelas di Washington, di mana Kanselir Federal Olaf Scholz tidak diundang ke pelantikan, tetapi dua politisi AfD yang terkemuka, Tino Chrupalla dan Beatrix von Storch, hadir di sana.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Iran Dilaporkan Uji Coba Robot Tempur, Kembangkan Model Baru – Halaman all

    Iran Dilaporkan Uji Coba Robot Tempur, Kembangkan Model Baru – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Militer Iran sedang menguji robot tempur dan mengembangkan model baru, menurut pejabat militer tinggi.

    Wakil Komandan Angkatan Darat Iran, Brigadir Jenderal Nozar Nemati, mengatakan kepada Tehran Times bahwa pasukannya mulai menggunakan perangkat tersebut dalam latihan perang dua bulan lalu.

    Menurut Newsweek, pengerahan robot tempur oleh Iran menandakan ambisi negara tersebut untuk bersaing secara militer dengan negara-negara lain.

    Ketegangan Iran dengan AS dan Israel terus meningkat setelah mantan Presiden Donald Trump berjanji untuk kembali menerapkan tekanan maksimum terhadap Iran, serta ancaman kemungkinan serangan Israel terhadap situs nuklir Iran.

    Menurut laporan Tehran Times, beberapa robot tempur digunakan dalam latihan ofensif yang dilakukan Iran di timur laut negara itu dua bulan lalu.

    Latihan tersebut melibatkan unit artileri lapis baja, tim serangan udara, operator pesawat nirawak, unit perang elektronik, dan kelompok rudal, menurut Nemati.

    Namun, Nemati tidak merinci lebih lanjut tentang jenis robot tempur yang sedang diuji.

    Berbicara tentang upaya Iran dalam memajukan teknologi untuk keperluan tempur, baik ofensif maupun defensif, Nemati menambahkan:

    “Kami juga sedang merancang dan menerapkan koneksi antara pasukan khusus dan robot untuk peperangan masa depan, sambil menggunakan berbagai pesawat nirawak penyerang dan sistem terpadu untuk melawan pesawat nirawak musuh.”

    “Pencapaian ini mencerminkan komitmen kami untuk mengembangkan teknologi mutakhir dalam Angkatan Darat,” tambahnya.

    Latihan perang ini melibatkan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Angkatan Darat (Artesh), dan Penjaga Pantai, yang mensimulasikan operasi kontraterorisme.

    Militer berlatih untuk mencegah serangan bunker di dekat fasilitas nuklir Iran di wilayah tengah dan utara, tambah Tehran Times.

    Menurut laporan Iran Press, robot tempur Iran termasuk kendaraan darat tak berawak (UGV) dan kendaraan udara tak berawak (UAV).

    Teheran telah mengembangkan Heidar-1, sebuah UGV untuk pengintaian dan tembakan presisi.

    Teheran juga telah mengembangkan pesawat nirawak Shahed-136, UAV “kamikaze” yang telah digunakan dalam serangan Rusia terhadap Ukraina.

    Selain itu, Iran juga sedang mengintegrasikan kecerdasan buatan ke dalam sistem rudalnya untuk meningkatkan akurasi serangan mereka, dengan tujuan meminimalkan korban sipil, menurut Iran International.

    Pada tanggal 18 Januari, di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Teluk Persia, Iran juga membuka pangkalan angkatan laut bawah tanah baru.

    Pangkalan ini dirancang untuk menampung armada kapal yang mampu meluncurkan rudal jarak jauh.

    Angkatan bersenjata Teheran juga telah menerima 1.000 pesawat nirawak buatan dalam negeri yang memiliki kemampuan anti-benteng dan teknologi siluman canggih dengan jangkauan 1.200 mil.

    Hingga kini, belum jelas konflik apa yang sebenarnya dipersiapkan Iran dengan latihan-latihan ini.

    Perlombaan Teknologi Tempur Modern

    Dilansir Newsweek, Iran berusaha mengikuti tren global menuju robotika di bidang militer.

    Dalam perang Rusia dengan Ukraina, unit tempur Ukraina yang dikenal sebagai Medoid mengerahkan anjing robot yang dikembangkan oleh perusahaan manajemen risiko Inggris dan produsen pesawat nirawak Brit Alliance.

    Ukraina juga akan segera menggunakan pesawat tempur droid baru dengan sistem robotik dan senapan mesin terpasang.

    Rusia, di sisi lain, telah berinvestasi besar dalam robot tempur.

    Rusia memanfaatkan kecerdasan buatan untuk memodernisasi teknologi militernya bersama China, mengembangkan UGV seperti Uran-9, tank robot, Platform-M, sistem roket serang, serta Soratnik, tank drone seberat tujuh ton.

    China juga sedang mengembangkan teknologi militer otonomnya sendiri, seperti “robot pembunuh,” yang diperkirakan akan siap tempur dalam dua tahun ke depan.

    AS juga telah berinvestasi dalam sektor ini melalui Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA).

    Proyek-proyeknya termasuk Legged Squad Support System (LS3) untuk tentara, dan program Robotic Autonomy in Complex Environments with Resiliency (RACER) untuk meningkatkan kemampuan UGV, menurut siaran pers dari DARPA.

    Israel juga merupakan salah satu produsen utama sistem udara tak berawak (UAS), yang dirancang untuk pengumpulan intelijen, pemantauan perbatasan, serta pelaksanaan misi, menurut Israel Aerospace Industries.

    Negara lain yang berinvestasi dalam robotika tempur antara lain Inggris, Korea Selatan, India, Prancis, dan Jerman, menurut berbagai laporan.

    (Tribunnews.com/Tiara Shelavie)

  • Kampung Lampion Malang, Berpacu dengan Waktu Menyambut Imlek
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        22 Januari 2025

    Kampung Lampion Malang, Berpacu dengan Waktu Menyambut Imlek Surabaya 22 Januari 2025

    Kampung Lampion Malang, Berpacu dengan Waktu Menyambut Imlek
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Kampung
    Lampion
    di Jalan Juanda Jodipan
    Kota Malang
    , tampak sibuk jelang perayaan
    Tahun Baru Imlek
    yang jatuh pada 28 Januari 2025 nanti. Sebab, pesanan membeludak dan harus segera selesai secepatnya.
    Salah satu perajin, Abdul Latif yang juga saudara dari pemilik usaha
    lampion
    Akhmad Syamsudin mengatakan, pesanan tahun ini cukup banyak.
    Salah satunya datang dari sebuah mal di Jakarta. Sebanyak 2.000 lampion harus selesai dalam waktu satu bulan.
    “Untuk pengerjaan, siapa yang lebih cepat memesan akan kami dahulukan, apalagi kalau jumlahnya besar. Dalam sehari, kami bisa menghasilkan sekitar 100 lampion,” ujar Latif kepada
    Kompas.com,
    Selasa (21/1/2025).
    Lampion-lampion ini dibuat menggunakan bahan kain parasit yang disablon sesuai logo pesanan.
    Kerangka lampion menggunakan rotan yang didatangkan dari Banyuwangi. Sedangkan bahan lain seperti kawat besar, kain dan lem diperoleh dari Malang.
    Setiap lampion berdiameter 40 cm membutuhkan sekitar satu meter kain untuk pembuatannya.
    Selain ukuran standar, para perajin juga melayani pesanan lampion kecil dengan diameter 10 cm hingga 20 cm. Bahkan, mereka pernah menyelesaikan pesanan sebanyak 100.000 lampion kecil.
    Di kampung ini, terdapat empat tempat usaha lampion yang semuanya dikelola sesama keluarga.
    Biasanya, ada sekitar 10-11 orang yang terlibat dalam proses pengerjaan. Namun, saat pesanan besar datang, jumlah tenaga kerja bisa bertambah hingga 20 orang.
    “Semua pekerja berasal dari kampung ini. Kalau ada orderan besar, anak-anak muda di sini ikut membantu,” kata Latif.
    Untuk Imlek 2025 ini harga lampion yang diproduksi bervariasi, mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 1 juta per buah, tergantung ukuran dan desainnya.
    Sebelum pandemi Covid-19, pesanan lampion dari luar negeri, seperti Italia, Jerman, dan Arab Saudi cukup sering diterima.
    Namun, pandemi selama tiga tahun lalu menyebabkan penurunan pesanan hingga 60 persen, dengan fokus produksi hanya untuk pasar dalam negeri.
    Tahun ini, permintaan lampion mulai meningkat kembali. Sayangnya, pesanan dari pelanggan di Italia terpaksa tidak dilayani karena terlambat memesan.
    Apalagi untuk menyelesaikan pesanan tepat waktu, para perajin bekerja mulai pagi hingga dini hari.
    “Biasanya, pesanan luar negeri butuh waktu dua bulan, termasuk pembuatan sampel. Tapi yang dari Jakarta memesan lebih awal, jadi kami dahulukan. Dalam sebulan, kami mampu menyelesaikan 2.000 lampion,” tutur pria berusia 48 tahun ini.
    Usaha lampion ini berawal dari pengalaman Akhmad Syamsudin yang bekerja di Bali pada 1997 silam.
    Setelah pemilik usaha tempatnya bekerja meninggal, para pegawai kembali ke daerah asal dan membuka usaha sendiri.
    Sejak tahun 2000 ia membuka usaha ini yang terus berkembang hingga Kampung Lampion Jodipan menjadi ikon kerajinan lampion di Malang.
    Kini, kampung ini menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan lampion, baik domestik maupun internasional, terutama saat momen-momen istimewa seperti Tahun Baru Imlek 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMW X3 Generasi Terbaru Kini Tiba di India, Dibanderol Rp1,4 Miliar

    BMW X3 Generasi Terbaru Kini Tiba di India, Dibanderol Rp1,4 Miliar

    JAKARTA – BMW X3 generasi terbaru telah diluncurkan secara global pada pertengahan tahun 2024 lalu. Kini, SUV berukuran medium ini telah mendarat di pasar India melalui gelaran Auto Expo 2025.

    Melansir dari Autocar India, Selasa, 21 Januari, model X3 generasi keempat tersebut hadir di India dengan banderol harga 7,58 juta rupee (Rp1,435 miliar) untuk varian xDrive20 bensin dan 7,78 juta rupee (Rp1,472 miliar) untuk xDrive20d diesel.

    Pabrikan asal Jerman ini telah membuka pemesanan untuk SUV tersebut di pasar India dan akan memulai pengiriman ke pelanggan mulai April mendatang.

    Di pasar India, mobil ini tersedia dengan pilihan xDrive 20 yang dibekali dengan mesin 2,0 liter 4-silinder bensin menggabungkan sistem mild-hybrid 48V yang memberikan tenaga 208 hp.

    Hal menarik lainnya adalah BMW tetap mempertahankan varian diesel pada tipe xDrive20d yang memiliki opsi mesin 4-silinder 2,0 liter diesel yang sanggup memberikan tenaga hingga 197 hp. Semua varian memiliki transmisi otomatis delapan percepatan torque converter yang tersalurkan ke penggerak semua roda (AWD) xDrive.

    Mobil ini memiliki beberapa perubahan terutama dari segi eksterior. Di bagian depan, BMW X3 terbaru ini memiliki grill ginjal yang dapat menyala dengan bilah diagonal dan horizontal bersama dengan lampu depan ramping baru dan LED ganda.

    BMW telah merancang X3 terbaru dengan lengkungan roda yang lebar dan lebih elegan sehingga memberikan ketangguhan berbeda dari sebelumnya.

    Untuk bagian interior, model ini memiliki tampilan dasbor melengkung khas BMW dengan gabungan layar infotainmen dan kluster instrumen. Sistem pengoperasiannya didukung dengan Operating System 9 yang dikembangkan sendiri memungkinkan pengguna dapat melakukan pembaruan melalui over-the-air.

    Ada banyak hal yang bisa ditawarkan pada interiornya, yaitu pemilik kendaraan dapat mengakses aplikasi streaming music dan video, berita, augmented reality, bermain game, dan mengubah ponsel menjadi pengontrol di kabin.

  • Disinggung Trump, Negara Mana yang Paling Banyak Sumbang Dana ke WHO?

    Disinggung Trump, Negara Mana yang Paling Banyak Sumbang Dana ke WHO?

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump ikut menyinggung sumbangan dana yang selama ini dikeluarkan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini menjadi salah satu alasan di balik keputusan kontroversial AS keluar dari keanggotaan WHO.

    Mengingat, AS menjadi penyumbang dana terbesar dalam pendanaan WHO. Diikuti organisasi Bill Gates & Melinda Foundation. Dalam pengumumannya, Trump bahkan menyoroti keterlibatan China dalam pendanaan WHO yang 90 persen lebih rendah dari AS.

    Berbicara di Gedung Putih, ia menuding WHO bias terhadap China. “WHO menipu kita,” ujar Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.

    Dikutip dari laman resmi WHO, berikut sumber pendanaan WHO dari sejumlah negara dan organisasi berdasarkan pemantauan di Selasa (21/1):

    Amerika Serikat: 14,53 persen (terbanyak untuk pengendalian atau eradikasi penyakit polio yakni 24,44 persen dari total pendanaan)Bill & Melinda Gates Foundation: 13,67 persen (untuk peningkatan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas tanpa memandang jenis kelamin, usia, atau disabilitas)Gavi Alliance: 10,49 persen (19,35 persen pendanaan untuk kedaruratan kesehatan akut yang perlu ditanggapi dengan cepat, memanfaatkan kapasitas nasional dan internasional yang relevan, 5,18 persen untuk peningkatan akses obat-obatan, vaksin, diagnostik, dan alat untuk perawatan kesehatan primer)European Commission: 7,82 persen (4,74 persen untuk pencegahan epidemi dan pandemi)World Bank: 4,02 persen (4,03 persen pendanaan untuk menanggapi keadaan darurat kesehatan, respons yang cepat)Jerman: 3,29 persen (pendanaan kesiapan negara untuk kondisi darurat)Kanada: 2,32 persen (1,63 persen sebagai strategi pencegahan untuk penyakit prioritas di wilayah rawan pandemi atau wabah)European Investment Bank 2,27 (beberapa pendanaan diberikan untuk penanganan lingkungan yang sehat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang berkelanjutan)United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland: 2,27% (mendukung dan memberdayakan penanganan faktor risiko kesehatan)Miscellaneous: 2,02% (mengupayakan hal yang aman dan adil melalui penanganan faktor penentu kesehatan)Rotary International: 1,78% (program khusus penelitian, pengembangan, dan pelatihan penelitian dalam reproduksi manusia)India: 1,58% (penguatan kepemimpinan, tata kelola, dan advokasi untuk kesehatan, membantu negara-negara siap secara operasional untuk menilai dan mengelola risiko dan kerentanan wabah).

    China Peringkat Berapa?

    Jauh dari AS, China ‘hanya’ menyumbang 0,35 persen dari total pendanaan WHO di peringkat ke-41.

    Dampak dari keluarnya AS kepada aspek pendanaan juga disoroti Mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama. Prof Tjandra menilai WHO perlu melalukan upaya rekayasa finansial. Semata-mata demi menjaga kesehatan global tetap terlaksana dengan baik.

    “Anggaran WHO akan terkena dampak cukup bermakna kalau kontribusi dari Amerika Serikat dihentikan,” sorotnya.

    (naf/kna)

  • Elon Musk Diduga Salam Nazi Bikin Heboh Jerman

    Polemik Gestur Tangan Elon Musk Mirip Salam Nazi saat Trump Dilantik

    Jakarta

    Donald John Trump resmi dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-47. Namun, muncul perdebatan hingga kini karena gerakan tangan Elon Musk saat pelantikan Trump menyerupai salam hormat Nazi.

    Gerakan tangan miliarder AS itu saat berbicara dalam perayaan pelantikan Trump menjadi sorotan dan memicu perdebatan karena bentuk tangannya lurus separuh diangkat, seperti salam hormat Nazi.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (21/1), Elon Musk merupakan pendukung utama Trump selama kampanye pilpres, turut tampil di panggung Capital One Arena, Washington DC, Senin (20/1) malam. Musk disambut sorak-sorai yang meriah, melambaikan tangannya dan berteriak “Yesssss”.

    Namun, kelompok pelacak antisemitisme dalam tanggapannya menilai gerakan tangan Musk hanyalah mencerminkan momen antusiasme yang dirasakannya pada saat itu.

    “Ini bukan kemenangan biasa. Ini adalah momen menentukan bagi peradaban manusia,” ucap Musk dalam pidatonya.

    “Ini sangat penting. Terima kasih telah mewujudkannya! Terima kasih,” ujarnya.

    Sambil menggigit bibir bagian bawah, Musk memukulkan tangan kanannya ke dadanya, jari-jarinya terentang lebar-lebar, kemudian dia mengulurkan tangan kanannya keluar, dengan gerakan tegas, mengarah ke sudut atas, telapak tangannya mengarah ke bawah dan jari-jarinya rapat.

    Musk lantas membalikkan badannya dan memberikan gerakan tangan yang sama kepada kerumunan orang di belakangnya.

    “Hari saya tertuju pada Anda. Berkat Anda, masa depan peradaban terjamin,” ucapnya sambil mengakhiri gerakan tangannya tersebut.

    Gerakan Tangan Musk Tuai Perdebatan

    Elon Musk bersama pengusaha dan orang terkaya di AS lainnya saat pelantikan Donald Trump. (via REUTERS/SHAWN THEW)

    Gerakan tangan Musk itu dengan cepat menuai perdebatan online. Salah satu sorotan datang dari wilayah Israel, penganut Yahudi yang punya sejarah kelam dengan Nazi pimpinan Adolf Hitler.

    Hormat atau salam Nazi merupakan sebuah tanda yang dipakai dalam penyambutan di Jerman era Nazi. Hormat tersebut ditampilkan dengan mengangkat tangan kanan dari leher ke udara dengan tangan melencang.

    Penggunaan hormat Nazi tersebut sekarang dianggap tindak kejahatan karena sejarah kelam penuh darah dan salam itu dilarang di sejumlah negara dunia.

    “Apakah Elon Musk melakukan Sieg Heil di pelantikan Trump?” tanya media Israel, Jerusalem Post, merujuk pada sebutan untuk hormat Nazi yang berarti “Salam kemenangan”.

    Di pihak lainnya, Liga Antipencemaran Nama Baik, yang melacak antisemitisme, tidak sepakat dengan tudingan tersebut.

    “Tampaknya @elonmusk membuat gerakan canggung karena momen antusiasme, bukan hormat Nazi, tapi sekali lagi, kami menghargai orang-orang yang khawatir,” demikian pernyataan Liga Antipencemaran Nama Baik.

    Juru bicara Musk dan Trump belum memberikan komentarnya atas hal ini.

    Halaman 2 dari 2

    (rfs/azh)

  • Trump Titahkan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

    Trump Titahkan AS Keluar dari WHO, Apa Dampaknya Bagi Dunia?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk mengeluarkan Negeri Paman Sam dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Hal ini terjadi sesaat setelah Trump dilantik menjadi Presiden, Senin (20/01/2025).

    Trump menyebut serangkaian alasan dalam keluarnya AS dari WHO. Ini termasuk penanganan pandemi Covid-19 yang dianggap buruk dan kegagalan organisasi tersebut dalam melakukan reformasi yang mendesak.

    “WHO menuntut pembayaran yang sangat memberatkan dari AS,” ungkap Trump, seraya menambahkan bahwa kontribusi China jauh lebih kecil.

    Menanggapi rencana Trump tersebut, Jerman pun turun tangan berupaya melobi Trump untuk tidak meninggalkan WHO. Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, mengatakan bahwa keluarnya AS dari WHO memiliki dampak yang besar bagi infrastruktur kesehatan global.

    “Kami akan mencoba membujuk Donald Trump untuk mempertimbangkan kembali keputusan ini,” ucapnya, dilansir dari Reuters, Selasa (21/01/2025).

    Jerman adalah donor nasional terbesar kedua bagi WHO, yang menyumbang sekitar 3% dari pendanaan lembaga tersebut.

    Dalam reaksi pertama Badan Kesehatan PBB terhadap langkah AS tersebut, Juru Bicara WHO Tarik Jašarević mengatakan bahwa pihaknya meminta Trump untuk kembali memikirkan dampak dari langkahnya itu.

    “Kami berharap AS mempertimbangkan kembali, dan kami sangat berharap akan ada dialog yang konstruktif demi kepentingan semua orang, bagi warga Amerika tetapi juga bagi orang-orang di seluruh dunia,” tuturnya.

    Dampak AS Keluar dari WHO

    Lantas, apa saja dampak bila AS benar-benar keluar dari WHO?

    Keluarnya AS dari WHO ternyata memiliki sejumlah dampak bagi kesehatan dunia. Berikut daftarnya, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (21/01/2025):

    1. Donor

    AS menyumbang sekitar 18% pendanaan untuk WHO. Diketahui, anggaran dua tahun lembaga tersebut untuk tahun 2024-2025 adalah US$ 6,8 miliar.

    Pada periode tersebut, AS membiayai 75% program WHO untuk HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Selain itu, lebih dari setengah kontribusi dana itu untuk memerangi tuberkulosis, data lembaga tersebut menunjukkan.

    Di luar WHO, AS sejauh ini merupakan donor kesehatan global teratas di dunia. Washington tercatat memberikan US$ 15,8 miliar pada 2022.

    2. Pandemi

    Trump juga skeptis tentang negosiasi yang dipimpin WHO untuk perjanjian pascapandemi Covid-19 yang bertujuan untuk meningkatkan solidaritas global saat ancaman kesehatan berikutnya menyerang.

    Miliarder sekutu Trump, Elon Musk, mengatakan negara-negara tidak boleh “menyerahkan wewenang” kepada WHO. AS juga akan menghentikan negosiasi dalam perjanjian tersebut sementara penarikannya terus berlanjut.

    3. Staf AS di Jenewa

    Perintah Trump juga mengatakan bahwa staf dan kontraktor AS yang bekerja dengan WHO akan ditarik dan dipindahkan.

    Diketahui, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) sebelumnya telah bekerja sama erat dengan WHO terkait karyawan AS. Tercatat, Washington menempatkan sekitar 30 staf di Jenewa dan berkolaborasi dalam penelitian dan wabah.

    4. Pengawasan Wabah Dunia

    AS, seperti negara anggota WHO lainnya, merupakan bagian dari jaringan pengawasan influenza global yang diawasi oleh WHO.

    Di antara hal-hal lain, kelompok tersebut memberikan saran tentang komposisi vaksin flu musiman tahunan.

    Di luar kerja samanya dengan WHO, AS juga mendanai banyak program kesehatan global lainnya.

    5. Kampanye Melawan AIDS

    AS merupakan penyandang dana utama dalam perang melawan HIV. Sebagian besar berasal dari PEPFAR, Rencana Darurat Presiden AS untuk Penanggulangan AIDS (PEPFAR).

    Rencana tersebut baru disahkan kembali oleh Kongres selama satu tahun tahun lalu setelah klaim konservatif bahwa beberapa penerima hibah mempromosikan aborsi. Otorisasi tersebut berakhir pada bulan Maret.

    6. Aborsi

    Pada masa jabatan terakhirnya, Trump memberlakukan kembali apa yang disebut “Kebijakan Mexico City”, yang mewajibkan badan amal asing yang menerima dana keluarga berencana AS untuk menyatakan bahwa mereka tidak menyediakan layanan atau memberikan nasihat tentang aborsi.

    Ia memperluas kebijakan tersebut, yang dikenal oleh para kritikus sebagai “aturan pembungkaman global”, dengan menindak badan amal yang mendanai kelompok lain yang mendukung aborsi. Trump juga memangkas dana untuk Dana Kependudukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNFPA), yang menangani kesehatan reproduksi.

    7. Vaksin

    Dengan Robert F. Kennedy Junior yang skeptis terhadap vaksin dicalonkan sebagai Menteri Luar Negeri untuk kesehatan, pendekatan pemerintahan Trump terhadap vaksinasi, baik di dalam negeri maupun internasional masih belum jelas.

    Namun, selama pemerintahan terakhir Trump, kontribusi untuk kelompok vaksin global, Gavi, tetap hampir sama seperti di bawah pendahulunya dari Partai Demokrat di Gedung Putih, Joe Biden

    Pendanaan juga tetap pada tingkat yang sama untuk Dana Global untuk Memerangi AIDS, Tuberkulosis, dan Malaria, pelaku kesehatan global utama lainnya.

    8. Penelitian

    Badan-badan kesehatan di AS menanggapi keadaan darurat dan wabah di seluruh dunia, dan juga menetapkan norma dan standar untuk obat-obatan dan keamanan melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan dan CDC.

    National Institutes of Health AS juga merupakan salah satu pusat penelitian terkemuka di dunia dan mendanai upaya kesehatan global di seluruh dunia, mulai dari upaya memerangi mpox hingga Ebola.

    Peran global AS di bidang-bidang ini di bawah Trump belum jelas, dan kemungkinan akan dipengaruhi oleh peristiwa dan prioritas. Misalnya, Trump mendirikan Operation Warp Speed, untuk menggarap vaksin Covid-19.

    (wia)