Negara: Jerman

  • Pemobil Afghanistan Tabrak Kerumunan di Jerman, Seorang Ibu dan Anak Tewas

    Pemobil Afghanistan Tabrak Kerumunan di Jerman, Seorang Ibu dan Anak Tewas

    Jakarta

    Mobil Mini Cooper yang dikendarai pria Afghanistan menabrak kerumunan demonstrasi serikat pekerja di kota Munich, Jerman. Ibu dan anak yang menjadi korban penabrakan dinyatakan meninggal dunia usai dua hari menjalani perawatan.

    “Sayangnya, kami harus mengonfirmasi kematian anak berusia dua tahun dan ibunya yang berusia 37 tahun hari ini,” kata juru bicara polisi Ludwig Waldinger seperti dilansir AFP, Sabtu (16/2/2025).

    Sementara itu, sebanyak 37 orang terluka akibat serangan ini.

    Seorang pria Afghanistan ditangkap atas dugaan sengaja menabrakkan mobil ke demonstrasi serikat pekerja pada hari Kamis (13/2).

    Polisi mengatakan pencari suaka berusia 24 tahun, yang diidentifikasi oleh media Jerman sebagai Farhad N., mungkin memiliki motif ekstremis Islam untuk serangan tersebut.

    Jaksa Gabriele Tilmann mengatakan bahwa setelah insiden tersebut, tersangka mengucapkan kata-kata ‘Allahu Akbar’ kepada petugas polisi dan juga berdoa.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Pengamat Medsos soal #KaburAjaDulu yang Bergema di X

    Pengamat Medsos soal #KaburAjaDulu yang Bergema di X

    Jakarta

    Viral tagar #KaburAjaDulu dulu yang bergema di media sosial khususnya X. Di platform cuit singkat ini, banyak orang yang menyerukan pengalaman mereka pindah ke negara lain atau meninggalkan Indonesia.

    Enda Nasution pengamat media sosial sekaligus Koordinator Bijak Bersosmed memberikan pandangannya terhadap fenomena ini. Menurutnya, hashtag ini sebenarnya sudah lama digunakan.

    “Ini kalau nggak salah yang pertama kali menggunakan #kaburajadulu itu namanya Mas Yoel Sumitro yang menceritakan pengalaman dia pindah dan kemudian bekerja di Jerman. Ini pertama kali ditweetkan di akhir Desember 2024,” jelasnya melalui pesan singkat, Sabtu (15/2/2025) kepada detikINET.

    “Kemudian terus berlanjut sampai sekarang sebagai sebuah ekspresi kekecewaan terhadap kebijakan pemerintah yang terjadi sekarang karena ekonomi dan juga sepertinya kondisi lapangan pekerjaan yang sulit. Juga beberapa situasi yang menciptakan kesulitan-kesulitan, seperti budaya kerja, mungkin juga perilaku atasan, dan juga dibandingkan dengan kemudahan-kemudahan yang rasanya dinikmati oleh mereka yang bekerja di luar negeri dari gaji yang besar terus juga kesempatan mencari pengalaman dan lain sebagainya,” terangnya.

    Tagar menurut Enda dapat dianalogikan sebagai sebuah poster atau tanda jalan. Ini menandai bahwa kalau di sini kita bicara tentang hal yang seputar topik tertentu saja.

    Dengan demikian, dengan menggunakan hashtag #KaburAjaDulu semua perbincangan informasi baru pemikiran opini yang ada hubungannya masih dengan tema atau isu itu ada di sana. Semua orang bisa mengikutinya dengan cara mudah yaitu tinggal klik tagar tersebut.

    Cara bijak menanggapi #KaburAjaDulu

    Enda mengatakan bahwa media sosial mungkin bisa dibilang sebagai sebuah ruang publik yang mampu membuat masyarakat menangkap ekspresi dan juga aspirasi dari anak-anak muda, para pengguna medsos.

    Biasanya ketika sebuah hashtag menjadi viral, itu karena memang banyak yang merasa related. Ada juga yang merasa ini adalah sebuah topik yang menarik sehingga memang akhirnya banyak yang ikut dalam percakapannya jadi berkontribusi dalam percakapan tersebut. Misalnya dengan menambahkan informasi baru atau sekadar beropini.

    “Nah, lalu bagaimana kita menyikapinya, sebenarnya apapun. Seperti juga bagaimana kita menyikapi apa yang terjadi di media sosial, yang pertama adalah tentu kita harus skeptis dahulu,” pendapatnya.

    Memang, suatu informasi terbaru biasanya akan lebih menarik. Tapi, sebelum memberikan opini baik setuju maupun tidak, lebih baik lagi kita mendalami hal tersebut dengan mencari informasi lebih dalam. Jangan instan memberikan ekspresi yang keras.

    “#KaburAjaDulu ini orang bisa sepakat, bisa tidak sepakat. Seperti sekarang, kita lihat sudah mulai bergulir bahwa ada yang merasa tidak semua juga bekerja di luar negeri itu enak gitu atau ada juga yang merasa bahwa malah ‘kok ke luar negeri sih, tidak menyelesaikan masalah di dalam negeri dulu’, ‘tidak nasionalis’ dan lain sebagainya,” ujar Bapak Blogger Indonesia ini.

    “Jadi, memang pada esensinya percakapan di media sosial itu adalah sebuah percakapan dan ini sebuah dialog. Bisa jadi memang tidak ada yang 100% benar dan 100% salah, tapi masing-masing pengguna akhirnya bisa mengambil kesimpulannya sendiri dan mempercayai atau mengikuti apa yang dia pengen setujui,” tandasnya.

    (ask/ask)

  • Dokter Jerman Mendadak Terkenal Usai Bongkar Praktik Dukun RI

    Dokter Jerman Mendadak Terkenal Usai Bongkar Praktik Dukun RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di masa lalu, sebelum ilmu kedokteran berkembang, masyarakat sering mengandalkan dukun untuk mengatasi masalah kesehatan. Berbeda dengan sekarang, praktik dukun saat ini lebih sering dianggap sebagai kepercayaan tradisional yang tidak memiliki dasar ilmiah, terutama di kota-kota besar.

    Dalam pengobatannya, dukun biasanya mengucapkan mantra dan memberikan ramuan herbal kepada pasien. Metode ini menarik perhatian seorang dokter asal Jerman, Friedrich August Carl, yang pada tahun 1823 ditugaskan oleh Departemen Kesehatan Hindia Belanda untuk bekerja di Semarang.

    Saat pertama kali bertugas, Carl terkejut karena masyarakat, termasuk warga Eropa, lebih memilih dukun dibandingkan dokter untuk berobat. Lebih mengejutkan lagi, banyak dari mereka yang kembali sehat setelah menjalani pengobatan tradisional tersebut.

    Hal ini membuat Carl bertanya-tanya bagaimana metode yang tidak sesuai dengan ilmu kedokteran tetap bisa berhasil, apalagi di Hindia Belanda yang saat itu masih minim obat-obatan modern seperti di Eropa.

    Keraguan semacam ini juga dirasakan oleh banyak dokter Eropa lainnya. Menurut Hans Pols dalam Merawat Bangsa (2018), dokter Eropa bahkan merasa tersaingi oleh dukun. Persaingan ini muncul karena akses terhadap layanan kesehatan masih terbatas.

    Dokter umumnya hanya tersedia di kota-kota besar, sementara sebagian besar masyarakat tinggal di pedesaan. Selain itu, biaya berobat ke dokter lebih mahal, dan banyak orang masih takut dengan metode pengobatan modern yang asing bagi mereka. Karena alasan ini, mayoritas masyarakat lebih memilih berobat ke dukun.

    Namun, Carl yang didasari oleh rasa penasaran teramat besar, berhasil mengamati praktik dukun secara seksama.

    Sebagaimana dipaparkan Hans Pols dalam European Physicians and Botanists, Indigenous Herbal Medicine in the Dutch East Indies, and Colonial Networks of Mediation (2008), Carl melihat dukun dalam praktiknya berupaya menebak penyakit berdasarkan gejala, lalu akan memberikan mantra dan obat herbal.

    Bagi Carl, rangkaian pengobatan tersebut bertumpu pada obat herbal. Jadi, mantra-mantra hanya penyerta dan yang menjadi kunci adalah penggunaan obat herbal yang diperoleh dari tanaman lokal.

    Akan tetapi, obat-obatan herbal tersebut hanya didasarkan pada kebiasaan dan pengalaman, bukan berdasarkan wawasan dan pengetahuan, sehingga perlu divalidasi oleh riset ilmiah.

    Atas dasar inilah, Carl juga meneliti obat herbal yang dipakai oleh dukun atau masyarakat umum dengan output riset ilmiah.

    Dokter Jerman tersebut lantas mencari informasi soal obat herbal. Dia banyak bertanya ke masyarakat biasa, pedagang, pasien-pasien, dan istrinya sendiri. Tak cuma itu, dia juga menjadikan diri sendiri dan pasien sebagai objek eksperimen hingga terbukti berhasil.

    Singkat cerita, perjalanan panjang membongkar praktik dukun dan penggunaan obat herbal tersebut membuahkan hasil positif. Dia membukukan semuanya ke dalam karya berjudul Pratische Waarnemingen Over Eenige Javaansche Geneesmiddelen (Pengamatan Praktis Beberapa Obat Jawa).

    Masih mengutip Hans Pols, karya tersebut mencatat seluruh obat-obatan herbal yang ada dan disandingkan dengan obat-obatan modern. Selain itu, dia juga mengkategorisasikan obat-obatan berdasarkan penyakit sesuai ilmu medis modern.

    Keberhasilan Carl lantas membuat banyak dokter di Hindia Belanda menjadikan obat herbal sebagai salah satu pengobatan. Mereka jadi lebih mudah mencarikan solusi pengobatan penyakit modern dengan memakai obat herbal.

    Beranjak dari sini, nama Friedrich August Carl naik daun di akhir abad ke-19. Dia pun tercatat sebagai dokter pertama yang membuat dan mempraktikkan pedoman pengobatan herbal ala Indonesia.

    (luc/luc)

  • Trump Berbincang dengan Putin, Zelensky Kecewa dan Anggap Putin Seorang Pendusta – Halaman all

    Trump Berbincang dengan Putin, Zelensky Kecewa dan Anggap Putin Seorang Pendusta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kecewa setelah mengetahui bahwa Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump melakukan percakapan telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Dalam pembicaraan tersebut, Trump dan Putin membahas upaya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

    Zelensky yang merasa kecewa lalu bertemu dengan sejumlah senator AS dalam Konferensi Keamanan Munich, Jerman, pada hari Jumat, 14 Februari 2025.

    Dalam konferensi itu, Wakil Presiden AS J.D. Vance menekankan pentingnya perdamaian jangka panjang, bukan sekadar gencatan senjata sementara di Eropa Timur.

    “Kami ingin pembantaian itu dihentikan, tetapi kami menginginkan perdamaian jangka panjang,” kata Vance, seperti yang dikutip dari CBS News.

    Zelensky juga menyampaikan keinginannya untuk mendiskusikan persiapan mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun.

    Ia meminta jaminan keamanan bagi Ukraina dalam perundingan.

    Zelensky menegaskan bahwa keputusan terkait Ukraina seharusnya melibatkan Ukraina dalam setiap pembicaraan.

    Dalam konferensi itu Zelensky sempat ditanya tentang tanggapannya atas pembicaraan antara Trump dan Putin.

    “Saya punya percakapan yang bagus dengan Presiden Trump. Kami beberapa kali berbicara melalui telepon, dan dia sendiri menelepon Putin,” kata Zelensky dikutip dari Maariv.

    “Dia (Trump) berkata kepada saya, ‘Saya pikir Putin ingin merampungkan perang ini.’”

    “Saya memberi tahu dia bahwa Putin seorang pendusta.”

    Reaksi Eropa

    Percakapan antara Trump dan Putin ini mendapat sorotan tajam, terutama dari Eropa.

    The Washington Post melaporkan bahwa pembicaraan tersebut mengejutkan Ukraina dan menjadi sinyal bahaya bagi Eropa, karena tidak ada penyebutan mengenai kepentingan Eropa dalam pengumuman tersebut.

    Para pemimpin Eropa khawatir bahwa kepentingan mereka terkait pertahanan akan terabaikan.

    Zelensky telah lama mendesak agar Ukraina dilibatkan dalam setiap diskusi mengenai penyelesaian konflik.

    Menteri Luar Negeri AS Pete Hegseth menyebutkan bahwa upaya mengembalikan wilayah Ukraina seperti sebelum tahun 2014 tidak realistis dan bahwa keinginan Ukraina untuk bergabung dengan NATO harus menjadi bahan diskusi.

    Kekhawatiran di kalangan warga Ukraina meningkat setelah percakapan Trump dengan Putin.

    Seorang perwira militer Israel bahkan menyebut AS sebagai rekan yang tidak bisa diandalkan, menegaskan bahwa tindakan AS telah kehilangan martabat mereka.

    Para pemimpin Eropa juga menegaskan bahwa tidak ada negosiasi yang akan dilakukan jika Ukraina atau Eropa tidak dilibatkan.

    Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius menekankan pentingnya peran Eropa dalam setiap tatanan baru yang akan dibentuk.

    (*)

  • Deretan Negara yang Pernah Pangkas Anggaran

    Deretan Negara yang Pernah Pangkas Anggaran

    Jakarta: Dalam dunia ekonomi, pemangkasan anggaran sering menjadi solusi cepat bagi negara yang menghadapi defisit dan utang menumpuk.
     
    Namun, kebijakan ini bisa menjadi pedang bermata dua. di satu sisi, membantu memperbaiki kondisi fiskal, tetapi di sisi lain, jika tidak diimbangi dengan strategi yang tepat, dapat memperburuk kondisi ekonomi dan sosial.
     
    Merangkum berbagai sumber seperti IMF, World Bank, dan OECD serta Antara, artikel ini akan membahas mengenai pemangkasan anggaran yang dilakukan berbagai negara.
    Argentina dan pemangkasan anggaran ekstrem
    Argentina saat ini sedang menjadi sorotan dunia dengan kebijakan pemangkasan anggaran besar-besaran oleh Presiden Javier Milei.
     
    Pemotongan subsidi, pengurangan belanja negara, hingga reformasi besar-besaran di sektor publik adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengatasi inflasi yang melonjak dan defisit fiskal yang besar.
     

    Negara lain yang pernah melakukan pemangkasan anggaran
    Argentina bukan satu-satunya negara yang menerapkan kebijakan pemangkasan anggaran drastis.
     
    Beberapa negara lain juga pernah melakukan langkah serupa, tetapi dengan pendekatan yang lebih hati-hati dan berimbang:
     
    Irlandia (2010-an): Setelah krisis keuangan global, Irlandia memangkas belanja negara secara signifikan, tetapi tetap mempertahankan insentif investasi. Hasilnya? Dalam waktu kurang dari lima tahun, ekonominya bangkit dan kembali tumbuh pesat.
     
    Chili (1980-an): Mengadopsi kebijakan ekonomi pasar bebas, Chili berhasil menekan inflasi tanpa mengorbankan kesejahteraan masyarakat secara drastis. Reformasi yang dilakukan mampu menciptakan stabilitas ekonomi jangka panjang.
     
    Swedia (1990-an): Berhasil mengurangi utang negara dengan kombinasi pemangkasan belanja dan reformasi pajak. Yang menarik, Swedia tetap mempertahankan jaring pengaman sosial yang kuat sehingga angka kemiskinan tidak meningkat secara signifikan.
     
    Vietnam dan Kebijakan ??i M?i (1986): Pada tahun 1986, Vietnam meluncurkan reformasi ekonomi yang dikenal sebagai ??i M?i untuk beralih dari ekonomi terpusat ke ekonomi pasar. Langkah ini berhasil mengendalikan inflasi dan menarik investasi asing, menjadikan Vietnam salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia.
     
    Jerman (2000-an): Reformasi Hartz di Jerman, yang dimulai pada awal 2000-an, berfokus pada restrukturisasi pasar tenaga kerja dan pengurangan belanja kesejahteraan. Meskipun awalnya kontroversial, reformasi ini membantu Jerman keluar dari stagnasi ekonomi dan menjadi kekuatan ekonomi utama di Eropa.
     
    Itu lah beberapa negara yang pernah melakukan kebijakan pemangkasan anggaran. Apakah ada lagi negara lainnya?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Zaman Bergulir, Eropa Selatan Kini Menopang Pertumbuhan Zona Euro

    Zaman Bergulir, Eropa Selatan Kini Menopang Pertumbuhan Zona Euro

    Jakarta

    Hanya beberapa tahun lalu, Portugal, Italia, Spanyol, dan Yunani dianggap sebagai ‘anak bermasalah’ di Uni Eropa (UE) di dalam kelompok 20 negara yang membentuk Zona Euro. Namun situasinya kini berubah drastis. Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez baru-baru ini menekankan di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos bahwa kawasan pinggiran selatan UE juga dapat “memberikan solusi untuk masalah bersama.”

    Lebih dari satu dekade setelah krisis utang negara-negara Eropa yang nyaris menyeret Portugal, Italia, Spanyol, dan Yunani ke dalam jurang kebangkrutan finansial, kini negara-negara itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat.

    Spanyol, misalnya, telah menjadi produsen dan eksportir energi terbarukan, khususnya listrik tenaga surya. Ini sangat membantu khususnya di tengah krisis energi yang dipicu oleh perang di Ukraina.

    Definisi baru kesenjangan utara-selatan di Uni Eropa

    Bila ditinjau secara luas dari perspektif Eropa, prospek pertumbuhan ini ternyata masih jauh dari kata cerah. Ekonomi Zona Euro secara keseluruhan mengalami stagnasi.

    Pada kuartal keempat tahun 2024, pertumbuhan di kawasan mata uang euro tetap tidak berubah dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Secara keseluruhan, hanya kuartal musim panas yang sedikit lebih cerah, dengan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 0,4% sepanjang tahun.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Banyak ahli mengatakan, kelemahan ekonomi Jerman yang berlarut-larut menjadi penyebab stagnasi ini. PDB Jerman berkontraksi sebesar 0,2% baik pada kuartal keempat maupun sepanjang tahun 2024. Alexander Krger, kepala ekonom di salah satu bank swasta terbesar Jerman yakni Hauck Aufhuser Lampe Privatbank, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa Jerman “semakin tertinggal” baik di dalam Zona Euro maupun secara global.

    Dapatkah Eropa selatan mendongkrak ekonomi euro?

    Dengan masalah yang mencengkeram negara ekonomi terbesar Zona Euro itu, dapatkah pinggiran selatan Eropa menjadi mesin pertumbuhan baru bagi UE? Ekonom Gabriel Felbermayr mengatakan akan sulit karena “secara ekonomi negara-negara ini terlalu kecil.”

    Direktur Institut Riset Ekonomi Austria (WIFO) kepada DW mengatakan, Jerman dan Prancis sendiri menyumbang lebih dari 50% output di Zona Euro. Selain itu, Austria, Slovenia, Slowakia, dan Belanda saat ini juga bermasalah. Padahal negara-negara itu sebelumnya dianggap sebagai bagian dari “blok utara yang kuat dan terindustrialisasi” di Zona Euro.

    Hans-Werner Sinn, salah seorang ekonom terkemuka di Jerman, dan mantan kepala lembaga think tank Ifo Institute for Economic Research, melihat adanya gabungan faktor eksternal dan keputusan politik yang memainkan peranan menentukan. “Jerman telah menderita secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir akibat krisis energi, yang disebabkan oleh kombinasi perang di Ukraina dan kekurangan energi akibat kebijakan mereka sendiri,” katanya kepada DW.

    Dia mengkritik dorongan kuat untuk beralih dari bahan bakar fosil ke energi hijau, dengan menyatakan bahwa “UE dan Jerman telah kehilangan keseimbangan” yang mengakibatkan Jerman saat ini membayar “harga listrik tertinggi di dunia.” Hal ini khususnya mempengaruhi industri kimia dan industri otomotif Jerman.

    Felbermayr sependapat dengan Sinn. Ia mengatakan, pendapatan ekonomi dari sektor paling penting bagi negara-negara Uni Eropa bagian selatan, misalnya, pariwisata dan pertanian, secara signifikan memiliki ” input industrial jauh lebih rendah dalam penciptaan nilai ekonomi secara keseluruhan.”

    Ia juga menambahkan, faktor-faktor seperti biaya energi yang tinggi, perang dagang, dan tantangan dekarbonisasi lebih mempengaruhi wilayah utara daripada wilayah selatan Eropa. Felbermayr pun mencatat tingkat inflasi di wilayah selatan yang lebih rendah dibanding di negara-negara Uni Eropa bagian utara sejak tahun 2010, yang menambah daya saing mereka. “Upaya reformasi setelah krisis utang di Zona Euro telah membuahkan hasil, khususnya bagi Yunani, Spanyol, dan Portugal,” tambahnya.

    Jrg Krmer, kepala ekonom di lembaga pemberi pinjaman Jerman Commerzbank mengatakan, harapan untuk pemulihan ekonomi yang cepat di kawasan pengguna mata uang euro sangat tipis.

    Ia juga memprediksi pemulihan yang lebih lamban. Berbicara dengan kantor berita Reuters, ia mengatakan “krisis struktural yang mendalam dalam industri dan ancaman tarif Trump membebani segalanya.”

    Masih ada harapan bagi Zona Euro

    Meskipun ada masalah ekonomi saat ini, Komisi Eropa yakin bahwa sedikit pemulihan ekonomi akan terjadi pada 2025, dan bahkan memperkirakan ekonomi zona euro tumbuh sebesar 1,3%. Bank Sentral Eropa atau ECB, yang memangkas suku bunga dari 3% menjadi 2,75% minggu lalu, diperkirakan akan terus berada pada jalur penurunan suku bunga sepanjang tahun ini.

    Mengenai ketidakseimbangan pertumbuhan antara wilayah utara dan selatan Zona Euro, kepala WIFO Gabriel Felbermayr menganggap hal ini tidaklah aneh. “Kadang-kadang, wilayah utara yang kuat secara industri lebih unggul, dan di lain waktu, giliran wilayah selatan yang berorientasi pada layanan yang unggul. Tidak berbeda dengan ekonomi besar lainnya, seperti Amerika Serikat.”

    Yang penting saat ini, katanya, adalah bagi negara-negara utara untuk “terus berupaya maju dengan reformasi yang diperlukan untuk meningkatkan daya saing, sementara wilayah selatan harus melanjutkan upayanya.”

    Dengan demikian, pasar tunggal Eropa akan diperkuat dan berfungsi sebagai “mekanisme untuk menyeimbangkan perbedaan regional di dalam UE,” ujarnya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Review Hotel dan Restoran, Asli atau Palsu dan Apa Cirinya? – Halaman all

    Review Hotel dan Restoran, Asli atau Palsu dan Apa Cirinya? – Halaman all

    Pujian setinggi langit dilontarkan dalam ulasan seorang pria yang menandatangani review-nya dengan nama Dan. “Kamar-kamarnya benar seperti dalam mimpi. Luas, berperabotan keren, dan dirancang dengan baik hingga ke detailnya,” tulisnya dalam review atau ulasan Google tentang hotel The Flamingo di Timmendorfer Strand di pantai Laut Baltik, Jerman. Ia juga mengaku dibuat takjub oleh kebersihan hotel dan pemandangan yang indah.

    Tapi Anja tidak terkesan. “Kalau mau kebersihan dan kualitas, ini bukan tempat yang tepat,” tulisnya. Rambut di saluran pembuangan, debu, handuknya kotor, jamur. Hotel itu sendiri tidak mengomentari ulasan Anja.

    Kian banyak wisatawan mencari ulasan pelanggan di platform seperti Google, Booking.com, atau Tripadvisor saat memutuskan hotel atau restoran saat berlibur.

    “Peringkat dan ulasan daring sangatlah penting,” kata Tobias Warnecke, direktur pelaksana Asosiasi Hotel Jerman IHA. Di samping rekomendasi dari teman dan kenalan, ulasan jadi kriteria terpenting bagi banyak orang yang ingin liburan.

    Ulasan daring makin penting bagi konsumen

    Ulasan pelanggan juga penting bagi pelaku bisnis perhotelan, kata Warnecke. “Jika sebuah hotel tidak muncul di dua halaman pertama hasil pencarian di portal terkait, pelanggan mungkin tidak akan menemukannya,” katanya.

    Penilaian pelanggan juga membantu meningkatkan hasil pencarian hotel di platform seperti Google. Karena itu, sebagian besar pelaku bisnis perhotelan berupaya membaca dan menanggapi ulasan tersebut.

    Namun jumlah ulasan palsu terus meningkat. Menurut penyelidikan Komisi Eropa tahun 2022, sebanyak dua pertiga ulasan bisa jadi bukan ulasan asli.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Jonas Kahl, pengacara yang mengkhususkan diri dalam hukum media, menangani masalah ini setiap hari. “Karena ulasan di internet semakin penting bagi konsumen, jumlah sengketa hukum pun meningkat,” ujar Kahl.

    Spektrum konfliknya berkisar dari ulasan positif yang dibayar oleh perusahaan, ulasan negatif dari pelanggan yang ingin memeras perusahaan tertentu, hingga ulasan palsu yang dipakai perusahaan untuk merugikan saingan mereka.

    Hati-hati bila terlalu banyak ulasan positif

    Sekilas, ulasan sulit palsu dikenali. Menurut perusahaan Jerman Trusted Shops, yang memiliki sistem pemeringkatan sendiri dan memberi sertifikasi ke perusahaan daring, pelanggan harus waspada jika hanya melihat ulasan positif dari suatu layanan atau perusahaan.

    Ulasan berbayar sering kentara dari buruknya gaya penulisan, karena banyak yang dibuat dengan alat penerjemahan otomatis. Indikasi lain adalah jika jumlah ulasan tiba-tiba meroket pada tanggal tertentu. Hati-hati juga dengan ulasan anonim.

    Memang, tidak mudah mengenali ulasan palsu karena ada banyak perusahaan di internet yang menawarkan layanan ulasan berbayar. Pakar hukum seperti Kahl sangat menyarankan perusahaan untuk tidak menggunakannya. Itu jelas tidak mendukung adanya persaingan sehat, katanya.

    Platform perjalanan melawan ulasan palsu

    Gara-gara membanjirnya ulasan palsu, tekanan pada platform pemesanan juga meningkat. Uni Eropa telah mengharuskan perusahaan untuk setidaknya menunjukkan apakah mereka telah memeriksa keaslian komentar dan ulasan.

    Banyak industri juga makin sadar bahwa ulasan palsu bisa mempertanyakan kredibilitas dan model bisnis mereka. Maka pada tahun 2023, platform perjalanan terbesar Booking.com, TripaAdvisor, dan Expedia, yang bergerak di bidang perhotelan, penelitian, dan layanan pelanggan, membentuk Coalition for Trusted Reviews. Kelompok ini berkomitmen memastikan konsumen dapat memercayai ulasan yang dibaca.

    Tahun 2023, TripAdvisor melaporkan, mencatat rekor dengan memblokir 2 juta ulasan menyesatkan dari situsnya. Ulasan juga tidak segera dipublikasikan, tetapi disaring dulu oleh sistem otomatis dan, jika perlu, oleh tim moderator. Menurut Tripadvisor, moderator konten bertugas 24 jam sehari, tujuh hari seminggu dan bekerja dalam 28 bahasa untuk memeriksa apa pun yang dipertanyakan oleh sistem otomatis.

    Booking.com mengatakan bahwa hanya pelanggan yang benar-benar memesan akomodasi lewat platform tersebut yang dapat memberi ulasan. Di sisi lain, Google menjelaskan bahwa ulasan tidak diperiksa keasliannya sebelum dipublikasikan, tapi Google punya sistem deteksi spam otomatis untuk menyingkirkan kemungkinan ulasan palsu. Perusahaan tersebut juga mendorong bisnis untuk melaporkan ulasan yang melanggar kebijakan Google dan mungkin palsu.

    Namun, para advokat konsumen mengatakan peraturan saat ini belum cukup. “Dengan cara yang dipublikasikan saat ini, ulasan daring tidak terlalu membantu konsumen,” kata Stefanie Grunert, yang sehari-hari berurusan dengan hukum dan perdagangan di Asosiasi Federal Organisasi Konsumen di Berlin, Jerman.

    Grunert menyarankan dibuatnya seperangkat aturan yang jelas dan seragam, karena saat ini masih”ada banyak yang membingungkan” konsumen, ujarnya.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

  • Puluhan Mobil Kuno Dipamerkan di Tegal Otomotif Show 2025

    Puluhan Mobil Kuno Dipamerkan di Tegal Otomotif Show 2025

    TRIBUNJATENG.COM,TEGAL – Puluhan mobil kuno dan modifikasi dipamerkan dalam even Tegal Otomotif Show (TOS) 2025 di sepanjang Jalan Pancasila Kota Tegal, Jumat (14/2/2025).

    Kegiatan yang berlangsung selama 3 hari itu secara resmi dibuka oleh Pj Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono. 

    Tegal Otomotif Show menjadi rangkaian kegiatan Mengayubagyo Pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tegal terpilih periode 2025-2030.

    Ketua Panitia TOS, Catur Tri Komariyanto mengatakan, kegiatan ini adalah even otomotif terbesar se- Jawa Tengah pada 2025.

    Ada sebanyak 100 kendaraan yang turut serta, mulai mobil kuno seperti Mercedes Benz, buatan Jerman dan Jepang, mobil modifikasi serta sepeda motor Harley Davidson hingga RX King.

    Kolektor yang hadir dalam even ini dari seluruh Indonesia, dari Jakarta, Banyumas, Semarang dan sebagainya. 

    “Even ini untuk mengedukasi masyarakat penggemar otomotif, baik mobil atau motor. Kita ingin Tegal ini jadi Kota Pariwisata Otomotif,” katanya.

    Ketua Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), Deni Patria Wardana menyambut baik even TOS 2025 di Kota Tegal. 

    Ia berharap even tersebut mampu menarik wisatawan dan Tegal menjadi Korwil PPMKI. 

    “Mudah-mudah PPMKI Korwil Tegal aktif kembali dan even ini dapat bermanfaat,” ungkapnya. 

    Sementara itu, Pj Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono mengatakan, Tegal Otomotif Show atau TOS akan memberikan sebuah tontonan dari sisi dunia industri otomotif. 

    Para kolektor mobil kuno menyajikan seperti mobil tahun 1941 dan perkembangan otomotif.

    Ia berharap, TOS menjadi ajang silaturahmi dan mengenalkan dunia otomotif. 

    “Mengajak dunia otomotif bisa diperlihatkan dan dikenalkan dan kita memiliki inspirasi dunia otomotif dari zaman dulu hingga sekarang,” ujarnya. 

    Selain itu, Agus berharap, even TOS dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat, serta mendorong kemajuan industri otomotif di Indonesia. 

    “Semoga Tegal Otomotif Show 2025 menjadi ajang yang semakin mempererat hubungan antara para pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat, serta membawa kemajuan bagi kota kita tercinta,” harapnya. (fba)

  • Bagaimana Rencana Perdamaian Trump untuk Ukraina? – Halaman all

    Bagaimana Rencana Perdamaian Trump untuk Ukraina? – Halaman all

    Selama satu setengah jam Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melakukan telepon. Kepala intelijen luar negeri Rusia, Sergei Narishkin, menyebut diskusi antara kedua kepala negara sebagai sebuah dialog yang “mendalam dan bermakna.”

    Sesaat sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menginformasikan kepada NATO tentang arah baru kebijakan AS di Ukraina.

    Salah satu bocorannya muncul pekan lalu, ketika portal berita Ukraina strana.today mengungkap dugaan adanya “rencana 100 hari” yang disusun Washington untuk mencapai perdamaian di Ukraina. Meski demikian, laporan tersebut belum dikonfirmasi secara resmi.

    Lantas apa strategi pemerintahan baru AS dalam mengupayakan damai di timur Eropa?

    Penyerahan wilayah ke Rusia

    Jika laporan strana.today benar, maka gencatan senjata akan diberlakukan di Ukraina hingga 20 April. Selama itu pula, pergerakan pasukan di sepanjang garis depan di timur Ukraina dibekukan.

    Rencana ini juga dikabarkan mencakup penarikan penuh pasukan Ukraina dari wilayah Kursk, Rusia. Tak hanya itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy disebut akan dipaksa mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah Ukraina yang telah diduduki sebelumnya.

    Zelenskyy sendiri membantah klaim itu. Namun, pernyataan Menteri Pertahanan AS Hegseth dalam pertemuan NATO-Ukraina pada Rabu (12/2) lalu mengisyaratkan kemungkinan tersebut.

    Hegseth menegaskan, upaya Ukraina untuk kembali ke perbatasan sebelum 2014, yakni sebelum pencaplokan Krimea oleh Rusia, adalah sesuatu yang “tidak realistis.” Dia juga memperingatkan bahwa upaya semacam itu hanya akan memperpanjang perang dan menambah penderitaan.

    Pernyataan tersebut memperkuat dugaan bahwa AS mungkin akan menekan Ukraina untuk secara resmi menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

    Zona Penyangga tanpa keanggotaan NATO

    Menurut Hegseth, perdamaian yang langgeng harus mencakup “jaminan keamanan yang kuat untuk memastikan perang tidak terjadi lagi.” Dia melemparkan tanggung jawab kepada “militer Eropa dan non-Eropa” untuk mencapai hal ini. Menurut Strana, setelah gencatan senjata diberlakukan, pasukan penjaga perdamaian akan memantau zona penyangga demiliterisasi di sepanjang front timur Ukraina.

    Trump menegaskan, tidak akan mengirimkan pasukan AS ke Ukraina. NATO juga bukan mitra yang cocok untuk menempatkan pasukan penjaga perdamaian. Sebaliknya, pengamanan harus diorganisasikan “di luar aliansi.” Hegseth tidak merinci seperti apa bentuknya nantinya.

    Sesuai keinginan Washington, “jaminan keamanan yang kuat” yang disebutkan oleh Menteri Pertahanan AS tidak secara eksplisit mencakup keanggotaan NATO untuk Ukraina. Hegseth menganggap ini “bukan hasil realistis dari solusi yang dinegosiasikan.” Hasilnya kemungkinan besar adalah netralitas yang ketat bagi Ukraina.

    Damai pada 9 Mei?

    Setelah panggilan telepon dengan Donald Trump pada Rabu (12/2) malam, Putin mengisyaratkan siap untuk menegosiasikan damai. Presiden Ukraina Zelensky, yang juga berbicara dengan Trump melalui telepon, mengatakan bahwa pihaknya merasa sangat optimis dan mengatakan bahwa presiden AS memiliki “kepentingan yang tulus dalam cara kita dapat bergerak lebih dekat ke arah perdamaian”.

    Namun dia juga menuntut jaminan keamanan permanen bagi negaranya.

    Menurut informasi yang bocor dari situs berita Ukraina strana, pembicaraan langsung pertama antara Putin dan Zelensky diperkirakan akan berlangsung sekitar tanggal 1 Maret. Selain itu, Donald Trump juga ingin menyelenggarakan konferensi perdamaian internasional dalam waktu dekat, di bawah “mediasi negara-negara terkemuka” untuk menyusun rincian solusi perdamaian yang langgeng.

    Menurut Strana, rencana perdamaian yang terperinci seharusnya sudah siap pada tanggal 9 Mei. Trump sendiri juga mengumumkan bahwa dia ingin bertemu dengan Putin di Arab Saudi “dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.”

    Eropa dikesampingkan

    Sekutu NATO di Eropa sontak terkejut dengan inisiatif Trump. Mereka sedianya berharap akan bisa mempelajari rincian rencana perdamaian Presiden AS Trump pada Konferensi Keamanan München, yang dimulai pada hari Jumat (14/2).

    Tetapi Trump dikabarkan tidak mengoordinasikan sebelumnya percakapannya bersama Putin dengan sekutu di Eropa.

    Akibatnya, muncul kekhawatiran besar bahwa AS akan mengesampingkan Eropa dalam negosiasi masa depan mengenai solusi perdamaian abadi di Ukraina.

    Menurut rencana yang bocor di Strana, UE akan diminta untuk menanggung sebagian besar biaya rekonstruksi yang nilainya hampir 500 miliar dolar AS. Akan tetapi, tidak jelas berapa banyak hak bicara yang akan diberikan pemerintahan Trump kepada Eropa.

    “Eropa tidak boleh duduk di meja anak-anak” dalam negosiasi damai, demikian peringatan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dari SPD. Adapun Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dari Partai Hijau, juga memperingatkan agar tidak menciptakan fakta “yang tidak sesuai dengan kemampuan Ukraina.”

    Pakar kecewa atas inisiatif damai Trump

    Banyak pakar keamanan Barat dan Ukraina bersikap kritis terhadap rencana AS, karena mengorbankan banyak posisi Barat demi memuaskan Rusia. Pakar militer Carlo Masala, misalnya, menyatakan di surat kabar “Bild”: “Putin akan memenangkan perang ini, karena berhasil membuat Amerika menarik diri dari konflik ini.”

    Mantan diplomat Rusia Boris Bondarev, yang sekarang tinggal di pengasingan sebagai kritikus Putin, mengatakan dengan lebih tajam lagi, bahwa Trump ingin “mengakhiri perang dengan cepat dengan memberi Putin apa yang diinginkannya”; “Dia dan rekan-rekan terdekatnya sama sekali tidak tahu tentang Putin dan karakternya yang dingin,” kata dia dalam komentar tamu untuk saluran televisi berita Jerman NTV.

    Dari perspektif ini, tanggal 9 Mei yang dibocorkan oleh Strana sebagai tanggal rencana perdamaian terakhir bagi Ukraina juga harus dilihat secara kritis. Di Rusia, hari ini selalu dirayakan sebagai “Hari Kemenangan” atas Nazi Jerman.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

  • Bagaimana Rencana Perdamaian Trump untuk Ukraina?

    Bagaimana Rencana Perdamaian Trump untuk Ukraina?

    Jakarta

    Selama satu setengah jam Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara melakukan telepon. Kepala intelijen luar negeri Rusia, Sergei Narishkin, menyebut diskusi antara kedua kepala negara sebagai sebuah dialog yang “mendalam dan bermakna.”

    Sesaat sebelumnya, Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth menginformasikan kepada NATO tentang arah baru kebijakan AS di Ukraina.

    Salah satu bocorannya muncul pekan lalu, ketika portal berita Ukraina strana.today mengungkap dugaan adanya “rencana 100 hari” yang disusun Washington untuk mencapai perdamaian di Ukraina. Meski demikian, laporan tersebut belum dikonfirmasi secara resmi.

    Lantas apa strategi pemerintahan baru AS dalam mengupayakan damai di timur Eropa?

    Penyerahan wilayah ke Rusia

    Jika laporan strana.today benar, maka gencatan senjata akan diberlakukan di Ukraina hingga 20 April. Selama itu pula, pergerakan pasukan di sepanjang garis depan di timur Ukraina dibekukan.

    Rencana ini juga dikabarkan mencakup penarikan penuh pasukan Ukraina dari wilayah Kursk, Rusia. Tak hanya itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy disebut akan dipaksa mengakui kedaulatan Rusia atas wilayah Ukraina yang telah diduduki sebelumnya.

    Zelenskyy sendiri membantah klaim itu. Namun, pernyataan Menteri Pertahanan AS Hegseth dalam pertemuan NATO-Ukraina pada Rabu (12/2) lalu mengisyaratkan kemungkinan tersebut.

    Hegseth menegaskan, upaya Ukraina untuk kembali ke perbatasan sebelum 2014, yakni sebelum pencaplokan Krimea oleh Rusia, adalah sesuatu yang “tidak realistis.” Dia juga memperingatkan bahwa upaya semacam itu hanya akan memperpanjang perang dan menambah penderitaan.

    Pernyataan tersebut memperkuat dugaan bahwa AS mungkin akan menekan Ukraina untuk secara resmi menyerahkan wilayahnya kepada Rusia.

    Zona Penyangga tanpa keanggotaan NATO

    Menurut Hegseth, perdamaian yang langgeng harus mencakup “jaminan keamanan yang kuat untuk memastikan perang tidak terjadi lagi.” Dia melemparkan tanggung jawab kepada “militer Eropa dan non-Eropa” untuk mencapai hal ini. Menurut Strana, setelah gencatan senjata diberlakukan, pasukan penjaga perdamaian akan memantau zona penyangga demiliterisasi di sepanjang front timur Ukraina.

    Trump menegaskan, tidak akan mengirimkan pasukan AS ke Ukraina. NATO juga bukan mitra yang cocok untuk menempatkan pasukan penjaga perdamaian. Sebaliknya, pengamanan harus diorganisasikan “di luar aliansi.” Hegseth tidak merinci seperti apa bentuknya nantinya.

    Sesuai keinginan Washington, “jaminan keamanan yang kuat” yang disebutkan oleh Menteri Pertahanan AS tidak secara eksplisit mencakup keanggotaan NATO untuk Ukraina. Hegseth menganggap ini “bukan hasil realistis dari solusi yang dinegosiasikan.” Hasilnya kemungkinan besar adalah netralitas yang ketat bagi Ukraina.

    Damai pada 9 Mei?

    Setelah panggilan telepon dengan Donald Trump pada Rabu (12/2) malam, Putin mengisyaratkan siap untuk menegosiasikan damai. Presiden Ukraina Zelensky, yang juga berbicara dengan Trump melalui telepon, mengatakan bahwa pihaknya merasa sangat optimis dan mengatakan bahwa presiden AS memiliki “kepentingan yang tulus dalam cara kita dapat bergerak lebih dekat ke arah perdamaian”.

    Namun dia juga menuntut jaminan keamanan permanen bagi negaranya.

    Menurut informasi yang bocor dari situs berita Ukraina strana, pembicaraan langsung pertama antara Putin dan Zelensky diperkirakan akan berlangsung sekitar tanggal 1 Maret. Selain itu, Donald Trump juga ingin menyelenggarakan konferensi perdamaian internasional dalam waktu dekat, di bawah “mediasi negara-negara terkemuka” untuk menyusun rincian solusi perdamaian yang langgeng.

    Menurut Strana, rencana perdamaian yang terperinci seharusnya sudah siap pada tanggal 9 Mei. Trump sendiri juga mengumumkan bahwa dia ingin bertemu dengan Putin di Arab Saudi “dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.”

    Eropa dikesampingkan

    Sekutu NATO di Eropa sontak terkejut dengan inisiatif Trump. Mereka sedianya berharap akan bisa mempelajari rincian rencana perdamaian Presiden AS Trump pada Konferensi Keamanan München, yang dimulai pada hari Jumat (14/2).

    Tetapi Trump dikabarkan tidak mengoordinasikan sebelumnya percakapannya bersama Putin dengan sekutu di Eropa.

    Akibatnya, muncul kekhawatiran besar bahwa AS akan mengesampingkan Eropa dalam negosiasi masa depan mengenai solusi perdamaian abadi di Ukraina.

    Menurut rencana yang bocor di Strana, UE akan diminta untuk menanggung sebagian besar biaya rekonstruksi yang nilainya hampir 500 miliar dolar AS. Akan tetapi, tidak jelas berapa banyak hak bicara yang akan diberikan pemerintahan Trump kepada Eropa.

    “Eropa tidak boleh duduk di meja anak-anak” dalam negosiasi damai, demikian peringatan Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius dari SPD. Adapun Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock dari Partai Hijau, juga memperingatkan agar tidak menciptakan fakta “yang tidak sesuai dengan kemampuan Ukraina.”

    Pakar kecewa atas inisiatif damai Trump

    Banyak pakar keamanan Barat dan Ukraina bersikap kritis terhadap rencana AS, karena mengorbankan banyak posisi Barat demi memuaskan Rusia. Pakar militer Carlo Masala, misalnya, menyatakan di surat kabar “Bild”: “Putin akan memenangkan perang ini, karena berhasil membuat Amerika menarik diri dari konflik ini.”

    Mantan diplomat Rusia Boris Bondarev, yang sekarang tinggal di pengasingan sebagai kritikus Putin, mengatakan dengan lebih tajam lagi, bahwa Trump ingin “mengakhiri perang dengan cepat dengan memberi Putin apa yang diinginkannya”; “Dia dan rekan-rekan terdekatnya sama sekali tidak tahu tentang Putin dan karakternya yang dingin,” kata dia dalam komentar tamu untuk saluran televisi berita Jerman NTV.

    Dari perspektif ini, tanggal 9 Mei yang dibocorkan oleh Strana sebagai tanggal rencana perdamaian terakhir bagi Ukraina juga harus dilihat secara kritis. Di Rusia, hari ini selalu dirayakan sebagai “Hari Kemenangan” atas Nazi Jerman.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu