Negara: Jerman

  • Top 5 News: Polisi Ungkap Pemotor yang Tertabrak KA hingga 2  Atlet Asal Bekasi Urung Dapat Bonus seusai PON 2024

    Top 5 News: Polisi Ungkap Pemotor yang Tertabrak KA hingga 2 Atlet Asal Bekasi Urung Dapat Bonus seusai PON 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Polisi mengungkap kronologi pemotor tertabrak kereta api (KA) yang diduga bunuh diri serta Nikita Mirzani pilih kerja dan tunda sebagai saksi menjadi berita terpopuler atau top 5 news sepanjang Senin (24/2/2025).

    Selanjutnya Mesut Ozil terjun ke dunia politik setelah bergabung dengan Recep Tayyip Erdogan hingga 2 atlet Kabupaten Bekasi urung menerima bonus seusai raih medali Pekan Olahraga Nasional (PON) Aceh-Sumatera Utara pada 2024 lalu.

    Berikut ini top 5 news Beritasatu.com yang dirangkum pada Selasa (25/2/2025).

    1. Detik-detik Pemotor di Probolinggo Tertabrak Kereta, Diduga Bunuh Diri

    Polisi mengungkap kronologi pengendara motor Budi Setio Rachman (31) menabrakkan diri ke Kereta Api Probowangi di perlintasan sebidang, Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur, Minggu (23/2/2025).

    Budi warga Kebonsari Wetan, Kecamatan Kanigaran, Probolinggo diduga sengaja bunuh diri dengan menerobos palang pintu perlintasan sebidang yang sudah tertutup, dan berhenti di tengah rel saat kereta melintas.

    2. Pilih Kerja, Nikita Mirzani Tunda Pemeriksaan sebagai Tersangka

    Nikita Mirzani menunda pemeriksaan terkait kasus dugaan pemerasan yang dilaporkan Reza Gladys.

    Nikita beralasan ketidakhadirannya pada hari ini disebabkan oleh jadwal syuting yang sudah direncanakan sejak Januari 2025.

    3. Mesut Ozil Terjun ke Dunia Politik, Resmi Bergabung dengan Erdogan

    Mantan pemain Arsenal dan Real Madrid, Mesut Ozil, kini resmi terjun ke dunia politik setelah bergabung dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang dipimpin oleh Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

    Gelandang asal Jerman yang telah pensiun di usia 36 tahun ini diangkat sebagai anggota Dewan Keputusan dan Manajemen Pusat Partai AK selama kongres partai yang digelar pada Minggu (23/2/2025). 

    4. 39 Kepala Daerah PDIP Gabung Retret, Mendagri: Silakan Menyesuaikan Diri

    Sebanyak 39 kepala daerah dari PDIP telah bergabung retret di Lembah Tidar, Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah, Senin (24/2/2025). Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta mereka segera menyesuaikan diri.

    “Silakan bergabung saja dan kemudian segera menyesuaikan diri berkenalan dengan teman-teman yang lain, ikuti narasumber memanfaatkan waktu untuk membangun jaringan kepada para menteri, gubernur, bupati dan wali kota,” kata Tito Karnavian di lokasi retret kepala daerah di Akmil.

    5. Miris, 2 Atlet Kabupaten Bekasi Urung Terima Bonus seusai Raih Medali PON

    Miris, dua atlet putri muaythai kebanggaan warga Kabupaten Bekasi yakni Adisty Gracella Lolaroh dan Dzakiah Apypah Ghanie harus menelan pil pahit seusai mengharumkan nama daerah asalnya pada PON Aceh-Sumatera Utara 2024 silam.

    Kedua atlet berprestasi itu seharusnya mendapatkan bonus dari Pemerintah Kabupaten Bekasi. Adisty seharusnya mendapatkan bonus Rp 100 juta menyabet medali emas. Sementara Apypah seharusnya menerima bonus Rp 40 juta atas raihan medali perunggu. Namun, hingga kini keduanya belum bonus tersebut.

    Demikian top 5 news Beritasatu.com pada Senin (24/2/2025) yang menarik perhatian pembaca. Namun, terdapat update berita lainnya yang tak kalah menarik, informatif, serta menghibur yang bisa pembaca simak lebih lanjut.

  • Harta Karun 1 Juta Tahun Terdampar di Bumi, Peneliti Ungkap Asalnya

    Harta Karun 1 Juta Tahun Terdampar di Bumi, Peneliti Ungkap Asalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah harta karun yang ditemukan di Spanyol ternyata berasal dari luar angkasa. Tepatnya sebuah meteorit yang berusia sekitar 1 juta tahun.

    Dua artefak yang diteliti adalah gelang atau cincin bensin serta bola besi kopong dengan motif kerawang dari emas. Seluruh harta karun itu berasal dari Vilena sebuah peti berusia 3.000 tahun yang ditemukan sekitar tahun 1963.

    Keduanya menarik perhatian banyak pihak, sebab dibuat sebelum manusia memproduksi besi. Para peneliti melaporkan hasil tes komposisi dari keduanya dengan spectrometer di Spanyol dan Jerman.

    Hasilnya dua artefak itu bukan berasal dari Bumi, melainkan dari sebuah meteorit yang sama. Komposisi keduanya juga disebut mirip.

    “Kedua objek mungkin berasal dari meteorit yang sama,” kata Ignacio Montero Ruiz, dari Institut Sejarah Spanyol kepada Live Science.

    Hasil ini menunjukkan adanya praktik metalurgi di Era Perunggu. Ruiz mengatakan teknologinya berbeda dengan metalurgi berbasis tembaga dan logam mulia.

    “Teknologi besi sangat beda dengan metalurgi berbasis tembaga dan logam mulia [emas dan perak,” kata dia. “Jadi, mereka yang sudah bekerja menggunakan besi meteorit dan kemudian dengan besi Bumi, harus berinovasi mengembangkan teknologi baru.”

    Ternyata bukan hanya dua objek itu yang disebut berasal dari luar angkasa. Sebelumnya sudah ada benda prasejarah yang juga diklaim dari sebuah meteorit.

    Benda prasejarah itu adalah sebuah mata panah di Swiss. Menurut sebuah penelitian, objek tersebut diperkirakan berasal dari meteorit berusia 3.000 tahun lalu.

    Selain itu ada juga belati milik Firaun. Benda di kuburan Tutankhamun pada awal 1920-an diperkirakan bermuatan besi meteorit.

    (fab/fab)

  • Geger Penikaman di Swiss, Polisi Tangkap Pria Australia

    Geger Penikaman di Swiss, Polisi Tangkap Pria Australia

    Bern

    Kepolisian Swiss menangkap seorang pria Australia yang dicurigai melakukan penikaman terhadap seorang pria berusia 41 tahun di sebuah toko di pusat kota Zurich. Korban mengalami luka-luka dalam insiden penikaman ini.

    Pria Australia berusia 28 tahun yang identitasnya tidak diungkap ke publik, seperti dilansir Reuters, Senin (24/2/2025), ditangkap di lokasi kejadian pada Sabtu (22/2) waktu setempat.

    Motif di balik penikaman ini masih diselidiki lebih lanjut oleh kepolisian setempat.

    Korban yang mengalami luka-luka telah dilarikan ke rumah sakit setempat. Identitas korban juga tidak diungkap ke publik.

    Insiden di Zurich ini terjadi saat marak serangan penikaman beberapa waktu terakhir yang memicu kekhawatiran di negara-negara Eropa.

    Serangan serupa terjadi di Mulhouse, Prancis, pada Sabtu (22/2) waktu setempat yang memakan korban jiwa. Seorang pria asal Aljazair telah ditangkap terkait penikaman di Prancis tersebut.

    Di Jerman, seorang pengungsi asal Suriah ditahan terkait serangan penikaman yang terjadi di area tugu peringatan Holocaust di Berlin.

    Aksi penyerangan lainnya terjadi di Ceko pada Kamis (20/2) waktu setempat, dengan seorang remaja menyerang dua wanita dengan pisau di sebuah pusat perbelanjaan di kota Hradex Kralove. Kedua korban tewas dalam insiden penikaman brutal itu.

    Pada Sabtu (16/2) pekan lalu, seorang pencari suaka asal Suriah ditangkap karena dicurigai melakukan aksi penikaman di Austria bagian selatan.

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Siapa Kandidat Pengganti Paus Fransiskus? Ada yang Berasal dari Negara Tetangga

    Siapa Kandidat Pengganti Paus Fransiskus? Ada yang Berasal dari Negara Tetangga

    PIKIRAN RAKYAT – Pemimpin umat Katolik dunia, Paus Pransiskus, dikabarkan meninggal. Akan tetapi, hal itu dikonfirmasi merupakan hoaks. Saat ini Paus Fransiskus yang merupakan paus tertua dalam lebih dari satu abad memang tengah mengalami penurunan kesehatan. Spekulasi pun beredar tentang siapa yang selanjutnya akan terpilih sebagai pemimpin umat Katolik dunia.

    Paus berusia 88 tahun itu menderita pneumonia di kedua paru-parunya selama akhir pekan dan akan tetap dirawat di rumah sakit saat ia berjuang melawan infeksi.

    Secara teknis, setiap pria Katolik Roma dapat dipilih sebagai pewaris Santo Petrus, meskipun selalu salah satu dari 253 kardinal dari seluruh dunia akan mengenakan tiara kepausan.

    Setelah kematian atau pengunduran diri seorang paus, sebuah konklaf diadakan di Kapel Sistina Vatikan, tempat para kardinal mengambil bagian dalam putaran pemungutan suara untuk menentukan kepala Gereja berikutnya. Hanya 138 dari 253 kardinal yang dapat bertindak sebagai elektor dalam konklaf berikutnya dan tidak ada kardinal yang berusia di atas 80 tahun yang dapat berpartisipasi dalam pemungutan suara.

    Jumlah tersebut dinaikkan pada bulan Desember tahun lalu oleh Paus Fransiskus dari 120, yang menurut peraturan Paulus VI adalah jumlah maksimum kardinal yang boleh mengambil bagian sebagai pemilih dalam sebuah konklaf.

    Berikut adalah para calon terdepan untuk menjadi paus berikutnya, dilansir dari New York Post.

    Kandidat Pengganti Paus Fransiskus

    Kardinal Pietro Parolin, 70, Italia

    Sekretaris negara Vatikan, Pietro Parolin bertugas di Vatikan milik Paus Fransiskus selama 11 tahun dan telah menjadi favorit sebagai paus berikutnya.

    Parolin dianggap sebagai seorang yang moderat secara politik. Ia menghabiskan kariernya dengan berpartisipasi dalam sayap diplomatik Takhta Suci, menghabiskan sebagian kariernya di Nunsiatur Nigeria dan Meksiko. Ia diangkat menjadi kardinal pada tahun 2014 oleh Paus Fransiskus. Parolin akan dianggap sebagai perpanjangan dari warisan Fransiskus.

    Kardinal Fridolin Ambongo Besungu, 65 

    Presiden Simposium Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar, Fridolin Ambongo Besungu menjadi berita utama ketika ia menolak deklarasi kontroversial Paus Fransiskus.

    Kapusin yang konservatif itu menyatakan doktrin Fiducia supplicans yang memungkinkan para pendeta memberkati pasangan yang tidak menikah dan pasangan sesama jenis batal demi hukum di benua Afrika. Besungu berhasil memperoleh restu eksplisit dari Paus Fransiskus dalam pertemuan darurat pada tahun 2023 tak lama setelah ajaran tersebut dirilis.

    Kepausan Besungu akan dipandang sebagai teguran keras terhadap prinsip-prinsip Paus Fransiskus yang condong ke kiri. Paus saat ini mengangkat Besungu sebagai kardinal pada tahun 2019.

    Kardinal Wim Eijk, 71, Belanda

    Willem Jacobus Eijk, mantan dokter medis, secara luas dipandang sebagai salah satu kandidat terdepan yang paling konservatif.

    Pada tahun 2015, Eijk membantu menulis “Sebelas Kardinal Berbicara tentang Pernikahan dan Keluarga: Esai dari Sudut Pandang Pastoral,” yang dengan tegas menentang dukungan Fransiskus terhadap pernikahan sipil ulang jika tidak menerima pembatalan pernikahan pertama. Eijk menulis bahwa hal itu adalah suatu bentuk perzinahan yang terstruktur dan dilembagakan.

    Eijk juga mengkritik ketidakmampuan paus saat ini untuk melawan usulan Konferensi Uskup Jerman yang mengizinkan kaum Protestan menerima Ekaristi di gereja-gereja Katolik. Dalam sebuah tajuk rencana, Eijk menyebut keputusan paus tentang masalah tersebut sama sekali tidak dapat dipahami. Eijk diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012.

    Kardinal Luis Antonio Tagle, 67, Filipina

    Luis Antonio Tagle menjabat sebagai wakil prefek untuk Bagian Evangelisasi Pertama dari Departemen Evangelisasi dan sebagai presiden Komisi Antardepartemen untuk Para Religius yang Ditahbiskan.

    Tagle dianggap condong ke kiri secara politik dan telah mengkritik perlakuan Gereja terhadap kaum LGBT dan umat Katolik yang bercerai dan menikah lagi. Dalam sebuah wawancara tahun 2015, ia mengatakan sikap keras Gereja terhadap kaum gay, orang yang bercerai, dan ibu tunggal telah merusak tujuannya untuk menyebarkan Injil.

    Tagle adalah orang Filipina ketujuh yang diangkat menjadi kardinal dan akan menjadi paus pertama yang berasal dari benua Asia jika terpilih. Ia diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2012.

    Kardinal Raymond Burke, 76, Amerika Serikat

    Raymond Burke dianggap sebagai tokoh konservatif terkemuka di gereja tersebut, pendukung Misa Latin dan kritikus publik terhadap kecenderungan liberal Paus Fransiskus.

    Warga asli Wisconsin dan mantan uskup agung St. Louis itu menentang kesediaan Fransiskus untuk mengizinkan pasangan yang bercerai dan menikah lagi untuk menerima Ekaristi. Burke juga menentang bahasa baru Gereja seputar kontrasepsi buatan, kaum gay, dan pernikahan sipil sebagai hal yang tidak dapat diterima.

    Burke diangkat menjadi kardinal oleh Paus Benediktus XVI pada tahun 2010.

    Kardinal Matteo Zuppi, 69, Italia

    Presiden Konferensi Episkopal Italia, Matteo Zuppi lahir di Roma dan menjabat posisi penting sebagai Uskup Agung Bologna, Italia menjadikannya orang dalam di Vatikan di bawah Fransiskus.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • CDU Unggul Pemilu, Friedrich Merz Diprediksi Jadi Kanselir Jerman

    CDU Unggul Pemilu, Friedrich Merz Diprediksi Jadi Kanselir Jerman

    Jakarta

    Friedrich Merz, ketua partai konservatif CDU, diprediksi akan menjadi kanselir Jerman dalam hasil Pemilu Jerman yang digelar pada 23 Februari.

    Blok kanan-tengahnya (CDU/CSU) telah lama unggul dalam jajak pendapat, meraih sekitar 30% suara secara stabil, dan Merz telah lama dianggap sebagai penantang utama bagi kanselir petahana Jerman Olaf Scholz dari Partai SPD yang berhaluan kiri-tengah.

    Kemenangan ini juga menandai kembalinya Merz ke puncak karier politiknya di Jerman. Merz, yang saat ini berusia 69 tahun, akan menjadi kanselir tertua kedua sejak Konrad Adenauer, kanselir pertama Jerman, yang menjabat pada 1949 di usia 73 tahun.

    Scholz dan Merz sama-sama berlatar belakang hukum, tetapi kesamaan mereka berhenti di situ. Merz, dengan tubuhnya yang tinggi, adalah sosok yang dominan, baik saat memasuki ruangan maupun di atas panggung. Ia tampak ramah dan bahkan humoris, meskipun terkadang terlihat canggung saat ia membungkuk untuk berbicara dengan orang lain.

    Keluar dari politik, masuk ke dunia bisnis, kembali lagi ke politik

    Ketika Angela Merkel mengambil alih kepemimpinan fraksi CDU di parlemen pada 2002 dan menjadi kanselir pada 2005, Merz yang berhaluan lebih konservatif memilih mundur dan menjauh dari politik selama bertahun-tahun.

    Dibandingkan dengan Merkel, yang dikenal lebih taktis, tenang dan penuh perhitungan saat mengambil keputusan, Merz dinilai lebih berani mengambil risiko politik.

    Pada konferensi terakhir partai CDU di akhir Januari lalu, ia membuktikan hal itu dengan mencoba meloloskan undang-undang imigrasi yang lebih ketat di parlemen, dengan bantuan partai populis sayap kanan AfD.

    Langkah ini memicu kontroversi di seluruh negeri, di mana para pengunjuk rasa mengecam kerja sama tersebut sebagai pelanggaran besar terhadap topik tabu pascaperang, yang melarang kolaborasi dengan kelompok sayap kanan ekstrem.

    Namun, Merz tampaknya melihat langkah itu sebagai strategi untuk menekan popularitas AfD yang anti-Imigrasi.

    Setelah meninggalkan politik, Merz kembali meniti karier di sektor swasta. Sejak 2005 hingga 2021, Merz menjadi bagian dari firma hukum internasional dan memegang posisi tertinggi sebagai dewan pengawas.

    Namun, ketika Merkel mengumumkan pengunduran dirinya dari dunia politik pada 2021, Merz kembali dan perlahan naik ke puncak kekuasaannya. Pada 2022, CDU memilihnya sebagai ketua partai. Merz dikenal sebagai perwakilan sayap konservatif CDU dengan pandangan ekonomi liberalnya.

    Pernyataan kontroversial Merz

    Merz memiliki sejarah panjang dalam mengeluarkan pernyataan kontroversialnya. Pada 1990-an, ia menolak pelonggaran undang-undang aborsi dan diagnosis genetik pra-implantasi. Ia juga terkenal karena menolak kriminalisasi pemerkosaan dalam pernikahan pada 1997.

    Hampir 25 tahun lalu, ia mengkritik kebijakan imigrasi Jerman, menyebutnya “masalah dengan orang asing,” dan menekankan perlunya “budaya utama” di Jerman.

    Kini, beberapa isu tersebut kembali ia angkat dalam konteks politik dan sosial Jerman yang berbeda. Dalam acara bincang-bincang “Markus Lanz” pada Januari 2023, ia mengeluhkan kurangnya integrasi di Jerman dan menuding ada orang-orang “yang seharusnya tidak berada di Jerman” tetapi “terlalu lama ditoleransi keberadaannya.”

    Ia juga menyebut, beberapa orang tua menolak otoritas guru perempuan untuk anak-anak mereka, yang ia gambarkan sebagai “pasha kecil.” Pernyataannya itu memicu kecaman karena dinilai rasis. Namun, kritik dari dalam Partai CDU sendiri relatif minim.

    Di panggung politik Berlin, Merz mengklaim bahwa fraksi CDU telah menemukan arah baru dalam berbagai kebijakan utamanya. Merz mengatakan bahwa ia “memimpin proses ini di CDU dengan program dasar baru yang mengembalikan partai ke jalur yang benar.”

    Merz kini merepresentasikan CDU yang jauh lebih konservatif, meskipun pandangan pribadinya sendiri tidak banyak berubah dalam 20 tahun terakhir.

    Pada November 2024, setelah koalisi pemerintahan Scholz yang terdiri dari Partai SPD, Partai Hijau, dan Partai FDP runtuh, Merz menyatakan bahwa “koalisi itu hanya tinggal sejarah.”

    Merz: Kiri sudah berakhir

    Namun, Merz kini menghadapi tantangan utama dengan siapa partainya akan membentuk pemerintahan koalisi baru.

    Merz beberapa kali menegaskan tidak akan berkoalisi dengan Partai AfD. Namun, beberapa jam sebelum pemilu berlangsung, ia juga mengkritik partai-partai besar Jerman lainnya, dengan menyatakan “kiri sudah berakhir. Tidak ada lagi mayoritas kiri, tidak ada lagi politik kiri di Jerman.”

    Merz juga mengecam demonstrasi melawan ekstremisme sayap kanan dan menyatakan bahwa jika ia menang, ia akan menjalankan politik untuk mayoritas Jerman “yang berpikir lurus,” bukan “untuk kaum hijau atau kelompok kiri gila di dunia ini.”

    Komentarnya itu menuai reaksi keras dari Partai SPD.

    “Friedrich Merz memperdalam perpecahan di tengah demokrasi kita pada tahap akhir kampanye,” tulis pemimpin SPD, Lars Klingbeil, di platform media sosial X.

    “Ini bukan cara berbicara seorang kanselir,” tambah Sekretaris Jenderal SPD, Matthias Miersch. “Begitulah cara ‘Trump kecil’ berbicara.”

    Merz mendapat ucapan selamat dari beberapa pemimpin dunia

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump sangat menyambut baik kemenangan kelompok konservatif di Jerman, dan menyebutnya sebagai “hari besar bagi Jerman dan AS.”

    Trump juga menulis di platform Truth Social miliknya, dengan mengatakan “sama seperti di AS, rakyat Jerman sudah lelah dengan agenda yang tidak masuk akal, terutama dalam hal energi dan imigrasi, yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.”

    Selain Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga memberikan selamat kepada Merz dan menekankan pentingnya kerja sama kedua negara untuk Eropa yang lebih kuat dan berdaulat.

    Perdana Menteri Inggris Keir Starmer juga mengucapkan selamat, dengan mengatakan, “saya menantikan kerja sama dengan pemerintahan baru untuk memperdalam hubungan negara kita yang sudah kuat, meningkatkan keamanan bersama, dan mendorong pertumbuhan bagi kedua negara.”

    Tak ketinggalan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy turut mengucapkan selamat kepada Friedrich Merz atas kemenangannya dalam pemilu Jerman kali ini.

    Zelenskyy mengatakan, ia menantikan “kelanjutan kerja sama dengan Jerman dalam melindungi banyak nyawa, membawa perdamaian untuk Ukraina lebih nyata dan lebih dekat, serta memperkuat kekuatan Eropa.”

    Merz juga telah menyatakan dukungannya untuk memberikan Ukraina rudal Taurus jarak jauh, di mana langkah itu sangat dihindari dalam pemerintahan Scholz lalu.

    Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte bahkan mengatakan, “sangat penting bagi Eropa untuk meningkatkan pengeluaran pertahanan, dan kepemimpinan Merz akan menjadi kuncinya.”

    Artikel ini diadaptasi DW dari bahasa Jerman

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • AfD Cetak Rekor Suara, Tapi Masih Dijegal dari Kekuasaan

    AfD Cetak Rekor Suara, Tapi Masih Dijegal dari Kekuasaan

    Jakarta

    Pemilu Jerman 2025 menjadi hari bersejarah bagi partai Alternatif untuk Jerman (AfD). Pasalnya, 12 tahun setelah partai sayap kanan didirikan, partai ini telah menjadi kekuatan politik terbesar kedua di Jerman.

    Dengan perolehan sekitar 20% suara, partai ini meraih hampir dua kali lipat dari hasil pemilu Jerman terakhir pada tahun 2021. Di Jerman timur, partai ini bahkan menjadi kekuatan politik terkuat.

    Pada malam pemilihan, kandidat utama AfD, Alice Weidel, menekankan kembali bahwa partainya bersedia berkoalisi dengan aliansi kanan-tengah yang menang, yaitu Uni Kristen Demokrat (CDU) dan partai saudaranya di Bavaria, Uni Kristen Sosial (CSU).

    Pada saat yang sama, ia mengecam pemimpin CDU dan kemungkinan kanselir berikutnya, Friedrich Merz.

    Merujuk pada janji Merz yang dibuat beberapa tahun lalu untuk mengurangi separuh perolehan suara AfD, Weidel mengatakan kepada para pendukungnya: “Mereka ingin membagi dua kami, tetapi yang terjadi justru sebaliknya!”

    AfD telah berhasil membentuk wacana politik selama kampanye pemilu di Jerman dengan retorika anti imigrasi, menyerukan agar perbatasan Jerman ditutup bagi para pengungsi dan pencari suaka.

    Dukungan dari Musk dan Vance

    Miliarder AS dan orang kepercayaan Trump, Elon Musk, menjadi berita utama di Jerman selama kampanye pemilihan umum ketika ia secara aktif mendukung AfD. Dia bergabung dengan Wakil Presiden AS, JD Vance, yang juga mendukung partai tersebut.

    AfD diklasifikasikan oleh otoritas keamanan Jerman sebagai ekstremis sayap kanan, dengan beberapa cabang dan anggota partai yang diawasi oleh badan intelijen dalam negeri.

    Klasifikasi ini dipicu oleh berbagai pernyataan pejabat partai AfD, misalnya, mempertanyakan apakah orang Jerman dengan latar belakang imigrasi harus menikmati hak yang sama.

    Beberapa pejabat AfD juga berada di bawah pengawasan karena menggunakan slogan dan simbol terlarang dari era Nazi. Salah satu tokoh terkemuka partai, pemimpin AfD di negara bagian Thuringian, Björn Höcke, dihukum dua kali pada tahun 2024 karena menggunakan slogan terlarang dari paramiliter Hitler, Sturmabteilung, SA.

    Pada pekan menjelang pemilihan umum, ratusan ribu orang di Jerman memprotes AfD. Kebangkitan partai ini dianggap sebagai bahaya bagi demokrasi dan para migran di negara tersebut.

    AfD masih dianggap sebagai partai paria

    Terlepas dari kesuksesan pemilihannya, hasil AfD tidak sesuai dengan harapan partai itu sendiri. Banyak anggota partai yang diam-diam berharap untuk bisa bersaing ketat dengan CDU atau bahkan menjadi yang pertama. Pesta malam pemilihan AfD sedikit kurang meriah meskipun mereka meraih kemenangan dalam pemilu.

    Tidak ada opsi baru untuk AfD.

    Dalam debat di televisi pasca pemilu dengan kandidat dari partai-partai utama, Merz mengulangi penolakannya terhadap AfD sebagai mitra koalisi yang potensial.

    “Anda dapat mengulurkan tangan Anda sebanyak yang Anda suka, kami tidak akan mengejar kebijakan yang salah untuk negara ini,” katanya.

    Merz mengutip perbedaan kebijakan luar negeri dan keamanan sebagai alasan utama untuk menolak kerja sama dengan AfD.

    Partai sayap kanan tersebut menyerukan agar Jerman keluar dari Uni Eropa, kembali ke mata uang nasional, dan mengakhiri dukungan militer untuk Ukraina.

    Menanggapi Weidel secara langsung, Merz mengatakan: “Anda menginginkan kebalikan dari apa yang kami inginkan dan itulah alasan mengapa tidak akan ada kerja sama.”

    Sementara itu, Alice Weidel telah memproyeksikan dirinya untuk menjadi calon kanselir partainya pada pemilihan berikutnya di tahun 2029.

    “Kami akan menyalip CDU/CSU. Dan kemudian kita akan mendapatkan mandat untuk memerintah,” kata Weidel di saluran televisi milik partai.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.

    Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Kandidat Kanselir Jerman Friedrich Merz Deklarasikan Kemenangan, Olaf Scholz Akui Kalah – Halaman all

    Kandidat Kanselir Jerman Friedrich Merz Deklarasikan Kemenangan, Olaf Scholz Akui Kalah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kandidat kanselir dari Partai Uni Demokratik Kristen di Jerman, Friedrich Merz, mengumumkan kemenangan partainya dalam pemilihan parlemen yang diadakan pada Minggu (23/2/2025), sedangkan Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui kekalahan.

    “Kita telah memenangkannya. Kaum konservatif di Jerman akan berusaha sekuat tenaga untuk membentuk pemerintahan yang mampu mengambil tindakan secepat mungkin,” kata Friedrich Merz pada Minggu.

    “Kami akan merayakannya malam ini dan mulai bekerja besok. Dunia tidak menunggu kami,” imbuhnya dalam reaksi pertamanya di Berlin, dikelilingi oleh para pendukungnya.

    Friedrich Merz, yang kemungkinan akan mengambil alih jabatan kanselir dari Partai Sosial Demokrat Olaf Scholz, mengesampingkan aliansi pemerintah apa pun dengan kubu sayap kanan.

    Ia berjanji untuk segera membentuk mayoritas parlemen untuk memerintah negara tersebut dan memulihkan kepemimpinan Jerman yang kuat di Eropa.

    Selain itu, ia akan menindak tegas para migran dan memangkas pajak serta peraturan bisnis dalam upaya untuk memulai pertumbuhan ekonomi.

    Dalam pidatonya, Friedrich Merz mengatakan akan menerapkan kebijakan luar negeri yang lebih tegas untuk membantu Ukraina.

    Ia akan mendorong kepemimpinan yang lebih kuat di Eropa dan mengurangi pengaruh AS ketika pemerintahan Presiden AS Donald Trump menebarkan kecemasan dengan merangkul Rusia dalam menyikapi perang Rusia-Ukraina, seperti diberitakan The New York Times.

    Akui Kalah, Olaf Scholz Kecewa dengan Hasil Pemilu

    Sementara itu, Kanselir Jerman Olaf Scholz mengakui kekalahannya dan merasa kecewa dengan hasil pemilu pada hari Minggu.

    “Hasil kami lebih buruk daripada sebelumnya, dan saya bertanggung jawab atasnya,” kata Olaf Scholz dalam pidatonya pada Minggu malam.

    Olaf Scholz mengatakan hampir 20 persen warga Jerman memilih partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman (AfD) adalah hal yang tidak dapat diterima.

    “Saya tidak akan pernah menerima hasil seperti itu,” imbuhnya.

    “Kami merasa kesal dan menginginkan hasil yang lebih baik,” tambahnya, seperti diberitakan Al Mayadeen.

    Ia juga mengumumkan, dirinya tidak ingin menjadi bagian dari pemerintahan federal yang dipimpin oleh CDU/CSU dan tidak bermaksud memimpin negosiasi koalisi.

    Setelah mengakui kekalahannya, Olaf Scholz mengucapkan selamat kepada pesaingnya dari partai konservatif, Friedrich Merz, atas kemenangannya.

    Pemilu pada Minggu, diselenggarakan tujuh bulan lebih cepat dari jadwal setelah runtuhnya koalisi tiga partai Kanselir Olaf Scholz.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

  • Partai-partai Oposisi Menang Besar di Pemilu Jerman

    Partai-partai Oposisi Menang Besar di Pemilu Jerman

    Jakarta

    CDU dan CSU yang beraliansi dan mengajukan kandidat utama Friedrich Merz muncul sebagai pemenang dalam pemilu parlemen di Jerman. Artinya, Friedrich Merz (CDU) akan menggantikan Olaf Scholz (SPD) sebagai kanselir Jerman. Namun belum jelas, bagaimana Merz akan membentuk koalisi pemerintahan.

    CDU/CSU menurut hitung cepat terakhir berada di 28,6 persen. “Kita telah memenangkan pemilu federal ini,” kata Merz kepada para pendukungnya yang bersorak kantor pusat CDU di Berlin. Ini adalah kampanye pemilu yang sulit, kata Merz selanjutnya. “Sekarang kita perlu berbicara satu sama lain untuk menciptakan pemerintahan yang mampu mengambil tindakan secepat mungkin”.

    Partai populis kanan AfD berhasil meningkatkan perolehan suara secara signifikan dan mencapai sekitar 20,4 persen. AfD akan menjadi fraksi terkuat kedua di parlemen Jerman, Bundestag. Ketua Umum AfD Alice Weidel menyebut kemenangan itu sebagai “keberhasilan bersejarah”.

    SPD dan Partai Hijau anjlok

    SPD mengalami bencana dan perolehan suaranya anjlok, hanya mencapai sekitar 16,3 persen, rekor terendah baru dalam sejarah partai. Dalam pemilu lalu tahun 2021, SPD masih meraup 25,7 persen.

    Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan di Berlin, “Ini adalah hasil pemilu yang pahit bagi Partai Sosialdemokrat, ini juga merupakan kekalahan elektoral.” Scholz menjelaskan bahwa dia bertanggung jawab atas hasil buruk pemilu tersebut.

    Partai Hijau juga memperoleh lebih sedikit suara di, yaitu sekitar 12,3 persen, lebih sedikit dibandingkan tahun 2021, 14,7 persen. Selama kampanye Partai Hijau mengangkat isu perlindungan iklim dan lingkungan, tetapi tidak dapat menarik lebih banyak pemilih.

    Partai Kiri bernapas lega

    Partai Kiri Die Linke akhirnya bisa bisa bernapas lega, setelah berhasil meraup 8,5 persen suara. Beberapa minggu lalu, Die Linke bertengger diangka 3 persen dalam berbagai jajak pendapat. Banyak pengamat yang sudah mencoret mereka dan menganggap mereka tidak punya peluang lagi mencapai ambang batas 5 persen. Ternyata Die Linke sekarang bisa dipastikan duduk lagi di parlemen.

    Yang masih belum jelas adalah nasib Liberal Demokrat FDP dan populis kiri BSW. FDP menruut hitung cepat berada di sekitar 5 persen, sedangkan BSW sedikit di bawahnya. Jika kedua partai berhasil tembus ke parlemen, perundingan koalisi akan menjadi lebih rumit lagi.

    Sekitar 59,2 juta orang terdaftar sebagai pemilih kali ini. Seluruhnya ada 29 partai politik yang memperebutkan 630 kursi di parlemen. Tingkat partisipasi pemilu 2025 mencapai sekitar 85 persen, angka tertinggi setelah reunifikasi Jerman tahun 1990.

    hp/yf /dpa, afp, reuters)

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Jerman Mulai Pemilu, Suara Partai Sayap Kanan Dikabarkan Melesat

    Jerman Mulai Pemilu, Suara Partai Sayap Kanan Dikabarkan Melesat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Warga Jerman telah memberikan suara dalam pemilihan nasional yang berlangsung pada Minggu (23/2/2025). Pemilihan federal 2025 diprediksi akan menghasilkan kanselir baru, menggantikan Olaf Scholz.

    Melansir CNBC International, Persatuan Demokratik Kristen (CDU) dan afiliasinya Persatuan Sosial Kristen (CSU) telah menduduki peringkat pertama dalam jajak pendapat menjelang pemilihan, menempatkan kandidat utama mereka Friedrich Merz dalam daftar calon kanselir.

    Partai sayap kanan Alternative fuer Deutschland (AfD) diperkirakan akan berada di urutan kedua, di depan Partai Sosial Demokratik (SPD) milik Scholz dan Partai Hijau, yang juga telah menjadi bagian dari koalisi penguasa terbaru yang runtuh akhir tahun lalu.

    Ini menandai pergeseran dari pemilihan 2021, ketika SPD menang, diikuti oleh CDU/CSU. AfD meraih posisi keempat saat itu.

    “Jajak pendapat terbaru menunjukkan bahwa Partai Konservatif (CDU/CSU) akan memperoleh suara terbanyak, tetapi mereka akan membutuhkan satu atau dua mitra koalisi (yang tidak mungkin), kemungkinan SPD dan/atau Partai Hijau,” kata analis Deutsche Bank dalam sebuah catatan awal minggu ini.

    Semua partai besar telah menyatakan bahwa mereka tidak akan berkoalisi dengan AfD yang berhaluan kanan ekstrem. Hasil pemilu partai tersebut akan tetap diawasi ketat karena popularitasnya yang terus meningkat, meskipun ada serangkaian kontroversi dan penyelidikan atas perilakunya, yang juga telah memicu protes nasional.

    Warga Jerman akan memberikan dua suara di tempat pemungutan suara, satu untuk memilih langsung anggota parlemen untuk mewakili daerah pemilihan mereka dan satu untuk daftar partai.

    Sementara pemungutan suara kedua akan menentukan susunan proporsional Parlemen Jerman, Bundestag, dengan partai-partai mengirimkan kandidat mereka ke Berlin untuk memastikan perwakilan.

    Ada juga ambang batas 5% yang harus dipenuhi partai-partai untuk menempatkan delegasi ke Bundestag. Beberapa partai yang lebih kecil, termasuk Partai Kiri, Partai Demokrat Bebas (FDP) dan Bündnis Sahra Wagenknecht (BSW), telah lama melakukan jajak pendapat di sekitar angka ini, dengan Partai Kiri sedikit meningkat dalam beberapa hari terakhir.

    Selain itu, pemilu ini berlangsung beberapa bulan lebih awal dari yang direncanakan semula karena pecahnya apa yang disebut koalisi lampu lalu lintas – yang terdiri dari SPD milik Scholz, partai Hijau, dan FDP – pada November. Aliansi tersebut telah berkuasa sejak mengambil alih jabatan dari kanselir lama Angela Merkel pada tahun 2021.

    Perselisihan politik dan ketidaksepakatan selama berbulan-bulan dalam koalisi tentang kebijakan ekonomi, fiskal, dan anggaran akhirnya menyebabkan keruntuhan pemerintah, karena Scholz memecat mantan Menteri Keuangan Christian Lindner.

    Langkah-langkah kemudian diambil untuk memicu pemilu cepat, yang hanya terjadi tiga kali dalam sejarah Jerman. Scholz pertama-tama harus menyerukan mosi tidak percaya kepada dirinya sendiri di parlemen negara itu, sebelum mengusulkan pembubaran yang terakhir kepada Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier.

    Kepala negara kemudian membubarkan majelis rendah parlemen, menetapkan tanggal pemilihan pada 23 Februari 2025.

    (pgr/pgr)

  • OpenAI Blokir Akun dari China untuk Pakai ChatGPT, Kenapa?

    OpenAI Blokir Akun dari China untuk Pakai ChatGPT, Kenapa?

    Jakarta

    OpenAI memblokir akun dari sekelompok pengguna asal China yang mencoba menggunakan ChatGPT untuk men-debug dan mengedit kode untuk alat pengawasan media sosial AI.

    Kampanye yang disebut OpenAI sebagai Peer Review, membuat kelompok tersebut meminta ChatGPT untuk membuat promosi penjualan untuk sebuah program yang menurut dokumen-dokumen tersebut dirancang untuk memantau sentimen anti-China di X, Facebook, YouTube, Instagram, dan platform lainnya.

    Operasi ini tampaknya sangat tertarik untuk menemukan seruan protes terhadap pelanggaran hak asasi manusia di China, dengan tujuan berbagi wawasan tersebut dengan pihak berwenang negara tersebut.

    “Jaringan ini terdiri dari akun ChatGPT yang beroperasi dalam pola waktu yang konsisten dengan jam kerja di China daratan, meminta model kami dalam bahasa Mandarin, dan menggunakan alat kami dengan volume dan variasi yang konsisten dengan permintaan manual, bukan otomatisasi,” kata OpenAI sebagaimana dikutip detikINET dari Engadget, Minggu (23/2/2025).

    “Operator menggunakan model kami untuk mengoreksi klaim bahwa wawasan mereka telah dikirim ke kedutaan besar China di luar negeri, dan kepada agen intelijen yang memantau protes di negara-negara termasuk Amerika Serikat, Jerman, dan Inggris,” sambungnya.

    Menurut Ben Nimmo, seorang peneliti utama di OpenAI, ini adalah pertama kalinya perusahaan tersebut menemukan alat AI semacam ini.

    “Pelaku ancaman terkadang memberi kita gambaran sekilas tentang apa yang mereka lakukan di bagian lain internet karena cara mereka menggunakan model AI kami,” kata Nimmo kepada The New York Times.

    Sebagian besar kode untuk alat pengawasan tampaknya didasarkan pada versi sumber terbuka dari salah satu model Llama milik Meta. Kelompok ini juga tampaknya telah menggunakan ChatGPT untuk membuat tinjauan kinerja akhir tahun di mana mereka mengklaim telah menulis email phishing atas nama klien di China.

    “Menilai dampak dari aktivitas ini akan membutuhkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk operator model open-source yang dapat menjelaskan aktivitas ini,” kata OpenAI tentang upaya operasi menggunakan ChatGPT untuk mengedit kode untuk alat pengawasan media sosial AI.

    Secara terpisah, OpenAI mengatakan bahwa mereka baru-baru ini melarang sebuah akun yang menggunakan ChatGPT untuk membuat postingan media sosial yang mengkritik Cai Xia, seorang ilmuwan politik yang dianggap membangkang China yang tinggal di AS dalam pengasingan.

    Kelompok yang sama juga menggunakan chatbot untuk membuat artikel dalam bahasa Spanyol yang mengkritik AS. Artikel-artikel ini diterbitkan oleh organisasi berita ‘arus utama’ di Amerika Latin dan sering kali dikaitkan dengan individu atau perusahaan China.

    (jsn/rns)